Anda di halaman 1dari 138

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2018

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap


Penderita Hipertensi tentang Hipertensi
terhadap Keaktifan dalam Kegiatan
Prolanis di Puskesmas Berastagi
Kabupaten Karo Tahun 2017

Ginting, Jois Fransiska

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2983
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA HIPERTENSI
TENTANG HIPERTENSI TERHADAP KEAKTIFAN DALAM
KEGIATAN PROLANIS DI PUSKESMAS BERASTAGI
KABUPATEN KARO TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH
JOIS FRANSISKA GINTING
NIM : 131000650

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA HIPERTENSI
TENTANG HIPERTENSI TERHADAP KEAKTIFAN DALAM
KEGIATAN PROLANIS DI PUSKESMAS BERASTAGI
KABUPATEN KARO TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai


salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH
JOIS FRANSISKA GINTING
NIM : 131000650

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH

PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA HIPERTENSI TENTANG

HIPERTENSI TERHADAP KEAKTIFAN DALAM KEGIATAN

PROLANIS DI PUSKESMAS BERASTAGI KABUPATEN KARO TAHUN

2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan

ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya

saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, April 2018

Yang membuat pernyataan,

Jois Fransiska Ginting

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK

Menurut WHO, tekanan darah yang normal bagi orang dewasa adalah 120/80
mmHg. Akan tetapi, jika tekanan darah sistolik yaitu antara 120-139 dan tekanan
distolik antara 80-89, dan itu juga masih bisa di sebut dengan tekanan darah yang
normal. Program Penanggulangan Penyakit Kronis (prolanis) adalah suatu sistem
pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi
yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka
pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis
untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang
efektif dan efisien.
Jenis penelitian ini adalah metode penelitian survei, dengan survei analitik.
Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi serta melihat pengaruh dari pengetahuan dan sikap
terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi. Populasi dalam
penelitian ini adalah jumlah seluruh peserta yang terdaftar dalam kegiatan Prolanis di
Puskesmas Berastagi, yaitu berjumlah 75 orang. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah total sampling yaitu sebanyak 75 orang. Data dikumpulkan
dengan menggunakan kuesioner yang dianalisis secara univariat dengan
mendeskripsikan variabel-variabel univariat, secara bivariat dengan menggunakan uji
chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi karakteristik yaitu 74 orang
perempuan, 49 orang lansia akhir, 68 orang berpendidikan rendah serta 47 orang
bekersa pada kategori informal. Distribusi kategori pengetahuan yaitu 16 orang baik,
21 orang cukup dan 38 orang kurang. Distribusi kategori sikap yaitu 49 orang baik
dan 26 orang kurang baik. Distribusi kategori keaktifan yaitu 36 orang aktif dan 39
orang tidak aktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai
pengaruh signifikan terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis adalah variabel umur
(p = 0,034 < p = 0,05), pekerjaan (p = 0,02 < p = 0,05), pengetahuan (p = 0,027 < p
= 0,05), dan sikap (p = 0,034 < p = 0,05). Sedangkan variabel yang tidak
berpengaruh adalah variabel jenis kelamin dan pendidikan.
Disarankan kepada Puskesmas Berastagi agar lebih mengupayakan promosi
kesehatan kepada masyarakat untuk lebih sadar akan kepentingan kesehatan dan
bekerja sama dengan tokoh masyarakat atau tokoh agama yang berada di wilayah
kerja puskesmas, sehingga informasi yang seharusnya sampai ke masyarakat akan
lebih cepat di terima oleh masyarakat serta peningkatan kualitas hidup optimal
dengan indikator 75% dari BPJS dapat lebih cepat tercapai.

Kata Kunci : hipertensi, prolanis, keaktifan peserta.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

According to WHO, normal blood pressure for adults is 120/80 mmHg.


However, if the systolic blood pressure is between 120-139 and the distoltic pressure
between 80-89, and it can still be called normal blood pressure. The Chronic Disease
Prevention Program (prolanis) is an integrated health care system and proactive
approach that involves participants, health facilities and BPJS Health for health care
for BPJS Health participants who suffer from chronic disease to achieve optimal
quality of life with the cost of health services which is effective and efficient.
This type of research is a survey research method, with an analytical survey.
Analytical research is a research that tries to explore how and why the health
phenomenon happened and to see the influence of knowledge and attitude toward the
activity in Prolanis activity at Puskesmas Berastagi. The population in this research
is the total number of participants enrolled in the activities of Prolanis at Puskesmas
Berastagi, which amounted to 75 people. The sampling technique in this research is
total sampling that is 75 people. Data were collected by using questionnaires
analyzed univariat by describing univariate variables, bivariate by using chi-square
test.
The results of this indicate that the distribution of characteristics are 74
women, 49 final elderly, 68 low educated and 47 persons working in the informal
category. The knowledge category is 16 good people, 21 sufficient and 38 less.
Category distribution: 49 good people and 26 bad people. Distribution category of
active activities that is 36 people active and 39 people are not active. The results of
this research indicate that the variables that have significant influence on the activity
in Prolanis activities are age variable (p = 0,034 <p = 0,05), job (p = 0,02 <p =
0,05), knowledge (p = 0,027 <p = 0,05), and attitude (p = 0,034 <p = 0,05). While
the variables that have no effect is the gender and education variables.
It is suggested to Puskesmas Berastagi to make health promotion better for
the society to be more aware of the health interest and to cooperate with society
leaders or religious leaders who are in the working area of puskesmas, so the
information that should reach the community will be accepted by the community more
quickly and improving the quality live optimally with 75% indicator of BPJS can be
more quickly achieved.

Keyword: hypertension, prolanis, liveliness of participants.

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA HIPERTENSI

TENTANG HIPERTENSI TERHADAP KEAKTIFAN DALAM KEGIATAN

PROLANIS DI PUSKESMAS BERASTAGI KABUPATEN KARO TAHUN

2017” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk

itu, disamapaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu S.H, M.Hum., selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Lita Sri Andayani SKM, M.Kes, selaku Ketua Departemen Pendidikan

Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara dan selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

arahan petunjuk dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra.Syarifah, MS, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

arahan petunjuk dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Drs. Tukiman, M.K.M. dan Dr. Namora Lumongga Lubis, MSc, PhD selaku

dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan petunjuk dan saran-

saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara atas segala

ilmu, wawasan dan pembelajaran yang telah diberikan.

7. Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

khususnya di Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

8. Kepala Puskesmas yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penenlitian.

9. Kedua orang tua tersayang ayahanda Cepat Ginting dan Ibunda Ester Br Purba,

serta adik tercinta Samuel Prananta Ginting dan Karyn Veronica Br Ginting yang

senantiasa memberikan dukungan doa, moral, kasih sayang, dan material

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah berjasa dan tak dapat disebutkan satu persatu atas

bantuan dan kerjasamanya dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Seluruh rekan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat 2013 dan PKIP 2013

yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah memberi dukungan dan

warna- warni kehidupan kepada penulis selama perkuliahan sampai penulisan

skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

banyak terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kemampuan yang penulis

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


miliki, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun

demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berdoa semoga bantuan dan bimbingan yang telah

diberikan oleh semua pihak mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, penulis

mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca umumnya.

Medan, April 2018

Penulis

Jois Fransiska Br Ginting

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN LEMBAR KEASLIAS................................. ............................ i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
ABSTRAC ........................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 8
2.3.1 Tujuan Khusus .................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 10


2.1 Perilaku Kesehatan .................................................................... 10
2.2 Pengetahuan ............................................................................... 11
2.2.1 Pengertian Pengetahuan ............................................ ...... 11
2.2.1.1 Tingkat Pengetahuan ................................... ........ 11
2.2.1.2 Cara Memproleh Pengetahuan ............................. 12
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengetahua ............... 13
2.2.3 Cara Mengukur Pengetahuan ........................................... 15
2.3 Sikap ......................................................................................... 16
2.3.1 Tingkatan Sikap ................................................................ 17
2.4 Tindakan .................................................................................... 18
2.5 Dasar-Dasar Teori ...................................................................... 19
2.6 Aspek Sosial Budaya Dalam Pencarian Pelayanan Kesehatan... 20
2.7 Keaktifan ................................................................................... 22
2.8 Penyakit Hipertensi ................................................................... 24
2.8.1 Pengertian ......................................................................... 24
2.8.2 Gejala Klinis Penyakit Hipertensi .................................... 25
2.8.3 Teknik Pengukuran Tekanan Darah ................................. 25

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.8.4 Penyebab Penyakit Hipertensi ......................................... 28
2.8.5 Penatalaksana Penyakit Hipertensi ................................... 30
2.9 Pengaruh Gaya Hidup ................................................................ 31
2.10 Program Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) ....... 32
2.10.1 Pengertian ...................................................................... 32
2.10.2 Program ......................................................................... 32
2.10.3 Tujuan ......................................................................... .. 36
2.10.4 Sasaran ......................................................................... . 36
2.11 Landasan Teori ........................................................................ . 37
2.12 Kerangka Teori ......................................................................... 38
2.13 Kerangka Konsep ..................................................................... . 40

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 41


3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 41
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 41
3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................................. 41
3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................. 41
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 41
3.3.1 Populasi ............................................................................ 41
3.3.2 Sampel ............................................................................... 42
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 42
3.4.1 Data Primer ....................................................................... 42
3.4.2 Data Skunder .................................................................... 42
3.5 Defenisi Operasional .................................................................. 42
3.6 Metode Pengukuran .................................................................... 44
3.6.1 Pengetahuan Responden ................................................... 44
3.6.2 Sikap Responden .............................................................. 45
3.6.3 Keaktifan Responden ........................................................ 45
3.7 Metode Analisis Data ................................................................ 46
3.7.1 Analisis Univariat ............................................................ 46
3.7.2 Analisis Bivasiat .............................................................. 46
3.7.3 Analisis Multivariat .......................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. 48


3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 48
4.2 Hasil Univariat ............................................................................ 49
4.2.1 Karakteristik Responden ................................................... 49
4.2.2 Variabel Predisposisi Pada Penderita Hipertensi Tentang
Hipertensi Terhadap Keaktifan dalam Kegiatan Prolanis
di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 ...... 50
4.2.2.1 Pengetahuan ...................................................... 50
4.2.2.2 Sikap ................................................................. 54
4.2.3 Hasil Uji Bivariat............................................................... 57

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.2.4 Pengaruh Karakteristik Individu Penderita Hipertensi
Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi
Kabupaten Karo Tahun 2017 ............................................ 58
4.2.5 Pengaruh Pengetahuan Penderita Hipertensi Dalam
Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten
Karo Tahun 2017 ............................................................... 62
4.2.6 Pengaruh Sikap Dengan Keaktifan Penderita Hipertensi
Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi
Kabupaten Karo Tahun 2017 ............................................ 63
4.4 Analisis Multivariat .................................................................... 64

BAB V PEMBAHASAN ........................................................................ 65


5.1 Karakteristik Penderita Hipertensi dalam Mengikuti Kegiatan
Prolanis ....................................................................................... 65
5.1.1 Umur ............................................................................... 65
5.1.2 Jenis Kelamin .................................................................. 66
5.1.3 Pendidikan ....................................................................... 68
5.1.4 Pekerjaan ......................................................................... 69
5.2 Pengetahuan Penderita Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis ..... 70
5.3 Sikap Penderita Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis ................ 71
5.4 Hubungan Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang
Hipertensi Terhadap Keaktifan Dalam Kegiatan Prolanis .......... 72
5.5 Hubungan Sikap Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi
Terhadap Keaktifan Dalam Kegiatan Prolanis ........................... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 73


6.1 Kesimpulan ................................................................................. 73
6.2 Saran ........................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Penyakit Hipertensi .................................................. 21


Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Penderita Hipertensi
Tentang Hipertensi Terhadap Keaktifan Dalam Kegiatan
Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 . 50
Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Penderita Hipertensi
Tentang Hipertensi Terhadap Keaktifan Dalam Kegiatan
Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 . 51
Tabel 4.3 Distribusi Kategori Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang
Hipertensi Terhadap Keaktifan Dalam Kegiatan Prolanis di
Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 ................... 54
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Uraian Jawaban Sikap Responden
Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi Terhadap Keaktifan
Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi ..................... 55
Tabel 4.5 Distribusi Kategori Sikap Responden Penderita Hipertensi
Tentang Hipetensi Terhadap Keaktifan Dalam Kegiatan
Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 . 57
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori
Keaktifan Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi Dalam
Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo
Tahun 2017 ................................................................................. 57
Tabel 4.7 Distribusi Kategori Keaktifan Penderita Hipertensi Tentang
Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi
Kabupaten Karo Tahun 2017 ...................................................... 58
Tabel 4.8 Hubungan Jenis Kelamain Dengan Keaktifan Penderita
Hipertensi Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di
Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 ................... 59

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.9 Hubungan Umur Dengan Keaktifan Penderita Hipertensi
Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas
Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 ...................................... 60
Tabel 4.10 Hubungan Pendidikan Dengan Keaktifan Penderita Hiperensi
Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas
Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 ...................................... 61
Tabel 4.11 Hubungan Pekerjaan Dengan Keaktifan Penderita Hipertensi
Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas
Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 ...................................... 62
Tabel 4.12 Hubungan Pengetahuan Dengan Keaktifan Penderita
Hipertensi Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di
Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 ................... 63
Tabel 4.13 Hubungan Sikap Dengan Keaktifan Penderita Hipertensi
Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas
Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 ...................................... 63
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Logistik .......................................................... 64

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Landasan Teori ........................................................................ 37

Gambar 2.2 Kerangka Teori ........................................................................ 38

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian.................................................... 39

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Master Data

Lampiran 3 Kerangka Konsep Penelitian

Lampiran 4 Dokumentasi

xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Jois Fransiska Ginting, dilahirkan pada tanggal 7

Agustur 1995 di Berastagi. Beragama Kristen Protestan, dan merupakan anak

pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Ayahanda Cepat Ginting dan Ibunda

Ester Br Purba. Alamat penulis berada di Jalan Jamin Ginting Desa Rumah

Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.

Pendidikan formal penulis dimulai di TK Ave Maria Berastagi pada

tahun 2000 dan selesai pada tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Dasar Negeri No. 040455 Berastagi pada tahun 2001 dan selesai pada

tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Berastagi pada

tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Berastagi pada tahun 2010 dan selesai pada tahun

2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas

Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat dan selesai pada tahun 2018.

xv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan hal yang terus menerus dihadapi di

seluruh dunia, sehingga terjadi pergeseran tren kesehatan. Badan Kesehatan Dunia

yaitu World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa kesehatan dunia

bergeser dari Penyakit Menular menjadi Penyakit Tidak Menular (PTM). Penyakit

Tidak Menular juga dikenal sebagai penyakit kronis. Beberapa PTM yang

menyita banyak perhatian adalah Diabetes Melitus dan Hipertensi. Penyakit Tidak

Menular yang termasuk dalam masalah kesehatan dunia mempengaruhi negara-

negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana hampir 80% dari kematian

PTM atau sekitar 29 juta kematian telah terjadi (WHO, 2015).

PTM adalah penyebab utama kematian di semua wilayah. Peningkatan

pesat Penyakit Tidak Menular diperkirakan menghambat inisiatif pengurangan

kemiskinan di negara-negara berpenghasilan rendah. Orang yang rentan dan

kurang beruntung secara sosial akan sakit dan mati lebih cepat dari orang-orang

dengan posisi sosial yang lebih tinggi. Dalam pengaturan sumber daya rendah,

biaya kesehatan untuk Penyakit Jantung, Kanker, Diabetes atau Penyakit Paru-

Paru Kronis sangat menguras biaya, sehingga mendorong masyarakat ke dalam

kemiskinan. Biaya pengobatan yang mahal dan berjangka panjang, memaksa 100

juta orang jatuh ke dalam kemiskinan setiap tahunnya. Strategi dari WHO dalam

menurunkan angka kejadian Penyakit Tidak Menular bertujuan untuk advokasi

pentingnya menangani beban Nasional atas meningkatnya Penyakit Tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

Menular dan peran utama pencegahan, memberi dukungan pemantauan

epidemiologi Penyakit Tidak Menular dan faktor risiko terkait, serta mendukung

pengembangan dan pelaksanaan Nasional, antar strategi sektor untuk perbaikan

diet dan aktivitas fisik (WHO, 2015).

Indonesia merupakan negara yang termasuk dalam pergeseran tren

kesehatan yaitu dari Penyakit Menular menjadi Penyakit Tidak Menular. Data

penyakit tidak menular, dari hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan Asma

(4,5%), Penyakit Paru Obstruksi Kronis (3,7%), Kanker (1,4%), Diabetes Melitus

(1,5%), Hipertiroid (0,4%), Hipertensi (9,4%), Jantung Koroner (0,5%), Gagal

Jantung (0,13%), Stoke (57,9%), Gagal Ginjal Kronik (0,2%), Batu Ginjal (0,6%)

dan Penyakit Sendi (24,7%) (Riskesdas, 2013).

Menteri Kesehatan menambahkan, peningkatan PTM berdampak negatif

pada ekonomi dan produktivitas bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan

waktu lama dan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM adalah penyakit

kronik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu,

salah satu dampak PTM adalah terjadinya kecacatan, termasuk kecacatan

permanen (Kemenkes, 2017).

Penyakit tidak menular yang sedang diperhatikan di kesehatan dunia

adalah Penyakit Diabetes dan Hipertensi. Menurut penelitian Rondonuwu dkk,

(2016) menyatakan diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul

pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula

(glukosa) darah akibat kekurangan insulin yang baik absolut maupun relatif.

Olahraga atau aktivitas fisik berguna sebagai pengendali kadar gula darah dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

penurunan berat badan pada penderita diabetes mellitus. Dari hasil yang sudah

dilakukan didapati perilaku olahraga paling banyak yaitu pada kategori sedang.

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan didapati kadar glukosa darah sewaktu

paling banyak pada kategori normal. Ada hubungan antara perilaku olahraga

dengan kadar gula darah penderita diabetes melitus.

Berdasarkan laporan WHO tahun 2013, Afrika Selatan menjadi Negara

yang memiliki tingkat hipertensi paling tinggi di dunia yaitu sebanyak 72% pada

orang dewasa yang usianya di atas 50 tahun. Tim peneliti yang dibentuk oleh

WHO yang bernama SAGE atau Strategic Advisory Group of Expert menemukan

prevalensi hipertensi pada hampir 72% orang dewasa di negara Rusia. Angka

prevalensi yang lebih rendah terdapat di beberapa negara seperti 58% di Meksiko,

57% di Ghana, 53% di China, serta 32% di India (WHO, 2013).

Menurut WHO, tekanan darah yang normal bagi orang dewasa adalah

120/80 mmHg. Akan tetapi, jika tekanan darah sistolik yaitu antara 120-139 dan

tekanan distolik antara 80-89, dan itu juga masih bisa di sebut dengan tekanan

darah yang normal. WHO mencatat pada tahun 2013 sedikitnya sejumlah 839 juta

kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar

29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita

(30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi

terutama di negara-negara berkembang (Triyanto, 2014).

Perkembangan hipertensi di Indonesia masih dalam tahap menurunkan

angka penderita hipertensi. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi

penyakit hipertensi 25.8% dari penduduk Indonesia. Pada tahun 2016 Survei

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas) melihat bahwa prevalensi hipertensi

meningkat menjadi 32.4%. Ini berarti ada peningkatan sekitar tujuh persen, angka

hipertensi terus meningkat karena faktor resikonya di antara masyarakat juga terus

meningkat mulai dari kebiasaan merokok, konsumsi garam hingga sedikit

mengkonsumsi buah dan sayur. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat

melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 %, tertinggi di Bangka

Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur

(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%) (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun

2016 tercatat 50.162 orang penderita hipertensi. Penderita hipertensi dapat dilihat

dari kategori umur yaitu, 18-44 tahun berjumlah 14.984 orang (29,87%), 45-55

tahun berjumlah 12.560 orang (25,03%), >55 tahun berjumlah 22.618 orang

(45,04%). Wilayah jumlah hipertensi terbanyak, yaitu : Langkat dengan jumlah

6.643 orang, Dairi dengan jumlah 5.652 orang, Asahan dengan jumlah 5.421

orang, Pemantang Siantar dengan jumlah 4.055 orang. Pada tahun 2015, tercatat

penderita Hipertensi di Sumatera Utara mencapai 151.939 orang. (Dinkes, 2016).

Data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Sumatera Utara

Hipertensi di Kabupaten Karo menduduki pringkat ke 18 dari 24 Kabupaten Kota.

Masalah penyakit Hipertensi setiap tahun mengalami peningkatan jumlah

penderita. Sehingga ada upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka

Hipertensi. Jumlah penderita Hipertensi di Kabupaten Karo pada tahun 2015 yaitu

27.291 orang. Puskesmas Berastagi merupakan Fasilitas Kesehatan nomor empat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

yang memiliki jumlah pasien Hipertensi yaitu 2.264 orang (Profil Kesehatan

Kabupaten Karo, 2015).

Pada tahun 2016, BPJS Kesehatan telah melakukan skrining riwayat

kesehatan kepada peserta JKN-KIS di seluruh Indonesia. Hasilnya, untuk kategori

penyakit Diabetes Melitus terhadap 702.944 peserta berisiko rendah, 36.225

peserta berisiko sedang, dan 651 peserta berisiko tinggi. Sementara untuk kategori

penyakit hipertensi, 632.760 peserta berisiko rendah, 104.967 peserta berisiko

sedang, dan 2.093 peserta berisiko tinggi (Profil Kesehatan Karo, 2016).

Dari data yang telah didapat, pemerintah melaksanakan program yang

dapat meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit kronis terkhusus Diabetes

Melitus Tipe II dan Hipertensi. Upaya yang dilakukan yaitu dengan membuat

kegiatan yang bernama Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS).

Prolanis tersebut adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan

proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas

kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta

BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup

yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Kegiatan ini dilakukan yaitu untuk mendorong peserta penyandang

penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta

terdaftar yang berkunjung ke fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki hasil

baik pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi

sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi

penyakit. Sasaran dari prolanis yaitu seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi. Adapun aktifitas dalam kegiatan

Prolanis yaitu konsultasi medis peserta Prolanis, Edukasi kelompok peserta

Prolanis, Reminder melalui SMS Gateway, Home Visit (Panduan Praktis

Prolanis, 2014).

Penelitian yang berkaitan dengan kegiatan Prolanis yang telah dilakukan

oleh Ningsih. Ika Purwati (2017) yaitu mengidentifikasi pengaruh Program

Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien Hipertensi berbasis teori caring di Puskesmas Bandarkedungmulyo

Kabupaten Jombang tahun 2017. Dengan hasil, Program Pengelolaan Penyakit

Kronis memberikan pengaruh untuk menurunkan tekanan darah pasien hipertensi.

Hasil studi lainnya yang mempunyai kaitan antara hipertensi dengan

Prolanis yaitu peneliian yang dilakukan oleh Lumempouw. Deiby O (2016)

menyatakan Hipertensi merupakan salah satu penyakit degenerative yang banyak

ditemukan, ditandai oleh kenaikan tekanan darah diatas nilai normal yang dapat

diakibatkan oleh berbagai macam faktor. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh senam Prolanis terhadap penderita hipertensi. Dari hasil

yang sudah didapatkan maka Pada kedua kelompok latihan terdapat penurunan

bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik setelah senam Prolanis selama 4

minggu berturut-turut.

Dari survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, Puskesmas

Berastagi merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Puskesmas

Berastagi telah menyediakan layanan Prolanis yang merupakan program kegiatan

dibawah naungan BPJS. Di Puskesmas Berastagi jumlah penderita diabetes

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

melitus dan hipertensi (2264) adalah nomor empat tertinggi di wilayah kerja

Kabupaten Karo. Menurut peneliti pemanfaatan pelayanan kegiatan prolanis

belum terlaksana dengan baik, karena melihat jumlah peserta prolanis sangat

sedikit dibandingan dengan angka kunjungan penderita hipertensi setiap bulan di

Puskesmas lebih dari 100 orang, serta kurangnya promosi kesehatan yang

dilakukan oleh petugas seperti tidak adanya spanduk dan pemberian leaflet.

Pada umumnya wilayah dataran tinggi Kabupaten Karo memiliki latar

belakang pekerjaan penduduknya sebagai petani. Perilaku penduduk berubah

semakin modern dimana petani yang pada dasarnya bertani di kebun sendiri

beralih dengan mempekerjakan orang untuk mengolah tanamannya di kebun.

Faktor penyebab penyakit Hipertensi maupun Diabetes, dilihat dari aktivitas tubuh

petani yang semakin berkurang. Mempekerjakan orang di ladangnya adalah hal

yang sering dilakukan oleh para petani, selain untuk mempercepat selesainya

pekerjaan maupun karena latarbelakang ekonomi yang meningkat sehingga petani

tersebut hanya mengawasi pekerja yang berada di ladang.

Selain itu, gaya hidup masyarakat juga berubah seiring perkembangan

zaman. Jenis makanan yang dikonsumsi juga berubah. Pada awalnya masyarakat

Karo mengkonsumsi hasil tani dan ternak mereka untuk menjadi makan sehari-

hari, baik itu sayur-sayuran, buah, ikan, atau pun daging hewan. Seiring

perkembangan zaman, makanan yang dikonsumsi bertambah menjadi makanan

cepat saji. Adakalanya masyarakat lupa untuk mengkonsumsi hasil tani yang

mereka miliki karena untuk di perjual belikan. Suku karo juga mempunyai

makanan khas yang mengandung lemak tinggi (B1 dan B2), dan kebiasaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

merokok yang menjadi “penyambungan alat komunikasi” antar masyarakat, serta

masyarakat mempercayai bahwa merokok dapat mengurangi rasa dingin pada

tubuh.

Puskesmas Berastagi mempunyai program kesehatan Prolanis yang

memiliki jumlah peserta 75 orang. Jumlah peserta Hipertensi 45 orang dan

Diabetes Melitus 30 orang. Peserta prolanis yang aktif mengikuti kegiatan setiap

minggu berjumlah 37 orang. Diantaranya 15 orang dengan penderita hipertensi

dan 22 orang dengan penderita diabetes (Profil Kesehatan, 2016).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

membahasnya dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan dan Sikap

Penderita Hipertensi Terhadap Keaktifan dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

yang menjadi rumusan masalah penelitian adalah bagaimana pengaruh

pengetahuan dan sikap penderita hipertensi terhadap keaktifan dalam kegiatan

Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap penderita hipertensi

terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten

Karo.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mendeskripsikan karakterisik penderita hipertensi dalam

mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo.

2. Untuk mendeskripsikan pengetahuan dan sikap penderita hipertensi

tentang hipertensi dalam mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan penderita Hipertensi tentang

Hipertensi terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo.

4. Untuk mengetahui pengaruh sikap penderita hipertensi tentang

Hipertensi terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Puskesmas

Untuk bahan referensi puskesmas tentang pelaksanaan Prolanis bagi

masyarakat dan diharapkan dapat meningkatkan keaktifan peserta

dalam kegiatan Prolanis.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk bahan masukan bagi peneliti selanjutnya tentang pelaksanaan

Prolanis di wilayah Puskesmas yang berbeda.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Kesehatan

Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 memberikan batasan:

kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomi. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan

bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun sosial, dan

tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat.

Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental,

spiritual, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti

mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi yang belum

memasuki usia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja

(pensiun) atau usila (usia lanjut) berlaku produktif secara sosial, yakni

mempunyai kegiatan.

Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme terhadap

stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo,2012).

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo,2012).

2.2.1.1 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan, yaitu :

1. Tahu (know); diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension); diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (aplication); diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

4. Analisis (analysis); adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

5. Sintesis (synthesis); menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

6. Evaluasi (evaluation); ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi yang ingin diukur dari subjek penelitian.

2.2.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan sepanjang sejarah dapat

dikelompokkan menjadi 2 (dua), berdasarkan cara yang telah digunakan untuk

memperoleh kebenaran, yaitu:

1. Cara Tradisional

a. Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai oleh sebelum adanya kebudayaan dan bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban yang dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan yang lain sampai masalah dapat

dipecahkan.

b. Cara Kekuasaan atau Otoriter

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin masyarakat

baik formal maupun nonformal, ahli agama, pemegang

pemerintahan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang punya otoriter, tanpa terlebih dahulu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan empiris maupun

berdasarkan masa lalu.

c. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai usaha untuk

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam pemecahan

permasalahan yang dihadapkan pada masa lalu.

d. Melalui Jalan Pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi.

Apabila proses pembutan kesimpulan itu melalui pernyataan-

pernyataan khusus kepada umum dinamakan induksi, sedangkan

deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum kepada yang khusus.

2. Cara Modern

Cara ini disebut “Metode Penelitian Ilmiah” atau lebih populer disebut

Metode Penelitian. Cara ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, yaitu :

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang

lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka

menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya

akan semakin banyak. Sebaliknya,jika seseorng memiliki tingkat

pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap

orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan kepadanya.

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

3. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek

fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik

terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan

proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan

ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau

mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.

4. Minat

Minat sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang tingi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni

suatu hal, sehingga seseorng memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

5. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorng dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha

melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman

tersebut menyenangkan, maka secara psikologis mampu menimbulkan

kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan

seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif

dalam kehidupannya.

6. Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau

sikap seseorang.Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan

dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap

kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga perilaku

hidup sehat, maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai

sikap selalu menjaga perilakunya.

7. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat

seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

2.2.3 Cara Mengukur Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), indikator-indikator apa yang dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap

kesehatan, dapat dikelompokkan menjadi pengetahuan tentang sakit dan penyakit,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

pengetahuan tentang cara pemeliharaan dan cara hidup sehari-hari dan

pengetahuan tentang kesehatan lingkungan.

2.3 Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi

adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-

hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan

pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,

akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu merupakan

masih reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek.

Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2012),

menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 (tiga) komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan (keyakiinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

2.3.1 Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari beberapa

tingkatan, yakni :

1. Menerima (receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek). Misalnya, sikap orang terhadap gizi

dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-

ceramah tentang gizi.

2. Merespons (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan

suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti

bahwa orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu

yang mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya)

untuk pergi menumbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan

tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai

sikap positif terhadap gizi anak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

4. Bertanggung jawab (responsible)

Betanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorng ibu

yang mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tentangan dari

mertua atau orang tuanya sendiri (Notoatmodjo,2012).

2.4 Tindakan

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian

mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses

selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang

diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik kesehatan,

atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan. Oleh sebab itu indikator praktik

kesehatan ini juga mencakup hal-hal tersebut diatas, yakni :

1. Tindakan (praktik)sehubungan dengan penyakit

Tindakan atau peilaku ini mencakup : a) pencegahan penyakit,

mengimunisasikan anaknya, melakukan pengurasan bak mandi seminggu sekali,

menggunakan masker pada waktu bekerja di tempat yang berdebu, dan

sebagainya; b) penyembuhan penyakit, misalnya : meminum obat sesuai petunjuk

dokter, melakukan anjuran-anjuran dokter, berobat ke fasilitas pelayanan

kesehatan yang tepat, dan sebagainya.

2. Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain: mengonsumsi makanan

dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak

minum minuman keras dan narkoba.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

3. Tindakan (praktik) kesehatan lingkungan

Perilaku ini antara lain mencakup: membuang air besar di jamban (WC),

membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk mandi, cuci,

masak, dan sebagainya.

2.5 Dasar-Dasar Teori

Menurut Green dan Kreuter (1991) pada tahun 1980, merupakan model

yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan

yang dikenal dengan model PRECEDE-PROCEED yang merupakan model

partisipasi masyarakat yang berorientasi menciptakan masyarakat yang berhasil

mengubah perilaku akibat intervensi promosi kesehatan. PRECEDE (Predispising,

Reinforcing and Enabling Causes in Education Diagnosis and Evaluation).

PRECEDE merupakan kerangka untuk membantu perencanaan mengenal

masalah, mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program.

PROCEED merupakan singkatan dari Polyce, Regulatory, and Organizational

Contructs in Educational and Environmental Development.

Model PRECEDE-PROCEED terdiri atas sembilan tahap yaitu tahap

pertama gabungan beberapa tahap yang kelihatannya sulit tetapi dirangkaian

percobaan mendekati kelanjutan tentang langkah-langkah mengungkapkan suatu

urutan sangat logis untuk program promosi kesehatan. Dasar dari model ini adalah

untuk memulai mendekati dengan mengindentifikasi, menentukan penyebab, dan

akhirnya mendesain serta intervensi yang diarahkan untuk mencapai hasil yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

diinginkan. Dengan kata lain, PRECEDE-PROCEED dimulai dengan

pembatasan-pembatasan yang konsekuensinya dipengaruhi oleh penyebab.

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2012), perilaku dilatar belakangi

atau dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :

1. Faktor-faktor presdisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya

dari seseorang.

2. Faktor-faktor pemungkin/pendukung (enabling factors), yang terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana

kesehatan.

3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas lainnya yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang

kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan

sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu,

ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap

kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

2.6 Aspek Sosial Budaya Dalam Pencarian Pelayanan Kesehatan

Teori-teori mengenai penggunaan pelayanan kesehatan yaitu :

1. ZOLA

Ada 5 hal penting yang berhubungan dengan keputusan pasien mencari

pelayanan kesehatan yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

1) Krisis interpersonal yang mengakibatkan timbulnya gejala sakit pada

seorang individu.

2) Intervensi “aktivitas sosial” seseorang oleh gejala-gejala penyakit.

3) Sanksi terhadap individu yang menderita sakit.

4) Ancaman terhadap pekerjaan seseorang individu.

5) Perbandingan gejala sakit yang dirasakan seseorang dengan orang

lain.

2. KADUSHIN

Ada lima langkah pengambilan keputusan untuk mencari pelayanan.

1) Seseorang mengalami masalah yang sifatnya emosional.

2) Menyatakan masalahnya dengan keluarga atau teman dekat.

3) Memutuskan untuk mencari pertolongan.

4) Memutuskan seleksi terhadap area pertolongan.

5) Melakukan seleksi terhadap protasi yang khusus.

3. ANDERSON (1968)

Faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi pemanfaatan pelayanan

kesehatan.

1) Mudahnya menggunakan pelayanan.

2) Adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap pelayanan kesehatan

yang ada.

3) Adanya kebutuhan pelayanan kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

4. ROSENS TOCK

Rosens Tock menggunakan model Health Belief Model (HBM). Model

ini memusatkan pada kesiapan seseorang untuk pelayanan kesehatan

yang bergantung pada beberpa faktor yaitu :

1) Kepekaan seseorang terhadap penyakit.

2) Persepsi seseorang terhadap konsekwensi dari penyakit tertentu.

3) Persepsi seseorang terhadap keuntungan yang diperoleh dari

penggunaan pelayanan kesehatan.

4) Persepsi seseorang terhadap hambatan-hambatan di dalam

menggunakan pelayanan kesehatan.

2.7 Keaktifan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aktivitas diartikan sebagai

keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris, dari

kata activity yang berarti kegiatan. Sedangkan dalam kamus besar bahasa

Indonesia kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata kerja yang berarti giat,

rajin, selalu berusaha, bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh supaya

mendapat prestasi yang gemilang (Depdiknas, 2002).

Istilah keaktifan mempunyai arti sama dengan aktivitas yaitu banyak

sedikitnya orang yang menyatakan diri menjelmakan perasaan-perasaan dan

pikiran pikirannya dalam tindakan yang spontan (Suryabrata, 2002). Keaktifan

adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir

sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

Dalam kegiatan Prolanis, keaktifan peserta juga menjadi perhatian oleh

Petugas Kesehatan. Untuk melihat keaktifan Peserta Prolanis yaitu menggunakan

Indikator Ratio Peserta Prolanis Rutin (RPPB) berkunjung ke FKTP. Untuk

menghitung ratio tersebut dapat digunakan dengan formulasi perhitungan sebagai

berikut :

RPPB = jumlah peserta Prolanis yang rutin berkunjung x 100


Jumlah pesert prolanis terdaftar di FKTP

Target pemenuhan Ratio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP oleh

FKTP sesuai dengan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Asosiasi

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, sebagai berikut :

a. Target pada zona aman paling sedikit sebesar 50% (lima puluh persen)

setiap bulan.

b. Target pada zona prestasi paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh

persen) setiap bulan.

Rasio Peserta Prolanis yang berkunjung ke FKTP sebagaimana dimaksud ,

merupakan indikator untuk mengetahui pemanfaatan FKTP oleh Peserta Prolanis

dan kesinambungan FKTP dalam melaksanakan pemeliharaan kesehatan Peserta

Prolanis. RPPB di lakukan pada tiga bulan terakhir setelah kegiatan dilakukan

(Peraturan BPJS Kesehatan No.2, 2015).

Untuk melihat tingkat keaktifan peserta, ada 2 kategori yaitu:

a. Aktif, jika peserta hadir 4 kali dalam sebulan dihitung dalam tiga bulan

terakhir.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

b. Tidak aktif, jika peserta hadir < 4 kali dalam sebulan dihitung tiga bulan

terakhir.

2.8 Penyakit Hipertensi

2.8.1 Pengertian

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tenakan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam waktu

jangka lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),

jantung koroner, dan otak (menyebabkan stoke) bila tidak dideteksi secara dini

dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan

tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu,

partisipasi semua pihak baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi,

pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat

dikendalikan (kemenkes,2013).

Penyakit yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi ini merupakan

faktor utama dari perkembangan penyakit jantung dan stoke. Penyakit hipertensi

juga disebut sebagai “the silent diseases” karena tidak terdapat tanda-tanda atau

gejala yang dapat dilihat dari luar. Perkembangan hipertensi berjalan secara

perlahan, tetapi secara potensial sangat berbahaya (Setiawan.dkk, 2008).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

2.8.2 Gejala Klinis Penyakit Hipertensi

Meningkatnya tekanan darah sering kali merupakan satu-satunya gejala

pada hipertensi esensial. Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing atau

migren sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi. Kadang-kadang

hipertensi esensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi

komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung

(Setiawan, 2008).

2.8.3 Teknik Pengukuran Tekanan Darah

Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang

berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5

juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya.

Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-

masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-

gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, jantung berdebar-debar,

penglihatan kabur, telinga berdenging, dan mimisan.

Tabel 2.1 Klasifikasi Penyakit Hipertensi

Klasifikasi Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah Diastol


Tekanan Darah (mmHg) (mmHg)
< 120 < 80
Normal
120-139 80-89
Prehipertensi
Hipertensi 140-159 90-99
Stage 1
Hipertensi 160 atau > 160 100 atau > 100
Stage 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

Faktor resiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,

genetik, kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh,

penggunaan minyak goreng berulang, kebiasaan mengkonsumsi minum-minuman

beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres dan sebagainya. Adapun

klasifikasi hipertensi terbagi menjadi :

1. Berdasarkan Penyebab

a Hipertensi Primer/Hipertensi Esensiel

Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun

dikaitkan dengan kombinasi gaya hidup seperti kurang bergerak

(aktivitas tubuh) dan pola makan. Terjadi sekitar 90% penderita

hipertensi.

b Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensiel

Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita

hipertensi penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%

penyebabnya adalah kelainan hormon atau pemakaian obat tertentu

(pil KB).

2. Berdasarkan Bentuk Hipertensi

Hipertensi diastolik {diastolic hypertension}, Hipertensi campuran (sistol

dan diastol yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated systolic

hypertension)

Terdapat jenis hipertensi yang lain:

1. Hipertensi Pulmonal

Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan

pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar penyebabnya hipertensi

pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan penurunan

toleransi dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan. Hipertensi

pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan,

lebih sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka

kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean

survival sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.Kriteria

diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National Instituteof

Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau

"mean" tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau

lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan katup

pada jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit jantung kongenital dan

tidakadanya kelainan paru.

2. Hipertensi Pada Kehamilan

Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada

saat kehamilan, yaitu:

a Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi yang

diakibatkan kehamilan/keracunan kehamilan ( selain tekanan darah

yang meninggi, juga didapatkan kelainan pada air kencingnya ).

Preeklamsia adalah penyakit yang timbul dengan tanda-tanda

hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

b Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu

mengandung janin.

c Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan

preeklampsia dengan hipertensi kronik.

d Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat.

Penyebab hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada yang

mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada

yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan

faktor keturunan, dan lain sebagainya.

2.8.4 Penyebab Penyebab Hipertensi

Adapun penyebab dari hipertensi menurut Setiawan, (2008) yaitu:

1. Stenosis arteri ginjal

Stenosis arteri ginjal adalah suatu kondisi yang harus mendapat perhatian

khusus. Penyempitan arteri yang memasok darah ke ginjal menyebabkan

tekanan darah menjadi tinggi. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan

pembedahan atau dilastasi.

2. Gagal ginjal

Penderita gagal ginjal biasanya juga membutuhkan perawatan tekanan

darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi pada penderita ini terutama

disebabkan oleh kegagalan ginjal dalam mengatur jumlah garam dan air

dalam tubuh. Apabila penderita menjalankan perawatan dialisis biasanya

tekanan darahnya sudah dapat dikendalikan. Namun, sebagian penderita

masih tetap harus minum obat untuk menjaga tetap normal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

3. Kelelahan noradrenalin

Penyebab tekanan darah tinggi lainnya adalah gangguan kelenjar adrenal.

Penyebab ini jarang dijumpai. Namun, bila ada kasus, termasuk

gangguan yang dapat disembuhkan.

4. Sindrome cushing dan aldosteronisme

Sindrome ini merupakan suatu keadaan yang sangat jarang terjadi.

Keadaan ini sebagai akibat adanya tumor atau pertumbuhan yang

berlebihan dari lapisan luar kelenjar adrenal.

5. Alkohol

Pada beberapa keadaan, hipertensi tampaknya dikaitkan dengan

konsumsi alkohol berlebihan dan hipertensi cenderung turun bila

konsumsi alkohol dihentikan atau dibatasi. Adanya konsumsi alkohol

yang berlebihan kadang-kadang diketahui setelah pemeriksaan darah

rutin.

6. Stres

Mungkin hanya sedikit orang yang tidak segera menghubungkan

hipertensi dengan stres. Namun peranan stres sebagai faktor penyebab

hipertensi tidak diragukan lagi. Stres dapat meningkatkan tekanan darah

dalam jangka waktu pendek dengan cara mengaktifkan bagian otak dan

sistem saraf yang biasanya mengendalikan tekanan darah secara

otomatis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

2.8.5 Penatalaksana Penyakit Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-

obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat

dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari X - }) sendok teh (6

gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan

minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat

berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 me nit dengan frekuensi 3-5 x

per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan

stress. Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk

berkonsultasi dengan dokter keluarga anda.

Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi

adalah:

1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak

kelapa,gajih).

2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,

crackers, keripikdan makanan kering yang asin).

3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran

sertabuah-buahan dalam kaleng, soft drink).

4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,

pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).

5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber

protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah

(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,

taucoserta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung

garam natrium.

7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Di Indonesia terdapat pergeseran pola makan, yang mengarah pada

makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung

garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat mulai menjamur terutama di

kota-kota besardi Indonesia. Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko

terjadinya hipertensi diharapkan penderita dapat melakukan pencegahan

dan penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya hidup ataupun obat-

obatan sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan.

2.9 Pengaruh Gaya Hidup

Modernisasi biasanya mengubah pola hidup menjadi lebih praktis,

termasuk juga soal makanan. Pada umumnya, masyarakat perkotaan cenderung

memilih makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan, kurang

olahraga, merokok berlebihan, dan kurang istirahat. Akibatnya, sejak sepuluh

tahun terakhir penyakit hipertensi banyak menyerang masyarakat, terutama yang

berusia di atas 40 tahun, bahkan ada yang sudah terserang mulai umur sekitar 30

tahun.

Seperti dikemukakan sebelumnya, bahwa munculnya penyakit-penyakit

tersebut disebabkan pola makan yang salah dan kecendrungan gemar merokok.

Nikotin dalam rokok merupakan salah satu faktor pengundang datangnya sumber

beberapa penyakit termasuk hipertensi. Pola makan lama yang tinggi serat dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

cukup sehat pada umumnya akan mengalami pergeseran seiring dengan

meningkatnya pendapatan dan berbagai ragam alternatif gaya hidup yang

disuguhkan.

Khusus di Indonesia, terutama di kota besar, stres merupakan salah satu

faktor penyebab utama timbulnya hipertensi setelah kebiasaan makan yang buruk,

merokok dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Untuk mengatasi persoalan

tersebut dibutuhkan kesadaran masyarakat dalam mengontrol diri dan

lingkungannya demi keselamatan bersama dari ancaman meluasnya penyakit-

penyakit degeneratif seperti hipertensi. Usaha hidup sehat dan mengenal cara-cara

hidup sehat dari segala aspek kehidupan dan lingkungan akan memperkecil risiko

serangan hipertensi (Setiawan.dkk,2008).

2.10 Program Prolanis (Program Penanggulangan Penyakit Keronis)

2.10.1 Pengertian

Prolanis adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan

proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta,

Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan

kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk

mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan

yang efektif dan efisien.

2.10.2 Program

Kegiatan Prolanis mencakup 4 (empat) aktifitas yaitu:

1. Konsultasi Medis Peserta Prolanis : jadwal konsultasi disepakati bersama

antara peserta dengan Fasilitas Kesehatan Pengelola.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

2. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis

Defenisi :

Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan kesehatan dalamupaya memulihkan penyakit

dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status

kesehatan bagi peserta prolanis.

Sasaran :

Terbentuknya sekelompok peserta (klub) prolanis

minimal 1 (satu) fasilitas kesehatan pengelola satu klub. pengelompokan

diutamakan berdasarkan kondisi kesehatan peserta dan kebutuhan

edukasi.

Langkah-langkah :

a Mendorong fasilitas kesehatan pengelola melakukan identifikasi

peserta terdaftar sesuai tingkat severitas penyakit DM tipe 2 dan

Hipetensi yang disandang.

b Memfasilitasi koordinasi antara Fasilitas Kesehatan Pengelola dengan

Organisasi Ptrofesi/Dokter Spesialis diwilayahnya.

c Memfasilitasi penyusunan kepengurusan dalam klub.

d Memfasilitasi penyusunan kriteria Duta Prolanis yang berasal dari

peserta.Duta Prolanis bertindak sebagai motivator dalam kelompok

Prolanis (membantu Fasilitas Kesehatan Pengelola melakukan proses

edukasi bagi anggota klub).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

e Memfasilitasi penyusunan jadwal dan rencana aktivitas klub minimal

tiga bulan pertama.

f Melakukan monitoring aktivitas edukasi pada masing-masing Fasilitas

Kesehatan Pengelola, yaitu : Menerima laporan aktivitas edukasi dari

FasKes Pengelola dan Menganalisis data.

g Menyusun umpan balik kinerja Fasilitas Kesehatan Prolanis.

h Membuat laporan kepada Kantor Devisi Regional/Kantor Pusat

dengan tembusan kepada Organisasi Profesi terkait diwilayahnya.

3. Reminder melalui SMS Gateway

Definisi :

Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan

kunjungan rutin kepadafasilitas kesehatan pengelola melalui

pengingatajadwal konsultasi ke fasilitas kesehatan pengelola tersebut.

Sasaran :

Tersampainya reminder jadwal konsultasi peserta ke masing-masing

fasilitas kesehatan pengelola.

Langkah-langkah :

a Melakukan rekapitulasi nomor handphone peserta Prolanis/keluarga

peserta per masing-masing Faskes pengelola.

b Entri data nomor handphone kedalam aplikasi SMS Gateway.

c Melakukan rekapitulasi data kunjungan per peserta per Faskes

pengelola.

d Entri data jadwal kunjungan per peserta per Faskes pengelola.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

e Melakukan monitoring aktivitas reminder

(melakukanrekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat

reminder).

f Melakukan analisis data berdasarkan jumlah peserta yang

mendapat reminder dengan jumlah kunjungan.

g Membuat laporan kepada Kantor Devisi Regional/Kantor Pusat.

4. Home Visit.

Definisi :

Home Visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah peserta

Prolanis untuk memberikan informasi/edukasi kesehatan diri dan

lingkungan bagi peserta Prolanis dan keluarga.

Sasaran : Peserta Prolanis dengan kriteria

a Peserta baru terdaftar

b Peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek

Perorangan/Klinik/Puskesmas tiga bulan berturut-turut.

c Peserta dengan GDR/GDPP di bawah standar 3 bulan berturut-turut

(PPDM)

d Peserta pasca opname

Langkah-langkah :

a Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu dilakukan Home

Visit

b Memfasilitasi Faskes Pengelola untuk menetapkan waktu kunjungan

c Bila diperlukan, dilakukan pendampingan pelaksanaan Home Visit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

d Melakukan administrasi Home Visit kepada Faskes Pengelola dengan

berkas yaitu : Formulir Home Visit yang mendapat tanda tangan

peserta/keluarga peserta yang dikunjungi dan Lembar tindak lanjut

dari Home Visit/lembar anjuran Faskes Pengelola.

e Melakukan monitoring aktivitas Home Visit (melakukan rekapitulasi

jumlah peserta yang telah mendapat Home Visit

f Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat

Home Visit dengan jumlah peningkatan angka kunjungan dan status

kesehatan peserta

g Membuat laporan kepada Kantor Devisi Regional/Kantor Pusat

2.10.3 Tujuan

Tujuan prolanis tersebut yaitu mendorong peserta penyandang penyakit

kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar

yang berkunjung ke fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki hasil baik pada

pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan

klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.

2.10.4 Sasaran

Pada kegiatan Prolanis, adapun yang menjadi sasaran program kegiatan

ini yaitu seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis (Diabetes

Melitus Tipe 2 dan Hipertensi).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

2.11 Landasan Teori

Menurut Green dan Kreuter (1991) pada tahun 1980, merupakan model

yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan

yang dikenal dengan model PRECEDE-PROCEED yang merupakan model

partisipasi masyarakat yang berorientasi menciptakan masyarakat yang berhasil

mengubah perilaku akibat intervensi promosi kesehatan.PRECEDE (Predispising,

Reinforcing and Enabling Causes in Education Diagnosis and Evaluation).

PRECEDE merupakan kerangka untuk membantu perencanaan mengenal

masalah, mulai dari kebutuhan pendidikan sampai pengembangan program.

PROCEED merupakan singkatan dari Polyce, Regulatory, and Organizational

Contructs in Educational and Environmental Development.

Model PRECEDE-PROCEED terdiri atas sembilan tahap yaitu tahap

pertama gabungan beberapa tahap yang kelihatannya sulit tetapi dirangkaian

percobaan mendekati kelanjutan tentang langkah-langkah mengungkapkan suatu

urutan sangat logis untuk program promosi kesehatan. Dasar dari model ini adalah

untuk memulai mendekati dengan mengindentifikasi, menentukan penyebab, dan

akhirnya mendesain serta intervensi yang diarahkan untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Dengan kata lain, PRECEDE-PROCEED dimulai dengan

pembatasan-pembatasan yang konsekuensinya dipengaruhi oleh penyebab.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

Gambar 2.1 Landasan Teori

2.12 Kerangka Teori

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2012), perilaku dilatar belakangi

atau dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :

1. Faktor-faktor presdisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan,keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya

dari seseorang.

2. Faktor-faktor pemungkin/pendukung (enabling factors), yang terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana

kesehatan.

3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas lainnya yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang

kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan

sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu,

ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap

kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Bagan teori perilaku Lawrance Green (1980).

1 Faktor Predisposisi
a Karakteristik
PROMOSI
b Pengetahuan
KESEHATAN c Sikap
d
Perilaku

Dan
Pendidikan 2 Faktor Pendukung
kebiasaan
kesehatan a Fasilitas
Kesehatan
b Sarana dan Kualitas
Kesehatan
prasarana hidup
c Ekonomi

Kebijakan
3 Faktor Penguat Lingkungan
regulasi
a Keluarga
organisasi
b Petugas
Kesehatan
c Tokoh
Masyarakat
d Tokoh Agama

Gambar 2.2 Kerangka Teori

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

2.13 Kerangka Konsep

Variabel Independen

Variabel Dependen
1 Karakteristik yaitu umur, jenis

kelamin, pendidikan dan


Tingkat keaktifan penderita
pekerjaan.
hipertensi dalam kegiatan
2 Pengetahuan tentang hipertensi Prolanis

3 Sikap tentang hipertensi

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode

penelitian survei dengan survei analitik. Penelitian analitik adalah penelitian yang

mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

(Notoatmodjo, 2012).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Berastagi Kecamatan Berastagi

Kabupaten Karo. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena hipertensi

merupakan kategori sepuluh penyakit utama di Puskesmas Berastagi serta

hipertensi merupakan penyakit terbanyak peserta Prolanis di Puskesmas Berastagi

tetapi memiliki jumlah penderita aktif yang rendah.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan selesai.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi

41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh peserta yang terdaftar dalam kegiatan

Prolanis di Puskesmas Berastagi, yaitu berjumlah 75 orang.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling.

Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan jumlah populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling

karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 maka

seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel yang diambil dari penelitian

ini adalah 75 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara dengan metode tertutup

dengan peserta Prolanis yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini adalah laporan dan dokumentasi dari

Puskesmas Berastagi Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.

3.5 Definisi Operasional

3.5.1 Variabel Independen

1. Umur

Umur adalah lama waktu perjalanan hidup responden yang dihitung sejak

responden dilahirkan sampai ulang tahun terakhir yang dinyatakan dalam

satuan tahun sesuai dengan pengakuan responden.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah jenis kelamin responden yang dikategorikan dua

yaitu laki-laki dan perempuan.

3. Pendidikan

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang diselesaikan

sesuai dengan pengakuan responden.

4. Pekerjan

Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan responden untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan untuk mendapatkan nafkah.

5. Pengetahuan pendetita hipertensi

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang

kegiatan Prolanis meliputi senam, pemeriksaan kesehatan (penyuluhan

kesehatan, mengukur tekanan darah, mengukur berat badan dll).

6. Sikap penderita hipertensi

Sikap adalah penilaian responden berdasarkan kemauan atau respon

terhadap kegiatan Prolanis yang meliputi senam, pemeriksaan kesehatan

(penyuluhan kesehatan, mengukur tekanan darah, mengukur berat badan

dll).

3.5.2 Variabel Dependen

Keaktifan penderita hipertensi adalah tindakan yang dilakukan oleh

responden yang telah dilakukan dengan mengikuti kegiatan prolanis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Variabel Independen

1. Pengetahuan Responden

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden

tentang Penyakit Hipertensi dan Prolanis yang diukur melalui 16

pertanyaan dari nomor 1-16 dengan skor tertinggi adalah 34.

Untuk pertanyaan nomor 1-14

 Nilai 2 diberi untuk jawaban yang benar

 Nilai 1 diberi untuk jawaban yang mendekati benar

 Nilai 0 diberi untuk jawaban yang salah

Untuk pertanyaan 15-16

 Nilai 2 diberi untuk jawaban lebih dari 5

 Nilai 1 diberi untuk jawaban 1-3

 Nilai 0 diberi untuk jawaban 0

Menurut Arikunto (2006), adalah nilai yang dikumpulkan kemudian

dikategorikan menjadi 3, yaitu:

a. Baik, apabila nilai yang diperoleh ≥75% dari seluruh skor yang

diperoleh.

b. Cukup, apabila nilai yang diperoleh 40-75% dari seluruh skor yang

diperoleh.

c. Kurang, apabila nilai yang diperoleh <40% dari seluruh skor yang

diperoleh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

2. Sikap Responden

Sikap adalah penilaian responden berdasarkan kemauan atau

respon terhadap kegiatan Prolanis yang diukur dengan 15 pernyataan

menggunakan skala Guttman yaitu, Setuju dan Tidak Setuju, pernyataan

dibagi atas 2pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dengan nilai

tertinggi adalah 15.

Untuk pernyataan 1-9

 Pernyataan (+) setuju,skornya 1

 Pernyataan (+) tidak setuju, skornya 0

Untuk pernyataan 10-15

 Pernyataan (-) setuju, skornya 0

 Pernyataan (-) tidak setuju, skornya 1

Menurut Arikunto (2006), adalah nilai yang dikumpulkan kemudian

dikategorikan menjadi 3 , yaitu:

a Sikap Baik, apabila nilai yang diperoleh ≥75% dari seluruh skor yang

diperoleh.

b Sikap Kurang, apabila nilai yang diperoleh <40% dari seluruh skor

yang diperoleh.

3.6.2 Variabel Dependen

1. Keaktifan Responden

Keaktifan respondendiukur menggunakan skala Guttman yaitu, Ya dan

Tidak dengan jumlah pertanyaan 5, dengan skor tertinggi 5.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

 Pernyataan dengan jawabans Ya, skornya 1

 Pernyataan dengan jawaban Tidak, skornya 0

Berdasarkan jawaban di atas ndikator menentukan tingkat keaktifan

responden :

a. Aktif, apabila responden hadir 4 kali dalam sebulan secara berturut-

turut dalam tiga bulan terakhir.

b. Tidak aktif, apabila responden hadir sekali dalam sebulan dalam tiga

bulan terakhir.

3.8 Metode Analisa Data

3.8.1 Analisis Univariat

Untuk menjelaskan variabel independen yaitu pengetahuan dan sikap

penderita hipertensi terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis yang dibuat

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dideskripsikan.

3.8.2 Analisis Bivariat

Model analisis ini digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan

variabel independen dan variabel dependen dengan keaktifan penderita hipertensi

dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi dengan menggunakan uji chi-

quare dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05, dengan kriteria:

1. Hο ditolak jika p< α (0,05) maka terdapat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

2. Hο diterima jika p> α (0,05) maka tidak terdapat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

3.8.3 Analisis Multivariat

Analisis data yang dilakukan adalah uji regresi logistic dengan α 0,05

yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara karakteristik individu,

pengetahuan dan sikap terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi. Uji regresi logistic digunakan bila variabel independen lebih dari satu

variabel yang dihubungkan dengan satu variabel dependen yang bersifat dikotomi

(binary), yaitu variabel yang hanya terdiri dari dua nilai (Notoatmodjo, 2013).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Berastagi merupakan puskesmas yang berada di wilayah kerja

Dinas Kesehatan Kabupaten Karo yang dilengkapi dengan fasilitas. Puskesmas

Berastagi berada di Jalan Veteran yang merupakan satu jalan utama di Sumatera

Utara. Wilayah kerja Puskesmas Berastagi memiliki batas-batas wilayah yaitu

Sebelah Utara ( Kabupaten Deli Serdang), sebelah Timur (Kecamatan Tiga Panah

dan Kecamatan Dolat Rayat), sebelah Selatan (Kecamatan Kabanjahe) dan

sebelah Barat (Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Merdeka).

Luas wilayah kerja Puskesmas Berastagi adalah 19,5 Km2 yang terdiri dari

empat desa dan empat kelurahan, dengan jumlah penduduk 38.126 jiwa. Dimana

jumlah pendudukan wanita sebanyak 19.146 jiwa dan penduduk laki-laki

sebanyak 18.980 jiwa. Batas wilayah kerja Puskesmas Berastagi yang ditetapkan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karo berdasarkan demografis, geografis, sarana

transportasi. Data terakhir dari puskesmas Berastagi tahun 2015 penyakit

hipertensi berada di posisi peringkat ke 3 dari 10 penyakit terbesar.

Program kesehatan yang tengah dilaksanakan di Puskesmas Berastagi

yaitu Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). BPJS membuat program

prolanis untuk mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas

hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke fasilitas

kesehatan tingkat pertama memiliki hasil baik pada pemeriksaan spesifik terhadap

48

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat

mencegah timbulnya komplikasi penyakit. Puskesmas Berastagi merupakan

fasilitas kesehatan tingkat pertama yang tengah menjalankan program prolanis

yang dinaungi oleh BPJS. Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi sudah

berlangsung kurang lebih 3 tahun. Kegiatan yang rutin dilakukan yaitu senam,

penyuluhan, pemeriksaan tekanan darah.

4.2 Hasil Univariat


4.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini mencakup jenis kelamin, umur,

Pendidikan dan Pekerjaan.

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Penderita Hipertensi Tentang


Hipertensi Terhadap Keaktifan Dalam Kegiatan Prolanis di
Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

No. Karakteristik Responden Jumlah (f) (%)


1. Jenis Kelamnin
Laki-laki 1 1,3
Perempuan 74 98,7
Total 75 100,0
2. Umur
Lansia Awal (45-60 tahun) 26 34,7
Lansia Akhir (>60 tahun) 49 65,3
Total 75 100,0
3. Pendidikan
1. Rendah (tidak tamat SD,Tamat 68 90,7
SD, tamat SMP)
2. Tinggi (Tamat SMA, Sarjana) 7 9.3
Total 75 100,0
4. Pekerjaan
1. Informal (petani, pedagang, IRT) 47 62,7
2. Formal (guru, PNS) 28 37,3
Total 75 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui dari 75 responden dalam kegiatan

Prolanis berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu 74 orang

(98,7%) dan laki-laki satu orang (1,3%), sebagian besar responden pada kelompok

umur terbanyak adalah usia lansia awal (45-60 tahun) yaitu 43 orang (57,3%) dan

sebanyak 32 orang (42,7%) yaitu lansia akhir. Responden berpendidikan rendah

(tidak sekolah/tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP) yaitu sebanyak 71 orang

(94,7%) dan berpendidikan tinggi (Tamat SMA, Saarjana) sebanyak 4 orang

(5,3%), responden sebagai pekerja informal (petani, pedagang, IRT) yaitu

sebanyak 47 orang (62,7%) dan pekerja formal (Guru, PNS) sebanyak 28 orang

(37,3%).

4.2.2 Variabel Predisposisi Pada Penderita Hipertensi Dalam Kegiatan


Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

4.2.2.1 Pengetahuan

Dari hasil penelitian sampai dengan analisis data didapat distribusi

frekuensi uraian jawaban pengetahuan responden tentang penyakit hipertensi

terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten

Karo Tahun 2017 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Responden Penderita Hipertensi Dalam


Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo
Tahun 2017

NO PERNYATAAN Jawaban
n %
1. Hipertensi yaitu
a.Peningkatan tekanan darah lebih dari 140-159 mmHg 10 13,3
b.Peningkatan tekanan darah 64 85,4
c.Penyakit yang menyebabkan stroke 1 1,3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

Lanjutan Tabel .4.2


2. Tekanan darah normal
a. 120/80 mmHg 26 34,7
b. 140-159 mmHg 31 41,3
c. Tidak tahu 18 24,0
3. Yang dilakukan jika tekanan darah meningkat
a.Mengobati sendiri 7 9,3
b.Minum obat hipertensi 37 49,4
c.Minum obat dan konsultasi ke dokter 31 41,3
4. Biaya yang dikeluarkan dalam mengikuti kegiatan Prolanis
a.Tidak bayar 70 93,4
b.Sukarela 4 5,3
c.Diwajibkan 1 1,3
5. Prolanis adalah
a. Penanggulangan penyakit kronis 53 70,7
b. Penanggulangan penyakit menular 16 21,3
c. Suatu sisten pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif 6 8,0
yang dilaksanakan terintegrasi yang melibatkan peserta,
Fasilitas Kesehatan dan BPJS dalam rangka pemeliharaan
kesehatan bagi peserta BPJS yang menderita penyakit
kronis
6. Kepanjangan Prolanis
a. Program penyakit kronis 53 70,7
b. Program penanggulangan penyakit kronis 6 8,0
c. Program penanggulangan penyakit menular 16 21,3
7. Penyakit kronis yang ditangani oleh kegiatan Prolanis
a.Diabetes dan Hipertensi 55 73,3
b.Diabetes Tipe 2 dan Hipertensi 6 8,0
c.Jantung dan Stroke 14 18,7
8. Tujuan BPJS melakukan kegiatan Prolanis
a. Mendorong penderita penyakit kronis mencapai kualitas 12 16,0
hidup yang optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar
berkunjung ke fasilitas kesehatan
b. Meningkatkan kualitas hidup sebesar 75% 58 77,3
c. Untuk mencapai angka harapan hidup 5 6,7
9. Syarat untuk terdaftar sebagai peserta kegiatan Prolanis
a. Memiliki kartu BPJS 44 58,7
b. Penderita penyakit DM Tipe 2/ penyakit Hipertensi 13 17,3
c. Penderita penyakit DM Tipe 2/Penyakit hipertensi dan 18 24,0
termasuk dalam peserta aktif BPJS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Lanjutan Tabel 4.2

10. Tindakan medis yang didapat dalam mengikuti kegiatan


Prolanis
a.Mengukur tekanan darah an Tes kadar gula darah 47 62,7
b.Mengukur tinggi badan dan berat badan 21 28,0
c.Pemeriksaan khusus 7 9,3
11 Informasi yang didapat dalam menanggulangi Penyakit DM
Tipe 2/ Penyakit Hipertensi
a. Koran dan TV 25 33,3
b. Petugas Kesehatan dan Tokoh Masyarakat 37 49,4
c. Masyarakat 13 17,3
12 Cara penyampaian informasi hipertensi yang dilakukan oleh
petugas kesehatan
a. Penyuluhan secara berkelompok dan konsultasi 14 18,7
b. Penyuluhan individu secara langsung kerumah 27 36,0
c. Memberikan leaflet 34 45,3
13 Pertemuan kegiatan senam dalam program Prolanis dalam
setiap minggu
a. 2 kali 75 100
b. 1 kali 0 0
c. Tidak pernah 0 0
14. Faktor penyebab penyakit Hipertensi
1. Mengkonsumsi alkohol
2. Stres
3. Merokok
4. Mengkonsumsi garam
5. Mengkonsumsi daging
6. Kurang berolahraga
a. jawab 1-5 8 10,7
b. jawab 1-3 49 65,3
c. jawab < 3 18 24,0
15. Gejala umum yang disebabkan oleh penyakit hipertensi
1. Mimisan
2. Pusing / Migren
3. Sakit kepala
4. Kelelahan
5. Penglihatan buram
6. Sulit bernafas
a. jawab 1-5 7 9,3
b. jawab 1-3 47 62,7
c. jawab < 3 21 28,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

Lanjutan Tabel 4.2

16 Yang mencakup kegiatan Prolanis


1. Konsultasi medis
2. Reminder
3. Home visit
4. Penyuluhan
5. Senam
6. Mengukur tekanan darah
a. jawab 1-5 2 2,7
b. jawab 1-3 64 85,3
c. jawab < 3 9 12,0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa distribusi frekuensi

responden diidentifikasi dengan 16 pertanyaan dalam kegiatan Prolanis di

Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 bahwa pengetahuan responden

tentang pengertian hipertensi, dengan jawaban pengetahuan yang benar yaitu 10

orang (13,3%). Pengetahuan responden terhadap biaya yang dikeluarkan dalam

mengikuti kegiatan Prolanis yaitu 70 orang (93,3%) jawaban pengetahuan yang

benar. Jawaban Pengetahuan responden yang benar tentang kepanjangan Prolanis

sebanyak 53 orang (70,7%). Informasi yang di dapat dalam menanggulangi

penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi dengan jawaban responden yang benar

sebanyak 37 orang (49,4%). Dan pengetahuan responden dalam mengikuti

kegiatan Prolanis yaitu 75 orang (100%).

Tabel 4.3. Distribusi Kategori Pengetahuan Penderita Hipertensi Dalam


Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo
Tahun 2017

Pengetahuan Jumlah (f) Persentase (%)


Baik 16 21,3
Cukup 21 28,0
Kurang 38 50,7
Total 75 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

Berdasarkan tabel 4.3 Distribusi kategori pengetahuan penderita

hipertensi dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo

Tahun 2017 bahwa responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik

yaitu sebanyak 16 orang (21,3%) , 21 orang (28,0%) dengan kategori pengetahuan

cukup dan pengetahuan dengan kategori kurang yaitu sebanyak 38 orang (50,7%).

4.2.2.2 Sikap

Dari hasil penelitian sampai dengan analisis data didapat distribusi

frekuensi uraian jawaban sikap responden dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 sebagai berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Uraian Jawaban Sikap Responden Penderita


Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi

No Uraian Jawaban Sikap dengan Pertanyaan Setuju Tidak


Positif Setuju
n % n %
1. Pergi ke puskesmas untuk berkonsultasi jika 74 98,7 1 1,3
penyakit hipertensi kambuh
2. Terkena penyakit hipertensi, akan mendaftarkan diri 72 96,0 3 4,0
untuk menjadi peserta prolanis
3. Terdaftar sebagai peserta BPJS, sebaiknya 65 86,7 10 13,3
mengikuti kegiatan prolanis yang ada di puskesmas
4. Akan menjaga kesehatan agar tetap terkontrol 58 77,3 17 22,7
dengan mengikuti kegiatan prolanis
5. Akan mengutamakan kegiatan prolanis dari pada 60 80,0 15 20,0
kegiatan lainnya
6. Mengikuti kegiatan prolanis untuk mengontrol 66 88,0 9 12,0
tekanan darah agar tetap normal
7. Kegiatan prolanis merupakan kegiatan yang dapat 66 88,0 9 12,0
membantu mengatasi penyakit hipertensi
8. Jika prolanis tidak ada lagi, masih melakukan 62 82,7 13 17,3
pemeriksaan ke puskesmas
9. Pelayanan prolanis dikenakan biaya, akan bersedia 73 97,3 2 2,7
mengikutinya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

Tidak
Uraian Jawaban Sikap dengan Pertanyaan Setuju
No Setuju
Negatif
n % n %
10. Jika mengalami tekanan darah tinggi, akan sembuh 69 92,0 8 8,0
sendiri tanpa melakukan tindakan apa pun
11 Hipertensi yang tidak ditanggulangi akan sembuh 58 77,3 17 22,7
dengan sendirinya
12 Mengkonsumsi obat hipertensi adalah metode yang 54 72,0 21 28,0
paling tepat untuk menurunkan tekanan darah bila
dibandingkan dengan mengikuti kegiatan
penanggulangan penyakit kronis
13 Bila mengalami tekanan darah tinggi akan sembuh 55 73,3 20 26,7
sendiri tanpa harus melakukan tindakan apa pun
14 Lebih mendahulukan pekerjaan rumah dari pada 46 61,3 29 38,7
mengutamakan senam setiap minggu
15 Merasa lebih baik mengobati penyakit hiperensi 51 68,0 24 32,0
dari pada membuang waktu mengikuti penyuluhan

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui sikap penderita hipertensi dalam

kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo tahun 2017 bahwa

sikap responden diidentifikasi dengan 15 pertanyaan dengan sikap responden

yang setuju yaitu terdaftar sebagai peserta BPJS, dan mengikuti kegiatan Prolanis

di puskesmas sebanyak 65 orang (86,7%). Sikap responden yang setuju dengan

mengikuti kegiatan Prolanis untuk mengontrol tekanan darah agar tetap normal

sebanyak 66 orang (88,0%). Sikap responden yang setuju bahwa penanggulangan

hipertensi tidak akan sembuh dengan sendirinya yaitu sebanyak 58 orang (77,3%).

Sikap responden yang tidak setuju dalam mengkonsumsi obat hipertensi adalah

metode yang paling tepat untuk menurunkan tekanan darah bila dibandingkan

dengan mengikuti kegiatan penanggulangan penyakit kronis yaitu 54 orang

(72,0%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

Tabel 4.5. Distribusi Kategori Sikap Responden Penderita Hipertensi Dalam


Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo
Tahun 2017

SIKAP Juamlah (f) Persentase (%)


Baik 49 65,3
Kurang 26 34,7
Total 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 distribusi kategori sikap dari 75 orang responden

diperoleh sikap responden yang dikategorikan baik yaitu sebanyak 49 orang

(65,3%), dan sikap responden yang dikategorikan kurang yaitu sebanyak 26 orang

(34,7%).

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Keaktifan


Penderita Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas
Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

NO. Keaktifan Ya Tidak Total

n % n % n %
1. Mengikuti senam sebanyak empat kali 41 54,7 34 45,3 75 100,0
dalam sebulan secara rutin di
Puskesmas dalam tiga bulan terakhir
2. Mengikuti pemeriksaan tekanan darah 24 32,0 51 68,0 75 100,0
di Puskesmas secara rutin dalam tiga
bulan terakhir
3. Mendapatkan edukasi terkait penyakit 0 ,0 75 100,0 75 100,0
hipertensi dari petugas kesehatan
secara rutin dalam tiga bulan terakhir
4. Mengikuti konsultasi penyakit 14 18,7 61 81,3 75 100,0
hipertensi yang dilakukan oleh petugas
kesehatan secara rutin dalam 3 bulan
terakhir
5. Mengukuti penyuluhan yang diadakan 32 42,7 43 57,3 75 100,0
setelah selesai senam Prolanis secara
rutin dalam 3 bulan terakhir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui keaktifan penderita hipertensi dalam

kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017. Keaktifan

responden diidentifikasi dari 5 pertanyaan dengan keaktifan responden yang baik

(aktif) adalah mengikuti senam sebanyak empat kali dalam sebulan secara rutin di

puskesmas sebanyak 41 orang (54,7%) sedangkan responden yang dikatakan

kurang (tidak aktif) yaitu 34 orang (45,3%). Responden yang mengikuti

penyuluhan yang diadakan setelah selesai senam prolanis secara rutin yaitu

responden yang baik (aktif) sebanyak 32 orang (42,7%) sedangkan responden

yang kurang (tidak aktif) sebanyak 43 orang (57,3%).

Tabel 4.7 Distribusi Kategori Keaktifan Penderita Hipertensi Dalam


Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo
Tahun 2017

Keaktifan Jumlah (f) Persen (%)


Aktif 36 48,0
Tidak Aktif 39 52,0
Total 75 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui dari 75 responden diperoleh

sebanyak 36 orang (48,0%) dikategorikan aktif dalam mengikuti kegiatan

Prolanis, sedangkan responden yang dikategorikan tidak aktif sebanyak 39 orang

(52,0%).

4.3 Hasil Uji Bivariat

Hasil uji bivariat responden pada penelitian ini mencakup hubungan jenis

kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap terhadap keaktifan

penderita hipertensi tentang hipertensi dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

4.3.1 Hubungan Karakteristik Individu Penderita Hipertensi Terhadap


Keaktifan dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi
Kabupaten Karo

Distribusi hubungan karakteristik individu penderita hipertensi terhadap

keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo dapat

dilihat pada tabel berikut :

1. Jenis Kelamin

Distribusi hubungan jenis kelamin dengan keaktifan penderita hipertensi

dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.8 Hubungan Jenis Kelamain Dengan Keaktifan Penderita


Hipertensi Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di
Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

Keaktifan
Total
Jenis Kelamin Ya Tidak
P
n % n % n %
Laki-laki 1 100,0 0 ,0 1 100,0 1,000
Perempuan 51 68,9 23 31,1 74 100,0

Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui dari 74 orang (98,7%) responden

berjenis kelamin perempuan, sebanyak 51 orang (68,9%) aktif dan 23 orang

(31,1%) tidak aktif dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten

Karo, sedangkan reaponden laki-laki sebanyak 1 orang (100%) aktif dalam

kegiatan Prolanis.

Berdasarkan uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 1,000 hal ini

berarti p > 0,05 keputusan uji Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin penderita hipertensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten

Karo Tahun 2017.

2. Umur

Distribusi hubungan umur dengan keaktifan penderita hipertensi dalam

kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.9 Hubungan Umur Dengan Keaktifan Penderita Hipertensi


Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas
Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

Keaktifan
Total
Umur Ya Tidak P
n % n % n %
Lansia Awal (45-60
14 53,8 12 46,2 26 100,0
tahun)
0,034
Lansia Akhir
38 77,6 11 22,4 49 100,0
(>60tahun)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui dari 26 orang responden berusia

lansia awal (45-60 tahun), sebanyak 14 orang (53,8%) aktif dalam kegiatan

Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo. Responden yang berusia lansia

akhir (>60 tahun) sebanyak 49 orang terdapat 38 orang (77,6%) dalam kegiatan

Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo.

Berdasarkan uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,034 hal ini

berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara umur penderita hipertensi terhadap keaktifan

dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

3. Pendidikan

Distribusi hubungan pendidikan dengan keaktifan penderita hipertensi dalam

kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.10 Hubungan Pendidikan Dengan Keaktifan Penderita Hiperensi


Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas
Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

Keaktifan
Total
Pendidikan Ya Tidak P
n % n % n %
Rendah (Tidak Tamat
46 67,6 22 32,4 68 100,0
SD, Tamat SD, Tamat
SMP) 0,427
Tinggi (Tamat SMA,
6 85,7 1 14,3 7 100,0
Sarjana)

Berdasarkan tabel 4.10 diatas diketahui 68 orang responden yang

berpendidikan rendah (tidak tamat SD, Tamat SD, Tamat SMP) terdapat 46 orang

(67,6%) aktif dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo,

sedangkan responden yang berpendidikan tinggi (Tamat SMA, Sarjana) yaitu 7

orang terdapat 6 orang (85,7%) aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di

Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo

Berdasarkan uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,427 hal ini

berarti p > 0,05 keputusan uji Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan penderita hipertensi

terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten

Karo Tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

4. Pekerjaan

Distribusi hubungan pekerjaan dengan keaktifan penderita hipertensi

dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.11 Hubungan Pekerjaan Dengan Keaktifan Penderita Hipertensi


Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas
Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

Keaktifan
Total
Pekerjaan Ya Tidak P
n % n % n %
Informal (petani,
37 78,7 10 21,3 47 100,0
pedagang, IRT) 0,022
Formal (Guru, PNS) 15 53,6 13 46,4 28 100,0

Berdasarkan tabel 4.11 diatas diketahui dari 47 orang responden pekerja

informal (Petani, Pedagang, IRT) terdapat 37 orang (78,7%) aktif mengikuti

kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo, sedangkan dari 28

orang pekerja formal (Guru, PNS) terdapat 15 orang (53,6) aktif dalam mengikuti

kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo.

Berdasarkan uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,022 hal ini

berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara pekerjaan penderita hipertensi terhadap keaktifan

dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

4.3.2 Hubungan Pengetahuan Penderita Hipertensi Terhadap Keaktifan


dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo
Tahun 2017
Distribusi hubungan pengetahuan dengan keaktifan penderita hipertensi

dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.12 Hubungan Pengetahuan Dengan Keaktifan Penderita Hipertensi


Tentang Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas
Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

Keaktifan
Total
Pengetahuan Ya Tidak P
n % n % n %
Baik 13 81,3 3 18,8 16 100,0
Cukup 18 85,7 3 14,3 21 100,0 0,027
Kurang 21 55,3 17 44,7 38 100,0

Berdasarkan tabel 4.12 diatas diketahui dari 16 orang responden dengan

pengetahuan baik terdapat 13 orang (81,3%) aktif dalam mengikuti kegiatan

Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo. Sebanyak 21 orang responden

dengan pengetahuan cukup terdapat 18 orang (85,7%) aktif dalam mengikuti

kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo. Dari 38 orang

responden dengan pengetahuan kurang terdapat 21 orang (55,3%) aktif dalam

mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo.

Berdasarkan uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,027 hal ini

berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan penderita hipertensi terhadap

keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun

2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

4.3.3 Hubungan Sikap Penderita Hipertensi Terhadap Keaktifan dalam


Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo
Distribusi hubungan sikap dengan keaktifan penderita hipertensi dalam

kegiatan Prolanis di Pusksmas Berastagi Kabupaten Karo dapat di lihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.13 Hubungan Sikap Dengan Keaktifan Penderita Hipertensi Tentang


Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi
Kabupaten Karo Tahun 2017

Keaktifan
Total
Sikap Ya Tidak P
n % n % n %
Baik 38 77,5 11 22,4 49 100,0
0,034
kurang 14 53,6 12 46,2 26 100,0

Berdasarkan tabel 4.13 diatas diketahui dari 49 orang responden dengan

sikap baik terdapat 38 orang (77,5%) aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di

Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo. Sedangkan dari 26 orang responden

dengan sikap kurang terdapat 14 orang (53,6%) aktif dalam mengikuti kegiatan

Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo.

Berdasarkan uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,034 hal ini

berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara sikap penderita hipertensi terhadap keaktifan

dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017.

4.4 Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil analisis bivariat, dapat diketahui bahwa variabel umur,

pekerjaan, pengetahuan dan sikap dapat dilanjutkan ke analisis multivariat uji

regresi logistik. Dalam analisis multivariat digunakan metode backward dimana

variabel dengan nilai p.value> 0,05 dikeluarkan secara bertahap (step by step)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

oleh komputer dan yang menjadi hasil analisis uji regresi logistik akan terlihat

pada step terakhir.

Hasil uji regresi logistik dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) secara

rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Logistik

Exp (B) 95% CI for


No Variabel B Sig
(OR) Exp (B)
Step 1. Umur 1,085 0,300 2,248 0,485 - 6,281
1 2. Pekerjaan 0,810 0,300 2,248 0,485 - 10,422
3. Pengetahuan -1,262 0,190 0,283 0,043 - 1,868
4. Sikap 1,798 0,036 6,038 1,125 - 32,412
Step 1. Umur 0,985 0,108 2,814 0,831 - 7,402
2 2. Pekerjaan 0,550 0,430 1,733 0,442 - 6,791
3. Sikap 1,689 0,036 5,417 1,115 - 26,308
Step 1. Umur 0,973 0,116 1,256 0,549 - 8,014
3 2. Sikap 1,521 0,046 4,577 1,027 - 20,387

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa variabel sikap

berpengaruh terhadap variabel terikat (keaktifan) dengan nilai sig = ρ = 0,046

dikatakan berpengaruh karena nilai ρ < 0,05.

Berdasarkan Tabel 4.14 dari nilai Exp (B) atau OR (Odds Ratio) dapat

disimpulkan bahwa peserta Prolanis memiliki peluang 4,577 kali untuk

meningkatkan keaktifan dalam kegiatan Prolanis. Koefisien sebesar 1,521 pada

sikap peserta Prolanis menyatakan bahwa apabila sikap responden baik maka

kemungkinan responden akan aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis, sehingga

dapat meningkatkan keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Penderita Hipertensi Dalam Mengikuti Kegiatan

Prolanis

5.1.1 Umur

Hasil uji statistik distribusi frekuensi diketahui bahwa dari 26 orang

(34,7%) responden dengan umur 45-60 tahun sebanyak 14 orang (53,8%) aktif

dan 12 orang (46,2%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo. Sedangkan dari 49 orang (65,3%) responden dengan

umur > 60 tahun terdapat 38 orang (77,6%) aktif dan 11 orang (22,4%) tidak aktif

dalam mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo.

Rata-rata umur responden adalah 62,91 tahun dengan median 62 tahun. Jika

dilihat dari batasan umur responden yang paling muda adalah 46 tahun sedangkan

yang paling tua adalah 101 tahun. Uji statistik Chi-square didapatkan nilai p =

0,034 hal ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur penderita hipertensi dengan

keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun

2017.

Umur merupakan faktor demografi yang berhubungan dalam mengikuti

kegiatan Prolanis. Yang menjadi mayoritas dalam kegiatan Prolanis adalah lansia,

karena penyakit hipertensi rentan dialami oleh orang yang lanjut usia. Umur

memengaruhi keaktifan dalam mengikuti kegiatan Prolanis di puskesmas.

Berbicara tentang perilaku manusia itu selalu unik, artinya tidak sama antar dan

65

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

inter manusianya baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun

kepribadian. Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya keutuhan untuk

mencapai suatu tujuan. Dengan adanya need atau kebutuhan dalam diri seseorang

maka akan muncul motivasi atau penggerak (Widayatun, 2009). Berdasarkan hasil

observasi peneliti, semakin tua umur seseorang maka akan semakin dewasa,

sehingga lebih berkomitmen dan bertanggung jawab untuk mengerjakan suatu hal

yang memberi manfaat bagi dirinya. Selain itu, ada juga teori yang mendukung

bahwa tingkat umur dapat memengaruhi seseorang dalam memanfaatkan

pelayanan kesehatan yaitu kelompok umur yang sangat muda dan kelompok umur

yang tua merupakan kelompok umur yang paling banyak memanfaatkan

pelayanan kesehatan karena dihubungkan dengan morbiditas (Andersen, 1998)

5.1.2 Jenis Kelamin

Hasil uji statistik distribusi frekuensi diketahui bahwa dari 74 orang

(98,7%) responden dengan jenis kelamin perempuan terdapat 51 orang (68,9%)

aktif dan 23 orang (31,1%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di

Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo, sedangkan dari 1 orang (1,3%) responden

dengan jenis kelamin laki-laki aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di

Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo. Uji Chi-square didapatkan nilai p = 1,000

hal ini berarti p > 0,05 keputusan uji Ho diterima sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin penderita

hipertensi dengan keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi

Kabupaten Karo Tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan keaktifan penderita

hipertensi dalam kegiatan Prolanis dalam penelitian ini. Menurut asumsi peneliti

jenis kelamin bukan lah suatu faktor yang dapat memengaruhi kehadiran dalam

mengikuti kegiatan Prolanis. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki hak

yang sama untuk mengikuti ataupun tidak mengikuti kegiatan Prolanis di

puskesmas. Jenis kelamin juga bukanlah suatu penyebab untuk mencari informasi

tentang sesuatu khususnya masalah kesehatan.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan proses pengambilan

keputusan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai-nilai sosial budaya,

pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan, dan kemampuan untuk membayar

sehingga pengambilan keputusan untuk mencari pelayanan kesehatan merupakan

hasil jaringan interaksi yang kompleks, keputusan tersebut dapat dibuat oleh

wanita itu sendiri, atau oleh suaminya, anggota keluarga, tokoh masyarakat dan

lainnya (Andersen, 1998). Teori tersebut tidak sejalan dengan survei yang

dilakukan oleh peneliti, bahwa tokoh masyarakat dapat memberikan dampak bagi

masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Karena tokoh masyarakat

belum diberdayakan atau belum mengambil bagian untuk berpartisipasi dalam

bidang kesehatan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, jumlah peserta

yang berjenis kelamin laki-laki hanya satu orang. Berdasarkan hasil pengamatan

peneliti budaya menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya jumlah peserta

berjenis kelamin laki-laki. Pada umumnya di daerah tersebut sudah menjadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

budaya bahwa laki-laki mempunyai rutinitas berkumpul di warung kopi, sehingga

mereka tidak memprioritaskan kegiatan pelayanan kesehatan.

5.1.3 Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin tinggi juga tingkat

pengetahuannya (Notoatmodjo, 2007). Seseorang yang memiliki tingkat

pendidikan lebih tinggi akan dapat menerima informasi dan memahami dengan

baik dibandingkan seseorang yang pendidikan lebih rendah. Dari 68 orang

(90,7%) responden yang berpendidikan rendah (Tidak tamat SD, Tamat SD,

Tamat SMP) terdapat 46 orang (67,6%) aktif dan 22 orang (32,4%) aktif dalam

mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo, sedangkan

dari 7 orang (9,3%) responden yang berpendidikan tinggi (Tamat SMA, Sarjana)

terdapat 6 orang (85,7%) aktif dan 1 orang (14,3%) tidak aktif dalam mengikuti

kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo.

Uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,427 hal ini berarti p > 0,05

keputusan uji Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

pendidikan dengan keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi

Kabupaten Karo Tahun 2017.

Menurut santosa (2009) faktor pendidikan merupakan unsur yang sangat

penting karena dengan pendidikan seseorang dapat menerima lebih banyak

informasi terutama dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga dan memperluas

cakrawala berpikir sehingga lebih mudah mengembangkan diri dalam mencegah

terjangkitnya suatu penyakit dan memperoleh perawatan medis yang kompeten.

Namun berdasarkan penelitian dan setelah dilakukan olahan data, latar belakang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

pendidikan tidak memengaruhi keaktifan dalam mengikuti kegiatan prolanis di

Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo.

5.1.4 Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

pekerjaan responden adalah informal (Petani, Pedagang, IRT). Dari 47 orang

(62,7%) responden pekerjaan informal (Petani, Pedagang, IRT) terdapat 37 orang

(78,7%) aktif dan 10 orang (21,3%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis

di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo, sedangkan 28 orang (37,3%) responden

dengan pekerjaan formal (Guru, PNS) terdapat 15 orang (53,6%) aktif dan 13

orang (46,4%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo. Uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,022 hal

ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan pekerjaan dengan keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017.

Hasil penelitian di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

menunjukkan responden yang bekerja informal (Petani, Pedagang, IRT) lebih

banyak aktif dalam kegiatan Prolanis. Menurut asumsi peneliti hal itu disebabkan

karena responden pekerja informal tidak memiliki waktu yang terikat dengan

pekerjaan mereka, sehingga waktu yang digunakan untuk kegiatan Prolanis dapat

di luangkan. Responden dengan pekerja formal lebih memiliki keterikatan waktu

dengan bekerja sehingga hanya hanya sebagian responden yang dapat meluangkan

waktu untuk hadir dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

5.2 Pengetahuan Penderita Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis

Berdasarkan hasil uji statistik distribusi frekuensi penderita hipertensi

tentang hipertensi pengetahuan responden diidentifikasi dengan 16 pertanyaan

tentang hipertensi terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017 bahwa pengetahuan responden tentang

pengertian hipertensi adalah responden dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak

10 orang (13,3%), pengetahuan cukup 64 orang (85,3%) dan pengetahuan kurang

sebanyak 1 orang (1,3%). Pengetahuan responden terhadap biaya yang

dikeluarkan dalam mengikuti kegiatan Prolanis yaitu sebanyak 70 orang (93,3%)

pengetahuan baik, sebanyak 4 orang (5,3%) pengetahuan cukup dan satu orang

(1,3%) pengetahuan kurang. Pengetahuan responden yang baik tentang Prolanis

sebanyak 6 orang (8,0%), pengetahuan cukup sebanyak 53 orang (70,7%) dan

pengetahuan responden yang kurang tentang Prolanis sebanyak 16 orang (21,3%).

Pengetahuan responden tentang cakupan kegiatan Prolanis yaitu 2 orang (2,7%)

dengan pengetahuan baik, sebanyak 64 orang (85,3%) dengan pengethuan cukup

sedangkan pengetahuan responden yang kurang tentang cakupan kegiatan Prolanis

yaitu 9 orang (12,0%).

Distribusi kategori pengetahuan penderita hipertensi tentang hipertensi

terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten

Karo Tahun 2017 bahwa responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori

baik yaitu sebanyak 16 orang (21,3%) ,21 orang (28,0%) dengan kategori

pengetahuan cukup dan pengetahuan dengan kategori kurang yaitu sebanyak 38

orang (50,7%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmojo, 2007). Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap

yang positif, maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng. Sebaliknya apabila

perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan

berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan observasi di lapangan

pengetahuan yang rendah tidak menghambat peserta dalam mengikuti kegiatan

Prolanis di puskesmas karena peserta telah merasakan manfaat dari kegiatan

Prolanis yang mereka ikuti selama ini.

5.3 Sikap Penderita Hipertensi Dalam Kegiatan Prolanis

Berdasarkan uji statistik diketahui sikap penderita hipertensi tentang

hipertensi terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi

Kabupaten Karo tahun 2017 bahwa sikap responden diidentifikasi dengan 15

pertanyaan dengan sikap responden yang baik adalah terdaftar sebagai peserta

BPJS, dan mengikuti kegiatan Prolanis di puskesmas yaitu sebanyak 65 orang

(86,7%) dan sikap responden yang kurang sebanyak 10 orang (13,3%). Sikap

responden yang baik dengan mengikuti kegiatan Prolanis untuk mengontrol

tekanan darah agar tetap normal sebanyak 66 orang (88,0%) sedangkan sikap

responden yang kurang dalam mengikuti kegiatan Prolanis untuk mengontrol

tekanan darah agar tetap normal yaitu 9 orang (12,0%). Sikap responden terhadap

penanggulangan hipertensi tidak akan sembuh dengan sendirinya yaitu baik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

sebanyak 58 orang(77,3%) dan sikap responden yang kurang sebanyak 17 orang

(22,7%). Sikap responden yang baik dalam mengkonsumsi obat hipertensi adalah

metode yang paling tepat untuk menurunkan tekanan darah bila dibandingkan

dengan mengikuti kegiatan penanggulangan penyakit kronis yaitu 54 orang

(72,0%) sedangkan sikap responden yang kurang sebanyak 21 orang (28,0%).

Distribusi kategori sikap responden yaitu dari 75 orang responden diperoleh

sikap responden yang dikategorikan baik yaitu sebanyak 49 orang (65,3%), dan

sikap responden yang dikategorikan kurang yaitu sebanyak 26 orang (34,7%).

Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus/objek, manifestasi sikap itu tidak dapat

langsung dilihat tetapi hanya dapat menafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang

tertutup, sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi

yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2007). Sikap

merupakan evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang

lain, obyek atau isu (Pretty, 1986 dalam Azwar, 2005).

5.4 Hubungan Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi

Terhadap Keaktifan Dalam Kegiatan Prolanis

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 orang (21,3%)

responden dengan pengetahuan baik terdapat 13 orang (81,3%) aktif dan 3 orang

(18,8%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas Kabupaten

Karo, dari 21 orang (28,0%) responden dengan pengetahuan cukup terdapat 18

orang (85,7%) aktif dan 3 orang (14,3%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo dan 38 orang (50,7%)

responden dengan pengetahuan kurang terdapat 21 orang (55,3%) aktif dan 17

orang (44,7%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo. Pada hasil analisis statistik dengan uji Chi-square

menunjukkan p = 0,027, ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan keaktifan dalam

kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan keaktifan responden dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi

Kabupaten Karo Tahun 2017. Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan

responden dengan pengetahuan yang kurang namun memiliki angka keaktifan

yang lebih banyak. Menurut asumsi peneliti responden dengan pengetahuan yang

kurang namun jumlah yang lebih banyak aktif cenderung disebabkan oleh faktor

lingkungannya. Pada umumnya responden dengan pengetahuan rendah ikut serta

dalam kegiatan Prolanis dari ajakan teman sebaya, tetangga atau dukungan

keluarga. Faktor lain yang memengaruhi responden dengan pengetahuan rendah

namun aktif adanya keinginan responden untuk mengisi waktu yang kosong serta

menambah teman dalam kegiatan. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini

terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya seseorang (Notoatmodjo, 2007).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

5.5 Hubungan Sikap Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi Terhadap

Keaktifan Dalam Kegiatan Prolanis

Berdasarkan hasil penelitian ini dikaitkan bahwa dari 49 orang (65,3%)

responden dengan sikap baik terdapat sebanyak 38 orang (77,5%) aktif dan 11

orang (22,4%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas

Berastagi Kabupaten Karo. Sedangkan 26 orang (34,7%) responden dengan sikap

kurang terdapat 14 orang (53,6%) aktif dan 12 orang (46,2%) tidak aktif dalam

mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo. Dilihat

secara rinci dari hasil penelitian analisis statistik dengan uji Chi-square

menunjukkan p = 0,034. Maka p < 0,05 Ho ditolak sehingga adanya hubungan

antara sikap dengan keaktifan penderita hipertensi dalam mengikuti kegiatan

Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo.

Dari hasil penelitian ini ada hubungan sikap dengan keaktifan responden

dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017.

Sikap adalah salah satu dari faktor predisposing yang meliputi pengetahuan,

keyakinan, nilai, kepercayaan yang berpengaruh secara langsung terhadap

perilaku masyarakat (Green, 2000). Sikap responden yang tinggi terhadap

keaktifan dalam kegiatan Prolanis yaitu kemauan dalam mencari pelayanan

kesehatan di dukung dengan biaya yang di bebankan bukan lah suatu kendala

karena kegiatan tersebut geratis. Kemauan yang dimiliki oleh responden untuk

mengikuti kegiatan Prolanis disebabkan juga karena responden telah merasakan

manfaat yang diterimanya dari kegiatan yang telah dilakukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Berdasarkan hasil analisis multivariat diketahui bahwa variabel sikap yang

paling berpengaruh terhadap variabel terikat (keaktifan) dengan nilai sig = ρ =

0,046 dikatakan berpengaruh karena nilai ρ < 0,05. Dimana dari nilai Exp (B) atau

OR (Odds Ratio) dapat disimpulkan bahwa peserta Prolanis memiliki peluang

4,577 kali untuk meningkatkan keaktifan dalam kegiatan Prolanis. Koefisien

sebesar 1,521 pada sikap peserta Prolanis menyatakan bahwa apabila sikap

responden baik maka kemungkinan responden akan aktif dalam mengikuti

kegiatan Prolanis, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dalam kegiatan

Prolanis di Puskesmas Berastagi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Pengaruh Pengetahuan dan Sikap

Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi Terhadap Keaktifan Dalam Kegiatan

Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017” maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Gambaran umum karakteristik penderita hipertensi adalah berjenis kelamin

perempuan 74 orang, paling banyak berumur 45-60 tahun, dengan gambaran

pendidikan responden yang paling banyak berendidikan rendah (Tidak

tamat SD, Tamat SD, Tamat SMP) sebanyak 71 orang (94,7%) serta

memiliki pekerjaan paling banyak adalah pekerjaan informal (Petani,

Pedagang, IRT) sebanyak 47 orang (62,7%).

2. Pengetahuan penderita hipertensi tentang hipertensi terhadap keaktifan

dalam kegiatan Prolanis memiliki pengetahuan dengan kategori baik sebesar

16 orang (21,3%), cukup sebesar 21 orang (28,0%) dan kurang 38 orang

(50,7%). Sikap penderita hipertensi yang paling banyak berada pada

kategori baik yaitu dari 49 orang (65,3%) dan buruk 26 orang (34,7%).

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan penderita hipertensi

tentang hipertensi terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis dengan p

value = 0,027.

76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

4. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap penderita hipertensi tentang

hipertensi terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis dengan p value =

0,034.

5. Sikap adalah variable yang paling berpengaruh dalam analisis multivariat

yang menggunakan metode backward dimana variabel dengan nilai p.value

> 0,05 dikeluarkan secara bertahap (step by step).

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Berastagi Kabupaten

Karo yang memiliki pengetahuan kurang dan sikap yang baik, jika dilihat dari

keaktifan penderita hipertensi dalam kegiatan Prolanis dikategorikan tidak aktif,

persentase keaktifannya belum memenuhi target kualitas hidup optimal

penyandang penyakit kronis dengan indikator tujuhh puluh lima persen.

1 Bagi Puskesmas

Bagi puskesmas pelaksanaan kegiatan prolanis sudah berjalan baik.

Namun pihak puskesmas agar berupaya dalam mempromosikan

kesehatan yang dapat memicu masyarakat untuk lebih sadar akan

kepentingan kesehatan. Pihak puskesmas mencoba untuk bekerja sama

dengan tokoh masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas

sehingga informasi yang seharusnya sampai ke masyarakat akan lebih

cepat di terima oleh masyarakat. Pihak puskesmas juga sebaiknya

menjalankan kegiatan home visit yang bermanfaat bagi peserta yang

sudah tidak dating selama tiga bulan serta bagi peserta yang tekanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

darahnya tidak terkontrol. serta peningkatan kualitas hidup optimal

dengan indikator 75% dari BPJS dapat lebih cepat tercapai.

2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya jika ingin mendapatkan hasil yang

lebih baik mengenai keaktifan dalam program kesehatan disarankan

untuk melihat peran petugas serta peran keluarga karena dalam penelitian

ini hal tersebut tidak dimunculkan dan di uji secara statistik. Disarankan

untuk peneliti lain agar lebih melakukan penelitian yang mengarah

kepada promosi kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Andersen, 1998. Teori Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.


http://kesehatansejati.blogspot.co.id/2010/07/teoripemanfaatanpelayan
ankesehatan.html . Diakses tanggal 11 April 2018.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Azwar, S. (2005). Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar. https://www.lyceum.id/teori-tentang-sikap/. Diakses
tanggal 6 April 2018.
Berastagi, 2016. Profil Kesehatan Puskesmas. Berastagi.
, 2017. Profil Kesehatan Puskesmas. Berastagi.
Dalimartha, Setiawan. 2008. Care your self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus.
Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2016. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara.Medan:Dinkes Sumatera Utara.
Green, Lawrence W, (dkk). Health Education Planning. Penerbit : Mayfield
Publishing Company, 1980.
Green, L.W, Kreuter, M.W. Health Promotion Planning An Educational and
Environmental Approach. Mayfield Publishing Company, London,
2000.
Idris, Fahmi. (2014). Panduan Praktis PROLANIS (Program Pengelolaan
PenyakitKronis).Jakarta:BPJS.https://bpjskesehatan.go.id/bpjs/dmdoc
uments/06PROLANIS.pdf. Diakses 15 Agustus 2017.
Kabupaten Karo, 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Karo. Kabanjahe.
, 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Karo. Kabanjahe.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Pusat Bantu, Departemen Pendidikan
Nasional. Balai Pusaka, Jakarta
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Jakarta.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profilke
sehatanindonesia/profilkesehatanindonesia2013.pdf. Diakses 26
September 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


, 2017. Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab
Kematian Terbanyak Di Indonesia.
Jakarta.http://www.depkes.go.id/article/view/1637/penyakittidakmenu
larptmpenyebabkematianterbanyakdiindonesia.html. Diakses tanggal
20 Agustus 2017.
Lumempouw, Deiby O. Dkk. 2016. Pengaruh Senam Prolanis Terhadap
Penyandang Hipertensi. Jurnal Biomedik. Vol.4, No.1.
https://media.neliti.com/media/publications/67856IDpengaruhsenampr
olanisterhadappenyand.pdf. Diakses tanggal 20 Agustus 2017.
Mubarak, I. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Salemba Medika,
Jakarta
Ningsih, Ika Purwati. 2017. Pengaruh Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(PROLANIS) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Berbasis Caring. Jurnal Kesehatan.
https://www.scribd.com/document/360362922/. Diakses tanggal 5
Maret 2018.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta:Rineka Cipta.
. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta:Rineka Cipta.
. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta:Rineka Cipta.
. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta:Rineka Cipta.
Organization WH. A global brief on Hypertension: silent killer, global public
health crises (World Health Day 2013). Geneva: WHO. 2013.
http://www.solusisehatku.com/tekanan-darah-tinggi-atau-hipertensi-
menurut-who. Diakses tanggal 26 Agustus 2017.
Pusat Data dan Informasi mentrian Kesehatan RI. 2007. Hipertensi.Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar.2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Desember 2008.
Jakarta. 2013.
.2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
.2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia Desember 2008.
Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Santosa, Dodi Nawan. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Formal
Ibu Dengan Perilaku Pencegahan Diare Pada Anak Di Kelurahan
Pucangsawit Surakarta. Surakarta: Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Marat.
Saryono, Mekar Dwi Anggraini. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung:Alfbeta Bandung.
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi
Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widayatun. 2009. Ilmu Perilaku. Jakarta : Info Medika.
https://sbm.binus.ac.id/2017/07/07/teoriyangbiasadigunakanuntukmen
gukurperilakukonsumentheoryofplannedbehaviour/. Diakses tanggal
10 April 2018
World Health Organization. A global brief on hypertension: silent killer, global
publichealthcrisis.2015.http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view
/15080300001/hipertesithesilentkiller.html. Diakses tanggal 14 Juli
2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA HIPERTENSI


TENTANG HIPERTENSI TERHADAP KEAKTIFAN DALAM
KEGIATAN PROLANIS DI PUSKESMAS BERASTAGI
KABUPATEN KARO TAHUN 2017
IDENTITAS

Petunjuk pengisian :

Isilah data berikut ini dengan benar beri tanda √ pada kotak yang

disediakan!

Umur :

Jenis Kelamin : Laki-Laki □ Perempuan □

Pendidikan : SD □ SMP □ SMA □ D3 □ S1 □

Pekerjaan :

I. VARIABEL INDEPENDEN

1. PENGETAHUAN

Petunjuk pengisian :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar, dengan memberi tanda (X)

pada pilihan jawaban tersebut!

1 Apakah yang dimaksud dengan hipertensi ?

a. Peningkatan tekanan darah lebih dari 140-159 mmHg (2)

b. Peningkatan tekanan darah (1)

c. Penyakit yang menyebabkan stroke (0)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2 Berapakah tekanan darah yang normal?

a. 120 / 80 mmHg (2)

b. 140 - 159 mmHg (1)

c. Tidak tahu (0)

3 Apa yang harus dilakukan jika tekanan darah anda meningkat ?

a. Mengobati sendiri (0)

b. Meminum obat hipertensi (1)

c. Minum obat dan konsultasi ke dokter (2)

4 Berapakah biaya yang anda keluarkan dalam mengikuti kegiatan Prolanis?

a. Tidak bayar (2)

b. Sukarela (1)

c. Diwajibkan (0)

5 Prolanis adalah...?

a. Penanggulangan Penyakit Kronis (1)

b. Penanggulangan Penyakit Menular (0)

c. Suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang

dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,Fasilitas

Kesehatan dan BPJS dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta

BPJS yang menderita penyakit kronis (2)

6 Apakah kepanjangan dari PROLANIS?

a. Program Penyakit Kronis (1)

b. Program Penanggulangan Penyakit Kronis (2)

c. Program Penyakit Tidak Menular (0)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7 Penyakit Kronis apa yang ditangani oleh kegiatan Prolanis?

a. Diabetes dan Hipertensi (1)

b. Diabetes Tipe 2 dan Hipertensi (2)

c. Jantung dan Stoke (0)

8 Apa tujuan BPJS mengadakan kegiatan Prolanis?

a. Mendorong penderita penyakit kronis mencapai kualitas hidup yang

optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar berkunjung ke Fasilitas

Kesehatan (2)

b. Meningkatkan kualitas hidup sebesar 75% (1)

c. Untuk mencapai angka harapan hidup (0)

9 Apa yang menjadi syarat untuk terdaftar sebagai peserta Prolanis?

a Memiliki kartu BPJS (0)

b Penderita Penyakit DM Tipe 2/ Penyakit Hipertensi (1)

c Penderita Penyakit DM Tipe 2/ Penyakit Hipertensi dan termasuk dalam

peserta aktif BPJS (2)

10 Tindakan medis apa yang anda dapatkan dalam mengikuti kegiatana

Prolanis?

a. Mengukur tekanan darah dan Tes kadar gula darah (2)

b. Mengukur tinggi badan dan berat badan (1)

c. Pemeriksaan khusus (0)

11 Darimana informasi yang anda dapatkan dalam menanggulangi Penyakit

DM Tipe 2/ Penyakit Hipertensi?

a. Koran dan TV (0)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


b. Petugas Kesehatan dan Tokoh masyarakat (2)

c. Masyarakat (1)

12 Bagaimana cara penyampaian informasi Hipertensi yang dilakukan oleh

Petugas Kesehatan?

a. Penyuluhan secara berkelompok dan konsultasi (2)

b. Penyuluhan individu secara langsung ke rumah (0)

c. Memberikan leaflet (1)

13 Berapa kali kegiatan senam dalam Program Prolanis dilakukan setiap

minggu?

a. 2 kali (1)

b. Sekali (2)

c. Tidak pernah (0)

Untuk soal no 16-17 jawablah pertanyaan berikut dengam memilih jawaban lebih

dari satu.

14 Apakah yang menjadi faktor penyebab hipertensi?

a Mengkonsumsi alkohol

b Setres

c Merokok

d Mengkonsumsi garam

e Mengkonsumsi daging

f Kurang berolahraga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15 Apakah gejala umum yang disebabkan oleh penyakit hipertensi?

a. Mimisan

b. Pusing / Migren

c. Sakit kepala

d. Kelelahan

e. Penglihatan buram

f. Sulit bernafas

16 Apa saja yang mencakup dalam kegiatan Prolanis?

a. Konsultasi Medis

b. Reminder

c. Home Visit

d. Penyuluhan

e. Senam

f. Mengukur Tekanan darah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. SIKAP

Petunjuk pengisian :

Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!

Keterangan :

S: Setuju TS : Tidak Setuju

PILIHAN JAWABAN
NO PERNYATAAN TIDAK
SETUJU SETUJU
1 0
1 Saya akan pergi ke Puskesmas untuk
berkonsultai jika Penyakit Hipertensi saya
kambuh
2 Jika saya terkena Penyakit Hipertensi, maka
saya akan mendaftarkan diri untuk menjadi
peserta Prolanis
3 Karena saya terdaftar sebagai peserta BPJS ada
baiknya jika saya mengikuti kegiatan Prolanis
yang ada di Puskesmas
4 Saya akan menjaga kesehatan saya tetap
terkontrol dengan mengikuti kegiatan Prolanis
5 Saya akan mengutamakan kegiatan prolanis
daripada kegiatan lainnya
6 Mengikuti kegiatan prolanis untuk mengkontrol
kadar gula darah saya agar tetap normal
7 Kegiatan Prolanis merupakan kegiatan yang
dapat membantu saya dalam mengatasi
Penyakit Hipertensi
8 Jika Prolanis tidak ada lagi, apakah anda masih
melakukan pemeriksaan kesehatan ke
Puskesmas?
9 Jika pelayanan Prolanis dikenakan biaya,
apakah anda bersedia mengikutinya?
0 1

10 Bila saya mengalami tekanan darah tinggi, saya


yakin akan sembuh sendiri tanpa harus
melalukan tindakan apapun
11 Hipertensi yang tidak ditanggulangi akan
sembuh dengan sendirinya
12 Mengkonsumsi obat hipertensi adalah metode
yang paling tepat untuk menurunkan tekanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


darah bila dibandingkan dengan mengikuti
kegiatan pengelolaan penyakit kronis
13 Bila saya mengalami tekanan darah tinggi, saya
yakin akan sembuh sendiri tanpa harus
melalukan tindakan apapun
14 Saya lebih mendahulukan pekerjaan rumah
daripada mengutamakan senam yang saya ikuti
setiap minggu
15 Saya merasa lebih baik mengobati Penyakit
Hipertensi dari pada membuang waktu
mengikuti penyuluhan di Puskesmas

II. VARIABEL DEPENDEN

1. KEAKTIFAN DALAM KEGIATAN PROLANIS

Petunjuk pengisian :

Pilihlah jawaban YA dan TIDAK dengan cara memberi tanda (√) pada

kolom yang telah disediakan!

PILIHAN JAWABAN
NO PERTANYAAN TINDAKAN
YA TIDAK
1 0
1 Siminggu sekali saya mengikuti senam yang
diadakan di Puskesmas dalam sebulan teraktir
2 Saya mengikuti pemeriksaan tekanan darah di
Puskesmas secara rutin dalam sebulan terakhir
3 Saya mendapatkan edukasi terkait Penyakit
Hipertensi dari Petugas Kesehatan di Puskesmas
dalam sebulan terakhir
4 Saya mengikuti konsultasi dalam hal Penyakit
Hipertensi yang dilakukan oleh Petugas
Kesehatan di Puskesmas dalam sebulan terakhir
5 Saya mengikuti penyuluhan yang diadakan
setelah selesai senam prolanis dalam sebulan
terakhir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MASTER DATA PENELITIAN

PENGETAHUAN
Nama Jumlah Jumlah
NO JK Umur Pddikan PK
Responden Pengetahuan Kategorik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 61 1 1 1 0 0 2 2 2 0 1 1 0 2 2 2 2 2 2 21 2
2 2 73 1 1 2 2 0 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 25 2
3 2 73 1 1 1 0 0 2 1 0 1 0 0 2 1 2 2 2 1 1 16 2
4 2 53 1 1 1 2 0 2 2 0 1 0 2 2 1 2 2 2 1 1 21 2
5 2 50 1 1 2 2 0 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 24 1
6 2 82 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 0 2 1 2 2 2 2 2 25 2
7 2 48 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 0 2 1 0 2 2 1 1 19 1
8 2 53 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 0 2 0 0 2 2 1 1 20 1
9 2 69 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 0 2 1 2 2 0 2 1 20 2
10 2 64 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 0 0 0 2 2 1 1 1 18 2
11 2 51 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 0 2 2 1 2 0 2 1 19 1
12 2 59 1 1 1 2 2 2 2 0 0 1 0 2 0 0 2 1 2 1 18 2
13 2 66 1 1 2 2 1 2 0 1 2 1 0 2 2 2 2 1 0 1 21 2
14 2 67 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 0 0 2 1 1 1 20 3
15 1 101 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 0 0 1 1 2 0 0 0 14 2
16 2 74 1 1 1 0 2 2 2 0 0 1 0 1 0 2 2 1 1 1 16 3
17 2 85 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 0 2 1 1 2 2 1 1 23 3
18 2 73 1 1 1 0 2 2 1 2 1 1 0 2 1 1 2 0 1 1 18 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19 2 53 1 1 1 0 2 2 1 1 0 2 2 2 1 1 2 1 1 1 20 1
20 2 53 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 1 1 0 1 2 1 1 1 17 1
21 2 66 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 0 1 0 0 2 1 1 1 17 2
22 2 50 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 24 1
23 2 73 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 2 2 1 2 1 1 1 19 3
24 2 71 1 1 1 0 2 2 1 0 0 2 0 0 1 1 2 1 0 1 14 3
25 2 59 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 0 2 0 0 2 1 1 1 18 2
26 2 65 1 1 1 0 2 2 1 1 1 1 0 2 2 1 2 1 0 1 18 2
27 2 66 1 1 1 0 2 2 0 1 1 2 2 2 0 0 2 1 1 1 18 3
28 2 67 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 1 0 0 2 0 1 1 18 1
29 2 73 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 22 1
30 2 53 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 0 0 2 1 1 1 18 2
31 2 53 2 1 1 0 2 2 0 1 1 2 2 2 0 0 2 1 0 1 17 1
32 2 54 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 0 2 0 0 1 18 1
33 2 55 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 2 0 1 1 17 3
34 2 50 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 0 2 2 1 2 1 1 1 20 2
35 2 58 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 0 1 2 0 1 1 19 3
36 2 60 1 1 1 2 2 1 0 1 2 1 0 2 0 1 2 1 1 1 18 3
37 2 62 1 1 1 0 2 2 0 1 1 2 2 2 0 0 2 0 1 1 17 2
38 2 80 1 1 1 0 2 2 1 1 1 1 2 2 0 0 2 1 1 1 18 1
39 2 80 1 1 1 0 0 2 1 1 1 1 0 1 1 2 2 1 0 1 15 3
40 2 79 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 0 2 2 1 2 1 0 1 19 3
41 2 85 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 0 0 18 2
42 2 73 1 1 1 0 2 2 0 0 1 0 0 0 1 1 2 1 0 1 12 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43 2 53 1 1 1 2 2 2 1 1 1 0 0 2 0 1 2 1 1 1 18 2
44 2 53 1 1 1 0 2 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 1 18 2
45 2 63 1 1 1 0 1 2 0 1 1 2 2 2 1 0 2 0 0 0 15 2
46 2 61 1 1 1 1 2 2 1 1 0 1 2 2 0 1 2 1 1 1 19 1
47 2 73 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 20 3
48 2 53 1 1 1 0 1 2 0 1 1 2 1 2 1 0 2 1 0 0 15 2
49 2 66 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 0 2 1 1 1 19 1
50 2 53 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 2 2 0 0 1 15 2
51 2 66 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 1 18 2
52 2 48 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 0 2 0 1 1 15 1
53 2 49 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 0 1 1 13 2
54 2 46 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 2 0 1 1 2 1 1 1 17 1
55 2 46 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 0 2 1 0 1 18 1
56 2 47 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 0 1 2 0 0 1 15 2
57 2 50 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 1 17 2
58 2 49 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 0 2 0 0 2 1 0 1 16 2
59 2 66 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 0 2 0 1 2 1 1 1 17 3
60 2 73 1 1 1 0 1 2 0 1 0 1 0 1 2 1 2 1 1 1 15 2
61 2 78 1 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1 2 1 0 2 1 0 0 14 3
62 2 55 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 2 1 0 2 1 1 1 17 2
63 2 67 1 1 1 2 1 2 1 0 1 1 0 1 0 1 2 1 0 1 15 3
64 2 53 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 2 0 1 2 1 1 0 16 1
65 2 73 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 1 2 1 0 2 1 1 1 17 1
66 2 49 1 1 1 1 1 2 0 1 0 1 0 1 0 1 2 1 0 0 12 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67 2 50 1 1 1 0 1 2 0 1 0 1 2 1 1 0 2 1 2 1 16 2
68 2 73 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 2 1 0 1 2 1 0 1 16 1
69 2 61 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 2 2 1 0 0 16 1
70 2 63 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1 1 0 2 1 0 1 14 1
71 2 62 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 0 0 1 1 2 0 1 1 14 3
72 2 80 1 1 1 2 1 2 0 1 2 1 0 1 1 0 2 0 1 0 15 3
73 2 79 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 0 1 0 1 2 0 0 1 13 2
74 2 49 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 0 2 1 0 2 0 1 1 15 2
75 2 73 1 1 2 1 1 2 0 1 1 1 0 1 1 0 2 1 2 1 17 2

Keaktifan Kegiatan
SIKAP
Jumlah Jumlah Prolanis Jumlah Jumlah
Sikap Kategorik Keaktifan Kategorik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 8 1 11 1 0 0 0 2 2
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 11 1 1 1 0 0 1 2 2
1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 9 2 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 13 2 1 0 0 0 0 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 13 2 1 0 0 0 1 2 2
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 0 0 0 1 2 2
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 1 1 0 0 0 2 3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 1 1 0 0 0 1 2 2
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11 2 1 0 0 0 2 3 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 10 2 1 0 0 0 2 3 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 13 2 0 0 0 0 2 2 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 11 1 0 0 0 0 2 2 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12 1 0 0 0 0 2 2 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13 1 0 0 0 1 2 3 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 1 1 0 0 0 2 3 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 9 2 1 0 0 0 1 2 2
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12 2 1 0 0 0 2 2 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 11 1 0 0 0 0 2 2 2
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 1 1 0 0 0 2 3 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 1 1 0 0 0 1 2 2
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 12 2 1 0 0 0 1 2 2
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13 2 0 0 0 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 2 0 0 0 0 2 0 2
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 1 0 0 0 0 1 1 2
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 13 1 1 0 0 0 2 3 2
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 0 0 0 2 3 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 12 1 1 0 0 0 2 3 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 12 1 1 0 0 0 2 3 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 12 2 0 0 0 0 2 2 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 2 0 0 0 1 2 3 2
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13 2 0 0 0 0 0 0 2
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 1 0 0 0 0 2 2 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 13 1 0 0 0 0 2 2 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 11 1 0 0 0 0 1 1 2
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 0 0 0 0 2 2 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 2 0 0 0 0 2 2 2
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 1 0 0 0 2 2 4 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 1 0 0 0 2 2 4 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 1 0 0 0 1 1 2 2
1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12 1 1 0 0 2 2 5 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 13 2 1 0 0 1 2 4 2
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 12 2 0 0 0 2 2 4 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 2 0 0 0 1 1 2 2
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13 1 0 0 0 1 1 2 2
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 1 1 0 0 1 1 3 2
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 0 0 1 2 4 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 11 1 0 0 0 1 1 2 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 1 0 0 0 2 2 4 2
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 2 0 0 0 2 2 4 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 2 0 0 0 2 2 4 2
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 1 1 0 0 2 2 5 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 1 0 0 0 2 2 4 2
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 1 1 0 0 2 2 5 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 2 0 0 0 2 2 4 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 13 2 1 0 0 2 2 5 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 2 1 0 0 1 1 3 2
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 1 0 0 0 2 2 4 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 1 0 0 0 1 2 3 2
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 11 1 0 0 0 2 2 4 2
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 1 0 0 0 2 2 4 2
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 2 0 0 0 1 1 2 2
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13 1 0 0 0 2 2 4 2
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 1 1 0 0 1 1 3 2
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 12 1 1 0 0 2 2 5 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 2 0 0 0 1 2 3 2
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 2 0 0 0 2 2 4 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 1 1 0 0 1 1 3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 1 0 0 0 1 1 2 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 2 0 0 0 1 1 2 2
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 12 1 0 0 0 1 2 3 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 1 0 0 0 1 1 2 2
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 0 0 0 2 2 4 2
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 12 2 1 0 0 2 2 5 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2 1 0 0 2 2 5 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 13 2 0 0 0 1 1 2 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HASIL UJI UNIVARIAT
Kategori Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid lansia awal (45-60) 26 34,7 34,7 34,7
lansia akhir (>60) 49 65,3 65,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki laki 1 1,3 1,3 1,3
perempuan 74 98,7 98,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 1 68 90,7 90,7 90,7
2 7 9,3 9,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pekerjaan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 47 62,7 62,7 62,7
2 28 37,3 37,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengetahuan 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 1,3 1,3 1,3
1 64 85,3 85,3 86,7
2 10 13,3 13,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 18 24,0 24,0 24,0
1 31 41,3 41,3 65,3
2 26 34,7 34,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 7 9,3 9,3 9,3
1 37 49,3 49,3 58,7
2 31 41,3 41,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 1,3 1,3 1,3
1 4 5,3 5,3 6,7
2 70 93,3 93,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 16 21,3 21,3 21,3
1 53 70,7 70,7 92,0
2 6 8,0 8,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengetahuan 6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 16 21,3 21,3 21,3
1 53 70,7 70,7 92,0
2 6 8,0 8,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 14 18,7 18,7 18,7
1 55 73,3 73,3 92,0
2 6 8,0 8,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 6,7 6,7 6,7
1 58 77,3 77,3 84,0
2 12 16,0 16,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 44 58,7 58,7 58,7
1 13 17,3 17,3 76,0
2 18 24,0 24,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengetahuan 10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 7 9,3 9,3 9,3
1 21 28,0 28,0 37,3
2 47 62,7 62,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 25 33,3 33,3 33,3
1 37 49,3 49,3 82,7
2 13 17,3 17,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 27 36,0 36,0 36,0
1 34 45,3 45,3 81,3
2 14 18,7 18,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 75 100,0 100,0 100,0

Pengetahuan 14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 18 24,0 24,0 24,0
1 49 65,3 65,3 89,3
2 8 10,7 10,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengetahuan 15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 21 28,0 28,0 28,0
1 47 62,7 62,7 90,7
2 7 9,3 9,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan 16

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 9 12,0 12,0 12,0
1 64 85,3 85,3 97,3
2 2 2,7 2,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Pengetahuan kategorik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 16 21,3 21,3 21,3
Cukup 21 28,0 28,0 49,3
Kurang 38 50,7 50,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 1,3 1,3 1,3
1 74 98,7 98,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 3 4,0 4,0 4,0
1 72 96,0 96,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sikap 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 10 13,3 13,3 13,3
1 65 86,7 86,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 17 22,7 22,7 22,7
1 58 77,3 77,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 15 20,0 20,0 20,0
1 60 80,0 80,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 9 12,0 12,0 12,0
1 66 88,0 88,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 9 12,0 12,0 12,0
1 66 88,0 88,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sikap 8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 13 17,3 17,3 17,3
1 62 82,7 82,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Val 0
2 2,7 2,7 2,7
id
1 73 97,3 97,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 6 8,0 8,0 8,0
1 69 92,0 92,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 17 22,7 22,7 22,7
1 58 77,3 77,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 21 28,0 28,0 28,0
1 54 72,0 72,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sikap 13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 20 26,7 26,7 26,7
1 55 73,3 73,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 29 38,7 38,7 38,7
1 46 61,3 61,3 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap 15

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 24 32,0 32,0 32,0
1 51 68,0 68,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

Sikap Kategorik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 49 65,3 65,3 65,3
Buruk 26 34,7 34,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Keaktifan 1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 34 45,3 45,3 45,3
1 41 54,7 54,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Keaktifan 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 51 68,0 68,0 68,0
1 24 32,0 32,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

Keaktifan 3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 75 100,0 100,0 100,0

Keaktifan 4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 61 81,3 81,3 81,3
1 14 18,7 18,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Keaktifan 5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 43 57,3 57,3 57,3
1 32 42,7 42,7 100,0
Total 75 100,0 100,0

Keaktifan Kategorik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Aktif
36 48,0 48,0 48,0
d
Tidak Aktif 39 52,0 52,0 100,0
Total 75 100,0 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HASIL UJI BIVARIAT

Kategori Umur * Keaktifan Kategorik


Crosstabulation

keaktifan kategorik Total


baik tidak baik baik
kategori lansia awal (45-60) Count 14 12 26
umur Expected Count 18,0 8,0 26,0
% within kategori umur 53,8% 46,2% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 26,9% 52,2% 34,7%
% of Total 18,7% 16,0% 34,7%
lansia akhir (>60) Count 38 11 49
Expected Count 34,0 15,0 49,0
% within kategori umur 77,6% 22,4% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 73,1% 47,8% 65,3%
% of Total 50,7% 14,7% 65,3%
Total Count 52 23 75
Expected Count 52,0 23,0 75,0
% within kategori umur 69,3% 30,7% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 69,3% 30,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square 4,489(b) 1 ,034 ,040 ,033
Continuity
3,444 1 ,063
Correction(a)
Likelihood Ratio 4,383 1 ,036 ,064 ,033
Fisher's Exact Test ,040 ,033
Linear-by-Linear
Association 4,429(c) 1 ,035 ,040 ,033 ,024
N of Valid Cases 75
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,97.
c The standardized statistic is -2,105.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Jenis Kelamin * Keaktifan Kategorik
Crosstab

keaktifan kategorik Total


baik tidak baik baik
jenis kelamin laki laki Count 1 0 1
Expected Count ,7 ,3 1,0
% within jenis kelamin 100,0% ,0% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 1,9% ,0% 1,3%
% of Total 1,3% ,0% 1,3%
perempuAN Count 51 23 74
Expected Count 51,3 22,7 74,0
% within jenis kelamin 68,9% 31,1% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 98,1% 100,0% 98,7%
% of Total 68,0% 30,7% 98,7%
Total Count 52 23 75
Expected Count 52,0 23,0 75,0
% within jenis kelamin 69,3% 30,7% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 69,3% 30,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square ,448(b) 1 ,503 1,000 ,693
Continuity
,000 1 1,000
Correction(a)
Likelihood Ratio ,738 1 ,390 1,000 ,693
Fisher's Exact Test 1,000 ,693
Linear-by-Linear
Association ,442(c) 1 ,506 1,000 ,693 ,693
N of Valid Cases 75
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,31.
c The standardized statistic is ,665.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pendidikan Responden * Keaktifan Kategorik

Crosstab

keaktifan kategorik Total


baik tidak baik baik
pendidikan 1 Count 46 22 68
responden Expected Count 47,1 20,9 68,0
% within pendidikan
responden 67,6% 32,4% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 88,5% 95,7% 90,7%
% of Total 61,3% 29,3% 90,7%
2 Count 6 1 7
Expected Count 4,9 2,1 7,0
% within pendidikan
responden 85,7% 14,3% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 11,5% 4,3% 9,3%
% of Total 8,0% 1,3% 9,3%
Total Count 52 23 75
Expected Count 52,0 23,0 75,0
% within pendidikan
responden 69,3% 30,7% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 69,3% 30,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square ,974(b) 1 ,324 ,427 ,303
Continuity
,310 1 ,578
Correction(a)
Likelihood Ratio 1,107 1 ,293 ,427 ,303
Fisher's Exact Test ,427 ,303
Linear-by-Linear
Association ,961(c) 1 ,327 ,427 ,303 ,236
N of Valid Cases 75
a Computed only for a 2x2 table
b 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,15.
c The standardized statistic is -,980.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pekerjaan Responden * Keaktifan Kategorik
Crosstab

keaktifan kategorik Total


baik tidak baik baik
pekerjaan responden 1 Count 37 10 47
Expected Count 32,6 14,4 47,0
% within pekerjaan
responden 78,7% 21,3% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 71,2% 43,5% 62,7%
% of Total 49,3% 13,3% 62,7%
2 Count 15 13 28
Expected Count 19,4 8,6 28,0
% within pekerjaan
responden 53,6% 46,4% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 28,8% 56,5% 37,3%
% of Total 20,0% 17,3% 37,3%
Total Count 52 23 75
Expected Count 52,0 23,0 75,0
% within pekerjaan
responden 69,3% 30,7% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 69,3% 30,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square 5,221(b) 1 ,022 ,037 ,022
Continuity
4,105 1 ,043
Correction(a)
Likelihood Ratio 5,134 1 ,023 ,037 ,022
Fisher's Exact Test ,037 ,022
Linear-by-Linear
Association 5,151(c) 1 ,023 ,037 ,022 ,016
N of Valid Cases 75
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,59.
c The standardized statistic is 2,270.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengetahuan Kategorik * Keaktifan Kategorik
Crosstab

keaktifan kategorik Total


baik tidak baik baik
pengetahuan baik Count 13 3 16
kategorik Expected Count 11,1 4,9 16,0
% within pengetahuan
kategorik 81,3% 18,8% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 25,0% 13,0% 21,3%
% of Total 17,3% 4,0% 21,3%
cukup Count 18 3 21
Expected Count 14,6 6,4 21,0
% within pengetahuan
kategorik 85,7% 14,3% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 34,6% 13,0% 28,0%
% of Total 24,0% 4,0% 28,0%
kurang Count 21 17 38
Expected Count 26,3 11,7 38,0
% within pengetahuan
kategorik 55,3% 44,7% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 40,4% 73,9% 50,7%
% of Total 28,0% 22,7% 50,7%
Total Count 52 23 75
Expected Count 52,0 23,0 75,0
% within pengetahuan
kategorik 69,3% 30,7% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 69,3% 30,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square 7,257(a) 2 ,027 ,029
Likelihood Ratio 7,536 2 ,023 ,029
Fisher's Exact Test 6,922 ,032
Linear-by-Linear
5,135(b) 1 ,023 ,028 ,015 ,009
Association
N of Valid Cases
75

a 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,91.
b The standardized statistic is 2,266.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sikap Kategorik * Keaktifan Kategorik
Crosstab

keaktifan kategorik Total


baik tidak baik baik
sikap kategorik baik Count 38 11 49
Expected Count 34,0 15,0 49,0
% within sikap kategorik 77,6% 22,4% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 73,1% 47,8% 65,3%
% of Total 50,7% 14,7% 65,3%
buruk Count 14 12 26
Expected Count 18,0 8,0 26,0
% within sikap kategorik 53,8% 46,2% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 26,9% 52,2% 34,7%
% of Total 18,7% 16,0% 34,7%
Total Count 52 23 75
Expected Count 52,0 23,0 75,0
% within sikap kategorik 69,3% 30,7% 100,0%
% within keaktifan
kategorik 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 69,3% 30,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi-Square 4,489(b) 1 ,034 ,040 ,033
Continuity
3,444 1 ,063
Correction(a)
Likelihood Ratio 4,383 1 ,036 ,064 ,033
Fisher's Exact Test ,040 ,033
Linear-by-Linear
Association 4,429(c) 1 ,035 ,040 ,033 ,024
N of Valid Cases 75
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,97.
c The standardized statistic is 2,105.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UJI MULTIVARIAT
Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95,0% C.I.for EXP(B)


Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper
Step s.kategorik(1) 1,798 ,857 4,399 1 ,036 6,038 1,125 32,412
1(a) p.kategrik 1,920 2 ,383
p.kategrik(1) -,054 ,931 ,003 1 ,954 ,948 ,153 5,879
p.kategrik(2) -1,262 ,963 1,719 1 ,190 ,283 ,043 1,868
ur 1,085 3,503 28 0,300 2,248 0.485 6,281
ur(1) ,000 49226,160 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(2) -3,007 56841,466 ,000 1 1,000 ,049 ,000 .
ur(3) -,766 48803,601 ,000 1 1,000 ,465 ,000 .
ur(4) 68543665
20,346 40193,002 ,000 1 1,000 ,000 .
8,879
ur(5) 41287771
19,839 40193,002 ,000 1 1,000 ,000 .
7,387
ur(6) -1,209 56841,466 ,000 1 1,000 ,299 ,000 .
ur(7) 89459094
20,612 40193,002 ,000 1 1,000 ,000 .
8,602
ur(8) 27496920
40,155 56841,466 ,000 1 ,999 93905733 ,000 .
00,000
ur(9) 70405199
20,372 40193,002 ,000 1 1,000 ,000 .
5,056
ur(10) 58679284
43,216 56841,466 ,000 1 ,999 96134400 ,000 .
000,000
ur(11) 21716664
42,222 46916,352 ,000 1 ,999 06715476 ,000 .
000,000
ur(12) 15882527
41,909 48803,601 ,000 1 ,999 ,000 .
56320742

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


000,000
ur(13) 44640571
19,917 40193,002 ,000 1 1,000 ,000 .
7,725
ur(14) 43218927
40,608 56841,466 ,000 1 ,999 46155254 ,000 .
00,000
ur(15) 52437476
20,078 40193,002 ,000 1 1,000 ,000 .
1,415
ur(16) 77911199
41,197 56841,466 ,000 1 ,999 53787890 ,000 .
00,000
ur(17) 29010744
40,209 56841,466 ,000 1 ,999 62799890 ,000 .
00,000
ur(18) 22959352
19,252 40193,002 ,000 1 1,000 ,000 .
2,623
ur(19) 84417413
20,554 40193,002 ,000 1 1,000 ,000 .
5,869
ur(20) ,000 56841,466 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(21) 43218927
40,608 56841,466 ,000 1 ,999 47146814 ,000 .
00,000
ur(22) 15348551
18,849 40193,002 ,000 1 1,000 ,000 .
6,216
ur(23) -,452 56841,466 ,000 1 1,000 ,636 ,000 .
ur(24) -1,262 56841,466 ,000 1 1,000 ,283 ,000 .
ur(25) 73845677
41,143 49226,161 ,000 1 ,999 57067290 ,000 .
00,000
ur(26) 41312733
40,563 46189,650 ,000 1 ,999 87323858 ,000 .
00,000
ur(27) 16603895
41,954 56841,466 ,000 1 ,999 30679431 ,000 .
000,000
ur(28) -,726 48819,745 ,000 1 1,000 ,484 ,000 .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pkrjaan(1) ,810 ,782 1,072 1 ,300 2,248 ,485 10,422
Constant -20,751 40193,002 ,000 1 1,000 ,000
Step s.kategorik(1) 1,689 ,806 4,390 1 ,036 5,417 1,115 26,308
2(a) ur 0,985 3,921 28 0,108 2,814 0,831 7,402
ur(1) ,000 49226,069 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(2) -1,689 56841,387 ,000 1 1,000 ,185 ,000 .
ur(3) ,000 49226,069 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(4) 21267705
21,478 40192,890 ,000 1 1,000 ,000 .
88,176
ur(5) 12906706
20,978 40192,890 ,000 1 1,000 ,000 .
77,185
ur(6) ,000 56841,387 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(7) 21929757
21,509 40192,890 ,000 1 1,000 ,000 .
28,265
ur(8) 83505860
41,266 56841,387 ,000 1 ,999 35135600 ,000 .
00,000
ur(9) 21267705
21,478 40192,890 ,000 1 1,000 ,000 .
88,176
ur(10) 45231542
42,956 56841,387 ,000 1 ,999 78240380 ,000 .
000,000
ur(11) 21062927
42,191 47909,561 ,000 1 ,999 13198152 ,000 .
000,000
ur(12) 26097583
42,406 49226,069 ,000 1 ,999 78172921 ,000 .
000,000
ur(13) 95880336
20,681 40192,890 ,000 1 1,000 ,000 .
4,203
ur(14) 48181004
40,716 56841,387 ,000 1 ,999 92188870 ,000 .
00,000
ur(15) 91381529
20,633 40192,890 ,000 1 1,000 ,000 .
4,288

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ur(16) 26097583
42,406 56841,387 ,000 1 ,999 77423822 ,000 .
000,000
ur(17) 83505860
41,266 56841,387 ,000 1 ,999 35135600 ,000 .
00,000
ur(18) 50931778
20,049 40192,890 ,000 1 1,000 ,000 .
9,338
ur(19) 15763772
21,178 40192,890 ,000 1 1,000 ,000 .
95,797
ur(20) ,000 56841,387 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(21) 48181004
40,716 56841,387 ,000 1 ,999 92188870 ,000 .
00,000
ur(22) 38528228
19,769 40192,890 ,000 1 1,000 ,000 .
9,107
ur(23) ,550 56841,387 ,000 1 1,000 1,733 ,000 .
ur(24) ,000 56841,387 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(25) 26097583
42,406 49226,069 ,000 1 ,999 77885275 ,000 .
000,000
ur(26) 13564951
41,751 46124,710 ,000 1 ,999 66426295 ,000 .
000,000
ur(27) 45231542
42,956 56841,387 ,000 1 ,999 78240380 ,000 .
000,000
ur(28) ,000 49226,069 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
pkrjaan(1) ,550 ,697 ,623 1 ,430 1,733 ,442 6,791
Constant -21,753 40192,890 ,000 1 1,000 ,000
Step s.kategorik(1) 1,521 ,762 3,982 1 ,046 4,577 1,027 20,387
3(a) ur 0,973 3,515 28 0,116 1,256 0,549 8,014
ur(1) ,000 49225,972 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(2) -1,521 56841,303 ,000 1 1,000 ,218 ,000 .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ur(3) ,000 49225,972 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(4) 16154703
21,203 40192,772 ,000 1 1,000 ,000 .
87,006
ur(5) 10172901
20,740 40192,772 ,000 1 1,000 ,000 .
12,109
ur(6) ,000 56841,303 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(7) 17740866
21,297 40192,772 ,000 1 1,000 ,000 .
12,988
ur(8) 57022730
40,885 56841,303 ,000 1 ,999 61632940 ,000 .
00,000
ur(9) 16154703
21,203 40192,772 ,000 1 1,000 ,000 .
87,006
ur(10) 26097518
42,406 56841,303 ,000 1 ,999 05274143 ,000 .
000,000
ur(11) 14504149
41,818 48500,417 ,000 1 ,999 16459897 ,000 .
000,000
ur(12) 26097518
42,406 49225,972 ,000 1 ,999 05274143 ,000 .
000,000
ur(13) 80773519
20,510 40192,772 ,000 1 1,000 ,000 .
3,503
ur(14) 57022730
40,885 56841,303 ,000 1 ,999 61632940 ,000 .
00,000
ur(15) 75513291
20,442 40192,772 ,000 1 1,000 ,000 .
9,211
ur(16) 26097518
42,406 56841,303 ,000 1 ,999 05274143 ,000 .
000,000
ur(17) 57022730
40,885 56841,303 ,000 1 ,999 61632940 ,000 .
00,000
ur(18) 45295779
19,931 40192,772 ,000 1 1,000 ,000 .
4,764

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ur(19) 12588937
20,953 40192,772 ,000 1 1,000 ,000 .
25,348
ur(20) ,000 56841,303 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(21) 57022730
40,885 56841,303 ,000 1 ,999 61632940 ,000 .
00,000
ur(22) 36960654
19,728 40192,772 ,000 1 1,000 ,000 .
8,441
ur(23) ,000 56841,303 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(24) ,000 56841,303 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
ur(25) 26097518
42,406 49225,972 ,000 1 ,999 05274143 ,000 .
000,000
ur(26) 11456002
41,582 45923,291 ,000 1 ,999 28205708 ,000 .
000,000
ur(27) 26097518
42,406 56841,303 ,000 1 ,999 05274143 ,000 .
000,000
ur(28) ,000 49225,972 ,000 1 1,000 1,000 ,000 .
Constant -21,203 40192,772 ,000 1 1,000 ,000
a Variable(s) entered on step 1: s.kategorik, p.kategrik, ur, pkrjaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4 : Dokumentasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai