Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH : MANAJEMEN PENGEMBANGAN WILAYAH DESA (S)

NAMA : RIZKY SYAHPUTRA

NIM : 1112100188

1. karena bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut
dengan memanfaatkan sumber daya alam di daerah tersebut agar semua penduduk dapat
menikmati fasilitas yang sama antara wilayah yang satu dengan yang lainnya, dan juga
masyarakat merasa bahwa pemerintah pusat tidak membeda-bedakan antara wilayah yang satu
dengan wilayah yang lainnya.

2. Pendekatan dalam perencanaan wilayah adalah sebagai berikut. Pendekatan sektoral


adalah pendekatan berdasarkan sektor-sektor kegiatan yang ada di wilayah tersebut, seperti
pertanian dan industri. Pendekatan kewilayahan atau region , melihat pemanfaatan ruang serta
interaksi berbagai kegiatan dalam ruang wilayah.

3. Paradigma Baru :  Botttom Up (desentralistik), Pemerintah dan masyarakat menyiapkan,


melaksanakan dan mengendalikan; Terbuka/inklusif dan transparan, Konsep RTRW disiapkan
oleh pemda dengan mengikutsertakan masyarakat, Pemda aktif melakukan adaptasi dan aspiratif
terhadap masyarakat sebagai langkah tindak lanjut pengembangan wilayah, Melalui mekanisme
ideal dan procedural
Hadirnya paradigma baru pengembangan wilayah idealnya mampu membawa perubahan ke arah
yang lebih baik.  Namun 16 tahun pasca reformasi, dinilai masih belum dirasakan adanya
perubahan yang berarti.  Paradigma baru pengembangan wilayah masih bersifat sloganistik tanpa
kebijakan yang subtantif.  Implementasinya terhambat oleh sikap para elite yang enggan untuk
berubah sebagaimana pesan dari paradigma baru tersebut.

4. Tujuan dari Pengembangan Agropolitan adalah: (1) Jangka panjang: meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat khususnya petani di kawasan agropolitan. (2) Jangka menengah:
(a) Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha petani on/off farm yang efektif, efisien, dan
berdaya saing; (b) Menumbuhkan iklim usaha yang mendorong perkembangan usaha masyarakat.
(3) Jangka pendek: (a) Menetapkan lokasi yang memenuhi persyaratan sebagai pusat dan wilayah
pendukung kawasan agropolitan; (b) Membuat perencanaan bagi pengembangan kawasan
agropolitan. Contoh : ”Rumah Mete” yang berfungsi sebagai tempat pengolahan dan
pembelajaran tentang mete secara keseluruhan. Di desa Karangtengah terdapat perkebunan mete
”Pariwisata Agro” sejak tahun 2005 kerjasama dengan Royal Silk milik Gusti Pembayun dimana
merupakan perkebunan mete yang dikembangkan untuk pengembangan ulat sutra liar. Selain itu
kerjasama bidang kehutanan dengan komoditas mete antara pemerintah setempat dengan Garuda
Indonesia dengan nama ”Garuda Indonesia Forest”. Sistem budidaya yang dilakukan adalah
mempekerjakan masyarakat sekitar untuk mengelola perkebunan tersebut.

5. Konsep Dasar Pengembangan Kawasan Minapolitan adalah upaya menciptakan pembangunan


inter-regional berimbang, khususnya dengan meningkatkan ketertarikan pem- bangunan kota
desa.
Syarat-syarat pengembangan Minapolitan :
• Memiliki sumberdaya lahan yang sesuai untuk pengembangan komoditas perikanan yang
dapat dipasarkan atau telah mempunyai pasar (komoditas unggulan),
• Memiliki berbagai sarana dan prasarana Minabisnis yang memadai untuk mendukung
pengembangan system dan usaha Minabisnis yaitu: Pasar; Lembaga keuangan; Memiliki
kelembagaan pembudidaya ikan (kelompok, UPP); Balai Penyuluhan Perikanan (BPP) yang
berfungsi sebagai klinik Jaringan jalan yang memadai dan aksesibilitas dengan daerah lainnya
serta sarana irigasi, yang kesemuanya untuk mendukung usaha perikanan yang effisien.
• Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai seperti
• transportasi, jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih dll;
• Memiliki sarana dan prasarana kesejahteraan social/masyarakat yang
• memadai seperti kesehatan, pendidikan, kesenian, rekreasi,
• perpustakaan, swalayan dll;
• Kelestarian lingkungan hidup baik kelestarian sumberdaya alam,
• kelestarian social budaya maupun keharmonisan hubungan kota dan desa terjamin.
Contoh :
“ MINAPOLITAN PERIKANAN BUDIDAYA, MENUJU KAWASAN TERINTEGRASI
YANG MANDIRI”

6. Analisis Desa Pusat Pertumbuhan Minapolitan dilakukan berdasarkan data hasil survei dan
diperkuat dengan data sekunder yang ada (kabupaten dalam angka dan kecamatan dalam angka).
Analisis ini dilakukan dalam rangka identifikasi profile Kawasan Minapolitan, terdiri dari:
Analisis Tipologi Pusat Pertumbuhan Kawasan Minapolitan, Analisis skala ekonomi dan
pelayanan sosial ekonomi per kecamatan, Analisis Kondisi Prasarana dan Sarana Dasar dan
penunjang pada kawasan Minapolitan dan kawasan pendukungnya. Analisis kuantitatif yang
digunakan adalah analisis perwilayah komoditas dengan pendekatan model kontribusi sektoral
yang diinduksi dengan analisis pertumbuhan komoditas sebagai dasar penetapan komoditas
unggulan yang sustainable. Sedangkan analisis kuantitatif lain adalah analisis Sistem Informasi
Geografis (SIG), SIG adalah sistem komputer yang mempunyai kemampuan pemasukan,
pengambilan, analisis data dan tampilan data geografis yang sangat berguna bagi pengambilan
keputusan.

Anda mungkin juga menyukai