Makalah Kerajaan Kutai Kelompok 9
Makalah Kerajaan Kutai Kelompok 9
DISUSUN OLEH
2. PASCHAL NGILI
3. SENSI BA’UN
4. DESMOND G. MANIRILI
KELAS : X MIPA 2
Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah mata pelajaran Sejarah
Indonesia dengan judul “Sejarah kerajaan Kutai”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Sejarah Indonesia dan pembaca untuk mengetahui sejarah terbentuknya kerajaan Kutai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih terbatas dan jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan waktu yang dimiliki.
Namun demikian penulis telah berusaha agar makalah ini bermanfaat bagi penulis, dan bagi
pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
2.1 Sejarah terbentuknya.......................................................................................2
2.2 Raja yang memimpin (jangka tahun) .............................................................3
2.3 Masa Kejayaan................................................................................................4
2.4 Faktor runtuhnya.............................................................................................5
2.5 peninggalan atau kebudayaan yang ditinggalkan...........................................5
BAB III PENUTUP.....................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................6
3.2 Saran...............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sistem ini, raja dianggap keturunan dewa yang harus disembah oleh bawahan dan
rakyatnya. Oleh karena itu raja memiliki hak untuk menyelenggarakan pemerintahan secara
mutlak dan turun-temurun. System pemerintahan kerajaan digunakan di wilayah Kalimantan,
Jawa dan Sumatra. Selanjutnya, di daerah tersebut bermunculan kerajaan yang bercorak Hindu-
Buddha.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam makalah ini adalah:
Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para
Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan bahwa Raja Mulawarman, Raja
yang baik dan kuat yang merupakan anak dari Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja
Kudungga, telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Dari prasasti tersebut
didapat bawah Kerajaan Kutai pertama kali didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh
anaknya Aswawarman dan mencapai puncak kejayaan pada masa Mulawarman (Anak
Aswawarman). Menurut para ahli sejarah nama Kudungga merupakan nama asli pribumi yang
belum terpengaruh oleh kebudayaan Hindu.
Namun anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk agama Hindu atas dasar kata
‘warman’ pada namanya yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta. Berikut di
bawah ini merupakan daftar raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Kutai, di antaranya
adalah sebagai berikut:
Berikut adalah daftar nama raja Kerajaan Kutai yang sempat memimpin Kerajaan Kutai yang
perlu ketahui:
Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan. Tetapi menurut prasasti
Yupa, puncak kejayaan Kerajaan Kutai berada pada masa pemerintahan Raja Mulawarman. Pada
masa pemerintahan Mulawarman, kekuasaan Kutai hampir meliputi seluruh wilayah Kalimantan
Timur. Rakyat Kutai pun hidup sejahtera dan makmur.
Ditemukannya prasasti atau yupa di Muara Kaman merupakan salah satu bukti bahwa
kehidupan Kutai sangatlah makmur dan sejahtera. Kejayaan Kerajaan Kutai meredup ketika
berada di bawah pimpinan Dinasti Kudungga. Hal ini terjadi ketika Kerajaan besar seperti
Majapahit dan Singosari sedang mengalami masa-masa kegemilangan. Sejak saat itu, tidak ada
lagi cerita tentang kehidupan Kerajaan Kutai yang berada di bawah Dinasti Kudungga.
Kudungga berasal dari Kerajaan Campa di Kamboja.
Aswawarman yang merupakan anak dari Kudungga dipercaya untuk menjadi raja pertama
di Kerajaan Kurtai Martadipura dengan sebutan Wangsakerta. Tetapi, pada beberapa catatan
sejarah juga ada yang menganggap Kudungga sebagai raja yang pertama dari Kutai. Setelah Raja
Aswawarman, tonggak kepemimpinan Kerajaan Kutai diberikan kepada Raja Mulawarman. Raja
Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman. Dimasa pemerintahan Raja Mulawarman
ini kerajaan mencapai masa kejayaan.
Hal ini terjadi karena kebijaksanaan dan perhatiannya terhadap hal-hal yang bersifat
religius. Raja Mulawarman memberikan hadiah berupa emas, tanah, dan ternak secara adil
kepada para Brahmana. Selain itu, beliau juga mengadakan upacara sedekah di tempat yang
dianggap suci atau Waprakeswara. Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, rakyat juga
sangat menghormati rajanya dengan menyelenggarakan kenduri demi keselamatan sang raja.
Bukti kebesaran Raja Mulawarman juga tertuang dalam tulisan-tulisan yang ada di tugu prasasti.
Prasasti Mulawarman terdiri dari tujuh Yupa. Prasasti tersebut berisi puisi anustub. Namun dari
ketujuh prasasti tersebut, hanya empat Yupa yang sudah berhasil dibaca dan diterjemahkan.
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas
dalam peperangan melawan Aji Pangeran Sinum Panji yang merupakan Raja dari Kerajaan Kutai
Kartanegara. Kutai dan Kutai Kartanegara merupakan dua buah kerajaan yang berbeda. Kutai
Kartanegara berdiri pada abad ke-13 di Kutai Lama. Terdapatnya dua kerajaan yang berada di
sungai Mahakam tersebut menimbulkan friksi di antara keduanya. Pada abad ke-16 terjadi
peperangan di antara kedua Kerajaan tersebut.
1. Prasasti Yupa
Prasasti Yupa dianggap sebagai bukti tertua yang menunjukkan sejarah adanya Kerajaan
Kutai Melalui prasasti Yupa kita dapat mengetahui bahwa Kerajaan Kutai ada di pulau
Kalimantan. Isi prasasti Yupa menceritakan sejarah Kerajaan Hindu yang ,menetap di
Muara Kaman, hulu sungai di Pulau Kalimantan Timur. Singkatnya, prasasti ini
menceritakan latar belakang Kerajaan Kutai berdasarkan kehidupan politik, sosial, dan
budayanya.
2. Ketopong Sultan
Peninggalan Kerajaan Kutai selanjutnya adalah Ketopong Sultan, yaitu mahkota yang
dipakai sultan Kerajaan Kutai yang terbuat dari emas. Ketopong Sultan memiliki berat
1,98 kilogram dan hingga saat ini masih tersimpan di Museum Nasional Jakarta. Sama
halnya dengan prasasti Yupa, Ketopong Sultan juga ditemukan pada tahun 1890 di Muara
Kaman, Kutai Kartanegara. Sedangkan yang disimpan di Museum Mulawarman adalah
Ketopong Sultan tiruan.
3. Kalung Ciwa
Kalung Ciwa pertama kali ditemukan saat pemerintahan Sultan Aji Muhammad
Sulaiman. Kalung tersebut ditemukan oleh warga pada tahun 1890 di sekitar Danau
Lipan Muara Kaman. Hingga saat ini kalung ciwa masih digunakan oleh sultan dan hanya
dipakai ketika acara penobatan sultan baru.
4. Kura-kura Emas
Peninggalan Kerajaan Kutai yang satu ini terbilang unik, yaitu kura-kura yang terbuat
dari emas. Saat ini peninggalan tersebut masih tersimpan di Museum Mulawarman dan
berukuran sebesar kepalan tangan. Kura-kura emas ditemukan di area Long Lalang, hulu
Sungai Mahakam.
Menurut sejarahnya, kura-kura emas adalah benda persembahan dari Kerajaan China
untuk Aji Bidara Putih, salah satu Putri Raja Kutai. Kura-kura tersebut dijadikan sebagai
bukti bahwa ada pangeran yang hendak mempersunting sang putri.
5. Pedang Sultan Kutai
Pedang Sultan Kutai adalah peninggalan sejarah yang juga terbuat dari emas padat. Pada
bagian gagangnya terdapat ukiran harimau yang akan menerkam mangsanya. Sedangkan
di bagian ujung pedang terdapat hiasan berupa seekor buaya. Pedang Sultan Kutai dapat
kita saksikan saat berkunjung ke Museum Nasional Jakarta.
6. Kering Bukit Kang
Berdasarkan sejarah, Kering Bukit Kang adalah sebuah keris yang dipakai Permaisuri Aji
Putri Karang Melenu, yakni permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama. Cerita
masyarakat setempat menyebutkan bahwa Putri tersebut pernah ditemukan dalam sebuah
gong yang hanyut di atas bambu.
Selain anak perempuan, ada telur ayam dan sebuah kering di dalam gong tersebut.
Hingga saat ini dipercaya bahwa kering tersebut adalah Kering Bukit Kang.
7. Singgasana Sultan
Peninggalan Kerajaan Kutai selanjutnya adalah singgasana sultan. Benda ini digunakan
saat pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman dan Raja-raja Kutai sebelumnya.
Silahkan datang ke Museum Mulawarman untuk menyaksikan singgasana sultan yang
masih terjaga hingga saat ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kutai adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua.
Berdiri sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di
hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat
ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang
secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat
diperoleh. Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di
wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M.
Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja terbesar Kutai
adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga. Dalam yupa
juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan
dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah
menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama
Hindu.
3.2 Saran
Melalui makalah Kerajaan Kutai ini, penulis menyarankan agar jangan melupakan sejarah
bangsa kita, dan berusaha menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai