Anda di halaman 1dari 11

Nama : Novella Erwandita

NIM : 2284202020
Prodi : Pendidikan Matematika
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Rangkuman Materi Pengenalan Manajemen Dasar Organisasi Ekstrakulikuler

1. Pendahuluan
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan non pokok yang dilakukan di luar kegiatan
kurikuler (pokok) sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan memperdalam materi-
materi yang telah diajarkan di sekolah oleh guru kepada peserta didik untuk dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, atau denag kata lain, kegiatan elementer yang dilakukan dalam
rangka mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan dalam kurikulum
yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dengan bagaiman penerapan
sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan
kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.
b. Peran dan Manfaat Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler mempunyai peran yang sangat penting karena siswa dapat bertambah
wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang
dimiliki. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, anak akan memiliki banyak kegiatan
yang menuntut untuk memiliki kemampuan dalam mengatur waktu. Selain itu karakter anak
akan terbentuk dengan sendirinya sehingga ketika dewasa nanti anak akan tumbuh menjadi
pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab.
c. Tujuan Pengenalan Manajemen Organisasi Ekstrakurikuler
Sekolah mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan agar peserta didik dapat
berkembang di satu bidang yang di minati misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam
ketrampilan dan kepramukaan. Kegiatan tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan
bakat peserta didik yang sudah ada, bahkan dapat menumbuhkan bakat. Dalam
pelaksanaannya diperlukan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta
evaluasi agar kegiatan ekstrakurikuler berjalan efektif.

2. Struktur Organisasi Ekstrakurikuler


a. Pembentukan dan Penetapan Struktur Organisasi serta Fungsi dan Tugas Setiap Bagian
Organisasi
Penyelenggaraan kegiatan ekstrakulikuler menggunakan pendekatan system yang meliputi
input, proses, dan output. Input terdiri dari the rawinput (peserta didik/peserta didik/murid),
the instrumental input (kurikulum, pendidikdan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
dan pembiayaan), dan the environmental input (lingkungan dimana anak melaksanakan
aktivitas kehidupan,terutama di rumah dan masyarakat). Proses terdiri dari pendekatan,
model, metode,media, dan evaluasi. Sedangkan output berupa luaran peserta didik yang
berakhlak mulia dan berbakat sesuai dengan pilihan ekstrakurikuler masing-masing.
Keterkaitan antara ketiga subsistem tersebut dapat dijelaskan. Pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan memerlukan pengelolaanyang baik, dalam bentuk organisasi
yang terstruktur. Struktur organisasi merupakan alur dan mekanisme pelaksanaan kegiatan,
pendelegasian tugas, wewenang, serta tanggung jawab. Secara umum, struktur organisasi
kegiatan ekstrakurikuler menurut Asmani (2013:67) digambarkan sebagai berikut.
A. Penasehat
Penasehat merupakan unsur yang berasal dari pihak luar sekolah yang ditunjuk secara
khusus dan masuk ke dalam struktur kepengurusan. Penasehat kegiatan dapat berasal dari
unsur komite sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama, orang tua peserta didik, atau dari
unsur lain. Penunjukkan penasehat kegiatan hendaknya didasarkan pada kecakapan dan
pemahaman terhadap ekstrakurikuler keagamaan di sekolah serta mampu menjalankan
tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi penasehat adalah
a) Memberikan saran dan kritik atas rancangan program, rancangan kegiatan, dan
pelaksanaan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, bila dianggap
perlu.
b) Mengontrol pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah.
c) Memberikan motivasi, inspirasi, serta teguran kepada pelaksana kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di sekolah.
d) Mencari jalan keluar (solution ) bila terjadi perbedaan pendapat dalam kegiatan.
e) Membantu mensosialisasikan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah
kepada stakeholder .
f) Membantu sekolah dalam pencarian dana, pengadaan fasilitas, perekrutan
pembina atau pelatih atau fasilitator atau instruktur kegiatan esktrakulikuler.
