Anda di halaman 1dari 13

ARTIKEL PENELITIAN

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN KANKER


SERVIKS DI RSU PROF. KANDOU MANADO TAHUN 2014
THE RELATIONSHIP BETWEEN PARITY AND THE AGE OF MOTHER WITH CERVICAL
CANCER IN PROF. KANDOU GENERAL HOSPITAL MANADO IN 2014

Ivanna Junamel Manoppo


Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Klabat
Email: i.manoppo@unklab.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas dan
usia ibu dengan kanker serviks di RSUD.Prof.Kandou menggunakan data sekunder
tahun 2014. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian observasional dengan
menggunakan pendekatan secara deskriptif analitik, serta desain cross sectional case
control.. Pengambilan sampel secara total populasi. Jumlah sampel sebanyak 90,
yang terdiri dari 45 untuk kasus dan 45 untuk kontrol. Hasil Penelitian: 1) Distribusi
frekuensi stadium tertinggi di stadium 2a sebanyak 14 orang (15.6%) dan terendah
stadium 2b dengan jumlah 2 orang (2.2%); 2) Distribusi frekuensi usia penderita
kanker serviks berada pada stadium 2a dengan rentang usia 46-55 tahun sebanyak 9
orang (10.0%), dan diikuti stadium 3a berada di rentang usia 56-65 tahun sebanyak 5
orang (5.6%) serta penderita kanker stadium 3b berada di rentang usia 46-55 tahun
sebanyak 5 orang (5.6%). Distribusi frekuensi berdasarkan paritas yaitu multipara
(memiliki anak > 1) paling tinggi terkena kanker serviks yang berada pada stadium 2a
dan 3a sebanyak 10 orang (11.1%); 3) Nilai signifikan 2 tailed antara paritas dengan
kanker serviks adalah 0.695 (P> 0.05); 4) Nilai signifikan 2 tailed antara usia ibu
dengan kanker serviks adalah 0.07 (P> 0.05). Kesimpulan dan Rekomendasi: tidak
ada hubungan paritas dan usia ibu dengan kanker serviks. Rekomendasi bagi
pemerintah khususnya bagian kesehatan perempuan untuk dapat melakukan
program skrining gratis bagi perempuan yang sudah menikah serta melakukan
promosi kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks kepada masyarakat dengan
tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat serta partisipasi dalam melakukan
skrining kanker serviks

Kata Kunci: kanker serviks, paritas dan usia ibu


ABSTRACT
Introduction: The purpose of this study was to determine the relationship of parity
and maternal age with cervical cancer in RSUD.Prof.Kandou using secondary data in
2014. The method used is an observational research using descriptive analytic
approach, as well as the cross-sectional design of case control .. Sampling in total
population. The total sample of 90, consisting of 45 for case and 45 for control. Results:
1) The frequency distribution of the highest stage in the stadium 2a many as 14 people
(15.6%) and the lowest stage 2b with the number 2 (2.2%); 2) The frequency
distribution of the age of cervical cancer patients were in stage 2a with an age range
46-55 years as many as 9 people (10.0%), followed by stage 3a are in the age range
56-65 years as many as five people (5.6%) as well as patients with cancer 3b are in
the age range 46-55 years as many as five people (5.6%). The frequency distribution
based on the parity that is multiparas (having children> 1) the highest cervical cancer
is currently on stage 2a and 3a as many as 10 people (11.1%); 3) significant value 2 JURNAL
tailed between parity with cervical cancer is 0695 (P> 0.05); 4) significant value 2 tailed
between maternal age with cervical cancer is 0:07 (P> 0.05). Conclusions and
Recommendations: no parity and maternal age relationship with cervical cancer.
SKOLASTIK
Recommendations for the government, especially the part of women's health to be KEPERAWATAN
able to conduct free screening program for women who are married as well as health Vol. 2, No.1
promotion of early detection of cervical cancer to the community with the aim to Januari - Juni 2016
increase public knowledge and participation in cervical cancer screening
ISSN: 2443 – 0935
Keywords: cervical cancer, parity and maternal age E-ISSN: 2443 - 1699

46
HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RSU PROF. KANDOU MANADO TAHUN 2014

PENDAHULUAN (Leher Rahim), factor resiko, deteksi kanker


beserta pernyataan hipotesa penelitian.
Kanker adalah pertumbuhan sel yang a. Epidemiologi.
tidak normal/terus-menerus dan tak American Cancer Society (ACS)
terkendali, dapat merusak jaringan memperkirakan bahwa 15.000 wanita
sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat didiagnosis sebagai penderita kanker serviks
yang jauh dari asalnya dan disebut pada tahun 1994. Pola penyakit ini
metastasis. Sel kanker bersifat ganas dan dijabarkan berdasarkan usia dan status
dapat menyebabkan kematian, dapat ekonomi. Kanker serviks invasif biasanya
berasal/ tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh terjadi pada wanita berusia antara 35 dan 50
manusia (Depkes, 2009). tahun. Kanker serviks invasive biasanya
Kanker leher rahim adalah didahului oleh riwayat perubahan sel
keganasan dari leher rahim (serviks) yang prainvasif yang bervariasi antara dysplasia
disebabkan oleh virus HPV (human dan karsinoma in situ yang dialami 10
papiloma virus). Di seluruh dunia, penyakit sampai 20 tahun ke belakang. Jika tidak
ini merupakan jenis kanker kedua terbanyak diterapi, sebagian kecil wanita yang
yang diderita perempuan. Saat ini di seluruh mengalami dysplasia ringan akan menderita
dunia diperkirakan lebih dari 1 juta kanker invasive (Otto, 2005).
perempuan menderita kanker leher rahim b. Etiologi/ Penyebab
dan 3-7 juta orang perempuan memiliki lesi Depkes (2008) menyebutkan
prekanker derajat tinggi (high grade penyebab primer kanker leher rahim adalah
dysplasia). Penelitian WHO tahun 2005 infeksi kronik leher rahim oleh satu atau lebih
menyebutkan, terdapat lebih dari 500.000 virus HPV (Human Papiloma Virus) tipe
kasus baru dan 260.000 kasus kematian onkogenik yang beresiko tinggi
akibat kanker leher rahim, 90% di antaranya menyebabkan kanker leher rahim yang
terjadi di negara berkembang. Angka ditularkan melalui hubungan seksual
insidens tertinggi ditemukan di negara- (sexually transmitted disease). Perempuan
negara Amerika bagian tengah dan selatan, biasanya terinfeksi virus ini saat usia belasan
Afrika timur, Asia selatan, Asia tenggara dan tahun, sampai tiga puluhan, walaupun
Melanesia (Depkes, 2008). kankernya sendiri baru akan muncul 10-20
Depkes (2009) menjelaskan faktor tahun sesudahnya. Infeksi virus HPV yang
resiko yang dapat terkena kanker leher berisiko tinggi menjadi kanker adalah tipe 16,
rahim di antaranya: 1) perempuan yang 18, 45, 56 di mana HPV tipe 16 dan 18
melakukan aktivitas seksual sebelum usia 18 ditemukan pada sekitar 70% kasus.
tahun; 2) individu yang sering berganti-ganti Infeksi HPV tipe ini dapat
pasangan seksual; 3) individu yang mengakibatkan perubahan sel-sel leher
menderita infeksi kelamin yang ditularkan rahim menjadi lesi intra-epitel derajat tinggi
melalui hubungan seksual (IMS); 4) (high-grade intraepithelial lesion/ LISDT)
berhubungan dengan pria yang sering yang merupakan lesi prakanker. Sementara
berganti-ganti pasangan; 5) ibu atau saudara HPV yang berisiko sedang dan rendah
kandung yang menderita kanker leher rahim; menyebabkan kanker (tipe non-onkogenik)
6) hasil pemeriksaan papsmear atau IVA berturut turut adalah tipe 30, 31, 33, 35, 39,
sebelumnya dikatakan abnormal; 7) 51, 52, 58, 66 dan 6, 11, 42, 43, 44, 53,
merokok aktif/pasif; 8) penurunan kekebalan 54,55.
tubuh seperti pada penderita HIV/AIDS. c. Faktor Risiko yang Menyebabkan
Kanker Serviks
Faktor risiko terjadinya infeksi HPV
TINJAUAN PUSTAKA adalah hubungan seksual pada usia dini,
Teori yang berkaitan dengan berhubungan seks dengan berganti-ganti
penelitian ini yaitu teori Kanker Serviks pasangan, dan memiliki pasangan yang
suka berganti-ganti pasangan. Infeksi HPV

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015  47


Ivanna Junamel Manoppo

sering terjadi pada usia muda, sekitar 25- Dua pertiga penyebab kanker serviks, virus
30% terjadi pada usia kurang dari 25 tahun HPV juga dapat menyebabkan kanker vulva
(Depkes, 2008). Penelitian Munoz dkk (bibir kemaluan) dan vagina; kanker penis;
(2002) juga Sukarya dan Irivianty (2011) serta kanker mulut pada wanita dan pria.
manemukan bahwa paritas yang banyak Infeksi HPV memang dapat disembuhkan.
akan meningkatkan sel karsinoma pada Namun, ada juga yang akhirnya berubah
serviks perempuan yang positive terkena menjadi kronis, infeksi kronis inilah yang
HPV. Selain faktor paritas, faktor usia juga berisiko berubah menjadi kanker. HPV
menjadi faktor pemicu terjadi kanker serviks, biasanya menular melalui kontak langsung
hal ini dikemukakan oleh Darwinian dalam dengan organ yang terinfeksi HPV, seperti
Setyarini (2009) bahwa usia dewasa muda mulut, anus, ataupun alat kelamin.
yaitu umur 18-40 tahun sering dihubungkan 2. Riwayat Kanker Serviks dalam
dengan masa subur. Pada periode ini Keluarga
banyak terjadi masalah kesehatan seperti Adanya anggota keluarga (ibu atau saudara
gangguan kehamilan, kelelahan kronis perempuan) yang pernah menderita kanker
akibat merawat anak dan tuntutan karir. serviks membuat seseorang memiliki risiko
Kegemukan, kanker, depresi dan penyakit kanker serviks lebih besar 2-3 kali
serius tertentu mulai menggegoroti di usia dibandingkan dengan orang yang tidak
ini. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh mempunyai riwayat kanker serviks di
Setyarini (2009) menemukan bahwa usia > keluarganya. Hal ini disebabkan adanya
35 tahun beresiko untuk terkena kanker kondisi kekurangmampuan melawan infeksi
Rahim 4.23 kali lebih besar daripada usia ≤ HPV yang diturunkan secara genetik.
35 tahun. 3. Kebiasaan merokok
Kanker serviks pada diri seorang Wanita yang memiliki kebiasaan merokok
wanita tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi berisiko 2 kali lebih besar terkena kanker
merupakan akumulasi dari berbagai faktor serviks dibandingkan dengan wanita yang
risiko. Andai saja faktor risiko ini dipahami bukan perokok. Risiko menderita kanker
dengan benar, maka dipastikan seseorang serviks meningkat dengan peningkatan
bisa terhindar dari penyakit kanker serviks. jumlah batang rokok yang dikonsumsi, tetapi
Beberapa faktor risiko penyebab kanker tidak berhubungan dengan lamanya
serviks diantaranya: merokok.
Rokok mengandung karsinogen, yakni
bahan kimia yang dapat memicu kanker.
1. Infeksi HPV (human papilloma virus) Bahan karsinogen tersebut akan diserap ke
Faktor risiko utama kanker serviks adalah dalam paru-paru, lalu masuk ke dalam
infeksi HPV. Virus ini masuk ke dalam tubuh darah, dan selanjutnya dibawa ke seluruh
melalui permukaan kulit, alat kelamin, mulut, tubuh melalui pembuluh darah. Para peneliti
dan tenggorokan. Terdapat hampir 100 tipe menduga bahan kimia tersebut menjadi
HPV. Infeksi HPV biasanya terlihat dalam penyebab kerusakan DNA sel serviks yang
bentuk kutil (papiloma). Tipe HPV yang kemudian berkembang menjadi kanker
menyebabkan kutil di tangan dan kaki serviks. Selain itu merokok dapat
berbeda dengan tipe yang menyebabkan menurunkan daya tahan tubuh kita dalam
kutil di mulut, lidah, alat kelamin, ataupun memerangi infeksi HPV.
anus. Tipe HPV yang sering menimbulkan 4. Imunosupresi
kutil di alat kelamin (condyloma acuminate) Faktor risiko lainnya adalah kondisi
adalah HPV 6 dan HPV 11. imunosupresi atau menurunya daya tahan
Meskipun mengakibatkan penyakit infeksi tubuh. daya tahan tubuh berperan penting
kelamin, tetapi keduanya berisiko rendah dalam proses penghancuran sel-sel kanker
untuk menjadi kanker. Tipe HPV yang serta menghambat pertumbuhan dan
termasuk berisiko tinggi menjadi kanker di penyebarannya. Salah satu keadaan
antaranya HPV 16, 18, 31, 33 dan HPV 45. imunosupresi bisa ditemui pada penderita

48 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 2  Jan – Jun 2016


HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RSU PROF. KANDOU MANADO TAHUN 2014

AIDS. Virus HIV pada penderita AIDS akan kanker serviks juga risiko kanker
merusak fungsi kekebalan tubuh seseorang, endometrium rahim
sehingga wanita yang menderita AIDS 8. Kehamilan multipel atau lebih dari tiga
memiliki risiko tinggi terkena infeksi HPV kali
yang berkembang menjadi kanker serviks. Wanita yang pernah hamil selama 9 bulan
Pada wanita penderita AIDS, perkembangan sebanyak tiga kali atau lebih berisiko terkena
sel pra-kanker menjadi kanker yang kanker serviks lebih tinggi. Belum diketahui
biasanya memerlukan waktu beberapa pasti penyebabnya. Namun, ada beberapa
tahun, dapat terjadi lebih cepat karena dugaan kondisi ini dipengaruhi oleh
imunosupresi. Selain itu, kondisi seperti ini perubahan hormonal selama kehamilan
juga bisa ditemui pada wanita yang yang berpotensi membuat wanita lebih
mengonsumsi obat penurun daya tahan rentan terhadap infeksi HPV. Menurunnya
tubuh, seperti wanita penderita autoimun daya tahan tubuh selama kehamilan juga
(daya tahan tubuh yang menyerang organ memungkinkan adanya infeksi HPV dan
tubuh sendiri karena menganggap organ pertumbuhan kanker. Penelitian Umri (2013)
tersebut sebagai musuh) atau wanita yang mendapati , hubungan menjadi tidak
sedang menjalani transplantasi organ tubuh. bermakna setelah dilakukan pengontrolan
5. Infeksi Chlamidia terhadap paritas dan tingkat pendidikan
Chlamidia adalah salah satu kuman yang terhadap kejadian kanker serviks.
dapat menyebabkan infeksi pada organ 9. Usia saat pertama hamil atau
reproduksi. Kuman ini menyebar melalui melakukan hubungan seksual
kontak seksual. Wanita yang terinfeksi Usia seseorang ketika hamil pertama atau
chlamidia sering mengeluhkan adanya nyeri pertama kali berhubungan seksual
di daerah panggul. Namun, banyak juga berpengaruh terhadap kejadian kanker
yang tidak mengalami keluhan serviks. Semakin muda usia pada saat hamil
(asimtomatik). Beberapa penelitian pertama atau melakukan hubungan seksual,
menyebutkan adanya risiko kanker serviks risiko terkena kanker serviks semakin
yang lebih tinggi pada wanita yang di dalam meningkat. Wanita yang berusia 17 tahun
darahnya ditemukan infeksi chlamidia. atau kurang pada saat pertama hamil
6. Diet memiliki risiko menderita kanker serviks dua
Pola makan atau diet seseorang juga kali lipat dibandingkan dengan wanita yang
berpengaruh terhadap risiko kanker serviks. hamil pertama kali pada usia 25 tahun atau
Wanita yang jarang mengonsumsi buah dan lebih. Penelitian yang dilakukan oleh Umri
sayur berisiko lebih tinggi menderita kanker (2013) memberikan kesimpulan bahwa
serviks. Begitu juga dengan wanita yang secara langsung ada hubungan yang
mengalami obesitas atau kegemukan lebih bermakna antara usia pertama kali
cenderung terkena adenokarsinoma serviks. melakukan hubungan seks dengan kanker
7. Penggunaan Kontrasepsi Hormonal serviks.
Penggunaan kontrasepsi hormonal dalam 10. Kemiskinan
waktu lama meningkatkan risiko menderita Kemiskinan bisa meningkatkan risiko
kanker serviks. Penggunaan selama 10 seseorang terkena kanker serviks.
tahun dapat meningkatkan risiko hingga dua Kemiskinan memang bukan merupakan
kali. Wanita yang berencana menggunakan faktor langsung. Namun, kenyataan
alat kontrasepsi hendaknya berdiskusi memperlihatkan bahwa seseorang wanita
dengan tenaga kesehatan sebelum yang berpendapatan rendah akan lebih
memutuskan suatu metode kontrasepsi, sedikit memiliki akses pengetahuan tentang
terutama bagi wanita yang sudah berisiko kanker serviks. Begitu pun kesempatan
tinggi menderita kanker serviks. Berbeda wanita tersebut untuk melakukan tes pap
dengan kontrasepsi hormonal, penggunaan smear sangat sedikit karena keterbatasan
kontrasepsi IUD dapat menurunkan risiko biaya. Wanita ini juga terpapar pada kondisi
sanitasi yang kurang baik.

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015  49


Ivanna Junamel Manoppo

11. Diethlstillbestrol (DES) Berganti-ganti pasangan seksual dan jenis


Penggunaan hormone DES pada wanita kegiatan seksual (anal atau oral seks) juga
hamil pada tahun 1940-1971 meningkatkan meningkatkan risiko menderita kanker
risiko anak perempuan yang dikandungnya serviks.
menderita skuamos sel karsinoma serviks Paradigma Konseptual
atau adenokarsinoma serviks atau vagina. Paradigma konseptual yang
12. Penyakit menular seksual digunakan pada penelitian ini adalah seperti
terlihat pada gambar 1 berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Faktor resiko:

1. Paritas

Kanker serviks

2. Usia

Gambar 1 Parakdigma Konseptual

Hipotesis Penelitian RSU.Prof. Kandou dari bulan Maret-


Ha1: Ada hubungan yang signifikan Desember 2014. Pengambilan sampel
antara paritas dengan kanker serviks di secara total populasi. Jumlah sampel
RSU. Prof. Kandou. Ha2: Ada hubungan sebanyak 90, yang terdiri dari 45 untuk
yang signifikan antara usia Ibu dengan kasus dan 45 untuk kontrol. Rumus
kanker serviks di RSU.Prof. Kandou. penelitian yang digunakan adalah frekuensi
untuk mengukur distribusi stadium kanker
serta faktor resiko (umur dan paritas ibu),
METODE PENELITIAN kemudian Chisquare untuk melihat apakah
Penelitian ini merupakan jenis ada hubungan antara usia dan paritas ibu
penelitian observasional dengan dengan kejadian kanker serviks.
menggunakan pendekatan secara deskriptif
analitik, serta desain cross sectional case
control yang bertujuan untuk mengetahui HASIL PENELITIAN
hubungan paritas dan usia Ibu dengan
stadium kanker serviks yang diukur pada 1. Distribusi frekuensi stadium kanker
waktu yang bersamaan saat penelitian. dan usia ibu di RSU. Prof. Kandou
Tingkat kesalahan pada penelitian ini Manado
sebesar 5%.
Subjek partisipan dalam Tabel 1 adalah Distribusi Frekuensi
penelitian ini adalah penderita penyakit Kanker Serviks dan Usia Ibu di RSU. Prof.
kanker serviks yang datang berkunjung di Kandou Tahun 2014.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kanker Serviks dan Usia Ibu

50 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 2  Jan – Jun 2016


HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RSU PROF. KANDOU MANADO TAHUN 2014

di RSU. Prof. Kandou Tahun 2014

Kanker To
No Cancer Stadium 1b Stadium 2a Stadium 2b Stadium 3a Stadium 3b
Usia Count % of Count % of Count % of Count % of Count % of Count % of Co
Total Total Total Total Total Total
26-35 13 14.40% 1 1.10% 2 2.20% 0 0.00% 1 1.10% 2 2.20% 19
Tahun
36-45 14 15.60% 3 3.30% 3 3.30% 0 0.00% 3 3.30% 1 1.10% 24
Tahun
46-55 13 14.40% 0 0.00% 9 10.00% 2 2.20% 3 3.30% 5 5.60% 32
Tahun
56-65 3 3.30% 1 1.10% 0 0.00% 0 0.00% 5 5.60% 3 3.30% 12
Tahun
>65 2 2.20% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 1 1.10% 0 0.00% 3
Tahun
Total 45 50.00% 5 5.60% 14 15.60% 2 2.20% 13 14.40% 11 12.20% 90

Tabel 1 menunjukkan jumlah penderita dilakukan histerektomi sebelum penyakit


tertinggi berada di stadium 2a sebanyak 14 metastase ke organ lain. Tabel I juga
orang (15.6%) dan diikuti dengan stadium 3a menunjukkan puncak jumlah penderita
sebanyak 13 orang (14.4%), sedangkan kanker serviks pada stadium 2a dengan
stadium 3b sebanyak 11 orang (12,2%), rentang usia 46-55 tahun sebanyak 9 orang
serta stadium Ib sebanyak 5 orang (5.6%). (10.0%), diikuti penderita kanker stadium 3a
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dan 3b di mana stadium 3a berada di rentang
responden di RSU. Prof. Kandou banyak usia 56-65 tahun sebanyak 5 orang (5.6%)
yang terdeteksi mengidap kanker pada sedangkan penderita kanker stadium 3b
stadium 2a, di mana lesi telah meluas ke berada di rentang usia 46-55 tahun
sepertiga proksimal vagina sehingga bisa sebanyak 5 orang (5.6%).

2. Distribusi paritas ibu di RSU.Prof. Kandou Manado

Tabel 2 Distribusi Kanker Serviks Berdasarkan Paritas di RSUD. Kandou

Anak Total
Primipara Multipara
Kanker No Count 7 38 45
Cancer
% of 7.80% 42.20% 50.00%
Total
Stadium Count 0 5 5
1b
% of 0.00% 5.60% 5.60%
Total
Stadium Count 4 10 14
2a
% of 4.40% 11.10% 15.60%
Total

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015  51


Ivanna Junamel Manoppo

Stadium Count 0 2 2
2b
% of 0.00% 2.20% 2.20%
Total
Stadium Count 3 10 13
3a
% of 3.30% 11.10% 14.40%
Total
Stadium Count 2 9 11
3b
% of 2.20% 10.00% 12.20%
Total
Total Count 16 74 90
% of 17.80% 82.20% 100.00%
Total

Berdasarkan tabel 2 didapati multipara multipara sebanyak 38 orang (42.2%) dan


paling tinggi terkena kanker serviks yang primipara sebanyak 7 orang (7.8%) sehingga
berada pada stadium 2a dan 3a sebanyak 10 total responden untuk kasus dan kontrol
orang (11.1%), diikuti stadium 3b sebanyak primipara sebanyak 16 orang (17.8%) dan
9 orang (10.0%), stadium 1b sebanyak 5 multipara sebanyak 74 orang (82.2%).
orang (5.6%), stadium 2a primipara
sebanyak 4 orang (4.4%), stadium 3a 3. Hubungan Paritas dengan Kanker
primipara sebanyak 3 orang(3.3%), dan serviks
stadium 3b primipara (2.2%). Untuk kontrol

Tabel 3 Hubungan Paritas dengan Kanker Serviks

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 3.032a 5 0.695
Likelihood Ratio 4.113 5 0.533
Linear-by-Linear 0.436 1 0.509
Association
N of Valid Cases 90

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.


Nominal by Nominal Contingency Coefficient 0.181 0.695
N of Valid Cases 90

52 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 2  Jan – Jun 2016


HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RSU PROF. KANDOU MANADO TAHUN 2014

Tabel 3 menunjukkan nilai didapat adalah 0.181. Hal tersebut


signifikan 2 tailed antara paritas menunjukkan korelasi positif yang
dengan kanker serviks adalah 0.695 rendah antara paritas dan kanker
(P> 0.05) dengan demikian dapat serviks.
disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara 4. Hubungan Usia Ibu dengan
paritas dengan kejadian kanker Kanker Serviks
serviks. Koefisien korelasi antara
paritas dan kanker serviks yang
Tabel 4 Hubungan Usia Ibu dengan Kanker Serviks

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 29.941a 20 0.071
Likelihood Ratio 32.342 20 0.04
Linear-by-Linear 7.148 1 0.008
Association
N of Valid Cases 90

Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency 0.5 0.071
Coefficient
N of Valid Cases 90

Tabel 4 menunjukkan nilai Kementerian kesehatan RI (2015)


signifikan 2 tailed antara usia ibu mendapati penduduk di Indonesia
dengan kanker serviks adalah 0.07 menurut kelompok umur tahun 2013
(P> 0.05). Jadi dapat disimpulkan menemukan faktor risiko tertinggi
bahwa tidak ada hubungan yang pada penduduk Indonesia untuk
bermakna antara usia ibu dengan semua kelompok umur secara umum
kejadian kanker serviks. Koefisien adalah kurangnya konsumsi sayur dan
korelasi antara paritas dan kanker buah.
serviks yang didapat adalah 0.5. Hal Proporsi tertinggi penduduk
tersebut menunjukkan korelasi positif yang merokok, obesitas, dan sering
sedang antara paritas dan kanker mengonsumsi makanan berlemak
serviks. terdapat pada kelompok umur 25-34
tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun.
Usia rata-rata terkena kanker berada
PEMBAHASAN pada usia 47.8 tahun di mana
Hasil penelitian menunjukkan kebiasaan mengonsumsi makanan
bahwa data kasus penderita kanker yang dibakar/panggang dan
serviks pada tahun 2014 di RSU. Prof. mengonsumsi makanan hewani
Kandou sebanyak 45 orang, dengan berpengawet cenderung lebih tinggi
usia termuda 31 tahun dan tertua 69 kelompok umur yang lebih muda,
tahun sedangkan rata-rata usia sehingga pada saat usia tua dapat
terkena kanker adalah 47.8 tahun. terkena kanker mengingat proses

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015  53


Ivanna Junamel Manoppo

penyakit ini bisa bertahun-tahun yang terkena LSIL, (low-grade


(Kementerian Kesehatan RI, 2015). squamous intraepithelial lesion); HSIL,
(high-grade squamous intraepithelial
Distribusi Frekuensi Kanker Serviks lesion) adalah usia 34.7, 37.7 dan 51.8
dan Usia Ibu di RSU. Prof. Kandou tahun. Presentasi dari 4 dekade
Tahun 2014 ditemukan sekitar 43% LSILs dan 48%
Berdasarkan tabel 1 Jumlah HSILs.
penderita tertinggi berada di stadium Hal ini disebabkan kurangnya
2a sebanyak 14 orang (15.6%). Hal ini tindakan pencegahan dini/skrining
menunjukkan bahwa jumlah yang dilakukan oleh responden
responden di RSU. Prof. Kandou sehingga pada saat periksa di RS
banyak yang terdeteksi mengidap langsung terdiagnosis kanker serviks
kanker pada stadium 2a, di mana lesi dengan stadium 2a. Hasil ini didukung
telah meluas ke sepertiga proksimal oleh Kementerian kesehatan RI (2015)
vagina sehingga bisa dilakukan yang menyebutkan tingginya jumlah
histerektomi sebelum penyakit penderita kanker serviks dan payudara
metastase ke organ lain. Tabel I juga di Indonesia idealnya diimbangi
menunjukkan puncak jumlah penderita dengan tingginya jumlah provider
kanker serviks pada stadium 2a (pelaksana program, yang terdiri dari
dengan rentang usia 46-55 tahun dokter umum dan bidan) dan skrining
sebanyak 9 orang (10.0%). Penelitian di Puskesmas.
ini didukung oleh Setyarini (2009) Sampai dengan tahun 2013,
didapati responden yang mengalami terdapat 1.682 provider deteksi dini
kanker leher rahim paling banyak pada kanker serviks dan kanker payudara di
kategori usia > 35 tahun, yaitu Indonesia dengan estimasi jumlah
sebanyak 20 responden (60,6%). kanker serviks sebanyak 98.692 kasus
American Cancer Society dan kanker payudara sebanyak
(ACS) memperkirakan bahwa 15.000 61.682 kasus. Berdasarkan data yang
wanita didiagnosis sebagai penderita didapat menunjukkan bahwa provider
kanker serviks pada tahun 1994. Pola deteksi dini terbanyak berada pada
penyakit ini dijabarkan berdasarkan provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah
usia dan status ekonomi. Kanker dan Bali, sedangkan di beberapa
serviks invasif biasanya terjadi pada provinsi lainnya seperti Kalimantan
wanita berusia antara 35 dan 50 tahun. Selatan dan Sulawesi Utara belum ada
Kanker serviks invasive biasanya provider deteksi dini sementara jumlah
didahului oleh riwayat perubahan sel penderita kanker di provinsi tersebut
prainvasif yang bervariasi antara cukup tinggi.
dysplasia dan karsinoma in situ yang Tingginya prevalensi kanker di
dialami 10 sampai 20 tahun ke Indonesia perlu dicermati dengan
belakang. Jika tidak diterapi, sebagian tindakan pencegahan dan deteksi dini
kecil wanita yang mengalami dysplasia yang telah dilakukan oleh penyedia
ringan akan menderita kanker invasive layanan kesehatan.
(Otto, 2005). Kasus kanker yang ditemukan
Penelitian ini didukung oleh pada stadium dini serta mendapat
Gupta dkk (2007) yang menemukan pengobatan yang cepat dan tepat
puncak usia perempuan yang akan memberikan kesembuhan dan
mendapat squamous intraepithelial harapan hidup lebih lama. Oleh karena
lesions (SILs) adalah 30–39 tahun, itu, penting dilakukan pemeriksaan
kemudian untuk stadium rutin secara berkala sebagai upaya
lanjut/keganasan didapati pada usia > pencegahan dan deteksi dini kanker.
60 tahun. Rata-rata umur perempuan Berdasarkan hasil penelitian di Korea,

54 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015


HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RSU PROF. KANDOU MANADO TAHUN 2014

Chang-Mo Oh (2013) menganjurkan kanker leher rahim sebesar 5,5 kali


pentingnya melakukan skrining kanker lebih besar daripada paritas ≤ 3 kali.
servix bagi pasangan yang sudah
menikah. Hubungan Paritas dengan Kanker
Promosi kesehatan terhadap Serviks
deteksi dini kanker serviks perlu Tabel 3 menunjukkan nilai
dilakukan, hal ini didukung oleh signifikan 2 tailed antara paritas
Decker dkk (2013) yang mengevaluasi dengan kanker serviks adalah 0.695
keefektifan dari mengirim surat (P> 0.05) dengan demikian Ha1” ada
panggilan kepada perempuan untuk hubungan antara paritas dengan
melakukan skrining, dan hasilnya kanker serviks “ ditolak. Jadi dapat
terjadi peningkatan jumlah perempuan disimpulkan bahwa tidak ada
yang datang melakukan skrining hubungan yang signifikan antara
kanker serviks setelah mendapat surat paritas dengan kejadian kanker
panggilan dibanding dengan serviks. Penelitian ini sesuai dengan
perempuan yang tidak diberikan surat Lusiana (2013) yang mendapati faktor
panggilan. resiko paritas tidak ada hubungan
dengan kejadian kanker serviks,
Distribusi Kanker Serviks dengan menggunakan data sekunder
Berdasarkan Paritas di RSUD. di sebuah Rumah Sakit yang dilakukan
Kandou secara cross sectional dengan jumlah
Berdasarkan tabel 2 didapati 42 sampel.
multipara paling tinggi terkena kanker Berdasarkan teori dari Depkes
serviks yang berada pada stadium 2a (2008) menyatakan bahwa ada
dan 3a sebanyak 10 orang (11.1%). beberapa faktor resiko yang dapat
Hal ini didukung oleh Depkes (2008) menyebabkan kanker serviks di
yang menyebutkan beberapa faktor antaranya riwayat kanker serviks
predisposisi yang memungkinkan dalam keluarga, kebiasaan merokok,
infeksi HPV beresiko menjadi kanker imunosupresi,dan infeksi chlamidia.
serviks adalah: a) faktor HPV : tipe Faktor resiko di sini maksudnya adalah
virus, infeksi beberapa tipe onkogenik faktor yang bisa saja menjadi pencetus
HPV secara bersamaan , jumlah virus terjadinya kanker serviks ataupun
(viral load); b) faktor host/ penjamu : tidak. Pada penelitian ini tidak sempat
status imunitas, dimana penderita dilakukan penelitian tentang beberapa
imunodefisiensi (misalnya penderita faktor resiko yang sudah disebutkan
HIV positif) yang terinfeksi HPV lebih sebelumnya, yang mungkin dapat
cepat mengalami regresi menjadi lesi memberikan nilai korelasi yang
prekanker dan kanker, jumlah paritas, bermakna jika diikutsertakan pada
di mana paritas lebih banyak lebih penelitian ini.
berisiko mengalami kanker c) faktor Penelitian ini berbeda dengan
eksogen: merokok, ko-infeksi dengan Munoz dkk (2002) dan Sukarya &
penyakit menular seksual lainnya, Irvianty (2011) di mana didapati bahwa
penggunaan jangka panjang ( lebih paritas yang banyak akan
dari 5 tahun) kontrasepsi oral. Jensen meningkatkan sel karsinoma pada
dkk (2013) menemukan bahwa serviks perempuan yang positive
perempuan yang sudah terkena infeksi terkena HPV (Human Papiloma Viral)
HPV dan melahirkan, memiliki risiko yang dilakukan pemantauan selama
tinggi yang signifikan terkena cervical 13 tahun dengan jumlah sampel 400-
intraepithelial neoplasia 3b. Kemudian an kasus dan kontrol. Tidak adanya
Setyarini (2009) mendapati bahwa hubungan paritas dengan kejadian
paritas > 3 kali meningkatkan risiko kanker pada penelitian ini,

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015  55


Ivanna Junamel Manoppo

kemungkinan disebabkan jumlah dan Sulawesi Utara belum ada


sampel yang kurang, juga penelitian ini provider deteksi dini sementara jumlah
tidak melakukan pemantauan dan penderita kanker di provinsi tersebut
melihat seberapa jauh perempuan itu cukup tinggi.
terkena HPV beserta paritas yang Skrining merupakan upaya
dimiliki seorang perempuan. deteksi dini untuk mengidentifikasi
penyakit atau kelainan yang secara
Hubungan Usia Ibu dengan Kanker klinis belum jelas dengan
Serviks menggunakan tes, pemeriksaan atau
Tabel 4 menunjukkan nilai prosedur tertentu. Upaya ini dapat
signifikan 2 tailed antara usia ibu digunakan secara cepat untuk
dengan kanker serviks adalah 0.07 membedakan orang-orang yang
(P> 0.05) dengan demikian Ha2 “ ada kelihatannya sehat tetapi
hubungan yang bermakna antara usia sesungguhnya menderita suatu
dengan kejadian kanker serviks” kelainan. Sampai dengan tahun 2013,
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa masih kurang didapati tenaga trainer
tidak ada hubungan yang bermakna yang terdiri dari dokter spesialis
antara usia ibu dengan kejadian obstetri ginekologi, dokter spesialis
kanker serviks. Hasil penelitian bedah onkologi, dokter spesialis
menunjukkan tidak ada kategori usia bedah onkologi, dokter umum, dan
yang lebih signifikan terkena kanker bidan khususnya di Sulawesi Utara.
serviks, artinya usia muda maupun tua Saraswati (2011) menemukan
mempunyai peluang yang sama untuk bahwa promosi kesehatan dapat
terkena kanker serviks. meningkatkan pengetahuan tentang
Menurut Darwinian dalam kanker serviks dan partisipasi
Setyarini (2009) menyatakan bahwa perempuan dalam program deteksi
usia dewasa muda yaitu umur 18 dini kanker serviks, di mana metode
sampai 40 tahun sering dihubungkan pendidikan kesehatan dengan
dengan masa subur. Pada periode ini menggunakan film memberikan hasil
masalah kesehatan berganti dengan yang lebih baik dibandingkan dengan
gangguan kehamilan, kelelahan kronis leaflet. Berdasarkan penjelasan teori
akibat merawat anak dan tuntutan serta hasil-hasil penelitian yang sudah
karir. Kegemukan, kanker, depresi dan diuraikan, maka dapat dibuat
penyakit serius tertentu mulai kesimpulan kanker serviks dapat
menggegoroti di usia ini. menyerang baik usia muda maupun
Penelitian ini berbeda dengan tua, maka skrining atau deteksi dini
Setyarini (2009) menemukan bahwa kanker serviks harus dilakukan lebih
responden usia >35 tahun beresiko dini agar menghindari penyakit kanker
untuk terkena kanker rahim 4.23 kali mencapai stadium lanjut.
lebih besar daripada responden yang Usia yang tepat untuk
berusia ≤ dengan 35 tahun. Stacey melakukan skrining terhadap kanker
(2012) menemukan terjadi serviks menurut Desideria (2015)
peningkatan stadium kanker serviks berdasarkan penelitian yang sudah
dari 16.63% (21-34 tahun) ke 42.44% dilakukan di Inggris, pada tahun 2003
(>70 tahun). Hal ini disebabkan karena Advisory Committee on Cervical
kurangnya tindakan pencegahan atau Cancer menyarankan deteksi dini
deteksi dini kanker pada perempuan kanker serviks dari 20 tahun menjadi
yang beresiko tinggi terjadi stadium 25 tahun. Hal ini disebabkan bahwa
lanjut. Kementerian kesehatan RI wanita usia di bawah 25 tahun sering
(2015) menginformasikan beberapa mengalami perubahan yang tidak
provinsi seperti Kalimantan Selatan berbahaya pada serviks sehingga

56 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015


HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RSU PROF. KANDOU MANADO TAHUN 2014

skrining tidak mengidentifikasi hal uterine cervix in a cytology


tersebut sebagai abnormal. screening programme: what
should be the target age group
for a major thrust of screening
DAFTAR PUSTAKA in resource-limited settings? J
Compilation: 1365-2303.
Chang-Mo Oh, Kyu-Won Jung, Young-
Joo Won, Aesun Shin, Hyun- Irvianty, A. & Sukarya, W. (2011).
Joo Kong, Jae Kwan Jun, Hubungan Karakteristik pasien
&Sang-yoon Park (2013). dengan kejadian kanker
Trends in the Incidence of In serviks yang dirawat inap di
Situ and Invasive Cervical bagian obstetric ginekologi
Cancer by Age Group and Rumah Sakit Hasan Sadikin
Histological Type in Korea from Bandung Periode 1 Januari
1993 to 2009. Journal. Pone. 2010-31 Desember 2010.
Vol.8: e72012 Vol.2. No.1 Available:
http://prosiding.lppm.unisba.ac
Decker, K.M., Turner, D., Demers, .id/index.php/Sains/article/view
A.A., Martens, P.J., Lambert, /32#.Vnf9L0CBS9U.
P., Chateau, D. (2013). The [Accessed 14 Desember
Evaluating the Effectiveness of 2015].
Cervical Cancer Screening
Invitation Letters. Journal of Jensen, K.E., Schmiedel, S., Norrild,
women’s health. Vol.22. No. 8: B., Frederiksen, K., Iftner, T., &
687-695. Kjaer, S.K. (2013) Parity as a
cofactor for high-grade cervical
Depkes , R.I (2009), Buku saku. disease among women with
Available: persistent human
http://www.pppl.depkes.go.id/_ papillomavirus infection: a 13-
asset/_download/bukusaku_ka year follow-up. British Journal
nker.pdf. [Accessed Februari of cancer, 108: 234-239.
2015]
Kementerian Kesehatan R.I. (2015).
Depkes (2008). Skrining kanker leher Situasi penyakit kanker. Bhakti
Rahim dengan metode Husada: Jakarta. Available:
inspeksi visual dengan asam www.depkes.go.id/download.p
asetat (IVA). Available: hp. [Accessed 17 Desember
[Accessed Februari 2015] 2015]

Desideria, B. (2015). Available:


http://health.liputan6.com/read Lusiana, A. (2013). Faktor risiko
/2281285/baru-21-tahun- kanker serviks di RSUD. Dr.
wanita-ini-kena-kanker- Zainoel Abidin Banda Aceh
serviks.[Accessed 15 pada tahun 2013. Available:
Desember 2015]. http://fk.unmul.ac.id/?p=pdf&id
=17.
Gupta, S., Sodhani, P., Halder, K.,
Chachra, K., Singh, V., & Munoz, N., Franceschi, S., Bosetti, c.,
Sehgal, A. (2007). Age trends Moreno, V., Rolando, H.,
in pre-cancerous and Smith, H.J., Shah, K.V., Meijer,
cancerous lesions of the C.J.L.M., Bosch, F. (2002).

Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015  57


Ivanna Junamel Manoppo

Role of parity and human Priharjo. 2005. Pengkajian fisik


papillomavirus in cervical keperawatan. Jakarta: EGC.
cancer: the IARC multicentric
case-control study. The Lancet Rahmat. 2003. Gangguan pada sistem
,Vol 359: 1093-1101. 10 e08, pencernaan.
234–28, 234–239 www.sinarharapan.com

Otto, S.E. (2005). Buku Saku Riduwan. 2002. Skala pengukuran


Keperawatan Onkologi, variable-variabel penelitian.
Jakarta: EGC. Bandung: Alphabeta.

Stacey, A., Fedewa., Cokkindes., Rio. 2009.


Virgo, S., Bandi, P., Saslow., & nursing_begin.com.tng/pemeri
Ward, E.M.(2012). Association ksaan_fisik/
of insurance status and age
with cervical cancer stage at Rospond. 2009.
diagnosis: National cancer http.//id:Wikipedia.org.wiki/pe
Database, 2000-2007. Am J meriksaan_fisik
Public Health. Vol 102:1782-
1790 Willms, Scheiderman, Algranati
(2003). Diagnosis fisik.
Saraswati, L.K. (2011). Pengaruh London: Jones & Barlett
promosi kesehatan terhadap Publisher Inc.
pengetahuan tentang kanker
serviks dan partisipasi wanita
dalam deteksi dini kanker
serviks.Available:
http://eprints.uns.ac.id/7820/1/
104781611201108421.pdf.
[Accessed 16 Desember
2015].

Setyarini, E. (2009). Faktor-faktor yang


berhubungan dengan kejadian
kanker leher Rahim di RSUD.
DR. Moewardi Surakarta.
Available:
http://eprints.ums.ac.id/3942/2/
J410040010.pdf. [Accessed 18
Desember 2015]

Umri, S. (2013). Hubungan Usia


pertama kali melakukan
hubungan seks dengan
kejadian Kanker serviks di
Rumah Sakit Pusat Haji Adam
Malik Medan.
Pramudianto. 2005. Pengkajian fisik
keperawatan. Jakarta: EGC.

58 | Jurnal Skolastik Keperawatan  Vol.1, No. 1  Jan – Jun 2015

Anda mungkin juga menyukai