Anda di halaman 1dari 3

Menurut Nurdjana (1990), Pengertian korupsi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani

yaitu “corruptio”, yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak
bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama materiil, mental dan
hukum.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut:

a. Perbuatan melawan hukum,


b. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
c. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
d. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, tetapi bukan semuanya, adalah:

a. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),


b. Penggelapan dalam jabatan,
c. Pemerasan dalam jabatan,
d. Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara),
e. Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Faktor pendukung korupsi :

A. Aspek Internal
1. Sifat selalu merasa kurang,
2. Moral lemah,
3. Penghasilan kurang mencukupi,
4. Gaya hidup konsumtif.

B. Aspek Organisasi
1. Kurangnya sikap keteladanan pemimpin,
2. Tidak ada kultur organisasi yang benar,
3. Kelemahan sistem pengendalian manajemen,
C. Aspek Lingkungan
1. Nilai di masyarakat memungkinkan korupsi,
2. Masyarakat kurang sadar dirinya korban korupsi,
3. Masyarakat kurang sadar korupsi bisa dicegah dan diberantas.

Hubungannya dengan Pendidikan Kewarganegaraan yaitu: Korupsi merupakan bentuk


pelanggaran terhadap pancasila karena tidak termuat dalam nilai-nila pancasila yang mengijinkan
warga negaranya melakukan kasus korupsi. Korupsi bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila,
seperti di sila ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dimana korupsi itu bentuk perbuatan
memperkaya diri sendiri, namun merugikan orang lain ataupun keuangan Negara,
menyengsarakan orang lain karena mengambil hak-hak orang lain secara sengaja untuk
kebutuhan pribadi.. Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, karena tindakan
korupsi menggerogoti kekayaan negara yang ujung-ujungnya adalah memiskinkan negara dan
juga rakyat. Hubungannya dengan pendidikan kewarganegaraan mengajarkan kita tentang moral
dalam kehidupan dan mengamalkan pancasilah dalam kehidupan, bahkan undang-undang yang
mengatur.

Program Pendidikan Kewarganegaraan yang akan dilakukan:

a. Memberikan pemahaman dan pendidikan mengenai korupsi. Memberi pemahaman


bertujuan untuk memiliki pengetahuan yang benar dan tepat perlu mendapatkan informasi
terutama mengenai tindakan pencegahan korupsi. Juga, pendidikan anti korupsi bertujuan
untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang seluk-beluk korupsi dan pemberantasan
serta menanamkan nilai-nilai anti korupsi, agar masyarakat bisa lebih aware lagi dalam
pencegahan dan pemberantasan korupsi.
b. Memperbaiki karakter bangsa. Melalui pendidikan karakter bangsa Indonesia dapat di
ajarkan tentang pentingnya karakter berbangsa dan bernegara. Memperbaiki karakter
bangsa yang paham dan sesuai dengan nilai-nilai yang tercantung dalam Undang-Undang
maupun Pancasila. Sejalan dengan perkembangan perkembangan zaman, pendidikan
dilaksanakan secara sistematis dalam bentuk formal di sekolah bahkan hingga di perguruan
tinggi. Dengan memperbaiki pendidikan karakter membentuk watak, sikap serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka memberi pemahaman tentang korupsi.
c. Memberikan sosialisasi mengenai anti korupsi. Berupa memberikan sosialisasi dengan
tujuan dan maksud untuk memberikan pengetahuan dan wawasan lebih lanjut mengenai
korupsi.
d. Memperkuat pendidikan kewarganegaraan. Dengan memperkuat pendidikan
kewarganegaraan cukup memperkuat karakter dan moral setiap individu. Dan
implementasinya yang cukup sempurna. Dalam pendidikan kewargenagaraan ini pula
banyak dibahas mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Undang-Undang dan Pancasila
dan hal yang yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, ini bisa meningkatkan dan
memberikan pemahaman mengenai tindak korupsi.

Anda mungkin juga menyukai