B. Penanggung jawab
Penanggung jawab merupakan individu yang bertanggung jawab penuh terhadap
keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah. Penanggung jawab kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan berasal dari unsur kepala sekolah. Tugas dan fungsi
penanggungjawab adalah
Bertanggung jawab secara umum pelaksanaan kegiatan.
a) Mengkoordinasikan dengan pembina dan segenap pihak yang terlibat dalam
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
b) Menetapkan kebijakan dan program mengenai pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan.
c) Mengusahakan pemenuhan sarana dan prasarana kegiatan ekstrakurikuler
keagamaan.
d) Mengontrol pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
e) Memberikan arahan, masukan, dan saran kepada pembina kegiatan
ekstrakurikuler.
f) Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna mendukung kelancaran kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di sekolah.
C. Sekretaris
Memberikan arahan, masukan, dan saran kepada pembina kegiatan ekstrakurikuler
Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna mendukung kelancaran kegiatan
ekstrakurikuler keagamaan di sekolah. Sekretaris merupakan pihak yang bertanggung
jawab dalam pelaksanaan administratif kegiatan. Sekretaris kegiatan ekstrakurikuler
berasal dari unsur guru yang ditunjuk oleh penanggungjawab untuk masuk ke dalam
struktur kepengurusan dengan mempertimbangkan kecakapan, pemahaman, dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Tujuan dan fungsi
sekretaris sebagai berikut.
a) Membantu penanggungjawab kegiatan dalam menyusun program kerja
ekstrakurikuler keagamaan.
b) Mengkoordinir pengumpulan materi dan hasil evaluasi kegiatan untuk
selanjutnya dilaporkan kepada penanggung jawab kegiatan.
c) Melaksanakan proses administrasi antara lain: membuat surat, rekap presensi,
hasil evaluasi kegiatan, jadwal kegiatan, dan lain-lain.
d) Membantu dalam penyusunan laporan kegiatan bersama koordinator bidang
ekstrakurikuler keagamaan.
D. Bendahara
Bendahara merupakan pihak yang turut bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan
kegiatan. Bendahara kegiatan ekstrakurikuler adalah bendahara sekolah. Tugas dan
fungsi bendahara adalah
a) Membantu penanggung jawab kegiatan dalam perbendaharaan kegiatan.
b) Mencatat pemasukan dan pengeluaran keuangan selama kegiatan berlangsung.
c) Mengeluarkan biaya kegiatan dengan seizin penangung jawab.
d) Melaporkan keadaan keuangan kepada penanggung jawab.
e) Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan
E. Kordinator Bidang Kordinator
Koordinator bidang ekstrakurikuler adalah guru kelas atau guru lain yang memiliki
kompetensi. Tugas dan fungsi koordinator bidang ekstrkurikuler keagamaan adalah
a) Membantu penanggungjawab dalam melakukan koordinasi dengan pihak terkait
dalam proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
b) Menerapkan dan memantau pelaksanaan kebijakan yang telah dikoordinasikan
dengan penanggungjawab.
c) Melaporkan keseluruhan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan kepada
penanggungjawab.
F. Pembina Ekstrakulikuler
Pembina ekstrakurikuler merupakan pelaksana teknis kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah. Pembina ekstrakurikuler sekolah dasar berasal dari unsur guru, tokoh agama,
tokoh masyarakat atau orang yang ditunjuk secara khusus dan memiliki kecakapan dan
pemahaman sesuai dengan jenis atau bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan di sekolah. Tugas dan fungsi pembina ekstrakurikuler adalah
a) Menyusun rencana kegiatan ekstrakurikuler keagamaan secara sistematis.
b) Melaksanakan kegiatan sesuai rencana.
c) Memantau perkembangan peserta didik selama ekstrakurikuler
keagamaanberlangsung.
d) Melakukan evaluasi peserta didik dan pelaksanaan kegiatan.
e) Membuat laporan kegiatan kepada koordinator ekstrakurikuler.
G. Peserta Kegiatan Ekstrakulikuler
Peserta pada kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat dikelompokkan berdasarkan: (a)
Usia atau kelas; (b) Minat, bakat, dan kemampuan. Setiap peserta didik berhak untuk
memilih, mengikuti, jenis kegitan ekstrakurikuler keagamaan sesuai dengan minat dan
kemampuan yang dimilikinya. Peserta didik juga berhak memperoleh bimbingan dari
pembina.
H. Pendanaan
Pendanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ditentukan oleh pihak sekolah atas
persetujuan Komite sekolah. Sumber-sumber pendanaan dapat diperoleh dari (1)
Pemerintah pusat dan daerah. (2) Partisipasi orang tua peserta didik. (3) Dunia usaha dan
industri, dan (4) Organisasi keagamaan dan kemasyarakatan. Bantuan terkait dengan
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan perlu mempertimbangkan pendapat komite sekolah.
I. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana secara umum yang diperlukan dalam pengembangan
ekstrakurikuler di sekolah dasar, antara lain: (a) Ruang atau tempat latihan, (b)
Perlengkapan (c) Peralatan (d) Buku yang mendukung kegiatan ekstrakulikuler, dan (e)
Sarana pendukung lainnya.
J. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ditetapkan berdasarkan pada
kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan komite sekolah dengan
mempertimbangkan hal sebagai berikut: (1) Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
dilakukan di luar jam belajar. (2) Alokasi waktu untuk setiap pertemuan disesuaikan
dengan bentuk dan materi kegiatan.
K. Rambu-rambu Pelaksanaan
Agar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dapat dilaksanakan dengan baik,
perlu adanya rambu-rambu pelaksanaan yang harus diikuti oleh masing-masing unsur
yang terlibat, yaitu: (1) Pihak sekolah memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler sesuai
dengan daya dukung yang tersedia. (2) Pihak sekolah menyediakan pembina sesuai
dengan agama yang dianut oleh peserta didikdalam pelaksanaan ekstrakurikuler
keagamaan. (3) Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan
memperhatikan kondisi sekolah, saran, dan pertimbangan komite sekolah serta
lingkungan sosial setempat.
Bagi guru yang memilih untuk membina kegiatan ekstrakurikuler sebagai ekuivalensi kegiatan
pembelajaran atau pembimbingan untuk memenuhi beban mengajar minimal 24 jam tatap muka
perminggu, guru yang bersangkutan maksimal melaksanakan tiga kegiatan ekstrakurikuler yang
berbeda sesuai dengan kemampuannya. Guru mata pelajaran yang membina kegiatan
ekstrakurikuler sebagai bagian dari pemenuhan beban mengajar guru dengan beban mengajar
paling banyak 2 (dua) jam pelajaran per minggu. Penilaian kegiatan ekstrakurikuler berupa
penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan
pencapaian kompetensi peserta didik. Tahapan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler melalui:
(1) analisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2)
identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; (3) menetapkan bentuk kegiatan yang
diselenggarakan; (4) mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5) menyusun Program Kegiatan
Ekstrakurikuler.
b. Koordinasi dan Komunikasi Internal
Dalam pengelolaan berbasis sekolah, koordinasi dengan penataan berbagai kegiatan
dilakukan atas dasar tertentu sesuai dengan aturan
yang diterapkan untuk mencapai tujuan yang sama (yaitu melalui proses perencanaan).
Koordinasi biasanya diartikan sebagai kerjasama. Padahal, koordinasi bukan sekadar kerja sama,
karena koordinasi itu sendiri juga termasuk sinkronisasi. Koordinasi pada hakikatnya adalah
mengkoordinasikan unit, pekerjaan, dan personel agar dapat bekerja menuju tujuannya secara
tertib dan harmonis tanpa adanya pelanggaran, perselisihan, dan lowongan kerja. Oleh karena
itu, koordinasi dapat diartikan sebagai proses penggabungan tujuan dan aktivitas organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Koordinasi dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin, Latin cum artinya berbeda, dan
ordinare artinya sesuatu untuk diatur atau
ditempatkan sesuai kebutuhan (Westra, 1983). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, koordinasi
diartikan sebagai pengaturan suatu organisasi atau peristiwa, sehingga aturan dan tindakan yang
akan dijalankan tidak saling bertentangan atau menimbulkan kebingungan. Sesuai aturan yang
berlaku, koordinasi berkaitan dengan penempatan berbagai kegiatan sesuai dengan kebutuhan
tertentu guna mencapai tujuan terbaik melalui proses yang membosankan. Koordinasi juga dapat
diartikan sebagai upaya berbagai instansi, lembaga, dan unit untuk bekerja sama dalam
melaksanakan tugas tertentu sehingga tercapai saling melengkapi, saling membantu dan saling
melengkapi.

3. Pengelolaan Anggota dan Kepemimpinan


a. Rekrutmen dan Seleksi Anggota
 Rekrutmen peserta didik
Rekrutmen peserta didik pada hakikatnya proses pencarian, menentukan peserta didik yang
nantinya
akan menjadi peserta didik di lembaga sekolah yang bersangkutan. Langkah-langkah kegiatan
tersebut adalah
1. Membentuk panitia penerimaan peserta didik baru yang melibatkan semua unsure
guru, pegawai TU, dan dewan sekolah/komite sekolah untuk mempersiapkan segala
sesuatu yang diperlukan, yakni syarat-syarat pendaftaran, formulir pendaftaran,
pengumuman buku pendaftaran, waktu pendaftaran dan jumlah calon yang diterima.
2. Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang
dilakukan secara terbuka. Informasi yang harus ada dalam pengumuman tersebut
adalah gambaran singkat lembaga, persyartan pendaftaran peserta didik baru, cara
pendaftaran, waktu dan tempat seleksi, biaya pendaftaran dan pengumuman hasil
seleksi.
 Seleksi peserta didik
Seleksi peserta didik merupakan kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan
diterima
atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunkan adalah
 Melalui tes atau ujian (tes psikotes, tes jasmani, tes kesehatan, tes akademis, atau tes
keterampilan).
 Melalui penelusuran bakat kemampuan, biasanya berdasarkan pada prestasi yang
diraih oleh calon peserta didik dalam bidang olahraga atau kesenian.
 Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN.
b. Pengembangan Kepemimpinan
Berikut adalah tiga saran yang perlu dipertimbangkan saat menerapkan program
pengembangan kepemimpinan untuk perusahaan Anda:
1. PelatihanFormal
Pelatihan formal memiliki jadwal tetap yang mereka ikuti. Pelatihan biasanya
difasilitasi oleh spesialis pelatihan dan dilakukan di luar tempat
kerja. termasuk contoh lokakarya dan kursus di tingkat ketiga.
2. KegiatanPengembangan
Kegiatan pengembangan dapat diintegrasikan ke dalam tugas-tugas
operasional yang sedang berlangsung atau dilakukan secara
bersamaan. Pembinaan, bimbingan, dan penugasan khusus adalah beberapa
contohnya.
3. KegiatanSwadaya
Individu berpartisipasi dalam kegiatan perawatan diri atas inisiatif
mereka. Membaca, kursus kuliah, dan tutorial online adalah beberapa
contohnya.
c. Pemberdayaan Anggota
Program pemberdayaan karyawan memiliki kelebihan dan kelemahan. Karyawan yang
diberdayakan diberikan fleksibilitas dan kebebasan untuk membantu membuat perubahan dalam
lingkungan kerjanya. Karyawan yang merasa diberdayakan akan menghasilkan karya dengan kualitas
sangat tinggi, mereka  mampu menciptakan perasaan layanan pelanggan yang benar yang akan
menghasilkan loyalitas pelanggan.
Sebagian besar karyawan yang diberdayakan cenderung menyalahgunakan kekuasaan
mereka ketika mereka diberi kekuasaan untuk membuat keputusan sesuai keinginan mereka. Konflik dan
kesalahpahaman antara karyawan dan manajer mereka bisa saja terjadi karena karyawan yang
diberdayakan memiliki hirarki yang tinggi dan kaku.
Secara struktural, pemberdayaan berfokus pada praktik manajemen seperti pendelegasian
pengambilan keputusan dari atas untuk menurunkan tingkat organisasi dan peningkatan akses terhadap
informasi dan sumber daya di antara individu-individu pada tingkat yang lebih rendah. Pada tataran
pemberdayaan ini dibutuhkan komitmen yang jelas dari manajemen perusahaan untuk benar-benar
memberikan delegasi wewenang kepada pemegang jabatan, dan bukan hanya sekedar boneka belaka.
