PLKH

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Hukum acara pengadilan Industrial

Penyelesaian perselisihian hubungan industrial (Singkat cepat dan sederhana, tanpa ada
peninjauan kembali)
Studi kasus untuk kelompok pada minggu ke 3 dengan kriteria :
1. Undang – undang no 13 tahun 2003
2. Undang – Undang nomor 11 tahun 2020
3. Peraturan Pemerintah no 35 dan 36 tahun 2021
4. Undang-Undang nomor 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial (Hukum acara)
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI nomor: Per.31/MEN/XII/2008
tentang Pedoman Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Melalui
Perundingan Bipartit
STUDI KASUS
1) PT. Antara bumindo merupakan Perusahaan asing yang berdomisili di wilayah
Surabaya
2) Perusahaan tersebut berdiri sejak tahun 2005
3) Jumlah pekerja di dalam Perusahaan tersebut sebanyak 1000 pekerja
4) Pekerja di Perusahaan tersebut telah mendirikan serikat pekerja yang telah berbadan
hukum
5) Pada bulan Januari 2016 Perjanjian Kerja Bersama antara Pimpinan PT. Antara
bumindo dengan serikat pekerja telah habis masa berlakunya.
6) Sehingga pimpinan Perusahaan yang diwakili oleh manajemen dan Serikat Pekerja
Perusahaan melakukan perundingan Perjanjian kerja Bersama
7) Di dalam Perundingan tersebut terjadi ketidaksepakatan antara manajemen
Perusahaan dengan Serikat pekerja
8) Ketidaksepakatan tersebut terkait adanya perubahan di dalam pasal Perjanjian Kerja
Bersama tentang adanya larangan hubungan keluarga di dalam satu Perusahaan.
9) Pihak manajemen Perusahaan tidak menginginkan adanya hubungan keluarga /
sedarah di dalam satu Perusahaan, sedangkan serikat pekerja tidak
mempermasalahkan adanya hubungan keluarga / sedarah di dalam satu Perusahaan.
10) Pada Perjanjian Kerja Bersama sebelumnya Hubungan keluarga / sedarah dalam satu
Perusahaan masih diperbolehkan, namun di dalam pelaksanaannya banyak
Produktifitas menurun karena adanya hubungan keluarga / sedarah di dalam satu
Perusahaan tersebut
Jika ada conflict of interest, maka Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan
Mediasi dengan BIPARTIT 1antara pengusaha dan pekerja. Konflik tersebut mengakibatkan
terjadinya perselisihan hak, dimana timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya
perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan peranturan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja Bersama. Dimana hak tersebut
telah dilanggar akibat. Diselesaikan dengan mediasi ataupun konsiliasi, bukan arbitrase
karena hanya arbitrase hanya untuk kepentingan serikat kerja

Jika terjadinya deadlock2(ketidak sepakatan), mereka akan melakukan triparty yang dimana
ada satu pihak yang masuk, bisa berupa mediasi oleh mediator atau konsiliasi (konsiliator).
Jika memilih mediasi dan masih deadlock juga dan tidak dapat mendapatkan suatu
kesepakatan, maka Langkah selanjutnya adalah para pihak boleh memilih hukumnya, yaitu
litigasi (jalur pengadilan) atau non-litigasi (arbitrase)

Timbulnya konflik di sebabkan oleh :

1. Tidak dilaksanakannya hak pekerja.

2. Kesadaran pekerja akan perbaikan kesejahteraan.

3. Kurangnya komunikasi antara pekerja dengan pengusaha.

Konflik antara pekerja dan pengusaha tidak akan hilang dengan oleh konflik dikarenakan
adanya Prinsip ekonomi, mengeluarkan semininim2nya profit sebanyaknya

1
Perundingan bipartit menurut UU No. 2 Tahun 2004 adalah perundingan antara pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan hubungan industrial.
Kedudukan hukum penyelesaian melalui perundingan Bipartit merupakan penyelesaian yang bersifat wajib.

2
Deadlock timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap
ketentuan peranturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama
PLKH 08/09/2022 (PAK WENDY)

Dalam PHI, jikalau terjadi perselisihan antara pengusaha dan pihak pekerja dengan contoh
kasus apabila terjadinya PHK terhadap pihak pekerja dengan alasan sakit berkepanjangan,
maka pihak pekerja dapat mengajukan BIPARTIT karena pekerja berpendapat bahwa día
masih ingin bekerja. Jika kedua pihak saling setuju / damai dengan contoh kasus sebagai
memberi upah terhadap pekerja yang di PHK, maka sesuai undang-undang pengusaha wajib
memberikan upah terhadapa pekerja. Jikalau pengusaha tidak memberikan upah sesuai janji /
belum memberi upah, maka pekerja dapat melakukan Permohonan eksekusi yang diajukan
terhadap ketua pengadilan negeri. Jika masih belum ada kesepakatan maka bisa dilakukan
tripartit oleh pihak mediasi / konsiliasi.

ALUR SURAT-SURAT PENTING DALAM PERKARA PIDANA PLKH 22/09/2022


(PETER PARKER)

Kuasa hukum memiliki tugas sampai upaya hukum luar biasa, dasar kuasa hukum
adalah surat kuasa, surat kuasa yang dibuat bermacam-macam namun kurang lebih
strukturnya hamper mirip. Hak subjek sebagai terdakwa dan tersangka diatur lebih rinci
dalam KUHAP, hak yang utama terdapat pada Pasal 54-57. Pasal 54 terdapat kata “Guna
kepentingan”, diamna tersangka memiliki hak untuk melakukan pembelaan, yang berhak
membela diri tersangka, guna memberikan pembelaan dia membutuhkan penasihat hukum,
kita bukan membela yang salah namun menegakkan haknya, karena membela diri adalah
haknya dia. Bagaimana kita tau kalua dia bersalah jika kita tidak tau bahwa dia salah, itulah
fungsinya pembelaan dengan adanya pembuktian dan boleh mengajukan pembelaan. Jadi
sebagai penasihat hukum bertugas adalah bantuan hukum sesuai KUHAP. (Tidak mau
dipakai haknya juga tidak apa-apa, karena yang membela merupakan esensinya
dirinya sendiri)

Kemudian dalam Pasal 55 menyatakan bahwa penasihat hukum itu dipilih, dimana
tersangka memiliki hak opsi untuk memilih kuasa hukumnya. Kemudian Pasal 56 terdapat
Hak untuk menghubungi kuasa hukumnya.Dalam Pasal 56 ayat 1, bila tersangka diancam
hukuman pidana mati atau pidana 5 tahun atau lebih karena tidak mampu dan tidak
mempunyai penasihat hukum, maka hak tersebut menjadi wajib, sehingga pejabat yang
bersangkutan dalam tingkat pemeriksaan wajib menunjuk penasihat hukum bagi mereka
dengan tersangka mengajukan surat keterangan tidak mampu. Maka jika sudah memilih, kita
harus memperhatikan hak-hak hukum sebagai penasihat hukum sebagaimana diatur dalam
Pasal 69-74. Pidana mencari kebenaran material, bahwa kebenearan material adalah sejujur-
jujurnya dan lengkap, maka darii tu diwajibkan testimoni yang melihat dan mengetahui
kejadian tersebut sebagaimana pada Pasal 124 dan Pasal 187 berupa sumpah dan barang
bukti. Dalam pemeriksaan, kuasa hukum hanya mendampingi, sedangkan perdata mewakili,
jadi penggugat mau datang tidak apa-apa. Namun pidana saksinya harus hadir langsung,
tersangka harus datang langsung, jadi fungsinya adalah mendampingi bukan mewakili,
karena hakikatnya kebenaran material (kebenaran sesungguhnya) harus dari
sumbernya langsung dari peristiwa yang dimaksut. (Asas In Presentia)

Hubungan penasihat hukum dengan subjek yang diperiksa yang memberikan kuasa,
kuasa adalah hubungan keperdataan, namun yang dikuasakan adalah hal-hal yang terkait
perkara pidana, yaitu memberi bantuan hukum. Tapi hubungan klien berhubungan dengan
advokatnya adalah hubungan keperdataan, itulah mengapa harus dibuat perjanjian
penggunaan jasa hukum, dimana diatur honorarium (uang untuk membayar) dimana ada
lawyer fee, operational fee, kalau berhasil goal goal tertentu success fee, tapi tergantung
pejanjian ada yang secara langsung diawal / lump sum, namun kode etik advokat adalah tidak
menjanjikan kemenangan.

Kemudian advokat memiliki Hak substitusi, yang dapat diartikan sebagai pelimpahan
kuasa atau kuasa pengganti. Hak substitusi digunakan oleh Advokat untuk mengalihkan
kuasa dari kliennya kepada kuasa lain atau advokat lain dengan alasan Advokat yang diberi
kuasa sebelumnya tidak dapat hadir dalam melakukan pengurusan atau menghadiri
persidangan di pengadilan, dengan memberikan surat kuasa substitusi dan Hak Retensi adalah
hak untuk untuk menahan suatu benda sampai suatu piutang terkait dengan benda tersebut
dilunasi. Dasar hukum yang mengatur mengenai hak retensi adalah ketentuan Pasal 1812
KUHPer

Dengan ini kuasa hukum hanya melihat dan mendengar, sedangkan tersangka
menjawab pertanyaan, patokan dari kebenaraan material yaitu mengarah kepada pembelaan,
yaitu membela hak-hak tersangka..

29/09/2022 PETER PARKER

Diduga peristiwa tindak pidana dapat dilakukan dengan Pelaporan, sehingga polisi
mengetahui tindak pidana tersebut. Jika masih di ketahui dan masih mencari informasi maka
itu masih Penyelidikan,namun kalau sudah tentang tindak pidana maka sudah Penyidikan.
Untuk mengetahui informasi tentang tindakan pidana, maka proses penyelidikan dilakukan
sebagaimana pada Pasal 6 PERKAP 6 2019. Dipanggil sebagaimana Pasal 112 dimana
dipanggil dengan penyidikan. Penyidik kemudian akan memberitahukan hal tersebut kepada
penuntut umum, surat tersebut Bernama SPDP (Surat pemberitahuan dimaulainya
penyidikan) dimana penyidik untuk penuntut umum. Sebelum dikeluarkan SPDP, harus di
wajibkan SPRINDIK (Surat Perintah Penyidikan) setelah 7 hari penyidik wajib
memberitahukan dan menyerahkan SPDP penyidikan kepada penuntut umum, terlapor, dan
korban/pelapor dalam waktu paling lambat 7 hari setelah dikeluarkannya surat perintah
penyidikan. Kemudian Kegiatan penyidikan tindak pidana atas pasal 10 terdiri atas:

a. penyelidikan;

b. dimulainya penyidikan;

c. upaya paksa; meliputi

 pemanggilan,
 kemudian dilakukan penangkapan,
 kemudian sebagaimana Pasal 21 dilakukan penahanan apabila dalam hal adanya
keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan
melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak
pidana.
 Kemudian penggeledahan, penyidik dapat melakukan penggeledahan rumah atau
penggeledahan pakaian atau penggeledahan badan menurut tatacara yang ditentukan
dalam undang-undang ini. Dengan surat izin ketua pengadilan negeri setempat
penyidik dalam melakukan penyidikan dapat mengadakan penggeledahan yang
diperlukan.

d. pemeriksaan (tersangka); dengan dibuat BERITA ACARA PEMERIKSAAN sebagaimana


Pasal 75, kemudian dibuat juga BAP SAKSI, AHLI, dan BAP SURAT sebagaimana pada
Pasal 184. Khusus saksi dan ahli ditambah berita acara sumpah sebagaimana. Sumpah bagi
muslim, janji untuk nasrani. Jika nasrani menggunakan sumpah maka berita acaranya tidak
sah.

e. penetapan tersangka; Penetapan tersangka berdasarkan paling sedikit 2 (dua) alat bukti
yang didukung barang bukti.

f. pemberkasan; dibuat resume sebagai kesimpulan dan jadi berkas perkara

g. penyerahan berkas perkara;

h. penyerahan tersangka dan barang bukti;

dan i. penghentian penyidikan.

06/10/2022 (PETER PARKER)

SURAT-SURAT TERKAIT PENANGGUHAN PENAHANAN

Aparat penegak hukum mempunyai kewenangan untuk melakukan penahanan


(penyidik, penuntut umum, dan hakim), maka kita sebagai advokat yang mendampingi
tersangka bisa mengupayakan hak unutk melakukan permintaan penangguhan penahanan
dengan memenuhi syarat tertentu. Penahanan diatur dalam Pasal 20 KUHAP, masing-masing
saling memililiki wewenang untuk melakukan penahanan. Terdapat 2 persyaratan, yaitu
Persayratan subjektif adalah murni penilaian dari penyidiknya, dengan terdakwa apakah akan
melakukan Tindakan terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang
bukti dan atau mengulangi tindak pidana.Objektifnya minimal 2 alat bukti
Jenis penahanan dapat berupa

1. Penahanan rumah tahanan negara (RUTAN) dimana tempat dimana masa penahanan,
sedangkan LAPAS merupakah orang yang dipidana yang sudah inkrah sehingga
menjadi masa pemidanaan
2. Penahanan Rumah
dilaksanakan di rumah tempat tinggal atau rumah kediaman tersangka atau terdakwa
dengan mengadakan pengawasan oleh polisi
3. Penahanan Kota
dilaksanakan di kota tempat tinggal atau tempat kediaman tersangka atau terdakwa,
dengan kewajiban bagi tersangka atau terdakwa melapor diri pada waktu yang
ditentukan.

Kemudian penyidik hanya maksimal memberikan penahanan selama 20 hari, dengan bisa
memberikan penambahan 40 hari oleh penuntuk umum. Setelah waktu 60 hari tersebut,
penyidik harus sudah mengeluarkan tersangka(masih proses penyidikan) dari tahanan demi
hukum.

Anda mungkin juga menyukai