Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH IDUL ADHA: KURBAN DAN SOLIDARITAS KITA DI MASA

PANDEMI

Khutbah I

ُ ‫ اَل ِإلَ هَ ِإاَّل هَّللا ُ َوهَّللا‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَ ر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَ ر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَر‬،ُ‫هللاُ َأ ْكبَر‬
،ُ‫ َأحْ َم ُدهُ ُس ْب َحانَهُ ْال َواحِ ُد ْال َع ِز ْي ُز ْال َغفَّار‬،ُ‫ـختَار‬ ْ َ‫ق َما يَ َشا ُء َوي‬ ْ َ‫ـ ْال َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ ي‬،ُ‫ هللاُ َأ ْكبَ ُر َوهَّلِل ِ ْال َح ْمد‬،ُ‫َأ ْكبَر‬
ُ ُ‫ـخل‬
ُ‫ َوَأ ْش هَ ُد َأ َّن َس يِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ُس وْ لُهُ ِإ َم ا ُم ْال ُمتَّقِ ْينَ َوقُ ْد َوة‬،ُ‫ك لَ ه‬
َ ‫َوَأ ْش هَ ُد َأ ْن اَّل إل هَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
‫ َأ َّما‬.ُ‫ب اللَّ ْي ُل َوالنَّهَ ار‬ َ َ‫صاَل ةً دَاِئ َمةً َّما تَ َع اق‬ َ ،‫صحْ بِ ِه‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ اللهم‬،‫ار‬ ِ ‫اَأْلب َْر‬
،‫ ِإنَّا َأ ْعطَ ْينَ اكَ ْال َك وْ ثَ َر‬:‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ َع َّز َو َج َّل ْالقَاِئ ِل فِي ُمحْ َك ِم ِكتَابِ ِه‬ ِ ْ‫ فَيَا ِإ ْخ َوةَ اِإْل ْساَل ِم ُأو‬،ُ‫بَ ْعد‬
‫ك هُ َو اَأْل ْبتَـ ُر‬ َ ‫ ِإ َّن َشانَِئ‬، ْ‫ص ِّل لِ َربِّكَ َوا ْن َحر‬ َ َ‫ف‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah idul adha pada pagi hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat
kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kapan pun dan di mana pun kita
berada serta dalam keadaan sesulit apa pun dan dalam kondisi yang bagaimana pun, dengan cara
melaksanakan segenap kewajiban dan menjauhi segala larangan Allah ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Hari raya sejatinya adalah hari yang dirayakan setelah seorang hamba melakukan berbagai
ketaatan dan penghambaan kepada Allah ta’ala. Idul Fitri sejatinya adalah bagi mereka yang telah
sungguh-sungguh melaksanakan ibadah puasa dan berbagai ibadah di bulan Ramadhan. Dan Idul
Adha sejatinya adalah bagi mereka yang telah menjalankan rukun haji yang paling utama, yaitu wukuf
di Arafah, atau bagi mereka yang telah sungguh-sungguh melakukan ketaatan dan ibadah pada
sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Merekalah yang sejatinya berhari raya. Sedangkan orang-
orang yang tidak mendahului dua hari raya dengan berbagai ketaatan dan ibadah, lalu apa yang
mereka rayakan?

Hadirin jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah,

Hari raya sejatinya bukanlah hari kegembiraan bagi sebagian orang. Pada hari raya,
semestinya yang berbahagia bukanlah orang-orang tertentu. Seharusnya kita semua bergembira.
Seharusnya kita semua berbahagia. Karena hari raya sejatinya adalah hari raya seluruh umat. Hari
raya adalah kegembiraan umat Islam di seluruh dunia. Hari raya adalah kegembiraan bersama. Zakat
fitrah yang mengiringi Idul Fitri dan kurban yang mengiringi Idul Adha adalah bukti bahwa Islam
menggariskan agar hari raya melahirkan kegembiraan bersama. Orang yang mampu berzakat fitrah,
maka ia berikan zakatnya kepada orang-orang yang fakir dan miskin. Orang yang mampu berkurban,
maka ia bagikan daging hewan kurban kepada orang-orang yang tidak mampu, yang sebagian dari
mereka mungkin hanya merasakan daging setahun sekali.

Dengan itu, kegembiraan akan merata. Kegembiraan akan dirasakan oleh sebanyak-
banyaknya umat Islam. Dari titik ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa memenuhi kebutuhan
orang-orang yang membutuhkan dan menggembirakan mereka dengan zakat dan daging kurban
adalah sesuatu yang semestinya selalu mengiringi setiap momen hari raya. Hakikat hari raya adalah
kegembiraan bersama, kasih sayang, empati dan berbagi kepada sesama.
Hadirin rahimakumullah,

Sebagai upaya untuk menjadikan hari raya sebagai kegembiraan bersama, kita seyogianya
menyambut hari raya dengan mempersiapkan diri kita untuk berbagi dengan yang lain. Menjelang
hari raya, kita persiapkan diri kita untuk membantu sesama, meringankan beban saudara-saudara kita
yang membutuhkan dan menghilangkan kesedihan mereka dengan menyumbangkan sebagian harta
kita.

Jika tidak mampu, maka dengan ucapan-ucapan yang indah yang dapat menghibur hati
mereka, dengan sapaan dan senyuman tulus kepada mereka serta lantunan doa untuk kebaikan
mereka. Ketika kita berkumpul bersama ayah-ibu kita, bersama anak-anak kita, teman-teman kita dan
orang-orang yang kita cintai dalam rangka makan bersama pada momen hari raya, ingatlah bahwa di
sana masih banyak anak-anak yatim yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua mereka. Di
sana ada janda-janda yang bekerja membanting tulang mencari nafkah untuk menghidupi anak-anak
mereka. Ingatlah bahwa di berbagai tempat banyak orang yang kehilangan pekerjaan pada musim
pandemi ini.

Di berbagai daerah banyak orang kesulitan mencari nafkah akibat covid-19 yang terus
mewabah. Paling tidak, kita lantunkan doa untuk mereka pada hari yang penuh keberkahan ini. Pada
hari yang semestinya semua orang bergembira, mereka menahan kesedihan, merasakan perihnya
kehidupan dan menanggung beban hidup yang serba kesulitan. Kita selipkan doa untuk mereka di
tengah kegembiraan kita.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Kita hadirkan dalam hati bahwa pada saat kita membantu
orang-orang yang membutuhkan atau mendoakan mereka, pada hakikatnya kita sedang berbuat baik
kepada diri kita sendiri. Kita renungkan dan kita hadirkan dalam hati kandungan makna dari ayat-ayat
berikut ini:

)٧ :‫ِإ ْن َأحْ َس ْنتُ ْم َأحْ َس ْنتُ ْم َأِل ْنفُ ِس ُك ْم (سورة اإلسراء‬

Maknanya: “Jika kalian berbuat baik, sejatinya kalian telah berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS
al-Isra’: 7)

ْ ُ‫ف ِإلَ ْي ُك ْم َوَأ ْنتُ ْم اَل ت‬


‫) ـ‬٢٧٢ :‫ظلَ ُمونَ (سورة البقرة‬ َّ ‫َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن خَ ي ٍْر فََأِل ْنفُ ِس ُك ْم َو َما تُ ْنفِقُونَ ِإاَّل ا ْبتِغَا َء َوجْ ِه هللاِ َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن َخي ٍْر يُ َو‬

Maknanya: “Dan apa pun harta yang kalian infakkan di jalan Allah, maka pahalanya itu untuk
diri kalian sendiri. Dan janganlah kalian berinfak melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apa pun
harta yang kalian infakkan, niscaya kalian akan diberi pahala secara penuh dan kalian sedikit pun
tidak akan dirugikan” (QS al-Baqarah: 272).

Hadirkan juga dalam hati apa yang disabdakan Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam:

‫ يَس ََّر هللاُ َعلَ ْي ِه فِي‬،‫ َو َم ْن يَس ََّر َعلَى ُم ْع ِس ٍر‬،‫ب يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬ َ َّ‫ نَف‬،‫ب ال ُّد ْنيَا‬
ِ ‫س هللاُ َع ْنهُ ُكرْ بَةً ِم ْن ُك َر‬ َ َّ‫َم ْن نَف‬
ِ ‫س ع َْن ُمْؤ ِم ٍن ُكرْ بَةً ِم ْن ُك َر‬
)‫ َوهللاُ فِي عَوْ ِن ْال َع ْب ِد َما َكانَ ْال َع ْب ُد فِي عَوْ ِن َأ ِخي ِه (رواه مسلم‬،‫ َستَ َرهُ هللاُ فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة‬،‫ َو َم ْن َست ََر ُم ْسلِ ًما‬،‫ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َر ِة‬

“Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari kesulitan dunia, maka Allah akan
membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada
orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan baginya kemudahan di dunia dan akhirat.
Barang siapa menutup aib seorang Muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.
Allah akan selalu menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama
Muslim” (HR Muslim).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kepada mereka yang terdampak Covid-19 atau mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya
yang disebabkan berbagai masalah, kita katakan bahwa musibah yang menimpa kalian tidak
sebanding dengan apa yang menimpa Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il beserta keluarga mereka.
Hadirin rahimakumullah, Dalam penantian yang sangat lama hingga mencapai puncak usia 86 tahun,
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam baru dikaruniai seorang anak yang kemudian diberi nama Isma’il. Setelah
belahan jiwanya itu tumbuh dewasa menjadi seorang remaja, Allah memerintahkan kepada Baginda
Nabi Ibrahim agar menyembelih putra yang sangat dicintai dan dinanti-nanti itu. Apa sikap Nabi
Ibrahim dan Isma’il menerima perintah itu? Dengan ketundukan yang total kepada Allah, Ibrahim
bersegera menjalankan perintah itu tanpa ada keraguan sedikit pun. Sang putra juga menyambut
perintah itu dengan kepasrahan yang total tanpa ada protes sepatah kata pun.

Subhanallah! Sebuah potret keluarga shalih yang lebih mengutamakan perintah Allah
dibandingkan dengan apa pun selainnya. Ayah dan anak saling menolong dan menyemangati untuk
melaksanakan perintah Allah. Dialog indah antara keduanya terekam dalam Al-Qur’an sebagaimana
diceritakan oleh Allah:

َ ‫ي ِإنِّي َأ َرى فِي ْال َمن َِام َأنِّي َأ ْذبَ ُح‬


)١٠٢ :‫ك فَا ْنظُرْ َما َذا ت ََرى (سورة الصافات‬ َّ َ‫قَا َل يَا بُن‬

“..... Ibrahim berkata: “Duhai putraku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?” (QS ash-Shaffat: 102). Sebagaimana kita tahu
bahwa mimpi para nabi adalah wahyu. Sedangkan perkataan Nabi Ibrahim kepada putranya, “Maka
pikirkanlah apa pendapatmu?”

bukanlah permintaan pendapat kepada putranya apakah perintah Allah itu akan dijalankan ataukah
tidak, juga bukanlah sebuah keragu-raguan. Nabi Ibrahim hanya ingin mengetahui kemantapan hati
putranya dalam menerima perintah Allah subhanahu wa ta’ala.

Lalu dengan kemantapan dan keteguhan hati, Nabi Isma’il menjawab dengan jawaban yang
menunjukkan bahwa kecintaannya kepada Allah jauh melebihi kecintaannya kepada jiwa dan dirinya
sendiri:

ِ َ‫ال يَا َأب‬


)١٠٢ :‫ت ا ْف َعلْ َما تُْؤ َم ُر َست َِج ُدنِي ِإ ْن شَا َء هَّللا ُ ِمنَ الصَّابِ ِرينَ (سورة الصافات‬ َ َ‫ق‬

Maknanya: “Isma’il menjawab: “Wahai ayahandaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan


kepadamu, in sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS ash-
Shaffat: 102)

Jawaban Isma’il yang disertai “In sya Allah” menunjukkan keyakinan sepenuh hati dalam
dirinya bahwa segala sesuatu terjadi dengan kehendak Allah. Apa pun yang dikehendaki Allah pasti
terjadi, dan apa pun yang tidak dikehendaki Allah pasti tidak akan terjadi. Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah, Demi mendengar jawaban dari sang putra tercinta, Nabi Ibrahim lantas menciumnya
dengan penuh kasih sayang sembari menangis terharu dan mengatakan kepada Isma’il:

ِ ‫ي َعلَى َأ ْم ِر هَّللا‬
َّ َ‫نِ ْع َم ْالعَوْ نُ َأ ْنتَ يَا بُن‬
Maknanya: “Engkaulah sebaik-baik penolong bagiku untuk menjalankan perintah Allah,
duhai putraku”

Nabi Ibrahim kemudian mulai menggerakkan pisau di atas leher Isma’il. Akan tetapi pisau itu
sedikit pun tidak dapat melukai leher Isma’il. Hal ini dikarenakan pencipta segala sesuatu adalah
Allah subhanahu wa ta’ala. Pisau hanyalah sebab terpotongnya sesuatu. Sedangkan pencipta
terpotongnya sesuatu dan pencipta segala sesuatu tiada lain adalah Allah ta’ala. Sebab tidak dapat
menciptakan akibat. Baik sebab maupun akibat, keduanya adalah ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala.
Hadirin yang berbahagia, Berkat takwa, sabar dan tawakal serta ketundukan total yang ditunjukkan
oleh Nabi Ibrahim dan Isma’il, Allah kemudian memberikan jalan keluar dan mengganti Isma’il
dengan seekor domba jantan yang besar dan berwarna putih yang dibawa malaikat Jibril dari surga.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ٍ ‫ َوفَ َد ْينَاهُ بِ ِذب‬، ُ‫ِإ َّن َه َذا لَهُ َو ْالبَاَل ُء ْال ُمبِين‬
)١٠٧-١٠٦ :‫ْح َع ِظ ٍيم (سورة الصافات‬

Maknanya: “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus Isma’il dengan
seekor sembelihan yang agung” (QS ash-Shaffat: 106-107)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mari kita renungkan bersama, hadirin sekalian. Di tengah
pandemi covid-19 dan berbagai problem hidup, marilah kita meneladani apa yang diteladankan oleh
Nabi Ibrahim dan Isma’il ketika diuji oleh Allah dengan ujian yang sangat berat tersebut.

Berkat ketakwaan, sikap sabar, tawakal, keteguhan hati dalam menjalankan perintah Allah
dan ketundukan yang total kepada-Nya, Nabi Ibrahim dan Isma’il pada akhirnya mendapatkan jalan
keluar dan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Kita harus yakin bahwa di setiap kesulitan pasti ada kemudahan, jika kita bersabar. Kita harus
yakin bahwa di setiap musibah pasti ada hikmah, jika kita bertawakal. Kita harus yakin bahwa di
setiap masalah, pasti akan kita temukan jalan keluar, jika kita bertakwa. Dan kita yakin bahwa di
setiap kesusahan pasti ada kebahagiaan, jika kita tunduk total kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Akhirnya kita berdoa, semoga Allah menghindarkan


negara kita secara khusus dan seluruh negeri umat Islam secara umum dari segala bala’, musibah,
wabah, melambungnya harga, kemungkaran, keburukan, kekejian, berbagai kesulitan dan kesusahan.
Amin ya Rabbal ‘alamin.

‫ ِإنَّهُ ه َُو ْال َغفُوْ ُر ال َّر ِح ْي ُم‬،ُ‫ فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬،‫َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْي ٰه َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‬

Khutbah II
َّ ‫َأ ْ َأ اَل َ اَّل‬ ْ َّ ْ ‫َّ َأ‬ ْ ‫َّ َأ‬ ْ ‫َّ َأ‬ ْ ‫َّ َأ‬ ْ ‫َّ َأ‬ ْ ‫َّ َأ‬ ْ ‫َّ َأ‬
‫ َو ش َه ُد ْن ِإ ل َه ِإ الل ُه َو ْح َد ُه‬،‫ الل ُه ك َب ُر َو ِلل ِه ال َح ْم ُد‬،‫ الل ُه ك َب ُر الل ُه ك َب ُر الل ُه ك َب ُر‬،‫الل ُه ك َب ُر الل ُه ك َب ُر الل ُه ك َب ُر‬
َ َ َ ِّ َّ َ ُ ُ ُ َ َ َّ ُ ْ َ ً َّ َ ُ َ َّ َ َ َ َ َ َّ ‫اَل َ َ َ ُ َ َأ ْ َ ُ َأ‬
،‫ص ِّل َو َسل ْم َو َب ِار ْك َعلى َس ِّي ِدنا َون ِب ِّي َن ا ُم َح َّم ٍد‬
َ ‫الل ُه َّم‬ ‫ ف‬،‫ و شهد ن س ِّيدنا ون ِبينا محمدا عبد الل ِه ورسوله‬،‫ش ِريك له‬
َّ َ ُ ‫ُأ‬ َ ‫َأ‬ َْ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ْ ‫َ َأ‬ ََ َ
‫ ف ْو ِص ْيك ْم َون ْف ِس ي ِب َت ْق َوى الل ِه َع َّز َو َج َّل‬،‫الد ِين َّما َب ْع ُد‬ ِّ ‫ والت ِاب ِعين ل ُه ْم بِِإ حس ٍان ِإ لى يو ِم‬،‫وعلى ِآل ِه و صح ِاب ِه امل َي ِامين‬
‫َ َ‬ ‫َّ اَل َ َّ اَل‬ ‫َأ ُ‬ ‫َ ْ َ ُ ْ َأ َّ َ َأ ُ َأ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َّ َ َ‬
‫الس ِم َعلى ن ِب ِّي ِه‬ ‫هللا َم َرك ْم بِ ْم ٍر َع ِظ ْي ٍم‪َ ،‬م َرك ْم ِبالص ِة و‬ ‫َو َّات ُق وا الل َه ت َع الى ِفي َه ذا ال َي ْو ِم ال َع ِظ ِيم‪ ،‬واعلم وا ن‬
‫ّ َ‬ ‫ْ َ ْ َ َ َ َّ َّ َ َ َ اَل َ َ ُ ُ َ ُّ َ َ َ َّ َ َأ ُّ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُّ َ‬
‫صل ْوا َعل ْي ِه َو َس ِل ُموا ت ْس ِل ًيما‪،‬‬ ‫الك ِري ِم فقال‪ِ :‬إ ن الله وم ِئ كته يصلون على الن ِب ِّي‪ ،‬يا يها ال ِذين آمنوا‬
‫الراش د َ‬ ‫الطيب ْي َن‪َ ،‬و ْار َ َّ َ ْ ُ َ َ‬ ‫َّ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َّ ُ َّ َ ِّ َ َ ِّ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َّ َ َ َ‬
‫ين‪،‬‬ ‫ض الل ُه َّم ع ِن الخلف ِاء َّ ِ ِ‬ ‫اللهم ص ل وس لم وب ِارك على س ِّي ِدنا ون ِب ِّين ا محم ٍد وعلى آ ِل ِه وص ح ِب ِه ِّ ِ‬
‫ات‪َ ،‬وا ْؤ ِم ِن َين‬
‫مْل ُ‬ ‫َ َ مْل ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َّ‬ ‫الص َح َابةِ َّ‬ ‫ان َو َعل ّي‪َ ،‬و َع ْن َس اِئ ر َّ‬ ‫َأ بي َب ْك ر َو ُع َم َر َو ُع ْث َم َ‬
‫الص الحين‪ ،‬الل ُه َّم اغفِ ْر ِلل ُم ْس ِل ِمين وا ْس ِل َم ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬
‫ً‬ ‫ُ‬ ‫َّ ُ َّ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ً َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ٌ‬ ‫َّ َ َ ٌ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َأْل ْ َ ْ ُ ْ َ َأْل‬ ‫َ‬ ‫ْؤ‬ ‫َ مْل ُ‬
‫ات‪ ،‬اللهم اجع ل ِعي دنا ه ذا س عادة وتالحم ا‪،‬‬ ‫ات‪ِ ،‬إ نك س ِميع ق ِريب م ِجيب ال دعو ِ‬ ‫ات‪ ،‬ا حي ِاء ِمنهم وا م و ِ‬ ‫وا ِمن ِ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫َ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َأ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫اح ًما‪َ ،‬وز ْدنا فيه ط َم نينة َو لفة‪َ ،‬و َهن ًاء َو َم َح َّبة‪َ ،‬و ع ْد ُه َعل ْينا بِالخ ْير َو َّ َ‬ ‫ُأ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْأ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َو َم َس َّر ًة َوت َر ُ‬
‫َ‬
‫ات‪ ،‬الل ُه َّم‬ ‫ات‪ ،‬وال ُي ْم ِن والب َرك ِ‬ ‫الرح َم ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ َ ْ ْ‬ ‫َّ َأ‬ ‫ْأ‬ ‫ْ َ مْل َ َ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َّ‬
‫اح َفظ َن ا ِفي‬ ‫اس َد َب َنا‪ ،‬الل ُه َّم ِد ِم السعادة على وط ِننا‪ ،‬وانش ِر البهج ة ِفي بيو ِتن ا‪ ،‬و‬ ‫اجع ِل ا ودة ِشيمتنا‪ ،‬وبذل الخي ِر ِللن ِ‬
‫الن ِار‪،‬‬ ‫اب َّ‬ ‫الد ْن َيا َح َس َن ًة‪َ ،‬وفي اآْل خ َرة َح َس َن ًة‪َ ،‬وق َنا َع َذ َ‬ ‫الد ْن َيا َواآْل خ َرة‪َ ،‬ر َّب َنا آت َنا في ُّ‬ ‫َأ ْهل َينا َوَأ ْر َحام َنا‪َ ،‬وَأ ْكر ْم َنا ب َك َرم َك في ُّ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫إْل‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْأ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُ َ‬ ‫َأْل‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َأ‬
‫هللا‪ ،‬إن هللا َي ُم ُر ِبال َع د ِل َوا ْح َس ِان‪َ ،‬وِإ ْيت ِاء ِذي الق ْربى َوين َهى َع ِن‬ ‫َ‬
‫و د ِخلن ا الجنة م ع ا ب َر ِار‪ ،‬ي ا ع ِزيز ي ا غف ُار‪ِ .‬عب اد ِ‬
‫َ َ َ ْ‬
‫ُ‬ ‫َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ َأ ْ‬ ‫َ ْ َ َ مْل ُ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ َ َّ ُ َ َ َّ ْ َ َ ُ‬
‫هللا ك َب ُر‪ِ ،‬ع ْي ٌد َس ِع ْي ٌد َوك ُّل‬ ‫الفحش ِاء وا نك ِر والبغ ِي‪ ،‬ي ِعظك ْم لعلك ْم ت ذك ُرون‪ ،‬ف اذك ُروا هللا الع ِظيم ي ذكركم ول ِذكر ِ‬
‫َ‬ ‫َأ ْ‬
‫َع ٍام َو ن ُت ْم ِبخ ْي ٍر‬

Anda mungkin juga menyukai