Diperlukan pula integritas yang tinggi bagi pemegang jabatan untuk dapat menjaga kepercayaan yang
telah diberikan oleh atasan sebagai suatu “amanah”, sehingga tugas dapat berjalan dengan baik.

4. Perencanaan Kegiatan dan Pengelolaan Keuangan


a. Pembuatan Rencana Kegiatan
Potensi peserta didik  dikembangkan melalui proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tolak
ukur keberhasilannya melalui sistem evaluasi pendidikan sekolah yang tidak hanya cukup
dicapai melui penilalian secara kognitif dengan skala nilai melalui kegiatan transfer
pengetahuan, namun ada sisi lain dari potensi peserta didik yang perlu mendapatkan perhatian
dalam pembentukan dan pengembangannya yaitu keperibadian dan sikap siswa. Pembentukan
kepribadian dan sikap memerlukan wadah yang dapat diwujudkan melalui kegiatan di luar
pembelajaran kelas yaitu kegitan ekstrakurikuler sekolah.
Kegiatan menetapkan tujuan serta merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia,
informasi finansial, metode dan waktu untuk memaksimalisasi efisiensi dan efektivitas
pencapaian tujuan. Siswanto berpendapat bahwa perencanaan adalah proses dasar yang
digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya. Lembaga
penyelenggara pendidikan yaitu sekolah merupakan suatu organisasi yang dipercaya oleh
masyarakat dan pemerintah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
melalui proses melalui berbagai program kegiatan yang ada di dalamnya.
Kegiatan ekstrakurikuler sekolah mempunyai banyak jenis atau beraneka ragam yang
salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler sekolah Organisasi Siwa Intra Sekolah
(OSIS). Organisasi siswa dapat menyediakan suatu program kegiatan yang dapat
mengarhkan siswa pada pembelajaran hidup berorganisasi seperti halnya, Pramuka,
PMR, kelompk pecinta alam merupakan jenis organisasi yang dapat lebih diefektifkan
fungsinya sebagai wahana pembelajaran nilai dalam berorganisasi. Program kegiatan
yang dapat dihadirkan atau diwadahi melalui OSIS perlu direncanakan dengan baik
berdasarkan kebutuhan siswa supaya adanya OSIS di sekolah dapat berfungsi secara
optimal, dan yang bertanggungjawab atas proses pengeloalaan OSIS adalah Wakili
Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan para pengurus OSIS yang telah terpilih.
Proses perencanaan untuk mewujudkan dan menghasilkan suatu program kegiatan harus
berdasarkan pada tujuan yang jelas untuk setiap jenis program kegiatan yang
direncanakan dan juga sejalan dengan visi sekolah yang ditetapkan. Melalui penetapan
tujuan dan jenis kegiatan, serta para peserta didik sebagai sasaran yang ditetapkan,
perencanaan hendaknya menetapkan strategi pelaksanaan kegiatan. Dengan struktur
organisasi sekolah yang ada rencana strategi pelaksanaan hendaknya menjelaskan siapa
yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan program kegiatan ataupun terhadap jenis
kegiatan tertentu yang akan dilaksanakan. Perencanaan startegis mencakup, perencanaan
waktu, tempat, fasilitas atau sumber atau bahan, jaringan atau tenaga lainnya. Serta
besarnya lokasi dan sumber biaya. Analisis kebutuhan dalam proses perencanaan suatu
program kegiatan OSIS sebagai wadah untuk mengembangkan bakat, minat dan potensi
siswa, sekolah sebaiknya melakukan penelususran atas potensi, bakat, minat, motivasi
dan kemampuan siswa sebagaimana dipertimbangkan adanya kuota atas peserta untuk
setiap jenis kegiatan yang direncanakan. Berkaitan dengan materi yang dibahas tentang
perencanaan program ekstrakulikuler, menurut Mediawan (2014:68) menyatakan sebagai
berikut.
a) Menetapkan rencana strategi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
b) Siapa yang bertanggungjawab baik terhadap keseluruhan program kegiatan
ekstrakurikuler atau pun terhadap jenis kegiatan ekstrakurikuler tertentu yang akan
dilaksanakan.
a. Perencanaan waktu, tempat, fasilitas, sumber atau bahan, jaringan atau tenaga lainnya,
dan besarnya alokasi dan sumber biaya.
Prosedur  perencanaan dalam pemmbuatan program kegiatan OSIS dibawah tanggung
jawab kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan para pengurus, para
pengurus OSIS yang telah terpilih pada masing-masing bidang kegiatan mengajukan
program kegiatan berdasarkan analisis kebutuhan dan melalui aspirasi para siswa yang
diperoleh melalui penyebaran angket sebelum program kegiatan ditentukan oleh para
pengurus dari masing-masing bidang kegiatan, setelah program kegiatan ditetapkan oleh
para pengurus osis selanjutnya program kegiatan dari masing-masing bidang tersebut
akan dibahas bersama para pengurus OSIS, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan
Kepala Sekolah, masin-masing bidang mempresentasikan program kegiatan yang telah
direncanakan dan dibahas bersama untuk menentukan apakah program kegiatan tersebut
diputuskan untuk ditetapkan sebagai program kegiatan OSIS atau sebaliknya. Semua
program kegiatan di atas secara umum mempunyai tujuan sebagai pembinaan siswa yang
meliputi pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui kegiatan
ekstrakurikuler OSIS sehingga bakat minat para siswa dapat terwadahi secara optimal
dalam rangka optimalisasi pembentukan kepribadian dan sikap siswa sebagai lulusan dari
lembaga penyelenggara pendidikan yaitu sekolah.
b. Pengaturan Anggaran dan Pengelolaan Keuangan
Tujuan dan keberartian kegiatan ekstrakurikuler yaitu mengembangkan seluruh ranah
kemampuan
siswa secara komprehensif dan seimbang. Kegiatan belajar siswa di sekolah saat ini menekankan
pada pengembangan fungsi otak sebelah kiri, yakni persepsi, kognisi, hal-hal yang logis,
sekuensial dan rasional. Pengembangan fungsi otak sebelah kanan yang bersifat holistik,
imajinatif dan kreatif kanan kurang mendapat perhatian. Akibatnya pengembangan aspek afeksi
dan psikomotorik menjadi terabaikan. Bobi Deporter dan Mike Hernacki (1999) (dalam
Mediawan, 2014:32) menyarankan untuk keseimbangan pengembangan fungsi kedua belahan
otak itu hendaklah diusahakan cara belajar global (global learning). Mendorong rasa betah,
gairah dan pencapaian prestasi belajar di sekolah. Mengembangkan bakat dan minat siswa
menuju pembentukan integritas pribadi yang kuat dan produktif. Mengisi waktu luang agar
efektif dan bermanfaat; bandingkan kegiatan belajar/ekstrakurikuler yang berlangsung pada
sekolah dengan paruh waktu (part time), penuh waktu (full day) dan sepanjang waktu
(berasrama/boarding system). Memelihara nilai-nilai luhur budaya kehidupan bangsa yang
relijius, berperadaban untuk saling menghormati, menjunjung tinggi rasa persatuan, musyawarah
dan memupuk sikap berkeadilan. Sementara itu, menurut Mediawan (2014: 10) menyatakan hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan program ekstrakulikuler sebagai berikut.
a) Pembiyaan merupakan dinamisator efektivitas penyelenggaraan program kegiatan
ekstrakurikuler.
b) Perlu dipersiapkan :
1. Pengadaan fasilitas atau sumber atau bahan dan peralatan;
2. Biaya latihan atau kegiatan pembentukan etos perilaku belajar/kerja dalam kegiatan
ekstra kurikuler;
3. Biaya operasional dan pemeliharaan atau perawatan;
4. Biaya sistem penyelenggaraan program termasuk tunjangan guru:
5. Biaya sistem evaluasi (sertifikasi) dan pelaporan.
c) Di samping memikirkan management fee, pembiayaan bisa saja hanya menyangkut
penetapan besarnya tarif untuk setiap pengembangan paket program kegiatan
ekstrakurikuler yang diplih/dibutuhkan siswa.
Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-
kegiatan
yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah.
Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan
kemampuannya.
Namun seperti kegiatan formal lainnya, ektrakurikuler yang berada di bawah naungan suatu
badan
dan instansi ataupun bentuk lainnya. Dalam hal ini adalah kegiatan ektarkurikuler yang berada
dalam ruang lingkup Sekolah atau Perguruan Tinggi maka suatu kegiatan ektrakurikuler
memerlukan Rencana Program Kerja yang akan di jadikan acuan para anggotanya untuk
menjalankan kegiatan-kegiatan.
c. Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan
Pendidikan merupakan salah satu sarana peningkatan kualitas hidup manusia.Lembaga
pendidikan
formal, seperti sekolah, memegang peran penting dalam proses pendidikan. Guru atau pelatih
kegiatan ekstrakulikuler sebagai tenaga pendidik juga berperan menyediakan danmemberikan
failitas untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar siswa. Guru dan pelatih ekstrakulikuler
harus dapat menciptakan kegiatan-kegiatan yang membantu siswa dalam meningkatkan cara dan
hasil belajarnya. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil kegiatan ekstrakulikuler
siswa, seorang guru atau pelatih ekstrakulikuler harus mengadakan evaluasi. Metode evaluasi
yang digunakan terkadang tidak dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa atau peserta
didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah tes yang
diberikan oleh guru atau pelatih ekstrakulikuler sebagai tenaga pendidik benar-benar
mengevaluasi hasil yang kegiatan yang telah dilakukan siswa. Mengapa siswa
yang tergolong cerdas dan rajin nilainya bisa buruk,sedangkan yang tergolong malas nilainya
baik ? Apakah cara mengajar guru atau pelatih ekstrakulikuler cara mengevaluasi yang
salah?.Hal-hal tersebut seharusnya diperhatikan oleh tenaga pendidik, karena cara evaluasi yang
salah tentu akan mempengaruhi mutu pendidikan. Kita mengharapkan evaluasi yang dilakukan
dengan baik dan benar dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar karena kegiatan evaluasi itu
dapat membantu guru atau pelatih ekstrakulikuler memperbaiki cara mengajar dan membantu
siswa dalam meningkatkan cara belajarnya agar memperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena
itu sebagai guru dan pelatih ekstrakulikuler prinsip-prinsip, teknik, dan metode evaluasi proses
dan hasil pembelajaran harus benar-benar diketahui untuk diterapkan dalam proses belajar
mengajar. Sementara itu menurut Mediawan (2014:74) menyatakan untuk seorang guru atau
pelatih harus memikirkan hal-hal yang harus dilakukan dalam evaluasi proses sebagai berkut.
a. Apakah strategi yang digunakan sesuai dengan tujuan?
b. Apakah strategi tersebut merupakan strategi resmi dan terbaik?
c. Strategi manakah yang paling cocok dilakukan?
d. Apakah kegiatan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan?
e. Bagaimanakah para pelaksana melaksanakan tugasnya?
f. Apakah fasilitas dan bahan penunjang telah digunakan?
g. Hambatan-hambatan apa yang dijumpai? Bagaimana mengatasinya hambatan
tersebut?
h. Bagaimana setiap peserta melakukan kerjasama?
Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan secara obyektif dan terbuka agar diperoleh
informasi yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran
ekstrakulikuler. Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan
pembelajaran untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud guru
dan siswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran
yang telah dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan setiap program ekstrakulikuler yang
dilaksanakan oleh siswa.
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi
terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan proses pembelajaran
yang telah terlaksana; sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis
hasil analisis proses pembelajaran ekstrakulikuler. Analisis dan interpretasi dapat dilaksanakan
bersama oleh guru dan pelatih ekstrakulikuler agar hasil evaluasi dapat segera diketahui dan
dipahami oleh siswa sebagai bahan dan dasar memperbaiki pembelajaran selanjutnya pada
program-program ekstrakulikuler yang telah disusun dalam program perencanaan
ekstrakulikuler. Sehingga program ekstrakulkuler berjalan sesuai dengan perencanaan.

5. Pengelolaan Konflik dan Komunikasi Eksternal


a. Penanganan Konflik Internal
b. Kerjasama dengan Pihak Eksternal (Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat)
c. Promosi dan Publikasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai