Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bullying merupakan salah satu fenomena yang marak terjadi akhir-akhir

ini, terutama di kalangan remaja yang masih menempuh pendidikan disekolah.

Bullying sendiri merupakan Fenomena yang tidak bisa dianggap remeh karena

bullying atau yang sering disebut dengan perundangan termasuk dalam kategori

kekerasan baik secara fisik atau psikologi, bullying umumnya dilakukan oleh

seseorang atau kelompok yang lebih kuat dan berkuasa terhadap orang yang lebih

lemah dengan tujuan untuk menyakiti dan menyiksa korban dengan sengaja dan

berulang-ulang.

Banyak dampak yang akan terjadi setelah tindakan bullying terutama

dampak terhadap mental atau psikologi. Bagi korban bullying sendiri sering kali

mengalami kepercayaan diri (self-esteem) yang merosot, malu, Trauma, merasa

sendiri, serba salah takut Sekolah dan lebih parahnya lagi korban akan sering

mengasingkan diri dari sekolah. Dan juga bullying mempunyai dampak negatif

bagi pelaku seperti Pelaku bullying akan belajar bahwa tidak ada risiko apapun

bagi mereka bila mereka melakukan kekerasan, agresi maupun mengancam anak

1
lain, dan ketika dewasa, pelaku akan memiliki potensi lebih besar untuk menjadi

pelaku kriminal dan akan bermasalah dalam fungsi sosialnya.1

Kasus bullying yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahun semakin

meningkat, bahkan menurut data Komisi Perlindungan Anak dalam kurun waktu

9 tahun, dari 2011 sampai 2019, ada 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak.

Untuk bullying baik di pendidikan maupun sosial media, angkanya mencapai

2.473 laporan dan trennya terus meningkat. Dan di tahun 2022 KPAI melaporkan

kasus bullying dengan kekerasan fisik dan mental yang terjadi di lingkungan

sekolah sebanyak 226 kasus, termasuk 18 kasus bullying di dunia maya.2 Dari

banyaknya kasus yang terjadi umumnya perilaku bullying dipicu oleh faktor

temperamental dan faktor psikologi terhadap intensitas melakukan tindakan

agresi Pelaku bersikap impulsif dan minimnya kemampuan regulasi diri. Apabila

mereka melakukan tindakan kekerasan, mereka tidak merasa bersalah ataupun

berempati terhadap korban.3

Bullying merupakan perilaku yang umum dan biasanya terjadi di berbagai

lapisan masyarakat, baik dilingkungan masyarakat biasa, sekolah, maupun

perkantoran. Fenomena bullying juga tidak mengenal usia, orang dewasa maupun

1Supriyatno, Heli Tafiati, dkk, STOP Perundungan/Bullying Yuk!, ( Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 2021), hal.13-14.

2
Tim KPAI, “ Sejumlah Kasus Bullying Sudah Warnai Catatan Masalah Anak di Awal 2020, Begini Kata
Komisioner KPAI “ dalam kpai.go.id, (2020), hal.01.

3
Kusumasari Kartika H.M., Farida Kurniawati, dkk, “Bullying di Sekolah: Pengertian, Dampak,
Pembagian dan Cara Menanggulanginya”, dalam Pedagogia Jurnal Ilmu Pendidikan, ( Vol.17 No.1,
2019), hal. 57.

2
anak-anak bisa menjadi korban bullying bahkan juga bisa menjadi pelakunya. Di

dalam Al-Quran juga dijelaskan tentang pelaku bullying, yaitu:

َ‫لَنَسَاءََمَنََنَسَاءََعَسى‬
َ َ‫ليَسَخَرََقَوَمََمَنََقَوَمََعَسَىَاَنََيكَوَنَوَاَخَيَرَاَمَنَهَمََو‬
َ َ‫يَاَيُّهَاالَذَيَنََآمَنَ َوا‬

ََ‫المَان‬
َ ََ‫السَمََالََفسَوَقََبَعَد‬
َ ََ‫اللََقابََبََأس‬
َ َ‫لتََنابَزَوَاَب‬
َ َ‫لَتَلَمَزَوَاَاَنَفَسَكَمََو‬
َ َ‫اَنََيكَنََخَيَرَاَمَنَهَنََو‬

)١١(ََ‫وَمَنََلَمََيَتَبََفَأَلََئكََهَمََالظَالَمَوَن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki

merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik

dari dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan

kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah

suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang

mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk

sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-

orang yang zalim”. (QS. Al-Hujurat:11).4

Berdasarkan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan bullying

merupakan tindakan yang tercela dan setiap manusia tidak ada yang sempurna

memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan Setiap manusia harus

mengintrospeksi diri dan mempunyai kesadaran diri sehingga tidak akan

merendahkan orang lain serta merasa lebih kuat.

ََ Fenomena perilaku bullying yang terjadi disekolah sudah sering terjadi

dan harus mendapat perhatian khusus serta segara ditindak lanjuti karena sekolah

yang merupakan tempat peserta didik mencari ilmu justru menjadi tempat yang

4
Al-Qur’an Terjemahan, 2016, Departemen Agama RI, Jakarta: CV. Al Fatih Berkah Cipta.

3
menakutkan dan membuat trauma. Sering kali kasus bullying yang terjadi sangat

miris dan memprihatinkan serta bisa sangat mengganggu proses pembelajaran

peserta didik. Guru, orangtua dan lingkungan berperan penting dalam proses

membentuk karakter peserta didik yang kuat dan positif sehingga tindakan dan

perilaku bullying tidak terjadi di sekolah.

Lembaga pendidikan atau sekolah merupakan peran utama dalam

menanggulangi dan memberantas kasus bullying yang sebagian besar terjadi

dilingkungan sekolah. Semua tindakan dan perilaku bullying harus diproses dan

tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena mental dan psikologis korban bullying

akan terganggu dan hal itu juga akan menghambat perkembangan proses

pembelajaran peserta didik yang menjadi korban, akan muncul rasa takut dan

trauma untuk belajar dikelas atau hanya sekedar datang ke sekolah. Dan rasa takut

serta trauma ini jika tidak segera dihilangkan mungkin akan berlanjut sampai

dewasa dan mengganggu masa depanya.

Bullying atau perundungan terjadi hampir di seluruh sekolah di Indonesia,

baik sekolah swasta atau negeri, sekolah agama atau umum, sekolah yang

letaknya didesa maupun di kota, dan sekolah biasa maupun unggulan, jenis

sekolah tidak membuatnya bebas dari perilaku bullying.5

Setelah melakukan observasi tempat, kemudian peneliti memilih untuk

mengambil tempat di SM Negeri 1 Indralaya kecamatan Indralaya Mulya

kabupaten Ogan Ilir sebagai tempat penelitian. Sekolah ini merupakan sekolah

unggulan yang ada di kabupaten Ogan Ilir, dengan kedisiplinan dan kepatuhan

5
Hanlie Muliani, Why Children Bully? (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018). h. 13

4
semua SDM yang ada di sekolah ini, membuatnya mempunyai berbagai macam

prestasi di berbagai bidang. Dan dari berbagai masalah mengenai bullying yang

sudah dijelaskan diatas peneliti memutuskan untuk meneliti apakah disekolah

unggulan kasus bullying sering terjadi dan apakah bullying mempengaruhi proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas serta observasi

yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Indralaya, maka dapat disimpulkan bahwa

permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Terdapat banyak tindakan bullying yang terjadi hampir di seluruh sekolah

di Indonesia bahkan di sekolah negeri unggulan sekalipun.

2. Terdapat beberapa faktor yang memicu tindakan bullying di SMA Negeri

1 Indralaya.

3. Adanya dampak / pengaruh tindakan bullying terhadap proses

pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka

peneliti membatasi pembahasannya dalam batasan masalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian kali ini, peneliti hanya meneliti tindakan bullying

yang terjadi di tingkat dan lingkungan sekolah menengah atas negeri

(SMAN) 1 Indralaya.

5
2. Pengaruh yang dimaksud adalah merujuk kepada seberapa besar

dampak negatif dari tindakan bullying terhadap proses pembelajaran

peserta didik dikelas.

3. Peneliti hanya meneliti tentang dampak/ pengaruh tindakan bullying

terhadap 1 proses pembelajaran yaitu Pendidikan Agama Islam (PAI).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan hasil prasurvey yang telah di kemukakan

di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini:

1. Bagaimana bentuk tindakan bullying di SMA Negeri 1 Indralaya ?

2. Apa saja faktor-faktor yang memicu terjadinya tindakan bullying di SMA

Negeri 1 Indralaya ?

3. Seberapa besar tindakan bullying mempengaruhi proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Indralaya ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Bagaimana bentuk tindakan bullying di SMA Negeri 1

Indralaya.

2. Untuk mengetahui Apa saja faktor-faktor yang memicu terjadinya

tindakan bullying di SMA Negeri 1 Indralaya.

3. Untuk mengetahui Seberapa besar tindakan bullying mempengaruhi

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Indralaya.

Anda mungkin juga menyukai