Anda di halaman 1dari 9

Faktor-Faktor Cyberbullying Pada Remaja

1st
Novita Maulidya Jalal, 2nd Miftah Idris, 3nd
Muliana
1st
Universitas Negeri Makassar, 2nd UNISMUH Luwuk Banggai, 3ndUniversitas
Negeri Makassar
Makassar, South Sulawesi, Indonesia
E-mail : novitamaulidya@yahoo.com, miftah.idris@mail.ugm.ac.id., &
muliana250795@gmail.com

ABSTRAK

Cyberbullying merupakan bentuk bullying yang sangat rentan terjadi pada usia
remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku cyerbullying pada remaja. Metode penelitian yang digunakan dimulai dengan sistemtis
untuk mengidentifikasi jurnal online mengenai Cyberbullying. Peneliti menggunakan
metode telaah pustaka (library research).Hasil penelitian dilakukan dengan menganalisa
9 jurnal terkait cyberbullying pada remaja. Berdasarkan hasil analisis diketahuin bahwa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Faktor perilaku cyberbullying pada remaja
dapat dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Faktor internal terkait pada
karakteristik kepribadian pelaku dan korban, perilaku yang terbiasa dilakukan oleh pelaku
dan korban selama menggunakan sosial media, serta intensitas pelaku dan korban
berinteraksi di media sosial.Adapun faktor eksternal disebabkan perkembangan pesat
teknologi, serta semakin mudahnya teknologi menyediakan media sosial yang terbuka
bagi para remaja.
Kata kunci : Faktor-Faktor, Cyberbullying, Remaja

ABSTRACT

Cyberbullying is a form of bullying that is very vulnerable to occur in adolescence The


purpose of this study was to determine the factors that influence cyerbullying behavior in
adolescents. The research method used begins with systematic to identify online journals about
cyberbullying. Researchers used the library research method. The results of the study were
conducted by analyzing 9 journals related to cyberbullying in adolescents. Based on the results of
the analysis it is known that. Thus, it can be concluded that cyberbullying behavior factors in
adolescents can be influenced by internal and external factors. Internal factors are related to the
personality characteristics of perpetrators and victims, the behavior that perpetrators and victims
are used to using social media, and the intensity of the perpetrators and victims interacting on
social media. External factors are due to the rapid development of technology and the ease with
which technology provides open social media. for teenagers.

Keywords: Factors, Cyberbullying, Adolescents

146 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021


1. PENDAHULUAN dan diakses, membawa tren baru
dalam masyarakat sebagai media
Media sosial disingkat untuk melakukan penindasan secara
Medsos merupakan salah satu bentuk online atau yang dikenal dengan
kemajuan teknologi informasi dan cyberbullying.
komunikasi. Media sosial Cyberbullying merupakan
menyebabkan informasi apapun dapat bentuk bullying yang sangat rentan
tersebar dengan mudah di masyarakat terjadi pada usia remaja, yang
sehingga dapat memengaruhi cara sekarang lebih mudah dan banyak
pandang, gaya hidup, serta budaya dilakukan dengan menggunakan
suatu bangsa. Melalui media sosial, alatelektronik atau digital.Hal ini
manusia diajak berdialog, mengasah sejalan dengan pernyataan Komisi
ketajaman nalar dan psikologisnya Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
dengan alam yang hanya tampak pada tahun 2014 yang menyebutkan bentuk
layar. Namun, tidak dapat disangkal pelanggaran bullying dibagi menjadi
bahwa pesan-pesan yang ditayangkan 4 yaitu bullying fisik, bullying
melalui media elektronik dapat seksual, bullying verbal, dan bullying
mengarahkan khalayak, baik ke arah di media sosial (cyberbullying).
perilaku prososial mau pun antisosial Lembaga survei IPSOS
(Marleni, dan Weismann, 2016). mensurvei bahwa 18,687 juta orang di
Aini, dan Apriani, (2019) 24 Negara, termasuk Indonesia
menyatakan bahwa perkembangan menemukan satu dari sepuluh orang
jejaring sosial begitu luar biasa terjadi melaporkan bahwa anak-anak mereka
baik di kalangan usia tua, remaja, telah menjadi korban kekerasan
hingga usia anak-anak. Semua melalui media online (Safaria,
masyarakat dari berbagai status social Adawiyah, 2016). Hal tersebut
sangat antusias menggunakan media menunjukkan jumlah anak-anak dan
social yang begitu mudah untuk remaja di Indonesia yang dilaporkan
diakses dan mendapatkan jaringan terlibat dalam cyberbullying cukup
pertemanan yang tiada batas. tinggi.
Remaja merupakan salah satu KPAI (2014) juga
tahap perkembangan manusia yang menjelaskan bahwa bentuk
menjadi periode transisi dari masa pelanggaran kekerasan di media
anak-anak menuju ke masa dewasa sosial (cyberbullying) menjadi
(Permatasari dalam Fitransyah, permasalahan serius yang harus
Waliyanti, 2018). Pada periode ditangani terutama pada
remaja, manusia akan mengalami remaja.Cyberbullying merupakan
krisis identitas diri sehingga pada penyalahgunaan teknologi di media
masa ini tergolong dalam periode sosial untuk mengancam,
bermasalah khususnya dengan melecehkan, dan mempermalukan
perilaku bullying (Sistrany , 2016). seseorang (Fisher, 2013).
Adawiyah (2018) menyatakan Hasil studi United Nations
perkembangan media sosial yang International Children’s Emergency
semakin pesat dikalangan remaja Fund(UNICEF) tahun 2016
dapat dimanfaatkan sebagai alat menunjukkan hampir 30 juta remaja
komunikasi yang mudah digunakan diIndonesia mengakses internet, 80%

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021 147


remaja khususnya di kota Jakarta dan 1) Cyberbullying dapat terjadi 24 jam
Daerah Istimewa Yogyakarya (DIY) sehari, 7 hari seminggu dan
adalah pengguna aktif internet, 70% menjangkau anak-anak saat
remaja menggunakan internet untuk mereka sendirian, pagi,siang
bertemu te man online melalui media maupun malam hari;
sosial (instagram), dan 30% melihat 2) Pesan dan gambar dapat di-posting
video melalui situs online, sehingga tanpa nama dan menyebar
penggunaan internet pada remaja dengancepat sehingga tidak mudah
dapat berpengaruh terhadap untuk menelusuri sumbernya;
peningkatan tindak penyalahgunaan 3) Sulitnya menghapus pesan atau
media sosial seperti cyberbullying. gambaryang sudah terposting dan
Hasil penelitian Dalgeish menyebar di dunia maya.
(2010) menunjukkan remaja yang Berdasarkan latar belakang di
melakukan atau mengalami atas, maka penulis tertarik meneliti
cyberbullying sebesar 50% usia 10-14 mengenai “Faktor-faktor apa saja
tahun, 42% usia 15-18 tahun, dan 8% yang menyebabkan terjadinya
usian 19-25. Presentase tertinggi perilaku cyberbullying pada remaja?”
menurut penelitian Papalia (2014) yang merupakan kajian literature.
cyberbullying dikalangan remaja
terjadi pada usia 14 hingga 18 tahun. 2. METODOLOGI
Jejaring sosial juga dijadikan
sebagai tempat mengeluarkan segala Studi dimulai dengan sistemtis
bentuk luapan emosi, dan sering juga untuk mengidentifikasi jurnal online
mengungkapkan kemarahan dalam mengenai Cyberbullying. Peneliti
bentuk caci maki dan hinaan pada menggunakan metode telaah pustaka
orang lainatau kelompok tertentu. (library research). Sarwono
Kondisi ini seringberlanjut pada (Sari,2020) menyatakan penelitian
permusuhan dalam pergaulan didunia kepustakaan adalah studi yang
nyata. Penelitian yang dilakukan oleh mempelajari berbagai buku referensi
Martin, Coyier, Vansistine dan serta hasil penelitian sebelumnya
Schroeder (Aini, dan Apriani, 2019). yang sejenis yang berguna untuk
menyatakan bahwa kemarahan yang mendapatkan landasan teori mengenai
diungkapkan dalam internet dalam masalah yang akan diteliti. Adapun
jangka pendek membuat pelaku langkah-langkah dalam penelitian
merasa lega dalam mengekspresikan kepustakaan menurut Kuhlthau
kemarahannya, namun selanjutnya (2002) dalam Mirzaqon dan Purwoko
pelaku akan menyadari bahwa halitu (2017) adalah sebagai berikut: 1.
merupakan cara yang salah karena Pemilihan topik 2. Eksplorasi
berdampak secara emosional informasi 3. Menentukan fokus
khususnya bagi pembaca atau yang penelitian 4. Pengumpulan sumber
menjadi subyek penderita.Kondisi ini data 5. Persiapan penyajian data 6.
tentunya mudah sekali menyebabkan Penyusunan laporan. Penelitian ini
permusuhan dalam pertemanan yang menganalisa database elektronik
dijalin lewat media tersebut google scholar dan sciencedirect
Beberapa hal terkait dengan dengan kata kunci cyberbullying.
cyberbullying yaitu:

148 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021


Kriteria inklusi pada studi ini melecehkan korbannya melalui
adalah hanya pada studi terkait perangkat teknologi. Pelaku ingin
dengan Cyberbullying pada remaja. melihat seseorang terluka, ada banyak
Analisis data digunakan untuk cara yang mereka lakukan untuk
menjawab pertanyaan utama dalam menyerang korban dengan pesan
penelitian, yaitu : ““Faktor-faktor apa kejam dan gambar yang mengganggu
saja yang menyebabkan terjadinya dan disebarkan untuk
perilaku cyberbullying pada remaja?” mempermalukan korban bagi orang
Tujuan utama dalam penelitian ini lain yang melihatnya.
adalah untuk mengeksplorasi, Breguet (Imanti, Triyono
merangkum, dan melakukan sintesis 2018) memaparkan bahwa Cyber
pada litertur yang telah ada dalam bullying adalah intimidasi yang
memahami “Faktor-faktor apa saja dilakukan pelaku dengan tujuan
yang menyebabkan terjadinya melecehkan atau mempermalukan
perilaku cyberbullying pada remaja?”. korban melalui perangkat teknologi.
Serangan cyber bullying kepada
korban dapat berupa pesan atau
3. LANDASAN TEORI gambar yang mengganggu yang
kemudian disebarkan dengan
a. Defenisi Cyberbullying mempermalukan korban bagi orang
lain yang melihatnya.
Marleni, dan Weismann
(2016) menyatakan Cyberbullying
merupakan istilah yang ditambahkan b. Aspek-Aspek Cyber Bullying
ke dalam kamus OED pada tahun Aspek-Aspek Cyber Bullying
2010. Istilah ini merujuk kepada menurut Willard (Imanti, Triyono
penggunaan teknologi informasi 2018), aspek-aspek dari cyber
untuk menggertak orang dengan bullying ada tujuh, yaitu:
mengirim atau posting teks yang 1. Flaming, merupakan perilaku yang
bersifat mengintimidasi atau berupa mengirim pesan teks
mengancam. OED menunjukkan dengan kata-kata kasar, dan
penggunaan pertama dari istilah ini frontal. Perlakuan ini biasanya
pertama kali di Canberra pada tahun dilakukan di dalam chat group
1998, tetapi istilah ini sudah ada pada media sosial seperti
sebelumnya di Artikel New Yorks mengirimkan gambar-gambar yang
Time 1995 di mana banyak sarjana dimaksudkan untuk menghina
dan penulis Besley seorang Kanada orang yang dituju.
yang meluncurkan website 2. Harassment, merupakan perilaku
cyberbullying tahun 2013 dengan mengirim pesan-pesan dengan
istilah coining. kata-kata tidak sopan, yang
Marleni, dan Weismann ditujukan kepada seseorang yang
(2016) mendefenisikan pengertian berupa gangguan yang dikirimkan
cyberbullying adalah teknologi melalui email, WA (Whatsapp),
internet untuk menyakiti orang lain maupun pesan teks di jejaring
dengan cara sengaja dan diulang- sosial secara terus menerus.
ulang.Cyberbullying adalah bentuk Harassment merupakan hasil dari
intimidasi yang pelaku lakukan untuk

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021 149


tindakan flaming dalam jangka Tabel 1. Hasil penelitian terkait
panjang. Harassment dilakukan Cyberbullying pada Remaja
dengan saling berbalas pesan atau
bisa disebut perang teks. Judul Hasil
3. Denigration, merupakan perilaku Penelitian
mengumbar atau memperlihatkan Rahmat Syah ada pengaruh
hal-hal yang buruk tentang dan Istiana antara perilaku
seseorang di internet, tujuannya Hermawat.201 pelaku
adalah merusak nama baik atau 8. Upaya cyberbullying
reputasi orang tersebut. Seperti Pencegahan dengan perilaku
seseorang yang mengirimkan Kasus reaktif siswa
gambar-gambar seseorang yang Cyberbullying Kristen korban
sudah diubah sebelumnya menjadi bagi Remaja cyberbullying
lebih sensual agar korban diolok- Pengguna dengan
olok dan mendapatkan penilaian Media Sosial di signifikansi
buruk dari orang lain. Indonesia 0,037<0,05.
4. Impersonation, merupakan perilaku Mira Marleni Pengaruh
berpura-pura atau berperan Pandie, Ivan perangkat
menjadi orang lain dan kemudian Th. J. teknologi
mengirimkan pesan-pesan yang Weismann.201 terhadap pemuda
tidak baik. 6. Pengaruh hari ini sering
5. Outing and trickery. Outing cyberbullying menyebabkan
merupakan perilaku menyebarkan di media sosial mereka untuk
rahasia atau foto-foto pribadi orang terhadap mengatakan dan
lain. Trickery merupakan perilaku perilaku reaktif melakukan hal-
membujuk seseorang dengan tipu sebagai pelaku hal kejam
daya (cara lain) tujuannya agar maupun dibandingkan
mendapatkan informasi (foto atau sebagai korban dengan apa yang
hal pribadi lainnya) yang bersifat cyberbullying didapati dalam
rahasia pada siswa tatap muka
6. Exclusion, merupakan perilaku kristen smp pelaku bullying.
dengan sengaja mengeluarkan nasional
seseorang dari grup online tertentu. makassar
7. Cyberstalking, merupakan perilaku Vera Imanti, Bagi wanita yang
berupa ancaman atau intimidasi Triyono.2018. berperan ganda,
berbahaya yang dilakukan secara Dampak yaitu sebagai ibu
berulang menggunakan psikologis dan berkarir
komunikasi elektronik. wanita karir bullying bisa
korban cyber berdampak bagi
bullying kehidupannya,
baik kehidupan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil pribadi maupun
kehidupan
Hasil penelitian dilakukan dengan sosialnya.
menganalisa 9 jurnal terkait Risana Hasil penelitian
cyberbullying pada remaja berikut: Rachmatan, menyatakan

150 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021


Shella Rizky tidak terdapat onlinebiasanya
Ayunizar.2017. perbedaan sulit untuk
Cyberbullying perilaku mengontrol
pada remaja cyberbullying perilaku mereka.
sma dibanda antara remaja di dunia online.
aceh laki-laki dan Siti Robiah Faktor
remaja Adawiyah.201 perkembangan
perempuan di 9. Faktor- media sosial
Banda Aceh. faktor yang yang semakin
YunusWinoto, Hasil mempengaruhi pesat dikalangan
Adi Rahmat menunjukkan cyberbullying remaja sebagai
Sopian.2019. bahwa remaja pada remaja alat
Remaja dan dilihat dari aspek komunikasiyang
pandangannya interaktivitas, mudah
terhadap konektivitas dan digunakan dan
cyberbullying akses yang diakses,
pada media secara umum membawa tren
facebook. cukup baik. baru dalam
Dimana dilihat masyarakat
dari bentuk sebagai media
komunikasi untukmelakukan
dalam kegiatan penindasan
cyberbullying, secara online
remaja atau yang
berpandangan dikenal dengan
bahwa cyberbullying.
cyberbullying Retha Rizky Hasil penelitian
yang dilakukan Fitransyah, melalui observasi
secara verbal Ema di media sosial
akan terlihat Waliyanti.201. Instagram
lebih bengis, Perilaku menunjukkan
kejam dan lebih cyberbullying jenis
adistik. dengan cyberbullying
El Chris Hasil mediains yang dilakukan
Natalia.2016. menunjukkan tagramp ada oleh remaja di
faktor-faktor bahwa remaja remaja di Yogyakarta
yang dengan jiwa yogyakarta antara lain: 1).
mempengaruhi yang rentan Membuat
cyberbullying dapat menjadi komentar kasar,
pelaku atau 2). Perbarui
korbandari instastory, 3).
cyberbullying. Unggah foto, dan
Mereka yang 4).
tidak mengerti Mengomentari
tentang etika foto. Selain itu,
yang baik secara hasil penelitian

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021 151


melalui faktor yang berasal dari diri
wawancara pelaku ataupun korban
mendalam cyberbullying, misalnya:
menunjukkan a) Kemampuan pelaku
bahwa perilaku empati. Remaja yang tidak
cyberbullying empati serta tidak mengerti
pada remaja tentang etika yang baik
dipengaruhi oleh secara online biasanya sulit
beberapa faktor untuk mengontrol perilaku
seperti 1). mereka di dunia online.
Intensitas b) Karakter korban. Remaja
penggunaan dengan jiwa yang rentan
media sosial, 2). dapat menjadi pelaku atau
Kemampuan korban dari cyberbullying.
pelaku empati, c) Koneksivitas perilaku
dan 3). Karakter pelaku dan korban.
korban. Semakin tinggi intensitas
Sartana & Hasil deskriptif perilaku bullying yang
Nelia penelitian ini dilakukan oleh pelaku
Afriyeni.2017. menunjukkan cyberbullying, maka
Perundungan bahwa 78% korban akan semakin
maya (cyber responden berperilaku reaktif.
bullying)pada pernah melihat d) Pada dasarnya, pelau dan
remaja awal perundungan korban cyberbullying dapat
maya, 21% terjadi baik pada remaja
responden perempuan ataupun remaja
pernah menjadi laki-laki. Tidak terdapat
pelaku, dan 49 % perbedaan perilaku
responden cyberbullying antara
pernah menjadi remaja laki-laki dan remaja
korban. perempuan.
e) Perilaku yang seringkali
dilakukan remaja dan
b. Pembahasan menjadi kebiasaan emaja
saat bersosial media
Perilaku cyberbullying pada menjadi faktor pemicu
remaja dipengaruhi oleh beberapa terjadinya cyberbullying,
faktor, baik faktor internal dari misalnya: membuat
korban dan pelaku, maupun faktor komentar kasar,
eksternal korban dan pelaku memperbarui instastory,
cyberbullying.Adapun faktor- mengunggah foto, dan
faktornya sebagai berikut: mengomentari foto.
1) Faktor internal pelaku dan 2) Faktor ekternal
korban Faktor ekternal yang dimaksud
Faktor internal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
dalam penelitian ini adalah faktor yang berasal dari luar

152 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021


diri pelaku ataupun korban sendiri, serta faktor eksternal
cyberbullying, misalnya: yang merupakan penyebab
a) Intensitas penggunaan munculnya cyberbullying.
media sosial. Se,akin tinggi a) Perilaku internal terkait
intensitas pemakaian media pada karakteristik
sosial, maka semakin besar kepribadian pelau yang
peluang remaja melakukan kurang berempati dan
cyberbullying ataupun kurang pemahaman akan
menjadi korbannya. etika, karakteristik korban
b) Faktor perkembangan yang rentan, perilaku yang
media sosial yang semakin terbiasa dilakukan oleh
pesat dikalangan remaja pelku dan korban selama
sebagai alat komunikasi menggunakan sosial media
yang mudah digunakan dan tanpa disadarai menjadi
diakses, membawa tren pemicu cyberbullying,
baru dalam masyarakat intensitas pembullyian
sebagai media untuk pelaku terhadap rekais
melakukan penindasan korban.
secara online atau yang b) Adapun faktor eksternal
dikenal dengan disebabkan perkembangan
cyberbullying. pesat teknologi, serta
c) Pengaruh perangkat semakin mudahnya
teknologi terhadap pemuda teknologi menyediakan
hari ini sering media sosial yang terbuka
menyebabkan mereka bagi para remaja.
untuk mengatakan dan
melakukan hal-hal kejam b. Saran
dibandingkan dengan apa
yang didapati dalam tatap Berdasarkan hasil
muka pelaku bullying. penelitian,maka disarankan:
1. Pemberian psikoedukasi
berupa etika dalam
penggunaan media sosial dan
5. KESIMPULAN konsekuensinya pada remaja.
2. Pemberian pelatihan
a. Kesimpulan asertivitas pada remaja agar
tidak rentan menjadi korban
Berdasarkan hasil penelitian,
cyberbullying.
maka dapat diketahui bahwa
3. Pengontrolan intensitas
Cyber bullying adalah penggunaan media sosial
intimidasi yang dilakukan pada remaja.
pelaku dengan tujuan 4. Bagi peneliti selanjutnya,
melecehkan atau dapat meneliti aspek lainnya
mempermalukan korban misalnya dinamika
melalui perangkat teknologi psikologis pada pelaku
misalnya penggunaan media ataupun korban
sosial.Terdapat faktor internal cyberbullying.
dari diri pelaku dan korban itu

Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021 153


DAFTAR PUSTAKA cyberbullyingbagi remaja
pengguna media sosial di
Adawiyah, S. R. (2019). Faktor-faktor Indonesia. Jurnal PKS. 17. (2). 131
yang mempengaruhi cyberbullying – 146.
pada remaja. Prosiding Seminar Winoto, Y., & , Sopian, A, R. (2019).
Nasional Magister Psikologi Remaja dan pandangannya
Universitas Ahmad terhadap cyberbullying pada media
DahlanISSN:2715-7121. 309-403. facebook. Jurnal Komunikasi dan
Aini, K., & Apriana, R. (2019). Media.3.(2). 122-132
Dampak cyberbullying terhadap
depresi pada mahasiswa prodiners.
Jurnal Keperawatan. 6. (2). 91-97.
Fitransyah, &R, R.,& Waliyanti, E. .
(2018). Perilaku cyberbullying
dengan media instagram pada
remaja di Yogyakarta. Indonesian
Journal Of nursing practices. 2.
(1). 37-48.
Imanti, V., & Triyono. (2018).
Dampak psikologis wanita karir
korban cyber bullying. jurnal An-
Nida,10. (2). 1-14
Natalia, E, C. (2016). Remaja, media
sosial dan cyberbullying. Jurnal
Ilmiah Komunikasi. 5. (2). 139-
141.
Pandie, M, M., & Weismann, I, T, J.
(2018). Pengaruh cyberbullying di
media sosial terhadap perilaku
reaktif sebagai pelaku maupun
sebagai korban cyberbullying pada
siswa kristen smp nasional
makassar. Jurnal Jaffray. 14. (1).
43-62.
Rachmatan, R., & Ayunizar, S, R.
(2017). Cyberbullying pada remaja
sma dibanda aceh. Jurnal Insight
Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Jember. 13. (2).
67-79.
Sartana., Afriyeni, N. (2017).
Perundungan maya (cyberbullying)
pada remaja awal. Jurnal Psikologi
Insight. 1. (1). 25-39.
Syah, R., & H, I. (2018). Upaya
pencegahan kasus

154 Jurnal IKRA-ITH Humaniora Vol 5 No 2 Bulan Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai