Anda di halaman 1dari 20
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan mangrove yang biasa s ing disebut dengan hutan bakau merupakan hutan yang hidup di pesisir pantai, Hutan mangrove atau yang sering disebut hutan bakaw merupakan sebagian wilayah ekosistem pantai yang mempunyai karakter unik dan khas, dan memiliki potensi kekayaan hayati, Secara umum hutan mangrove didefinisikan sebagai tipe hutan yang tumbuh pada daerah pasang surut (terutama pantai yang terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi tethadap garam (Kusmana, et al., 2003). Hutan mangrove adalah tipe hutan khas yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang keberadaannya selalu dipengaruhi oleh pasang surut air laut Secara umum ekosistem mangrove merupakan habitat penting tumbuhan hijau yang, memiliki peran penting dalam melindungi tambak dari pasang air, menghilangkan polutan dan juga diketahui sebagai tempat penyedia makanan, pemeliharaan, pemijahan, penetasan, asuhan dari organisme akuatik (Oetama dedy dkk., 2013). Tumbuhan yang terdapat di dalam ekosistem hutan mangrove saling berinteraksi dengan lingkungannya, baik yang bersifat biotik maupun abiotik. SeluruhPertumbuhan mangrove sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat hidupnya atau habitat hidupnya, Perubahan iklim memberikan dampak terhadap kehidupan ekosistem mangrove yaitu meliputi perubahan muka air laut, perubahan siklus hidrologi, badai, pr sipitasi, suhu dan konsentrasi CO2 di udara. Dari sekian banyak dampak yang terjadi akibat adanya perubahan komposisi udara dan permukaan tanah, perubahan muka air laut dianggap sebagai salah satu ancaman terbesar (Field 1995 dalam Gilman 2008), sistem ini saling bergantung dan membentuk suatu ekosistem yang khas, 1.2. Tujuan Tujuan Praktek Keterampilan lapangan ini adalah untuk mendeskripsikan jenis-jenis mangrove dan struktur morfologis dari setiap mangrove yang ada di perairan pantai Wababe, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, 13° Manfaat Manfaat yang diharapkan dari Praktek Keterampilan Lapangan ini adalah tersedianya data dan informasi untuk mengelola hutan mangrove yang ada di dacrah setempat serta memberikan informasi terbaru bagi instansi terkait sebagai bahan acuan pembangunan dan pengelolaan hutan-hutan mangrove. BABII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mangrove Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa portugis mangue dan bahasa inggris grove (MacNae, 1968). Dalam bahasa inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di dacrah jangkauan pasang- surut maupun untuk individu-individu jenis tumbuban yang menyusun komunitas tersenjut, sedangkan dalam bahasa portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu jenis tumbuhan, sedangkan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut, MacNae (1968) menggunakan kata mangrove untuk jenis pohon-pohon atau semak belukar yang tumbuh diantara pasang surut air taut, dan kata mangal digunakan bila berhubungan dengan komunitas hutan ( Noor ef al, 2006). Berdasarkan Sk Direktoral Jenderal Kehutanan No. 60/Kpts /Dj/1/1978, yang dimaksud hutan mangrove adalah tipe hutan yang terdapat di sepanajang pantai atau muara sungai dipengaruhi pasang surut air laut, yaitu tergenang air Jaut pada waktu pasang dan bebas dari genangan pada waktu surut, Beberapa ahli mendefinisikan istilah mangrove secara berbeda-beda, namun pada dasarmya merujuk pada para ahli yang sama, Tomlinson (1986) dan Wightman (1989) mendefinisikan mangrove baik sebagai tumbuhan yang terdapat di daerah pasang_ surut ‘maupun sebagai komunitas. Mangrove yang juga didefinisikan sebagai formasi tumbuhan daerah litoral yang khas di pantai daerah troy lan sub tropis yang terlindung ( Sainger, dkk, 1983). Sementara itu Soerianegara (1987) mendefenisikan hutan mangrove sebagai hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengarubi pasang surut air laut, dan terdiri dari pasang surut air laut, dan terdiri atas jenis-jenis pohon Avecenia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, Lumnitzera, Exoecaria, Xylocarpus, Aegiceras, Scyphphora, dan Nypa Menurut Tomlinson (1986),kata mangrove brarti tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah intertadial. Daerah intertadial adalah wilayah di bawah pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti laguna, estuarine, pantai dan tepi sungai Mangrove merupakan ekosistem yang spesifik karena pada umumnya di jumpai pada pantaiyang berombak yang relative kecil atau bahkan terlindung dati ombak, di sepanjang delta dan estuarine yang dipengaruhi oleh masukan air dan lumpur dari daratan. Tumbuhan mangrove umumnya dikenali karena memiliki sistem perakaran yang sangat menyolok, serta tumbuh pada kawasan pantai di antara rata-rata pasang dan pasang tertinggi (Setyawan et al, 2005). Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai tumbuhan, hewan dan mikrobia yang berinteraksi dengan lingkungan habitat mangrove, namun tampa hadimya tumbuhan mangrove, kawasan ini tidak dapat disebut ckosistem mangrove (Setyawan et al, 2005) Komposisi dan struktur vegetasi mangrove berbeda-beda secara spasial maupun temporal akibat pengaruh geofisik, geografi, gcologi, hidrografi, biogeografi iklim, factor edafik dan kondisi lingkungan lainnya (Setyawan et al, 2005). ‘umbuhan mangrove memiliki citieciri (i) tumbuhan berpengaruh (vaskuler), (ii) beradaptasi_ pada kondisi salin, dengan mencegah dengan masuknya sebagian besar dan mengeluarkan atau menyimpan kelebihan garam, (iii) beradaptasi secara reproduktif dengan ‘menghasilkan biji vivipar yang tumbuh dengan cepat dan dapat mengapung, (iv) beradaptasi terhadap kondisi tanah anerob dan lembek dengan membentuk struktur pneumatofor (akar napas) untuk menyokong dan mengait, serta menyerap oksigen selama air surut (Setyawan ef al, 2005). Tumbuhan mangrove di indonesia terdiri dati 47 spesies pohon, Sspi sies semak, 9 spesies herba dan rumput, 29 spesies epifit, 2 spesies parasit, serta beberapa spesies algae dan bryphyta. Formasi hutan mangrove terdiri dari empat genus utama, Avicennia, Sonneratia, Rhizophora, dan bruguiera, terdapat pula Aegiceras, Lumnitzera, Achantusillicifolius, Acroticum, dan Pluchea indica, Dengan demikian defenisi hutan mangrove berdasarkan SK Direktorat Jendral Kehutanan No. 60/Kpts/Dj/1/1978, yang dimaksud hutan mangrove adalah hutan mangrove yang terdapat disepanjang pantai atau muara sungai dipengaruhi pasang surut air laut, yaitu tergenang air laut pada waktu pasang dan bebas dari gemangan pada waktu surut. 2.2 Kiasifikasi Jan Ciri-Ciri Mangrove Setyawan dkk, (2002) menyatakan secara taksonomi tumbuhan mangrove diklasifikasikan sebagai berikut; Kingdom : Plantac Divisi : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Ordo : Scophulariale, Myrtales Family : Acanthaceae, Sonneratiaceae, Rhizophoraceae, Arecaceae Genus : Avicenia, Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Nypa Ciri-Ciri tumbuhan mangrove menurut Setyawan dkk, (2002) adalah sebagai berikut: a, b, Tumbuhan berpembuluh (vaskuler) Menggunakan air garam sebagai sumber air, daun keras, tebal, mengkilat, sukulen jaringan penyimpanan air dan garam. Mencegah masuknya sebagian besar garam ke dalam jaringan dan dapat mengekskresi atau menyimpan kelebihan garam, . Menghasilkan biji yang berkecambah saat masih di pohon induk (vivipar) dan dapat tumbuh dengan cepat setelsh jatuh dari pohon, serta dapat mengapung. ¢. Akar dapat tumbuh pada tanah anaerob. £ Memiliki struktur akar tertentu (pnewmatofora) yang menyerap oksigen pada saat surut dan mencegaj kelebihan air pada saat pasang 2.3 Fungsi Dan Manfaat Mangrove Hiutan dan mangrove mempunyai beberapa keterkaitan dalam pemenuhan kehidupan ‘manusia sebagai penyedia bahan pangan, papan dan kesehatan, serta lingkungan, dibedakan menjadi 5 golongan; Fungsi fisik 1. Menjaga gatis pantai agar tetap stabil dan kokoh dari abrasi air laut 2. Melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi atau abrasi serta menahan atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat pada malam hati 3. Menahan sedimen secara periodik sampai terbentiuk lahan baru. 4, Sebagai kawasan penyangga proses intrusiatau rembesan air laut ke danau, atau sebagai filter air asin menjadi air tawar. Fungsi Kimia 1. Scbagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen. 2. Sebagai penyerap karbondioksida 3. Sebagai pengelolah bahan-bahan limbah hasil pencemaranindustri dan kapal di laut Fungsi Biologi 1. Sebagai kawasan untuk berlindung, bersaran serta berkembang bagi burung dan satwa lain, 2. Sebagai sumber plasma nutfuh dan sumber genetika 3. Sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut 4, Sebagai penghasilan bahan pelapukan yang merupakan sumber makanan penting bagi invertebrate kecil pemakan bahan pelapukan (detrius) yang kemudian berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih besar. 5. Sebagai kawasan pemiijahan (spawning ground) dan dacrah asuhan (nursery ground) bagi ‘undang, ikan, krustasea, 6, sebagai daerah mencari makanan (feeding ground) bagi ikan dan organisme laut lainnya Fungsi Ekonomi 1. Penghasilan bahan baku industri, misakinya pulp,tekstil, makanan ringan. 2. Penghasil bibit ikan, udang, kerang dan kepiting, telur burung serta madu. 3. Penghasil kayu bakar, arang serta kayu untuk bangunan dan perabot rumah tanga Fungsi Wisata 1. Sebagai kawasan wisata alam pantai untuk membuat traiol mangrove 2. Sebagai sumber belajar bagi pelajar 3, Sebagai lahan konservasi dan lahan peneilitian, 2.4, Faktor Lingkungan Untuk Pertumbuhan Mangrove Menurut departemen kehutanan (1992), kondisi yang mengatur dan memelihara kelestarian ckosistem mangrove sangat tergantung pada kondisi berimbangnya jumlah ketersediaan air tawar dan air masin yang cukup, Menurut Percival and Womersley (1975) dalam kusmana (1995) lebih lanjut menyatakan bahwa kondisi sedimentasi erosi, laut dan sungai, Penggenangan pasang surut dan kondisi garam tanah serta Kondisi akibat eksploitasi Beberapa factor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mangrove di suatu lokasi adalah Fisiografi pantai (topografi) Pasang (lama, durasirentang) Gelombang dan arus Iklim (cahaya.curah hujan, subu,angin) Salinitas Oksigen terlarut Tanah Hara Ekosistem mangrove memiliki fungsi secara fisik, ekonomi, dan ckologisFungsi hutan mangrove secaraekologis adalah mangrove mampu melindungi garis pantai dari erosi yang di sebabkan olch ombak dan angin, serta dengan ckosistem perakaran yang kompleks, rapatlebat mampu memperlambat arus, mengikat dan menstabilkan substrat lumpur atau sedimen baik yang berasal dari sungai maupun dari dasar perairan laut atau pantai (Muridiyanto, 2003; Wibisono,2005), BAB IIL METODE PRAKTEK KETERAMPILAN LAPANGAN 3.1 Waktu dan Lokasi Praktek Keterampilan Lapangan Praktek Keterampilan Lapangan ini berlangsung dari tanggal 19-20 Mei di Pantai Wababe Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah Secara astronomis Pantai wababe terletak 03.35" 50.8” Lintang Selatan dan 128. 21°11,6” Bujur Timur. Desa Tulehu Secara geografis berbatasan dengan Desa Suli dan Passo sebelah Selatan, dan sebelah. Barat berbatasan dengan Desa Waai Lokasi Praktek Kerja Lapangan di Desa Tulehu Kecamatan Salahutu tergambar pada peta berikut ini Sng — sim FEY Vigtasittergoe Pet Moz Te 2 Putin aoe a ok enya aco see ee se 3.2 Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan beserta fungsinya yang digunakan selama melaksanakan Praktek Keterampilan Lapangan ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 ‘Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan No. Alat dan Bahan Fungsi 1 |aps ‘Untuk pengambilan titik koordinat lokasi PKL. 2 | Plastik Sampel Untuk mengoleksi sampel 3 | Alat Tulis Menulis Untuk mencatat setiap hasil pengamatan 4 | Buku Identifikasi Untuk mengidentifikasi jenis-jenis mangrove ‘yang ditemukan pada lokasi PKI, 5 | Kamera digital Untuk mendokumentasikan setiap kegiatan PKL 3.3 Metode Pengambilan Sampel Metode yang digunakan dalam Praktek Keterampilan Lapangan ini adalah pengambilan sampel dengan metode koleksi bebas, yaitu pengambilan sampel daun, akar, dan batang serta didokumentasikan untuk keperluan identifikasi 3.4 Metode Analisa Data Sampel mangrove yang ditemukan pada lokasi PKL diidentifikasikan berdasarkan Rusila Noor, Y, M. Khazali dan I N.N. Suryadiputra (2006) dengan judul “Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia’ BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Desa Tulehu berada di tepi pantai kecamatan Salahutu, kabupaten Maluku Tengah. Wilayah ini terbentang dari pesisir pantai sampai dengan daerah pegunungan. Ekosistem Mangrove terletak di sebelah utara Desa Tulehu yang terbentang dari batas Desa Tengah-Tengah dan Desa Tulehu. Untuk mencapai hutan mangrove dapat di tempuh dengan berjalan kaki sekitar 30 menit dari permukiman penduduk. Kawasan mangrove di pantai Wababe merupakan tempat beraktifasnya nelayan dan masyarakat setempat yang biasanya berwisata, camping, bersantai untuk menikmati suasana hhutan mangrove dan pemandangan pantai pada lokasi praktek keterampilan lapangan ini, Hakekat pengolahan yang baik ialah dengan azas-azas kelestarian. aporan hasil PKL, ini memberikan informasi penting kepada pemerintah daerah mengenai kondisi terkini hutan mangrove beserta prospek dan tantangannya terutama untuk mencegah terjadinya sedimentasi dan hancumya hutan mangrove. informasi tersebut diharapkan dapat digunakan oleh pemerintah daerah dalam —merumuskan —kebijakan-kebijakan dan menyesuaikan kebijakan-kebijakan yang ada mengenai pengelolaan kawasan pesisir khususnya ekosistem mangrove. 4.2 Komposisi Jenis Dati hasil pengamatan pada lokasi penelitian dengan berjalan kaki menyusuri pantai, ditemukan beberapa jenis mangrove yang terdiri dalam 3 Famili yaitu: Myrsinack Rhizophoraceaae, Sonneratiaceae. Jenis yang didapatkan selama pengamatan diantaranya: Aegiceras floridum,Rhizhopora stylosa, Rhizopora apiculata, dan Soneratia alba, dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 2. Komposisi Mangrove yang ditemukan di lokasi PKL, Famili Genus Spesies Myrsinaceaea Aegiceras Aegiceras floridum Rhizophoraceaae Rhizophora Rhizophora stylosa Rhizophora apiculata Sonneratiaceae Sonneratia Soneratia alba 4.3 Deskripsi Spesies Mangrove di Pantai Wababe Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi yang dilakukan jenis mangrove di Pantai Wababe dapat dideskripsikan sebagai berikut; ‘Tabel 3. Jenis-jenis Mangrove di Pantai Wababe 1. Aegiceras floridum No | Bagian Deskripsi 1 |Daun Daun berkulit yang berwarna hijau,berbentuk bulat telur terbalik dan berukuran 3-6 em. Bunga Dalam satu tandan terdapat banyak bunga yang bergantunganseperti Jampion, masing-masing tangkai ‘bunga panjangnya 4-6 mm, mahkota daun berwarna putih dan kelopak bunga putih-hijau, Buah Berwama hijau dan merah, bentuk agak lurus, buah berisi satu biji memanjang dan cepat rontok, panjang 3 cm dan diameter 0,7 em, Akar Menjalar di permukaan tanah Substrat Batu berpasir ‘Nama lain Buah pisang Rhizopora stylosa No Bagian Deskripsi Daun Daun berwarna hijau, bagian bawah berbintik teratur, ganggang daun berwamta hijau, panjang ganggang 5 cm, dengan pinak daun panjang 4-6 cm. Bunga Bunga berwama putih, kelopak Dberwama hijau kekuningan, dan pada 1 rangkai terdiri dari 8 bunga perkelopak, panjangnya 13-19mm, Buah Panjang kebawah dan agak membulat dan berwarna coklat. Berbentuk seperti bbuah pir. Panjang buah 20-35em. Berbintik agak halus. 4 [Akar ‘Akar tunjang 5 | Substat | Lumpur berpasir Pu Fp Ree eet. 6 [Namaiain | Bakaw 3. Rhizopora apiculata No Bagian Deskripsi Gambar Daun Daunnya berkulit, berwama hijau tua dan hijau muda, berbentuk elips ‘menyempit, ujung daun runcing, berukuran 3,5 = 8 em Bunga Bunga kekuningan berukuran 14mm, daun mahkota kuning putih tidak memiliki rambut , panjang 9-I1mm. kelopak bunga berwama kuning kecoklatan dan melengkung dan tidak bertangkai. Buah Buah kasar berbentuk bulat memanjang, seperti buah pir dan berwarna coklat, panjang 2-3,5 em berisi satu biji ferti. Akar Akar tunggang Substrat Pasir berbatu 6 Nama lain Bakau minyak 4. Sonneratia alba No Bagian Deskripsi 1 | Daun Daun berkulit berbentuk bulat telur terbalik,panjang tangkai daun 6-15 mm, memilik ujung daun yang membundar, dan berukuran 5-12 mm, 2 | Bunga Bagian luar buah berwarna hijau, bagian dalam berwarna merah, seperti Ionceng dengan panjang 2-2,5 em ‘mahkota bunga berwama putih mudah rontok. 3 | Buah Seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian dasarnya terbungkus kelopak ‘bunga, ukuran buah berdiameter 3,5-4,5 em, 4 | Akar Akar pasak 5 | Substrat Pasir berbatu 6 [Nama lain | Perepat atau pidada putih BABV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil Koleksi dari Praktek Keterampilan Lapangan yang dilakukan di pantai Wababe Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu di temukan mangrove yang terdiri dari 4 spesies mangrove yaitu; Aegiceras floridum, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Soneratia alba. 5.2 Saran Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui kondisi dari substrat yang ada pada hutan mangrove di pantai Wababe Desa Tulehu. DAFTAR PUSTAKA. Kusmana C, Yustika Siregar. 2020. Species Composition and Natural Regeneration of Mangrove at BKPH Ujung-Krawang ,KPH Bogor, West Java, Jurnal Silvikultur Tropika Vol.11 No.02. Noor, Y. R., M.Khavali dan LN.N, Suryadiputra, 2006, Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PKA/WI-IP:Bogor Karepesina $.S, 2018. Komposisi Jenis-Jenis Mangrove Di Desa Sehati Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah. Fakultas Perikanan imu Kelautan, Universitas Pattimura Ambon. Faturrohma S, Bramayanto Marjuki. 2017. Jdentifikasi Dinamika Spasial Sumberdaya Mangrove di Wilayah Pesisir Kabupaten Demak Jawa Tengah. Majalah Geografi Indonesia Vol. 31, No.1, Maret 2017 (56 - 64) © 2017 Fakultas Geografi UGM dan Ikatan Geografi Indonesia (IGI) Prastomo R.H., Ratna Herawatiningsih, Siti Latifah. 2017. Keanekaragaman Vegetasi di Kawasan Hutan Mangrove Desa Nusapati Kabupaten Mempawah. Jurnal Hutan Lestari, Vol 5, No 02.

Anda mungkin juga menyukai