Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
true experiment, yaitu mengamati pengaruh diantara variabel dengan
melakukan pengamatan terhadap kelompok true experimental pada bagian
kondisi perlakuan dan membandingkannya dengan kelompok control.
(Notoatmodjo, 2014).
B. Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2022 sampai bulan appril 2022
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium farmakologi dan
Laboratorium biologi Stikes Telogorejo Semarang
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan
diteliti (Notoadmodjo, 2014). Dalam penelitian ini populasi yang
digunakan adalah Tumbuhan Yodium (Jatropha multifida L.).
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoadmodjo, 2014). Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan adalah ekstrak dari tumbuhan yodium (Jatropha multifida
L.).
D. Bahan dan Alat yang Digunakan
1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Mencit putih
wistar 15 ekor, Ekstrak daun yodium, Povidon iodin, eter alkohol, Alkohol
96%.
2. Alat
Penggaris, Spidol, Alat pencukur bulu, kapas, Sarung tangan, Masker,
Scalpel, Cottonbud, Botol coklat, Cawan porselen, Kain flanel, blender,
penangas
E. Variabel Penelitian
1. Klasifikasi Variabel
a. Variabel bebas (Independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempemgaruhi
variabel lain, artinya apabila variabel independen berubah maka
akan mengakibatkan perubahan variabel lain (Agus Riyanto, 2011).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak Daun
Yodium terhadap luka sayat pada mencit.
b. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lain, artinya variabel dependen berubah akibat perubahan
pada variabel bebas (Agus Riyanto, 2011).Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah lama penyembuhan luka dengan indikator tidak
adanya eritema, tidak ada pembengkakan, dan luka menutup.
c. Variabel terkendali
Variabel terkendali adalah faktor lain yang mempengaruhi
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terkendali dalam
penelitian ini adalah jenis kelamin mencit, umur, jenis pakan dan
kandang.
F. Prosedur Penelitian
1. Determinsi Tumbuhan
a. Determinasi tumbuhan dilakukan di Laboratorium Herbal
Materia Medika Malang Jawa Timur.
2. Prosedur Pembuatan Simplisia
a. Mengumpulkan daun yodium segar yang diperoleh dari Jl.
Karangasem RT.29/Rw08 Gondanglegi Malang Jawa Timur
b. Kemudian Daun yang telah terkumpul disortir, dicuci bersih sampai
kotorannya hilang kemudian dikeringkan diangin-angin
c. Setelah dilakukan penyortiran, daun yodium kering dihaluskan
menggunakan blender sampai menjadi bubuk halus dan siap
dilakukan ektraksi
3. Prosedur Pembuatan ekstrak Daun Yodium
a. Dilakukan penyarian dengan pelarut etanol 96%. Ditimbang 500 gram
serbuk daun yodium direndam dalam 1500 ml etanol 96% dan
dilakukan pengadukan secara kontinyu setiap hari, pada hari ke-5
disaring. Hasil saringan ditampung dan disimpan (Filtrat A). Ampas
direndam kembali dengan 1500 ml etanol 96%. Setelah hari ke-2
disaring dan hasil saringan ditampung (Filtrat B) sedangkan ampas
dibuang.
b. Filtrat A dan filtrat B ditampung dalam satu wadah kemudian
diuapkan dirotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.
4. Prosedur perlakuan pada mencit
a. Mencit dipelihara dalam kandang plastik dengan anyaman kawat
sebagai penutup, dasar kandang dilapisi sekam, dan diganti
selama 3 hari sekali, ditempatkan dalam ruangan berventilasi
dan mendapat cahaya matahari secara tidak langsung.
Pemberian makan dan minum dilakukan setiap hari. Jumlah
mencit yang digunakan setiap perlakuan sebanyak 5 ekor.
b. 15 Ekor mencit diadaptasikan selama 7 hari, dibagi 3 kelompok
secara acak.
c. Mencukur bulu pada punggung mencit
d. Kemudian mengukur panjang luka pada punggung mencit
menggunakan penggaris ±0.2 cm ditandai dengan spidol dan
tandai pada scalpel ± 0.2 cm untuk menandai kedalaman luka.
e. Dilakukan anastesi dengan eter alkohol dan dibuat luka pada
punggung mencit yang telah diukur dengan penggaris.
5. Prosedur perlakuan pada luka sayat
a. Kontrol Positif
Kelompok kontrol positif yaitu, luka sayat pada mencit diobati
menggunakan Povidone Iodine
b. Kontrol Negatif
Kelompok kontrol negatif yaitu, luka sayat pada mencit tidak
diberi perlakuan apapun
c. Perlakuan dengan sampel
Kelompok pada perlakuan ini, mencit diobati menggunakan
ekstrak Daun Yodium setiap pagi dan sore

6. Pengamatan penyembuhan luka dilakukan setiap hari, sampai luka


sayat pada mencit tertutup dan kering.

G. Kerangka Kerja

15 Ekor mencit diadaptasikan selama 7 hari,


dibagi 3 kelompok secara acak

Mencukur bulu pada punggung mencit

Mencit dibagi Menjadi 3 kelompok Kemudian mengukur panjang luka


perlakuan, yaitu kontrol positif, kontrol pada punggung mencit menggunakan
negatif, dan perlakuan dengan sampel penggaris ±0.2 cm ditandai dengan
dengan masing-masing kelompok terdapat spidol dan tandai pada scalpel ± 0.2 cm
5 mencit untuk menandai kedalaman luka.

Dilakukan anastesi dengan eter


 Kelompok kontrol positif yaitu,
alkohol dan dibuat luka pada
luka sayat pada mencit diobati
punggung mencit yang telah
menggunakan Povidone Iodine
diukur dengan penggaris.
 Kelompok kontrol negatif yaitu,
luka sayat pada mencit tidak
diberi perlakuan apapun Pengamatan dilakukan setiap hari dengan
 Kelompok pada perlakuan melihat tidak adanya eritema, pembengkakan
sampel, mencit diobati dan luka menutup pada luka sayat. Luka
menggunakan ekstrak Daun sayat dinyatakan sembuh apabila luka
Yodium setiap pagi dan sore tertutup oleh jaringan baru.
H. Analisis Data
Pada penelitian ini data dianalisis dengan cara deskriptif dengan
melihat tidak adanya eritema, pembengkakan dan luka menutup pada luka
sayat. Luka sayat dinyatakan sembuh apabila luka tertutup oleh jaringan
baru.
I. Jadwal Kegiatan

No Jenis Kegiatan Januari Februari Maret Appril Mei


1. Penyusunan
proposal
2. Seminar
Proposal
3. Pengurusan Izin
4. Pelaksanaan
Penelitian
5. Analisis Data
6. Penyusunan
Skripsi
7. Seminar Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Agus Riyanto, SKM,. M.Kes, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.


Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika

Agus Suharyawan, dkk. 2016. Uji Efektivitas Pohon Yodium (Jatropha multifida
L) Terhadap Luka Pada Mencit (Mus musculus). Akademi Farmasi
Muhammadiyah Kuningan.

Al-Muqsith, AM, 2015. Luka (Vulnus). Fakultas Kedokteran, Universitas


Malikussaleh. Tersedia di repository.unimal.ac.id/4013/1/LUKA%20%28
VULNUS%29.pdf. (diakses tanggal 04 Agustus 2019).

Anggita D, Abdi DA, Desiani V. Efektifitas ekstrak daun dan getah tanaman jarak
cina (Jatropha multifida L.) sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro. Window of health 2018; 1(1):
2614-5375.

Ayyanar, M. (2016) ‘Ethnobotanical and Scientific evidences Original Article


Herbal medicines for wound healing among tribal people in Southern India’,
Ethnobotanical and Scientific evidences, 2(1)

Bigliardi dkk. (2017). Elsevier, Jurnal Bedah Internasional. National University


Hospital, Division of Rheumatology, University Medicine, Singapore

Destri C, Sudiana IK, Nugraha J. Potensi jatropha multifida terhadap jumlah


fibroblast pada aphthous ulser mukosa mulut tikus. J biosains pascasarjana
2017; 19(1): 1-13. DOI: 10.20473/jbp.v19i1.2017.14-26

Dhiza Tenripandang, 2012. Uji Efek Penyembuhan Luka Sayat Pada Kelinci
(Oryctolatcus cuniculus) Menggunakan Getah Jarak Pagar (Jatrophe curcas
L.) Dalam Bentuk Sediaan Gel. Universitas Islam Negri Alauddin Makasar.

Dr. Dale Layman, 2018. Anatomi DeMYSTifieD. Yogyakarta: CV Andi Offset.


Eka Mulya Thalib, 2013. Formulasi Salep Ekstra Etanol Daun Tapak Kuda
(Ipomoea pes-caprae) Dan uji Efektivitasnya Terhadap Luka Terbuka Pada
Punggung Kelinci. Universitas Samratulangi Manado.

Eming, S. A., Krieg, T. and Davidson, J. M. (2014) ‘Inflammation in Wound


Repair : Molecular and Cellular Mechanisms’, (March doi:
10.1038/sj.jid.5700701.

Endang Kartini A, M dan Siti Jazimah, 2017. Botani Farmasi. DIY Yogykarta :
Penerbit PT Kanisius (Anggota IKAPI)

Fitria A, Suparmi, Upziah DN, Lestari S. Studi studi aktivitas dan analisis
kandungan senyawa antioksidan batang Jatropha multifida L. J ilmiah
farmasi 2016; 12(2): 52-7.

Gonzales. et al. 2016. Wound healing - A literature review. An Bras Dermatol.


2016;91(5):614-20

Han, Seung-Kyu. 2016. Innovations and Advances in Wound Healing second


edition. USA: Springer-Verlag Berlin Heidelberg New York. Pp. 1-28

Hariana, H. Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Edisi Revisi.
Jakarta : Penerbar Swadaya.

Herlina Widyaningrum dan Tim Solusi Alternatif, 2019. Kitab Tanaman Obat
Nusantara. Yogyakarta : Media Pressindo (Anggota IKAPI).

Hermawan A, Suharyani I, Kautsar RMN. Uji efektifitas pohon yodium (Jatropha


multifida L.) terhadap luka pada mencit (mus musculus). Jurnal Farmako
2016; 1(2): 1-9

Khyde MS dan VaikoO NP., 2011, Evaluasi pharmacognostical dan fitokimia


daun (Jatropha gossypifolia L). 2011.Hal: 177-180.

Murti, K. and Kumar, U. (2012) ‘Enhancement of wound healing with roots of


Ficus racemosa L. in albino rats’, 2(4), pp. 276–280. doi: 10.1016/S2221-
1691(12)60022-7.
Notoatmojo, S 2014. Metodologi Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Prof. Dr Endang Hanani MS, Apt., 2014. Analisis Fitokimia. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC

Putri, S. A., Nugraha, S., Tjoekra, R. 2014. Efek Ekstrak Etanol Daun Cocor
Bebek (Kalanchoe pinnata [Lam] Pers.) terhadap Waktu Penyembuhan
Luka Sayat pada Tikus putih Jantan Galur Wistar. Fakultas Kedokteran:
Universitas Islam Bandung, 886-887.

Sahra, Sudiana IK, Nugraha J. Potensi jatropha multifida linn terhadap epitelisasi
pada ulkus trumatikus oral mucosa. Jurnal Biosains Pascasarjana 2015;
17(3): 110-114. DOI: 10.30659/odj.7.2.90-96

Sari et al, 2011. Ekstrak Zat Aktif Antimikroba Tanaman yodium (Jatropha
multifida Linn) Sebagai Bahan Baku Alternatif Antibiotik Alami. Laporan
Penelitian Fakultas Kimia dan Teknik Universitas Diponegoro Semarang

Sonny J. R. Kalangi, Histofisiologi Kulit, Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5,


Nomor 3, Suplemen, November 2013, hlm. S12-20

Syarfati, Eriani, K, dkk. 2011. The Potensial of Jarak Cina (Jatropha multifida
L.) Secretion in Healing New-wounded Mice. Jurusan Biologi. FMIPA
Universitas Syiah Kuala Darussalam - Banda Aceh. Jurnal Natural. Vol. 11,
No. 1, 2011.

Taylor, 2012. Jenis-Jenis Luka. Dalam: Vivianda Devisa. Perbedaan Keceoatan


Waktu Kesembuhan Luka Savat Denean Meneeunakan Getah Jarak Cina
(Jatropha muUifida Linn) Dan Teh Hijau {Sencha) Dengan Konsentrasi 6,4
gr % Pada Mencit {Mus musculus)

Zain, Kusuma, BP. 2013. Perbandingan Efektifitas Pemberian Getah Jarak Cina
(Jatropha curcas linn) Dengan Povidone Iodine 10% Secara Topikal
Terhadap Penyembuhan Luka Insisi Pada Punggung Tikus Putih Jantan
Galur Wistar(Rattus norvegicus) [skripsi]. Lampung : Fakultas Kedokteran
Universitas Mahalayati Bandar Lampung

Anda mungkin juga menyukai