Anda di halaman 1dari 5

ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA

KEHAMILAN

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit:

Halaman : 1 dari 4

UPTD dr. Hj. Yanti Azis


Puskesmas Jombang 19780603200701211

1. Pengertian Anemia dalam kehamilan adalah kelainan pada ibu hamil dengan
kadar hemoglobin <11g/dl pada trimester I dan III atau <10,5 g/dl
pada trimester II. Penyebab tersering anemia pada kehamilan adalah
defisiensi besi, perdarahan akut, dan defisiensi asam folat.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan anemia
defisiensi besi.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Jombang No. 440/ 242/ TU/ 2023
tentang Jenis – Jenis Pelayanan di UPTD Puskesmas Jombang
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
5. Alat dan bahan 1. Alat: timbangan berat badan manual / digital, alat tulis kantor
2. Bahan: tidak ada bahan
6. Prosedur 1. Pasien datang dari nurse station
2. Petugas menggunakan APD dan melakukan anamnesa
3. Petugas menanyakan adakah keluhan seperti badan lemah, lesu,
letih, lelah, pandangan berkunang-kunang, pusing, telinga
berdenging, pica (keinginan untuk memakan bahan-bahan yang
tidak lazim)
4. Petugas menanyakan adakah faktor predisposisi seperti
perdarahan kronis, riwayat keluarga, kecacingan, gangguan
intake, gangguan absorbsi besi
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik terutama konjungtiva,
mukosa mulut, telapak tangan, dan jaringan bawah kuku yang
pucat, atrofi papil lidah, stomatitis angularis (cheilosis), koilonychia
(kuku sendok/ spoon nail)
6. Petugas melakukan pemeriksaan laboratorium darah minimal
berupa hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht). Jika didapatkan kadar
Hb <11 g/dl (pada trimester I dan III) atau Hb <10,5 g/dl (pada
trimester II), disarankan melakukan pemeriksaan laboratorium
lengkap seperti apusan darah tepi, MCH, MCHC, feses rutin, urin
rutin dan laboratorium khusus seperti serum iron, TIBC, saturasi
transferrin, dan ferritin serum yang dapat dilakukan di layanan
sekunder.
7. Petugas menegakkan diagnosis klinis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
8. Petugas memberikan tablet tambah darah (TTD) yang berisi 60
mg besi elemental dan 250 μg asam folat. Diberikan 3x sehari.
Jika terdapat hasil apusan darah tepi yang menunjukkan anemia
makrositik hiperkrom dapat dberikan asam folat 1 x 2 mg dan
vitamin B12 1 x 250 – 1000 μg
9. Pasien diberikan penjelasan mengenai perjalanan penyakit dan
tatalaksana, menganjurkan diet bergizi tinggi protein teurtama
yang berasal dari protein hewani (daging, ikan, susu, telur,
sayuran hijau), menggunakan alas kaki untuk mencegah infeksi
cacing tambang.
10. Bila terjadi hal-hal di bawah ini maka pasien perlu dirujuk:
a. Pemeriksaan penunjang menentukan jenis anemia yang ibu
derita
b. Anemia yang tidak membaik dengan pemberian suplementasi
besi selama 3 bulan
c. Anemia yang disertai perdarahan kronis, agar dicari sumber
perdarahan dan ditangani
11.Petugas mencatat hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, edukasi, diagnosis, dan obat ke dalam
rekam medis elektronik
12. Pasien diarahkan ke ruang obat dan pulang
7. Diagram Alur

8. Hal - hal yang Pastikan timbangan dalam kondisi berfungsi dengan baik dan akurat
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. Ruang IGD
2. Ruang Dewasa
3. Ruang KIA
10. Dokumen Rekam medis elektronik, buku bantu edukasi pasien
Terkait
11. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Historis . diberlakukan
Perubahan 1
DAFTAR TILIK
ANEMIA DEFISIENSI BESI
No Langkah Kegiatan Ya Tidak
1. Apakah petugas menggunakan APD dan melakukan anamnesa?

2. Apakah petugas menanyakan adakah keluhan seperti badan


lemah, lesu, letih, lelah, pandangan berkunang-kunang, pusing,
telinga berdenging, penurunan konsentrasi, sesak napas?
3. Apakah petugas faktor predisposisi seperti perdarahan kronis,
riwayat keluarga, kecacingan, gangguan intake, gangguan
absorbsi besi?
4. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik terutama
konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, dan jaringan bawah
kuku yang pucat, atrofi papil lidah, stomatitis angularis (cheilosis),
koilonychia (kuku sendok/ spoon nail)?
5. Apakah petugas melakukan pemeriksaan laboratorium darah
minimal berupa hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), leukosit,
trombosit, jumlah eritrosit dan menyarankan pemeriksaan
laboratorium lengkap seperti apusan darah tepi, MCH, MCHC,
feses rutin, urin rutin dan laboratorium khusus seperti serum iron,
TIBC, saturasi transferrin, dan ferritin serum dilakukan di layanan
sekunder?
6. Apakah petugas menegakkan diagnosa klinis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang?
7. Apakah petugas memberikan terapi tablet tambah darah dan
terapi sesuai hasil apusan darah tepi (asam folat, atau vitamin
B12)?
8. Apakah petugas melakukan konseling dan edukasi perjalanan
penyakit dan tatalaksana, menganjurkan diet bergizi tinggi protein
teurtama yang berasal dari protein hewani (daging, ikan, susu,
telur, sayuran hijau), menggunakan alas kaki untuk mencegah
infeksi cacing tambang?
9. Apakah petugas mencatat hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
edukasi, tindakan diagnois dan obat ke dalam rekam medis
elektronik?
10. Apalah pasien diarahkan ke ruang obat ?

CR: …………………………………………%.
Cilegon,……………………
Pelaksana /Auditor
(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai