Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran
daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang
serius dalam perencanaannya. Sistem transmisi sendiri merupakan sistem dinamis
kompleks yang parameter‐parameter dan keadaan sistemnya berubah secara terus menerus.
Oleh karena itu strategi pengamanan harus disesuaikan dengan perubahan dinamis tersebut
dalam hal desain dan seting peralatannya.
Salah satu hal yang penting dalam sistem tenaga adalah menjaga agar sistem tetap
stabil dan memiliki keandalan yang bagus. Untuk mendapatkan hal ini, cara yang
digunakan antara lain pemasangan peralatan-perlatan proteksi pada sistem tenaga. Saluran
udara tegangan tinggi merupakan salah satu komponen dalam sistem tenaga listrik yang
sering mengalami gangguan. Gangguan pada saluran udara dapat disebabkan oleh hubung
singkat, beban lebih , surja petir, topan, cuaca buruk, dan lain lain. Gangguan ini dapat
menyebabkan terganggunya kelangsuangan operasi dan kerusakan peralatan pada sistem
tenaga listrik.
Proteksi pada saluran transmisi mempunyai peran yang sangat penting dalam
proteksi sistem tenaga, karena saluran transmisi merupakan saluran penghubung antara
pembangkit dan pusat-pusat beban yang terbentang pada jarak yang jauh yang melalui
daerah-daerah dengan bermacam-macam kondisi cuaca dan kondisi tanah, sehingga
saluran transimsi merupakan sasaran utama dari kebanyakan gangguan-gangguan yang
terjadi pada sistem tenaga.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka muncul permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana ketentuan dari proteksi tegangan tinggi ?
2. Jenis-jenis proteksi apa yang baik untuk transmisi tegangan tinggi?
3. Bagaimana system proteksi bekerja pada transmisi tegangan tinggi?

C. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk menegetahui dan mendiskripsikan system proteksi yamg baik
2

2. Untuk mengetahui pemasangan system proteksi


3. Untuk mengetahui manfaat system proteksi
4. Untuk mengetahui Komponen apa saja yang dipakai
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disususn dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teiritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan
pengetahuan tentang system proteksi pada system tegangan tinggi. Secara praktis makalah
ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis , sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan tentang
system proteksi
2. Pembaca/dosen, sebagai media informasi tentang system proteksi
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
Proteksi adalah pengaman yang digunakan untuk mengurangi kerusakan peralatan-
peralatan listrik akibat adanya gangguan (kondisi abnormal). Semakin cepat reaksi
perangkat proteksi yang digunakan, maka semakin sedikitlah pengaruh gangguan terhadap
kemungkinan kerusakan alat. Sehingga daerah yang terganggu dapat segera di lokalisir dan
mencegah terjadinya black out. Agar sistem proteksi dapat dikatakan baik dan benar (dapat
bereaksi dengan cepat, tepat dan murah), maka diadakan pemilihan dengan seksama
dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : <1>
1. Macam saluran yang di amankan
2. Pentingannya saluran yang dilindungi
3. Kemungkinan banyaknya terjadi gangguan
4. Teknekonomis sistem yang digunakan
saluran transmisi udara ini rawan terhadap sambaran petir yang menghasilkan gelombang
berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu,
dalam pusat listrik harus ada Lightning Arrester (penangkal petir) yang berfungsi
menangkal gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit
listrik.Pada sistem transmisi juga harus memiliki pengaman dari gelombang berjalan yang
dapat berasal dari pembukaan dan penutupan pemutus tenaga seperti Relay dan Circuit
Breaker. Adapun macam-macamnya sebagai berikut: <1>
1. Macam-macam relay :
a. relay over current
b. relay differential current
c. relay ground volt
d. relay contactor
2. Macam-macam Circuit Breaker
a. Air Circuit Breaker
4

b. Oil Circuit Breaker


c. Vacum Circuit Breaker
d. SF6 Circuit Breaker

B. Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik


Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada
peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluaran
tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi
listrik (substation distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik
dengan aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar
jika terjadi gangguan peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak
mengalami kerusakan. Ini juga termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala.
Jika proteksi bekerja dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi
tenaga listrik dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan tersebut
terjadi gangguan, maka pengaman-pengaman yang terpasang harus bekerja demi
mengamankan sistem dan manusia yang sedang melakukan perawatan.<2>
Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama
adalah transmisi dengan tegangan sebesar 500kv. Ini merupakan transmisi yang sangat
tinggi. Karena di Indonesia masih menggunakan sistem 500 kv. Kategori yang kedua
adalah transmisi dengan tegangan sebesar 150 kv. Dan yang ketiga adalah transmisi 75 kv.
Untuk dibawah 75 kv selanjutnya dinamakan dengan distribusi tenaga listrik.<2>
Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system
tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem,
sistem merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangat singkat dapat
diamankan. Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu
lama. Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :
1. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.
2. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
3. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri
oleh manusia <2>
5

Proteksi sistem tenaga listrik adalah pengisolasian kondisi abnormal pada sistem TL untuk
meminimalkan pemadaman dan kerusakan yang lebih lanjut. Dalam merancang sistem
proteksi, dikenal beberapa falsafah proteksi, yaitu: <3>
1. Ekonomi : Peralatan proteksi mempunyai nilai ekonomis.
2. Selektif : Dapat mendeteksi dan mengisolasi adanya gangguan.
3. Ketergantungan : Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan.
4. Sensitif : Mampu mengenali gangguan, sesuai setting yang ditentukan,
walau gangguannya kecil sekalipun.
5. Cepat : Mampu bekerja dalam waktu yang sesingkat mungkin.
6. Stabil : Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang normal
7. Keamanan : memastikan proteksi tidak bekerja jika tidak terjadi gangguan

Manfaat Sistem Proteksi adalah sebagai berikut : <1>

1. Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat


gangguan (kondisi abnormal operasisistem). Semakin cepat reaksi perangkat
proteksi yang digunakan maka akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada
kemungkinan kerusakan alat.
2. Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi sekecil
mungkin.
3. Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada
konsumen dan juga mutu listrik yang baik.
4. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

Tujuan proteksi system proteksi : < 3 >

1. Mengurangi kerugian produksi


2. Menempatkan dan memisahkan peralatan dari gangguan
3. Mengetahui dari jenis gangguan
4. Melindungi keseluruhan dari system
5. Mengurangi kerusakan dan memeperbaiki harga
6. Mengurangi waktu produksi
7. Mencegah panas dan medan magnetic yang berlebih peralatan dari akibar dari
kegagalan yang terjadi
8. Melindungi dari jatuh tegangan unutk mempertahankan kesetabilan
6

9. Untuk melindungi keselamatan dari pegawai yang bekerja

C. Peralatan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik <2>

Gambar 1 ,peralatan proteksi. <5>

Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik diantaranya adalah :

1. Relay
sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan atau keadaan
abnormal lainnya (fault detection ).
2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya
ground wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35 atauSt 50,
tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN. 
3. Pemutus Tenaga ( PMT )
7

Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian instalasi dengan


bagian instalasi lain, baik instalasi dalam keadaan normal maupun dalam keadaan
terganggu. Batas dari bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT
atau lebih.
4. Trafo arus / trafo tegangan
Trafo arus (CT) diperlukan untuk mengisolasi rangkaian sekunder (seperti rele
pengukur dan meteran)dari rangkaian (daya) primer. Menyediakan besaran sisi
sekunder trafo yang sebanding dengan besaran sisi primernya.
Rating sisi primer trafo arus biasanya dipilih sama dengan atau lebih sama besar
dari arus normal beban penuh dari rangkaian yang dilindungi
D. Cara Kerja Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik <2>
1. Relay

Gambar 2 . Rangkaian Proteksi Relay <4>

a. Relay arus lebih


Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa arus lebih, maka
dalam waktu yang singkat relay arus lebih akan bekerja sehingga jaringan
transmisi akan tidak terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka
jaringan transmisi akan terhubung kembali. Macam-macam karakteristik
relay arus lebih :
1. Relay waktu seketika (Instantaneous relay)
8

Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang
mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu
beberapa mili detik (10 – 20 ms).
2. Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi
gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui
settingnya (Is), dan jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja
relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus
yang mengerjakan relay.
3. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari
besarnya arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin
kecil waktu tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap
pabrik dapat membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik
waktunya dibedakan dalam tiga kelompok :Standar invers, Very inverse,
Extreemely inverse
b. Relay hubung tanah
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa
dengan tanah, maka relay hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu
yang sangat singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi
kerusakan yang sangat banyak.
c. Relay diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya
dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan
arus yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu
trafo arus (CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan
listrik yang diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang
diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder
transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay
pengaman dipasang antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal
tidak akan ada arus Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan
listrik yang diamankan (external fault), maka arus yang mengalir akan
9

bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan pada
kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk
gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka
arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan
keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan
mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2.
Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan
ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay
pengaman, tetapi setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang
mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu, akan menyebabkan arus
mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka relai pengaman
akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit
breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat
diisolir. Adapun gambar kerja dari relai differensial seperti gambar dibawah
ini.

Gambar 3, gangguan diluar dan didalam daerah pengaman. <2>

d. Relay jarak 
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi.
Rele jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan
impedansi saluran yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena
impedansi pada saluran besarnya akan sebanding dengan panjang saluran.
Oleh karena itu, rele jarak tidak tergantung oleh besarnya arus gangguan
yang terjadi, tetapi tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap
rele proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja.
Tergantung rele yang dipakai. 
10

Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang
terlihat dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka
impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat ditentukan. Perhitungan
impedansi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Vf
Zf = Dimana:
If
Zf = Impedansi (ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan

Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan


yang terukur dengan impedansi setting, dengan ketentuan:
a) Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi
seting relai maka relai akan trip.
b) Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi
setting relai maka relai akan tidak trip.
2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari
sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan
sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini
merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat pasif. Jika terjadi
sambaran petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir langsung ketanah.
Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus adalah yang
memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka arus yang
mengalir tidak bisa cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau terjadinya
flashover antara kawat dasa dengan kawat tanah.
3. Pemutus tenaga (PMT)
PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan
menutup baik secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi
sedang dalam pemeliharaan, maka jaringan transmisi dapat diputus sementara.

E. Penerapan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik <2>


11

Gambar 4, <2>

Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik. Namun,
untuk pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada saluran
masuk ke gardu induk dan di saluran keluar garu induk. Sehingga jika jaringan
transmisis terjadi gangguan, maka gardu induk tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi
kerusakan, maka kerusakannya minimal. Kecuali kawat tanah. Kawat tanah dipasang
diatas kawat fasa yang berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir.
Sehingga pemasanggannya berada diseluruh jaringan transmisi tenaga listrik. <2>

F. Pencegahan Gangguan Transmisi Tenaga Listrik <2>

Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena jaringan
tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke jaringan distribusi
dan seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan secara baik
maka energi listrik tidak akan terputus-putus. Pencegahan gangguan bertujuan untuk
mengecilkan dari frekuensi terjadinya hambatan penyaluran energi listrik.

1. Usaha Memperkecil Terjadinya Gangguan


Cara yang ditempuh, antara lain: 
a. Membuat alat proteksi sesuai dengan fungsinya masing-masing dan dapat
bekerja dengan cepat jika terjadi gangguan sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada sistem jaringan.
b. Menyetting relay proteksi sesuai dengan waktu kerjanya. Arus atau tegangan
kerja relay harus lebih besar dari arus dan tegangan normal, sehingga relay
dapat bekerja sesuai fungsinya
c. Membuat isolasi yang baik untuk semua peralatan transmisi
12

d. Membuat koordinasi isolasi yang baik antara ketahanan isolasi peralatan


transmisi dan penangkal petir (arrester)
e. Memakai kawat tanah dan membuat tahanan tanah pada kaki menara sekecil
mungkin, serta selalu mengadakan pengecekan
f. Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh dan mengurangi
atau menghindarkan sebab-sebab gangguan karena hubungsingkat dan
sambaran petir.
g. Pemasangan yang baik, artinya pada saat pemasangan harus mengikuti
peraturan-peraturan yang berlaku
h. Menghindari kemungkinan kesalahan operasi, yaitu dengan membuat prosedur
tata cara operasional (standing operational procedur) dan membuat jadwal
pemeliharaan yang rutin
i. Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi terhadap
sambaran petir
j. Memasang lightning arrester (penangkal petir) untuk mencegah kerusakan pada
peralatan akibat sambaran petir.
2. Usaha Mengurangi Kerusakan Akibat Gangguan
Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh akibat gangguan, antara lain sebagai
berikut:
a. Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan memakai
pengaman dan pemutus beban dengan kapasitas pemutusan yang memadai yang
di perintah otomatis oleh relay proteksi.
b. Merencanakan agar bagian sistem yang terganggu bila harus dipisahkan dari
sistem tidak akan menganggu operasi sistem secara keseluruhan atau
penyaluran tenaga listrik ke jaringan distribusi tidak terganggu.
c. Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan, yaitu dengan
memakai pengatur tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan
generator memadai.
13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pada sistem transmisi tegangan tinggidiperlukan adanya sistem proteksidengan
tujuan :
a. Mengamankan peralatan terhadapkerusakan akibat gangguan.
b. Melokalisir sehingga pemadamanbagi konsumen diusahakan minimaldan
sesingkat mungkin.
c. Mencegah runtuhnya sistem ,sehingga pemadaman total (black-out)dapat
dihindari.
2. Jenis-jenis proteksi yang baik untuk transmisi tegangan tinggi.
a. Peka/sensitive
b. Andal/reliability
c. Sederhana / simplicity
14

d. Murah / economy
3. Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik :
a. Relay
b. Kawat tanah
c. PMT
d. Trafo arus / trafo tegangan
4. Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena
jaringan tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke
jaringan distribusi dan seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi
menyalurkan secara baik maka energi listrik tidak akan terputus-putus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sistem proteksi tegangan tinggi.,Hasbullah, MT., Teknik ElektroFPTK UPI


2. http://noenchandra.blogspot.com/2011/05/peralatan-proteksi-jaringan-
transmisi.html
3. Proteksi Saluran Transmisi.,System Transmisi Dan Distribusi., Cristof Naek HT. ,
Fakultas Teknik UI
4. http://aguspurbaproteksi.blogspot.com/2012/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
5. http://www.scribd.com/doc/76920095/Proteksi-Sistem-Tenaga-Listrik
15

Anda mungkin juga menyukai