Resivisitas Kawat Konduktor
Resivisitas Kawat Konduktor
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan
aliran muatan listrik. Listrik terbentuk karena energi mekanik dari generator yang
menyebabkan perubahan medan magnet di sekitar kumpran. Perubahan ini menyebabkan
timbulnya aliran muatan listrik pada kawat penghantar. Aliran muatan listrik pada kawat
disebut sebagai arus listrik. Pada arus listrik yang mengalir terdapat hambatan jenis yang
menentukan besar kecilnya kuat arus listrik, hambatan jenis yang dikenal sebagai
resistivitas. Dalam ilmu kelistrikan, hambatan jenis (resistivitas) adalah hambatan yang
dimiliki oleh penghantar dengan luas penampang satu satuan luas tiap satu satuan panjang.
Hambatan jenis dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan suatu penghantar dalam
mengalirkan arus. Semakin besar hambatan jenis, semakin kecil arus listrik yang mengalir
penghantar. Sebaliknya, semakin kecil hambatan jenis, maka semakin besar arus listrik
yang bisa dialirkan oleh suatu penghantar.
Topik percobaan Resistivitas Kawat merupakan salah satu topik utama dalam
percobaan kelistrikan. Metode paling sering digunakan dalam praktikum resistivitas kawat
adalah metode hukum Ohm. Praktikum ini menggunakan metode hukum ohm karena pada
metode hukum ohm cukup sederhana, sehingga pembaca dan praktikan akan lebih mudah
memahami konsep dari hukum ohm. Kesederhanaan metode hukum Ohm dapat dilihat
dari bentuk rangkaian listrik yang dipakai, hanya dengan memvariasikan panjang kawat
dan mencatat nilai tegangan listrik serta nilai arus listriknya, maka nilai resistivitas kawat
dapat diperoleh. Oleh karena itu, praktikum resistivitas kawat konduktor dilakukan untuk
menambah wawasan serta pemahaman mengenai konsep kelistrikan dan hukum ohm yang
dapat digunakan untuk mencari resistivitas kawat penghantar.
1
BAB II
DASAR TEORI
Hambatan atau resistansi adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan aliran arus
listrik, dalam suatu sirkuit, arus listrik dari power supply tidak sepenuhnya dapat digunakan
secara bebas. Terkadang arus listrik tersebut harus dihambat untuk memperoleh efek tertentu
pada sirkuit. Dalam suatu hambatan atom-atomnya akan bertumbukan dengan elektron-
elektron sehingga laju dan kecepatan elektron menjadi berkurang. Karena kuat arus biasanya
dihitung berdasarkan banyak dan kecepatan elektronnya, maka ketika jumlah electron dan
kecepatannya berkurang otomatis berkurang pula kekuatan arus yang mengalir. Nilai hambatan
suatu penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda potensial hanya dapat
mengubah kuat arus yang melalui penghantar. Jika penghantar yang sangat panjang, maka kuat
arusnya berkurang. Hal itu terjadi karena diperlukan energi yang sangat besar untuk
mengalirkan arus listrik pada penghantar panjang. Keadaan seperti itu dikatakan tegangan
listrik turun. Sehingga semakin panjang penghantar, semakin besar pula penurunan tegangan
listrik (Hayt, 2006: 82). Untuk menghitung besarnya nilai hambatan (resistance) dalam suatu
penghantar, dapat dilakukan dengan cara mengukur perbedaan potensial antara ujung-ujung
penghantar dan mengukur kuat arus yang melalui penghantar tersebut. Ide ini dikenal dengan
hukum Ohm yang secara sistematis dirumuskan sebagai berikut:
𝑉 R = Hambatan (Ω)
R= … … (1) V = Tegangan diantara ujung-ujung penghantar (V)
I
I = Arus Listrik (I)
Ditinjau sebuah penghantar silinder dengan luas penampang A dan panjang l mengangkut arus
I tetap. Jika diantara ujung-ujung penghantar dipasang beda tegangan V, maka medan listrik E
dapat dituliskan sebagai berikut:
I
j= … … (3) j = Rapat arus listrik (A/m2)
𝐴
Resistivitas merupakan karakteristik suatu bahan penghantar didefinisikan (Tipler, A. P, 2001):
E
𝜌= … … (4) 𝜌 = Rapat arus listrik (A/m2)
𝑗
2
Jika hasil persamaan (2) dan (3) disubstitusi ke dalam persamaan (4) maka akan diperoleh:
𝑉
𝑉 𝐴 𝐴 𝑉
𝜌 = 𝑙 → 𝜌 = × → 𝜌 = × … … (5)
𝐼 𝑙 𝐼 𝑙 𝐼
𝐴
V
Berdasarkan persamaan (1) diketahui bahwa persamaan hukum ohm menyatakan R = maka
I
𝑅×𝐴
𝜌= . . . . . . . (6)
𝑙
Dari persamaan (6) dapat ditentukan nilai resistivitas bahan penghantar dengan cara
V
memvariasikan panjang penghantar (𝑙) dan mengukur nilai R = pada penghantar yang
I
3
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Power Supply
2. Bebagai Kabel
3. Voltmeter
4
4. Multimeter
5. Amperemeter
7. Mistar 1 meter
(Konstanta)
2. Tetapkan nilai tegangan keluaran dengan cara memutar tombol adjustable secara
perlahan. (warning: putar tombol adjustable sedikit saja, jangan sampai arus listrik
rangkaian terbaca maksimal di amperemeter).
3. Catat nilai arus rangkaian yang terukur di amperemeter. Pada percobaan ini, nilai arus
rangkaian selama percobaan selalu konstan.
4. Catat nilai tegangan kawat yang terukur di voltmeter, yaitu tegangan pada saat
panjang posisi kawat 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, 70 cm, 80 cm, 90
cm, hingga 100 cm dengan cara menggeser salah satu kabel probe voltmeter (probe
positif atau merah).
5. Ulangi langkah No. 4 hingga tabel data terpenuhi.
6. Dengan menggunakan multimeter, ukur dan catat tegangan masukan pada Power
Supply.
7. Ulangi langkah No. 2—6 untuk nilai arus rangkaian yang berbeda.
8. Ganti kawat penghantar, lalu ulangi langkah No. 2—6.
6
3.3 Metode Analisis Data
1. Tempat Praktikum : Online
3) Tujuan Umum Praktikum :
Memahami Hukum Ohm dan menentukan nilai resisistivitas kawat penghantar dengan
Hukum Ohm
2. Metode Penelitian :
Penelitian yang dilakukan untuk mengitung nilai ketidakpastian resistivitas kawat
konstanta dan nikrom, menggunakan metode analisis langsung dengan cara menghitung
ketidakpastian menggunakan data praktikum online yang diperoleh dan diamati. Selain
itu, pada praktikum ini praktikan juga menggunakan pengukuran tidak langsung dengan
melakukan beberapa pendekatan persamaan garis lurus y = mx+c. Adapun rumus utama
yang digunakan pada praktikum resistivitas kawat antara lain:
• Penentuan Resistansi dan Ketidakpastian Resistansi
𝑅×𝐴 2
𝜌= 𝑛 ∑ 𝜌 − (∑ 𝜌)2
𝑙 ∆𝜌 = √ .
𝑛(𝑛 − 1)
𝜕𝜌 𝜕𝜌
∆𝜌 = | ∆𝐴| + | | ∆𝑚
𝜕𝐴 𝜕𝑚
2 2
√ 𝜕𝜌 𝜕𝜌
∆𝜌 = ( ∆𝐴) + ( ∆𝑚)
𝜕𝐴 𝜕𝑚
7
BAB IV
HASIL
Konstanta Nikrom
L (cm)
Tegangan (%) Hambatan (%) Tegangan (%) Hambatan (%)
Resitivitas Kawat
Konstanta Nikrom
L (cm) Nilai Nilai Error Nilai Nilai Error
Resistivitas Resistivitas (%) Resistivitas Resistivitas (%)
(× 10−8 Ωm) (× 10−8 Ωm)
10 83,6516 103,767
20 96,5305 104,258
30 96,6531 104,421
40 96,5305 104,564
50 96,4078 4,21187 104,601 0,0844
60 96,2443 104,667
70 96,1975 104,713
80 96,1318 104,687
90 96,108 104,639
100 91,7753 104,65
Konstanta Nikrom
Nilai Ketidakpastian Nilai Error Nilai Ketidakpastian Nilai Error
Resistivitas Resistivitas Resistivitas Resistivitas Resistivitas Resistivitas
(× 10−8 Ωm) −8
(× 10 Ωm) (%) (× 10−8 Ωm) (× 10−8 Ωm) (%)
9
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Apakah tegangan keluaran Power Supply memiliki nilai sama dengan tegangan di
antara ujung-ujung kawat penghantar? Jelaskan mengapa!
Dalam suatu rangkaian, terdapat suatu kawat penghantar, dimana pada praktikum kali
ini, kawat penghantar yang diguanakan yaitu konstanta dan nikrom. Pada kawat tersebut
terdapat elektron-elektron yang bergerak secara acak dengan kecepatan yang cukup
tinggi. Ketika kawat penghantar dihubungkan dengan suatu tegangan listrik, maka
elektron-elektron tersebut akan bergerak di sekitar kawat penghantar tersebut. Namun,
ketika kawat diberi medan listrik, elektron-elektron tersebut mulai mengalir serta
bergerak secara acak. Pergerakan elektron-elektron ini akan menimbulkan muatan listrik
dan saat melewati kawat penghantar akan bertumbukan dengan atom-atom penyusun
kawat tersebut. Hal ini menyebabkan tegangan yang dikeluarkan power supply berbeda
dengan tegangan diantara ujung-ujung kawat penghantar, karena semakin panjang kawat
yang dialiri oleh aliran listrik maka semakin besar pula hambatan yang diterima oleh
aliran listrik tersebut. Selain itu, pada praktikum ini besarnya hambatan yang dihasilkan
berbeda-beda setiap satuan panjang. Namun, karena pada praktikum resisitivitas ini
menggunakan rheostat, besarnya arus listrik yang mengalir dapat dikendalikan, maka dari
itu, walaupun besarnya hambatan listrik berbeda-beda akan tetap memperoleh nilai yang
linear.
5.2 Dari data-data yang diperoleh, tentukan nilai Resistivitas Kawat beserta
ketidakpastiannya dengan dua pendekatan.
a) Pendekatan perhitungan satu-satu
Diketahui:
d = 0,25 mm = 25 × 10−5 m
r = 12,5 × 10−5
A = 𝜋𝑟 2 → 3,14 × (12,5 × 10−5 )2 → 4,90625 × 10−8 𝑚2
Rumus yang digunakan:
𝐴 2
𝜌=𝑅 𝑛 ∑ 𝜌 − (∑ 𝜌)2
𝑙 ∆𝜌 = √ .
𝑛(𝑛 − 1)
10
Resistivitas Kawat Konstanta
L = 10 cm → 10−1 m L = 60 cm → 6 × 10−1 m
4,90625 × 10−8 4,90625 × 10−8
𝜌 = 1,705 × 𝜌 = 11,77 ×
10−1 6 × 10−1
= 8,36516 × 10−7 Ωm = 9,62443 × 10−7 Ω𝑚
𝜌2 = (8,36516 × 10−7 )2 𝜌2 = (9,62443 × 10−7 )2
= 6,99758 × 10−13 Ωm = 9,26296 × 10−13 Ωm
L = 20 cm → 2 × 10−1 m L = 70 cm → 7 × 10−1 m
4,90625 × 10−8 4,90625 × 10−8
𝜌 = 3,935 × 𝜌 = 13,725 ×
2 × 10−1 7 × 10−1
= 9,65305 × 10−7 Ω𝑚 = 9,61975 × 10−7 Ω𝑚
𝜌2 = (9,65305 × 10−7 )2 𝜌2 = (9,61975 × 10−7 )2
= 9,31813 × 10−13 Ωm = 9,25397 × 10−13 Ωm
L = 30 cm → 3 × 10−1 m L = 80 cm → 8 × 10−1 m
4,90625 × 10−8 4,90625 × 10−8
𝜌 = 5,91 × 𝜌 = 15,675 ×
3 × 10−1 8 × 10−1
= 9,66531 × 10−7 Ω𝑚 = 9,61318 × 10−7 Ω𝑚
𝜌2 = (9,66531 × 10−7 )2 𝜌2 = (9,61318 × 10−7 )2
= 9,34183 × 10−13 Ωm = 9,24133 × 10−13 Ωm
L = 40 cm → 4 × 10−1 m L = 90 cm → 9 × 10−1 m
4,90625 × 10−8 4,90625 × 10−8
𝜌 = 7,87 × 𝜌 = 17,63 ×
4 × 10−1 9 × 10−1
= 9,65305 × 10−7 Ω𝑚 = 9,6108 × 10−7 Ω𝑚
𝜌2 = (9,65305 × 10−7 )2 𝜌2 = (9,6108 × 10−7 )2
= 9,31813 × 10−13 Ωm = 9,23674 × 10−13 Ω𝑚
L = 50 cm → 5 × 10−1 m L = 100 cm → 1m
4,90625 × 10−8 4,90625 × 10−8
𝜌 = 9,825 × 𝜌 = 19,526 ×
5 × 10−1 1
= 9,64078 × 10−7 Ω𝑚 = 9,57994 × 10−7 Ω𝑚
𝜌2 = (9,64078 × 10−7 )2 𝜌2 = (9,57994 × 10−7 )2
= 9,29447 × 10−13 Ωm = 9,177525 × 10−13 Ωm
11
Ketidakpastian Kawat Konstanta
9,044259× 10−12 Ωm
95,02545 × 10−7
𝜌̅ = = 9,502545 × 10−7
10
2
𝑛 ∑ 𝜌 − (∑ 𝜌)2
∆𝜌 = √
𝑛(𝑛 − 1)
0,14419 × 10−12
=√ ≈ 4,00264 × 10−8
90
0,400264 × 10−7
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100% ≈ 4,21187%
9,503232 × 10−7
𝜌 ± ∆𝜌 = (95,02545 ± 4,00264) × 10−8
12
= 1,04258 × 10−6 Ω𝑚 = 1,04713 × 10−6 Ω𝑚
𝜌2 = (1,04258 × 10−6 )2 𝜌2 = (1,04713 × 10−6 )2
= 1,08697 × 10−12 Ω𝑚 = 1,09649 × 10−12 Ωm
L = 30 cm → 3 × 10−1 m L = 80 cm → 8 × 10−1 m
4,90625 × 10−8 4,90625 × 10−8
𝜌 = 6,385 × 𝜌 = 17,07 ×
3 × 10−1 8 × 10−1
= 1,04421 × 10−6 Ω𝑚 = 1,04687 × 10−6 Ω𝑚
𝜌2 = (1,04421 × 10−6 )2 𝜌2 = (1,04687 × 10−6 )2
= 1,09038 × 10−12 Ωm = 1,09594 × 10−12 Ωm
L = 40 cm → 4 × 10−1 m L = 90 cm → 9 × 10−1 m
4,90625 × 10−8 4,90625 × 10−8
𝜌 = 8,525 × 𝜌 = 19,195 ×
4 × 10−1 9 × 10−1
= 1,04564 × 10−6 Ωm = 1,04639 × 10−6 Ω𝑚
𝜌2 = (1,04564 × 10−6 )2 𝜌2 = (1,04639 × 10−6 )2
= 1,09337 × 10−12 Ωm = 1,09494 × 10−12 Ωm
L = 50 cm → 5 × 10−1 m L = 100 cm → 1m
4,90625 × 10−8 4,90625 × 10−8
𝜌 = 10,66 × 𝜌 = 21,33 ×
5 × 10−1 1
= 1,04601 × 10−6 Ω𝑚 = 1,0465 × 10−6 Ω𝑚
𝜌2 = (1,04601 × 10−6 )2 𝜌2 = (1,0465 × 10−6 )2
= 1,09414 × 10−12 Ωm = 1,09517 × 10−12 Ωm
10,44967 × 10−6
𝜌̅ = = 1,044967 × 10−6
10
2
𝑛 ∑ 𝜌 − (∑ 𝜌)2
∆𝜌 = √
𝑛(𝑛 − 1)
13
10(10,91967 × 10−12 ) − (10,44967 × 10−6 )2
=√
10(9)
0,00007 × 10−11
=√ ≈ 8,81917 × 10−10
90
8,81917 × 10−10
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100% ≈ 0,0844%
1,044967 × 10−6
𝜌 ± ∆𝜌 = (104,4967 ± 0,0881917) × 10−8
80
60
40
20
0
-20 0 100 200 300 400 500 600
Panjang Kawat
y Linear (y)
Kawat Konstanta
No Panjang Hambatan xy 𝑥2 𝑦2
Kawat (x) (y)
1 0 0 0 0 0
2 10 1,705 17,05 100 2,907025
3 20 3,935 78,7 400 15,484225
4 30 5,91 177,3 900 34,9281
5 40 7,87 314,8 1600 61,9369
6 50 9,825 491,25 2500 96,530625
7 60 11,77 706,2 3600 138,5329
8 70 13,725 960,75 4900 188,375625
9 80 15,675 1254 6400 245,705625
10 90 17,63 1586,7 8100 310,8169
11 100 19,526 1952,6 10000 381,264676
∑ 550 107,571 7539,35 38500 1476,482601
2
∆= 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)
14
= 11(38500)−(550)2 =121000
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑚 = 2
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)
11(7539,35) − (550)(107,571)
𝑚 =
121000
82932,85 − 59164,05
𝑚=
121000
m ≈ 0,196436
𝑐 = 𝑌̅ − 𝑚𝑋̅
107,571 550
= − 0,196436 × ≈ −0,0426181818
11 11
Persamaan garis lurus kawat konstanta y = 0,196𝑥 − 0,0426
2
2
1 ∑ 𝑥 2 (∑ 𝑦) − 2 ∑ 𝑥 ∑ 𝑥𝑦 ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2 )
𝑆𝑦 = (∑ 𝑦 2 − )
𝑛−2 ∆
1 38500×(107,571)2 −2(550)(7539,35)(107,571)+11(7539,35)2
𝑆𝑦 2 = 11−2 (1476,482601 − )
121000
1 445503521,5785−892116960,735+625259782,6475
𝑆𝑦 2 = 9 (1476,482601 − )
121000
1 178646343,491 1
𝑆𝑦 2 = (1476,482601 − ) → (1476,482601 − 1476,41606)
9 121000 9
1 178646343,491 1
𝑆𝑦 2 = 9 (1476,482601 − ) → 9 (1476,482601 − 1476,41606)
121000
1
𝑆𝑦 2 = (0,066541) → 0,00739344
9
𝑆𝑦 = √0,00739344 = 0,0859851
𝑛 11
Smx = 𝑆𝑦√∆ = 0,0859851√121000 = 0,000819836
∆𝑚 = 0,000819836
∆𝑚 0,000819836
Nilai Error = × 100% = × 100% = 0,417355%
𝑚 0,196436
Kawat Nikrom
15
(Nikrom)
10
0
0 20 40 60 80 100 120
-5
Panjang Kawat
No Panjang Hambatan xy 𝑥2 𝑦2
Kawat (x) (y)
1 0 0 0 0 0
2 10 2,115 21,15 100 4,473225
3 20 4,25 85 400 18,0625
4 30 6,385 191,55 900 40,76823
5 40 8,525 341 1600 72,67563
6 50 10,66 533 2500 113,6356
7 60 12,8 768 3600 163,84
8 70 14,94 1045,8 4900 223,2036
9 80 17,07 1365,6 6400 291,3849
10 90 19,195 1727,55 8100 368,448
16
11 100 21,33 2133 10000 454,9689
∑ 550 117,27 8211,65 38500 1751,461
2
∆= 𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)
= 11(38500)−(550)2 =121000
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑚 = 2
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)
11(8211,65) − (550)(117,27)
𝑚 =
121000
90328,2 − 64498,5
𝑚=
121000
m ≈ 0,213468
𝑐 = 𝑌̅ − 𝑚𝑋̅
117,27 550
= − 0,213468 × ≈ −0,01249
11 11
1 529461736,7 −1059278215+741743152,9
𝑆𝑦 2 = 9 (1751,461 − )
121000
1 211926674,6 1
𝑆𝑦 2 = 9 (1751,461 − ) → 9 (1751,461 − 1751,460121)
121000
1
𝑆𝑦 2 = (0,000879339) → 9,77043 × 10−5
9
𝑆𝑦 = √9,77043 × 10−5 = 0,00988455
𝑛 11
Smx = 𝑆𝑦√∆ = 0,00988455√121000 = 0,0000942455
∆𝑚 = 0,0000942455
∆𝑚 0,0000942455
Nilai Error = × 100% = × 100% = 0,044149709%
𝑚 0,213468
17
𝜌
(y = m.x ) = (𝑅 = 𝐴 . 𝑙) → Persamaan gradien yang telah didapat, digunakan untuk
𝜌
menentukan besarnya 𝜌, karena m = 𝐴 Jadi besarnya 𝝆 = 𝒎 × 𝑨
= √7,02034 × 10−19
= 8,37875 × 10−10
8,37875×10−10
Nilai Error = 1,047327375×10−8 × 100%= 8,00013%
5.3 Bandingkan nilai resistivitas hasil yang diperoleh pada No. 2 di atas dengan
referensi. Bahas nilai yang diperoleh tersebut. Berapakah ketepatan resistivitas
hasil percobaan terhadap nilai referensi?
18
5. 4 Bahas kesalahan-kesalahan yang mungkin muncul selama percobaan.
19
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi hambatan listrik suatu kawat penghantar yaitu panjang kawat,
luas penampang, dan hambatan jenis dari kawat penghantar tersebut, dimana nilai
resistivitas kawat penghantar dapat ditentukan secara eksperimental dengan
menggunakan metode Hukum Ohm. Sedangkan beda potensial tidak mempengaruhi
besarnya hambatan suatu penghantar, hal ini karena beda potensial hanya dapat
mengubah kuat arus yang melalui penghantar. Jadi, jika penghantar yang sangat
panjang, maka kuat arusnya berkurang, pengurangan arus ini disebabkan karena
untuk mengalirkan arus listrik pada penghantar yang panjag memerlukan energi yang
sangat besar pula. Sehingga semakin panjang penghantar, semakin besar pula
penurunan tegangan listrik. Berikut hasil percobaan, maka praktikan dapat
menyimpulkan bahwa:
• Hubungan hambatan jenis kawat penghantar dengan arus yang melaluinya adalah
berbanding terbalik, yaitu semakin besar hambatan jenis kawat penghantar semakin
kecil arus yang melaluinya begitu pula sebaliknya.
• Hubungan panjang kawat penghantar dengan resistansi kawat penghantar adalah
berbanding lurus, yaitu semakin besar panjang kawat penghantar maka semakin
besar pula resistansinya dan begitu pula sebaliknya.
• Hubungan luas penampang kawat penghantar dengan resistansi kawat penghantar
adalah berbanding terbalik, yaitu semakin besar luas penampang kawat maka
resistansi kawat akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan menggunakan metode pendekatan
grafik dan perhitungan satu-satu, diperoleh hasil sebagai berikut:
• Pendekatan satu-satu.
ρ ± ∆ρ = (104,4967 ± 0,08819) × 10−8 Ωm untuk kawat Nikrom.
ρ ± ∆ρ = (95,02545 ± 4,00264) × 10−8 Ωm untuk kawat Konstanta.
• Pendekatan grafik kemiringan.
ρ ± ∆ρ = (1,04732 ± 0,083785) × 10−8 Ωm untuk kawat Nikrom.
ρ ± ∆ρ = (0,96376 ± 0,077206) × 10−8 Ωm untuk kawat Konstanta.
20
DAFTAR PUSTAKA
Juwariyah, Tatik. (2020). “Buku Panduan Praktikum Fisika”. Laboratorium Fisika, Fakultas
Teknik, UPNVJ.
Merlina (2010). “Hambatan Kawat Penghantar dan Rangkaian Hambatan” Dikutip dari:
https://merlina900301.wordpress.com/ipa-3/listrik-dinamis/hambatan-kawat-
penghantar-dan-rangkaian-hambatan/ pada tanggal 24 Juni 2022 pukul 11.17 WIB
Prastika, M. D., Mulyani, F., Yani, M. (2020). Resistivitas Kawat Konduktor. Jurnal
Resistivitas Kawat Konduktor.
21
LAMPIRAN
22
Lampiran 2. Perhitungan Data Mentah
23
24
25
26
27
Lampiran 3. Analisis Linear Sederhana SPSS
Kawat Konstanta
Model Summary
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 1.000a 1.000 1.000 .08598
a. Predictors: (Constant), Panjang Kawat
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 424.460 1 424.460 57411.924 .000b
Residual .067 9 .007
Total 424.526 10
a. Dependent Variable: Hambatan
b. Predictors: (Constant), Panjang Kawat
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.043 .049 -.879 .402
Panjang Kawat .196 .001 1.000 239.608 .000
a. Dependent Variable: Hambatan
Kawat Nikrom
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 1.000a 1.000 1.000 .00730
a. Predictors: (Constant), Panjang Kawat
28
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 501.255 1 501.255 9402989.255 .000b
Residual .000 9 .000
Total 501.256 10
a. Dependent Variable: Hambatan
b. Predictors: (Constant), Panjang Kawat
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.012 .004 -3.035 .014
Panjang Kawat .213 .000 1.000 3066.429 .000
a. Dependent Variable: Hambatan
29