Anda di halaman 1dari 6
es BO setae: KEMENTERIAN AGAMA R.I. DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM Jalan Muhammad Husni Thamrin No. 6, Jakarta 10340 Hunting : (+6221) 3812871 Telepon: (+6221) 31924509 - 3193056 - 3920774, Ext: 376 - Fax: 3920245 Website: www.bimasisiam kemenag go.id; e-mail : bimasislam@kemenag.go.id PO.BOX 3733 JKP 10033 Nomor —: Dt.1Z.1/4/HM.01/1641/2014 Jakarta, 23 September 2014 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal —_: Penyembelihan Hewan dan Kehalalan Daging Qurban Kepada Yth : Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama se-Indonesia Assalamu’alaikum wr.wb, Sehubungan dengan akan datangnya hari Raya Idul Adha, kami meminta perhatian Saudara sebagai berikut: re Penyembelihan hewan kurban termasuk pada hari raya Idul Adha merupakan bagian dari ibadah penting bagi umat Islam, oleh karena itu harus dilaksanakan dengan ‘mengikuti tata cara penyembelihan yang memenuhi kaidah-kaidah hukum Islam (Syariah) dan kesejahteraan hewan. Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam telah membuat Surat Edaran Nomor: DJ.IVBA.00/2145/2012 tanggal 28 September 2012 tentang Penyembelihan Hewan dan Kehalalan Daging Kurban. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon kepada Saudara Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi agar menginstruksikan Kepala Bidang Urusan Agama Islam/Kepala Bidang Bimas Islam/Kepala Bidang Haji dan Bimas Islam ‘menindaklajuti hal-hal sebagai berikut: a. Melakukan sosialisasi, penyuluhan, dan perluasan informasi mengenai penyembelihan hewan kurban dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing, b. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengembangkan eran serta masyarakat dalam penyembelihan hewan secara halal dan thayyib melalui pelatihan, penyuluhan dan penyebaran informasi secara berencana dan berkelanjutan bersama-sama dengan instansi terkait, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi/fungsional, dan lembaga swadaya masyarakat. ¢. Memonitor dan mengevaluasi mengenai kesesuaian pelaksanaan penyembelihan hewan qurban dengan kaidah-kaidah hukum Islam dan kesejahteraan hewan di ‘tempat-tempat pelaksanaan kurban seperti Masjid, Mushalla, dan sebagainya. 4. Melaporkan pelaksanaan kegiatan Pengawasan Penyembelihan Hewan Halal kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan ditembuskan kepada Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Demikian kami sampaikan untuk dapat dilaksanakan. Atas kerjasama Saudara kami ‘mengucapkan terima kasih. ‘Tembusan Yth: Wassalam, An. Pgs. Dirjen Bimas Islam Direktur «| poate = (Dr He Muchtar Ali, M.Hum, "xP. 195704081986031002% 1. Pgs. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama RI 2. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian R.l LAMPIRAN SURAT EDARAN TENTANG PENYEMBELIHAN HEWAN DAN KEHALALAN DAGING KURBAN Menyembelih ialah melenyapkan ruh binatang dengan cara memotong leher kerongkongan dan tenggorokan serta dua urat nadi dengan alat yang tajam, kecuali gigi dan tulang atau cara Iain yang dibenarkan oleh syariat Islam. Binatang yang tidak disembelib, hukumnya haram untuk dimakan karena status binatang itu sama dengan bangkai. A. RUKUN MENYEMBELIH 1, Penyembelih beragama Islam 2. Binatang yang disembelih binatang yang halal, baik halal zatnya maupun halal cara ‘memperolehnya, bukan hasil mencuri atau menipu 3. Alat Penyembelih harus yang tajam agar dapat mempercepat proses kematian binatang itu dan tidak terlalu menderita sewaktu disembelih. Rasulullah 48 bersabda ; BB ge usyi cs (grew aly) Artinya: “Dari Syaddad bin Aus, ia berkata bakwa Rasulullah $88 bersabda: “Sesungguhnya Allah telah ‘mewajibkan berbuat baik atas setiap persoalan. Oleh karena itu, apabila kamu memburuh Baguskanlah cara pembunuhannya itu. Jika kamu menyembelih maka boguskanlah cara penyembelihannya. Dan ‘tajamkanlah pisaunya dan mudahkan kematian hewan sembelihannya itu” (HR. Muslim) 4, Tujuan penyembelihan untuk tujuan yang diridlai Allah @& bukan untuk tumbal atau untuk sajian nenek moyang, bethala, atau upacara kemusyrikan lainnya, Jika tujuannya untuk upacara atau kegiatan kemusyrikan maka hukum daging hewan tersebut menjadi haram meskipun hewannya halal dan membaca kalimat bismillahi wallahu akbar (dengan menyebut nama Allah. Allah Maha Besar) pada saat menyembelihnya. B. TATA CARA PENYEMBELIHAN Adapun urutan cara menyembelih hewan itu dapat diuraikan sebagai berikut: 1, Binatang yang akan disembelih direbahkan, kemudian kakinya diikat, lalu dihadapkan ke sebelah rusuknya yang kiri agar mudah menyembelihnya; 2. Menghadapkan diri ke arah kiblat, begitu pula binatang yang akan disembelih. 3. Potonglah urat nadi dan kerongkongannya yang ada di kiri kanan leher, sampai putus agar lekas mati. Urat kerongkongan ialah saluran makanan. Kedua urat ini harus putus. 4, Saat menyembelih, membaca: 5S 5 a gy Arinya: “Dengan meryebt nama Ala lh Maha Besar” 5. Bagi binatang yang lehernya agak panjang maka menyembelihnya di pangkal Ieher sebelah atas agar lekas mati. 6. Bagi binatang yang tidak dapat disembelih lehernya karena liar atau jatuh dalam lubang sehingga tidak dapat disembelih lehermya maka menyembelihnya dilakukan di mana saja dari badannya, asal kematiannya itu disebabkan oleh sembelihan bukan karena sebab lain, dengan tidak lupa menyebut nama Allah. Rasulullah 38 bersabda: Artin: “Dari Raft berkaa: kami pernah bersama-sama Rasuultah 38% dalam suatu pekrjaan, lu kami menemukan seekor unta kepunyaan salah satu kaum sedang berlari, sementara mereka tidak ‘membawa kuda untuk mengejarnya maka dipanahlah oleh seorang laki-laki dengan anak panahnya, lalu soa itu mat, Nabi $B bersabda “Sergey bint it brs bnatang liar maka ja menemakan binatag yong semacam i, akukaniah seperti yang in. (HR Jamaah) Dalam hadis lain dinyatakan: #58 oh 5 gli 3 Y act ar 345 6 Clb (sland! oly) SBY aids Cub Arinya: “Dari Abu Usyara dari bapakrya berkata: Saya pernah bertanya kepada Rasuullah 3 Apakah tidak sah menyembelih selain dari kerongkongan dan di pangkal leher? Jawab beliau: “Kalau engkau bacok di pahanya, niscaya cukuplah bagimu”. (HR. Jamaah) 7. Setelah hewan atau binatang itu benar-benar mati, baru boleh dikuliti. C, HAL-HAL YANG MAKRUH DALAM PENYEMBELIHAN Beberapa hal yang makruh dalam penyembelihan hewan antara lain: a. Menyembelih sampai putus lehernya; b. Menyembelih dengan alat yang tumpul; c. Menguliti atau memotong-motong hewan itu sebelum nyawanya hilang. D. JENIS DAN PERSYARATAN HEWAN QURBAN Hewan yang hendak diqurbankan sebaiknya hewan yang paling baik, gemuk, schat, dan tidak cacat, seperti pincang atau matanya buta. Firman Allah menyatakan: bee ge Ys Sti Se Exsd (AOS YS «+ Artinya: ...”Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal amu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya.”... (QS. Al- Bagarah: 267) Jika hewan yang sudah kita niatkan untuk berqurban, tetapi mengalami kecelakaan sehingga hewan itu cacat maka hewan itu boleh dipakai berqurban. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi 323 adh Jo och Capalt oh tte aly) Sipe! 485 Antinya: “Jika seseorang membeli unta atau hewan (lainnya) untuk digurbankan dan hewan itu dalam keadaan ‘sehat (setelah dibel), tiba-tiba hewan itu cacat matanya, atau pincang sebelum hari qurban (disembeli). “Jadikanlah hewan qurban dan hewan itu sempurna berqurban”. (HR. Said bin Mansur). Selain persyaratan tersebut kita juga harus memperhatikan usia dan keberlakuannya. Perhatikan tabel berikut ini. ‘Tabel Hewan dan Ketentuan Qurban No | JenisHewan | UmurHewan | Belaku untuk 1 | Unta Stahun ke atas | 10 orang 2 | Sapi 2tahun ke atas | 7 orang 3. | Kambing Ltahun ke atas | 1 orang 4 | Domba Ltahun ke atas | 1 orang Usia dan keberlakuan hewan qurban tersebut berdasarkan beberapa dalil berikut ini 1. Dalil-dalil usia hewan qurban antara lain sebagai berikut. Dari hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang artinya sebagai berikut. Dari Jabir ia berkata bahwa Rasulullah 3% bersabda: “Janganlah kamu menyembelih (hewan qurban), kecuali yang musinnah sekiranya tidak susah atas kamu (dan jika susah) sembelihlah kambing”. (HR. Abu Dawud) ‘Apakah yang dimaksud dengan musinnal? Untuk itu, perhatikan pendapat berikut. B85 See I ES ot Yl od ety fo Eu pal 5 oleh gy I Q Artinya: “Menurut Ibnu Malik, musinnah itu ialah yang telah cukup wmur. Kalaw unta yang telah berumur lima tahun masuk tahun keenam, sapi yang telah berumur dua tahun masuk tahun ketiga, domba atau kambing yang telah berumur satu tahun”. (‘Aun Al-Ma'bud VII: 498) 2. Dalil-dalil keberlakuan setiap ekor hewan qurban, antara lain sebagai berikut: 5 He oH of se 5 ale ho a Sis FSB te ig (Sas yy Be adi 3 5 BG AY pad Artinya: “Dari Ibn Abbas, ia berkata: “Kami bersama Rasulullah dalam perjalanan, maka tiba waktw Idul ‘Adha, lalu kami patungan menyembelih sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang" (HR Tirmidsi) E, WAKTU PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN Waktu penyembelihan hewan qurban adalah setelah shalat Idul Adha (tanggal 10 Dzulhijjah) sampai terbenam matahari tanggal 13 Dzulhijah (hari tasyriq yang terakhi Jadi, waktunya selama 4 hari, yaitu tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Rasulullah 22% bersabda: (pew oly) 5486 Gl 56 5 adi ays 5 act Artinya: “Hari-hari menyembelih itu ilah hart raya qurban dan tiga hari sesudahnya”” (HR. Muslin) 3 Adapun bagi orang yang menyembelih hewan qurban sebelum salat [dul Adha dinilai sebagai sembelihan biasa. Dengan kata lain, penyembelihan itu dinyatakan bukan sebagai qurban. Untuk itu, orang tersebut hendaknya mengulangi menyembelih hewan lagi setelah shalat Idul Adha, ole pie aad Sa LS BO a a Avia: “Dari Anas berkata balwa Nabi 34% telah bersabda pada hari raya qurban: “Siapa yang menyembelih qurban sebelum sholat, maka hendaklah ia mengulanginya lagi”. (HR. Bukhari dan Muslim). Sabda Nabi 2: BAAN SEB Gib Ba sphere ah gle lt JUS ase ih pny Ue oy Gail ge hare ce Cyl oF (ged algyy Saaltnahh He iely AK 55 i Arinya: “Barangsiapa menyembelth qurban sebelum shalat (hari raya Idul Ada) maka sesunggulmya ia ‘menyembelih untuk dirinya sendiri dan barangsiapa menyembelih qurban sesudah shalat (hari raya Idul Ada) ‘sesungguhnya ia telah menyempurnakan ibadahnya yang sesuai dengan aturan Islam” (HR. Bukhari) 1 io fh 6 8 il 5 F, SUNNAH SEWAKTU MENYEMBELIH HEWAN QURBAN Sewaktu menyembelih hewan qurban, kita disunnahkan melakukan hal-hal sebagai berikut. a, Memakai alat potong yang tajam untuk memudahkan penyembelihan. b. Hewan yang disembelih hendaknya menghadap arah kiblat. ¢. Memotong dua urat yang ada di kiri dan kanan leher agar lekas mati. 4, Membaca doa saat menyembelih qurban (oh olay FST BY 5 a gy Artinya: “Dengan menyebut nama Allah dan Allah Maha Besar”. (HR. Muslim) Adapun yang berhak menerima daging qurban adalah seluruh lapisan masyarakat karena hakikatnya mereka miskin dengan daging, tetapi yang harus diutamakan adalah fakir miskin. Selain dibagikan, orang yang berqurban juga boleh mengambil bagiannya (haknya). Daging qurban semuanya harus dibagikan kepada yang berhak menerimanya agar pada hari itu mereka ikut merasa gembira dengan menikmati daging yang jarang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. G, PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN Ajaran Islam memerintahkan agar memperlakukan hewan sebagai makhluk ciptaan Allah dengan rasa kasih sayang dan melarang tindakan-tindakan yang menimbulkan penderitaan hewan, Sabda Nabi 23 Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian ‘membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu; shendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya’”. (HR.Muslim) Dari Suhail bin Hanzhaliyah berkata, “Rasulullah $4 melewati unta yang kurus, lalu beliau bersabda: Ha tiee apie « Rate ZS Lapa sett 93a ch ail Lal) Artinya: “Bertagwalah kepada Allah dari unta ini, dan kendarailah dengan baik serta beri makan yang balk”. (AR. Abu Dawud), Sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH/OIE) merekomendasikan prinsip lima kebebasan (Five freedoms principle), yaitu: 1. Bebas dari rasa haus dan lapar (Freedom from hunger and thirsty); menyediakan akses air minum dan pakan yang cukup untuk memelihara kesehatan dan kondisi tubuh hewan. 2. Bebas dari rasa ketidaknyamanan (Freedom from discomfort); menyediakan lingkungan tempat tinggal yang nyaman termasuk tempat bernaung dan beristirahat yang layak. 3. Bebas dari rasa sakit dan kesakitan (Freedom from pain, injury and disease); melakukan tindakan pencegahan penyakit, diagnosa dan pengobatan hewan sakit dengan segera. 4, Bebas rasa takut dan tertekan (Freedom from fear and distress), memastikan bahwa isi ingkungan dan perlakuan yang diberikan dapat mencegah terjadinya penderitaan 5. Bebas untuk mengekspresikan perilaku alamiah (Freedom from express normal behaviour); menyediakan tempat tinggal dengan luasan yang mencukupi dan fasilitas yang layak, serta pertemanan dengan hewan lain dari jenisnya. Dengan demikian, pelaksanaan prinsip kesejahteraan hewan termasuk dalam penyembelihan hewan kurban merupakan bagian dari sunnah Rasulullah $88 Jakarta, 23. September 2014 ‘An. Pgs. Direktur Jenderal Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah ooatéon fDi, H. Muchtar Ali, M.Hum ‘NIP. 19570408198603100247

Anda mungkin juga menyukai