Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Hal
ini merupakan peristiwa yang sangat membahagiakan bagi ibu hamil yang
merencanakan dan menantikan kehamilannya (Manuaba, 2010).
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di dunia
masih terbilang tinggi, menurut data World Health Organization (WHO) pada
tahun 2013, ada sekitar 800 ibu di dunia meninggal setiap harinya akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan. Penyebab utama dari kematian ibu
antara lain sumber daya yang rendah, perdarahan, hipertensi, infeksi, dan
penyakit penyerta lainnya yang diderita ibu sebelum masa kehamilan. Wanita
yang tinggal di negara berkembang memiliki resiko kematian 23 kali lebih
besar dibandingkan dengan wanita yang tinggal di negara maju sehubungan
dengan faktor yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan (WHO,
2018).
AKI menggambarkan betapa pentingnya tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, persalinan dan masa nifas. Angka Kematian Bayi
dan Angka Kematian Ibu merupakan dua indikator sensitif untuk menilai
derajat kesehatan masyarakat. Kematian ibu diantaranya disebabkan oleh
komplikasi saat melahirkan (Depkes RI, 2006).
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka
kematian ibu berkisar 305 per 100.000 menurut Survei Angka Sensus (supas)
tahun 2015. Dari laporan yang diterima bisa di jabarkan tempat kematian ibu
yang terjadi 77% di rumah sakit, 15.6% di rumah, 4.1% di perjalanan ke
fasilitas kesehatan, dan 2.5% difasilitas kesehatan lainnya, serta kematian ibu
di tempat lainnya sebanyak 0.8%.
Sementara itu, data yang dipaparkannya terbaca angka kematian
neonatal (AKN) 15 per 1000 KH menurut SDKI tahun 2017. Kematian
neonatal di desa/kelurahan 0-1 per tahun sebanyak 83.447, di Puskesmas

1
kematian neonatal 7-8 per tahun sebanyak 9.825, dan angka kematian neonatal
di rumah sakit 18 per tahun sebanayak 2.868.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia juga memaparkan tentang


penyabab kematian ibu. Akibat gangguan hipertensi sebanyak 33,07%,
perdarahan obstetrik 27.03%, komplikasi non obstetric 15.7%, komplikasi
obstetric lainnya 12.04% infeksi pada kehamilan 6.06% dan penyebab lainnya
4.81%. Sementara penyebab kematian neonatal tertinggi disebabkan oleh
komplikasi kejadian intrapartum tercatat 283%, akibat gangguan respiratori
dan kardiovaskular 21.3%, BBLR dan premature 19%, kelahiran kongenital
14, 8%, akibat tetanus neonatorum 1,2%, infeksi 7.3% dan akibat lainnya
8.2%.
Angka kematian ibu berdasarkan laporan rutin Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota tahun 2016 tercatat di Jawa Barat dengan jumlah kematian
ibu maternal yang terlaporkan sebanyak 799 orang (84,78/100.000 Kelahiran
Hidup), dengan porsi kematian pada ibu di Kabupaten Cirebon adalah
sebanyak 102,09/100.000 KH.
Pada tahun 2018 jumlah penduduk diwilayah Puskesmas Klangenan
29341 jiwa dari jumlah tersebut didapatkan jumlah 223 ibu hamil dengan
resiko tinggi. Berdasarkan hasil PIS-PK bulan Januari hingga April
didapatkan 79 ibu hamil dengan resiko tinggi dari 220 ibu hamil dari 5 desa
di Wilayah Kerja Puskesmas Klangenan.
Untuk menangani rendahnya cakupan penanganan komplikasi ibu
hamil oleh petugas kesehatan tersebut, maka pemerintah mencanangkan
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dalam
rangka menurunkan AKI akibat komplikasi kehamilan karena semua ibu
hamil dapat terpantau oleh seluruh komponen masyarakat, baik suami,
keluarga dan bidan/kader secara cepat dan tepat. Indikator P4K adalah dengan
pemasangan stiker P4K yang terdiri dari nama ibu hamil, taksiran persalinan,
penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi,
dan calon donor darah. Bila cakupan ibu hamil yang mendapat indikator
pemantauan P4K mencapai 80%, maka diperkirakan AKI akibat komplikasi
dapat berkurang 6000 jiwa dari 2.052.000 per tahunnya. Cakupan P4K dapat

2
diketahui dari tingkat cakupan K1 dan K4 oleh tenaga kesehatan. Semakin
tinggi cakupan K1 dan K4 maka semakin tinggi pula cakupan P4K pada ibu
hamil. Dalam hal ini diperlukan kerjasama antara ibu hamil dan tenaga
kesehatan yang harus bekerja secara aktif untuk mencapai keberhasilan tujuan
P4K (Syafei, 2009).
Pelaksanaan program P4K dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya pengetahuan dan sikap, dukungan keluarga, situasi geografis dan
budaya. Kurangnya pengetahuan, kader dan ibu hamil atau masyarakat
tentang kehamilan dan pencegahan komplikasi kehamilan sangat
mempengaruhi rendahnya cakupan P4K, sehingga anggapan bahwa
kehamilan dan persalinan adalah sesuatu yang alami dan tidak memerlukan
pemeriksaan dan perawatan akan menyebabkan ibu hamil termasuk dalam
kelompok risiko tinggi (Guntur, 2008).
Keluarga terutama suami yang berperan aktif sangat dibutuhkan untuk
mendukung tujuan P4K yaitu dengan memotivasi ibu hamil sehingga muncul
sikap positif dan berakhir pada prilaku untuk memeriksakan kehamilannya ke
tenaga kesehatan dan mendapatkan pelayanan Antenatal Care (ANC) sesuai
standar. ANC yang dilakukan secara teratur akan mengurangi resiko
komplikasi kehamilan sehingga dapat diidentifikasi dan ditangani dengan
upaya preventif sampai kuratif (Mulyono, 2008).
Faktor situasi geografis dan budaya masyarakat Indonesia yang
beraneka ragam dapat menyebabkan 3T, yaitu terlambat mengambil
keputusan, terlambat untuk dikirim ketempat pelayanan kesehatan dan
terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga mempengaruhi
cakupan P4K.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Perlunya meningkatkan pengetahuan tentang program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pada kader posyandu
balita di Puskesmas Klangenan Kabupaten Cirebon 2021.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan Kader tentang Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Puskesmas
Klangenan, guna menekan angka komplikasi pada kehamilan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui distribusi pengetahuan kader tentang Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
sebelum dilakukan penyuluhan.
2. Mengetahui distribusi pengetahuan kader tentang Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
sesudah dilakukan penyuluhan.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K).

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil mini project ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
a. Masyarakat
Sebagai bahan informasi terutama dalam membuat kebijakan tentang
pentingnya menggalakkan dan memantau pemasangan stiker di setiap
rumah ibu hamil dengan mengaktifkan seluruh komponen masyarakat
mulai dari keluarga, masyarakat, kader, tenaga kesehatan dan aparat
desa agar setiap ibu hamil dapat terdata dengan baik mengingat masih
banyak ibu hamil yang berada pada usia yang bukan usia reproduktif

4
sehingga memiliki resiko tinggi untuk terjadi komplikasi baik pada
masa kehamilan maupun persalinan.
b. Tenaga kesehatan
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan agar dapat melaksanakan
asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai standar, aktif berpartisipasi
dalam pemantauan dan pemasangan stiker disetiap rumah ibu hamil
sehingga setiap ibu hamil dapat tepantau dengan baik oleh seluruh
komponen masyarakat karena setiap ibu hamil memiliki resiko untuk
mengalami komplikasi obstetric.
c. Bagi institusi kesehatan
Sebagai masukan untuk membuat arahan kebijakan yang berhubungan
dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K).
d. Peneliti
Menambah pengetahuan tentang program P4K, serta mengetahui
bagaimana gambaran tingkat pengetahuan kader tentang Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di
Puskesmas Klangenan, Kabupaten Cirebon.

1.5 Profil Puskesmas


1.5.1 Dasar Hukum, Visi dan Misi
A. Dasar Hukum Puskesmas
1. Undang-Undang Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas. 

2. Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat (Puskesmas).

3. Undang-Undang No.36 Tahun 2014 Tentang Tenaga


Kesehatan.
4. Peraturan Kementerian Kesehatan No 3 tahun 2014 tentang
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

5
5. Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon nomor 50 Tahun 2001
tentang Program Pembangunan daerah (PROPEDA) tahun
2001 – 2004.
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
128/Mekes/SK/11/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat.
7. Surat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Nomor
188.31/161/T tentang laporan tahunan.

B. Visi Puskesmas
Terwujudnya Puskesmas Klangenan yang berkualitas
dalam memberikan pelayanan didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan professional.

Misi Puskesmas
a. Meningkatkan dan mengembangkan keterampilan sumber
daya manusia yang berkualitas sebagai tenaga yang
professional.
b. Mengembangkan pelayanan kesehatan tingkat dasar pada
masyarakat dengan tersedianya sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan yang memadai sesuai dengan kemajuan
pengetahuan dan teknologi yang terjangkau oleh masyarakat.
c. Meningkatkan jangkauan pelayanan masyarakat dengan tarif
yang terjangkau serta adanya kepuasan dalam pelayanan
terhadap masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal.
d. Meningkatkan partisispasi masyarakat dan keluarga dalam
rangka menuju kemandirian dalam bidang pembangunan
kesehatan.

6
1.5.2 Data Geografi
Puskesmas Klangenan merupakan salah satu sarana kesehatan
tehnik dinas yang ada di Kecamatan Klangenan dengan luas wilayah
880,45 Ha sebagai pendukung tercapainya visi Kabupaten Cirebon.
Sedangkan UPT Puskesmas Klangenan termasuk Puskesmas Non
Perawatan, sebagaimana aksebilitasnya dapat digambarkan sebagai
berikut : wilayah kerja UPT Puskesmas Klangenan meliputi sebagian
wilayah kecamatan Klangenan yang terdiri dari 5 desa. Lokasi gedung
Puskesmas berada di Desa Klangenan yang terletak di Km 14 jalan
raya Cirebon-Bandung.
Puskesmas Klangenan merupakan salah satu Unit Pelayanan
Teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon yang terletak di Km
14 jalan raya Cirebon – Bandung. Puskesams Klangenan dikelilingi
oleh beberapa Wilayah Kerja Puskesmas lain yaitu :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Jemaras
b. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Wangunharja dan Depok
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Palimanan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Palimanan
Wilayah kerja UPT Puskesmas Klangenan merupakan daerah
dataran dengan curah hujan sedang tiap tahunnya. Tiap desa dapat
dijangkau dengan kendaraan roda 2 atau roda 4, jalan beraspal, waktu
tempuh dari Puskesmas ke desa yang terjauh ± ½ jam dengan sepeda
motor. Dan mata pencaharian penduduk sebagian besar bertani, dan
pedagang dan pengrajin lokal. Sedangkan untuk jarak tempuh dari
Puskesmas ke Kabupaten ± 45 menit. Kondisi fisik UPTD Puskesmas
Klangenan saat ini baik.

7
Gambar 1. Peta Posisi Wilayah Kerja Puskesmas Klangenan Dinas Kesehatan
Kabupaten Cirebon

Gambar 2. Peta Wilayah kerja UPTD Puskesmas Klangenan


Kabupaten Cirebon

8
Tabel 1. Luas wilayah kerja Puskesmas Klangenan

Jarak ke Waktu Tempuh


Desa
Luas Puskesmas ke Puskesmas
Kelurahan / Desa Gondok
No Wilayah (mnt)
Desa Tertinggal Endemi (Km)
(Ha)
k
Terdekat Terjauh Terdekat Terjauh

1 Serang 0 0 80,3 0 ,10 km 1,5 km 5 15

2 Klangenan 0 0 136,1 0 km 1 km 5 10

Danawinang
3 0 0 282,0 1 km 2 km 10 20
un

Jemaras
4 0 0 214,8 2 km 3 km 20 25
Kidul

5 Pekantingan 0 0 167,3 3 km 4 km 25 30

JUMLAH 0 0 880,46 - - -

Sumber : Kecamatan Klangenan 2018

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Jarak tempuh dari ke Puskesmas dari
wilayah kerja dari yang terdekat sampai terjauh dapat ditempuh dengan waktu
yang tidak lama.

9
Tabel 2. Kependudukan

JUMLA
Luas PENDUDUK JUMLA
No DESA H KK
tanah H
RT RW L P

1 Serang 80,3 21 8 1196 2122 2191 4313

2 Klangenan 136,1 24 7 2649 3290 3279 6569

3 Danawinangun 282,0 16 8 2927 4725 4827 9552

4 Jemaras kidul 214,8 14 6 2158 1920 2139 4059

5 Pekantingan 167,3 20 4 1977 2410 2635 5045

880,4
JUMLAH 95 33 10907 14467 15071 29538
6

Sumber : Kecamatan Klangenan.

Dari tabel data diatas penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Klangenan
pada tahun 2018 sebanyak 29.538 jiwa lebih tinggi dibanding tahun 2017 sebanyak
29.055 Jiwa, diakibatkan karena adanya penyesuaian perhitungan estimasi dari BPS,
dan pada kenyataannya jumlah penduduk riil di UPTD Puskesmas Klangenan
berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh tingkat Puskesmas juga meningkat.
data estimasi tahun 2018 adalah 29.538 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 14.467
jiwa dan penduduk perempuan 15.071 jiwa, sedangkan jumlah penduduk riil tahun
2017 adalah 29.055 jiwa terdiri laki-laki 14.464 jiwa dan perempuan 14.591 jiwa.

Jumlah penduduk tersebut komposisi dari perdesa yang berbeda-beda, jumlah


penduduk estimasi tahun 2018 yang terbanyak yaitu di desa Danawinangun sebanyak
9.552 jiwa dan yang terkecil yaitu di Desa Jemaras Kidul sebanyak 4.059 jiwa.

10
11
Tabel 3. Jumlah Penduduk Dan Sasaran Kegiatan Program Kesehatan Riil 2019

JUMLAH JUMLAH
PENDUDUK LAHIR BAYI ( 0 - BALITA 0 -
N RIIL BUMI BULIN / HIDUP 11) 59 Bulan
DESA KK
O PERE L BUFAS
LAKI-
MPUA L P L P L P
LAKI
N

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 SERANG 1106 2206 2012 97 86 43 42 44 37 148 173

2 KLANGENAN 1753 2844 3050 131 117 59 59 52 60 215 188

DANAWINANGU
3 2659 4303 4222 215 190 92 98 86 106
N 373 319

4 JEMARAS KIDUL 2170 2751 2565 118 103 50 53 54 51 216 192

5 PEKANTINGAN 1977 2741 2806 117 102 52 51 51 53 216 193

JUMLAH 9665 14845 14655 678 598 296 303 287 307 1168 1065

12
Jumlah Jumlah Usia
Anak Usia < Wanita Usia
N Murid Kls. 1 Murid Kls. 1 Produktif > 60 Tahun
DESA 15 tahun 30 - 69
O SD SMP (15-59 Thn)
Tahun
L P L P L P L P L P

1 2 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 SERANG 172 192 40 32 10 10 1320 1320 660 139 140

2 KLANGENAN 296 308 95 93 12 18 2136 2152 1076 220 222

DANAWINANGU
3 346 318 80 59 0 0 1481
N 3260 2962 310 312

4 JEMARAS KIDUL 142 152 44 44 0 0 1262 1298 649 122 120

5 PEKANTINGAN 143 133 49 47 194 126 1678 1552 776 168 160

JUMLAH 1099 1103 308 275 216 154 9656 9284 4642 959 954

13
14
1.5.3 Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan yang ada

Tabel 4. Data Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

NO UKBM JUMLAH
1 Desa. 5
2 KK (Kepala Keluarga) 10907
3 Posbindu PTM Aktif 6
4 Posyandu 40
5 Poskestren 0
6 Posyandu Lansia 6
7 Desa Siaga 5
8 Saka Bakti Husada 0
9 Dana Sehat 0
10 Kelompok Peduli Kesehatan 0

Tabel 5. Data Sarana Kesehatan Swasta Puskesmas Klangenan Tahun 2018


IZIN
NO NAMA SARANA ALAMAT PRAKTEK
ADA TIDAK
1 dre. Teti Rostianty Jemaras Kidul
2 dr. Muhtadin Jemaras Kidul
3 dr. Asep Aries Sudrajat Danawinangun
4 Klinik As Salam Klangenan
 5 Apotik Gunung Jati Serang 1
 6 Apotik Serangkai Klangenan 1
 7 Apotik Nabilla Klangenan 1
 8 Apotik 23 Danawinangun 1
 9 Optik Heka Serang
 10 Praktik Bidan Nurhasanah Serang 1
 11 Praktik Bidan Ika Kartika Klangenan 1
Praktik Bidan Juneni Danawinangun 1

15
Tabel 6. Sarana Pendidikan
TK / RA SD / MI SMP / SMA /
MTs MA
NO DESA Neg Sw Ne Sw Ne Sw Ne Sw
eri asta geri ast ger ast ger ast
a i a i a
1 Serang 0 1 3 0 1 1
2 Klangenan 1 2 4 0 2 1
3 Danawinangun 0 2 3 1
4 Jemaras Kidul 0 0 2 0
5 Pekantingan 0 0 3 0 1
JUMLAH 1 5 15 1 1 3 2

N JUMLAH MURID
TK DESA
O L P Jumlah
1 TK PERTIWI KLANGENAN 15 18 33
2 TK AL HIUJRAH KLANGENAN 42 47 89
3 TK ULUM KLANGENAN 29 34 63
4 TK BUDHI SAKTI SERANG 35 37 72
DANAWINANGU
5 TK NOOR HIDAYAN N 69 59 128
DANAWINANGU
6 TK AL ISTIQOMAH N 15 20 35
RA MIFTAHUL DANAWINANGU
7 ULLUM N 21 15 36
22 23
JUMLAH 6 0 456

N JUMLAH MURID
TK DESA
O L P Jumlah
1 TK PERTIWI KLANGENAN 15 18 33
2 TK AL HIUJRAH KLANGENAN 42 47 89
3 TK ULUM KLANGENAN 29 34 63
4 TK BUDHI SAKTI SERANG 35 37 72
DANAWINANGU
5 TK NOOR HIDAYAN N 69 59 128
DANAWINANGU
6 TK AL ISTIQOMAH N 15 20 35

16
RA MIFTAHUL DANAWINANGU
7 ULLUM N 21 15 36
22 23
JUMLAH 6 0 456

JUMLAH
N MURID
SEKOLAH DESA
O Jumla
L P h
KLANGENA
1 SMA PGRI KLANGANAN N 22 10 32
KLANGENA
2 SMK YAPPENAS N 13 12 25
MA DARUL ULUM
3 SERANG SERANG 19 27 46

JUMLAH 54 49 103

NO SEKOLAH JUMLAH L P JUMLAH


SEKOLAH
1 TK / RA 7 226 230 456
2 SD / MI 16 1657 1616 3273
3 SMP / MTs 4 518 482 1000
4 SMA / MA 3 54 49 103
JUMLAH 30 2455 2377 4832

Tabel 7. Data Kesehatan Lingkungan 2018


JUMLA
N H SA SPA JAG TT TP
DESA KK
O RUMA B L A U M
H
110
1 SERANG 786 719 768 637 25 69
6
175 124
2 KLANGENAN 1413 1264 1132 41 72
3 7
3 DANAWINANG 1889 265 188 1575 1189 24 58

17
UN 9 9
JEMARAS 217 115
4 1159 958 729 20 37
KIDUL 0 7
197
5 PEKANTINGAN 832 832 689 672 18 33
7

966 584
JUMLAH 6079 5254 4359 128 269
5 4

1.5.4 Pravelensi Masalah Kesehatan Masyarakat

Tabel 8. Kasus Penyakit Tahun 2018


JUMLAH
NO KODE PENYAKIT R
2016 2017 2018

Nasofaringitis Akut
1 J00 8271 9506 8472 1
(Common Cold)

Gastroduodenitis tidak
2 K29.9 2402 5375 5623 2
spesifik

3 M79.1 Myalgia 5466 5285 5324 3

Dermatitis lain, tidak


4 L30.9 4081 3576 3904 4
spesifik (eksema)

Gejala dan tanda umum


5 R68 2672 3504 3787 5
lainnya

Demam yang tidak


6 R50 2708 3577 3323 6
diketahui sebabnya

Gangguan gusi dan jaringan


7 K08 1346 1199 1814 7
penunjang lainnya

Penyakit pulpa dan jaringan


8 K04 1611 1374 1796 8
peripikal

9 M79.2 825 1298 1402 9


Neuralgia dan neutritis,

18
tidak spesifik

10 H10.9 Konjungtivitis 1282 1637 1008 10

11 H65 Otitis Media Nonsuprativa 550 525 823 11

12 I10 Hipertensi primer (esensial) 1473 1671 813 12

13 A09 Diare dan Gastroenteritis 457 955 746 13

14 O80 Persalinan tunggal spontan 582 586 530 14

15 J02 Faringitis Akuta 567 432 505 15

Gangguan lain pada kulit


16 L98. dan jaringan subkutan yang 602 487 446 16
tidak terklasifikasikan

Diabetes Melittus tidak


17 E14 578 500 402 17
spesifik

Penyakit gusi, jaringan


K05-
18 periodental, dan tulang 424 409 392 18
K06
alveolar

Abses, furunkel, karbunkel


19 L02 294 350 303 19
kutan

20 K25 Tukak lambung 384 287 287 20

Penyakit Infeksi Saluran


21 J06 Pernafasan Atas Akut tidak 579 552 284 21
Spesifik

J12-16,
22 Pneumonia 223 234 251 22
J18.9

23 K30 Dispepsia 256 292 184 23

24 K02 Karies Gigi 350 239 157 24

25 J45 Asma 311 271 148 25

Pola penyakit berdasarkan kunjungan rawat jalan di UPTD Puskesmas Klangenan


pada tahun 2018 tergambar pada data tersebut diatas sebagaimana data kasus yang
menempati data teratas diantaranya : Nasofaringitis akut, Gastroenteritis dan mialgia.

19
Jenis kegiatan / program-program kesehatan tahun 2018 yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (Esensial)
a. Promosi kesehatan
b. Kesehatan lingkungan
c. KIA/KB
d. Gizi
e. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) / Imunisasi
f. Pengobatan dasar
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGMD/UKGS)
c. Upaya Pembinaan Kesehatan Tradisional Komplementer
d. Upaya Kesehatan Olah Raga
e. Upaya Kesehatan Indera
f. Upaya Kesehatan Lansia
g. Upaya Kesehatan Kerja
h. Upaya Kesehatan Jiwa
i. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

3. Upaya Kesehatan Perseorangan


a. Pemeriksaan Umum (Balai Pengobatan Umum)
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (BP Gigi)
c. Pelayanan KIA- KB
d. Pelayanan Gawat Darurat
e. Pelayanan Konsultasi / Pojok Gizi
f. Pelayanan Persalinan normal
g. Pelayanan kefarmasian
h. Pelayanan Laboratorium
i. Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Fasyankes
1) Puskesmas Pembantu
2) Puskesmas Keliling
3) Bidan Desa
4) Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
4. Upaya Kesehatan Inovasi

20
a. Puskesmas Santun Usila
b. Puskesmas Sayang Anak
c. Gerimis Balik : Gerebeg Imunisasi Bocah Cilik
d. Cermin Bayi
e. Candak TB : Cari dan Dapatkan suspek TB
f. Martabak : Makanan Tambahan Penderiota TB
g. Masdarji : Masyarakat Sadar Gizi
h. Paspor : Pasien Prioritas
5. Manajemen Pelayanan, meliputi :
a. Manajemen Operasional
b. Manajemen Alat dan Obat
c. Manajemen Keuangan
d. Manejemen Ketenagaan
e. Manajemen Pengendalian Penyakit
f. Manajemen System Informasi Puskesmas
g. Manajemen Sumber Daya Manusis Kesehatan
h. Manajemen Urusan Rumah Tangga (Pengelolaan Barang / Perlengkapan)

1.5.5 Perilaku Kesehatan Masyarakat


Pemanfaatan masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan dapat dilihat
dari jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan pemerintah yang ada di UPTD
Puskesmas Klangenan yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Adapun Kunjungan Pasien yang datang di UPTD Puskesmas Klangenan pada tahun
2018 sebanyak 45.211 Pengunjung yang terdiri dari Pengunjung Pasien Umum
sebanyak 23.503 Pengunjung dan Pengunjung Peserta BPJS sebanyak 21.708
Pengunjung atau rata- rata sebanyak 3.768 Pengunjung perbulan, sedangkan tahun
2017 sebanyak 46.892 atau 3.907 orang per bulan dan tahun 2016 sebanyak 45.547
orang atau rata-rata 3.795 orang per bulan. serta tahun 2015 sebanyak 47.572 orang
atau 3.964 orang per bulan. Kunjungan tersebut mengalami penurunan dibanding
dengan tahun sebelumnya, dikarenakan upaya dalam Pelayanan di UPTD Puskesmas
Klangenan tersebut mengalami perubahan sistem Pelayanan dengan metode teknologi
Elektronit yang berbasis Komputerisasi sehingga mengalami keterlambatan dalam
operasional pelayanan tersebut.

21
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Pengertian Pengetahuan


Pengetahuan (knowledge) adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2012).
1.2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), menyatakan ada 6 tingkatan pengetahuan yang
dicapai dalam domain kognitif yaitu sebagai berikut:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau yang telah
diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintrepetasi materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

22
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainy
terhadap obyek yang dipelajari.
3. Aplikasi (apllication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evalution)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaianpenilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan


Menurut (Ariani, 2014), pengetahuan baik yang dimiliki seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal yaitu :
1. Faktor Internal
a. Umur
Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia
dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang
cukup maka akan memiliki pola piker dan pengalaman yang matang pula.
Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga
pengetahuan diporolehnya akan semakin baik.
b. Jenis Kelamin

23
Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah
satunya adalah adanya perbedaan tingkat kesadaran antara lakilaki dan
perempuan. Pada umumnya perempuan memiliki kesadaran yang baik
dalam mencari tahu informasi daripada laki-laki baik itu secara formal
maupun informal.
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap
individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara
formal maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun
kelompok.

d. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh
terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada
dalam lingkungan tersebut.
b. Sosial Budaya
Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang dilakukan
seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun
tidak melakukan
c. Status Ekonomi
Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
d. Sumber Informasi
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak bahkan
memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi
yang berperan peting bagi pengetahuan yaitu media massa.

24
e. Cara Memporoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh kebenaranpengetahuan
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah
a) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat
terpecahkan.

b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
sengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan,
baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,
maupun ahli ilmu pengetahuan.
d) Pengalaman Pribadi
Apabila dengan cara yang digunakan dimasa lalu dapat
memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk
memecahkan masalah-masalah lain yang sama, orang dapat
pula menggunakan cara tersebut.
e) Cara Akal Sehat
Common senseatau akal sehat kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran.
f) Kebenaran Secara Intuitif
Diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar
kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir.
g) Melalui Jalan Fikiran
Pengetahuan diperoleh dengan menggunakan jalan
fikirannya baik induksi maupun deduksi dengan penalaran-
penalaran.
h) Induksi

25
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang
bersifat umum. Pemikiran induksi beranjak dari hal konkret
kepada hal-hal yang abstrak.
i) Deduksi
Pembuatan kesimpulan dari penyataan-pernyataan umum ke
khusus. Proses berfikir berdasarkan pada pengetahuan yang
umum mencapai pengetahuan yang khusus.
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut
metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi
penelitian (research methodology).

2.1 Definisi Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)


Program Pererencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
merupakan suatu kegiatan dalam rangka peningkatan peran aktif keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan suatu persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, serta menggunakan stiker sebagai media
notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
bagi ibu hamil dan bayi baru lahir (Syafei, 2009).

2.2 Tujuan P4K Dengan Stiker


a. Tujuan Umum
 Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi
ibu sehingga melahirkan bayi sehat.
b. Tujuan Khusus
 Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di setiap
rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang lokasi tempat
tinggal ibu hamil, identitas ibu hamil, taksiran persalinan, penolong
persalinan, pendamping persalinan dan fasilitas tempat persalinan,
calon donor darah, transportasi yang digunakan serta pembiayaan.

26
 Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode KB
pasca persalinan yang sesuai dan disepakati ibu hamil, suami,
keluarga dan bidan.
 Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila
terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
 Meningkatnya keterlibatan tokoh masyarkat baik formal maupun
non formal, dukun/pendamping persalinan dan kelompok
masyarakat dalam perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi dengan stiker dan KB pasca salin sesuai dengan
perannya masing-masing.

2.3 Manfaat P4K

 Mempercepat fungsi desa siaga


 Meningkatnya cakupan pelayanan ANC sesuai standart
 Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil
 Meningkatnya kemitraan Bidan dan dukun
 Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini
 Meningkatnya peserta KB pasca persalinan
 Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi
 Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi

Bila dilihat secara mendasar faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan kompikasi di pengaruhi dua
faktor yaitu (Yuliastanti, 2012) :

1) Faktor interna (ibu hamil)


 Pengetahuan ibu hamil
 Sikap ibu hamil
 Kepercayaan ibu hamil
 Dukungan keluarga
 Nilai-nilai atau norma yang berlaku
2) Faktor Esterna
 Sikap dan perilaku petugas keesehatam
 Tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas kesehatan
2.3 Sasaran P4K
 Penanggungjawab dan pengelola program KIA propinsi dan Kabupaten

27
 Bidan koordinator
 Kepala Puskesmas
 Dokter
 Perawat
 Bidan
 Kader
 Forum peduli KIA (Forum P4K/Pokja Posyandu,dll)

2.4 Indikator P4K


 Persentase desa melaksanakan P4K dengan stiker
 Persentase ibu hamil mendapat stiker
 Persentase ibu hamil berstiker mendapat pelayanan antenatal sesuai standar
 Persentase ibu hamil berstiker bersalin di tenaga kesehatan
 Persentase ibu hamil, bersalin, dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi
tertanganI
 Persentase menggunkan KB pasca salin
 Persentase ibu bersalin di nakes mendapatkan pelayanan nifas

2.5 Jenis Kegiatan P4K


a. Orientasi P4K dengan stiker
Ditujukan untuk pengelola program dan stakeholder yang terkait di tingkat
propinsi, Kabupaten/Kota, Puskesmas. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
sosialisasi tentang tujuan, manfaat, mekanisme pelaksanaan, sistem pencatatan dan
pelaporan serta dukungan apa saja yang disiapkan dan diperlukan agar P4K dengan
stiker dapat terlaksana di lapangan.
b. Sosialisasi
Sosialisasi ditujukan kepada kepala desa/lurah, bidan, dukun, tokoh agama,
tokoh masyarakat, organisasi perempuan, PKK serta lintas sektor di tingkat
desa/kelurahan. Kegiatan ini bertujuan memberikan sosialisasi tentang tujuan,
manfaat, mekanisme pelaksanaan agar mendapat dukungan dari seluruh lapisan
masyarakat dalam pelaksanaannya di lapangan.
c. Operasionalisasi P4K dengan stiker tingkat desa

28
 Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa/kelurahan untuk
meningkatkan partisipasi aktif keluarga dan masyarakat dalam membantu
mempersiapkan persalinan yang aman bagi ibu.
 Mengaktifkan forum peduli KIA yang sudah ada di masyarakat misalnya
GSI, Forum Desa Siaga, Pokja Posyandu, dan lain lain.
 Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker yang
dilakukan oleh Bidan didampingi kader/dukun.
 Pemasangan stiker di rumah bumil dilakukan setelah melakukan konseling
yang kemudian stiker diisi oleh bidan kemudian ditempel di rumah ibu hamil
(sebaiknya di depan rumah) sebagai penanda untuk pendataan dan
pemantauan terhadap ibu hamil.
 Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa dilakukan setiap bulan secara
teratur dan di sampaikan pada setiap pertemuan bulanan. o Pengelolaan
donor darah dan sarana transportasi/ambulan desa o Penggunaan,
Pengelolaan dan Pengawasan Tabulin/Dasolin o Pembuatan dan
penandatangan amanat persalinan
d. Rekapitulasi Pelaporan dilakukan secara berjenjang dari tingkat paling dasar ke
tingkat yang lebih tinggi yaitu Bidan di Desa, Puskesmas, Dinas kesehatan
Kabupaten/kota, Dinas kesehatan propinsi dan Tingkat nasional
e. Forum komunikasi diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan P4K di
masing-masing tingkat wilayah.

2.6 Komponen P4K Dengan Stiker

a. Pencatatan ibu hamil


Pendataan ibu hamil dengan stiker adalah suatu kegiatan pendataan atau
pencatatan keadaan ibu hamil dan bersalin di wilayah bidan kerja dan melalui
penempelan stiker di rumah dengan melibatkan peran aktif unsur-unsur masyarakat
di wilayahnya (kader, forum peduli KIA, dan dukun). Kegiatan ini dilakukan
melalui kunjungan rumah yaitu, kunjungan bidan/ kader di rumah ibu hamil dalam
rangka untuk membantu ibu, suami dan keluarganya membuat perencanaan
kehamilan dan pencegahan komplikasi di samping itu untuk memfasilitasi ibu nifas
dan suaminya untuk memutuskan alat dan obat kontrasepsi setelah persalinan sesuai
dengan rencana yang telah disepakati bersama oleh pasangan tersebut. Setelah
melakukan konseling stiker di isi oleh bidan kemudian stiker tersebut di tempel di

29
rumah ibu hamil (sebaiknya di depan rumah) dan ibu hamil di berikan buku KIA
untuk di pahami isinya (Dewi, 2012).
b. Dasolin/Tabulin
Tabulin adalah dana /barang yang di simpan oleh keluarga atau pengolah
tabulin secara bertahap sesuai kemampuannya, yang penggelolaannya sesuai dengan
kesepakatan serta penggunaan nya untuk segala bentuk biaya saat antenatal,
persalinan dan kegawat daruratan. Besar simpanan/ nominal tergantung dari
perkiraan biaya persalinan normal atau sesuai dengan kesepakatan.
Dosalin adalah dana yang di himpun dari masyarakat secara sukarela dengan
prinsip gotong royong sesuai dengan kesepakatan bersama dengan tujuan membantu
pemmbiayaan mulai antenatal, persalinan dan kegawat daruratan. Sumber dana dan
cara penggumpulan nya di tentukan dengan kesepakatan, hal pertama yang perlu di
lakukan dalah melakukan pertemuan-pertemuan bersama dengan masyarakat untuk
membahas mekanisme pengumpulan dan penyimpanan dana, penggunaan dana,
penggawasan dan pelaporan dana (Dewi, 2012).

c. Donor darah
Calon donor darah adalah orang-orang yang di persiapkan oleh ibu, suami,
keluarga dan masyarakat yang sewaktu-waktu bersedia untuk menyumbangkan
darahnya untuk keselamatan ibu melahirkan (Depkes, 2009).
Syarat donor darah sukarela adalah :
 Usia 17-60 tahun
 Berat badan minimal 47 kg untuk laki-laki dan perempuan 40 kg
 Tekanan darah 100/60-140/90 mmHg
 Kadar Haemoglobin (HB) > 12 gr %
 Tidak sedang menderita penyakit (Hepatitis, TBC dll)
 Tidak mempunyai luka atau infeksi
 Tidak sedang menjalani penggobatan suatu penyakit
 Tidak sedang hamil, menyusui, menstruasi

Warga menyumbang darah melalui palang merah remaja (PMI) yang dpat di
pakai untuk semua kebutuhan kegawat daruratan warga akan di data dan di periksa
golongan darahnya.

d. Transport/Ambulan desa

30
Ambulan Desa/Transportasi adalah alat transportasi dari masyarakat sesuai
kesepakatan bersama yang dapat di pergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin
ketempat persalinan termasuk ketempat rujukan, terutama yang kesulitan angkutan
atau ibu yang mengalami kegawat daruratan. Bentuk ambulan desa
bermacammacam tergantung jenis angkutan yang di miliki oleh warga dan
mengihklaskan kendaraan nya di pinjam warga bergiliran (di buat jadwal kendaraan,
pengemudi, BBM).
e. Suami/Keluarga menemani ibu pada saat bersalin
f. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
g. Kunjungan nifas
h. Kunjungan rumah

2.7 Output Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi Dengan Stiker9

 Semua ibu hamil terdata dan rumahnya tertempel stiker


 Bidan memberikan pelayanan antenatal sesuai standar
 Ibu hamil dan keluarganya mempunyai rencana persalinan termasuk KB yang dibuat
bersama dengan penolong persalinan
 Bidan menolong persalinan sesuai standar
 Bidan memberikan pelayanan nifas sesuai standar
 Keluarga menyiapkan biaya persalinan, kebersihan dan kesehatan lingkungan (sosial
budaya)
 Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan forum
peduli KIA/Pokja Posyandu dalam rencana persalinan termasuk KB pasca persalinan
sesuai dengan perannya masing-masing

2.8 Faktor Yang Mempengaruhi P4K

Adapun faktor yang mempengaruhi penerapan P4K menurut (Depkes,2009)

sebagai berikut :

a. Situasi geografi bentuk dan struktur geografi


Wilayah kedudukan masyarakat di Indonesia yang terdiri dari lembah dan
pegunungan mempengaruhi keaktifan petugas kesehatan untuk pemantauan
kesehatan ibu hamil dengan stiker P4K. Sehingga dapat mempengaruhi cakupan
P4K di masing-masing daerah.

31
b. Pengetahuan dan informasi
Pengetahuan dan informasi yang cukup tentang tujuan dan manfaat P4K akan
mempengaruhi kesadaran masyarakat akan pentingnya program P4K.
c. Dukungan keluarga dalam hal ini suami
Keluarga mempunyai peran peran penting untuk keberhasilan tujuan program
P4K, karena keluarga terdekat dapat memantau secara aktif kesehatan ibu hamil.
d. Budaya dalam pelaksanaan P4K
Budaya tetap berpengaruh besar terhadap keberhasilan cakupan P4K. Dalam hal
ini tokoh masyarakat sangat berpengaruh terhadap budaya yang ada agar dapat
mendukung pelaksanaan P4K.

2.8 Isi Komponen Dalam Stiker

32
Gambar 1 Stiker Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

2.9 Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Dan Nifas

Adalah tanda/gejala yang menunjukan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam
keadaan bahaya. Kebanyakan kehamilan berakhir dengan persalinan dan nifas yang
normal. Namun 15-20 diantara 100 ibu hamil mengalami gangguan pada kehamilan,
persalinan atau nifas. Gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak dan biasanya
tidak dapat diperkirakan sebelumnya.

Tanda bahaya dan kehamilan, persalinan dan nifas yang perlu diketahui oleh ibu
hamil, suami dan keluarganya antara lain :

a. Ibu tidak mau makan dan muntah terus menerus


b. Berat badan ibu hamil tidak naik. Pada setiap kehamilan terjadi kenaikan berat
badan ibu sekitar 9 – 12 kg.Yang perlu diwaspadai adalah jika berat badan ibu
tidak naik minimal 0,5 -1 kg setiap bulannya atau tidak naik sampai akhir bulan
keempat kehamilannya.
c. Perdarahan yang perlu diwaspadai adalah perdarahan yang :
 Terjadi pada kehamilan sebelum 3 bulan, dapat disebabkan karena keguguran.
 Terjadi melalui jalan lahir disertai nyeri perut bawah yang hebat.
 Terjadi pada kehamilan 7-9 bulan walaupun sedikit tetap hars segera di beri
pertolongan.

33
 Terjadi segera atau dalam 1 jam setelah melahirkan.
 Terjadi pada masa nifas (dalam 42 hari setelah melahirkan) dan berlangsung
terus menerus disertai bau tidak sedap dan demam.
d. Bengkak pada kaki, tangan/wajah, pusing disertai kejang
e. Gerakan janin berkurang atau tidak ada
f. Kelainan letak janin dalam rahim
g. Ketuban pecah sebelum waktunya
h. Persalinan lama terhitung jika dalam waktu 12 jam setelah rasa mulas bayi belum
juga lahir.
i. Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan misalnya jantung, kurang
darah, TBC, Malaria, HIV dan infeksi pada saluran kelamin.
j. Demam tinggi pada masa nifas

34
35

Anda mungkin juga menyukai