Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814

Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020


http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 Oktober 2020 :: Accepted: 19 OKtober 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN LABU SIAM


(Sechium Edule (Jacq.) Swartz) TERHADAP AKTIVITAS
ANTIBAKTERI
STAPHYLOCOCCUS AUREUS

Cucu Arum Dwi Cahya1, Ayunda Priasa2, Nur Ulina M. Br. Turnip3
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
e-mail: cucuarumm22@gmail.com

DOI : https://doi.org/10.35451/jfm.v3i1.499

Abstract:

Labu siam merupakan tumbuhan jenis labu-labuan yang dapat dimakan


buah dan pucuk mudanya. Tumbuhan labu siam mengandung senyawa metabolit
sekunder antara flavonoid, alkaloid, saponin. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh ekstrak daun labu siam (Sechium edele (Jacq.) Swartz)
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode eksperimental murni. Metode yang digunakan
dalam uji aktivitas antibakteri adalah metode difusi dengan kertas cakram.
Konsentrasi yang digunakan pada ekstrak daun labu siam terdiri dari konsentrasi
20%, 40%,dan 60%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstak daun
labu siam mengandung saponin, flavonoid, dan tanin. Pengaruh pemberian
ekstrak daun labu siam terhadap Staphylococcus aureus ditandai dengan
terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 20%, 40%, dan 60% secara
berurutan dengan rerata diameter sebesar 6,6 mm; 8,5 mm; 10,3 mm. Hasil uji
One-Way ANOVA didapatkan nilai sig 0,000 (sig<0,05) dan berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak daun
labu siam terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Konsentrasi
60% yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan
potensi kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
dengan mengunakan metode difusi. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk
melakukan uji aktivitas antibakteri pada bagian tumbuhan yang lain seperti
bunga, batang dan akar.
Keywords: Daun labu siam, aktivitas antibakteri, Staphylococcus aureus

32
33 Subanji, Berpikir Pseudo Penalaran Kovariasi dalam Mengkonstruksi Grafik Fungsi Kejadian Dinamik

PENDAHULUAN Tingkat prevalensi penyakit infeksi


Penyakit infeksi masih menjadi di Indonesia masih tergolong tinggi dan
penyebab kematian terbanyak. Infeksi menjadi suatu masalah kesehatan di
dapat disebabkan oleh beberapa factor Indonesia. Penyakit infeksi ini dapat
antara lain bakteri, virus, jamur dan terjadi dan berkembang di bagian tubuh
parasit. Bakteri merupakan salah satu mana saja. Sebagai contoh penyakit
mikroorganisme yang paling sering infeksi terjadi di kulit (jerawat, bisul,
menyebkan infeksi. Staphylococcus aureus impetigo dan sebaginya) yang sebagian
merupakan salah satu contoh bakteri yang besar dapat menghasilkan nanah serta
menyebabkan infeksi. Bakteri ini dapat berlanjut menjadi penyakit saluran
merupakan salah satu bakteri gram-positif pencernaan (diare) yang kerap kali
yang menjadi bakteri patogen utama untuk menggangu masyarakat (Jawetz, 2012).
manusia. Hampir setiap orang akan
Terapi yang dapat digunakan untuk
mengalami beberapa jenis penyakit infeksi
mengatasi infeksi bakteri adalah dengan
yang disebabkan oleh Staphylococcus
menggunakan antibiotik. Pemakaian dan
aureus, mulai dari keracunan makanan
distribusi obat-obatan khususnya antibiotik
atau infeksi kulit yang ringan sampai
di Indonesia tergolong tinggi. Hal ini
infeksi yang berat (Jawetz et al., 2012).
terlihat dari praktik penjualan obat- obatan
Staphylococcus aureus merupakan secara bebas di warung-warung kecil,
bakteri yang bersifat patogen oportunistik, ketidaktahuan masyarakat mengenai
berkoloni pada kulit dan permukaan pemakaian obat yang rasional, dan
mukosa manusia. Sumber infeksi bakteri dampak yang dapat terjadi dari pemakaian
ini berasal dari lesi terbuka maupun obat tergolong tinggi. Fenomena ini dapat
barang-barang yang terkena lesi tersebut, menyebabkan terjadinya resistensi bakteri
selain itu ada beberapa tempat dirumah terhadap antibiotik tertentu akan semakin
sakit yang beresiko tinggi dalam tinggi (Rahayu, 2011).
penyebaran bakteri ini, seperti unit
Indonesia kaya akan berbagai jenis
perawatan intensif, perawatan neonatus,
tumbuhan yang bisa dijadikan bahan
dan ruang operasi (WHO, 2014).
makanan, yang sekaligus berfungsi
Umumnya Staphylococcus aureus sebagai obat tradisional. Salah satu
terdapat pada kulit, saluran pernafasan tanaman yang secara empiris biasa
dan saluran tanpa menyebabkan masalah digunakan untuk mengobati penyakit ialah
kesehatan. Bakteri ini menjadi suatu labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz).
masalah ketika terdapat pada suatu fokus Labu siam merupakan jenis tumbuhan
infeksi dan dapat menyebar dari satu organ labu-labuan yang dapat dimakan buah dan
keorgan lain melalui kontak langsung atau pucuk mudanya. Sayuran labu siam
melalui objek yang terkontaminasi. mengandung senyawa metabolit sekunder
Staphylococcus aureus yang patogen antara flavonoid, alkaloid, saponin.
bersifat invasif. Infeksi Staphylococcus (Sultani, 2014).
aureus dapat menyebabkan
Hasil penelitian Arifurrahman
bakterimia,endokarditis, osteoartikular
(2017), telah membuktikan bahwa pada
osteomielitis akut hematogen, infeksi pada
daun labu siam memiliki kandungan
kulit dan jaringan lunak, meningitis, infeksi
saponin, steroid, tanin, dan flavonoid dan
paru-paru dan infeksi yang terkait dengan
glikosida. Dan dapat dibuktikan bahwa
peralatan medis (Tong, 2015).
daun labu siam dapat menghambat
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 Oktober 2020 :: Accepted: 19 OKtober 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

pertumbuhan bakteri Staphylococcus ekstrak yang kemungkinan berperan


aureus. sebagai antibakteri.

Berdasarkan hasil penelitian- Uji Alkaloid


penelitian sebelumnya tentang
kandungan dan manfaat labu siam, maka Ekstrak sebanyak 500 mg
peneliti akan melakukan uji aktivitas ditambahkan 1 ml HCl 2N dan 9 ml
ekstrak etanol daun labu siam terhadap akuades. Dipanaskan selama 2 menit,
daya hambat pertumbuhan bakteri dinginkan dan disaring, kemudian dibagi
Staphylococcus aureus. dalam 2 tabung reaksi. Pada tabung
pertama dimasukkan pereaksi Meyer, hasil
METODE dinyatakan positif bila terbentuk endapan
putih. Pada tabung kedua dimasukkan
Penelitian ini menggunakan metode pereaksi Bouchardat. Hasil dinyatakan
eksperimental murni. Metode yang positif mengandung alkaloid bila terbentuk
digunakan dalam uji aktivitas antibakteri endapan coklat sampai hitam. Filtrat
adalah metode difusi agar dengan sebanyak 3 tetes ditambahkan 2 tetes
mengunakan ketas cakram. Metode pereaksi dragendorff akan terbentuk
penelitian meliputi pengumpulan sampel, endapan merah atau jingga (DepKes,
pembuatan simplisia, pemeriksaan 1995).
karakteristik simplisia, pembuatan
ekstrak etanol dari simplisia dengan Uji Flavonoid
maserasi, pengujian aktivitas antibakteri
Ekstrak sebanyak 500 mg
dari ekstrak daun labu siam (Sechium
ditambahkan 1 ml asam klorida 2N dan 9
edule (Jacq.) Swatz) terhadap bakteri
ml akuades. Dipanaskan diatas penangas
gram positif yaitu Staphylococcus aureus.
air selama 2 menit, dinginkan dan disaring,
Parameter yang diambil adalah besarnya
kemudian dibagi dalam 2 tabung reaksi.
daerah bening menunjukkan adanya
Pada tabung pertama dimasukkan pereaksi
daya hambat pertumbuhan bakteri.
Meyer, hasil dinyatakan positif
Tempat Penelitian mengandung flavonoid bila terbentuk
Penelitian ini dilakukan di endapan putih. Pada tabung kedua
Laboratorium Rumah Sakit GrandMed dimasukkan pereaksi Bouchardat. Hasil
Lubuk Pakam. Adapun pertimbangan dinyatakan positif bila terbentuk endapan
peneliti memilih Laboratorium Rumah coklat sampai hitam. Filtrat sebanyak 3
Sakit GrandMed karena Laboratorium tetes ditambahkan 2 tetes pereaksi
Rumah Sakit GrandMed Lubuk Pakam dragendorff akan terbentuk endapan
memiliki fasilitas yang lengkap dan merah atau jingga (DepKes, 1995).
nyaman untuk peneliti melakukan
Uji Tanin
penelitian.
Sebanyak 500 mg ekstrak
Uji Skrining Fitokimia Daun Labu
ditambahkan 5 ml akuades kemudian
Siam (Sechium Edule (Jacq.) Swartz.
dididihkan selama 5 menit kemudian
Uji Fitokimia dilakukan secara disaring filtratnya ditambahkan dengan 3
kualitatif pada ekstrak Etanol daun Daun tetes FeCl3 1 % (b/v). Hasil positif
Labu Siam (Sechium Edule (Jacq.) Swartz. mengandung tannin jika terbentuk warna
untuk mengetahui adanya kandungan biru tua atau hijau kehitaman (Depkes
metabolit sekunder antara lain alkaloid, RI, 1995).
flavonoid, saponin, tanin dan steroid dalam
Uji Saponin

34
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 Oktober 2020 :: Accepted: 19 OKtober 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

Sebanyak 0,5 gram serbuk simplisa (Tangapo, 2005). Cakram kertas yang
dimasukkan dalam tabung reaksi telah direndam dengan ekstrak etanol daun
ditambahkan 10 ml air panas, kemudian labu siam di pindahkan dengan pinset ke
dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika medium NA yang sudah berisi bakteri
terbentuk buih yang mantap setinggi 1 Staphylococcus aureus, kemudian di
sampai 10 cm yang stabil tidak kurang inkubasi, di amati zona bening yang terdapat
dari 10 menit dan tidak hilang dengan disekitar kertas cakram dan diukur
penambahan 1 tetes HCl 2N diameternya dengan jangka sorong
menunjukkan adanya saponin (DepKes,
Hasil dan Pembahasan
1995).
Skrining Fitokimia
Uji Steroid/terpenoid
Berdasarkan hasil yang diketahui
Ekstrak sebanyak 500 mg bahwa ekstrak daun labu siam (Sechium
dimasukkan kedalam tabung reaksi, Edule (Jacq.) Swartz) mengandung
saponin, flavonoid, tanin, dan tidak
kemudian ditambahkan pelarut n-
mengandung alkaloid dan
heksana atau petrolium eter sebanyak 10
steroid/triterpenoid. Dapat dilihat pada
ml kemudian disaring dibiarkan hingga
table 1.
mengering. Kemudian ditambahkan 3
tetes H2SO4 pekat. Jika terbentuk warna Tabel 1 . Hasil Skrining fitokimia
merah jingga atau ungu menandakan uji Golongan Hasil Keterangan
positif terhadap triterpenoid, sedangkan Senyawa Fitokimia
biru menunjukkan uji positif untuk
steroid. Alkaloid - Tidak terbentuk
endapan putih
Pengujian Aktivitas Antibakteri Saponin + Timbul buih
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode KirbyBauer, yaitu Flavonoid + Warna Merah
metode difusi dengan cakram kertas.
Tanin + Terbentuk
Medium NA di tuang kecawan petri
endapan warna
sebanyak 10 ml, masing-masing bakteri biru tua/ hijau
Staphylococcus aureus sebagai biakan uji, kehitaman
dipipet sebanyak 200 µl. Cawan petri Steroid/trit - Tidak
kemudian digoyang secara perlahan-lahan erpenoid terbentuknya
untuk menyebar biakan bakteri secara warna merah
merata dan didiamkan sehingga medium jingga
(triterpenoid) dan
memadat. Cakram kertas di celupkan pada
tidak terbentuk
ekstrak etanol daun labu siam (Sechium warna biru
edule (Jacq.) Swartz) dengan konsentrasi (steroid)
20%, 40%, 60% rendam ± 1 menit

Hasil Pengukuran Zona Hambat pada konsentrasi 40% sebesar 8,5


Bakteri Staphylococcus aureus mm dan pada konsentrasi 60%
Berdasarkan hasil rata-rata sebesar 10,3 mm. Hal ini menyatakan
pengukuran, menunjukkan bahwa bahwa daya antibakteri yang terkandung
diameter zona hambat bakteri dalam ekstrak etanol daun labu siam
staphylococcus aureus dari yang terkecil (Sechium edule (Jacq. Swartz) terhadap
pada konsentrasi 20% sebesar 6,6 mm, pertumbuhan bakteri Staphylococcus

35
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 Oktober 2020 :: Accepted: 19 OKtober 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

aureus dimulai dengan konsentrasi 20%


dan semakin kuat dengan meningkatnya
konsentrasi.

Konsentrasi Diameter Zona Hambat (mm) Rata-rata


P1 P2 P3
20% 6,5 6,8 6,7 6,6
40% 8,3 8,6 8,6 6,6
60% 10,2 10,5 10,4 10,3

Pembahasan dengan konsentrasi 40%, dan 60%.


Pada konsentrasi 40% menujukkan
Berdasarkan tabel yang diperoleh
perbedaan yang signifikan dengan
pada penelitian diatas, terlihat bahwa
konsentrasi 20% dan 60%. Dan pada
rata-rata diameter zona hambat pada
konsentrasi 60% juga menujukkan
konsentrasi 60% sebesar 10,3 mm
perbedaan signifikan pada konsentrasi
paling besar dibandingkan dengan
20% dan 40%.
konsentrasi 20%, dan 40%. Lalu
dilakukan uji normalitas untuk Pemberian ekstrak daun labu
mengetahui sampel terdistribusi normal siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz)
dan uji homogenitas untuk mengetahui memiliki efek antibakteri terhadap
sampel yang diambil homogen. Hasil uji bakteri Staphylococcus aureus yang
normalitas menggunakan uji ditandai dengan terbentuknya zona
kolmogorof smirnov (sig>0,05) bening disekitar kertas cakram.
menunjukkan bahwa semua kelompok Penghambatan pertumbuhan bakteri
data terdistribusi normal dan homogen. Staphylococcus aureus disebabkan
senyawa yang terkandung dalam
Data yang dihasilkan terdistribusi
daun labu siam (Sechium edule
normal dan homogen maka dilakukan
(Jacq.) Swartz) yang bersifat
analisis statistikanya dengan
antibakteri. Senyawa aktif yang
menggunakan uji One-way ANOVA
terkandung pada daun labu siam
untuk mengetahui apakah terdapat
(Sechium edule (Jacq.) Swartz) yang
pengaruh konsentrasi ekstrak etanol
bersifat menghambat pertumbuhan
daun labu siam (Sechium edule (Jacq.)
bakteri Staphylococcus aureus
Swartz) terhadap pertumbuhan bakteri
adalah saponin, flavonoid dan tanin.
Staphylococcus aureus.

Berdasarkan hasil uji One- way Mekanisme flavonoid sebagai


ANOVA menunjukkan nilai sifnifikasi antibakteri adalah dengan
p=0,000 (p<0,05) dapat disimpulkan membentuk senyawa kompleks
bahwa terdapat pengaruh ekstrak protein ekstraseluler dan terlarut
etanol daun labu siam (Sechium edule sehingga dapat merusak membran
(Jacq.) Swartz) terhadap pertumbuhan dan diikuti dengan keluarnya senyawa
bakteri Staphylococcus aureus. intraseluler. Dan saponin
mengakibatkan kebocoran enzim dan
Berdasarkan hasil uji Post Hoc protein dari dalam sel, rusaknya sel
Test (Tukey HSD) menunjukkan mengganggu kelangsungan hidup
terdapat perbedaan signifikan pada bakteri.
setiap konsentrasi yang berbeda. Yang
Tanin berfungsi sebagai
dimulai dari konsentrasi 20%
penghambat enzim reverse
menunjukkan perbedaan signifikan

36
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 Oktober 2020 :: Accepted: 19 OKtober 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

transkruiptase dan DNA


topoisomerase sehingga sel tidak
dapat terbentuk (Arifurrahman,
2017).

Penelitian sebelumnya sudah


dilakukan oleh arifurrahman (2017),
yang membuktikan bahwa ekstrak
etanol daun labu siam (Sechium edule
KESIMPULAN DAN SARAN
(Jacq.) Swartz) dengan menggunakan Kesimpulan
pelarut etanol 70% mempunyai efek
antibakteri terhadap bakteri
Porphyromonas gingivalis. Pada Konsentrasi yang memiliki zona
penelitian tersebut menggunakan hambat terkecil terdapat pada
metode difusi sumuran dan konsentrasi 20% dengan rata-rata zona
menggunkan media MHA (Mueller hambat 6,6 mm. Pada konsentrasi 40%
Hinton Agar). Variasi konsentrasi yang denga rata-rata zona hambat 8,5 mm.
digunakan pada penelitian tersebut Dan yang terbesar pada konsentrasi
yaitu 5%, 10%, 20%, 40% dan 80%. 60% dengan rata- rata zona hambat
Didapatkan hasil pada konsentrasi 5% 10,3 mm. Hal ini menunjukkan bahwa
sebesar 4,53 mm, dan yang terbesar daun labu siam (Sechium edule (Jacq.)
pada konsetrasi 40% sebesar 11,06 Swatz) memiliki peran antibakteri
mm. Semakin besar konsentrasi dengan potensi kuat dalam respon
ekstrak etanol daun labu siam hambat pertumbuhan bakteri
(Sechium edule (Jacq.) Swartz) maka Staphylococcus aureus.
semakin tinggi daya antibakteri Saran
terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus. Tetapi Perlu dilakukan uji aktivitas
menurut Ganiswara (1995) antibakteri pada bagian lain dari
menyatakan bahwa meningkatnya tumbuhan labu siam (Sechium edule
konsentrasi suatu bahan akan diikuti (Jacq.) Swartz) seperti bunga, batang
dengan peningkatan daya hambat dan akar.
pertumbuhan bakteri, tetapi pada Diharapkan agar peneliti selanjutnya
konsentrasi maksimal akan terjadi dapat melakukan pembuatan
penurunan daya hambat formulasi dari ekstrak etanol daun
pertumbuhan bakteri. Hal ini terlihat labu siam (Sechium edule (Jacq.)
pada konsentrasi 40% sebagai zona Swartz) sebagai antibakteri.
hambat maksimal dan terjadi
penurunan pada konsentrasi 80%.

Berdasarkan klasifikasi respon


hambat pertumbuhan bakteri,
konsentrasi ekstrak daun labu siam
60% dengan pelarut etanol 96%
memiliki peran antibakteri dengan
potensi kuat dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus.

37
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 3 No.1 Edisi Mei-Oktober 2020
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 Oktober 2020 :: Accepted: 19 OKtober 2020 :: Published: 31 Oktober 2020

Tong SYC, Dkk. (2015).


Staphylococcus aureus
infections: epidemiology,
Pathophysiology, Clinical
manifestation, and
management. Clinical
Microbiologt Reviews, 28 (3):
Daftar Pustaka 603-661

Arifurrahman. (2017). Pengaruh Ekstrak WHO. Pneumonia [internet].


Daun Labu Siam (Sechium C2012[update 2012
edule (Jacq.) Swartz) Terhadap Nov;cited 2013 jan 25].
Daya Hambat Pertumbuhan Available from:
Bakteri Porphyromonas http://www.who.int/mediace
gingivalis Penyebab ntre/factsheets/fs331/en/ind
Periodentitis. Fakultas ex.html
Kedokteran Gigi. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah WHO. (2014). Antimicrobial Resistence:
Surakarta Global Report on Surveillance
Word Health
Dirjen POM. (1995). Farmakope
Indonesia Edisi IV. Jakarta:
DepKes RI. Hal: 7

Jawetz, Melnick & Adelberg. (2013).


Mikrobiologi Kedokteran.
Edisi 25. Jakarta : Salemba
Medika

Rahayu. (2011). Antibiotik, Resistensi


dan Rasionalitas Terapi. El
Hayah

Sultani, P. (2014). Efektifitas Sari


Labu Siam (Sechium edule
(Jacq.) Sw) Sebagai Anti
Hipertensi Pada Tikus Putih
Jantan Galur Spraguse-
Dawlay Yang Diinduksi Nacl.
FMIPA. Universitas Pakuan.
Bogor

Tangapo, A. M. (2005). Efektivitas


Antibakteeri Ekstrak
Tumbuhan Daun Sendok
(Plantago major)nterhadap
Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa.
Manado: Universitas Sam
Ratulangi

38

Anda mungkin juga menyukai