Anda di halaman 1dari 33
4.1 Pendahuluan a \Imu kedokteran selalu mengalami perubahan sejak dia dimulaj, Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan-perubahan yang terjadj dalam ilmu kedokteran sebagian merupakan ere terhadap pengaruh seperti perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran sendiri, sebagian lainnya merupakan respons atas perkembangan sosial kemasyarakatan serta pola penyakit. IImu kedokterankeluarga sendirijuga merupakan respons dari perkembangan-perkembangan tersebut, di satu sisi perkembangan ke arah spesialistik yang makin mendalam dan berteknologi tinggi, di sisi lainnya aspek aksiologik (kemanfaatan atau beban ilmu) ilmu kedokteran pada umumnya yaitu dampak ekonomi dari perkembangan tersebut, serta dari aspek kemanusiaan, makin berkurangnya interaksi manusia dengan manusia (dokter pasien) berkaitan makin pesatnya ilmu dan teknologi kedokteran yang makin spesialistik tersebut. lImu kedokteran keluarga merupakan transformasi disiplin ilmu lama yang merupakan induk dari semua ilmu kedokteran yaitu- dokter umum (general practice), yang mempunyai implikasi aksiologik lebih relevan (McWhinney and Freeman, 2009). Dokter keluarga (dokter umum) harus berbagi dalam pengetahuan teoretis dan praktik dengan dokter dibidang spesialisasilainnya dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan latihan khususnya yang menambahkan nilai dalam sistem layanan kesehatan. Untuk itu harus secara eksplsit diuratkan mengenai transformasi teori kedokteran keluarga ke dalam kompetensi, skills, dan kinerja klinik dokter keluarga (dokter umum) dalam praktik sehari-hari (Olesen, 2003). Dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang diterbitkan pada tahun 2012 oleh Konsil Kedokteran Indonesia, menetapkan bahwa salah satu Fanah permasalahan yang harus mampu ditangani dokter umurn adalah ranah keluarga (selain ranah individu dan masyarakat i Kedokteran Indonesia, 2012). ae 4,2 Dokter Keluarga dan “Five Star Doctor” Five star doctor adalah model yang dikonseptualisasi oleh Dr Charles Boelen (staf WHO) diterapkan oleh dokter keluarga/dokter umum untuk menjembatani antara perawatan rumah sakit dengan layanan kesehatan masyarakat. an et al., 2004) tersebut meliputi: Care provider, Communicator, Community leader dan Manager of healthcare resource. Bagaimana dokter keluarga dapat membantu menghemat biaya. Beberapa contoh berikut menggambarkan kemungkinannya: Dipindai dengan CamScanner Pn Terapi permasalahan akut secara ce segala sesuatunya dengan benar di 2. Penggalakan gaya hidup sehat unt kronik akan menurunkan beban menghemat biaya individu, keluarga, masyarakat, dan negara. 3. Diet, oh raga, dan kontrol berat badan secara bersama mencegal Prevalensi hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, hyperlipidemia, sehingga menurunkan peluang terjadinya stroke, penyakit jantung, dan komplikasi jangka panjang dari diabetes, 4. Kampanye berhenti merokok, konsekuensi _merokok: respiratoris Penyakit paru obstruktif menahun, kanker paru, penyakit jantung iskemik dapat dicegah. 5, Pengendalian perilaku seksual, mencegah infeksi menular seksual termasuk AIDS t , 4.3 Batasan dan Karakteristik Pelayanan Kedokteran Keluarga/Dokter Umum Terdapat silang irisan tentang batasan dokter keluarga dan dokter umum, sebagaimana yang ditulis Olesen (2000) berikut tentang definisi dokter umum pat dan tepat, mendapatkan waktu pertama. uk mengendalikan penyakit Penyakit dan secara nyata “The general practitioner is a specialist trained to.work in the.front line of a healthcare-system.and to take the initial steps to provide care for any health problem(s) that patients . may have, The general practitioner takes care of individuals in a society, irrespective of the patient’s type of disease or other personal and social characteristics, and organises the resources available in the healthcare system to the best advantage of the patients. The general practitioner engages with autonomous individuals across the fields of prevention, diagnosis, cure, care, and palliation, using and integrating the sciences of biomedicine, medical psychology, and medical sociology.” Kedokteran keluarga adalah disiplin ilmu yang memberikan perhatian pada pemberian layanan kesehatan pribadi, primer, komprehensif, dan berkelanjutan pada individu dalam hubungannya dengan keluarga, komunitas, dan lingkungan mereka. Istilah-istilah disiplin kedokteran keluarga, juga diterapkan untuk dokter umum, layanan kedokteran primer. Untuk kepentingan praktis, istilah- istilah tersebut adalah sama. 6 (Dasar-Dasar Iimu Kedokteran Kelu © Dipindai dengan CamScanner elayanan kedokteran keluarga Mmenuryt eristlk Pp “ ee & Freeman (2009) Individu. sebagal pribadl utuh, pt organ (bagtanbagn ngan enyakit atau teknik: lay reas keluarga memusatkan_ perhatlannya pada pribad! secara utuh; memerhatlkan seluruh aspek. aspek manusla balk secara fislk, blologls, tetapl Juga aspek rental psikososial yang dialaml oleh manusla yang sedang sakit maupun sehat. Penjelasan bukan pada baglan-baglan imu, maksudnya pendekatan tidak berdasarkan departemen- departemen flmu atau organ tubuh sepertl telinga, hidung, ataupun kelompok-kelompok tenggorokan, dan kepala leher} vm sepertl penyakit menular atau penyakit degenerative saja. Secara sederhana dapat dlartlkan bahwa ‘pelayanan g menyeluruh dan jalah pelayanan yang ‘komprehensify, Menelusurl ruang lingkup penyakit (individu, keluarga, lingkungan sostal, dan lingkungan tempat tinggal penderlta) Ketika menangan! permasalahan kesehatan klicn, perhatlan dokter keluarga tidak saja tertuju pada permasalahan kesehatan yang dihadapl, tetapl juga memperhatlkan ruang lingkup penyakit, 1 \ellput! pengalaman pribadi berkaitan dengan tersebut (dalam hal ini misalnya bagaimana mekanisme koping yang terbentuk dalam menangan! permasalahan tersebut); kososlal keluarga; n, dan kondis! lIngkungan mereka. Setiap pertemuan dengan paslen sebagal kesempatan untul melakukan upaya preventif atau pendidikan kesehatan Pasien yang datang ke ruang praktlk dalam keadaan sakit pada prinsipnya sudah melampaul fase host, agen penyakit dan lingkungan yang menguntungkan agen penyakit dalam menimbulkan sakit. Lingkungan terdekat kllen berada dal; rislko mengalaml masalah kesehatan, Karenanya a prevent oa pendidikan kesehatan bag! keluarga ies merupakan baglan penting dalam mel: pene igian penting me lakukan pencegahan yang Paslen merupakan baglan dar! populas| yang berlsiko Dokter keluarga harus mempunyal cara pandang yang berbeda dalam menghadapl paslen yang datang ke tempat praktik, Paslen yang datang ke tempat praktik tidak saja orang yang © y > Dipindai dengan CamScanner menderita sakit,tetapl dalam perspektif pencegahan penyakit pasien telah _melampaui tahapan tisiko untuk mengalami | penyakit. Secara tidak langsung dapat dlkatakan bahwa orang | sakit yang datang ke tempat praktik adalah sebuah fenomena gunung es (gambarg.1) (Budioro, 2001), Fenomena gunung es dari penyakit ‘membelumeria ee oglangunung eS | seen ene arr a “— | scene tegen) fi cs Tes Baan dar prevalenst_ | ei ‘penalty Ci x i in Bogianairyanggekat J | eas | monn Ne han mash | Gambar 4.1 Fenomena gunung es dari penyakit. Pasien yang datang ke tempat praktik dalam keadaan sakit pada dasarnya mewakili kelompok berisiko yang terdeteksi sakit. Di bawah gunung es yang tampak, di bawahnya merupakan kelompok besar anggota masyarakat berisiko tetapi belum terdeteksi. Dengan demikian pasien yang sakit yang datang ke tempat praktik dapat dijadikan “pengait” untuk menggali lebih lanjut kelompok besar anggota masyarakat berisiko tetapi belum terdeteksi untuk dilakukan tindakan pencegahan lebih lanjut. Alasan lainnya adaiah rata-rata setiap pasien yang berkunjung ke praktik dokter keluarga dalam setahun empat kali kunjungan, yang menunjukkan adanya kontak intensif dengan dokter keluarga. 5. Dokter keluarga baiknya tinggal di area sama dengan pasien- pasiennya (pertetanggaan) Dalam pemahaman model penyakit epidemiologi, terdapat | interaksi antara tiga unsur dalam memunculkan_penyakit | yaitu host, agent, dan environment, pengaruh lingkungan | (environment) juga menjadi perhatian dokter keluarga. Dokter | keluarga yang tinggal dalam satu habitat dengan pasien ‘akan jen dan orang-orang yang satu habitat dengannya. Dokter keluarga tidak akan mengetahui | dengan baik, kelompok masyarakat yang berisiko menderita | penyakit antraks apabila dia tidak mengetahul kondisi sent | tinggal kelompok masyarakat yang rumah dan ternaknya satu | atap. | | @ [asar-Dasar imu Kedokteran Keluarga © | pe Dipindai dengan CamScanner mah mereka jen di rumah bisa mendapatkan pesay, mpaikan secara verbal. Perilaku anay rsama-sama anggota keluarga lain ah tersampaikan oleh pasien 6. Melihat pasien diru Melihat ern pasi san yang tidal tersat aed dalam bak besar be tidak akan pern oan Me ted diruang praktik. Pakaian popok bayi dan Juarga, karena kehilangan bayi tersebut aN. Se al dialami keluarga tersebut, juga jasana emosional yang cat cmungkin dtangkap oleh dokter, eer tidak berkunlung h-rumah pasien. Demikian juga, do ter tidak langsung ke rumah-rut pi in ternak seperti hewal akan mendapatkan keluhan tentang kerbau, sapi, kambing, atau ayam tinggal satu atap di dalam rumah, karena hal tersebut dianggap lumrah oleh sebagian kelompok masyarakat. Kunjungan ke rumah pasien merupakan pengalaman terdalam dokter ketika berinteraksi dengan pasien. Rumah merupakan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa besar kehidupan seseorang dan keluarga, seperti lahir, menjelang kematian, mengalami atau pulih dari penyakit. Menaruh perhatian pada aspekaspek subjektif praktik kedokteran Perkembangan ilmu kedokteran spesialistik dengan pendekatan teknologi membuat kecenderungan pendekatan personal makin berkurang, sehingga dalam taraf tertentu pasien adalah “obyek” bukan lagi sebagai pendektan pada individu utuh yang sedang mengalami sakit. Dokter keluarga mengambil posisi menekankan pendekatan pasien sebagai subjek. Karena itu pendekatan dengan memberikan perhatian pada aspek-aspek subjektif bertujuan memberikan respect (penghormatan) pada ruang subjektif pasien dan keluarga, tanpa mengurangi perhatian pada aspek obyektif dari penyakit yang juga menjadi perhatian utama dokter, Berperan sebagal manager sumber daya yang ada Dokter keluarga merupakan seorang dokter yang generalis dan melakukan kontak pertama dengan pasien, dalam batas tertentu mereka mampu mengendalikan sumber-sumber daya yang luas, mengontrol masuk rumah sakit, penggunaan pemeriksaan laboratorlum, peresepan terapl, dan rujukan ke spesialls, 8, Dipindai dengan CamScanner 43.2, Karakteristlk pelayanan kedokteran keluarga menurut task force 6 family medicine di Amerika Serikat (Spann, 2004) 1, Perawatan kedokteran di rumah secara personal, 2, Perawatan kedokteran berpusat pasien, 3. Perawatan kedokteran dengan pendekatan tim, . Eliminasi hambatan keterjangkauan pelayanan, 5. Sistem informasi lanjut, meliputi catatan kesehatan berbasis elektronik, 6. Penyediaan Klinik yang lebih fungsional, 7. Berorientasi kepada orang secara utuh, 8. Penyediaan pelayanan dalam konteks komunitas, g. Fokus pada kualitas dan keamanan pelayanan, to. Peningkatan finansial praktik, 1. Pendefinisian keranjang pelayanan. 4.3.3. Karakteristik kunci kedokteran keluarga menurut Task Forcet Family Medicine di Amerika (Green et al., 2004) 1. Pemahaman mendalam akan dinamika pribadi secara utuh; dengan pendekatan ini dokter keluarga mempertimbangkan semua hal yang berpengaruh bagi kesehatan seseorang. Dengan pendekatan ini akan lebih mengintegrasikan dibandingkan pelayanan yang terfragmentasi, melibatkan orang-orang dalam pencegahan penyakit, dan perawatan permasalahan, penyakit, dan jejas mereka. 2. Mengakibatkan dampak pada kehidupan pasien; terminologi ini berasal dari kerja Erik Erikson pada perkembangan kepribadian. Dokter keluarga berpartisipasi dalam kelahiran, pertumbuhan, dan kematian seseorang, dan menginginkan perbedaan dalam kehidupan pasien-pasien mereka. Sembari memberikan pelayanan pencegahan atau pengobatan penyakit, dokter keluarga mendorong pertumbuhan pribadi pada individu dan membantu dengan perubahan perilaku yang mengarahkan pada tercapainya derajat kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik. 3. Talenta untuk memanusiakan pengalaman _pelayanan kesehatan; hubungan dekat yang dikembangkan oleh dokter keluarga dengan pasien-pasien mereka sepanjang waktu memampukan dokter keluarga untuk terhubung dengan orang. Kemampuan terhubung dengan cara manuslawl membuat dokter keluarga mampu menjelaskan permasalahan medis 6 (Dasar-Dasar ima Kedokteran Keluarg © Dipindai dengan CamScanner : ien. Dokter kel gdipanami oleh Ce ria asien aa ing dalam car@yan6 a nilainilai dari p eka, mererinbangkh bu aa mendapatkan perawatan yang memt él ere sembarl membantu ™ sebaik rated aem kompleksitas; a areas itas. Perintah alamiah ¢3°"" "jan kompleksi dengan_ketdakpasi er smpertimbangkan semua fektor Yang untuk Co eer dan kesejahteraan (well being), mengarah pat i rosedur. ‘e s bukan sekadar pil dan p' ores multidimensional; ini berarti Komitmen pada es tidak hanya dapat diakses secara luarga : c ¢ ee tie dan teman, tetapi masih menjaga eee yang terbuka, jujur, dan berbagi dengan semua yang terlibat dalam proses perawatan. 43-4 Karakteristik model praktik Jayanan aa keluarga (Task Forces Family Medicine; Green et al., 2004 Macam-macam karakteristik model praktik layanan kedokteran keluarga meliputi: 1. Pelayanan berpusat pasien (patient centered care); pasien merupakan partisipan aktif bagi kesehatan dan pelayanan kesehatan mereka. Praktik mempunyai orientasi_layanan pelanggan yang meliputi Pentingnya memenuhi kebutuhan Pasien, Penegasan kembali bahwa hal mendasar dalam Pelayanan kesehatan adalah “orang yang merawat orang”. Bh Orientasi Pribadi secara utuh; komitmen nyata pada pelayanan ye suatu_ mekanisme yang Mengembangkan _aliansi a sama dengan pelayanan atau organisasi meluas di luar seting praktik tetapi j i juga secara keseluruhan rentang kebut ae utuhan populasi pasien tertentu, seal mempunyai kemampuan untuk membantu dalam pening a melalui sistem pelayanan kesehatan dengan al eraw capo watan mereka, tidak sesederhena Pr ; 3. ter aca ae ane ee bahwa Pelayanankesehatan dteremitl » fetapl lebih pada sistem, yai a ui paul an seeambangan Pendekatan multdiipns untuk suatu populas| yang teenage eet ae 4 Elimnas! penghalang uns G : Ituk, "mungkin dari penghalang akses oe leh pasien melalui penerapan Tr © mau Kesehatan Masyarakat dar Kedokteran Keluarga) rN Sees Dipindai dengan CamScanner Ngakses; eliminasi Sejauh jadwal terbuka, di luar jam kantor, dan ditambahkan pula, pilihan-pilihan yang nyaman untuk komunikasi antara pasien dan staf praktik. 5. Sistem informasi lanjut; kemampuan untuk menggunakan sistem informasi untuk menyajikan dan meningkatkan pelayanan, untuk memberikan administrasi praktik yang efektif, untuk mengomunikasikan dengan pasien-pasien, untuk menciptakan jejaring dengan praktik-praktik lainnya dan untuk memonitor kesehatan komunitas. Catatan kesehatan elektronik terstandardisasi, diadaptasi untuk kebutuhan khusus praktik kedokteran keluarga merupakan sistem syaraf Pusat dalam praktik. 6. Kantor yang menarik, nyaman, dan fungsional; fasilitas kantor yang menarik, nyaman dan fungsional dimaksudkan untuk memenuhi beragam kebutuhan dan ekspektasi pasien. 7. Fokus pada kualitas; penilaian yang terus-menerus dari kinerja, outcome, serta implementasi perubahan-perubahan yang tepat untuk meningkatkan kualitas. 8 Reimbursement yang adil; mekanisme pembayaran yang menyediakan reimbursement yang adil untuk layaan-layanan public dan pembayar-pembayar khusus. 4.3.5 Karakteristik Pelayanan Dokter Keluarga Menurut Gan et al. (2004) 1. Pelayanan pribadi Adalah pelayanan yang disajikan melalui hubungan dekat antara pasien dan dokternya. Pasien melakukan konsultasi dengan dokter keluarga tidak hanya pada saat dia tidak baik (kondisinya) tetapi juga ketika berusaha membuat suasana konselingnya sebagai seorang teman atau mentor. 2, Pelayanan kesehatan primer Pelayanan ini merupakan kontak pertama layanan. Pada layanan primer, pasien mungkin datang, dengan satu atau lebih alasan berikut (alasan masuk): a. Nyeri atau gejala lain; b. Kecelakaan dan kegawatdaruratan; c. Pelayanan kesehatan pencegahan; d. Keperluan administratif-cek kesehatan dan sertifikasl; . Mencari kepastlan (khawatir tentang makna gejala); © Dipindai dengan CamScanner salahan kehidupan It. , eee eo berbeda untuk berkunjung ke Dari berbagal alasan var t dan pencegahan me rupaka layanan primer inh ‘apa permasalahan akut bisa area layanan yang Some oe an Fret Abeaaran jadi merupakan permasalal fe vrmasalahan yang, bisa bermakna bahwa I ol ea aera presentasi awal iri atau dapat - : San ae anpermasalakan serius. Sree cae i iteritis tetap! abdomen seringkali karena gastroenteriNs ” Fi é i ji japendisitis dan pada wanita, lain bisa jadi merupakan gejala dari apencls nak ae merupakan kehamilan ektopik terganggu. Dalam situasisituasi seperti itu, waktu merupakan hal yang net vital dalam membantu dokter keluarga mendapatkan jawal an definitive, memberikan penanganan pasien yang terbaik. f. Perma Pelayanan yang berkelanjutan Pelayanan _berkelanjutan merupakan _pelayanan permasalahan medik kronik yang membutuhkan monitoring regular dan juga pelayanan pada komplikasi-komplikasi yang kemungkinan muncul. Pelayanan ini mungkin dapat diberikan oleh dokter secara keseluruhan atau fungsi dokter sebagai seorang anggota tim. Kebutuhan dasar adalah adanya perencanaan pelayanan untuk permasalahan tersebut. Contoh- contoh kondisi-kondisi medik yang memerlukan pelayanan berkelanjutan adalah hipertensi, diabetes mellitus, dan hyperlipidemia. Sec espa ‘opie lg ‘plc i peek eee dan popes secara Kini Contoh Gangauan Araby dan hendaya maupun ‘Toleransi Glukosa Himpoirment Asiotogis: (prediktor 5~ 10th ke Contoh :sudah ada ‘moval ‘depan “> dlabetes) ‘anda neuropath, Gers I~ Pe : Seen Sehat I Gi angen |p soleil of Soe seca a Ssh eat koma vecetan 1 pope menetp the Gambar 4.2 Perjalanan alamiah penyakit limu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Kel Dipindai dengan CamScanner Fay diagsis and promp Waximant srentg| 2 Pepam penn prema Kas orth TIA miu ep bak, ion spel on si Ta an Soe naan samectdp See nt itn sete Renan a nr Gambar 4.3 Pemahaman kontinuitas perjalanan penyakit diikuti dengan pemahaman kontinuitas upaya kesehatan yang dilakukan pada klien di | berbagai tingkat perjalanan penyakit. 4, Pelayanan komprehensif Pelayanan komprehensif memiliki tiga makna: a) komprehensif dalamartibahwapelayananuntuksemuakelompok usia, b) komprehensif dalam rentang promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif, c) komprehensif dalam hal tidak hanya berhadapan dengan permasalahan-permasalahan fisik tetapi juga sosial dan psikologis (yang merupakan kedokteran pada J soem ar ae prehensif dokter keluarga dalam setting lins ruang praktik eae Dipindai dengan CamScanner Gambar 4.4 Pola pikir kory Dasar-Dasar IImu Kedokteran Kelu 6 Kerangka konseptual komprehensivitas dalam konsultas, ca Stott-Davls (stot & Davis, 1979) bantu mengingat (aide-memoire) dalam konsultasi yang Dokter membutuhkan alat H bantu mereka tetap berada yan an prinshprns pelayanan komprehensif. Untuk ity Ht 7 bangkan kerangka berpikir komprehensif aid recall yang saling Stott-Davis mengem| , Terdapat empat area Dae eno FED (gambar 4.5). Secara umum dapat permasalahan pasien, terkalt yaltu area AB, kirl. merupakan ig dilakukan oleh dokter dikategorikan kuadran sedangkan kuadran kanan adalah upaya yan, keluarga. a A merupakan permasalahan saat merupakan DI kuadran kirl yaltu are In| yang dihadap! oleh paslen, sedangkan area potens! kelanjutan permasalahan apabila tidak ada intervensi yang berhasil dieksekus! yang merupakan kerja sama dokter dan pasien beserta keluarganya. Area A relative mudah dilakukan karena itu memang baglan dar! aktivitas konsultas! klinis, tetapi untuk area C, membutuhkan tambahan alokas! waktu, karena problem tersebut tidak terlihat saat Ini, tetapl mempunyal potensi terjadi di kemudian har! apablla tidak dilakukan tindakan preventif sejak dini. B A [Management of presenting problem Modification of help-seeking behavior o Opportunistic health promotion c ‘Management of continuing problem Cambar 4.5 Area alde-memolre dalam konsultasi dokter keluarga Kuadran kanan merupakan upaya yan, keluarga. Area B memodifikas! para Rael oe Ae iW mewujudkan asumsi bahwa setlap konsultas! dalam taraf tert fi aa i eenipariakummencer/batuan(medik)pasen demu ‘ harl serta pengenalan fakta sepertl In| dapat mengarahkan da perawatan pasien yang lebih balk, DI area inl juga dapat me it h ekspektas! pasien mengenal terap! medic agar lebih r al : mengenal apakah dokter dapat atau tidak dapat inambarkan t ee secara efektif. Sedangkan area D; peluang melakukan an kesehatan, Pengetahuan kedokteran modern memberideh bay oy pemahaman bahwa pathogenesis penyakit banyak di Acar mere penyebab utama morbiditas dan mortalltasnya Berazal rl gaya hidup Individu. Setlap mahaslswa kedokteran hendaknya menghargal kesempatan unlk darl wawancara penyakit untuk © Tmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga) % Dipindai dengan CamScanner melakukan promosi kesehatan ka: seringkali sangat menerima advi saat seperti ini, rena pasien maupun keluarganya is dari dokter atau Perawat my 4.37 Pelayanan dokter keluar, keluarga pasien Pelayanan berpusat pada berbeda dengan pelayanan berpi berperan besar dalam pelayan: 8a yang berpusat pada Pasien dan Pasien memiliki Pengertian yang usat pada keluarga, Keluarga dapat ‘ an dokter keluarga yang berpusat pada keluarga yaitu sebagai partner dalam Pengambilan eae memberi support, Merawat dalam keseharian Pasien dan yang paling mengerti pasien, sekaligus membantu dokter keluarga dan timnya untuk meningkatkan kemampuan dalam melayani pasien berdasarkan keunikan pasien (Rosen et al., 2009; Dunn et al., 2006; Mackay et al., 2011). Pelayanan dokter keluarga yang berpusat. pada pasien bertujuan menyelesaikan permasalahan pasien dalam pola kemitraan dengan prinsip pelayanan multidimensi pada manusia yang menderita sakit atau berisiko sakit (McWhinney & Freeman, 2009; Goldberg & Kuzel, 2009; Hudon et, 2011). Terdapat dua tipe prinsip layanan kesehatan yang berpusat pada pasien yaitu tipeMead & Bower dan Stewart et al (gambar 4.6) (Shapiro, 1999; Hudon et al, 2011). Dua tipe itu memiliki persamaan empat dimensi yaitu: 1. Dimensi pertama pasien sebagai individu (Mead & Bower) atau penyakit dan respons terhadap sakitnya (Stewart et al.) Bermakna bahwa yang menjadi perhatian adalah individu yang menderita sakit dan penyakitnya. Tugas dokter keluarga di sini menetapkan diagnosis penyakit disertai bagaimana Tespons pasien terhadap penyakitnya seperti reaksi coping atau hubungan dengan lingkungannya. 2. Dimensi kedua pasien merupakan individu yang memiliki sifat biopsikososial (Mead & Bower) atau pribadi yang utuh (Stewart etal.) Terdapat hubungan yang saling berketergantungan antara pasien dengan keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat di sekitar pasien tinggal (biopsikososial), manusia tidak bisa hidup sendirian. 3. Dimensi ketiga hubungan terapetik (Mead & Bower) atau dokter dan pasien sebagai mitra (Stewart et al.) Doktermerupakan mitra yang sejajar dengan dalammenentukan terapi yang berkaitan dengan penyakitnya. 6 [Dasar-Dasar limu Kedokteran Keluarga © Dipindai dengan CamScanner ngan dan beban tan, »mbagian kewenang ee a Dine Fe aU berbagi latar belakang secare jawal tetal.) : ee a hentia manajemen terap! bagi Pasien dan Artinya CoC tapat beban tanggung jawab meningkatkan pene ne na yang, telah dibuat secara bersama mplien te! a dokter, pasien juga keluarganys- terapetik Dalam = Stewart et al, Luar = Mead dan Bower Gambar 4.6 Konsep pelayanan kesehatan yang berpusat pasien 43.8 Keluarga, kesehatan individu, dan keluarga sebagai unit pelayanan Keluargamempunyaiperan besar dalam menentukan kesehatan dankesejahteraan individu. Serta berkeluargamerupakankebutuhan asasi kehidupan manusia. Banyak penelitian yang mendukung gagasan tersebut. Secara umum mereka yang bermasalah dengan keluarga, terutama pada kasus perceraian, permasalahan kesehatan yang dihadapi terangkum di tabel4.1 (Romadhon, 2010). Tabel 4. 1 Dampak jangka panjang perceraian Anggota No. keluarga paneer 1 Suami perisiko sakit, perokok, pecandu obat dan alkohol pola makan tidak sehat ss 2. Istri berisiko sakit, perokok, pecandu obat dan alkohol, penurunan status finansial, dukungan jejaring sosial, harapan sehat © TImu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga) @ Dipindai dengan CamScanner 3. Anak berisiko menjadi sebelum usia 1 psikiatrilainnya, Perilaku rivalry Pranikah, DM ti Perokok dan peminum dini 4 tahun,depresi dan gangguan } Percobaan bunuh dit risiko ADHD, dengan saudara kandung dan sex ibe 1 autoimun, sindrom metabolik Pengaruh pada perkembangan motorik halus maupun kasarmaupun wasting dan stuntingtidak nace Mempunyai pengaruh bermakna ‘erhadap perkembangai pera gan kognitif dan tinggi badan Sebagian peneliti menganggap perceraian sebagai ey risiko gagal tumbuh sedangkan yang lain al Ibu Menyusui__ tidak berpengaruh terhadap pola ssi ASI 4.39 Pengaruh keluarga bagi kesehatan individu Keluarga mempunyai lima pengaruh pada kesehatan individu (Gan et al., 2004), yaitu: 1. Pengaruh genetik Keluarga menghibahkan penurunan genetik pada individu dan termasuk dalam pengaruh ini adalah penyakit-penyakit yang diturunkan secara genetik; kelainan genetik tunggal seperti hemophilia; pengaruh genetik multifactorial seperti diabetes mellitus; penyakit kromosom seperti sindroma Down. Untuk itu dokter keluarga berperan besar dalam penyuluhan atau konseling genetik yang bertujuan: 1) menaksir risiko individu dalam satu keluarga dan berusaha mengubahnya; 2) menegakkan diagnosis tepat sebagai dasar penyuluhan, kemudian memberi informasi mengenai prognosis dan tindak lanjut, risiko kemunculan, bagaimana mencegah timbulnya penyakit dan usaha mengupayakan kondisi yang paling optimal. 2. Pengaruh pada penyakit Penyakit menular dapat disebarkan dari satu anggota ke anggota keluarga yang lain seperti radang tenggorokan, konjungtivitis viral, infestasi cacing. Terdapat aor Peningkatan risiko penyakit-penyakit neurotik pada angg' keluarga dari pasien neurotik. 3. Pengaruh pada Perkembangan Anak log! keluarga Terdapat bukti adanya hubungan antara patol dan ena anak balk fisik (sepert! kecelakaan, enuresis) © [Basar-Dasar imu kedokteran Keluarga © Dipindai dengan CamScanner erti agres! dan penarikan diri Seeay, an 2 fungsi utama: 1) merawat qa ada anak-anak dan 2) Merupakan dipelajarl. Salah satu kebutuha, tempat el « kan erie tumbuh kembang adajap, dasar anak y i tau kematangan emosi, Padaaway keith a ar ibuatau penggantiibu dan ana, Sa Kian mutlak yang menentukan tumbuh kembang adalat kebu baik fisik, mental maupun psikososial. Kehadiran ten ae aeantnye sedini dan semesra mungkin, akan Pa en rasa terlindungi bayinya. Ini diwujudkan dengan tian tatapan hangat dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan inisiasi menyusu dini (IMD) segera setelah re ca dari ayah dan ibu akan menimbulkan hubungan era ¢ jonding) dan rasa percaya dasar (basic trust) (Soetjiningsih, 1995). tahun-tahun pertama kehidupan Kurang kasih sayang ibu pada hidupa eee negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental maupun sosial emosi, yang disebut “Sindrom Deprivasi Maternal” Orang tua dapat mengembangkan peran yang, saling melengkapi dan dukungan dalam usahanya masing-masing (American Academic of Pediatric, 2003). Peran kemitraan dapat ditunjukkan dari peran strategis ayah dalam mengoptimalkan pemberian dan inisiasi ASI (Februhartanty, 2008; Coleman et al, 2004). Pengaruh ayah mulai dari penambahan berat badan bayi prematur karena mendengarkan suara ayah, hingga pengaruh terhadap kemandiran dan kinerja akademis anak. Peran ayah sama besarnya dan saling melengkapi dengan peran ibu dalam penyediaan afeksi, pengasuhan, dan kenyamanan bagi anak- anak. Keterlibatan ayah juga berdampak menyetabilkan dan mempromosikan fungsi aktif keluarga yang sehat (Coleman et al., 2004). Di negara yang lebih bebas seperti di Amerika Serikat, di mana pacar ibu juga ikut dalam pengasuhan, perlu diperhatikan. Pengasuh pria menyumbang lebih dari 55 % kasus pembunuhan infan di Amerika (Fujiwara, 2009). ku (sep maupun perilal sosial). Keluarg@ meni memberikan pengast! an pi 4. Pengaruh pada morbiditas dan mortalitas pada dewasa Terdapat banyak bukti penelitian yang menunjukkan Peningkatan mortalitas dan morbiditas pada duda dan janda selama tahun-tahun pertama masa berkabung. Berkabung berasosiasi dengan meningkatnya angka konsultasi pada anggota-anggota keluarga.Pengelompokan _kunjungan merupakan petunjuk penting bagi permasalahan keluarga. © Timu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga) a> Dipindai dengan CamScanner pj antara data-data penelitian duda maupun janda dengan granttan dalam raion berkut Leena” mereka (2002), meneliti 26.619 single mother dan 37588 Tag memiliki pasangan. Semua memiliki anak yang Sania fess o-15 tahun, dengan data dasar relatif sehat (tidak per shan inap rumah sakit kecuali melahirkan selama tiga fahint Kh Rentang usia 29-54 tahun pada tahun 1990. Samy ale selama 4 tahun (1991-1994) se tan Kesehatan ¢ Penuhnya dari catatan k dirumah sakit, dilihat kejadian Kematian, sakit! berat, esc dalam periode penelitian. Hasil penelitian di single mother 38,6 tahun sedangian ta wives 39,0 tahun. Single mother kebanyakan merupakan era manual, memiliki anak lebih sedikit dan umumnya tidak bekera, ratarata tinggal di tiga kota terbesar di Swedia (Stockholm, Gothenburg, dan Malmd) dan umumnya tinggal di kontrakan Kondisi ini berbeda dengan ibu yang memiliki Pasangan, > 85% tinggal di rumah milk sendir. Single mother karena tidak punya pekerjaan jadi dua kali lebih sering mengajukan klaim jaminan sosial. Risiko sekarat (dying) pada single mother 50% lebih tinggi daripada ibu dengan pasangan (angka ini sudah dikoreksi dengan umur), risiko penyakit psikiatri dan percobaan bunuh 2,5 kali lebih besar; risiko kanker paru dua kali lipat, serta risiko empat kali lipat lebih tinggi untuk penyalahgunaan obat dan alkohol dan peningkatan risiko enam kali lipat sebagai korban kekerasan. Posisi sebagai korban kekerasan, risiko turun dari semnula 5,47 (Ci 49-8, 56) menjadi 2,39 (Cl 95%; 1,37-4,16) dengan mengubs* situasi rumah. Situasi rumah berperan dalam menyebabkan singie mother rentan sebagai korban kekerasan. Single mother risiko mengalami kecelakaan lalu lintas lebih besar (setelah dikoreksi dengan faktor usia, faktor sosial ekonomi, dan situasi perumahan rentang OR untuk koreksi untuk masing- masing secara berurutan 1,45; 1,44 dan 1,53). Ikeda et al. (2007), melakukan penelitian pada warga Jepang sejumlah 94.062 orang dengan rentang usia 40-79 tahun, yang telah melengkapi kuesioner untuk data dasar dan melakukan follow up selama 9,9 tahun. Penelitian ini tidak melibatkan yang mempunyai Tiwayat stroke, penyakit jantung koroner dan keganasan. Hasil Penelitian didapatkan bahwa pria yang tidak pernah menikah (setelah dilakukan adjustment terhadap semua variabel Perancu) lebih berisiko mengalami mortalitas karena jantung (RR= 3.05, Cl 95% ; 2,03-4,60), penyakit respirasi (RR= 2,43, Cl amas © yang mengaitkan morbiditas Dipindai dengan CamScanner enyebi 5 451-242) dibandingkan opt 27-483) b (RR so C95 i idapatkan pula untuk = 1 seru ang lamer demikian pula untuk wanita, i el pria duda dan pria Ma et al. (2005) Pele Fear Menurut penelitian erilaku yanB berisiko k merokok (oR salah satu perm! a meningkatkan risiko wT (OR 4,28; 1,06- Bagi pe perpoo') kebiasaan diet pn(OR 475 443-2 2 1,572 B . ts3 0005) ea ee i wanita, perceraian penn kan bag! 30-3,09 PS 0.001), konsumsi < 0,001), Sedang} : lenatian merokok (OR 2,675 2 pec root), Kebiasaan a ) dan stres (OR 1,16; 1,01 - alkohol berlebihan (OR 468; 133° buruk (OR 1,23; 1,06 Sd 1,42 i vat (2005), tentang Harapan 4,34 p< 0.05)» Penelitian Fukuda iran kemudian perceraian Sehat 65 tahun di Jepang poe an Sehat 65 tahun. Di paling berpengaruh terhader 4 Hi an interval penelitian 4 ‘Amerika Serikat, Eng et al. (2005) dene fakukan pengamatan tahun yaitu 1986-1990 dan 1990-1994, mel aa ett pada 38.865 profesional kesehatan prla, lenga litian ini 40-75 tahun di tahun 1986. Kesimpulan utama pene ikah, adalah bahwa dibandingkan dengan pria yang tetap menikan, pria yang menduda berperilaku meningkat dalam hal konsumsi alkohol. Pria yang berceral menurun Body Mass Index-nya. Dibandingkan dengan pria yang tetap tidak menikah lagi, pria yang menikah lagi menunjukkan peningkatan Body Mass Index bersamaan dengan menurunnya aktivitas fisik. Pria bercerai atau duda berhubungan dengan menurunnya intake sayuran sedangkan menikah lagi berkaitan dengan konsumsi sayuran lebih besar lagi. Sedangkan Lee et al. (2004), masih di Amerika, melakukan follow up selama 4 tahun pada 80.944 wanita, dengan usia 46-71 tahun dengan mengandalkan pada laporan diri, Penelitian Lee et al. (2004) ini mendapatkan bahwa dibandingkan dengan wanita tetap menikah, BMI wanita bercerai turun 0,65 kg/m’, dan wanita yang menjanda turun 0,44 kgim (p< 0.001). Dibandingkan dengan wanita yang tetap tidak menikah, wanita yang menikah kembali, rerata BMI naik o, 41 kg/m? (p< 0.001). Wanita bercerai meningkat aktivitas fisiknya menjadi 1,23 metabolic equivalent hours (MET)/minggu (p=0.07) dibandingkan dengan wanita yang tetap menikah. Diantara wanita yang bukan perokok atau sebelumnya perokok, wanita berceral atau menjanda berpeluang dua kali risikonya untuk kambuh atau memulai merokok i ‘ok (untuk wanita bercerai OR = CB) Wiesner asysranat dan Nedonteran Keluarzal Dipindai dengan CamScanner py war (RRE 2,18, Cl 95% 5 1405~4,54) ebal = 101 Cl ari c! 95% 4,56 - 3,89) dan (untuk wanita menjanda OR = 2,08; 1g5%156-2,76) ketimbang wanita yang tetap abalah Wane perceral dan menjanda relatif turun intake sayur-sayurannya ketimbang, wanita yang tetap menikah (wanita bercerai - 2,93 servingminggu [p< 0.001] dan wanita menjanda - 1,67 serving] minggu [P< 0.001}). pengaruh pada penyembuhan darl penyakit Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam menentukan outcome dari semua macam penyakit, terutama penyakit dan disabilitas kronik. Kepercayaan religius dan budaya dari anggota keluarga juga merupakan faktor determinan penting dalam coping dan pemulihan. Yamamoto et al. (1993), telah membuktikan fungsi keluarga dalam membantu perbaikan dalam penyakit. Dengan mengamati 34 pasien rawat inap (22 pria dan 12 wanita) yang menderita diabetes tipe II di rumah sakit umum Yukiguni-Yamato dalam periode waktu 12 bulan dari 1990 sampai 1991. Selain mendapatkan pengobatan, semua pasien diberikan program pendidikan umum mengenai diabetes mulai dari penyebab sampai monitoring kadar gula secara mandiri, yang berlangsung selama lima hari. Sebagian pasien selama mengikuti program pendidikan dibiarkan saja didampingi pasangannya. Enam bulan dan 12 bulan sesudahnya pasien dimonitor, dan didapati ada dua kelompok, yaitu yang terkontrol dan tidak terkontrol. Kemudian dilakukan studi retrospektif, dan didapatkan hasil, faktor lain seperti monitoring kadar gula darah senditi, merokok, minum alkohol, pendapatan tahunan rendah, makan berlebih, keyakinan kesehatan yang salah dan riwayat keluarga penderita diabetes, tidak terdapat perbedaan yang berarti. Perbedaan yang menonjol adalah pada skor APGAR keluarga pada kelompok terkontrol secara signifikan lebih baik dibandingkan kelompok tak terkontrol (8.0 £1.9 vs 5.4 + 2.2, p<0.01). 5 4.4 Genogram Meskipun telah banyak informasi ilmiah yang menunjukkan Peran penting keluarga dalam kesehatan dankesejahteraan individu, dalam praktik dokter umum/dokter keluarga sehari-hari masih belum memenuhi dari apa yang diharapkan. Penelitian Summerton and Garrood (1997) menunjukkan bahwa tidak semua penyakit yang terdapat potensi riwayat keluarga (diturunkan secara genetik) tidak masuk dalam pertanyaan rutin anamnesis (Tabel 4.2). © [Dasar-Dasar imu Kedokteran Keluarga © Dipindai dengan CamScanner Jakukan anamnesis rut e dokter yang meiast” in ie Sol eluare2 yang menderita penyakit (n=192) He Prosentase dokter yang melakukan anamnesis rutin riwayat keluarga Jenis penyakt (prosentase/jumlah) 20.8% (40) Penyakittiroid oe Kanker payudara s ‘ a Penyakit rematoid i Penyakit jantung coroner 94.3% (181) (dibawah 50 tahun) 30.7% (59) Kanker kolon / rektal Mengingat pentingnya data anggota keluarga yang mengalami aa oa u menghitung risiko penyakit, penyakit, selain untuk mengetahui ata g bagi dokter keluarga data tersebut penting untuk melakukan aktivitas promosi kesehatan dan tindakan-tindakan pencegahan lain untuk meminimalkan kemunculan fenotipe penyakit tersebut dalam keluarga. Untuk itulah dikembangkan cara praktis tetapi membantu bagi dokter keluarga untuk memberikan potret distribusi penyakit keluarga serta sekaligus memberikan gambaran mengenai interaksi psikoemosional antar anggota keluarga, yaitu dengan menggunakan genogram keluarga. Genogram adalah alat bantu klinis yang unik yang membantu petugas kesehatan mengintegrasikan informasi keluarga pasien ke dalam proses problem solving untuk perawatan pasien yang lebih baik. Petugas dalam layanan primer diharapkan mendapatkan informasi mengenai penyakit medis serius (misal penyakit kardiovaskuler, diabetes, hipertensi) dikombinasikan dengan problem psikososial (misal kekerasan dalam rumah tangga, penyalahgunaan obat, dan kesulitan hubungan personal). Pengetahuan balk —_permasalahan-permasalahan _biomedik dan psikososial dibutuhkan untuk kepentingan diagnosis dan pengelolaan perawatan pasien-pasien tersebut. Genogram keluai (pohon keluarga) menawarkan peluang unik untuk Tend sess ; riwayat medik keluarga dan riwayat sosial dari pasien dengan jebih mudah, dan menawarkan pemahaman yang lebih luas bagi petuga: kesehatan dengan memberikan gambar cepat mengenai koitee dimana pasien dan proses-proses tersebut berlangsung (Roger, 1994; Bokhare et al., 2013). Simbol-simbol baku dalam penyusunan genogram dapat dilihat pada gambar (Waters et al., 1994) © Tina Keschatan Masyarakat dan Redoteran KelvargQi | Dipindai dengan CamScanner 4.5 Siklus Hidup Keluarga Dalam perjalanan Perkembangannya, keluarga melal i transisi yang dapat diprediksi. Keluarga berada dalam aides eb rentan See dalam Saat dari satu stadium Perkembangan erkembangan lainnya (gambar 4.7 dan 4.8 7 re nccoldrick, 2005). 7 4:8) (Duval, 1977; Carter Pa wanita cl a Cl i) Es 1 Mentha 1998 Ceanjany Cc. Geers & i @ Pars (dam tons ee O-) Oo) Do . ioe minisy 0-0 Od Gambar 4.7 Simbol-simbol baku anggota keluarga dan hubungan psikoemosional antar anggota keluarga Siklus Kehidupan Keluarga menurut Duval Stadium 1 ~pengantin (tanpa anak-anak) ‘Stadiam 2 keluarga dengan Kelahiran anak (usia anak tertua Lahr ~ 30 bulan) ‘Stadium 3~Keluarga dengan anak-anak pra sekolah (usia anak tertua adalah 6 tahun) ‘Stadium 4 Keluarga deagan anakcanak usa sekolah (usia anak fertua adalah 6 ~ Gambar 4.8 Tahap-tahap perkembangan Keluarga (menurut Duvall 1977) Dasar-Dasar imu Kedokteran Keluaty © Dipindai dengan CamScanner us keluarga tersebut adaja, McGoldrick, 2005): rsama dal nemosional dari semula ditanggun aan tanggung jawab emosional dan a pasangan). Perubahan-perubahan embedaan dalam hubungan dir “kita” tidak lagi menerima vinci stadium siklt Uraian lebih inc! sta aI wal, 19775 Carter & sebagai berikut (Du 4, Stadium Oran} Disiniterjadi al keluarga menjadi penerim keuangan ke kita (bersami tata aturan kedua adalah pé n keluarga asal. Ini berarti Woes Us ae at tua yakini atau ingini dari “kita” untuk “kita” kerjakan, atau “kita” secara otomatis memberikan respons negatif terhadap permintaan-permintaan mereka, Keyakinan- keyakinan dan perilaku-perilaku “Kita” saat ini adalah bagian dari identitas “kita”, meskipun “kita” akan merubah atau mempertajamnya nanti dalam kehidupan “kita”. Juga, selama periode ini “kita” mengembangkan hubungan kemitraan intim yang lebih dalam, ketimbang yang “kita” miliki sebelumnya dan secara finansial menjadi mandiri. 2. Stadium 2 menyatukan keluarga-keluarga mereka melalui pernikahan atau hidup bersama Pergantian emosional utama selama fase ini adalah bagaimana bisa melalui komitmen dengan sistem baru. Perubahan tatanan kedua meliputi pembentukan sistem pernikahan dan pembentukan hubungan-hubungan baru dengan keluarga besar dan teman-teman yang mengelilingi pasangan masing-masing. 3. Stadium 3 Kellarga'dengan anak-anak muda) Secara emosional pengantin baru pada saat ini harus menerima anggota-anggota baru dalam sebuah sistem yang telah “tercipta” sebelumnya, Pada fase ini bukanlah persoalan yang berat karena bayi datang pada pasangan tersebut merupakan “paket” yang menyenangkan dan tanpa dosa yang langsung membukakan hati pasangan. Sayangnya, di tengah malam pasangan “direpotkan” dengan berbagai “kesibukan” dengan kehadiran bayi ini. Meskipun demikian, pasangan harus ig anak, keuangan, dan pekerjaan rumah tangga. Perubahan tatanan juga terjadi dalam pembentukan hubungan baru dengan keluarga besar meliputi hubungan pengasuhan orang tua dan pengasuhan oleh kakek-nenek. A © “imu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Kel Dipindai dengan CamScanner perubahal stadium 4 Keluarga dengan remaja Transisi emosional bersifat bera‘ stadium ini, karena keluarga SNR luarga yang meliputi ker dan kelemahan moral kakek-nenek. ihe nea eee diatas, perubahan tatanan kedua ini memerlukan suatu eae yang memungkinkan terjadinya pergeseran hubungan oran; tua-anak yang mengizinkan remaja bergerak masuk dan Raith dari sistem. Pada saat yang bersamaan baru adalah usia' mereka yang menginjak pertengahan dan Tugooung dalam perawatan genera ang hal erawat la masalah anak-anak dan orang tua mereka yang mulai lanjut membutuhkan perhatian secara bersamaan, membuat generasi pada stadium ini dikenal dengan generasi sandwich. 5. Stadium 5 “menerbitkan/me-launching” dan “mengeluarkan’? anak-anak ~ Stadium ini merupakan stadium yang secara emosional sulit bagi orang tua karena mereka saat ini butuh menerima bertumpuk-tumpuk (masalah) keluar dan masuk ke dalam sistem keluarga. Bila pilihan-pilihan anak untuk meninggalkan rumah Sesuai dengan nilai-nilai dan harapan orang tua, maka transisi akan relatif mudah dan menyenangkan, terutama bila orang tua berhesil memandu perubahan-perubahan dalam tatanan kedua ini, seperti menegosiasi ulang sistem pernikahan sebagai pasangan ketimbang disederhanakan sebagai masalah orang tua. Perubahan-perubahan perkembangan lain meliputi perkembangan hubungan dewasa dengan dewasa antara pasangan dalam stadium ini dengan anak-anak, menantu, cucu mereka yang tumbuh, serta menghadapi penurunan kesehatan dan kematian orang tua pasangan dalam stadium ini. Stadium 6 Pada saat ini, individu mulai meninjau kembali kehidupan yang telah dijalani dengan penerimaan dan ada rasa keberhasilan atau diliputi rasa kegetiran dan_ penyesalan. Perubahan-perubahan tatanan kedua adalah kebutuhan untuk mempertahankan_perhatlan pada keberfungsian pasangan dalam menghadapi penurunan fungs! psikologls mereka. Perhatian mereka juga bergeser pada generasl pertengahan (anak-anak mereka yang masih dalam stadium lima) dan 6 [Dasar-Dasar lImu Kedokteran Keluarga © Dipindai dengan CamScanner 6. k-anak pasangan ini untuk me, memberlkan dung ong iit palam proses ini generre launching specter a membuat ruang untuk mendapatkan yang eb ee gelaman tentang ideas memberan earifan el St ec 8 hr aa pe hee iar menghadap! kematian pasangan, kakak St Fe terten-terian generasi seusianya serta persiapan irinya sendiri. kaw kematian diriny: genai stadium, peran-peran kunci dan ian men i Sedangkan uraian dengan peran tersebut secara ringkas tugas-tugas kritis berkaitan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.3 Stadium, peran kunci, dan tugas kritis di masing-masing stadium siklus keluarga Stadium pict dalam Tugas-Tugas Kritis dalam No Siklus Keluarga Perkembangan Keluarga Keluarga 1. Pasangan Istri Menegakkan pernikahan yang pengantin —suami memuaskan masing-masing pasangan Mempersiapkan diri untuk hamil dan hathal yang diperlukan untuk menjadi orang tua Menyesuaikan diri dengan jejaring sanak saudara 2. Melahirkan __Istri-ibu Memiliki, menyesuaikan diri, anak Suami-ayah dan berkhidmat terhadap mae perkembangan bayi Perempuan —_ Menegakkan rumah yang atau lakHlaki_— memuaskan bagi orang tua atau keduanya _maupun bayi Usia Istri -ibu Beradaptasi terhadap kebutuhan Prasekolah — Suami-ayah dan kepentingan Mendesak bagi Anak ~ saudara_ anak-anak prasekolah dalam perempuan meberikan stimulasi dan Promosi Anak saudara_Pertumbuhannya laki-laki Mengatasi (coping) dengan kehabisan “energi” dan berkurangnya Privasi sebagai orang tua imu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga}? Dipindai dengan CamScanner Usia sekolah 5. Remaja 6. Pusat “launching” 7 Orang tua usia pertengahan 8. Anggota- anggota keluarga lanjut usia Istri-ibu Suami-ayah Anak - saudara Perempuan Anak - saudara lak-laki Istri-ibu Suami-ayah Anak ~ saudara perempuan Anak - saudara lakHaki Istri -ibu- nenek Suami-ayah - kakek Anak - saudara Perempuan — bibi Anak - saudara lakiaki — paman Istri—ibu- nenek Suami ~ ayah - kakek Janda-duda Istri-ibu-nenek Suami-ayah- kakek Menyesuaikan dirl dalam Komunitas keluarga usia sekolah dengan cara yang membangun Berkhidmat Pada prestasi Pendidikan anak Menyelmbangkan kebebasan dengan tanggung jawab sebagai Temaja yang matang dan mampu Memperjuangkan diri sendiri Menegakkan minat paska Pengasuhan orang tua, karier dan menumbuhkan peran sebagai orang tua Melepaskan dewasa muda ke dalam dunia kerja, layanan militer, pernikahan dil, dengan ritual dan perbantuan yang tepat Membangun kembali hubungan pernikahan Mempertahankan ikatan-ikatan sanak saudara dengan generasi yang lebih tua dan muda Coping (mengatasi permasalahan) belasungkawa dan hidup senditi Menutup rumah keluarga atau beradaptasi dengan usia lanjut Menyesuaikan diri dengan pensiun 4.6 Penilaian Kesehatan Keluarga . Setiap dokter yang berorientasi pada eluate ee Ae mengukur kesehatan keluarga dengan metode aoa Maton Yang dikenal dengan nama APGAR keluarga, aauaaabidanya Partnership; Growth; Affection; dan Resolve. APGAI § [DasarDasar imu kedokteran Keli © Dipindai dengan CamScanner | dengan daft ir Islan yang dikenal ‘i aituangkan dalam o oon are hel tk APGAR were ay atat deteks! ketldakharmonisan APGAR Kelual eluarga (Azwaty 1997) i nag uargasehatm eberapakarakteristk Kel 8" eats keluarga bebas Va en scune : eee perasaan dan emosiny 2. Otonoml personal, meliputl pembagian antara pasanga”- . Fleksibilitas, sikap “' untuk beradaptas! pa perubahan sekitar. 4. Apresiasl meliputi keterikatan dan peng ; tiap anggota bisa berkembang ras percaya diri yang sehat. Dukunganjejaring, dukungan kuat dari dalam atau luar keluarga menumbuhkan rasa aman, daya tahan terhadap stres dan memberikan lingkungan umum yang sehat. sebagian besar tanda utama Waktu dan keterlibatan keluarga; kepuasan keluarga bahagia adalah “mengerjakan segala sesuatu bersama-sama”. Keterikatan pada pasangan, pada terapi keluarga. Pertumbuhan, memberikan peluang bagi pertumbuhan masing- masing individu dalam keluarga- Nilal spiritual dan religius, kelekatan pada keyakinan dan nilai spiritual diketahul berhubungan dengan kesehatan keluarga yang positif. 4.7 Aplikasi Prinsip-Prinsip Kedokteran Keluarga dalam Konteks Klinik (Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Kasus Penyakit Serebrovaskuler) Seorang laki-laki berusia 53 tahun (Bp H) datany gawat darurat rumah sakit (diantar ES i ey utama kelemahan badan sebelah kirl, Paslen mengeluh bad: sebelah kirl tiba-tiba lemas tidak bisa digerakkan, nyeri kepala, an beara menjadi pelo. Keluhan lainnya yang dirasakan dada Ses Ds tlsedebardebay bal Cansakipadatenggoroka di saat batuk. Pasien dalam keadaan sadar. Paslen dapat inangehal © TImu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga) & Dipindai dengan CamScanner ae kekuasaan yang tepat ” secara tepat menerima dividu dan memberi dan kebutuhan in da kebutuhan-! hargaan sehingga pada CS sifat ini akan tampak peranannya » 2 dan berorientasi bail keluarganya asi baik terhada niwayat hipertensi dan penyakit jantung eens dan waktu, d rumah sakit karena Penyakit jantung 2x celine lwayat opname riwayat merokok diakui dan riwaya 3 bulan terakhir, tpenyakit gsanekal. Genogram sebagai berlut prcy une adakelarga wa Et 7-O «I a Fos nNI No Na = > 2 4th 22th Gambar 4. 9 Genogram contoh kasus kardiovaskuler Bapak H adalah seorang perantauan meninggalkan keluarga. Anggota keluarga yang tinggal satu rumah adalah ibu E, nn Ni, dan nn Na, sedangkan anaknya yang sulung Bp A sudah menikah. Berdasarkan siklus keluarga Duvall, keluarga ini masuk dalam stadium “launching”. Ketiga anaknya usia kuliah dan anak sulung sudah berkeluarga. Dari genogram diatas terlihat bahwa keluarga ini mempunyai risiko mengalami penyakit kardiovaskuler terutama dari keluarga bu E. Karena itu peran dokter keluarga di sini pada anggota keluarga yang sehat memberikan edukasi mengenai pencegahan penyakit kardiovaskuler seperti diet berimbang, olah raga teratur, dan memperhatikan kesehatan spiritual keagamaan sebagai sumber efektif untuk coping terhadap stresor-stresor psikososial yang dihadapi. Dengan kepala keluarga yang mengalami cerebrovascular dan kardiovaskuler membuat keluarga ini berada dalam keadaan krisis yang membutuhkan bantuan dari lingkungan psikososial terutama dari keluarga besar, termasuk dukungan finansial. Dengan menggunakan model berfikir Stott-Davis pada area A dan C, maka Pola fikir perawatan medik dan kesehatan masyarakat berkelanjutan direpresentasikan pada diagram di gambar 4.10 berikut. él Dasar-Dasar Imu Kedokteran Keluarga, © ere Dipindai dengan CamScanner cacat |{ mati I ¥v pH pikir perawatan berkelanjutan (continuity of care) ambar 40 Penerapan POOF sing anggot Kel S2 padamasi Gambar 4.11 Faktor-faktor yang berkontribusi pada keadaan inflamasi kronik yang berlarutarut dan penyakit. Berbagai faktor lingkungan dan biologi yang dapat berkonspirasi mengakibatkan inflamasi kronik, meliputi stres, kegemukan, intake diet tidak berimbang, komposisi mikrobiota usus yang terganggu, ketidakseimbangan relative subpopulasilimfosit T meliputi sel Th17 proinflamatori dan Treg antiinflamatori, Melalul berbagal penelitian epidemiologic dan mekanistik inflamas! kronik saat ini telah ciketahul sebagai jalur umum patologis, ‘mempunyal peran pada rentang luas penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes, kanker, dan depresi, Strategi yang menarget pada kontributor- kontributor inflamasi kronik ini merupakan pendekatan penting untuk melakukan tindakan pencegahan dan terapl penyakit-penyakit tersebut (Haroon et al, 2012) © Dipindai dengan CamScanner Lebih dari 80% penyakit kardiovas| iskemik dan penyakit Serebrovaskuler q, ce le asarl aterosklerosis (World Health Organization 8/28 mstakaan didapatkan Patofisiologi utama dari at cae i sistemik derajat rendah Jah inflamasi sl ’ ah Menahun, dan riot dapat menyebabkan kondis) tersebut sebagaimane woe dalam gambar 4-11 ° it kesehatan yang dilak Karena ituupaya an yang dilal ukan untuk kel rf stensi menderita penyakit kardiovaskuler di masa press iy mengontrol berat badan untuk Menghindari bests melalui aktivitas fisik terprogram secara tutin, diet berimbang, dan mengendali stress. Untuk pasien yang sedang Mengalami stroke dokter umum/dokter keluarga menangani sesuaj dengan tingkat kompetensinya serta memperhatikan aspek konteks Penyakit seperti mekanisme coping dan dukungan keluarga ketika Pasien membutuhkan bantuan baik ketika di rumah sakit maupun ketika di rumah. kuler didominas| oleh Penyakit © \Daser-Dasar imu Kedokteran Keluarga Dipindai dengan CamScanner ani sume! ce), Derita at, a tiga unsuty ¥ ; ay seit ysasara Hyestination) sa Pes, (messager nikas! senatannasy .atadalahmenumy rujuan korn perkaltan dengan Kesehatan qr ka, a erajad Kesehatan, Kony? » Komy ea an pers A pad an prinsip da un ip dan yer perubah aha j peruba saatnya 9 i prarakat menggunake kesehatan Pre, desall instruksional, pemasaran sosial, 5, "te ay is, Pemasaran sosial adalah anally, le komuntkas! ma! lo perilak ae vom engawasan program yang. ditujukan, ving k nerimaan gagasan sosial atau perilaku pada : uk mening sasaran food dks 705) lay 3,7 Model dan teori dalam promosi Kesehatan Berka; ‘ denga perubahan perilaku tan isi dari teori ATG panjang dan kompl ie (2011) di sitasi Steve el trell, Girvan, Mckenzie 201) © son (>. coewatkat definist aplikatif dari teori yang berkaitan at ‘ tan, sebagai berikut: teor! yaitu penjelasan y al rbuat atau tidak berbuat untuk mampértahane tan mereka, keluarga, organisasi, Nkan galan memahami suatu teori bisa menye eee i kesehatan tidak sukses karena asumsi-asy an yang tidak akurat terhadap kecenderungan orang dari kebi erage perubahan perilaku (Stevenson, 2014). lan untuk memudahkan pemahaman teori, salah satunya dengan melalui bertujuan memberikan gambaran yang sederhana ul menjelaskan teori. Model adalah penyederhanaan (abstraction) dan lari sesuatu yang mewakili sejumlah objek atau akti i entitas (keseluruhan). aeltn Sigefian barca ea dikatakan bahwa model adalah suatu konstruksi kerangka t cape ae menggambarkan hubungan antar variabel yang Hompkie coe lebih sederhana agar lebih mudah dipahami dari fas pact aa Susie sejumlah objek atau aktivitas jeselifth ji ose Teh est euaeteat ai yang sederhing toon . , 2016). Bebera dalam promosi kesehatan adalah sebagai batt: nme dan 3.74 Health Belief Model (HBM) HBM atau model k malice epercayaan kesel lel perilaku kesehatan pertama dan ea ein a ir , asih sangat © lImu Kesehatan re fan rea) Masyarakat di Kedokteran Keluarga] © Dipindai dengan CamScanner Sap komunitas- inisiatif promos! kompleksitas dan kerumita pemodelan. Pemodelan relevan untuk membahas perilaku kesehatan (Sulaeman’, 2016). HBM dikembangkan pada tahun 1950-an, HBM merupakan suatu usaha dari ahli psikologi sosial untuk menjelaskan keengganan yang, luas. ca mengakses pelayanan pencegahan penyakit (Stevenson, 2014). HBM merupakan model kognitif yang digunakan untuk meramal perilaku kesehatan (Maulana, 2009). Konstruk dari HBM adalah: 1 Perceived susceptibility (kerentanan yang dirasakan),maksudnya individu merasakan bahwa ia berpotensi mengalami suatu peristiwa kesehatan yang negatif (misalnya sakit). 2. Perceived severity (keparahan yang dirasakan), maksudnya individu percaya bahwa ia berpotensi terjadinya keseriusan dampak penyakit baik secara fisik maupun sosial. 3. Perceived benefits (manfaat yang dirasakan), maksudnya kepercayaan individu bahwa perubahan perilaku akan memiliki dampak positif terhadap kesehatan. 4. Perceived barriers (hambatan-hambatan yang dirasakan), maksudnya kepercayaan individu akan dampak-dampak negatif yang mungkin dirasakan ketika perilakunya berubah (misal biaya, kenyamanan, kenikmatan, dan lain-lain). 5. Cues to action (isyarat untuk aksi), maksudnya trigger yang mendorong individu ke arah perubahan perilaku. 6. Self efficacy, maksudnya kepercayaan individu bahwa ia mampu berubah (Stevenson, 2014). Jadi HBM menjelaskan bahwa perubahan perilaku individu ke arah yang positif terhadap kesehatan tidak semata-mata berdasar dari bahwa dia tahu kemudian dapat berubah. Beberapa konstruk diatas menjelaskan, untuk berubah atau untuk merancang program perubahan perilaku harus mempertimbangkan faktor-faktor di atas. 3.7.2. Theory of Planned Behaviour (TPB) Teori ini dikembangkan dari theory of reason edaction (TRA) yang pada dasarnya menyatakan bahwa perilaku itu dihasilkan dari niatan. Selanjutnya, niatan individu untuk terlibat dalam perilaku tertentu merupakan fungsi dari : 1) sikap individu, 2) subjective perform, yaltu tekanan sosial untuk berbuat atau tidak berbuat suatu perilaku. Dengan demikian, seorang individu akan berperilaku sesuatu jika ia menilai positif terhadap perilaku itu dan la percaya bahwa orang lain yang la percayal menyetujul perilaku tersebut (Stevenson, 2014). 6 [Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Dipindai dengan CamScanner an konstruk perceived Controy onambahkan jk: 1) personal atti fan lainain me vq konstruk: 1) P te zen on a TPB mem tig erceived So ectied ve Mm a fa memi ampuay (skap) 2) see seseoran| bal te PeeesOt) Puan contro bret aa perubahan perilaku itu untuk melakul 7 scT) Social Cognitive Theory er dra (1986) Yak aya Mot kan ek sosial. SCT delinicikembangkan i etapi juga as ssikolog! i i memfokustit at etd tidak hidup secara terisolasi, dan mencakup ide bahwé idak sem ar proses ia belajar serta berper laku ata-mata berdasar aj hi oleh lingkungan yang pian 2 melainkan juga rcompol (seperti lingkungan melingkupinya ba el yang lebih besar dari itu secara kerja) maupun 373 lingkungan sosial Juruhan (Stevenson, 2014). / . a menjelaskan bahwa belajar dan perilaku dapat dijelaskan ikut: dengan konstruk-konstruk berikut ; recrahia berbagai_perilaku kesehatan dan kaitannya dengan manfaat dan risikonya terhadap kesehatan; Perceived self efficacy; Outcome expectations; Personal health goals; Perceived facilitators; Perceived impediments (Stevenson, 2014). Secarasingkat penjelasanmasing-masing adalah sebagai berikut. Pengetahuan merupakan prekondisi dari perubahan_ perilaku. Perceived self efficacy merupakan fondasi dari perubahan perilaku. Perceived self efficacy diartikan sebagai keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk mengorganisasikan serangkaian aksi-aksi yang dibutuhkan untuk mencapai perubahan Perilaku yang diminta, Outcome expectations yaitu bahwa konsekuensi-konsekuensi yanj dipahamioleh sesorangterhadap suatuperiakuakanmempengeruit apakah dia akan mengadopsi Perilaku itu atau tidak. Personal health &oals yaitu tujuan individu terkait Perilaku kesehatan, dan It mempengaruhi perubahan perllaku. Yang terakhir, pene” facilitators dan perceived Impediments merupak gece penting dalam SCT dan secara langsung mempenger hl pk juga (Stevenson, 2014). Perceived facilitators a Wal eficacy Kemudahan-kemudshan dalam Prosesnya untuk berub paranean sedangkan perceived | ‘an perilaku, Impediments adalah bayangan hambatan. ® limu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga) % ga ° Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai