Anda di halaman 1dari 2

MULUTMU HARIMAU MU YANG TIDAK BERARTI

DIHADAPAN SOSIAL MEDIA

Dewasa ini, dunia seperti tidak punya batasan dan privasi. Banyak orang tidak segan
membagikan keseharian mereka melalui media sosial, berbagai informasi juga sangat mudah
diakses di internet. Hal ini merupakan dampak dari kemajuan teknologi di bidang komunikasi,
sekarang manusia tidak lagi perlu bersusah payah hanya untuk mengobrol dengan teman atau
pasangan yang jauh. Mereka juga bisa memperluas koneksi lewat sosial media.

Sayangnya, kemudahan yang diberikan justru membuat manusia terlena dan menjadi semakin
agresif. Mereka yang berlindung di balik akun anonym, tanpa rasa takut mengetik hal-hal buruk
pada seorang individu ataupun grup. Kalau dulu orang mencela dan membicarakan seseorang
hanya dengan teman dekat, kini mereka berani dengan terang-terangan menunjukkan rasa
kebencian.

Salah satu contohnya adalah kejadian yang dialami Jerome polin, seorang youtuber terkenal
Indonesia yang dikenal sebagai ahli matematika. Jerome di kritik habis-habisan dan namanya
menjadi trending di twitter hanya karena memposting foto capibara. Awalnya mereka hanya
membahas perihal Jerome yang sok asik dengan ikut-ikutan memposting foto capibara, tapi
kelamaan permasalahan semakin melebar. Mereka yang memang tidak menyukai Jerome
berusaha mencari setiap hal kecil kesalahan sang youtuber, bahkan meski kesalahan yang
dilakukan sudah terjadi lama.

Selain Jerome, Nessie Judge yang juga seorang youtuber juga pernah menjadi bahan gunjingan
di twitter. Mereka menganggap Nessie tidak sopan karena mengambil cerita seram orang lain
tanpa ijin untuk dijadikan konten. Mereka berbondong-bondong menyerang Nessie di akun
sosial medianya, meski ia telah melakukan klarifikasi dan meminta maaf.

Ada juga kejadian yang menimpa Amanda Zahra, seorang dokter yang sempat viral karena
menjadi korban perselingkuhan dimana sang suami berselingkuh dengan artis ibu kota.
Awalnya khalayak ramai membelanya, membicarakan bagaimana cantik dan kuat nya dia.
Namun lama-kelamaan orang justru melakukan pelecehan verbal kepadanya, sayangnya begitu
Amanda speak up atas pelecehan verbal yang ia alami, ia justru diserang kembali. Hal ini terjadi
karena Amanda dianggap mencemooh seseorang yang tidak sejalan dengan dirinya. Lagi-lagi
netizen menyerangnya dan mulai melupakan dirinya.
Sebenarnya dari kasus diatas, ditemukan pola yang sama. Ketika seseorang melakukan satu
kesalahan, mereka yang seakan menunggu hal ini terjadi berbondong-bondong menyerang
individu dengan mengulik seluruh kehidupannya. Mencari setiap celah agar orang lain juga
ikut membenci, dan mereka melakukan hal itu hanya karena rasa tidak suka saja.

Hal ini sangatlah miris, padahal mereka juga belum tentu berani berbicara hal kasar kepada
seseorang yang mereka serang di sosial media. Bahkan di banyak kasus, mereka justru
berbicara sangat manis dan terlihat takut jika dipertemukan dengan korban secara langsung.
Lalu, darimana semua keberanian itu berasal? Sosial media.

Orang berpikir tidak akan ada yang tahu siapa dibalik satu akun, sehingga merasa bebas untuk
melakukan hal yang mereka inginkan. Tidak peduli jika itu merugikan orang lain, mereka
hanya peduli pada kesengan diri mereka sendiri. Mereka seakan lupa pada rasa kemanusiaan
dan menggunakan kata bercanda sebagai tameng mereka.

Agresi verbal yang mereka lakukan bahkan setara dengan pukulan sakitnya, jika terus
dilakukan maka bisa saja menyebabkan kematian. Hate comment, pembullyian, mereka adalah
salah satu cara membunuh tanpa menyentuh, yang mirisnya masih terus menjadi permasalahn
sosial yang seakan tak akan lekang oleh masa.

Ada banyak cara untuk mengatasi permasalahan ini sebenarnya, seperti memberikan efek jera
melalui pidana, atau bahkan bisa dicegah dengan mlebih memperhatikan anak-anak saat
bermain dengan ponsel. Sayangnya, masih banyak orang tua yang mewajarkan anak mereka
begitu melakukan kesalahan, hal kecil tapi berdampak besar.

Oleh karena itu, mari kita mulai dari sekarang. Bersama menumbuhkan rasa kemanusiaan,
persaudaraan agar mencegah hal yang tidak diinginkan. Sebab, kalau bukan dari sekarang,
kapan lagi?

Anda mungkin juga menyukai