ID Keselamatan Olahraga Melalui Buku Pedoman Keselamatan Dalam Olahraga
ID Keselamatan Olahraga Melalui Buku Pedoman Keselamatan Dalam Olahraga
2, Oktober 2015
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk penyempurnaan dan mensosialisasikan buku
pedoman yang telah dikembangkan sebelumnya, melalu uji pakar dan uji praktisi,
yang terdiri dari pakar olahraga, pakar kesehatan dan pakar buku pedoman.
Sedangkan uji praktisi dilakukan oleh guru-guru di jenjang SD, SMP dan SMA
dengan minimal memiliki kualifikasi Master. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pengembangan menurut Gall and Gall (2003:570),
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan teknik kuesioner
kepada para pakar dan praktisi melalui form penilaian, sedangkan analisis data
yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil dan
pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan buku
pedoman keselamatan olahraga sebagai panduan ataupun petujuk praktis
terhadap upaya pencegahan terhadap resiko kecelakaan dalam pembelajaran
penjasorkes sangat penting bagi guru/pelatih dan siswa. Buku pedoman
diharapkan dapat dikembangkan segera dan dicetak dalam bentuk buku ataupun
booklet yang mudah digunakan, sehingga diharapkan nantinya dapat menunjang
penampilan siswa/atlet dalam proses belajar/berlatihnya, disamping itu pula,
pengembangan buku pedoman keselamatan olahraga memiliki asas manfaat yang
baik berdasarkan hasil sosialisasi kepada siswa-siswa yang akan menggunakan
buku pedoman tersebut. Dari kesimpulan ini, dapat disarankan agar buku yang
telah di uji pakar maupun praktisi ini dapat dicetak dan sebarkan kepada
guru/dosen, pelatih, siswa/mahasiswa dan juga masayarakat umum untuk
dimanfaatkan sebagai buku utama dalam pencegahan aktifitas berolahraga.
Abstract
This study aims to refine and disseminate manuals that have been developed
before. In this second test experts and practitioners test, which consists of sports
experts, health experts and expert handbook. While the practitioners testing
conducted by teachers in elementary, junior high and high school with a minimum
have a Masters qualification. The method used in this research is the development
of a method according to Gall and Gall (2003: 570), the data collection techniques
used technique is to use a questionnaire to the experts and practitioners through
assessment form, while the analysis of the data used is descriptive qualitative
analysis. Based on the results and discussion are carried out, it can be concluded
that the existence of sports safety handbook as a guide against efforts to prevent
the risk of accidents in penjasorkes study is very important conducted by
educators/trainers ,W¶V FRXOG be developed immediately and printed in the form of a
book or booklet that is easy to use, so that expected later to support the
appearance of the student/athlete in the process of learning/training, in addition to
that, the development of sports safety handbook has good benefits based on the
principle of socialization results to students who will use the manual. From this
conclusion, it can be suggested that the books have been in testing experts and
practitioners can print and distribute to teachers / lecturers, trainers, students and
general community to be used as a primer of the activity in the prevention of
exercise.
program olahraga sehingga berjalan dalam berlatih bagi atlet dan pelatih
dengan baik dan lancar. menjadi keniscayaan.
Berbeda dengan olahraga Mencermati kondisi di atas,
prestasi yang dimaksudkan untuk maka berdasarkan hasil penelitian
meningkatkan kemampuan dan potensi tentang pentingnya unsur keselamatan
atlet dalam rangka meningkatkan dalam olahraga tercermin dalam temuan
harkat dan martabat bangsa melalui yaitu banyaknya cedera yang dialami
sebuah prestasi, maka proses oleh para siswa SD Negeri di Kabupaten
pelaksanaanya harus dirancang serta Bantul pada waktu mengikuti proses
direncanakan secara komprehensif aktivitas olahraga seperti cedera ringan,
sehingga unsur-unsur pendukung wajib yaitu berupa: cedera lecet pada bagian
dikembangkan melalui; pusat penelitian tungkai dan perdarahan pada bagian
dan pengembangan IPTEKS kaki (Rahajeng, 2006;1). Sementara di
keolahragaan, sentra pembinaan, Buleleng-Bali, berdasarkan hasil diskusi
pendidikan dan pelatihan atlet dan dengan beberapa pendidik dan pelatih
tenaga keolahragaan, sarana dan di berbagai pertemuan seperti seminar,
prasarana, sistem pemanduan bakat workshop keolahragaan diperoleh
dan yang lainnya secara terpadu dan informasi bahwa secara ekplisit cedera
berkesinambungan. ringan pada siswa dan atlet sering
Olahraga prestasi sering identik terjadi seperti keseleo dan terkilir dan
dengan pencapaian target, namun yang lainnya. Secara lebih jauh para
sering terjadi hanya karena mengejar pendidik/pelatih juga menyatakan
target pelatih mengabaikan unsur-unsur bahwa secara khusus pedoman
lain seperti keselamatan dan keamanan keselamatan dalam aktifitas belajar dan
dalam diri atletnya, sehingga berlatih belum ada, sehingga acuan dan
memungkinkan terjadi kekeliruan dalam pedoman untuk melaksanakan prosedur
meng-eksekusi program pelatihan keselamatan dalam aktivitas olahraga
terkait dengan intesitas latihan, beban sama sekali tidak ada. Hal ini juga
latihan dan fase istirahat yang dikuatkan dengan hasil penelitian Astra
menyebabkan banyak atlet terjerat (2009) tentang kebutuhan akan
cedera sebelum masa puncak pedoman keselamatan dalam aktivitas
prestasinya. Seperti yang menimpa atlet olahraga di sekolah sangat dibutuhkan
tenis Indonesia Angelique Wijaya, yang oleh guru-guru olahraga pada sekolah
sempat meraih juara pada Turnamen yang ada di Bali.
Tenis Dunia Women Series Wismilak Menurut Sukarmin (2004),
Open di Nusa Bali, namun menyatakan bahwa cara terbaik untuk
dimungkinkan karena terjerat cedera menghadapi cedera olahraga adalah
lutut sehingga tahun-tahun berikutnya dengan mencegahnya, hal ini sangat
tidak lagi mampu meraih prestasi seperti tepat, karena mencegah adalah suatu
dulu sebelum dia cedera. Hal ini usaha/cara yang paling menentukan
menandakan bahwa perlunya dalam menciptakan keadaan aman dan
pengetahuan dan pemahaman terhadap lancar dalam suatu aktivitas, termasuk
unsur keselamatan dan keamanan olahraga. Disamping itu pula berbagai
peraturan perundang-undangan,
proses penarikan kesimpulan. Kegiatan namun beberapa kata yang salah ketik
mereduksi data pada penelitian ini untuk diperbaiki dan istilah bahas asing
diupayakan melalui langkah memilih dan agar titulis miring, P2 lebih ditekankan
memilah data pokok dan data pelengkap kepada keselamatan olahraga, P3
yang sesuai atau bertentangan dengan penulisan rujukan belum konsisten dan
fokus penelitian. Selain itu, juga font belum sama. (5) BAB III Petunjuk
digunakan teknik saturasi (kecukupan Keselamatan Dalam Olahraga: P1
data) dan triangulasi, dengan tujuan substansi sudah baik, mohon agar kata-
untuk menguji apakah metode yang kata yang salah ketik diperbaiki, P2
diajukan layak untuk di implementasikan sudah baik, namun sistematika
dan untuk menjaga keobjektifan temuan. penuisan perlu diperbaik, spasi, font dan
lainnya, P3 sudah baik, tanda baca agar
HASIL DAN PEMBAHASAN diperhatikan. (6) BAB IV Cara
Berdasarkan hasil uji pakar yang Menangani Cedera Dalam Olahraga: P1
terdiri dari 3 orang pakar yang terdiri gambar agar diperjelas, sebaiknya
dari pakar di bidang olahraga (P1), gunakan foto yang dibuat sendiri dan
pakar di bidang kedokteran (P2), dan foto yang diambil dari sumber lain agar
pakar di bidang penyusunan buku (P3). di cantumkan sumbernya, P2
Adapun hasil uji tersebut, diperoleh tambahkan penanganan berupa taping
berbagai masukan-masukan terhadap pada cedera keseleo, bedakan
buku pedoman keselamatan olahraga penanganan patah tulang terbuka dan
adalah (1). Cover: P1 menyatakan tertutup, berikan contoh penanganan
bahwa gambar dalam cover terlalu kram pada otot lainnya, tambahkan
ramai, agar jumlah gambar dikurangi untuk rujukan penanganan kesehatan
dan diperjelas, P2 sudah baik dan yntuk mendapatkan anti tetanus, untuk
penampilan menarik, P3 menyatakan luka robek perlu penanganan jarit luka,
Font pada vover terlalu besar dan perlu untuk definisi kejang agar diperbaiki,
diperjelas. (2) Prakata: P1 menyatakan bedakan penangan luka dengan
bahwa prakata harus berisikan ucapan pendarahan aktif dan tidak aktif, P3
terima kasih kepada rektor, penyandang pada setiap sub judul perlu ditambahkan
dana dan diisikan alenia tentang kalimat pembuka, sistematika dan tanda
menerima kritik dan saran, P2 baca agar diperbaiki. (7) BAB V Metode
memberikan saran sudah bagus dan Pencegahan Cedera Model RICE: P1
sesui dengan syarat penulisan prakata, penjelasan sudah cukup baik, gambar
P3 penggunaan kata draf sebaiknya sebaiknya dibuat sendiri jika
dihilangkan. (3) BAB I Pendahuluan: P1 memungkinkan, P2 secara isi sudah
singkatan harus di tulis kepanjangannya tepat dalam upaya penanganan cedera
terlebih dahulu baru kemudian sebagai pertolongan pertama, P3
singkatannya, P2 terdapat kata-kata gambar-gambar agar dibuat
yang ganda dan penulisan yang kurang proporsional, dan semua istilah asing
lengkap, P3 pada pendahuluan agar dicetak miring. (8) Penutup: P1
sebaiknya berisi latar belakang, tujuan, Substansi sudah cukup baik, P2, uraian
manfaat dan sasaran. (4) BAB II penutup sudah sangat bagus, P3 tidak
Hakekat Keselamatan: P1 sudah baik, ada komentar. (9) Reference: P1 agar
pabrik, lapangan terbang, atau di tepi keliling karena guru ingin agar lari
jalan yang ramai. Hal ini disebabkan keliling itu cukup jauh, maka para siswa
karena memang saat ini sangat sukar harus mengelilingi, tidak hanya gedung
untuk mencari tempat yang ideal untuk sekolah, tetapi mengelilingi lingkungan
pendirian sebuah sekolah/tempat sekolah yanmg tentu menggunakan
pelatihan. Dengan kenyataan yang jalan umum begitu juga peralatan yang
demikian itu maka tidak dapat dihindari digunakan juga perlu mendapat
lagi pasti akan banyak terjadi gangguan perhatian khusus.
keamanan dalam proses belajar Bertalian dengan hal tersebut,
mengajar/berlatih khususnya dalam menurut Stave Frosdick & Lynne Walley
olahraga, yang akhirnya mengancam (2003:36) menyatakan bahwa sikap diri
keselamatan dan menimbulkan cedera terhadap keselamatan harus
dalam proses belajar mengajar/berlatih diupayakan di atur dalam konsep
tersebut. Dalam hal ini guru/pelatih pembelajaran/ pelatihan di sekolah
terutama dalam olahraga kesehatan sehingga menciptakan perasaan
harus mampu dan terampil mengatasi nyaman dan aman dalam belajar dan
gangguan tersebut. berlatih. Selain uji dari guru tersebut,
Berbagai cara dapat dilakukan peneliti juga menugaskan guru tersebut
oleh guru/pelatih olahrag yang tentunya untuk mengenalkan buku pedoman
perlu mempunyai kiat masing-masing. tersebut kepada siswa yang diajar, serta
Apabila sekolah/tempat pelatihan itu menanyakan akan pentingnya buku
berada di lingkungan atau dekat dengan pedoman keselamatan olahraga ini
jalan yang cukup ramai, maka harus kepada siswa di SD, SMP dan SMA
dijaga agar para siswa jangan sering melalui pendapat para siswa, hal ini
keluar ke jalan. Apakah keluar kejalan sesuai dengan yang dinyatakan oleh
itu untuk mengambil alat atau Sobski Jozefa (1999:45) proteksi
melaksanakan tugas guru/pelatih. Harus terhadap siswa-siswa sekolah di dalam
diusahakan agar alat-alat yang belajar penjasorkes harus dilakukan
digunakan untuk proses belajar sedini mungkin dan berkesinambungan
mengajar/berlatih itu tidak sering keluar melalui pedoman keselamatan yang
halaman sekolah. Pada pelajaran disusun dan dilaksanakan dengan baik.
permainan bola voli, atau permainan Dan berdasarkan hasil tanggapan yang
bola bakar, atau kasti; usahakan arah diperoleh guru-guru tersebut kepada
bola yang dipukul atau di lempar tidak masing-masing siswa pada semua
mengarah ke jalan. Dengan demikian jenjang baik SD, SMP, dan SMA,
maka tidak akan sering bola itu keluar diperoleh hasil bahwa seluruh siswa di
jalan, yang harus segera diambil oleh semua jenjang menyatakan buku
siswa/atlet. Hal ini akan sangat pedoman ini sangat penting, dan
membahayakan bagi keselamatan berguna, sehingga buku pedoman ini
siswa/atlet, karena biasanya siswa/atlet diharapkan bisa menjadi pegangan
akan takut kalau-kalau bolanya tergilas siswa untuk dibaca.
mobil, tetapi tidak mengingat
keselamatan dirir sendiri. Dalam
pelajaran atletik sering dilaksanakan lari