BukuKelapaSawit1PenyiapanLahan AmarMaruf
BukuKelapaSawit1PenyiapanLahan AmarMaruf
net/publication/324921337
CITATIONS READS
0 48,743
1 author:
Amar Ma'ruf
Akdeniz University
13 PUBLICATIONS 72 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Pyraclostrobin application on tea var. Assamica during the dry season View project
All content following this page was uploaded by Amar Ma'ruf on 03 May 2018.
MATERI KULIA
AH
PENGELOLAAN KELAP
PA SAWIT I
PENYIAPAN LAH
HAN
Penyusun
Amar Ma’ruf, M.Sc
c
Penyiapan Lahan | i
Amar Ma’ruf, M.Sc
HANYA DIPERUNTUKKAN:
SEBAGAI BAHAN KULIAH/PEM
MBELAJARAN
ii | Penyiapan Lahan
Materi Kuliah Pengelolaan Kelapa
a Sawit I
DAFTAR ISI
iv | Penyiapan Lahan
Materi Kuliah Pengelolaan Kelapa Sawit
PENDAHULUAN
Penyiapan Lahan | 1
Amar Ma’ruf, M.Sc
PEMILIHAN LOKASI
A. IKLIM
Curah Hujan
Curah hujan berhubungan dengan jaminan ketersediaan air
dalam tanah sepanjang pertumbuhan tanaman. Tanaman kelapa
sawit praktis berproduksi sepanjang tahun sehingga membutuhkan
suplai air relatif sepanjang tahun pula. Ada dua hal penting yang perlu
diperhatikan yaitu jumlah curah hujan tahunan (mm) dan distribusi
curah hujan bulanan. Curah hujan yang ideal berkisar 2.000–3.500
mm/th yang merata sepanjang tahun dengan minimal 100 mm/bulan.
Di luar kisaran tersebut tanaman akan mengalami hambatan
dalam pertumbuhan dan berproduksi. Curah hujan antara 1700–2.500
dan 3.500–4.000 tanaman akan mengalami sedikit hambatan. Di
Penyiapan Lahan | 3
Amar Ma’ruf, M.Sc
lokasi dengan curah hujan kurang dari 1.450 0 mm/th dan lebih dari
5.000 mm/th sudah tidak sesuai untuk sawit. Rendahnya curah hujan
tahunan berkaitan dengan defisit air dalam jangka waktu relatif lama
sedangkan curah hujan yang tinggi berkaitan dengan rendahnya
intensitas cahaya.
Jumlah bulan keringg dari 3 bulan sudah merupakan faktor
berat. Adanya bulan kering yang panjang dengan curah hujan yang
rendah akan menyebabkan terjadinaya defisit air. Lama penyinaran
matahari yang optimal adalah 6 jam/hari dengan kelembapan nisbi
untuk kelapa sawit pada kisaran 50-90%
90% (optimalnya pada 80%).
Suhu
Suhu rata-rata
rata tahunan untuk pertumbuhan dan produksi
sawit berkisar antara 24-29oC, dengan produksi terbaik antara 25
270C. Di daerah tropis, suhu udara sangat erat kaitannya dengan
tinggi tempat di atas permukaan laut (dpl). Tinggi tempat optimal
adalah 200 m dpl, dan disarankan tidak lebih dari 400 m dpl,
meskipun di beberapa daerah, seperti di Sumatera Utara, dijumpai
pertanaman sawit yang cukup baik hingga ketinggian 500 m dpl.
Suhu minimum dan maksimum belum banyak diteliti, tetapi dilaporkan
bahwa sawit dapat tumbuh baik pada kisaran suhu antara 8 hingga
380C.
B. BENTUK WILAYAH
Bentuk wilayah yang sesuai untuk kelapa sawit adalah datar
sampai berombak
erombak yaitu wilayah dengan kemiringan lereng antara 00-
8%. Pada wilayah bergelombang sampai berbukit (kemiringan lereng
8-30%),
30%), kelapa sawit masih dapat tumbuh dan berproduksi dengan
baik melalui upaya pengolahan tertentu seperti pembuatan teras.
Pada wilayah
ayah berbukit dengan kemiringan >30% tidak dianjurkan
untuk kelapa sawit karena akan memerlukan biaya yang besar untuk
pengelolaannya, sedangkan produksi kelapa sawit yang dihasilkan
relatif rendah.
Beberapa hal yang akan menjadi masalah dalam
pengembangan kelapa sawit pada areal-arealareal yang berbukit antara
lain:
Kesulitan dalam pemanenan dan pengangkutan tandan buah
segar (TBS),
Diperlukan pembangunan dan pemeliharaan jaringan transportasi,
Pembangunan bangunan pencegah erosi,
Pemukan yang tidak efektif karenaena sebagian besar melalui aliran
permukaan.
Kondisi Tanah
Sifat tanah yang ideal dalam batas tertentu dapat mengurangi
pengaruh buruk dari keadaan iklim yang kurang sesuai. Misalnya
tanaman kelapa sawit pada lahan yang beriklim agak kurang masih
dapat tumbuh baik jika kemampuan tanahnya tergolong tinggi dalam
menyimpan dan menyediakan air.
Secara umum kelapa sawit dapat tumbuh dapat berproduksi
baik pada tanah-tanah
tanah ultisol, entisols, inceptisols, dan histosols.
Berbeda dengan tanaman perkebunan lainnya, kelapa sawit dapat
diusahakan pada tanah yang tekstur agak kasar sampai halus yaitu
antara pasir berlempung sampai liat massif.
Beberapa karakteristik tanah yang digunakan pada penilaian
kesesuain lahan untuk kelapa sawit meliputi batuan dipermukaan
tanah,, kedalaman efektif tanah, tekstur tanah, kondisi drainase tanah,
dan tingkat kemasaman tanah (pH). Tekstur tanah yang paling ideal
untuk kelapa sawit adalah lempung berdebu, lempung liat berdebu,
lempung liat dan lempung berpasir.Kedalaman efektif tanah yyang baik
adalah jika >100 cm, sebaliknya jika kedalaman efektif 7 >50 cm, dan
Penyiapan Lahan | 5
Amar Ma’ruf, M.Sc
Lahan
Ada 4 faktor lahan penting yang menjadi perhatian
perhatian. Berikut
penjelasan faktor-faktor tersebut.
Penyiapan Lahan | 7
Amar Ma’ruf, M.Sc
terhambat. Kedalaman efektif tanah yang ng tipis atau muka air tanah
yang tinggi (dangkal) berarti daerah jelajah akar akan terbatas.
Penyiapan Lahan | 9
Amar Ma’ruf, M.Sc
Definisi
nisi legalitas yang dimaksud dalam poin ini meliputi
perizinan pendirian kebun, pembukaan kebun, pengelolaan kebun,
dimana kelapa sawit ditanam/ diproduksi, ksi, dan diperdagangkan
dengan mematuhi peraturan yang berlaku secara hukum di tingkat
nasional, maupun di sepanjang rantai pasok. Produsen wajib memiliki
izin usaha dan hak kepemilikan tanah/ konsesi dan perizinan lainnya
untuk beroperasi.
Berdasarkan Undang-Undang
Undang No. 18 Tahun 2013 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, tanda buah
segar (TBS) yang diproduksi di dalam kawasan hutan merupakan
produk kelapa sawit yang ilegal. Kawasan hutan yang boleh
dicadangkan untuk dikonversi menjadi kawasan an perkebunan hanya
kawasan hutan yang berstatus Hutan Produksi Konversi (HPK).
Penting bagi para pelaku usaha untuk memastikan bahwa
suatu konsesi tidak berada dalam sengketa. Memastikan perbatasan
perkebunan tidak melebihi zona konsesi. Khusus untuk perd
perdagangan
ekspor, beberapa ketentuan legalitas tambahan dari negara
pengimpor merupakan salah satu faktor yang berpengaruh.
Untuk mendapatkan nilai ekonomis dalam budidaya
perkebunan kelapa sawit dibutuhkan areal kebun yang relative luas
minimal 5.000 hektar. Keadaan tanah memenuhi syarat/layak dari
sisi teknis kebun, status areal sesuai peruntukannya dapat diurus,
pelepasannya/tidak masuk dalam kawasan yang dilarang,
Kelengkapan perijinan dan legalitas (yang menjadi pokok bahasan).
Penyiapan Lahan | 11
Amar Ma’ruf, M.Sc
Izin Lingkungan
Izin Lingkungan merupakan prasyarat memperoleh izin Usaha
Perkebunan. Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki
Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan. Untuk
mendapatkan izin lingkungan, diperlukan:
Dokumen AMDAL dan UKL-UPL,
Hasil penilaian AMDAL dan UKL-UPL.
Perusahaan yang didirikan sebelum tahun 2012 tidak
memerlukan izin lingkungan. Akan tetapi, semua perusahaan
(termasuk sebelum tahun 2012) akan melakukan perluasan la lahan
atau peningkatan kapasitas kebun, wajib merubah AMDAL dan
memohon Izin Lingkungan.
Dokumen AMDAL adalah dokumen kajian ilmiah secara
komprehensif terhadap lokasi yang sudah diberikan berdasarkan Ijin
Lokasi dari semua aspek, mulai dari:
Latar Belakang,
Rencana Kegiatan,
Rona Lingkungan Fisik Kimia,
Lingkungan Hayati,
Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya,
Identifikasi,
Prediksi dan Evaluasi Dampak Penting: dampak terhadap potensi
kebakaran Lahan, dampak terhadap laju erosi,
rosi, subsidensi Tanah
dan meningkatnya pirit, dampak terhadap kualias aair, dampak
terhadap terganggunya flora dan fauna, dampak
ampak terhadap
kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat
asyarakat, dan dampak
terhadap keluhandan keresahan sosial.
Dokumen AMDAL terdiri dari:
Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA (KA-AMDAL),
Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL),
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL),
Dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Penyiapan Lahan | 13
Amar Ma’ruf, M.Sc
Penyiapan Lahan | 15
Amar Ma’ruf, M.Sc
B. KONVERSI
SI HUTAN MENJADI PERKEBUNAN
Indonesia memiliki hutan tropis terbesar ke
ke-3 di dunia dengan
luasan 131.3 juta hektar (Kementrian Kehutanan, 2012) dan masuk
sebagai salah satu negara penghasil
ghasil emisi gas rumah kaca (GRK)
tertinggi. 37% sumber emisi dihasilkan dari deforestasi dan 27%
disebabkan oleh kebakaran gambut. Data FAO (Food Agriculture
Organisation) menyebutkan bahwa kelapa sawit yang ditanam di
Indonesia antara tahun 1990 dan 2008 diasosiasikan sebagai
penyebab deforestasi.
Penyiapan Lahan | 17
Amar Ma’ruf, M.Sc
Penyiapan Lahan | 19
Amar Ma’ruf, M.Sc
Penyiapan Lahan | 21
Amar Ma’ruf, M.Sc
Penyiapan Lahan | 23
Amar Ma’ruf, M.Sc
PEMBUKAAN LAHAN
(LAND CLEARING)
A. VEGETASI LAHAN
Vegetasi Hutan Primer Atau Sekunder
Pembukaan lahan hutan primer atau sekunder dilakukan
penebangan secara bertahap. Pada prinsipnya,
rinsipnya, tanaman lapis bawah
berupa semak, belukar, dan anakan pepohonan yang masih kecil
ditebas lebih dulu dengan parang, dan kapak. Tergantung jenis dan
kondisi hutannya, jika diperlukan, dapat digunakan gergaji rantai
(Chain saw) untuk pepehonan kecill yang sudah berat ditebang
dengan kapak atau parang.
Hasil tebangan ditumpuk dalam jalur dengan jarak 4 – 5 m
antar tumpukan dan lebar tumpukan 4 – 5 m. Setelah bersih baru
dilakukan penebangan pepohonan yang lebih besar. Kayu yang
berguna dapat dikumpulkan dan sisanya, termasuk cabang
cabang-cabang
dan ranting pepohonan diletakkan pada tumpukan tebangan lantai
hutan sebelumnya. Bagian-bagian
bagian cabang besar dan kecil dipotong
pendekpendek untuk memercepat proses pelapukannya. Tidak
diperbolehkan membakar hasil tebangan,
angan, tetapi dipotong sependek
mungkin lalu dibiarkan sampai habis melapuk. Di perkebunan-
perkebunan besar, terutama jika tenaga kerja sulit, dapat
Penyiapan Lahan | 25
Amar Ma’ruf, M.Sc
Vegetasi Rerumputan
Pembukaan lahan dengan vegetasi rerumputa
rerumputan lebih mudah
dan murah biayanya. Dalam kenyataannya, padang rumput sering
Penyiapan Lahan | 27
Amar Ma’ruf, M.Sc
Tabel 7. Persentase
sentase Areal Perkebunan Kelapa Sawit
Arel tanaman 91,90 %
Pembibitan 0,20 %
Jaringan jalan 3,20 %
Parit 2,70 %
Parit dan kolam limbah 0,25 %
Kantor, rumah dan lain – lain 1,69 %
Jumlah 100,00
Sumber: Tim Pengembangan Materi Lembaga Pendidikan Perkebunan (2010)
Desain Kebun
Hal-hal yang perlu diperhatikan
rhatikan dalam melakukan desain
kebun adalah bentuk kebun dan ukuran kebun blok pada areal datar
adalah bentuk dan ukuran blok biasanya
asanya bujur sangkar atau empat
persegi panjang dan ukuran 500 x 500 m atau 1000 x 300 m. Batas
Penyiapan Lahan | 29
Amar Ma’ruf, M.Sc
blok pada areal datar dan berombak jalan harus dapat dikendarain
oleh roda empat. Bentuk blok pada areal yang bertopografi
bergelombang atau berbukit atau bergelombang biasanya tidak harus
lurus tapi bisa berupa badan jalan yang dapat
pat dilalui kendaraan roda
empat atau jalan setapak.
Demikian juga dengan jaringan jalan yang memad memadai yang
dapat dilalui kendaraan. Kondisi lahan yang meliputi darat, rawa,
berbukit dan sungai yang dapat dikelolah dengan demikian rupa agar
dapat dijangkau. Rencana lokasi pemukiman karyawan, lokasi pabrik
dan gudang barang serta rencana pengerasan jalan akan pembuatan
dan perawatan jalan sangat penting diperhatikan masalah pengaliran
air dan pengerasan jalan.
Rencana autlet drainase nase berdasarkan kondisi lahan lahan,
pembagian blok kebun (luas satu blok sebaiknya 30 hektar).
Penentuan jalan utama (Main road), jalan transport (Transport road),
jalan koleksi (Collection road) dan jalan kontrol. Selain itu, jalan-jalan
diperkebunan juga terdapat istilah pasar tikus yang merupakan jalan
yang digunakan para pekerja untuk melakukan pekerjaannya secara
berkala. Jalan utama merupakan jalan besar yang pada saat
pembukaan lahan yang pertama kali dibuat.
Semua perencaan tersebut dilengkapi dengan peta kelayakan
lahan yang meliputi:
Kesesuaian Lahan (s1, s2, s3, N1, N2)
Akses jalan
Kondisi vegetasi (Hutan Primer, Hutan Sekunder, Semak Belukar,
Rawa, lalang)
Sumber Air
Infrastruktur
Potensi Masalah Sosial
Penyiapan Lahan | 31
Amar Ma’ruf, M.Sc
32,2 kg ha-1 unsur P yang setara dengan 204,8 kg ha-1 pupuk CIRP,
424,2 kg ha-1 unsurr K yang setara dengan 848,4 kg ha-1
pupuk MOP, dan 75,9 kg ha-1 unsur Mg yang setara dengan 487,5 kg
ha-1 pupuk Kies.
Penyiapan Lahan | 33
Amar Ma’ruf, M.Sc
Perun Mekanis
Kegiatan perun mekanis didefinisikan sebagai kegia kegiatan
berupa:
Mengumpulkan batang dan cabang-cabangcabang yang telah dipoton
dipotong di
gawangan mati sejajar baris tanaman dengan arah rumpukan
timur menuju barat.
Potongan cabang-cabang disusun di atas tas potongan batang yang
besar.
Jarak antara rumpukan minimum 12,6 meter dengan lebar sekitar
3 meter dan tinggi kurang dari 2 meter (popul (populasi 143-150
pokok/Ha).
Hasil cincangan ditempatkan diantara jalur tanaman, dengan jarak
1 m di kiri-kanan
kanan pancang. Disamping itu, pada jalur jalan pikul
harus dibersihkan dari kayu dengan lebar 1,5 m.
Untuk memudahkan pemeriksaan blok/lapangan, merawat da dan
melangsir pupuk maka perlu dibuatkan jalan kontrol selebar 1,5 m
melintangi di tengah-tengah blok arah Barat--Timur berjarak 150 m
dari jalancollection road. Jalan kontrol ini harus dibersihkan dari
segala potongan kayu termasuk tunggul kayu dipotong tandtandas.
Pembuatan Jalan
Kegiatan yang termasuk pekerjaan ini diantaranya mengorek,
menimbun, mengeraskan, serta membuat benteng dan p parit
disebelah kanan dan kiri jalan. Berikut ini jenis jalan di perkebunan
kelapa sawit.
