Anda di halaman 1dari 17

Nama : Khaerul Umam Fawazi

Nim : 22010112447

Kelas : 2B

Matkul : Ilmu jiwa perkembangan

Dosen pengampuh : Hilyah Ashoumi, M.Pd.I

BAB VI

PERKEMBANGAN INTELENGENSI REMAJA

A. Pengertian Intelengensi

Istilah inteleg berasal dari bahasa Inggris intellect yang menurut Chaplin diartikan
sebagai berikut : proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan
menilai , kemampuan mempertimbangkan dan kemampuan mental atau intelegensi.
Sedangkan menurut Menurut Lewis terman (1921) mendefinisikan “Intelligence as the ability
to think abstractly” ( kecerdasan sebagai berpikir secara abstrak ) dan Jean Piaget (1952)
mendefinisikan “Intelligence as the ability to adapt to one’s surrondings”( kecerdasan sebagai
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar ). Dari pengertian-
pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kognitif,
intelegensi maupun intelek memiliki makna yang sama oleh sebab itu ketiga istilah tersebut
digunakan dalam pembahasan ini untuk pengertian yang sama.

Sebagian besar psikologi sepakat bahwa intelegensi adalah kemampuan


memfungsikan mental dalam berbagai bentuk seperti : berpikir logis, memahami, mengingat,
menerapkan berbagai konsep dan prinsip dalam situasi yang tepat, memahami hubungan
taksonomi, memusatkan perhatian, dan mengkoordinasikan gerakan motorik.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelengensi

Dua faktor yang mempengaruhi perkembangan intelengensi,yaitu :hereditas dan


lingkungan. Bagaimana pengaruh kedua faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Faktor hereditas

1
Semenjak dalam kandungan , anak telah memiliki sifat sifat yang menentukan daya
kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan
memiliki kemampuan berpikir setaraf normal, di atas normal atau di bawah nomal.

2) Faktor lingkungan

a) lingkugan keluarga

Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga adalah


memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan
sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang merupakan alat bagi
anak untuk berpikir.

b)linkungan sekolah

Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab untuk


meningkatkan perkembangan anak termasuk perkembangan berpikir anak.
Beberapa cara yang dapat dilakukan sekolah di antaranya adalah sebagai
berikut:

1. Menciptakan kondisi sekolah yang kondusif.

2. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdialog dengan


orang yang ahli dan berpengalaman dalam bidang ilmu pengetahuan,
sangat menunjang perkembangan intelektual anak.

3. Menjaga lingkungan sekolah yang sehat.

4. Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik.

5. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengikuti

perlombaan baik antar kelas maupun antar sekolah dengan

demikian siswa termotivasi untuk berpengalaman dan

mengembangkan bakat.

6. Membentuk kelompok belajar dengan memberikan materi

pemecahan masalah yang problematis sangat dibutuhkan untuk

mengembangkan intelektual mereka.

2
C. Karakteristik Perkembangan Intelengensi Remaja

Adapun contoh lain dari perkembangan intelegensi remaja adalah :

a. Timbul kesadaran berfikir.

b. Mulai adanya pemikiran tentang masa depan

c. Mampu memahami norma dan nilai.

d. Bersifat kritis.

e. Mampu menggunakan teori-teori.

f. Mampu mengasimilasikan kata-kata.

g. Dapat membedakan mana yang penting.

h. Mampu mengambil manfaat dari pengalaman.

i. Makin berkembangnya rasa toleransi.

j. Mulai mampu berfikir tentang masalah yang tidak konkrit.

k. Mulai memiliki pertimbangan-pertimbangan yang rasional.

BAB VII

PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA

A. Pengertian emosi

Emosi adalah keadaan diri seseorang yang berkaitan dengan perasaan dan memiliki
pengaruh besar terhadap kepribadian serta perilaku seseorang. Adapun menurut beberapa ahli
adalah sebegai berikut :

a. Sarlito Wirawan Sarwono dalam Syamsu Yusuf (2004: 115)

adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada
tingkah lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas.

b. Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori (2010: 63),

3
mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang
khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak.

c. Daniel Goleman dalam Ali dan Asrori (2010: 63),

mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang
khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak.

B. Jenis-jenis dan Ciri-Ciri Emosi

Menurut Daniel Goleman jenis-jenis dan ciri-ciri emosi adalah sebagai berikut :

1. Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel,


kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan
kebencian patologis.

2. Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis,


mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi.

3. Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was,


perasaan takut sekali, sedih, waspada , tidak tenang, ngeri, kecut, panik dan fobia.

4. Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan puas, riang,


senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa
terpenuhi, girang, senang sekali dan mania.

5. Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan


hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran dan kasih sayang.

6. Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub dan terpana.

7. Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan
mau muntah.

4
8. Malu, meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib, dan hati
hancur lebur.

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Emosi Remaja

Menurut Ali dan Asrori (2010: 69-71) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan
Emosi Remaja adalah sebagai berikut:

1. Perubahan Jasmani

Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat
dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada
bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak
seimbang.

2. Perubahan pola interaksi dengan orang tua

Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada yang pola
asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada
yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan
penuh cinta. Perbedaan pola asuh orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap
perbedaan perkembangan emosi remaja.

3. Perubahan interaksi dengan teman sebaya

Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas dengan
cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam
geng.

4. Perubahan pandangan luar

Sikap luar terhadap remaja sering tidak Dunia luar atau masyarakat masih
menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan.Seringkali
kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggungjawab, yaitu
dengan cara melibatkan remaja tersebut ke dalam kegiatan-kegiatan yang merusak
dirinya dan melanggar nilai-nilai moral.

5
5. Perubahan interaksi dengan sekolah

Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah


merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Para guru
merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka karena
selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi para
peserta didiknya.

F. Upaya orangtua dan guru mengembangkan emosi remaja

Menurut Mashar, ( 2015: 64-65) Upaya orang tua mengembangkan emosi remaja
sebagai berikut:

1. Orang tua memeriksa kembali cara pendidikan atau pengasuhan yang sudah
diterapkan atau digunakan selama ini pada anak.

2. Memberikan perhatian terhadap perkembangan emosi yang dimunculkan anak agar


orang tua dapat mencegahatau mengendalikan emosi yang negatif anak.

3. Melatih anak untuk mengenali emosinya dan mengelolanya dengan baik.

Adapun cara guru dalam merangsang kecerdasan emosi anak menurut Nugraha dan
Rachmawati (Mashar, 2015) antara lain:

1. Memberikan kegiatan yang diorganissasikan berdasarkan kebutuhan, minat dan


karakteristik anak dalam mengembangkan kecerdasaan emosi anak.

2. Pemberian kegiatan yang diorganisasikan bersifat holistik atau keseluruhan.

BAB VIII

PERKEMBANGAN MORAL REMAJA

A. Pengertian Perkembangan Moral

Pengertian Perkembangan Moral Moral berasal dari bahasa latin yaitu Mores yang
berarti budi bahasa, adat istiadat, dan cara kebiasaan rakyat, Perkembangan moral adalah
perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan remaja berkenaan dengan tata

6
cara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam kelompok sosial. Adapun
menurut beberapa ahli perkembangan moral remaja adalah sebagai berikut :

1. Santrock, (2007)

adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi


mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain.

2. Durkheim (1990)

menerangkan bahwa moralitas terdiri atas unsur-unsur antara lain


disiplin yang dibentuk oleh keteraturan tingkah laku dan wewenang,
keterikatan atau identifikasi dengan kelompok, serta otonomi.

3. Budiningsih, (2004)

bahwa moral adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup
secara baik sebagaimana manusia.

B. Teori -teori Perkembangan Moral

Menurut Kohlberg (1995), membagi perkembangan moralitas ke dalam 3 tingkatan


yang masing-masing dibagi menjadi 2 tahapan sehingga keseluruhan menjadi 6 tahap,
sebagai berikut :

1. Tingkat Pra-Konvensional

adalah tingkatan terendah dalam perkembangan moral, Tingkat ini dibagi 2


tahap, yaitu:

a). Orientasi hukuman dan kepatuhan (sekitar 0-7 tahun)

Pada tahap ini, baik atau buruknya suatu tindakan ditentukan oleh
akibatakibat fisik yang akan dialami, tindakan benar bila tidak dihukum dan
alah bila perlu dihukum, sedangkan arti atau nilai manusiawi tidak
diperhatikan.

7
b). Orientasi relativis-instrumental (sekitar 10 tahun)

Pada tahap ini, perbuatan yang dinggap benar adalah perbuatan yang
merupakan cara atau alat untuk memuaskan kebutuhannya sendiri dan kadang-
kadang juga kebutuhan orang lain.

2. Tingkat Konvensional

Tingkat konvensional (Conventional reasoning)adalah tingkatan kedua, atau


menengah dari teori perkembangan moral, Tingkatan ini terbagi dari 2 tahap, yaitu:

a). Orientasi anak yang baik atau anak manis (sekitar usia 13 tahun)

Pada tahap ini, perilaku yang dipandang baik adalah perilaku yang
menyenangkan dan membantu orang lain serta yang disetujui oleh masyarakat.

b). Orientasi ketertiban masyarakat dan aturan sosial (sekitar 16 tahun)

Pada tahap ini tindakan seseorang didorong oleh keinginannya untuk menjaga
tata tertib sosial, otoritas dan aturan yang tetap.

3. Tingkat Pasca-Konvensional

Tingkat Pasca-Konvensional adalah tingkatan tertinggi dalam teori perkemban


gan moral, Tingkatan ini terbagi dari 2 tahap, yaitu:

a). Orientasi Kontrak sosial (Dewasa awal)

Tindakan yang benar pada tahap ini cenderung ditafsirkan sebagai tindakan y
ang sesuai dengan kesepakatan umum.

b). . Orientasi prinsip dan etika universal (Masa dewasa)

Pada tahap ini orang tidak hanya memandang dirinya sebagai subjek hukum, t
etapi juga sebagai pribadi yang harus dihormati.

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Moral Remaja

8
Menurut Berk (2012), ada beberapa faktor yang mempengaruhi perekembangan moral
adalah sebagai berikut:

1. Pengasuhan

Peran pengasuhan terhadap perkembangan anak sangat krusial. Seorang anak


tidak pernah bisa lepas dari pengaruh orangtua sampai withering tidak ia menginjak
usia dewasa.

2. Sekolah

Di sekolah, seseorang akan memperoleh kesempatan untuk mengikuti diskusi


terbuka, bertemu dan berteman dengan orang yang memiliki latar belakang budaya
berbeda, serta mempelajari berbagai kasus dari literatur literatur.

3. Interaksi teman sebaya

Ketika anak mudah bernegosiasi dan berkompromi dengan rekan seusia


mereka, mereka sadar bahwa kehidupan sosial lebih didasarkan pada hubungan yang
setara daripada otoritas (Killen dan Nucci dalam Berk, 2012).

4. Budaya

pada umumnya masyarakat yang tinggal di negara industri dapat mencapai


tahapan perkembangan moral, hingga ke tingkat yang lebih tinggi, dibandingkan
masyarakat pedesaan.

D. Upaya orang tua dan guru dalam pengembangan moral pada Remaja

1. Peran orang tua dalam pembentukan pandangan moral pada remaja

a). Memperkenalkan nilai moral yang ada dimasyarakat.

1.Mengajarkan cara bergaul yang baik dan benar menurut pendidikan


agama kepada sesama manusia.
2. Memotivasi dan mendukung anak untuk mengikuti kebiasaan yang
terpuji pada kalangan masyarakat, seperti saling tolong menolong,
memaafkan dan lain sebagainya.

9
3. Tak lupa kita sebagai orang tua juga wajib mencontohkan tindakan
yang terpuji kepada anak.

b). Melibatkan dalam suatu pembahasan tentang dilema moral


Dilema moral dapat menyangkut kejujuran, kesetiaan, kepatuhan,
kebersihan dan berbagai aturan-aturan moral lainnya. Dilema moral disusun
dalam bentuk cerita yang menggambarkan situasi untuk menuntut anak agar
menganalisis cerita tersebut atas pertimbangan moral.

2. Peran orang tua dalam pembentukan perasaan moral pada remaja

Ialah perasaan yang terjadi di dalam diri anak setelah ia mengambil keputusan
melakukan tingkah laku bermoral atau tidak. Adapun peran orang tua dalam
meningkatkan perasaan moral yakni:
a). Menanamkan sikap yang penuh kasih
b). Membangkitkan perasaan bersalah
c). Menerapkan pola asuh disiplin
d). Memperkuat kata hati
3. Peran orang tua dalam pembentukan tingkah laku moral pada remaja

Adapun peranan orang tua dalam perkembangan tingkah laku bermoral pada
anak seperti berikut ini :

a). Memperkuat tingkah laku altruistik

Tingkah laku altruistik merupakan tingkah laku suka menolong,


membagi milik sendiri dengan temannya.
b). Rollmode atau memberi contoh
Orang tua merupakan model yang sangat penting dalam perkembangan
moral anak, anak meniru tingkah laku orang tua.
c). Menerapkan sikap Disiplin
Kedisiplinan yang diberikan oleh orang tua terhadap anak merupakan
salah satu faktor yang menunjang penerapan tingkah anak dalam menerapkan
tingkah laku moral.

d). Peran guru dalam proses perkembangan moral remaja

10
Guru berperan bukan hanya sebagai pelaku perubahan yang
menggerakkan roda transformasi sosial, ekonomi, dalam masyarakat.

BAB IX

PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA

A. Pengertian Perkembangan Sosial Remaja


perkembangan sosial remaja adalah berkembangnya Kemampuan remaja untuk
memahami orang lain. sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi,
minat,nilai-nilai, maupun perasaannya.
B. Tingkah Laku Sosial Remaja
Perilaku secara bahasa berarti cara berbuat atau menjalankan sesuatu sesuai dengan
sifat yang layak bagi manusia. Secara sosial berarti segala sesuatu mengenai masyarakat atau
kemasyarakatan. Sedangkan secara istilah diartikan sebagai berikut ini: Perilaku sosial adalah
aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka
memenuhi kebutuhan diri atau orang lainyang sesuai dengan tuntutan social.
Jadi perilaku sosial remaja adalah gambaran perilaku umum yang ditunjukkan oleh
remaja dalam hidup bermasyarakat sebagai respon terhadap apa yang dianggap dapat
diterima atau tidak dapat diterima oleh kelompok sebaya seseorang dalam menanggapi orang
lain dengan cara yang berbeda-beda.
C. Kepribadian yang Diterima dan Ditolak Kelompok
Menurut Hurluck keperibadian yang diterima dan ditolak oleh kelpmpok adalah
sebagai berikut :

1. Keperibadian yang di terima oleh kelompok


 Penampilan yang menyenangkan karena menarik secara fisik,
tenanang mamun gembira.
 Bersikap sportif, tidak membenarkan diri sendiri
 Menyesuikan penampilan fisik, sesuai standar penampilan
kelopompok.
 Mampu dan mau bekerja sama, bertanggung jawab, banyak ide,
terutama memecahkan masalah, bijaksana dan sopan.
 Jujur,setia kawan, dan tidak mementingkan diri sendiri.

11
 Memiliki status sosial dan ekonomi yang sama atau sedikit di
atas kebanyakan anggota lain dalam kelompok.
 Bertempat tinggal yang dekat dengan kelompok sehingga
memudahkan mengikuti kegiatan kelompok.
2. Kepribadian yang tidak diterima oleh kelompok
 Penampilan yang tidak menyenangkan karena tidak menarik
secara fisik, pendiam dan penyindiri pada kesan pertama.
 Bersikap tidak sportif, ingin membenarkan diri sendiri tidak
mengakui kehebatan orang lain.
 Penampilan fisik, tidak sesuai standar penampilan
kelopompok.
 Suka menonjolkan diri sendiri. Tidak dapat bekerja sama, suka
memerintah, dan mengatur semau diri sendiri dan kurang
bijaksana.
 kontrol emosi rendah, atau mudah terpancing emosi buruk.
 Tidak jujur,suka berkhianat dan mementingkan diri sendiri.
 Status ekonomi, jauh dibawah kebanyakan anggota kelompok
atau terlalu jauh di atas kelompok
 Tempat tinggal yang jauh dari kelompok sehingga sulit untuk
berpatisipasi dalam kegitan kelompok.
D. Faktor – Faktor yang Memengaruhi Tingkah Laku Remaja
a. Faktor dari dalam (internal)
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor-
faktor tersebut dapat berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap, serta nafsu.
Faktor internal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor biologis dan faktor sosio
psikologis.
b. Faktor dari luar (eksternal)
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau
individu. Faktor yang timbul dari keluarga, sekolah dan masyarakat akan
mempengaruhi perilaku sosial seorang individu. Faktor eksternal ini dapat berupa
pengaruh lingkungan sekitar dimana individu tersebut hidup dan ditambah dengan
adanya reinforcement (hukuman dan hadiah) yang ada dalam komunitas tersebut.

Yang termasuk faktor-faktor eksternal :

12
1). Pengaruh orang tua
2). Pengaruh sekolah
3). Pengaruh teman sebaya
E. Usaha yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam membantu perkembangan sosial
remaja
Peran orang tua dalam perkembangan sosial anak adalah mengenalkan anak pada
teman sebayanya. Selain itu, kamu juga bisa mengenalkan anak tentang lingkungan
sekitarnya.

BAB X
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

A. Pengertian Perkembangan Bahasa Pada Anak

Bahasa dari bahasa Sanskerta adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk
berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan.
Menurut Santrock1 bahasa adalah suatu bentuk komunikasi entah itu lisan, tertulis, atau
isyarat yang berdasarkan pada suatu sistem dari simbol-simbol.

B. Teori Perkembangan Bahasa Anak


Beberapa teori Perkembangan Bahasa Anak mengenai hal ini antara lain:

1). Teori Behaviorisme


Kaum behaviorisme menerangkan bahwa proses pemerolehan Bahasa pertama
dikendalikan dari luar sisi si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui
lingkungan.
2). Teori Sosial Kognitif

Istilah kognitif berkaitan dengan peristiwa mental yang terlibat dalam proses
pengenalan tentang dunia, yang sedikit banyak melibatkan pikiran atau berpikir.

3). Teori Nativisme

1
Santrock (2007: 354)

13
Teori nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan Bahasa
pertama, kanak-kanak sedikit demi sedikit membuka kemempuan lingualnya yang
secara genetis telah diprogramkan.
4). Teori Sosial Kultural
Menurut Surna & Pandeirot2 teori ini menyatakan bahwa perkembangan
bahasa dipengaruhi oleh interaksi sosial anak dengan lingkungannya. Dimana dalam
lingkungan, anak akan memperkaya kemampuan berbahasanya.
C. Perkembangan sosial anak dan menjadi pribadi yang dapat bermasyarakat
1.Kesempatan yang penuh untuk sosialisasi adalah penting karena anak-anak tidak
dapat belajar hidup bermasyarakat dengan orang lain jika sebagaian besar waktu
mereka dipergunakan seorang diri.
2.Dalam keadaan bersama-sama anak-anak tidak hanya harus mampu berkomunikasi
dalam kata-kata yang dapat mengerti orang lain, tetapi juga harus mampu berbicara
tentang topik yang dapat dipahami dan menarik bagi orang lain.
3. Anak akan belajar bersosialisai hanya apabila mereka mempunyai motivasi untuk
melakukannya.
4. metode belajar yang efektif dengan bimbingan adalah dengan metode belajarefektif
anak-anak dapat mempelajari beberapa pola perilaku yang penting bagi penyesuaian
sosial yang baik.
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Pada Anak
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa antara lain sebagai berikut :

1). Umur anak

2) Kondisi lingkungan

3). Kecerdasaan anak

4). Status sosial ekonomi keluarga

5). Kondisi fisik

6). Pengaruh biologis

2
Surna & Pandeirot (2014: 95) Perkembangan Anak, jilid 1 Edisi Kesebelas. Jakarta: PT. Erlangga: Mila
Rahmawati dan Anna Kuswati

14
15
16
17

Anda mungkin juga menyukai