Contoh Makalah-Sistem-Proteksi-Transmisi-Tenaga-Listrik
Contoh Makalah-Sistem-Proteksi-Transmisi-Tenaga-Listrik
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka muncul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana ketentuan dari proteksi tegangan tinggi ?
2. Jenis-jenis proteksi apa yang baik untuk transmisi tegangan tinggi?
3. Bagaimana system proteksi bekerja pada transmisi tegangan tinggi?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk menegetahui dan mendiskripsikan system proteksi yamg baik
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Proteksi adalah pengaman yang digunakan untuk mengurangi kerusakan peralatan-
peralatan listrik akibat adanya gangguan (kondisi abnormal). Semakin cepat reaksi
perangkat proteksi yang digunakan, maka semakin sedikitlah pengaruh gangguan terhadap
kemungkinan kerusakan alat. Sehingga daerah yang terganggu dapat segera di lokalisir dan
mencegah terjadinya black out. Agar sistem proteksi dapat dikatakan baik dan benar (dapat
bereaksi dengan cepat, tepat dan murah), maka diadakan pemilihan dengan seksama
dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : <1>
1. Macam saluran yang di amankan
2. Pentingannya saluran yang dilindungi
3. Kemungkinan banyaknya terjadi gangguan
4. Teknekonomis sistem yang digunakan
saluran transmisi udara ini rawan terhadap sambaran petir yang menghasilkan gelombang
berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu,
dalam pusat listrik harus ada Lightning Arrester (penangkal petir) yang berfungsi
menangkal gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit
listrik.Pada sistem transmisi juga harus memiliki pengaman dari gelombang berjalan yang
dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga seperti Relay dan Circuit
Breaker. Adapun macam-macamnya sebagai berikut: <1>
1. Macam-macam relay :
a. relay over current
b. relay differential current
c. relay ground volt
d. relay contactor
2. Macam-macam Circuit Breaker
a. Air Circuit Breaker
4
Proteksi sistem tenaga listrik adalah pengisolasian kondisi abnormal pada sistem TL untuk
meminimalkan pemadaman dan kerusakan yang lebih lanjut. Dalam merancang sistem
proteksi, dikenal beberapa falsafah proteksi, yaitu: <3>
1. Ekonomi : Peralatan proteksi mempunyai nilai ekonomis.
2. Selektif : Dapat mendeteksi dan mengisolasi adanya gangguan.
3. Ketergantungan : Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan.
4. Sensitif : Mampu mengenali gangguan, sesuai setting yang ditentukan,
walau gangguannya kecil sekalipun.
5. Cepat : Mampu bekerja dalam waktu yang sesingkat mungkin.
6. Stabil : Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang normal
7. Keamanan : memastikan proteksi tidak bekerja jika tidak terjadi gangguan
1. Relay
sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan atau keadaan
abnormal lainnya (fault detection ).
2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya
ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50,
tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN.
3. Pemutus Tenaga ( PMT )
7
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang
mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu
beberapa mili detik (10 – 20 ms).
2. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi
gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui
settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja
relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus
yang mengerjakan relay.
3. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari
besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin
kecil waktu tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap
pabrik dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik
waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :Standar invers, Very inverse,
Extreemely inverse
b. Relay hubung tanah
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa
dengan tanah, maka relay hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu
yang sangat singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi
kerusakan yang sangat banyak.
c. Relay diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya
dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan
arus yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu
trafo arus (CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan
listrik yang diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang
diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder
transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay
pengaman dipasang antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal
tidak akan ada arus Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan
listrik yang diamankan (external fault), maka arus yang mengalir akan
9
bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan pada
kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk
gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka
arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan
keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan
mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2.
Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan
ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay
pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang
mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus
mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka relai pengaman
akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit
breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat
diisolir. Adapun gambar kerja dari relai differensial seperti gambar dibawah
ini.
d. Relay jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi.
Rele jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan
impedansi saluran yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena
impedansi pada saluran besarnya akan sebanding dengan panjang saluran.
Oleh karena itu, rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan
yang terjadi, tetapi tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap
rele proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja.
Tergantung rele yang dipakai.
10
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang
terlihat dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka
impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat ditentukan. Perhitungan
impedansi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Vf
Zf = Dimana:
If
Zf = Impedansi (ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan
Gambar 4, <2>
Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik. Namun,
untuk pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada saluran
masuk ke gardu induk dan di saluran keluar garu induk. Sehingga jika jaringan
transmisis terjadi gangguan, maka gardu induk tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi
kerusakan, maka kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat tanah dipasang
diatas kawat fasa yang berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir.
Sehingga pemasanggannya berada diseluruh jaringan transmisi tenaga listrik. <2>
Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena jaringan
tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke jaringan distribusi
dan seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan secara baik
maka energi listrik tidak akan terputus-putus. Pencegahan gangguan bertujuan untuk
mengecilkan dari frekuensi terjadinya hambatan penyaluran energi listrik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada sistem transmisi tegangan tinggidiperlukan adanya sistem proteksidengan
tujuan :
a. Mengamankan peralatan terhadapkerusakan akibat gangguan.
b. Melokalisir sehingga pemadamanbagi konsumen diusahakan minimaldan
sesingkat mungkin.
c. Mencegah runtuhnya sistem ,sehingga pemadaman total (black-out)dapat
dihindari.
2. Jenis-jenis proteksi yang baik untuk transmisi tegangan tinggi.
a. Peka/sensitive
b. Andal/reliability
c. Sederhana / simplicity
14
d. Murah / economy
3. Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik :
a. Relay
b. Kawat tanah
c. PMT
d. Trafo arus / trafo tegangan
4. Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena
jaringan tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke
jaringan distribusi dan seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi
menyalurkan secara baik maka energi listrik tidak akan terputus-putus.
DAFTAR PUSTAKA