Anda di halaman 1dari 90
STANDAR BIAYA UMUM DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN ANGGARAN 2023 Beton Salinan BUPATI BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BOJONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2023 TENTANG STANDAR BIAYA UMUM DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO Menimbang Mengingat ‘TAHUN ANGGARAN 2023 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 51 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Biaya Umum Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun Anggaran 2023; 1.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten di Djawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); -Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); .Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan ‘Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); » » # 6 Ao 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan —_—Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6801); 7.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014.“ Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8.Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6516); .Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6736); 10, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322); © a 11.Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republile Indonesia Tahun 2014 Nomor 199) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan —Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 186); 12,Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 63); 13.Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2020 tentang Standar Harga Satuan Regional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 57); 14, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas ke Luar Negeri Bagi Pejabat /Pegawai di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah dan Pimpinan Serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 60); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157); 16.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1447); 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781); Menetapkan 4 18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.02/2022 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2023 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 494); 19.Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bojonegoro Lembaran Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016 Nomor 16), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 8 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 13 ‘Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bojonegoro (Lembaran Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2021 Nomor 8); MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR BIAYA UMUM DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN ANGGARAN 2023. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Bojonegoro. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. 3. Bupati adalah Bupati Bojonegoro. 4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Bojonegoro. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bojonegoro. 6. Pejabat Negara adalah Bupati, Wakil Bupati dan Anggota DPRD 7. Pimpinan DPRD adalah Ketua dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bojonegoro. 8. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro. 9. Perangkat Dacrah yang selanjutnya disingkat PD adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. 10. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. -Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan seluruh atau sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah. 1 Ses 12. Pejabat Pembuat Komitmen, yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja daerah. 13.Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD, yang selanjutnya disingkat PPK SKPD adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD. 14. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, yang selanjutnya disingkat PPTK adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. 15.Bendahara Penerimaan adalah Aparatur Sipil Negara yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. 16. Bendahara Pengeluaran adalah Aparatur Sipil Negara yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. 17.Narasumber adalah seseorang yang terkait dengan rangkaian kegiatan mengenai sesuatu hal untuk dimintai keterangan, pendapat ataupun penjelasan maupun pemberian materi sesuai dengan keahliannya. 18. Pakar/Praktisi/Profesional adalah seseorang yang memiliki pengetahuan ataupun kemampuan dalam bidang tertentu yang dianggap sebagai sumber tepercaya atas teknik maupun keahlian. 19, Pembicara Khusus adalah seseorang yang dipercaya untuk menyampaikan suatu hal, berita, atau informasi di depan umum karena kompetensinya. 20.Forum Koordinasi Pimpinan Daerah yang selanjutnya disebut Forkopimda adalah forum yang digunakan untuk membahas penyelenggaraan —urusan pemerintahan umum di Kabupaten Bojonegoro. 21. Instruktur adalah seseorang yang bertugas memberikan pelatihan, pembinaan dan pengarahan terhadap peserta. 22. Aparatur Sipil Negara, yang selanjutnya disingkat ASN adalah Warga Negara Indonesia yang diangkat sebagai Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 23.Non Aparatur Sipil Negara, yang selanjutnya disingkat Non ASN adalah pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang diangkat berdasarkan Keputusan Bupati atau Keputusan Kepala Perangkat Daerah setelah mendapatkan persetujuan Bupati yang bertugas membantu —_— dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. >. 6S 24,Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro. 25.Perjalanan Dinas adalah perjalanan keluar tempat kedudukan baik perseorangan maupun secara bersama dari lokasi kantor/Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk kepentingan kedinasan. 26. Lumpsum adalah uang yang dibayarkan sekaligus. 27. Biaya riil (at cost) adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah. 28. Uang Representasi Perjalanan Dinas yang selanjutnya disebut Uang representasi adalah komponen biaya perjalanan dinas dalam negeri yang diberikan kepada pelaksana perjalanan dinas. 29. Surat Perintah Tugas, yang selanjutnya disingkat SPT adalah surat perintah kepada Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, ASN dan Non ASN di Lingkungan Pemerintah Daerah untuk melaksanakan tugas kedinasan. 30.Surat Perintah Perjalanan Dinas, yang selanjutnya disingkat SPPD adalah surat perintah kepada Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, ASN dan Non ASN untuk melaksanakan tugas kedinasan. 31. Tempat Kedudukan adalah lokasi kantor/satuan kerja. 32.Tempat bertolak adalah tempat/kota untuk melanjutkan perjalanan dinas ke tempat tujuan. 33.Tempat tujuan adalah tempat/kota yang menjadi tujuan perjalanan dinas. 34. Detasering adalah penugasan sementara waktu. 35. Tim Pelaksana Kegiatan adalah pejabat yang kompeten dan layak untuk melaksanakan dan terlibat langsung dalam kegiatan serta bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. 36, Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/ pejabat fungsional/ personil yang _bertugas melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung dan/atau E-Purchasing. 37.Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Pokja Pemilihan adalah sumber daya manusia yang ditetapkan oleh pimpinan UKPBJ untuk mengelola pemilihan penyedia. 38. Bimbingan Teknis, yang selanjutnya disebut Bimtek adalah kegiatan untuk memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan dalam rangka — mengoptimalkan pelaksanaan tugas teknis. 39. Sosialisasi adalah proses transfer ilmu, gagasan, nilai atau aturan bagi ASN, Non ASN atau masyarakat. 40. Pendidikan dan Pelatihan, yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri Sipil dengan kurikulum berbasis kompetensi. = Gos 41. Tenaga Ahli Fraksi DPRD adalah tenaga yang diangkat untuk membantu melaksanakan tugas dan wewenang fraksi di DPRD. 42. Tim Pakar DPRD adalah kelompok pakar yang dibentuk untuk membantu tugas dan wewenang DPRD pada bidang tertentu. 43. Pengawal Voorijder adalah pengawalan oleh petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau menggunakan isyarat lampu merah atau biru dan bunyi sirene. 44,Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang sclanjutnya disingkat DPA SKPD adalah dokumen yang memuat Pendapatan dan Belanja SKPD atau dokumen yang memuat Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan SKPD yang melaksanakan fungsi bendahara umum daerah yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran. Pasal 2 (1) Standar Biaya Umum Daerah dipergunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan APBD. Dalam perencanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Standar Biaya Umum berfungsi sebagai: a.batas tertinggi yang besarannya tidak dapat dilampaui dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah; b. referensi penyusunan proyeksi prakiraan maju; dan c. bahan penghitungan pagu indikatif APBD. (3) Dalam pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Standar Biaya Umum berfungsi sebagai: a.batas tertinggi yang besarannya tidak dapat dilampaui dalam pelaksanaan anggaran kegiatan; dan b.estimasi merupakan prakiraan besaran _biaya tertinggi yang dapat dilampaui karena kondisi tertentu, termasuk karena adanya kenaikan harga pasar, meliputi : satuan biaya penginapan, satuan biaya transport perjalanan dinas dengan kendaraan darat dan satuan biaya tiket pesawat. 2) Pasal 3 (1) Jenis dan besaran Standar Biaya Umum yang diatur pada Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (2) Khusus ketentuan mengenai standar biaya perjalanan dinas luar negeri mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai standar biaya masukan yang berlaku = pada_—sanggaran—-kementerian negara/lembaga. Bos Pasal 4 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 19 Tahun 2022 tentang Standar Biaya Umum di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Tahun Anggaran 2023, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. BAB II KETENTUAN PENUTUP Pasal 5 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini. — dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bojonegoro. Ditetapkan di Bojonegoro pada tanggal 13 Pebruari 2023 BUPATI BOJONEGORO, ttd ANNA MU’AWANAH Diundangkan di Bojonegoro pada tanggal 13 Pebruari 2023 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO, ttd. Dra. NURUL AZIZAH, MM. BERITA DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2023 NOMOR 1. Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO, ‘ AZIZAH, MM Pembina Utama Madya NIP. 19690405 198809 2 001 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BOJONEGORO NOMOR 1_TAHUN 2023 TANGGAL _:_13 Pebruari 2023 STANDAR BIAYA UMUM Ketentuan dalam lampiranPeraturan Bupati ini mengatur pedoman dalamperencanaan anggaran maupun pelaksanaan anggaran dan satuan biaya yang berfungsi sebagai batas tertinggi pelaksanaan anggaran dengan didasarkan atas bukti pertanggungjawaban. Standar biaya pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)scbelum ditetapkan dalam Peraturan Bupati tersendiri, ditetapkan oleh pimpinan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)dengan mempertimbangkan efisiensi anggaran setelah mendapatkan persetujuan dari kepala daerah atau yang di beri kuasa, yang sebelumnya telah diajukan dalam rencana anggaran biaya. Satuan biaya yang tidak diatur dalam Peraturan Bupati ini dapat mengikuti Peraturan Menteri tentang Standar Biaya dan/atau Peraturan Perundang- undangan lainnya. 1, Satuan Biaya Honorarium : a. Penanggung JawabPengelola Keuangan dan Pengelola Barang/Aset; b. Pejabat Pengadaan Barang/Jasa, Kelompok Kerja Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa, Pengguna Anggaran Pengadaan Barang/Jasa dan Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ); c. Narasumber/Pembahas, Petugas Acara/Panitia, dan Uang Saku Peserta; d. Tim Pelaksana Kegiatan, Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan, dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah; . Pemberi Keterangan Ahli,Penyuluh atau Pendamping Non ASN dan Rohaniawan; f. Tim Penyusunan/PengelolaJurnal/Buletin /Majalah/Pengelola ‘Teknologilnformasi dan Pengelola Website; g. Penyelenggara Ujian, Penulisan Butir Soal, Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), Beasiswa, Tenaga Bidang Perlombaan, Petugas Upacara Hari Besar Nasional, dan Tenaga PengawalanPejabat Negara. 2. Satuan Biaya Perjalanan Dinas: a. Perjalanan Dinas Dalam Negeri; b. Perjalanan Dinas Luar Negeri; c. Pembayaran, Pembatalan, Kewenangan Penetapan Perintah Perjalanan Dinas dan Pertanggungjawaban ; 3. Satuan Biaya Paket Kegiatan Rapat atau Pertemuan di Luar Kantor : a. Satuan Biaya Paket Kegiatan Rapatatau Pertemuan di Luar Kantor; b. Uang Harian Kegiatan Rapat atauPertemuan di Luar Kantor. Satuan Biaya Konsumsi Rapat; 5. Satuan BiayaLembur dan Makan Minum Harian; 6. Satuan Biaya Pemeliharaan : a. Pemeliharaan Kendaraan Dinas; b. Pemeliharaan SaranaKantor; c. Pemeliharaan Gedungatau Bangunan Dalam Negeri. > a Satuan Biaya Pemetian dan Angkutan Jenazah; Satuan Biaya Paket Data dan Komunikasi; 9. Satuan Biaya Jasa Konsultansi; 10. Satuan Biaya Tenaga Ahli Fraksi dan Tim Pakar DPRD, Satuan Biaya Tenaga Ahli dan Tenaga Khusus lainnya; 11. Satuan Biaya Tenaga Non ASN dan Non Pegawai; 12. Satuan Biaya Jasa dan Sewa; 13. Satuan Hadiah Lomba Kejuaraan. Standar biaya umum yang diatur dalam Peraturan Bupati ini merupakan harga satuan yang ditetapkan dengan mempertimbangkan tingkat kemahalan regional. # 1, SATUAN BIAYA HONORARIUM Satuan biaya honorarium yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi: 1.1 Penanggungjawab Pengelola Keuangan dan Pengelola Barang/Aset. a. Honorarium Penanggungjawab Pengelola Keuangan dan Pengelola Barang/Aset, terdiri dari: 1) PPKD/PA dan/atau KPA, PPK, PPTK, PPK SKPD, Bendahara Pengeluaran/Pemegang Uang Muka, _ Bendahara Pengeluaran Pembantu, Bendahara Penerimaan, Bendahara Penerimaan Pembantu, dan Administrasi/Pengelola/Pengawas Kegiatan; dan honorarium Tingkat Pengguna Barang dan Tingkat Kuasa. Pengguna Barang diberikan kepada Pegawai ASN yang melaksanakan tugas rutin selaku Pengurus Barang. b. Honorarium Penanggungjawab Pengelola Keuangan pada setiap satuan kerja diberikan berdasarkan besaran pagu yang dikelola untuk setiap Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dengan ketentuan sebagai berikut : 1) penanggungjawab pengelola keuangan yang mengelola lebih dari 1 (satu) DPA, dapat diberikan honorarium dimaksud, dengan besaran didasarkan atas salah satu pagu dana tertinggi dari DPA yang dikelola; jumlah keseluruhan alokasi dana untuk honorarium Penanggungjawab pengelola keuangan dalam 1 (satu) tahun anggaran paling banyak 5% (lima persen) dari pagu yang dikelola; dalam hal bendahara penerimaan/pengeluaran yang telah di berikan tunjangan fungsional bendahara, yang bersangkutan tidak diberikan honorarium dimaksud; dan 4) dalam hal sebagian kewenangan PA sudah dilimpahkan kepada KPA sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan, maka PA tidak mendapatkan honorarium, kecuali Dinas Kesehatan terkait dengan Badan Layanan Umum Daerah; 5) dalam hal PA tidak melimpahkan salah satu atau keseluruhan kewenangannya kepada KPA, maka PA tidak dapat diberikan honorarium. ya 2) 2) 3) 1.2 13 Pejabat Pengadaan Barang/Jasa, Kelompok Kerja Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa, Pengguna Anggaran Pengadaan Barang/Jasa dan Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ). a. Honorarium diberikan dalam hal: 1) pejabat pengadaan barang/jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Kelompok kerja pemilihan pengadaan barang/jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 3) pengguna anggaran pengadaan barang/jasa menetapkan penyedia untuk paket pengadaan barang, konstruksi, jasa konsultansi, atau jasa lainnya sesuai dengan ketentuan Pperaturan perundang-undangan. b. Honorarium Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) diberikan kepada ASN yang diberi tugas tambahan sebagai perangkat pada Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. c. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengadaan barang/jasa dan Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPB4) tidak terikat tahun anggaran. d. Dalam hal pejabat pengadaan barang/jasa dan kelompok kerja pemilihan pengadaan barang/jasa telah menerima tunjangan pengelola pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, maka tidak diberikan honorarium sebagaimana dimaksud pada huruf a. e. Dalam hal Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) sudah merupakan struktur organisasi tersendiri dan telah diperhitungkan dalam komponen tambahan penghasilan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan, maka perangkat Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa tidak diberikan honorarium dimaksud pada huruf b. Narasumber/Pembahas, Petugas Acara/Panitia, dan Uang Saku Peserta 2) a. Honorarium narasumber atau pembahas, diberikan kepada pejabat negara, pejabat daerah, ASN dan pihak lain yang memberikan informasi atau pengetahuan dalam kegiatan seminar, rapat, sosialisasi diseminasi, bimbingan teknik, workshop, sarasehan, symposium, lokakarya, focus grup discussion, dan kegiatan sejenis (tidak termasuk untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan). b. Ketentuan narasumber adalah berasal dari: 1) luar PD penyelenggara; dan/atau 2) lingkup PD penyelenggara, sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar PD penyelenggara/masyarakat maka diberikan honorarium sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari honorarium narasumber atau pembahas; dan - 4- 3) satuan jam yang digunakan dalam pemberian honorarium narasumber atau pembahas adalah 60 (enam puluh) menit, baik dilakukan secara panel maupun individual. Honorarium moderator eksternal dapat diberikan kepada pejabat/pegawai/pihak lain yang berasal dari luar instansi/PD Lingkup Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas sebagai moderator pada kegiatan seminar, rapat kerja, sosialisasi diseminasi, bimbingan teknik, workshop, _sarasehan, symposium, lokakarya, focus grup discussion, dan kegiatan sejenis (tidak termasuk untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan). Honorarium moderator internal dapat diberikan kepada pejabat daerah/pegawai/pihak lain yang berasal dari instansi/PD Lingkup Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas sebagai moderator pada kegiatan seminar, rapat kerja, sosialisasi diseminasi, bimbingan teknik, workshop, _sarasehan, simposium, lokakarya, focus grup discussion, dan kegiatan sejenis (tidak termasuk untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan). Honorarium pembawa acara eksternal diberikan kepada ASN, dan pihak lain yang berasal dari luar instansi/PD Lingkup Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, yang diberi tugas oleh Pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas memandu acara dalam kegiatan seminar, rapat kerja, sosialisasi diseminasi, workshop, saresehan, simposium, lokakarya, dan kegiatan sejenis, yang mengundang minimal menteri, kepala daerah/wakil kepala daerah tingkat provinsi dan dihadiri lintas SKPD dan/atau masyarakat. Honorarium panitia diberikan kepada ASN/non ASN yang diberi tugas oleh pejabat yang berwenang sebagai panitia atas pelaksanaan kegiatan seminar, rapat kerja, sosialisasi diseminasi, workshop, sarasehan, simposium, lokakarya dan kegiatan sepanjang peserta berasal dari luar satuan kerja PD penyelenggara dan/atau masyarakat. Ketentuan jumlah panitia yang dapat diberikan honor maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah peserta 40 (empat puluh) orang atau lebih, sedangkan untuk jumlah peserta kurang dari 40 (empat puluh) orang, jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium paling banyak 4 (empat) orang. Uang saku dapat diberikan kepada peserta kegiatan seminar, sosialisasi diseminasi, bimbingan teknik, workshop, sarasehan, symposium, lokakarya, focus grup discussion, dan kegiatan sejenis yang diselenggarakan minimal 3 (tiga) jam. V/ h. Pemberian honorarium jasa narasumber, moderator, atau pembawa acara professional (pakar, praktisi, atau pembicara khusus) yang mempunyai keahlian dan/atau pengalaman tertentu dalam ilmu dan/atau bidang tertentu untuk kegiatan seminar, rapat koordinasi, sosialisasi, diseminasi, dan kegiatan sejenisnya dilaksanakan sesuai satuan biaya honorarium. i. Pemberian honorarium jasa narasumber, moderator, atau pembawa acara professional (pakar, praktisi, atau pembicara khusus) dapat melebihi besaran standar honor narasumber, moderator, atau pembawa acara sepanjang didukung dengan bukti pengeluaran riil pembiayaan secara at cost. 1.4 Tim Pelaksana Kegiatan, Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan, dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah a. Honorarium tim pelaksana kegiatan diberikan kepada seseorang yang diangkat dalam suatu tim pelaksana kegiatan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu berdasarkan Surat Keputusan kepala daerah. b. Ketentuan pembentukan tim sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat diberikan honorarium dengan ketentuan sebagai berikut: 1) mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur; 2) bersifat koordinatif untuk tim pemerintah daerah, dengan mengikut sertakan instansi pemerintah di luar pemerintah daerah yang bersangkutan untuk tim yang ditandatangani oleh kepala daerah, atau antar organisasi PD untuk tim yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah setelah mendapat persetujuan Bupati; bersifat koordinatif untuk tim yang dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan dapat ditandatangani oleh kepala daerah; bersifat temporer dan pelaksanaan kegiatannya perlu diprioritaskan; 5) merupakan tugas tambahan atau perangkapan fungsi diluar tugas dan fungsi sehari-hari; dan 6) dilakukan secara selektif, efektif dan efisien. c. Honorarium Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan, diberikan kepada seseorang yang diberi tugas melaksanakan kegiatan administratif untuk menunjang kegiatan Tim pelaksana kegiatan. Sekretariat tim pelaksana kegiatan hanya dapat dibentuk untuk menunjang tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh Sekretaris Daerah. d. Jumlah sekretariat tim pelaksana kegiatan diatur sebagai berikut: 1) paling banyak 5 (lima) orang untuk tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh kepala daerah; dan 2) paling banyak 3 (tiga) orang untuk tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh Sekretaris Daerah. \ J 3) 4) e. Dalam hal tim pelaksana kegiatan telah terbentuk selama 3 (tiga) tahun berturut turut, pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap urgensi dan efektifitas keberadaan tim dimaksud untuk dipertimbangkan menjadi tugas dan fungsi suatu PD. f. Honorarium tim anggaran pemerintah daerah dapat di berikan kepada anggota tim yang ditetapkan berdasarkan Keputusan kepala daerah. g. Jumlah anggota kesekretariatan tim anggaran pemerintah daerah paling banyak 5 (lima) anggota. 1.5 Pemberi Keterangan Ahli, Penyuluh atau Pendamping Non ASN dan Rohaniawan a. Honorarium pemberi keterangan ahli diberikan kepada Pejabat Negara, Pejabat Daerah, ASN, dan pihak lain yang diberi tugas menghadiri dan memberikan informasi atau keterangan sesuai dengan keahlian di bidang tugasnya yang diperlukan dalam persidangan di pengadilan. b. Honorarium Penyuluhan atau Pendampingan diberikan sebagai sebagai pengganti upah kerja kepada non ASN yang diangkat untuk melakukan penyuluhan berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Dalam hal ketentuan mengenai upah minimum wilayah lebih tinggi dari pada satuan biaya ini, maka satuan biaya dapat dilampaui atau mengacu pada peraturan yang mengatur tentang Upah Minimum Provinsi, Kabupaten atau Kota dengan ketentuan: 1) lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) diberikan sesuai upah minimum provinsi, kabupaten, atau kota setempat; lulusan DI/DII/DUI/DIV Sarjana Terapan diberikan paling banyak 114% (seratus empa belas persen) dari upah minimum provinsi, kabupaten, atau kota setempat; lulusan Master (S2) diberikan paling banyak 133% (seratus tiga puluh tiga persen) dari upah minimum provinsi, kabupaten, atau kota setempat; dan lulusan Doktor (S3) diberikan paling banyak 150% (seratus lima puluh persen) dariupah minimum provinsi, kabupaten, atau kota setempat. c. Honorarium Rohaniawan diberikan kepada sesorang yang ditugaskan oleh pejabat yang berwenang sebagai rohaniawan dalam pengambilan sumpah jabatan. 1.6 Tim Penyusunan/Pengelola Jurnal/Buletin/Majalah/Pengelola Teknologi Informasi dan Pengelola Website a. Honorarium tim penyusunan jurnal diberikan kepada penyusun dan penerbit jurnal berdasarkan keputusan kepala daerah. b. Honorarium tim penyusunan buletin atau majalah dapat diberikan kepada penyusun dan penerbit bulletin atau majalah berdasarkan keputusan kepala daerah.\, Vi 2) 3) 4) c. Honorarium tim pengelola teknologi informasi atau website dapat diberikan kepada pengelola website atau media sejenis (tidak termasuk media sosial) berdasarkan Keputusan kepala daerah. Dalam hal pengelola teknologi informasi atau website sudah merupakan struktur organisasi tersendiri dan telah diperhitungkan dalam komponen tambahan penghasilan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, maka tidak diberikan honorarium dimaksud. 1.7 Penyelenggara Ujian, Penulisan Butir Soal, Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), Beasiswa, Tenaga Bidang Perlombaan, Petugas Upacara Hari Besar Nasional, dan Tenaga Pengawalan Pejabat Negara a. Honorarium penyelenggara ujian merupakan imbalan yang diberikan kepada penyusun naskah ujian, pengawas ujian, penguji, atau pemeriksa hasil ujian yang bersifat lokal sesuai dengan kewenangan pemerintah daerah. b. Honorarium penulisan butir soal tingkat provinsi, kabupaten atau kota diberikan sesuai dengan kepakaran kepada penyusun soal yang digunakan pada penilaian tingkat lokal, meliputi soal yang bersifat penilaian akademik, seperti soal ujian berstandar lokal, soal ujian, soal teskompetensi akademik, soal calon ASN, dan soal untuk penilaian akademik seperti soal tes bakat, tes minat, soal yang mengukur kecenderungan perilaku, soal tes kompetensi guru yang non akademik, soal tes asesmen pegawai, soal kompetensi managerial sesuai dengan kewenangan pemerintah daerah. c. Honorarium kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) diberikan kepada penceramah, pengajar, penyusun modul dan panitia penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan ketentuan. 1) penceramah dapat diberikan kepada penceramah yang memberikan wawasan pengetahuan dan/atau sharing experience sesuai dengan keahliannya kepada peserta pendidikan dan pelatihan dengan ketentuan sebagai berikut: a) berasal dari luar organisasi PD penyelenggara atau masyarakat; b) berasal dari dalam organisasi PD penyelenggara sepanjang peserta pendidikan dan pelatihan yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar PD penyelenggara dan/atau masyarakat; atau dalam hal penceramah tersebut berasal dari PD penyelenggara, maka diberikan honorarium sebesar 50% dari honorarium penceramah. 2) pengajar yang berasal dari luar PD penyelenggara, dapat diberikan kepada pengajar yang berasal dari luar PD penyelenggara sepanjang kebutuhan pengajar_ tidak terpenuhi dari PD penyelenggara. 4 V" ¢ 8 - 3) pengajar yang berasal dari dalam PD penyelenggara, dapat diberikan kepada pengajar yang bersal dari dalam PD penyelenggara, baik widyaiswara maupun pegawai lainnya. Bagi widyaiswara, honorarium diberikan atas kelebihan jumlah minimal jam tatap muka. Ketentuan jumlah minimal tatap muka sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 4) penyusunan modul pendidikan dan pelatihan dapat diberikan kepada ASN atau pihak lain yang diberi tugas untuk menyusun modul untuk pelaksanaan pendidikan dan pelatihan berdasarkan keputusan kepala daerah dan pemberian honorarium berpedoman pada ketentuan sebagai berikut : a) bagi widyaiswara honorarium diberikan atas kelebihan jumlah minimal jam tatap muka_ sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan satuan biaya ini diperuntukkan bagi penyusunan modul pendidikan dan pelatihan baru atau penyempurnaan modul lama dengan persentase penyempurnaan substansi modul diklat paling sedikit 50% (lima puluh persen). 5) panitia penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) dapat diberikan kepada panitia penyelenggara yang melaksanakan fungsi tata usaha pendidikan dan pelatihan, evaluator dan fasilitator kunjungan serta hal lain yang menunjang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berjalan dengan baik dengan ketentuan sebagai berikut : a) merupakan tugas tambahan atau perangkapan fungsi bagi yang bersangkutan; b) dilakukan secara selektif dengan mempertimbangkan urgensinya; jumlah peserta 40 (empat puluh) orang atau lebih, jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium 10% (sepuluh persen) dari jumlah peserta dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan; jumlah peserta kurang dari 40 (empat puluh) orang, jumlah panitia yang dapat diberikan honorarium paling banyak 4 (empat) orang; dan jam pelajaran yang digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan adalah 45 (empat puluh lima) menit. d. Beasiswa diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh, dengan ketentuan sesuai dengan perundang-undangan. e. Honorarium bidang perlombaan merupakan imbalan yang diberikan kepada petugas yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut dan mendapat pengakuan asosiasi/atau lembaga yang berwenang, b) °) d e) Pome f, Honorarium petugas upacara hari besar nasional merupakan imbalan yang diberikan kepada petugas dalam rangka kelancaran pelaksanaan upacara tersebut dengan penuh tanggungjawab. §. Honorarium pengawalan pejabat Negara merupakan imbalan yang diberikan kepada petugas kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau menggunakan isyarat lampu merah atau biru dan bunyi sirene. 4 “\ (uereg sninSuag) O0€ 00g o0g o0e 00€ 00E 00€ 00€ 00g 00€ 00 so | Suereg eundiueg eseny yexBunt | 7 (uereg srunsusg) OOF 00r OOF oor 00r 00r 00r 00h 00r oor 00r go Suereg eund8ueq 7x3) | TL Jasv /oNvava ViOTaONGd | & WereEREST osz'z_|ocoz | ost _| ozo ozs__| ose ons. ovr | oe oo_| a0 |semvdued/erorduaa/isensiunupy | 6 Tae eR osez | o60z_| ores _| oss as ___| ore __| ov. cos __| oer osz_| go weemouag ereyepteg |_¢ ore [ose | our | oz oss") ozet | 060r 098. 9 | og Oe _| ao wesmpsueg ereqepto |Z (adhS Mdd) Gaus westrensy, ozoe | oeze | ocez | orpz ost ozs ra 086. ouz | 099 oor _| go ugeyesnereuag requled | 9 Tega ose'z | 060% | ores | oss osht 086 ore i) 00s oer ogz_| ao UerenyaBued ereyepuog | ¢ Wind) enw Sueq Buefomag/uesenysstag o9'e oe OLv'z oz oss} oze't 060" 098 029. ols Ove go ereyepuag | + Gilda) wepersay OFL'9 Ovo's el’ oeo'y oe'e oze'e. 076% ozs ret ort O10 | dO sTuyaL BUBSHBIed Tequled | © ovi'g loves | ors | oeoy o2l'e ‘Oze'e zee ozs'z ore) | oo 010% | a0 | dd) weunnuoy Tenquieg yeqeleg | & (vay) veressuy eunssueg vsony neve/uep (ya) mareRauy eun8ued /(Cyidd) Wes98C oreo lows |oszs | our ove joe | owe | osz ose | oo ovo | go wedirenay elopeBued qo NVONVAGH VIOTEDNGE ‘avaive ONNDDNVATGA eat} ar] 2 er ar TF Or z Z ee z Fn |—Fen | wan | “ose | 00s | ose asm | em — res | ‘ps | ps | Se sem | seme | comm | seme sevpe| tps eee seme [seine | sere | cern sve | ospe | ses | ore asim | ene oot | avs avaviogx vrvan osz | 00s | ose | ‘oor sem os | seme se | seme or | Sem T | 00s sema | ena | sana | soma seua | esna | “sana | ssema sana | sevia (000 "eal viva aDva Wai LASV/ONVAVE VIOTAONGd NVC NVONVAG VIOTADNAd AVMVE ONNDDNWNad WNIvVaONOH Vl Taave “Nr eAUUTe] BsEy yan wsop/ Sura ozs'e Jooze joss joss |orzz joset |oset forst |ouzt Joeot |ore |fozz |ooo | - |os | - 5 || co]| ee eho YodWoray Hawsuoy weep , . F : . | . anjun veep /SuereE, ozse |ooze |osee fossz |occz |oset joszt joist |ouzt fooot |ote oz | oo9 ogy 209 | eager ee vfioy odworoy (esinnsuOy WON] Suereg weepeBuog Osby | Oro Jove foeze |ozez |ozsz |orzz |otet |ooor |ozet | ort | oz6 - foo | - . do | yun vsep/3uereg, ueepeBuog ueymrured hry yodwopay, ‘fssMHSTOy) F ; . : F ; P . : gil erloalbs |. . voor /Buereg Ovo'y | 06st | oeo% |osse |fost'e joer |osez |oztz |osut |ozst | oze1 | oot 40 | weepedusg weyqrumeg ‘hioy yodTurojoy ‘vsep /Suereg weypued ‘efron yoduojox, ‘wnprezouoH sel /suBIEg 89 80 | ueepesued weqefed ser /Buereg weepeSued yequfed wnyresouoH ia Ea Zr oF ST or er er Tr OF 6 e [Zz os Ts oO & z semnat | seu [some | some [som [ senor | seme | sme | ame | some | some | ome [8 PRET ons | wee Tp | osz"P | cos P | osz‘p | oop | sz'D os 'P stp ore sp stp | rps | ost | ose | (qerdins see | iio | Sine | me | eon | some | terme | Sere | eee | Spor | ene | bate me | oe | rea oss 00s ose oot sk os st or s st T avs | avaviegy xvivan O08 | osz | ooz cor seu | sevia | emma | emma | saa | sama | sama | sama | seed | sama | emer | seed sermia| see] weresog 1000 “a vuva nova IWIN (rdaun) Vsve NVd ONVAVE NVVOVONGd VPXat LIND NV VSvP/ONVaVa NVVCVONGd NVEVDDNV VNNDONGd “‘vSvr/DNVAVE NVVGVONGd NVHITINGd WYa HOdWOTEN “‘vVSVP/DNVAVE NVVGVONGd LVEVPad WAIVYONOH cl Taavl It wr ose 20 Paasin Senampaed Jag /suMETIOS (000T raaun eredax up wnpresoueH ozs'e | ooze sez ose 066"1 ost do (ssqRASuON WON) ‘esep uvepeBudg (Vd) uerea3uy eunsduad ost’ | obo'r orore oez'e do Tejansuoy, oy) Suereg ueepeBusd (vd) uereaguy euniauad over | o6t'> oor oss’ do Tsinaisuoy) veep /Susz0g, usepeiuad (vd) ereaBuy eunsiuod a 13 - TABEL 1.3 HONORARIUM NARASUMBER/PEMBAHAS, PETUGAS ACARA/PANITIA. DAN UANG SAKU PESERTA No URAIAN SATUAN raat jae 7 2 z 4 ‘A_| NARASUMBER/PEMBAHAS Menteri /Pejabat Setingkat Menteri/Pejabat Ue legaesttessec a ou 1.700.000 Kepala Daerah /Pejabat Setingkat Kepala 2 | Daerah/Pejabat Daerah Lainnya yang ou 1.400.000 disetarakan 3_| Pejabat Eselon I/ yang disetarakan OF 1,200,000 4__| Pejabat Eselon Il/ yang disetarakan ‘Os 1.000.000 5__| Pejabat Eselon III kebawah, ang disetarakan Os 900.000 6_| Narasumber Profesional Os 1.700.000 B_| PETUGAS ACARA/PANITIA: 1 _| Penanggung Jawab OK 300,000 2__| Ketua/Wakil ketua OK 250.000 3_| Sekretaris OK 200.000 4_[Anggota OK 150.000 5_| Moderator Profesional OK 1.000.000 6 | Moderator Eksternal OK 700.000 7_| Moderator Internal OK 500.000 8 | Pembawa Acara Profesional OK’ 750.000 9 | Pembawa Acara OK 400.000 C_|UANG SAKU PESERTA OH 50.000 TABEL 1.4 HONORARIUM TIM PELAKSANA KEGIATAN, SEKRETARIAT TIM PELAKSANA KEGIATAN, DAN TIM ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH NO URAIAN SAT BIAYA (Rp) 1 2 3 4 ‘A_| TIM PELAKSANAAN KEGIATAN ‘Yang ditetapkan oleh Kepala Daerah : a. Pengarah OB 1.500.000 b. Penanggung Jawab ‘OB 1.250.000 c. Ketua, ‘OB 1.000.000 d. Wakil Ketua ‘OB 850.000 e. Sekretaris ‘OB 750.000 £ Anggota OB 750.000 Yang ditetapkan oleh Sekretaris Daerah : ‘a. Pengarah OB 750,000 b. Wakil Pengarah OB 700.000) c. Ketua OB 650.000, d. Wakil Ketua OB 600.000, e. Sekretaris OB ‘500.000 f. Anggota. OB 500.000 B | SEKRETARIAT TIM PELAKSANAAN KEGIATAN ‘Yang ditetapkan oleh Sekretaris Daerah : a. Ketua/Wakil Ketua OB 250,000 ‘b. Anggota OB 220.000 C | TIM ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH ‘Tim Anggaran Pemerintah Daerah : a. Pembina OB 3.500.000 b. Pengarah OB 3.000.000. \7 c. Ketua OB 2.500.000 d. Wakil Ketua OB: 2.000.000 e. Sekretaris OB 1.500.000 f£ Anggota OB 1.300.000 Sekretariat Tim Anggaran Pemerintah Daerah : a. Ketua OB 1.000.000 b. Sekretaris OB ‘900.000 c. Anggota OB: 600.000 TABEL 1.5. HONORARIUM PEMBERI KETERANGAN AHLI, PENYULUH ATAU PENDAMPING NON ASN DAN ROHANIAWAN JURNAL/BULETIN/MAJALAH/ PENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI NO. URAIAN SAT | HONORARIUM (Rp) | 1 2 3 4 A | PEMBERI KETERANGAN AHLI 1 __| Honorarium Pemberi Keterangan Ahli OK 1.800.000 p | HONORARIUM PENYULUH ATAU PENDAMPING NON ASN 1_|SLTA OB 2.100.000 2__| DI/DI/DIII/Sarjana Terapan OB: 2.400.000 3 | Sarjana (SI) OB’ 2.600.000 4 | Master (S2) OB 2.800.000 5 | Doktor (S3) OB: 3.000.000 C | HONORARIUM ROHANIAWAN OK 400.000 TABEL 1.6 HONORARIUM TIM PENYUSUNAN/PENGELOLA DAN PENGELOLA WEBSITE NO URAIAN SATUAN BIAYA (Rp) _| 1 2 3 4 A. | ‘TIM PENYUSUN/PENGELOLA JURNAL 1. | Penanggung Jawab Oter 500.000 2. | Redaktur Oter 400.000 3. | Penyunting/Editor Oter 300.000 4. | Desain Grafis Oter 180.000, 5. | Fotografer Oter 180.000, 6. | Sekretariat Oter 150.000, 7. | Pembuat Artikel Per Halaman 200.000 B. | TIM PENYUSUN BULETIN/MAJALAH 1. | Penanggung Jawab Oter 400.000 2. | Redaktur Oter 300.000 3. | Penyunting/Editor Oter 250.000 4. | Desain Grafis Oter 180.000 5. | Fotografer Oter 180.000 6. | Sekretariat Oter 150.000, 7. | Pembuat Artikel Per Halaman 100.000 C. | TIM PENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI/PENGELOLA WEBSITE: 1. | Penangeung Jawab OB: 500.000 2. | Redaktur OB’ 450.000 3. | Editor OB 400.000 4. | Web Admin OB 350.000 5. | Web Developer Z OB: 300.000 6. | Pembuat Artikel Per Halaman 100.000, Za oe 000°00E 30 SEEDS SD (000°00¢ Be) ensy PEM EMS 000°0St WO qemep Sunduewsg 7 wey S “p's epic eueT (e TePTC Ueyewey eressuapeduog wniued “S (000°000'S THpoW Jed JepPiid poy weunsniusg (0007007, aro wIessuopeAtod CANS Weep Hep jeswioq SuwA eleFuOd “¢ (000%00E aro BressuajeAued gus Jen] Hep jeseioq SuBk weleFuog “Z (000°000°T ‘dro ‘Weureraktiog “T ({VDUG) NVHILVTad NVO NVHIGIGNGd NVLVIOUH WOTIVaONOH | & (000° osmnd oq Tes BSeUEE TeEAL “¢ O00'Sst Teosimmna fod Tog HaTeW UEPTAL Boy /uarednqey /ISUIAOTY TEHSUTL [eos IME TerPL TC 000°00T jeogimng Jog BOY /oyednqey /surA0rg FeHTUT], [SOS Ih ueuMSsNAUEg T ViLOW/NELVANaVH/ISNIAOAE LVHONIL TVOS MILO NVSYIONSd WORTVAONOH | Z ‘000°02Zz HO ‘ueily semeBuag “O 00S" Tein Sew EMSS Wel ISeH ueesyOUG “q 000°06T ‘uerelefed /YexseN enh ueye” Ueyenquieg/ueunshAUeg 2 yesusuay wexTpIpued WeyxsuUNIS “TZ 000°0FE HO wenn semesuag “0 000°S uerlh ee /emsis Welly WseH Ueesypouieg “q 000°0ST uereleped/Yexsen uel ueyed uejenqureg/ueunsnxueg “e Teseq Uexiprpued TexsUHIS “T NVIPN VAVOONGTAANGd WOIEVAONOH | T s bv & é T oH (eu) vAvia NVOLVS Nvivan On VaVOUN LVEVrad NVIVMVONGd VOVNGL NVC “IWNOISWN YVSHd IAVH VAVOVdN SVON.LAd ‘NVVENOTYdd ONVGIA VOVNAL “‘VMSISVad ‘(LV TIC) NVHMLW Tad NVC NVNIGIGNGd NVLVIDEH “TVOS YLLNG NVSTIANGd ‘NVIPN VEVDONGTAANG WNRIVaONOH 21 Hav ST oh 000°00S"Z SeMBBUDG URIEGEP TORNSTUTUIpY UBEqUS BUI Lay WOURSSSy TT 000°00b ‘gO oar PAV GF (000°008 ‘go Oaw uneed_(@ (000°00% gO CdTdd PRV_(P (00°00 go daidd wnePd Bsv_( (000'0Sz'T gO Cd Tdd HPPA (T 000°000°T EC) CdTdd Proesueg (e ueesenpelooy Suepig (Oe) ESeITBIO YNETIo” yodwopay wep (CTdd) yesse selepog weyAeT wed UExTpIpueg Fes “OT (000°000S°Z 30 ‘ese /Suereg ueepesuod ePIC “6 (000°000°¢T 30 Til Gep TT wesuo—p Teseq UeUped IPTC gs 000°000°8 310 NSY eUOIsBUNA/SOL EPIC L (000°000"Se 30 AT wemdung ypc © (000°000°Zz 30 I weudang repr (4 000°000°SE 30 TT ceurdong yepid (& Tempnns/weudung wpid 9 (000°009 30 wioBsUy “p (0007009 30 SETBIODIIS “O (000°008 30 enIoy Bem /emay “G 000°006 30 gqemep Sundueueg “e Hey Of Hep Wiqel Fepiid eureT 6 0000S 30 ‘e088uy P 000°0St 30 SLIByaBIIG “9 000°009 30 eMiey eM /eNOM “F (000°S29 xO qemep Sunswewsg e i Bey Of “P's 9 FepH eueT (G 000°00E HO. Bossy “p or o™X 000°Szr O00'SZ 000°0s HO) Zog Tea/PIod nawresusd 0% (000°008 000°00% | 00°00. HO wrBtES IN|RASUT GT O00°SZT ‘000°00T | 000'SZ HO SED WBTEH ST OOS*ZET 00s*ZeT 000°00T HO WaessFuCpeH sesMIAC ZT O0S*ZE% 00S" ZeT 000°00T HO Buequiry send OT ooorsze, (000°00% | o00"szr HO YepY NeTIG ST O00"SzE_ (000°00z | 000"SzT HO wespequiod SeMBTUGd "T (000°00% 0007002 [000"SeT HO ‘Spa ESEURL ET 00S"€z, OOSZET | 000'SZ HO weuUpUNog /ereoy emEquied /TesunOUUY TL 00S*ZEz o00s*ZeT 000°SZ HO. Tope M Teuresuad /SIOUL SESMIA TT (000°00¢ 000°SZT__| 000°00T HO WeseIUr] SEIMEI /TaTES SeBMIAT OT (000°00€ 000°00% | 000°00T HO weTeHEHpesoy/SWSERMIAT “6 (0007009) ‘000%008 | 000"SZT HO) WEA “8 (000°009 000°008 | 000°SZT HO Bae Z (0007009) 0007008 | 000°SZT HO) Enp/asem wemoq “9 (0007009) ‘00"008 | O00"SZT HO) equoT HBA “S (0007009) 000°00€ | 000°SZT HO UesUPPUBT OY SHEDS “p (000°0SZ, 000700 | 000°00z, HO ueduIpueyeg /equiOy ema “e 0007082 000°00b | 000"00z. HO) $A WeTsSA_“T (000°0SZ, 000°00b | 00°00 HO Bquoy MPC “T Teuojsen | isuyaorg | uavednqey qeysury enBuyL yeNsuyL NVVA@WOTaad ONVGIA VOVNAL 000°029°%E csuBseds/eg selejog seBny menUeG O00'SLE"9% T sieseds/cs ieleeg sean wenyueg (0 000°OT6'6T TS/Ald 2eleeg Sen, GENTE [p (Q00°0E9FT 8d Peleg sean GemTed 000°0¢s"FT ta selepeg sean ueMEEE (q OO0°OTh FT 1d Sepg se8ny Teme” [e NSV WexIpipudg emsiseog “T WmMSISvad 21 vr 000°008. 30) Wane ured & opluoo, wepemeBusg ony “T Wad jusemrey umpeg (da) Avia VaVOaN LVavrad NVIVMVONad SQSOHM VOVNAL 000°0sT 30) Zepluoo, 000°00T 30. wreoed] weuEUesuag seamed Tt ‘000°00T 3x0) ereng uenped TF (000°00T, 30) 3S UY (000°0ST 30) wreoedy seinjeg 3 (000°0Sz 30 wreoedy Uepuenioy ussuepey J (000°00% 310 wiEsedy wepuEUIoy “o (000°0Sz. 310 wresed] Bimiog wesUEpeD “p (000°00+ 30 ereoedy witMog "9 (000'0SE'T 30 ered qmppdsuy uesueped “q (O00°0seT 30) wreoedqinpypedsuy_e "IVNOISWN SVSad RIVA VaVOVdN SVONIad (000°00S 10) eyerqnised Teed —‘T (000°000T 310) BPEIQRSed BEC (000°000°E. 30 une eseual Tf 000°00S'E 30. wuIqMieg BseuaL T (00°02. 30 WEIeySSsOY (SHOPS Uassy eseuEL | (000°008 30 Taeqney) uereyesoy/sipen eseuay, (000°009 310 Wyo|g) weTeyEsay /SIpaW VFeUDL, _F (000°009 30 BRIGHSed PPS Wuequiag wIeusy, “o (000°0S2T 30 Suazu] “sya ISPPS eFeUd] “p (000°0Se"T 310 TE UeNqEeTueg SHaIEg SEUSL, “Oo (000°0Se"T 30 WRVeYSSY ISHS BIEL, “qd (000°0Se"T 3x0) dad SHS BeUAL “e VAVaEDISVd NVHILVTad NVC ISWaTas NVIVIOSH “1 (du) vAvia ‘IWNOISVN UVSad RivH vavovdn svonlad vr (00°00 T 30 TWH OOS STexefuesuep Til ary SUACIgENT | (000°000°T 30 WH 00S P/S Ose STereleEsuSp ] wary UNAOIGTENT 00070Sz 310 Wy OS P/s serelresusp | wary ISUTOITENT BuvpEW oleopis Buedueg Cououng ‘Buemndueg ‘equier ‘opuoqmig ‘osomopuog = ‘Suefeun] = “uepexSueg ‘nyeg ‘used ‘Teg ‘BunBeSunny, ‘weseyaurog ‘oBsurjoqorg 000°009 30 ‘uenmsed ‘jeressuex]) I eoay WurACIguereg yereq senq (aeyomeyy Sales ‘EIpey ‘osorouog “WwesN “UnIpeyy ‘ueduOUTe] Burequiop ‘oproyoloWy 000'00¢ BCC) ‘Wiser ‘ekeqemg ‘ueqny) | Poy ISUMOIg Weed Yyesoeq senqy * - 61 Pa One 2. SATUAN BIAYA PERJALANAN DINAS Perjalanan dinas merupakan perjalanan ke luar tempat kedudukan untuk kepentingan pemerintah daerah. Perjalanan dinas adalah perjalanan dinas jabatan yang dilakukan oleh pejabat negara, pejabat daerah, ASN, non ASN dan pihak lain. 2.1 Perjalanan Dinas Dalam Negeri a. Perjalanan dinas dalam negeri, yang meliputi: 1) perjalanan dinas dalam daerah; 2) perjalanan dinas luar daerah dalam Provinsi Jawa Timur; dan 3) perjalanan dinas luar daerah luar Provinsi Jawa Timur. b. Perjalanan dinas dalam negeri dilaksanakan dalam rangka : 1) pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan; 2) melaksanakan tugas kurir, sopir, atau pengiriman berkas/ dokumen; 3) melakukan koordinasi atau konsultasi; 4) melaksanakan studi banding atau kunjungan kerja; 5) menghadiri undangan dinas lainnya; 6) mengikuti rapat, seminar dan kegiatan sejenis lainnya; 7) pengumandahan (detasering); 8) menempuh ujian dinas atau ujian jabatan; 9) menghadap majelis penguji kesehatan pegawai negeri atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk, untuk medapatakan surat keterangan dokter tentang kesehatannya guna kepentingan jabatan; 10)memperoleh pengobatan berdasarkan surat keterangan dokter, karena mendapat cedera pada waktu atau karena melakukan tugas; 11) mendapatkan pengobatan berdasarkan keputusan majelis penguji kesehatan pegawai negeri; 12)penugasan untuk mengikuti pendidikan _setara Diploma/$1/S2/S3; 13) mengikuti bimbingan teknis; dan 14) mengikuti pendidikan dan pelatihan. c. Komponen biaya perjalanan dinas dalam negeri: 1) uang harian: a) satuan biaya uang harian perjalanan dinas dalam negeri merupakan penggantian biaya keperluan sehari hari pejabat negara, pejabat daerah, ASN, non ASN dan pihak lain dalam menjalankan perintah perjalanan dinas di dalam negeri lebih dari 8 (delapan) jam; b) uang harian merupakan penggantian biaya keperluan sehari hari meliputi keperluan uang saku, keperluan transportasi lokal, dan keperluan uang makan; \w 2) Poe ae ©) perjalanan dinas di dalam daerah yang kurang dari 8 (delapan) jam dan lebih dari 5 (lima) km dapat diberikan uang harian sebesar Rp. 75.000 (tujuh puluh lima ribu rupiah); d) uang harian pendidikan dan pelatihan diberikan dalam rangka menjalankan tugas untuk mengikuti ‘kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan di dalam kota yang melebihi 8 (delapan) jam pelatihan atau diselanggarakan di luar kota. biaya transport : a) biaya transport merupakan biaya yang diperlukan untuk perjalanan dinas dari tempat kedudukan menuju terminal/stasiun/bandara/pelabuhan sampai ketempat tujuan atau dari tempat tujuan menuju_terminal/ stasiun/bandara/pelabuhan ke tempat kedudukan asal. b) satuan biaya transport terdiri dari: 1. biaya tiket pesawat; 2. biaya taksi; 3.satuan transportasi darat dari ibukota provinsi ke kabupaten/kota dalam provinsi yang sama (one way); 4. satuan transportasi darat dari dari DKI Jakarta ke kabupaten/kota sekitar (one way); dan 5. pengganti bahan bakar minyak perjalanan dinas dengan kendaraan darat. c) Bupati/Wakil Bupati/Ketua DPRD/Wakil Ketua DPRD dan Sekretaris Daerah mendapat fasilitas bisnis, eselon II kebawah/anggota DPRD mendapatkan fasilitas ekonomi; d) satuan biaya tiket pesawat perjalanan dinas dalam negeri adalah adalah satuan biaya untuk pembelian tiket pesawat udara pergi pulang (PP) dari bandara keberangkatan suatu kota bandara kebandara kota tujuan, yang digunakan dalam perencanaan anggaran; ©) pembiayaan tiket pesawat perjalanan dinas dalam negeri dapat dilaksanakan melebihi besaran standar biaya tiket pesawat perjalanan dinas dalam negeri sepanjang didukung dengan bukti pengeluaran riil (pembiayaan secara at cost); f) untuk biaya perjalanan dinas dengan menggunakan kereta api dan bus, dibayarkan sesuai dengan bukti riil pembelian tiket dan retribusi lainnya; g) satuan biaya taksi yang digunakan untuk menyusun perencanaan kebutuhan biaya untuk 1 kali perjalanan taksi yaitu biaya keberangkatan dan kepulangan; h) dalam hal lokasi kantor kedudukan atau lokasi tujuan tidak dapat dijangkau dengan taksi menuju atau dari bandra, pelabuhan, terminal atau stasiun, biaya transportasi menggunakan satuan biaya transportasi darat atau biaya transportasi lainnya; 4 / 3) 4) - 22 - i) pembiayaan satuan biaya taksi dalam negeri dapat dilaksanakan melebihi besaran standar biaya taksi dalam negeri sepanjang didukung dengan bukti pengeluaran riil (pembiayaan secara at cost); j) satuan biaya transportasi darat dari ibu kota propinsi ke kabupaten/kota dalam provinsi yang sama (one way atau sekali jalan) merupakan satuan biaya untuk menyusun perencanaan kebutuhan biaya transportasi darat bagi pejabat negara, pejabat daerah, ASN, non ASN dan pihak lain dari tempat kedudukan di ibu kota provinsi ketempat tujuan di kabupaten/kota tujuan dalam satu provinsi yang sama atau sebaliknya dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri; k)satuan biaya transportasi dari DKI Jakarta ke kabupaten/kota sekitar merupakan satuan biaya yang digunakan untuk menyusun perencanaan kebutuhan biaya transportasi bagi pejabat Negara, pejabat daerah, ASN, non ASN dan pihak lain dari tempat kedudukan di DKI Jakarta ke tempat tujuan di Kabupaten/Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten/Kota Bekasi, Kabupaten/Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kepulauan Seribu atau sebaliknya dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri; }) satuan biaya transportasi darat dengan menggunakan kendaraan darat mendapatkan pengganti bahan bakar minyak sesuai dengan jarak tempuh dan bukti riil. biaya penginapan : a) satuan biaya penginapan perjalanan dinas dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk menyusun perencanaan kebutuhan biaya penginapan dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas dalam negeri. Dalam hal perjalanan dinas tidak menggunakan biaya penginapan diberikan biaya penginapan secara lumpsum sebesar 30% (tiga puluh persen); b) Ajudan/Sekpri Forkopimda, pendamping dan/atau notulen DPRD dapat menginap di hotel/penginapan yang sama dengan pimpinan, dengan menggunakan fasilitas kamar yang terendah pada hotel/penginapan dimaksud; c) biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil. uang representasi perjalanan dinas diberikan sebagai pengganti atas pengeluaran tambahan dalam kedudukan sebagai pejabat negara, pejabat daerah, pejabat eselon I dan pejabat eselon II dalam rangka perjalanan dinas seperti biaya tips porter, tips pengemudi yang diberikan secara lumpsum. 4 // 2.2 2.3 23 - Perjalanan Dinas Luar Negeri a. Perjalanan dinas ke luar negeri dilaksanakan dalam rangka: 1) pendidiken dan pelatihan; 2) studi banding dan kunjungan kerja; 3) seminar, lokakarya, konferensi, atau kegiatan sejenisnya; 4) promosi potensi daerah; 5) kerjasama daerah dengan pihak luar negeri; dan 6) kunjungan persahabatan/kebudayaan. b. Pembiayaan perjalanan dinas luar negeri bersumber dari: 1) anggaran pendapatan dan belanja negara; 2) anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau 3) sumber-sumber lain yang sah. c. Komponen biaya perjalanan dinas ke luar negeri terdiri dari: 1) uang harian yang merupakan penggantian biaya keperluan sehari-hari dalam menjalankan perintah perjalanan dinas; 2) biaya transport; 3) biaya penginapan; dan 4) biaya pengurusan paspor dan visa (dokumen lain yang di persyaratkan). d. Bupati/Wakil Bupati golongan A, Ketua DPRD/Wakil Ketua DPRD/Sekretaris Daerah/eselon II/anggota DPRD golongan B, selainnya golongan C. e. Besaran uang harian yang tidak tercantum dalam tabel, merujuk pada besaran uang harian negara dimana perwakilan RI berkedudukan bersangkutan. f£. Perjalanan dinas war negeri yang biaya transport dan penginapan di tanggung oleh pihak penyelenggara atau pengundang/pihak lain yang berkepentingan, dapat diberikan uuang harian. g. Pada perjalanan dinas luar negeri, uang harian diberikan secara lumpsum sementara untuk uang transport, penginapan dan biaya pengurusan visa dibayarkan berdasarkan biaya riil (at cost). h. Dalam hal pelaksanaan perjalanan dinas luar negeri tidak menggunakan fasilitas hotel atau tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan diberikan biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel dikota tempat tujuan sesuai dengan tingkatan pelaksana perjalanan dinas dan dibayarkan secara lumpsum. i, Biaya sebagaimana dimaksud huruf g tidak diberikan dalam hal pelaksanaan kegiatan telah disediakan oleh penyelenggara. Pembayaran, Pembatalan, Kewenangan Penetapan Perintah Perjalanan Dinas, dan Pertanggungjawaban a. Pembayaran perjalanan dinas 1) biaya perjalanan dinas dibayarkan sebelum perjalanan dinas dilaksanakan; 2) dalam hal biaya perjalanan dinas belum tersedia, maka biaya perjalanan dinas dibayarkan setelah perjalanan dinas dilakukan; \ Lf - 24 - 3) dalam hal perjalanan dinas untuk memenuhi panggilan/undangan © dimana_ = jarak ~—_ tempuhnya membutuhkan alokasi tambahan waktu, maka diberikan tambahan uang harian 1 (satu) hari sebelum dan/atau sesudahnya. . Pembatalan pelaksanaan perjalanan dinas 1) dalam hal terjadi pembatalan pelaksanaan perjalanan dinas oleh Bupati, maka biaya pembatalan dapat dibayarkan; 2) dokumen yang harus dilampirkan dalam rangka pembebanan biaya pembatalan meliputi: a) surat pernyataan pembatalan tugas perjalanan dinas dari penandatangan SPT; dan b)surat pernyataan pembebanan biaya pembatalan perjalanan dinas. 3) biaya pembatalan yang dapat dibayarkan sebagai berikut: a) biaya hotel yang sudah dibayarkan; b) biaya pembatalan tiket transportasi; atau ¢) sebagian atau seluruh biaya tiket transportasi yang tidak dapat dikembalikan/ refund. Kewenangan penetapan perintah perjalanan dinas. 1) pejabat negara, pimpinan dan anggota DPRD, ASN dan Non ASN yang akan melaksanakan perjalanan dinas terlebih dahulu mendapat SPT dan SPPD. SPT dan SPPD ditetapkan oleh: a) Bupati, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah Bupati/Wakil Bupati/Sekretaris Daerah/Staf Ahli Bupati/Kepala Dinas/Sekpri/Ajudan dan Staf Bupati; b) Sekretaris Daerah atas nama Bupati, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah Asisten/Kepala PD/Direktur RSUD/Camat/Kepala Bagian pada Sekretariat Daerah/Sekpri/Ajudan dan Staf, setelah mendapatkan persetujuan dari Bupati; ¢) Asisten atas nama Sekretaris Daerah, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah Kepala Bagian pada Sekretariat Daerah, Camat, Sekpri, dan Ajudan, setelah mendapatkan persetujuan dari Bupati; 4) Kepala PD masing-masing, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas_~—sadalah_~—Sekretaris/Kepala Bagian/Kepala Bidang/Kepala Sub Bidang/Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian/Staf pada lembaga Teknis/Dinas/Badan/Kecamatan; ¢) Kepala Bagian pada Sekretariat Daerah masing-masing, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah Kepala Sub Bagian/Staf pada Bagian yang bersangkutan; aN 2) 3) 4) 5) 6) 7) - 25 - 1) Ketua/salah satu Wakil Ketua DPRD, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah Pimpinan DPRD, Anggota DPRD dan Sekretaris DPRD. dengan pertimbangan tingginya volume pekerjaan maupun kesibukan Bupati, Wakil Bupati, dan Sekretaris Daerah, penandatangan SPT dan SPPD bagi Sekpri, Ajudan dan Staf dapat didelegasikan wewenangnya kepada Asisten atau Kepala Bagian yang bertindak sebagai Kuasa Pengguna Anggaran kegiatan perjalanan dinas tersebut; dengan pertimbangan tingginya volume pekerjaan maupun kesibukan Sekretaris Daerah, apabila Sekretaris Daerah berhalangan, penandatangan SPT dan SPPD bagi Kepala PD/Camat dapat didelegasikan wewenangnya kepada Asisten yang membidangi; dengan pertimbangan tingginya volume pekerjaan maupun kesibukan Kepala PD, maka apabila Kepala PD berhalangan, penandatangan SPT dan SPPD dapat didelegasikan wewenangnya kepada: a) Sekretaris, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah kepala bidang/kepala bagian/kepala sub bidang/kepala seksi/kepala. sub bagian/staf pada dinas/badan/kecamatan; b) Kepala Bidang atau pejabat setingkat di bawah kepala PD, apabila yang akan melakukan perjalanan dinas adalah pejabat dengan selon dibawah pejabat yang menandatangani SPT dan SPPD/staf sesuai dengan bidang/bagian pada dinas/badan/kecamatan. dengan pertimbangan jarak dan waktu antara wilayah kecamatan dengan kantor pemerintah daerah serta untuk memperlancar pelaksanaan tugas kedinasan, maka untuk pelaksanaan perjalanan dinas di wilayah kecamatan, sekretaris daerah mendelegasikan wewenang penandatangan SPT dan SPPD pada camat setempat; bagi PD yang membawahi UPTD yang terscbar di wilayah kabupaten, kepala PD dapat mendelegasikan wewenang penandatangan SPT dan SPPD bagi ASN yang akan melaksanakan perjalanan dinas dalam kabupaten kepada kepala UPTD setempat, sedangkan untuk perjalanan dinas luar kabupaten, penandatangan SPT dan SPPD tetap dilakukan oleh Kepala PD, dan apabila berhalangan maka diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada nomor 3); penandatangan SPT dan SPPD bagi ASN di lingkungan RSUD yang akan melaksanakan perjalanan dinas didelegasikan wewenangnya kepada Direktur RSUD, dan apabila Direktur RSUD berhalangan diberlakukan ketentuan sebagaimana dimaksud pada nomor 3); \4 26 - 8) untuk perjalanan dinas dalam Kabupaten, Kepala PD dapat menandatangani perjalanan dinasnya sendiri (SPT dan SPPD), apabila masih terkait dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan dan menjadi tanggung jawabnya; 9) bagi non ASN, penandatangan perjalanan dinas dilakukan oleh pejabat di PD yang berwenang dan membidangi. . dalam rangka pelaksanaan perjalanan dinas untuk kegiatan yang mengikutsertakan personil non ASN, dapat menugaskan personil yang bersangkutan dengan menggunakan biaya perjalanan dinas. dalam keadaan tertentu dimana perjalanan dinas dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam sehari karena tugas kedinasan yang bersifat mendesak/diluar rencana, maka uang harian hanya diberikan 1 (satu) kali. bagi ASN/non ASN yang melaksanakan perjalanan dinas luar negeri, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah selesainya perjalanan dinas dimaksud, wajib melaporkan _ hasil pelaksanaannya kepada Bupati, melalui Kepala PD masing- masing. istri/suami Bupati, Wakil Bupati, pimpinan DPRD, Sekretaris Daerah, pejabat eselon I dan pejabat eselon Ill, yang berdasarkan undangan kedinasan harus hadir dalam acara tertentu dalam rangka mendampingi suami/istri maupun dalam kapasitasnya sebagai tim Adhoc/khusus atau kapasitas jabatannya dalam suatu organisasi, maka diberikan fasilitas perjalanan dinas sebesar 50% dari pejabat yang didampingi, tanpa diberikan uang representasi. . dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf g, apabila istri/suami dari pejabat yang dimaksud berstatus sebagai ASN/TNI/POLRI, dan kepadanya diberikan fasilitas perjalanan dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku di instansi yang bersangkutan. biaya perjalanan dinas dalam negeri dan perjalanan dinas luar negeri yang bersumber dari APBD, dipertanggungjawabkan oleh pejabat negara, pimpinan dan anggota DPRD, ASN, dan non ASN yang melaksanakan perjalanan dinas dimaksud, paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan kepada bendahara pengeluaran/bendahara _pengeluaran pembantu SKPD. mekanisme dan kelengkapan pertanggungjawaban pelaksanaan perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada hurof g dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan _perundang- undangan. 4 /A

Anda mungkin juga menyukai