Sultan Muhammad Al Fatih atau Mehmed II dikenal sebagai penakluk
konstantinopel pada usia 21 Tahun. Putra dari Sultan Murad II dan Huma Valide Hatun. Di usia 11 tahun, Muhammad Al Fatih telah memerintah Amasya sebagai gubernur oleh Ayahnya, sebagai bekal kelak menjadi seorang Sultan. Setelah Ayahnya turun tahta, Muhammad Al Fatih pun diangkat menjadi Sultan Turki Ottoman di usia 12 tahun. Diusianya yang masih belia, ia merasa tidak mampu untuk melawan penyerangan pasukan Hongaria, lalu ia memohon Ayahnya (Sultan Murad II) untuk kembali naik tahta. Sultan Murad II menjadi sultan kembali sampai wafat pada 1451. Saat itu, Muhammad Al Fatih berusia 19 tahun. Di Usia tersebut, ia bertekad untuk merebut konstantinopel dan Kekaisaran Romawi Timur. Konstantinopel didirikan Romawi pada tahun 330 M sebagai pusat agama kristen ortodoks. Walaupun bangunan sudah berusia tua. Namun, bangunan ini telah lama menjadi incaran para pendahulu, bahkan Ayah Sultan Muhammad Al-Fatih sendiri pun pernah melakukan penyerangan, tapi gagal. Dalam waktu 53 hari pengepungan. Akhirnya Konstantinopel jatuh di tangan Muhammad Al Fatih pada tanggal 29 Mei 1453. Sultan Muhammad Al Fatih menguasai banyak bahasa, yaitu Arab, Persia, Turki, Yunani dan lainnya. Muhammad Al-Fatih telah belajar Al- Qur’ān, hadis, fikih, dan ilmu modern lainnya seperti ilmu berhitung, ilmu falak, sejarah, serta pendidikan kemiliteran, secara teori maupun praktis. Muhammad Al-Fatih seorang yang felxibel, inovatif dan penuh kejutan dan mengambil pelajaran dari banyak tokoh pendahulunya. Muhammad Al-Fatih juga seorang yang giat beribadah, pemberani, pekerja keras dengan digelari “Al Fatih: Sang pembebas”, cerdas, pemimpin yang adil, teguh hatinya dan tidak merasa bangga dan berpuas diri. Karena semua kemenangan adalah datang dari Allah, bukan dari selain itu. Itulah sekilas tentang Muhammad Al-Fatih. Namanya banyak dikenang dan dijadikan tokoh muslim yang sangat berpengaruh.