Anda di halaman 1dari 7

MALARIA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1 dari 5

UPTD dr. Hj. Yanti Azis


Puskesmas Jombang 19780603200701211

1. Pengertian Merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang


disebabkan oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan
ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan
gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran limpa.
Klasifikasi:
- Malaria falsiparum akibat Plasmodium falciparum
- Malaria vivax akibat Plasmodium vivax
- Malaria ovale akibat Plasmodium ovale
- Malaria malariae akibat Plasmodium malariae
- Malaria knowlesi akibat Plasmodium knowlesi
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan malaria.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Jombang No. 440/ 242/ TU/ 2023
tentang Jenis – Jenis Pelayanan di UPTD Puskesmas Jombang
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
5. Alat dan 1. Alat: timbangan digital, sfigmomanometer, alat tuilis kantor
bahan 2. Bahan: tidak ada bahan
6. Langkah – 1. Pasien datang dari nurse station
langkah dan 2. Petugas menggunakan APD dan melakukan anamnesis, yaitu
prosedur demam hilang timbul, pada saat demam hilang disertai dengan
menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri
otot dan persendian, nafsu makan menurun, sakit perut, mual
muntah, dan diare.
3. Petugas menanyakan adakah faktor risiko:
- Riwayat menderita malaria sebelumnya.
- Tinggal di daerah yang endemis malaria
- Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemik malaria.
- Riwayat mendapat transfusi darah.
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan ditemukan:
1. Tanda Patognomonis
a. Pada periode demam:
 Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh
meningkat dapat sampai di atas 400C dan kulit kering.
 Pasien dapat juga terlihat pucat.
 Nadi teraba cepat
 Pernapasan cepat (takipneu)
b. Pada periode dingin dan berkeringat:
 Kulit teraba dingin dan berkeringat.
 Nadi teraba cepat dan lemah
 Pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan
kesadaran.
2. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan
pada malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
3. Toraks : Terlihat pernapasan cepat.
4. Abdomen : Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga
ditemukan asites.
5. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman,
oligouri atau anuria.
6. Ekstermitas: akral teraba dingin merupakan tanda-tanda
menuju syok.
5. Petugas menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan
penunjang hapusan darah tebal dan tipis atau Rapid Diagnostic
Test untuk malaria (RDT).
6. Petugas menegakkan diagnosis klinis berdasarkan anamnesis
(trias malaria: panas, menggigil, berkeringat), pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang
7. Petugas memberikan obat sesuai hasil pemeriksaan penunjang:
Pengobatan Malaria falsiparum
1. Lini pertama: dengan Fixed Dose Combination (FDC) yang
terdiri dari Dihydroartemisinin (DHA) + Piperakuin (DHP) tiap
tablet mengandung 40 mg Dihydroartemisinin dan 320 mg
Piperakuin. Untuk dewasa dengan Berat Badan (BB) sampai
dengan 59 kg diberikan DHP per oral 3 tablet satu kali per hari
selama 3 hari dan Primakuin 2 tablet sekali sehari satu kali
pemberian, sedangkan untuk BB > 60 kg diberikan 4 tablet
DHP satu kali sehari selama 3 hari dan Primaquin 3 tablet
sekali sehari satu kali pemberian. Dosis DHA = 2-4 mg/kgBB
(dosis tunggal), Piperakuin = 16-32 mg/kgBB (dosis tunggal),
Primakuin = 0,75 mg/kgBB (dosis tunggal).
2. Lini kedua (pengobatan malaria falsiparum yang tidak respon
terhadap pengobatan DHP): Kina + Doksisiklin/ Tetrasiklin +
Primakuin. Dosis kina = 10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7
hari), Doksisiklin = 3,5 mg/kgBB per hari (dewasa, 2x/hari
selama7 hari) , 2,2 mg/kgBB/hari ( 8-14 tahun, 2x/hari selama
7 hari) , Tetrasiklin = 4-5 mg/kgBB/kali (4x/hari selama 7 hari).

Pengobatan Malaria vivax dan Malaria ovale


1. Lini pertama:
- Dihydroartemisinin (DHA) + Piperakuin (DHP), diberikan
peroral satu kali per hari selama 3 hari
- Primakuin= 0,25mg/kgBB/hari (selama 14 hari).
2. Lini kedua (pengobatan malaria vivax yang tidak respon
terhadap pengobatan DHP): Kina + Primakuin.
Dosis kina = 10 mg/kgBB/kali (3x/hari selama 7 hari)
Primakuin = 0,25 mg/kgBB (selama 14 hari).
3. Pengobatan malaria vivax yang relaps (kambuh):
a. Diberikan lagi regimen DHP yang sama tetapi dosis
primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.
b. Dugaan relaps pada malaria vivax adalah apabila
pemberian Primakiun dosis 0,25 mg/kgBB/hari sudah
diminum selama 14 hari dan penderita sakit kembali
dengan parasit positif dalam kurun waktu 3 minggu sampai
3 bulan setelah pengobatan.

Pengobatan Malaria malariae


Cukup diberikan DHP 1 kali perhari selama 3 hari dengan dosis
sama dengan pengobatan malaria lainnya dan dengan dosis sama
dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan Primakuin.

Pengobatan infeksi campuran antara Malaria falsiparum


dengan Malaria vivax/ Malaria ovale dengan DHP
Pada penderita dengan infeksi campuran diberikan DHP 1 kali
perhari selama 3 hari, serta DHP 1 kali per hari selama 3 hari serta
Primakuin dosis 0,25 mg/kgBB selama 14 hari.

Pengobatan malaria pada ibu hamil


1. Trimester pertama: Kina tablet 3 x 10mg/ kg BB + Klindamycin
10mg/kgBB selama 7 hari.
2. Trimester kedua dan ketiga diberikan DHP tablet selama 3
hari.
3. Pencegahan/profilaksis digunakan Doksisiklin 1 kapsul 100
mg/hari diminum 2 hari sebelum pergi hingga 4 minggu setelah
keluar/pulang dari daerah endemis.
Pengobatan di atas diberikan berdasarkan berat badan penderita.

8. Petugas melakukan konseling dan edukasi dengan meminta


keluarga dan individu:
1. Pada kasus malaria berat disampaikan kepada keluarga
mengenai prognosis penyakitnya.
2. Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan :
a. Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau
repellen
b. Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam hari
c. Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan
pengawasan minum obat
3. Komplikasi yang dapat terjadi:
 Malaria serebral.
 Anemia berat.
 Gagal ginjal akut.
 Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress
Syndrome).
 Hipoglikemia.
 Gagal sirkulasi atau syok.
 Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan
dan atau disertai kelainan laboratorik adanya gangguan
koagulasi intravaskular.
 Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pendidngan pada
hipertermia.
 Asidemia (pH darah <7.25)atau asidosis (biknat plasma <
15 mmol/L).
 Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut
4. Kriteria rujukan:
 malaria dengan komplikasi
 malaria berat, namun pasien harus terlebih dahulu diberi
dosis awal Artemisinin atau Artesunat per IM atau IV
dengan dosis awal 3,2 mg/kgbb
9. Petugas mencatat hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, edukasi,
tindakan diagnosis dan obat ke dalam rekam medis elektronik
10. Pasien diarahkan ke ruang obat dan pulang
7. Diagram alir
Petugas Petugas menanyakan Petugas
Pasien mengguna gejala demam demam menanyakan
datang dari kan APD hilang timbul, menggigil, adalah faktor risiko
nurse station dan berkeringat disertai sakit berada di daerah
melakukan kepala, nyeri otot dan endemis malaria,
anamnesa persendian, nafsu makan mendapat transfusi
turun, sakit perut, mual, darah, dan
muntah, diare menderita malaria
sebelumnya

Petugas menegakkan diagnosis Petugas menyarankan Petugas melakukan


berdasarkan anamnesis, pemeriksaan lab pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik, dan hapusan darah tebal (keadaan umum,
pemeriksaan penunjang dan tipis atau RDT kesadaran, tanda vital,
kepala, toraks,
abdomen, ginjal,
ekstremitas)

Petugas memberikan Petugas memberikan edukasi Petugas mencatat hasil


terapi antimalaria mengenai komplikasi dan anamnesis, pemeriksaan
sesuai dengan hasil prognosis penyakit serta fisik, edukasi, tindakan
pemeriksaan pencegahan terjadinya diagnosis dan obat ke
penunjang malaria dalam rekam medis
elektronik

8. Hal-hal yang Pastikan timbangan dan sfigmomanometer dalam kondisi


perlu berfungsi dengan baik dan akurat Pasien
diperhatikan diarahkan ke
ruang obat dan
9. Unit Terkait 1. Ruang IGD pulang

2. Ruang USILA
3. Ruang Dewasa
4. Ruang MTBS dan Anak
5. Ruang Gigi
6. Ruang KIA
7. Ruang TB
8. Ruang IMS
9. Ruang Jiwa
10. Ruang Kusta
10. Dokumen Epuskesmas
Terkait
11. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
historis diberlakukan
perubahan
DAFTAR TILIK
MALARIA

No Langkah Kegiatan Ya Tidak

1. Apakah petugas menggunakan APD dan melakukan anamnesis,


yaitu demam hilang timbul, pada saat demam hilang disertai
dengan menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan sakit kepala,
nyeri otot dan persendian, nafsu makan menurun, sakit perut,
mual muntah, dan diare?

2. Apakah petugas menanyakan faktor risiko riwayat menderita


malaria sebelumnya, tinggal di daerah yang endemis malaria,
pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemik malaria,
riwayat mendapat transfusi darah?
3. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik keadaan umum,
kepala, toraks, abdomen, ginjal, dan ekstremitas?

4. Apakah petugas menyarankan pemeriksaan penunjang hapusan


darah tebal dan tipis atau Rapid Diagnostic Test untuk malaria
(RDT)?
5. Apakah petugas menegakkan diagnosa klinis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang?

6. Apakah petugas memberikan obat antimalaria sesuai dengan


jenis parasit yang ditemukan?
7. Apakah petugas melakukan konseling dan edukasi kepada
keluarga dan individu:
- Komplikasi penyakit pasien
- Prognosis penyakit yang diderita pasien
- Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu atau repellen
- Menghindari aktivitas di luar rumah pada malam har
- Mengobati pasien hingga sembuh misalnya dengan
pengawasan minum obat
8. Apakah petugas mencatat hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
edukasi, tindakan diagnois dan obat ke dalam rekam medis
elektronik?
9. Apalah pasien diarahkan ke ruang obat ?

CR: …………………………………………%.
Cilegon,……………………
Pelaksana /Auditor

(……………………………
…)

Anda mungkin juga menyukai