Contoh Tesisku
Contoh Tesisku
2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2983
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA HIPERTENSI
TENTANG HIPERTENSI TERHADAP KEAKTIFAN DALAM
KEGIATAN PROLANIS DI PUSKESMAS BERASTAGI
KABUPATEN KARO TAHUN 2017
SKRIPSI
OLEH
JOIS FRANSISKA GINTING
NIM : 131000650
OLEH
JOIS FRANSISKA GINTING
NIM : 131000650
2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Menurut WHO, tekanan darah yang normal bagi orang dewasa adalah 120/80
mmHg. Akan tetapi, jika tekanan darah sistolik yaitu antara 120-139 dan tekanan
distolik antara 80-89, dan itu juga masih bisa di sebut dengan tekanan darah yang
normal. Program Penanggulangan Penyakit Kronis (prolanis) adalah suatu sistem
pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi
yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka
pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis
untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang
efektif dan efisien.
Jenis penelitian ini adalah metode penelitian survei, dengan survei analitik.
Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi serta melihat pengaruh dari pengetahuan dan sikap
terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi. Populasi dalam
penelitian ini adalah jumlah seluruh peserta yang terdaftar dalam kegiatan Prolanis di
Puskesmas Berastagi, yaitu berjumlah 75 orang. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah total sampling yaitu sebanyak 75 orang. Data dikumpulkan
dengan menggunakan kuesioner yang dianalisis secara univariat dengan
mendeskripsikan variabel-variabel univariat, secara bivariat dengan menggunakan uji
chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi karakteristik yaitu 74 orang
perempuan, 49 orang lansia akhir, 68 orang berpendidikan rendah serta 47 orang
bekersa pada kategori informal. Distribusi kategori pengetahuan yaitu 16 orang baik,
21 orang cukup dan 38 orang kurang. Distribusi kategori sikap yaitu 49 orang baik
dan 26 orang kurang baik. Distribusi kategori keaktifan yaitu 36 orang aktif dan 39
orang tidak aktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai
pengaruh signifikan terhadap keaktifan dalam kegiatan Prolanis adalah variabel umur
(p = 0,034 < p = 0,05), pekerjaan (p = 0,02 < p = 0,05), pengetahuan (p = 0,027 < p
= 0,05), dan sikap (p = 0,034 < p = 0,05). Sedangkan variabel yang tidak
berpengaruh adalah variabel jenis kelamin dan pendidikan.
Disarankan kepada Puskesmas Berastagi agar lebih mengupayakan promosi
kesehatan kepada masyarakat untuk lebih sadar akan kepentingan kesehatan dan
bekerja sama dengan tokoh masyarakat atau tokoh agama yang berada di wilayah
kerja puskesmas, sehingga informasi yang seharusnya sampai ke masyarakat akan
lebih cepat di terima oleh masyarakat serta peningkatan kualitas hidup optimal
dengan indikator 75% dari BPJS dapat lebih cepat tercapai.
iii
iv
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
2017” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Untuk
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu S.H, M.Hum., selaku rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Dr. Lita Sri Andayani SKM, M.Kes, selaku Ketua Departemen Pendidikan
arahan petunjuk dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
arahan petunjuk dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, arahan petunjuk dan saran-
8. Kepala Puskesmas yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penenlitian.
9. Kedua orang tua tersayang ayahanda Cepat Ginting dan Ibunda Ester Br Purba,
serta adik tercinta Samuel Prananta Ginting dan Karyn Veronica Br Ginting yang
10. Semua pihak yang telah berjasa dan tak dapat disebutkan satu persatu atas
11. Seluruh rekan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat 2013 dan PKIP 2013
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah memberi dukungan dan
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
vi
Akhir kata penulis berdoa semoga bantuan dan bimbingan yang telah
diberikan oleh semua pihak mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa, penulis
mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.
Penulis
vii
Halaman
viii
ix
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
xii
xiii
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 4 Dokumentasi
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Ayahanda Cepat Ginting dan Ibunda
Ester Br Purba. Alamat penulis berada di Jalan Jamin Ginting Desa Rumah
tahun 2000 dan selesai pada tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Dasar Negeri No. 040455 Berastagi pada tahun 2001 dan selesai pada
tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010, kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Berastagi pada tahun 2010 dan selesai pada tahun
xv
PENDAHULUAN
seluruh dunia, sehingga terjadi pergeseran tren kesehatan. Badan Kesehatan Dunia
bergeser dari Penyakit Menular menjadi Penyakit Tidak Menular (PTM). Penyakit
Tidak Menular juga dikenal sebagai penyakit kronis. Beberapa PTM yang
menyita banyak perhatian adalah Diabetes Melitus dan Hipertensi. Penyakit Tidak
negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana hampir 80% dari kematian
kurang beruntung secara sosial akan sakit dan mati lebih cepat dari orang-orang
dengan posisi sosial yang lebih tinggi. Dalam pengaturan sumber daya rendah,
biaya kesehatan untuk Penyakit Jantung, Kanker, Diabetes atau Penyakit Paru-
kemiskinan. Biaya pengobatan yang mahal dan berjangka panjang, memaksa 100
juta orang jatuh ke dalam kemiskinan setiap tahunnya. Strategi dari WHO dalam
epidemiologi Penyakit Tidak Menular dan faktor risiko terkait, serta mendukung
kesehatan yaitu dari Penyakit Menular menjadi Penyakit Tidak Menular. Data
penyakit tidak menular, dari hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan Asma
(4,5%), Penyakit Paru Obstruksi Kronis (3,7%), Kanker (1,4%), Diabetes Melitus
Jantung (0,13%), Stoke (57,9%), Gagal Ginjal Kronik (0,2%), Batu Ginjal (0,6%)
waktu lama dan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM adalah penyakit
kronik yang dapat mengganggu ekonomi penderita dan keluarganya. Selain itu,
(2016) menyatakan diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin yang baik absolut maupun relatif.
Olahraga atau aktivitas fisik berguna sebagai pengendali kadar gula darah dan
penurunan berat badan pada penderita diabetes mellitus. Dari hasil yang sudah
dilakukan didapati perilaku olahraga paling banyak yaitu pada kategori sedang.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan didapati kadar glukosa darah sewaktu
paling banyak pada kategori normal. Ada hubungan antara perilaku olahraga
yang memiliki tingkat hipertensi paling tinggi di dunia yaitu sebanyak 72% pada
orang dewasa yang usianya di atas 50 tahun. Tim peneliti yang dibentuk oleh
WHO yang bernama SAGE atau Strategic Advisory Group of Expert menemukan
prevalensi hipertensi pada hampir 72% orang dewasa di negara Rusia. Angka
prevalensi yang lebih rendah terdapat di beberapa negara seperti 58% di Meksiko,
Menurut WHO, tekanan darah yang normal bagi orang dewasa adalah
120/80 mmHg. Akan tetapi, jika tekanan darah sistolik yaitu antara 120-139 dan
tekanan distolik antara 80-89, dan itu juga masih bisa di sebut dengan tekanan
darah yang normal. WHO mencatat pada tahun 2013 sedikitnya sejumlah 839 juta
kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar
29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih banyak pada wanita
(30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi
angka penderita hipertensi. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi
penyakit hipertensi 25.8% dari penduduk Indonesia. Pada tahun 2016 Survei
meningkat menjadi 32.4%. Ini berarti ada peningkatan sekitar tujuh persen, angka
hipertensi terus meningkat karena faktor resikonya di antara masyarakat juga terus
melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 %, tertinggi di Bangka
2016 tercatat 50.162 orang penderita hipertensi. Penderita hipertensi dapat dilihat
dari kategori umur yaitu, 18-44 tahun berjumlah 14.984 orang (29,87%), 45-55
tahun berjumlah 12.560 orang (25,03%), >55 tahun berjumlah 22.618 orang
6.643 orang, Dairi dengan jumlah 5.652 orang, Asahan dengan jumlah 5.421
orang, Pemantang Siantar dengan jumlah 4.055 orang. Pada tahun 2015, tercatat
Hipertensi. Jumlah penderita Hipertensi di Kabupaten Karo pada tahun 2015 yaitu
yang memiliki jumlah pasien Hipertensi yaitu 2.264 orang (Profil Kesehatan
peserta berisiko sedang, dan 651 peserta berisiko tinggi. Sementara untuk kategori
sedang, dan 2.093 peserta berisiko tinggi (Profil Kesehatan Karo, 2016).
Melitus Tipe II dan Hipertensi. Upaya yang dilakukan yaitu dengan membuat
kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta
BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup
yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta
penyakit. Sasaran dari prolanis yaitu seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang
penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi. Adapun aktifitas dalam kegiatan
Prolanis, 2014).
ditemukan, ditandai oleh kenaikan tekanan darah diatas nilai normal yang dapat
yang sudah didapatkan maka Pada kedua kelompok latihan terdapat penurunan
bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik setelah senam Prolanis selama 4
minggu berturut-turut.
melitus dan hipertensi (2264) adalah nomor empat tertinggi di wilayah kerja
belum terlaksana dengan baik, karena melihat jumlah peserta prolanis sangat
Puskesmas lebih dari 100 orang, serta kurangnya promosi kesehatan yang
dilakukan oleh petugas seperti tidak adanya spanduk dan pemberian leaflet.
semakin modern dimana petani yang pada dasarnya bertani di kebun sendiri
Faktor penyebab penyakit Hipertensi maupun Diabetes, dilihat dari aktivitas tubuh
yang sering dilakukan oleh para petani, selain untuk mempercepat selesainya
zaman. Jenis makanan yang dikonsumsi juga berubah. Pada awalnya masyarakat
Karo mengkonsumsi hasil tani dan ternak mereka untuk menjadi makan sehari-
hari, baik itu sayur-sayuran, buah, ikan, atau pun daging hewan. Seiring
cepat saji. Adakalanya masyarakat lupa untuk mengkonsumsi hasil tani yang
mereka miliki karena untuk di perjual belikan. Suku karo juga mempunyai
makanan khas yang mengandung lemak tinggi (B1 dan B2), dan kebiasaan
tubuh.
Diabetes Melitus 30 orang. Peserta prolanis yang aktif mengikuti kegiatan setiap
Karo.
1. Bagi Puskesmas
TINJAUAN PUSTAKA
kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun sosial, dan
spiritual, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti
memasuki usia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja
(pensiun) atau usila (usia lanjut) berlaku produktif secara sosial, yakni
mempunyai kegiatan.
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
10
2.2 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
1. Tahu (know); diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
baru.
yang menanyakan tentang isi yang ingin diukur dari subjek penelitian.
1. Cara Tradisional
Cara ini telah dipakai oleh sebelum adanya kebudayaan dan bahkan
dipecahkan.
2. Cara Modern
Cara ini disebut “Metode Penelitian Ilmiah” atau lebih populer disebut
seseorang, yaitu :
1. Pendidikan
lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa
diperkenalkan kepadanya.
2. Pekerjaan
langsung.
3. Umur
ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau
4. Minat
mendalam.
5. Pengalaman
dalam kehidupannya.
7. Informasi
2.3 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-
Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu merupakan
(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
tingkatan, yakni :
1. Menerima (receiving)
dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-
2. Merespons (responding)
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan
diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti
3. Menghargai (valuing)
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu
tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai
segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya seorng ibu
2.4 Tindakan
diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktik kesehatan,
atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan. Oleh sebab itu indikator praktik
dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak
Perilaku ini antara lain mencakup: membuang air besar di jamban (WC),
membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk mandi, cuci,
Menurut Green dan Kreuter (1991) pada tahun 1980, merupakan model
yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan
urutan sangat logis untuk program promosi kesehatan. Dasar dari model ini adalah
akhirnya mendesain serta intervensi yang diarahkan untuk mencapai hasil yang
dari seseorang.
kesehatan.
1. ZOLA
seorang individu.
lain.
2. KADUSHIN
3. ANDERSON (1968)
kesehatan.
yang ada.
4. ROSENS TOCK
2.7 Keaktifan
keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris, dari
kata activity yang berarti kegiatan. Sedangkan dalam kamus besar bahasa
Indonesia kontemporer disebut aktivitas berasal dari kata kerja yang berarti giat,
adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir
sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98).
berikut :
a. Target pada zona aman paling sedikit sebesar 50% (lima puluh persen)
setiap bulan.
b. Target pada zona prestasi paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh
Prolanis. RPPB di lakukan pada tiga bulan terakhir setelah kegiatan dilakukan
a. Aktif, jika peserta hadir 4 kali dalam sebulan dihitung dalam tiga bulan
terakhir.
b. Tidak aktif, jika peserta hadir < 4 kali dalam sebulan dihitung tiga bulan
terakhir.
2.8.1 Pengertian
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
jangka lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung koroner, dan otak (menyebabkan stoke) bila tidak dideteksi secara dini
tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu,
partisipasi semua pihak baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi,
dikendalikan (kemenkes,2013).
Penyakit yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi ini merupakan
faktor utama dari perkembangan penyakit jantung dan stoke. Penyakit hipertensi
juga disebut sebagai “the silent diseases” karena tidak terdapat tanda-tanda atau
gejala yang dapat dilihat dari luar. Perkembangan hipertensi berjalan secara
pada hipertensi esensial. Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing atau
hipertensi esensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi
komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung
(Setiawan, 2008).
berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5
juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya.
Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-
masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-
1. Berdasarkan Penyebab
hipertensi.
(pil KB).
hypertension)
1. Hipertensi Pulmonal
pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan
pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan,
kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean
Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg atau
"mean" tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat atau
lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan katup
b Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.
mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada
yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan
Stenosis arteri ginjal adalah suatu kondisi yang harus mendapat perhatian
2. Gagal ginjal
darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi pada penderita ini terutama
disebabkan oleh kegagalan ginjal dalam mengatur jumlah garam dan air
3. Kelelahan noradrenalin
5. Alkohol
rutin.
6. Stres
dalam jangka waktu pendek dengan cara mengaktifkan bagian otak dan
otomatis.
obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat
dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari X - }) sendok teh (6
minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat
berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 me nit dengan frekuensi 3-5 x
per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan
Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi
adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa,gajih).
garam natrium.
makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung
garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat mulai menjamur terutama di
memilih makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan, kurang
berusia di atas 40 tahun, bahkan ada yang sudah terserang mulai umur sekitar 30
tahun.
tersebut disebabkan pola makan yang salah dan kecendrungan gemar merokok.
Nikotin dalam rokok merupakan salah satu faktor pengundang datangnya sumber
beberapa penyakit termasuk hipertensi. Pola makan lama yang tinggi serat dan
disuguhkan.
faktor penyebab utama timbulnya hipertensi setelah kebiasaan makan yang buruk,
penyakit degeneratif seperti hipertensi. Usaha hidup sehat dan mengenal cara-cara
hidup sehat dari segala aspek kehidupan dan lingkungan akan memperkecil risiko
2.10.1 Pengertian
kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk
2.10.2 Program
Defenisi :
Sasaran :
edukasi.
Langkah-langkah :
Definisi :
Sasaran :
Langkah-langkah :
pengelola.
reminder).
4. Home Visit.
Definisi :
(PPDM)
Langkah-langkah :
Visit
kesehatan peserta
2.10.3 Tujuan
kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar
yang berkunjung ke fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki hasil baik pada
2.10.4 Sasaran
ini yaitu seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis (Diabetes
Menurut Green dan Kreuter (1991) pada tahun 1980, merupakan model
yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan
urutan sangat logis untuk program promosi kesehatan. Dasar dari model ini adalah
akhirnya mendesain serta intervensi yang diarahkan untuk mencapai hasil yang
dari seseorang.
kesehatan.
1 Faktor Predisposisi
a Karakteristik
PROMOSI
b Pengetahuan
KESEHATAN c Sikap
d
Perilaku
Dan
Pendidikan 2 Faktor Pendukung
kebiasaan
kesehatan a Fasilitas
Kesehatan
b Sarana dan Kualitas
Kesehatan
prasarana hidup
c Ekonomi
Kebijakan
3 Faktor Penguat Lingkungan
regulasi
a Keluarga
organisasi
b Petugas
Kesehatan
c Tokoh
Masyarakat
d Tokoh Agama
Variabel Independen
Variabel Dependen
1 Karakteristik yaitu umur, jenis
METODE PENELITIAN
penelitian survei dengan survei analitik. Penelitian analitik adalah penelitian yang
(Notoatmodjo, 2012).
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan selesai.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
41
dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh peserta yang terdaftar dalam kegiatan
3.3.2 Sampel
Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 maka
seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Sampel yang diambil dari penelitian
dengan peserta Prolanis yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
1. Umur
Umur adalah lama waktu perjalanan hidup responden yang dihitung sejak
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjan
dll).
1. Pengetahuan Responden
a. Baik, apabila nilai yang diperoleh ≥75% dari seluruh skor yang
diperoleh.
b. Cukup, apabila nilai yang diperoleh 40-75% dari seluruh skor yang
diperoleh.
c. Kurang, apabila nilai yang diperoleh <40% dari seluruh skor yang
diperoleh.
2. Sikap Responden
a Sikap Baik, apabila nilai yang diperoleh ≥75% dari seluruh skor yang
diperoleh.
b Sikap Kurang, apabila nilai yang diperoleh <40% dari seluruh skor
yang diperoleh.
1. Keaktifan Responden
responden :
b. Tidak aktif, apabila responden hadir sekali dalam sebulan dalam tiga
bulan terakhir.
2. Hο diterima jika p> α (0,05) maka tidak terdapat hubungan antara variabel
Analisis data yang dilakukan adalah uji regresi logistic dengan α 0,05
Berastagi. Uji regresi logistic digunakan bila variabel independen lebih dari satu
variabel yang dihubungkan dengan satu variabel dependen yang bersifat dikotomi
(binary), yaitu variabel yang hanya terdiri dari dua nilai (Notoatmodjo, 2013).
HASIL PENELITIAN
Berastagi berada di Jalan Veteran yang merupakan satu jalan utama di Sumatera
Sebelah Utara ( Kabupaten Deli Serdang), sebelah Timur (Kecamatan Tiga Panah
Luas wilayah kerja Puskesmas Berastagi adalah 19,5 Km2 yang terdiri dari
empat desa dan empat kelurahan, dengan jumlah penduduk 38.126 jiwa. Dimana
sebanyak 18.980 jiwa. Batas wilayah kerja Puskesmas Berastagi yang ditetapkan
hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke fasilitas
kesehatan tingkat pertama memiliki hasil baik pada pemeriksaan spesifik terhadap
48
penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat
berlangsung kurang lebih 3 tahun. Kegiatan yang rutin dilakukan yaitu senam,
(98,7%) dan laki-laki satu orang (1,3%), sebagian besar responden pada kelompok
umur terbanyak adalah usia lansia awal (45-60 tahun) yaitu 43 orang (57,3%) dan
(tidak sekolah/tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP) yaitu sebanyak 71 orang
sebanyak 47 orang (62,7%) dan pekerja formal (Guru, PNS) sebanyak 28 orang
(37,3%).
4.2.2.1 Pengetahuan
NO PERNYATAAN Jawaban
n %
1. Hipertensi yaitu
a.Peningkatan tekanan darah lebih dari 140-159 mmHg 10 13,3
b.Peningkatan tekanan darah 64 85,4
c.Penyakit yang menyebabkan stroke 1 1,3
Tahun 2017 bahwa responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik
cukup dan pengetahuan dengan kategori kurang yaitu sebanyak 38 orang (50,7%).
4.2.2.2 Sikap
Tidak
Uraian Jawaban Sikap dengan Pertanyaan Setuju
No Setuju
Negatif
n % n %
10. Jika mengalami tekanan darah tinggi, akan sembuh 69 92,0 8 8,0
sendiri tanpa melakukan tindakan apa pun
11 Hipertensi yang tidak ditanggulangi akan sembuh 58 77,3 17 22,7
dengan sendirinya
12 Mengkonsumsi obat hipertensi adalah metode yang 54 72,0 21 28,0
paling tepat untuk menurunkan tekanan darah bila
dibandingkan dengan mengikuti kegiatan
penanggulangan penyakit kronis
13 Bila mengalami tekanan darah tinggi akan sembuh 55 73,3 20 26,7
sendiri tanpa harus melakukan tindakan apa pun
14 Lebih mendahulukan pekerjaan rumah dari pada 46 61,3 29 38,7
mengutamakan senam setiap minggu
15 Merasa lebih baik mengobati penyakit hiperensi 51 68,0 24 32,0
dari pada membuang waktu mengikuti penyuluhan
yang setuju yaitu terdaftar sebagai peserta BPJS, dan mengikuti kegiatan Prolanis
mengikuti kegiatan Prolanis untuk mengontrol tekanan darah agar tetap normal
hipertensi tidak akan sembuh dengan sendirinya yaitu sebanyak 58 orang (77,3%).
Sikap responden yang tidak setuju dalam mengkonsumsi obat hipertensi adalah
metode yang paling tepat untuk menurunkan tekanan darah bila dibandingkan
(72,0%).
(65,3%), dan sikap responden yang dikategorikan kurang yaitu sebanyak 26 orang
(34,7%).
n % n % n %
1. Mengikuti senam sebanyak empat kali 41 54,7 34 45,3 75 100,0
dalam sebulan secara rutin di
Puskesmas dalam tiga bulan terakhir
2. Mengikuti pemeriksaan tekanan darah 24 32,0 51 68,0 75 100,0
di Puskesmas secara rutin dalam tiga
bulan terakhir
3. Mendapatkan edukasi terkait penyakit 0 ,0 75 100,0 75 100,0
hipertensi dari petugas kesehatan
secara rutin dalam tiga bulan terakhir
4. Mengikuti konsultasi penyakit 14 18,7 61 81,3 75 100,0
hipertensi yang dilakukan oleh petugas
kesehatan secara rutin dalam 3 bulan
terakhir
5. Mengukuti penyuluhan yang diadakan 32 42,7 43 57,3 75 100,0
setelah selesai senam Prolanis secara
rutin dalam 3 bulan terakhir
(aktif) adalah mengikuti senam sebanyak empat kali dalam sebulan secara rutin di
penyuluhan yang diadakan setelah selesai senam prolanis secara rutin yaitu
(52,0%).
Hasil uji bivariat responden pada penelitian ini mencakup hubungan jenis
1. Jenis Kelamin
Keaktifan
Total
Jenis Kelamin Ya Tidak
P
n % n % n %
Laki-laki 1 100,0 0 ,0 1 100,0 1,000
Perempuan 51 68,9 23 31,1 74 100,0
kegiatan Prolanis.
berarti p > 0,05 keputusan uji Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin penderita hipertensi
2. Umur
kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel
berikut :
Keaktifan
Total
Umur Ya Tidak P
n % n % n %
Lansia Awal (45-60
14 53,8 12 46,2 26 100,0
tahun)
0,034
Lansia Akhir
38 77,6 11 22,4 49 100,0
(>60tahun)
lansia awal (45-60 tahun), sebanyak 14 orang (53,8%) aktif dalam kegiatan
akhir (>60 tahun) sebanyak 49 orang terdapat 38 orang (77,6%) dalam kegiatan
berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
3. Pendidikan
kegiatan Prolanis di Puskesmas Berastagi Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel
berikut :
Keaktifan
Total
Pendidikan Ya Tidak P
n % n % n %
Rendah (Tidak Tamat
46 67,6 22 32,4 68 100,0
SD, Tamat SD, Tamat
SMP) 0,427
Tinggi (Tamat SMA,
6 85,7 1 14,3 7 100,0
Sarjana)
berpendidikan rendah (tidak tamat SD, Tamat SD, Tamat SMP) terdapat 46 orang
berarti p > 0,05 keputusan uji Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
4. Pekerjaan
Keaktifan
Total
Pekerjaan Ya Tidak P
n % n % n %
Informal (petani,
37 78,7 10 21,3 47 100,0
pedagang, IRT) 0,022
Formal (Guru, PNS) 15 53,6 13 46,4 28 100,0
orang pekerja formal (Guru, PNS) terdapat 15 orang (53,6) aktif dalam mengikuti
berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
Keaktifan
Total
Pengetahuan Ya Tidak P
n % n % n %
Baik 13 81,3 3 18,8 16 100,0
Cukup 18 85,7 3 14,3 21 100,0 0,027
Kurang 21 55,3 17 44,7 38 100,0
berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
2017.
kegiatan Prolanis di Pusksmas Berastagi Kabupaten Karo dapat di lihat pada tabel
berikut :
Keaktifan
Total
Sikap Ya Tidak P
n % n % n %
Baik 38 77,5 11 22,4 49 100,0
0,034
kurang 14 53,6 12 46,2 26 100,0
sikap baik terdapat 38 orang (77,5%) aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di
dengan sikap kurang terdapat 14 orang (53,6%) aktif dalam mengikuti kegiatan
berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
variabel dengan nilai p.value> 0,05 dikeluarkan secara bertahap (step by step)
oleh komputer dan yang menjadi hasil analisis uji regresi logistik akan terlihat
Hasil uji regresi logistik dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) secara
Berdasarkan Tabel 4.14 dari nilai Exp (B) atau OR (Odds Ratio) dapat
sikap peserta Prolanis menyatakan bahwa apabila sikap responden baik maka
PEMBAHASAN
Prolanis
5.1.1 Umur
(34,7%) responden dengan umur 45-60 tahun sebanyak 14 orang (53,8%) aktif
dan 12 orang (46,2%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di Puskesmas
umur > 60 tahun terdapat 38 orang (77,6%) aktif dan 11 orang (22,4%) tidak aktif
Rata-rata umur responden adalah 62,91 tahun dengan median 62 tahun. Jika
dilihat dari batasan umur responden yang paling muda adalah 46 tahun sedangkan
yang paling tua adalah 101 tahun. Uji statistik Chi-square didapatkan nilai p =
0,034 hal ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur penderita hipertensi dengan
2017.
kegiatan Prolanis. Yang menjadi mayoritas dalam kegiatan Prolanis adalah lansia,
karena penyakit hipertensi rentan dialami oleh orang yang lanjut usia. Umur
Berbicara tentang perilaku manusia itu selalu unik, artinya tidak sama antar dan
65
inter manusianya baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun
mencapai suatu tujuan. Dengan adanya need atau kebutuhan dalam diri seseorang
maka akan muncul motivasi atau penggerak (Widayatun, 2009). Berdasarkan hasil
observasi peneliti, semakin tua umur seseorang maka akan semakin dewasa,
sehingga lebih berkomitmen dan bertanggung jawab untuk mengerjakan suatu hal
yang memberi manfaat bagi dirinya. Selain itu, ada juga teori yang mendukung
pelayanan kesehatan yaitu kelompok umur yang sangat muda dan kelompok umur
aktif dan 23 orang (31,1%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis di
hal ini berarti p > 0,05 keputusan uji Ho diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin penderita
hipertensi dalam kegiatan Prolanis dalam penelitian ini. Menurut asumsi peneliti
jenis kelamin bukan lah suatu faktor yang dapat memengaruhi kehadiran dalam
mengikuti kegiatan Prolanis. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki hak
puskesmas. Jenis kelamin juga bukanlah suatu penyebab untuk mencari informasi
keputusan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai-nilai sosial budaya,
hasil jaringan interaksi yang kompleks, keputusan tersebut dapat dibuat oleh
wanita itu sendiri, atau oleh suaminya, anggota keluarga, tokoh masyarakat dan
lainnya (Andersen, 1998). Teori tersebut tidak sejalan dengan survei yang
dilakukan oleh peneliti, bahwa tokoh masyarakat dapat memberikan dampak bagi
bidang kesehatan.
yang berjenis kelamin laki-laki hanya satu orang. Berdasarkan hasil pengamatan
peneliti budaya menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya jumlah peserta
5.1.3 Pendidikan
pendidikan lebih tinggi akan dapat menerima informasi dan memahami dengan
(90,7%) responden yang berpendidikan rendah (Tidak tamat SD, Tamat SD,
Tamat SMP) terdapat 46 orang (67,6%) aktif dan 22 orang (32,4%) aktif dalam
dari 7 orang (9,3%) responden yang berpendidikan tinggi (Tamat SMA, Sarjana)
terdapat 6 orang (85,7%) aktif dan 1 orang (14,3%) tidak aktif dalam mengikuti
Uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,427 hal ini berarti p > 0,05
keputusan uji Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
informasi terutama dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga dan memperluas
Namun berdasarkan penelitian dan setelah dilakukan olahan data, latar belakang
5.1.4 Pekerjaan
(78,7%) aktif dan 10 orang (21,3%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan Prolanis
dengan pekerjaan formal (Guru, PNS) terdapat 15 orang (53,6%) aktif dan 13
Berastagi Kabupaten Karo. Uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,022 hal
ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
banyak aktif dalam kegiatan Prolanis. Menurut asumsi peneliti hal itu disebabkan
karena responden pekerja informal tidak memiliki waktu yang terikat dengan
pekerjaan mereka, sehingga waktu yang digunakan untuk kegiatan Prolanis dapat
dengan bekerja sehingga hanya hanya sebagian responden yang dapat meluangkan
pengetahuan baik, sebanyak 4 orang (5,3%) pengetahuan cukup dan satu orang
Karo Tahun 2017 bahwa responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori
baik yaitu sebanyak 16 orang (21,3%) ,21 orang (28,0%) dengan kategori
orang (50,7%).
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
(Notoatmojo, 2007). Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap
yang positif, maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng. Sebaliknya apabila
perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan
pertanyaan dengan sikap responden yang baik adalah terdaftar sebagai peserta
(86,7%) dan sikap responden yang kurang sebanyak 10 orang (13,3%). Sikap
tekanan darah agar tetap normal sebanyak 66 orang (88,0%) sedangkan sikap
tekanan darah agar tetap normal yaitu 9 orang (12,0%). Sikap responden terhadap
(22,7%). Sikap responden yang baik dalam mengkonsumsi obat hipertensi adalah
metode yang paling tepat untuk menurunkan tekanan darah bila dibandingkan
sikap responden yang dikategorikan baik yaitu sebanyak 49 orang (65,3%), dan
Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari
langsung dilihat tetapi hanya dapat menafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
merupakan evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang
responden dengan pengetahuan baik terdapat 13 orang (81,3%) aktif dan 3 orang
orang (85,7%) aktif dan 3 orang (14,3%) tidak aktif dalam mengikuti kegiatan
Berastagi Kabupaten Karo. Pada hasil analisis statistik dengan uji Chi-square
menunjukkan p = 0,027, ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga
Kabupaten Karo Tahun 2017. Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan
yang lebih banyak. Menurut asumsi peneliti responden dengan pengetahuan yang
kurang namun jumlah yang lebih banyak aktif cenderung disebabkan oleh faktor
dalam kegiatan Prolanis dari ajakan teman sebaya, tetangga atau dukungan
namun aktif adanya keinginan responden untuk mengisi waktu yang kosong serta
menambah teman dalam kegiatan. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
diperoleh melalui mata dan telinga pengetahuan atau kognitif merupakan domain
responden dengan sikap baik terdapat sebanyak 38 orang (77,5%) aktif dan 11
kurang terdapat 14 orang (53,6%) aktif dan 12 orang (46,2%) tidak aktif dalam
secara rinci dari hasil penelitian analisis statistik dengan uji Chi-square
Dari hasil penelitian ini ada hubungan sikap dengan keaktifan responden
Sikap adalah salah satu dari faktor predisposing yang meliputi pengetahuan,
kesehatan di dukung dengan biaya yang di bebankan bukan lah suatu kendala
karena kegiatan tersebut geratis. Kemauan yang dimiliki oleh responden untuk
0,046 dikatakan berpengaruh karena nilai ρ < 0,05. Dimana dari nilai Exp (B) atau
sebesar 1,521 pada sikap peserta Prolanis menyatakan bahwa apabila sikap
6.1 Kesimpulan
tamat SD, Tamat SD, Tamat SMP) sebanyak 71 orang (94,7%) serta
kategori baik yaitu dari 49 orang (65,3%) dan buruk 26 orang (34,7%).
value = 0,027.
76
0,034.
6.2 Saran
Karo yang memiliki pengetahuan kurang dan sikap yang baik, jika dilihat dari
1 Bagi Puskesmas
sudah tidak dating selama tiga bulan serta bagi peserta yang tekanan
untuk melihat peran petugas serta peran keluarga karena dalam penelitian
ini hal tersebut tidak dimunculkan dan di uji secara statistik. Disarankan
Petunjuk pengisian :
Isilah data berikut ini dengan benar beri tanda √ pada kotak yang
disediakan!
Umur :
Pekerjaan :
I. VARIABEL INDEPENDEN
1. PENGETAHUAN
Petunjuk pengisian :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar, dengan memberi tanda (X)
b. Sukarela (1)
c. Diwajibkan (0)
5 Prolanis adalah...?
Kesehatan (2)
Prolanis?
c. Masyarakat (1)
Petugas Kesehatan?
minggu?
a. 2 kali (1)
b. Sekali (2)
Untuk soal no 16-17 jawablah pertanyaan berikut dengam memilih jawaban lebih
dari satu.
a Mengkonsumsi alkohol
b Setres
c Merokok
d Mengkonsumsi garam
e Mengkonsumsi daging
f Kurang berolahraga
a. Mimisan
b. Pusing / Migren
c. Sakit kepala
d. Kelelahan
e. Penglihatan buram
f. Sulit bernafas
a. Konsultasi Medis
b. Reminder
c. Home Visit
d. Penyuluhan
e. Senam
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
Keterangan :
PILIHAN JAWABAN
NO PERNYATAAN TIDAK
SETUJU SETUJU
1 0
1 Saya akan pergi ke Puskesmas untuk
berkonsultai jika Penyakit Hipertensi saya
kambuh
2 Jika saya terkena Penyakit Hipertensi, maka
saya akan mendaftarkan diri untuk menjadi
peserta Prolanis
3 Karena saya terdaftar sebagai peserta BPJS ada
baiknya jika saya mengikuti kegiatan Prolanis
yang ada di Puskesmas
4 Saya akan menjaga kesehatan saya tetap
terkontrol dengan mengikuti kegiatan Prolanis
5 Saya akan mengutamakan kegiatan prolanis
daripada kegiatan lainnya
6 Mengikuti kegiatan prolanis untuk mengkontrol
kadar gula darah saya agar tetap normal
7 Kegiatan Prolanis merupakan kegiatan yang
dapat membantu saya dalam mengatasi
Penyakit Hipertensi
8 Jika Prolanis tidak ada lagi, apakah anda masih
melakukan pemeriksaan kesehatan ke
Puskesmas?
9 Jika pelayanan Prolanis dikenakan biaya,
apakah anda bersedia mengikutinya?
0 1
Petunjuk pengisian :
Pilihlah jawaban YA dan TIDAK dengan cara memberi tanda (√) pada
PILIHAN JAWABAN
NO PERTANYAAN TINDAKAN
YA TIDAK
1 0
1 Siminggu sekali saya mengikuti senam yang
diadakan di Puskesmas dalam sebulan teraktir
2 Saya mengikuti pemeriksaan tekanan darah di
Puskesmas secara rutin dalam sebulan terakhir
3 Saya mendapatkan edukasi terkait Penyakit
Hipertensi dari Petugas Kesehatan di Puskesmas
dalam sebulan terakhir
4 Saya mengikuti konsultasi dalam hal Penyakit
Hipertensi yang dilakukan oleh Petugas
Kesehatan di Puskesmas dalam sebulan terakhir
5 Saya mengikuti penyuluhan yang diadakan
setelah selesai senam prolanis dalam sebulan
terakhir
PENGETAHUAN
Nama Jumlah Jumlah
NO JK Umur Pddikan PK
Responden Pengetahuan Kategorik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 61 1 1 1 0 0 2 2 2 0 1 1 0 2 2 2 2 2 2 21 2
2 2 73 1 1 2 2 0 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 25 2
3 2 73 1 1 1 0 0 2 1 0 1 0 0 2 1 2 2 2 1 1 16 2
4 2 53 1 1 1 2 0 2 2 0 1 0 2 2 1 2 2 2 1 1 21 2
5 2 50 1 1 2 2 0 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 24 1
6 2 82 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 0 2 1 2 2 2 2 2 25 2
7 2 48 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 0 2 1 0 2 2 1 1 19 1
8 2 53 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 0 2 0 0 2 2 1 1 20 1
9 2 69 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 0 2 1 2 2 0 2 1 20 2
10 2 64 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 0 0 0 2 2 1 1 1 18 2
11 2 51 1 1 2 1 1 2 1 0 1 1 0 2 2 1 2 0 2 1 19 1
12 2 59 1 1 1 2 2 2 2 0 0 1 0 2 0 0 2 1 2 1 18 2
13 2 66 1 1 2 2 1 2 0 1 2 1 0 2 2 2 2 1 0 1 21 2
14 2 67 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 0 0 2 1 1 1 20 3
15 1 101 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 0 0 1 1 2 0 0 0 14 2
16 2 74 1 1 1 0 2 2 2 0 0 1 0 1 0 2 2 1 1 1 16 3
17 2 85 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 0 2 1 1 2 2 1 1 23 3
18 2 73 1 1 1 0 2 2 1 2 1 1 0 2 1 1 2 0 1 1 18 2
Keaktifan Kegiatan
SIKAP
Jumlah Jumlah Prolanis Jumlah Jumlah
Sikap Kategorik Keaktifan Kategorik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 8 1 11 1 0 0 0 2 2
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 11 1 1 1 0 0 1 2 2
1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 9 2 1 0 0 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 13 2 1 0 0 0 0 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 13 2 1 0 0 0 1 2 2
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 0 0 0 1 2 2
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 1 1 0 0 0 2 3 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14 1 1 0 0 0 1 2 2
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 11 2 1 0 0 0 2 3 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid lansia awal (45-60) 26 34,7 34,7 34,7
lansia akhir (>60) 49 65,3 65,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki laki 1 1,3 1,3 1,3
perempuan 74 98,7 98,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pendidikan Responden
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 47 62,7 62,7 62,7
2 28 37,3 37,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 1,3 1,3 1,3
1 64 85,3 85,3 86,7
2 10 13,3 13,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 18 24,0 24,0 24,0
1 31 41,3 41,3 65,3
2 26 34,7 34,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 7 9,3 9,3 9,3
1 37 49,3 49,3 58,7
2 31 41,3 41,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 1,3 1,3 1,3
1 4 5,3 5,3 6,7
2 70 93,3 93,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 16 21,3 21,3 21,3
1 53 70,7 70,7 92,0
2 6 8,0 8,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 16 21,3 21,3 21,3
1 53 70,7 70,7 92,0
2 6 8,0 8,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 14 18,7 18,7 18,7
1 55 73,3 73,3 92,0
2 6 8,0 8,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 5 6,7 6,7 6,7
1 58 77,3 77,3 84,0
2 12 16,0 16,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 44 58,7 58,7 58,7
1 13 17,3 17,3 76,0
2 18 24,0 24,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 7 9,3 9,3 9,3
1 21 28,0 28,0 37,3
2 47 62,7 62,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 25 33,3 33,3 33,3
1 37 49,3 49,3 82,7
2 13 17,3 17,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 27 36,0 36,0 36,0
1 34 45,3 45,3 81,3
2 14 18,7 18,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2 75 100,0 100,0 100,0
Pengetahuan 14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 18 24,0 24,0 24,0
1 49 65,3 65,3 89,3
2 8 10,7 10,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 21 28,0 28,0 28,0
1 47 62,7 62,7 90,7
2 7 9,3 9,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan 16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 9 12,0 12,0 12,0
1 64 85,3 85,3 97,3
2 2 2,7 2,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Pengetahuan kategorik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 16 21,3 21,3 21,3
Cukup 21 28,0 28,0 49,3
Kurang 38 50,7 50,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 1 1,3 1,3 1,3
1 74 98,7 98,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 3 4,0 4,0 4,0
1 72 96,0 96,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 10 13,3 13,3 13,3
1 65 86,7 86,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 17 22,7 22,7 22,7
1 58 77,3 77,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 15 20,0 20,0 20,0
1 60 80,0 80,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 9 12,0 12,0 12,0
1 66 88,0 88,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 9 12,0 12,0 12,0
1 66 88,0 88,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 13 17,3 17,3 17,3
1 62 82,7 82,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 9
Sikap 10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 6 8,0 8,0 8,0
1 69 92,0 92,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 17 22,7 22,7 22,7
1 58 77,3 77,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 21 28,0 28,0 28,0
1 54 72,0 72,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 20 26,7 26,7 26,7
1 55 73,3 73,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 29 38,7 38,7 38,7
1 46 61,3 61,3 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap 15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 24 32,0 32,0 32,0
1 51 68,0 68,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Sikap Kategorik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 49 65,3 65,3 65,3
Buruk 26 34,7 34,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Keaktifan 1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 34 45,3 45,3 45,3
1 41 54,7 54,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 51 68,0 68,0 68,0
1 24 32,0 32,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Keaktifan 3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 75 100,0 100,0 100,0
Keaktifan 4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 61 81,3 81,3 81,3
1 14 18,7 18,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Keaktifan 5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 43 57,3 57,3 57,3
1 32 42,7 42,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Keaktifan Kategorik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Aktif
36 48,0 48,0 48,0
d
Tidak Aktif 39 52,0 52,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
Chi-Square Tests
Chi-Square Tests
Crosstab
Chi-Square Tests
Chi-Square Tests
Chi-Square Tests
a 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,91.
b The standardized statistic is 2,266.
Chi-Square Tests