Penyiapan Lahan | 35
Amar Ma’ruf, M.Sc
Jalan Utama (Main Road). Jalan utama (Main Road) yaitu jalan
poros yang berada didalam atau diluar kebun untuk transportasi buah
ke pabrik dan bahan-bahan yang diperlukan ke afdeling. Mengingat
jalan ini sering dilalui truk berkapasitas 5-6
6 ton atau lebih maka
kontruksi jalan harus diperkeras dengan batu dengan lebar 6 6-8 m.
Tebal batu 20-25 cm. Permukaan ukaan jalan lebih tinggi dengan
kemiringan 25% bentuk jalan seperti punggung ggung kerbau. Dengan
kebutuhan 1,5 m3 batu bentuk 1 meter panjang jalan. Panjang jalan
tergantung pada letak pabrik, keadaan topografi serta bentuk areal.
Pada daerah datar atau au berombak jaringan jalan yang
diperlukan 2% dari luas areal tanaman. Untuk 1.001.000 Ha tanaman,
maka panjang jalan yang diperlukan mencapai ± 35 km. Pada areal
yang bergelombang atau berbukit dengan lereng agak curam jalan
utama akan lebih panjang serta sistem jaringannya akan berbeda
dengan derah datar banyak dijumpai belokan dan tanjakan. Untuk
memperlancar transportasi, sebaiknya belokan tidak terlalu tajam
maksimal 6%. Jalan ini dibuat dengan menggali tanah keras dan agar
penimbunan selalu dihindari.
Sebelum
um jalan diperkeras dengan batu atau cangkang perlu
dipadatkan terlebih dahulu dengan compactor. Sketsa penampang
jalan secara sederhana. Jalan ini harus bebas dari rumput, tidak
terlindung agar tidak lembab dan cepat kering bila hujan.
Jalan
alan utama dibuat umumnya dengan lebar seluruhnya 16 m.
Panjang jalan utama 40-50 50 m/Ha. Kontruksinya dengan
menggunakan pasir batu atau batu belah 5/7 dengan tebal 7 cm.
Pembuatannya dengan menggunakan Bulldozer, dengan pengerasan
50 m/JKT sedangkan tanpa pengeras 100 m/JKT. Perawatan jalan
utama secara mekanis dapat juga ditentukan sesuai dengan
topografi, yaitu untuk derah bergelombang 300 m/JKT untuk Road
greder dan 250 m/JKT untuk Road roller.
Penyiapan Lahan | 37
Amar Ma’ruf, M.Sc
Pembuatan Jembatan
Jembatan dibuat berdasarkan jalan yang terpotong oleh parit,
baik itu Main road ataupun Collection road road. Jembatan awal
pembukaan kebun biasanya dibuat dengan memanfaatkan limbah
kayu balok/gelondongan yang didapat dari penebangan/merumpuk
pohon-pohon besar secara mekanis.
Penyiapan Lahan | 39
Amar Ma’ruf, M.Sc
PENGOLAHAN TANAH
Luku 1. Arah pada luku 1 untuk satu blok pekerjaan harus sama
utara – selatan atau timur – barat. Tanah diluku sedemikian rupa
sehingga semua tanah terbalik rata dengan kedalaman 25 – 40 cm.
Penyiapan Lahan | 41
Amar Ma’ruf, M.Sc
Penyiapan Lahan | 43
Amar Ma’ruf, M.Sc
PEMANCANGAN
dan TITIK TANAM
A. PENGAJIRAN
Beberapa perlengkapan yang perlu dalam pengajiran antara
lain BTM, kompas, meteran 50 atau 30 m, tali, altimeter atau alat
pengukur tinggi, ajir bambu atau kayu. Dalam keadaan darurat
pengajiran dapat dilaksanakan dengan hanya menggunakan meteran,
tali, ajir bambu, treser/segitiga samakaki dan selang. Untuk membuat
sudut siku-siku
siku atau garis tegak lurus digunakan dal dalil Pythagoras
dengan rumus 5 : 4 : 3, contohnya sisi miring 10 m, kedua sisi lainnya
8 dan 6 m, atau 15, 12 dan 9 m. Makin panjang ukuran sisi yang
digunakan makin kecil kesalahan dalam membuat siku siku-siku, sebagai
contoh segitiga siku – siku dengan sisi 20, 16 dan 12 lebih baik dari
pada 5, 4 dan 3 m.
Banyak cara atau teknik pengajiran yang dapat dikerjakan.
akan tetapi sebelum pengajiran dimulai, terutama untuk jarak tanam
persegi panjang dan segitiga, hal - hal berikut ini perlu diperhatikan.
Topografi
Pada a areal dengan topografi yang bergelombang, pengajiran
dimulai pada titik tertinggi yang sedapat mungkin di tengah
tengah-tengah
Penyiapan Lahan | 45
Amar Ma’ruf, M.Sc
Penyiapan Lahan | 47
Amar Ma’ruf, M.Sc
B. JARAK TANAM
Jarak tanam yang digunakan
nakan menentukan jumlah tanaman
setiap satuan luas (ha). Jarak tanam dipengaruhi oleh jenis tanah dan
kesuburannya, kemiringan lereng, dan varietas tanaman. Jarak tanam
di tanah kurang subur lebih rapat dibandingkan tanah subur, begitu
pula jarak tanam di lahan gambut lebih rapat dibandingkan di tanah
mineral. Jarak tanam baku yang dianggap optimal adalah 9 x
9 m pada topografi datar.
Jika digunakan system tanam bujur sangkar akan dihasilkan
populasi tanaman sebanyak 121 pohon, tetapi jika segitiga sama sisi
akan diperoleh 142 – 143 pohon/ha. Sistem tanam segitiga
dipandang lebih efisien dalam pemanfaatan ruang dan sumberdaya
lahan sehingga hasilnya lebih optimal. Hasil penelitian mutahir para
pemulia telah menghasilkan varietas kelapa sawit Dampi dengan
susunan daun lebih rapat dan lebih pendek sehingga dapat ditanam
lebih rapat. Jarak tanam yang direkomendasikan adalah 8,5 x 8 8,5 m
segitiga sama sisi. Akan tetapi, pada lahan berlereng yang
memerlukan terasering, tidak bisa lagi diterapkan sistem segi tiga,
tetapi mengarah ke empat persegi panjang.
Di samping itu, ada juga yang menyarankan jarak tanam 9,2 x
9,2 hingga 9,5 x 9,5 m dalam sistem tanam segitiga sama sisi yang
akan menghasilkan populasi tanaman antara 128 – 136 pohon/ha
dan untuk lahan gambut dengan jarak tanam lebih rapat 8,8 x 8,8 m
segitiga (150 pohon/ha). Di lahan berlereng curam, jarak antar baris
lebih besar, tetapi
tapi varietas dengan pelepah lebih pendek dapat
ditanam lebih rapat. Berikut disajikan beberapa contoh populasi
tanaman/ha pada berbagai jarak tanam.
Penyiapan Lahan | 49
Amar Ma’ruf, M.Sc
Penyiapan Lahan | 51
Amar Ma’ruf, M.Sc
Penyiapan Lahan | 53
Amar Ma’ruf, M.Sc
DAFTAR PUSTAKA
Penyiapan Lahan | 55
Amar Ma’ruf, M.Sc
Untuk lahan
ahan petani yang terpisah dengan hamparan lainnya
lainnya,
maka lahan harus direncanakan:
Petani harus memikikan apakah ada akses jalan menuju lokasi
tersebut, seyogyanya berada dipinggir jalan pemerintah atau jalan
kampung.
Bila tidak ada harus dipikirkan pembangunan
unan jalan menuju lokasi
tersebut.
Mengingat pembangunan jalan penghubung cukup mahal, maka
keadaan ini harus dipertimbangkan apakah lahan tersebut
dilanjutkan rencana pembangunan kebun.
Bila pembangunan jalan penghubung tidak terlalu berat, maka
rencana pembangunan
embangunan kebun dapat dilanjutkan, dan disusun
rencana penataan lahan kebun.
Maka lahan yang tersedia akan dialokasikan untuk pembangunan
tanaman dan non-tanaman.
Penyiapan Lahan | 57
Amar Ma’ruf, M.Sc
B. RINTIS-PENETAPAN
PENETAPAN TATA BATAS DAN PENYIAPAN
JALAN KEBUN
Pada saat
at merintis blok sebelum kegiatan pembukaan lahan,
sekaligus dirancang bagan jalan & saluran irigasi. Bila rencana kebun
dalam hamparan yang luas pada tanah mineral dirancang jalan
penghubung, produksi, koleksi dan inspeksi.
Pembuatan
atan jalan dilaksanakan seiring dengan pekerjaan imas
dan tumbang, sehingga menunjang kelancaran mobilisasi tenaga
kerja dan pendistribusian bahan-bahan
bahan di lapangan.
Pembuatan jalan sampai dengan TBM TBM-2, masih bisa dibuat
secara manual (tenaga manusia) atau secara mekanis (alat berat).
Bila dilakukan secara manual dapat dilakukan dengan mengorek atau
mengupas permukaan tanah yang lembek, mendongkel tunggul akar
serta membuat saluran air seluruh pinggiran jalan, sehingga pada
saat hujan tidak tergenang air.
Lahan Terpisah
Lahan petani yang terpisah
isah dari hamparan kebun sawit
sawit, maka
lahan perlu ditata
a penggunaannya sebagai berikut
berikut:
Berdasarkan peta rencana kebun, diketahui luas lahannya;
Selanjutnya ditetapkan apakah seluruh lahan dapat dimanfaatkan
untuk kebun; Sesuai dengan pedoman kesesuaian lahan;
Lahan miring (>25%) dibatasi dan yang terjal tidak dimanfaatkan;
Bila luas lahan lebih dari 20 hektar, maka direncanakan ada jalan
koleksi untuk mobilitas pembangunan dan pemeliharaan kebun.
Bila bentuk lahan tidak persegi, atau tidak beraturan, maka
dirancang jalan isolasi anatara lahan petani deng
dengan lahan milik
orang lain yang tidak dibuka kebun sawit.
Rintisan jalan kebun, diupayakan arah Timur
Timur-Barat atau Utara-
Selatan;
Lebar jalan kebun dengan ukuran badan jalan 6 meter, termasuk
bahu jalan 2 meter;
Lokasi pembibitan tidak memungkinkan dibuat pad pada lahan tersbut,
karena kurang dijamin keamanannya, maka pembibitan dilakukan
pada lokasi yang lain.
Penyiapan Lahan | 59
Amar Ma’ruf, M.Sc
karena dipergunakan
gunakan untuk jalan dan lokasi pembibitan.
Mekanismenya pengurangan sesuai proporsi luas lahan.
Selanjutnya dilakukan kegiatan rintis Jalan Utama Kebun (JUK)
arah Timur – Barat dan Jalan Koleksi (JK) arah Utara – Selatan
dengan menggunakan kompas bila laha lahan cukup datar dan
theodolite (alat ukur tanah) kalau topografi lahan bergelombang
atau miring;
Jarak titik pancang antar JUK adalah 1.012,25 m dan antar as JK
adalah 308,2 m
Lebar blok 301,2 m dan panjang 1.003,25 m.
Lebar JUK=8 m dan JK =6 m, dimana terba terbar tersebut termasuk
masing-masing
masing bahu jalan 1 meter kiri kanan badan jalan;
Khusus untuk areal berbukit dilakukan imas tumbang terlebih
dahulu sebelum pembuatan jalan dan blocking. Blocking
ditentukan berdasarkan batas jalan dan luasnya tidak harus 30 ha.
Dalam satu blok dibagi menjadi 15 persil, masing
masing-masing persil
seluas 2 hektar;
Masing-masing
masing persil diberi tanah kepemilikannya, bisa jadi petani
memiliki lebih dari satu persil;
Pemilik persil melakukan identifikasi vegetasi yang ada di setiap
persil, guna
una melakukan kegiatan pembukaan lahan.
Norma:
Tenaga kerja yang diperlukan untuk Survai, rintisan dan bloking : 4
4-6
HK/Ha
Imas
Mengimas merupakan kegiatan memotong anak kayu dan
tanaman merambat lainnya yang berdiameter di bawah 10 cm
dengan menggunakan parang dan kampak. Pemotongan anak kayu
harus putus dan diusahakan serendah mungkin atau dekat dengan
tanah.
Norma Kerja:
Tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan Imas
Imas-Babat (semak-
belukar) = 18-24 HK/Ha
Tumbang
Penumbangan pohon dengan chainsaw dapat dilakukan
setelah diimas.
Norma Kerja :
Tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan Tebang
Tebang-Tumbang
(semak-belukar) = 10-14
14 JKA/Ha (Jam Kerja Alat/Hektar) Peralatan
yang digunakan : Chainsaw
Penyiapan Lahan | 61
Amar Ma’ruf, M.Sc
Norma Kerja:
Untuk vegetasi asal semak belukar dengan kerapatan
tegakan kayu kerapatan sedang – rendah dapat dilakukan secara
manual dengan menggunakan tenaga manusia dengan norma 3030-35
HK/ha.
demikian juga dari pinggir jalan tidak ada rumpukan dengan lebar + 4
meter.
Cincang Jalur
Kegiatan yang dilakukan pada Areal Datar
Membebaskan jalur tanam dan titik tanam dari kkayu / belukar
yang masih melintang pada jalur tanam dan disusun di jalur
rumpukan.
Membuat jalur rintis tengah untuk jalan kontrol selebar 4 m arah
Utara Selatan harus bebas dari kayu / belukar .
Menentukan jumlah rumpukan jalur ditetapkan sebagai berikut:
- Pada areal dengan vegetasi padat penentuan ratio
rumpukan 1 : 2.
Penyiapan Lahan | 63
Amar Ma’ruf, M.Sc
Norma Kerja:
Pembasmian hamparan lalang dengan menggunakan alat
handsprayer, dengan norma semprot lalalang 1 = 4 4-6 HK/ha;
semprot lalang 2 = 3-5 5 HK/ha; Koreksi semprot lalang yang
tumbuh kembali = 1-2
2 HK/Ha dan wipping lalang = 2
2-3 HK/ha.
Norma Kerja:
Penggunaan
nggunaan tenaga kerja untuk memberantas lalang dengan
pengolahan tanah dibutuhkan 35-50 50 HK/ha ergantung dari kondisi
tanah olah, bila tanah olah lunak atau remah diperlukan tenaga kerja
yang lebih rendah.
Areal Gonoderma
Kegiatan sebelum Replanting. Areal yang terkontaminasi
Ganoderma yang g akan direplanting pada 3 tahun kedepan, perlu
perlakuan sebagai berikut:
Hanya pokok yang terinfeksi dan tanaman sudah tidak produktif
saja yang dibuat perlakuan (tumbang, gali, bajak/plough dan
expose).
Penyiapan Lahan | 65
Amar Ma’ruf, M.Sc
Penyiapan Lahan | 67
Amar Ma’ruf, M.Sc
Penyiapan Lahan | 69
Amar Ma’ruf, M.Sc
Gambar 9. Sketsa
etsa Tiang Penyangga Tali (jika diperlukan pada areal curam)
Tabel 5.Jarak teras, jarak tanam dalam teras dan populasi pokok
Penyiapan Lahan | 71
Amar Ma’ruf, M.Sc
Norma Kerja :
Kebutuhan tenaga kerja untuk pembuatan teras individu atau tapak
kuda, biasanya diperhitungkan per satuan atau prestasi satu hari
orang kerja ditetapkan ‘borongan’ sesuai dengan kondkondisi lahan
setempat. Demikian juga pembuatan teras kontour diperhitungkan per
meter, sesuai kondisi lahan setempat.
G. KONSERVASI LAHAN
Berfungsi untuk:
Pengawetan tanah dan air
Membantu pertumbuhan, pemeliharaan dan panen yang efektif.
Meminimalkan erosi dan aliran permukaan.
Meningkatkan infiltrasi air.
Menjaga atau mempertahankan kelembaban tanah.
Mengupayakan agar tanaman memperoleh cahaya yang cukup
Teras Konservasi
Pada daerah dengan kemiringan 5° - 8ᵒ, teras konservasi
dengan lebar 2 m dibuat secara mekanis
ekanis dengan jarak antar teras 35
- 50 m. Tapak kuda dengan rorak dapat dibuat secara selektif jika
diperlukan.
Teras Kontur
Pada daerah berbukit dengan kemiringan 9° – 22ᵒ dibuat
teras kontur dengan lebar 3 m s/d 4,5 m secara mekanis (lihat Tabel
6 ). Stop
op bund harus dibuat setiap jarak 30 m dengan lebar dan tinggi
60 – 70 cm dengan panjang + 2 m dari tebing.
Penyiapan Lahan | 73
Amar Ma’ruf, M.Sc
Tanaman Konservasi
Tanaman Vetiver atau Guatemala sangat bermanfaat untuk
mencegah erosi karena perakaran yang dalam mencapai 3 m dan
struktur perakarannya sangat baik.Guatemala khusus untuk pinggir
sungai yang berpotensi erosi.
Pengembangan tanaman ini dilakukan dengan membagi
rumpun men- jadi bagian kecil dan ditanam berjarak 50 cm. Agar
perkembangan lebih cepat dilakukan pemangkasan daun setinggi 25
cm setiap 3 bulan.
H. KACANGAN
Penjelasan lihat di Bab Manajemen Penanaman Kacangan.