Anda di halaman 1dari 10

SOP PERSALINAN NORMAL

S NO Dokumen : SOP/ /UKP/ /BL/2022

O No.Revisi :

P Tanggal Terbit : Yusminus,S.Kep.Ns

Halaman :1/11 NIP: 197402081999031007

UPT
PUSKESMAS
BOLA

Pengertian Asuhan yang diberikan pada ibu inpartu dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban

keluar dari uterus ibu pada usia kehamilan cukup bulan (setetah 37 minggu)
tanpa disertai penyulit.

Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi denngan
Tujuan
intervensi yang serninimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingka1 yang diinginkan(optimal).

Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Bola No.SK.


Tentang Asuhan Persalinan Normal
Referensi 1. Permenkes No.43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas
2. Permenkes 44 Tentang Manajemen Mutu Tahun 2014
3. Kementerian Kesehatan Rl. Pedoman pelayanan antenatal, Persalinan, Nifas
dan bayi Baru Lahir di era adaptasi kebiasaan baru,2020
4. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik:Asuhan Persalinan Normal tahun 2010
5. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir
tahun 2020

Prosedur /
langkah 1. MEMATUHI PROTOKOI KESEHATAN DALAM MELAKUKAN KEGIATAN
langkah (mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan
sarung tangan, memakai masker, memakai ners cup, memakai gaun, menjaga
jarak).
2. MENGENALI TANDA GEJALA KALA II
 Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda gejala kala
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan regangan yang sernakin meningkat pada rectum dan
vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan anus membuka

3. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


 Pastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asfiksia: tempat datar yang keras, 2 kain 1 handuk bersih dan kering,
lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
 Menggelar kain atas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi
 Pakai celemek plastik
 Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun sesuai 6 langkah cuci tangan dan air bersih yang mengaiir
kemudian keringkan degan handuk yang kering dan bersih..
 sarung tangan Desinfeksi Tingkat Tinggi atau steril untuk melakukan
pemeriksaan dalam.
 Masukan oxytocin kedalam tabung suntik gunakan tangan yang memakai
saeung tangan DTT (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik )
 Ajarkan ibu untuk meneran (bila ada rasa ingin meneran dan terjadi
kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain
yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman),
 Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu ada dorongan yang kuat
untuk rneneran;
 Bimbing ibu agar dapat rneneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyarnan sesuaI pilihannya. (kecuali
posisi berbaring terientang dalam waktu yang larna)
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.
 Berikan cukup asupan cairan peroral (minum) DJJ setiap KontraksI
uterus selesaI
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak segera lahir setelah 120 menit
(2jam) meneran (primipara) atau 60 menit (ljam meneran (multipara)..
 Anjurkan ibu berjalan, berjongkok atau mangambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit

4. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI


 Letakkan handuk (untuk mengeringgkan bayi di perut ibu, jika kepaia
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 C:m.
 Letakkan alas bokong ( UNDERPAD) di bawah bokong ibu
 Letakkan kain bersih yang diiipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
 Buka tutup partus dan perhatikan kembaIi kelengkapan alat dan bahan.
 Pakai sarung tangan DTT atau sarung tangan steril pada kedua tangan.

5. PENANGNAN BAYI BARU LAHR

LAHIRKAN KEPALA

 Setelah tampak kepala bayi dengan diarneter 5-6 cm membuka vulva rnaka
lindungi perineum dengan satu tangan yang diiapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala.
 Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sarnbil bernapas cepat dan dangkal
 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal terjadi dan lanjutkan proses kelahiran bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong diantara dua klem tersebut
 Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
LAHIRKAN BAHU

 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.


Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan rnuncul di bawah arcus
pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.
LAHIRKAN BADAN DAN TUNGKAI

 Setelah kedua bahu lahir, segera tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggan kepala. lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan
atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
 Setelah tubuh lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).
6. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
a. Lakukan penilaian (sepintas):
 Apakah bayi menangis kuat dan atau bemapas tanpa kesulitan
 Apakah bayi bergerak aktif?
Jika tidak menangis, megap-megap segera tiakukan tindakan
resusitasi (langkah 25 ini berlanjut ke langkah-langkah prosedur
resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia).
b. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu.
 Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya (tanpa
membersihkan verniks) kecuali bagian tangan.
 Ganti handuk yang basah dengan handuk yang kering.
 Pastikan bayi dalam kondisi mantap diatas perut tibu.
c. Periksa kembali perut ihu untuk memastikan tidak ada
bayi lain dalam uterus (hamil tunggal).
d. Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyungik oxytocin agar uterus
berkontraksi dengan baik.
e. Dalam waktu 1 rnenit setelah bayi lahir, suntikkan oksitocyn 10 unit
(intramusculer) di 1/3 paha atas bagIan distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitocyn).
f. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (2 menit setelah bayi Iahir)
pada 3 cm dari pusar (umbilikalis) bayi. Dari sisi luar klem penjepit, dorong isi
talipusat ke arah distal (ibu) dan Iakukan penjepitan kedua pada 2 cm distal
dari kiem pertama.
g. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
 Dengan 1 tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian lakukan
pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) di antara 2 klem tersebut.
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada 1 sisi kemudian lingkarkan
kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan Ikatan kedua
rnenggunakan simpul kunci
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
h. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan
bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga
bayi menempel dengan baik di dinding dada perut ibu. Usahakan kepala
bayi berada di antara payudara ibu dengan lebih rendah dan puting
payudara ibu
i. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepela bayi

7. PENATALAKSANAAN AKTIF KALA III


 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5- 10 cm dari vulva
 Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, tepi atas simpisis untuk
medeteksi. Tangan lain memegang tali pusat
 Setelah usus berkontraksi, tegangan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan Iain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorsokranial)
secara hatinati (untuk mencegah inversio uten). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan taIi pusat dan tunggu hingga
tirnbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas
 Jika uterus tidak segera kontraksi, minta ibu, suami, atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi putting.

8. MENGELUARKAN PLASENTA
 Lakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu untuk menekan sambil penolong menarik tati pusat
dengan arah sejajar lantai kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan
Iahir (tetap lakukan tekanan dorso ktanial)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar
5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit rnenegangkan tali pusat :

Beri Dosis ulangan Oksitocyn 10 unit IM

 Lakukan kateterisasi aseptic bila kandung kemih penuh


 Minta keluarga ntuk menyiapknn rujukan
 Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
 Segera rujuk jika plasenta tidak tiahir dalam 30 menit
setelah bayi ( jika RS Kolaborasi dengan dokter Obgyn)

Bila terjadi perdarahan,lakukan plasenta manual.

 Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta


dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang disediakan.
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarug tangan DTT atau
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.

9. RANGSANGAN TAKTIL (MASSAGE) UTERUS


 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massage uterus,
letakkan telapak tangan difundus dan lakukan massage dengan gerakkan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi ( fundus teraba
keras)
 Lakukan tindakkan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15
detik melakukan massage

10. MENILAI PERDARAHAN


 Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan selaput ketuban
Iengkap dan utuh Masukkan plasenta kedalarn kantung plastik atau tempat
khusus. evaluasi kernungkinan laserasi pada vagina dan perinium Iakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
 Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan akif, segera lakukan penjahitan

11. MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN


 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
 Beri cukup waktu untuk melakukn kontak kulit ibu bayi (didada ibu paling sedikit 1
jam)
 Sebagian besar bayi akan melakukan inisiasi menyusui dini dalam 30-60
menit.Menyusui pertama biasanya berlangsuung 10-15 menit. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara
 Biarkan bayi berada di dada ibu selama satu jam, walapun bayi sudah berhasil
menyusu
 Lakukan penimbangan/ pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilkasis,
dan vitarnan k 1 mg intramuskuler di paha kiri anterolateral setelah satu jam
kontak kulit ibu bayi
 Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam pemberian vit kl) di paha
kanan anterolateral
 Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sesewaktu bisa disusukan

Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di daIam satu
jam pertarna dan biarkan sampai bayi berhasil.

12. EVALUASI
 Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
 Setiap 15 menit satu jam pertama pasca persatinan
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan
yang sesuai untuk penalaksanaan atonia uteri
 Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan
penjahitan dengan anestesi local dan menggunakan teknik yang
sesuai
 Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan mmassage
uterus dan memenksa kontraksi uterus.
 Mengevaluasi kehilangan darah
 Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit seiama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 rnenit selama jam
kedua pasca persalinan
 Memeriksa temperature tubuh ibu sekasli setiap jam selama 2 jam
pertama pasca persalinan
 Merakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal

13. KEBERSIHAN DAN KENYAMANAN


 Mempertahankan semua peralatan didalam larutan chlorin 0.5% untuk
dekontaminasi (10 rnenit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
mendekontaminasi
 Mernbuang bahan-bahan yang terkontaminasi pada tempat sampah yang
sesuai.
 Mernbersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeksi tingkat finggi.
Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah, membantu ibu rnarnakai
pakaian yang bersih dan kering
 Mernastikan bahwa ibu nyarnan. Mermbantu ibu memberikan asi,
menganjurkan keluarga untuk mernberikan ibu minum dan makanan yang
diinginkan.
 Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan
larutan chlorin 0.5 % dan membilas dengan air bersih
 Mencelupkan sarung tangan kotor keda!arn larutan chlorin 0.5%,
membalikkan bagian dalam keluar dan merandarnnya dalarn larutan chlorin
0.5% setama I 0 menit
 Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air rnengalir

14. DEKONTAMINASI
 Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang) asuhan
persalinan kala II, III, IV

Bagan alir

Mematuhi Prokes : Mencuci tangan sebelum


dan sesudah tindakan, gunakan sarung
tangan, pakai masker, ners cup, gaun dan
jaga jarak.
I. Tanda dan gejala kala II Do-Ran-
Teknus-Per-Jol-Vul-Ka

II. Alat ; Cek alat, Oksitosin-Spuit

Siap Diri : Celemek - Cuci tangan -SarungTangan - Oksi (1/2 Kocher)

III. Pastikan Pembukaan Lengkap Bersih-PD-Celup-Djj

IV. IAP IBU DAN KELUARGA


Ibu-Bapak/Keluarga.
His + Pimpin,Puji,His — Istirahat-Minum-Djj, Posisi Yang Nyaman- jalan
jongkok-berdiri.

V. SiapTolong
Handuk - Buku -Bokong-Sarung

VI. Tolong Kepala


Lindungi- Cek
Tunggu Bahu - Biparetal Badan -Sangga-Susur
VII. Penanganan BBL

NiJai Letak - Jepit

Kering —Ganti -Potong Ikat

Cek Fundus -Kontak Kulit

Beritahu - Tutup

Cek Fundus

VIII. MAK III


PTT
PINDAHKAN- POSISI -REGANGKAN PLACENTA
TARIK- PUTAR- MASASGE

IX. PERDARAHAN
PLACENTA
ROBEKAN
Hal-hal yang Kesiapan alat
perlu di
perhatikan Kesiapan petugas

Unit terkait VK, Ruang RANAP KIA

Anda mungkin juga menyukai