Anda di halaman 1dari 12

DATA KONDISI TERKINI LOKASI DAN SEKITARNYA

1. Ekosistem sekitar:
a. Mangrove
Secara geografis Hutan mangrove Muara Gembong berada di
5.9502° – 6.0415° Lintang Selatan dan 107.0249° – 107.0999° Bujur Timur.
Termasuk dalam Kabupaten Bekasi, Jawa Barat hutan mangrove di Muara
Gembong adalah kecamatan terluas di Kabupaten Bekasi dengan luasan
wilayahnya mencapai 14.009 Ha di tahun 2015.
Hutan mangrove Muara Gembong rata-rata umumnya terletak di
ketinggian 2,8 mdpl dengan kemiringan yang landai yaitu < 15° hingga
sedang 15°- 25°. Hutan mangrove ini sebagian besar berada pada
Kecamatan Muara Gembong yang memiliki enam desa, yaitu Desa Pantai
Harapan Jaya, Pantai Sederhana, Pantai Mekar, Pantai Bakti, Pantai
Bahagia, dan Jayasakti. Desa-desa ini seluruhnya berada di tepi laut kecuali
Desa Jayasakti.
Secara administrasi kehutanan, kawasan hutan mangrove Muara
Gembong termasuk dalam Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung
Ujung Krawang (Muara Gembong) yang terdiri dari RPH Muara Gembong
seluas 2.439,75 Ha (23,28%), RPH Singkil seluas 3.318,50 Ha (31,66%) dan
RPH Pondok Tengah seluas 4.722,90 Ha (45,06%) BKPH Ujung Krawang,
KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat & Banten.
Jenis Mangrove: Rhizophora sp, Sonneratia sp, Api-api
Persentase penutupan mangrove perwilayah: jarang (<50%)

b. Lamun

1) Jenis: tidak ada


persentase penutupan padang lamun: kaya/sehat (≥60)/kurang
kaya/kurang sehat (30-59,9)/miskin (≤29,9);
luasan tidak ada.

c. Terumbu karang

1) Jenis terumbu karang: tidak ada


2) Persentase tutupan karang hidup: buruk (0-24,9); sedang (25-
49,9); baik (50- 74,9); baik sekali (≥75);
3) Luasan tidak ada
Gambar 1. Peta Habitat Bentik (sumber: Citra Sentinel 2, 2021)

2. Hidro-oseanografi:
a. Arus

Menurut Gross 1990 (dalam Mawardi, 2016), arus laut adalah


suatu pergerakan massa air laut dari suatu tempat ke tempat lainnya baik ke
arah memanjang maupun secara mendatar yang terjadi secara kontinu.
Gerakan yang terjadi adalah hasil dari bermacam-macam gaya yang berada
pada bidang permukaannya, kolom serta dasar perairan. Stress angin yang
terjadi pada permukaan laut akan mendesak air pada permukaan
memproduksi arus permukaan. Pola angin permukaan membentuk pola
pada arus permukaan. Arus 8 pasang surut yang merupakan pengaruh dari
gaya tarik bumi dan matahari juga merupakan faktor pembentuk arus
permukaan. Berdasarkan data yang di dapatkan dari BMKG kecepqatan
arus perairan Muara Gembong berkisar antara 20 – 30 cm/s.
Gambar 2. Peta Pergerakan Arus Permukaan (Sumber: BMKG 2022)

b. Gelombang
Banyak faktor yang mempengaruhi gelombang diantaranya, yaitu
: Waktu atau lamanya hembusan angin, Angin (berupa kecepatan angin,
panjang ataupun jarak hembusan angina), Geometri laut (profil laut ataupun
topografi dan juga bentukan pantai) serta Gempa (apabila terjadi tsunami) –
persentase sangat kecil/minor- (Dhanista,2017)
Gelombang laut dibagi menjadi dua jenis menurut sifatnya, yaitu:
a) Gelombang Laut Pembentuk/Pembangun Pantai (Constructive Wave)
adalah gelombang yang memiliki ketinggian yang kecil dengan kecepatan
yang rendah, serta di pantai tersebut akan mentransfer material pantai
(sedimen) ketika gelombang tersebut pecah.
b) Gelombang Laut Perusak Pantai (Destructive wave), adalah gelombang
laut yang memiliki kecepatan rambat dan juga ketinggian yang dapat
dikatakan besar, sehingga terdapat banyak volume air yang berkumpul
dan juga mentransfer material pantai ke arah tengah laut saat gelombang
tersebut menabrak ke arah pantai.
Berdasarkan data dari BMKG tinggi gelombang perairan Muara
Gembong berkisar antara 0.5 – 0.75 m. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar
5.

Gambar 3. Peta Tinggi Gelombang (Sumber: BMKG 2022)

c. Pasang Surut
Pasang-surut adalah gejala alam yang terlihat jelas di laut, yaitu
pergerakan secara memanjang (air laut mengalami naik turun dengan
berulang-ulang dan teratur) dari keseluruhan partikel massa air laut dari
permukaan hingga bagian terdalam dasar laut. Penyebab gerakan tersebut
adanya gaya gravitasi (tarik menarik) diantara bumi dan bulan, bumi dan
matahari, atau bumi dengan bulan dan matahari (Dewi, 2007).

Tabel 1. Nilai Pasang Surut perairan Muara Gembong Kabupaten Bekasi Per 10
Juni 2022

Nilai Pasang Surut


Nilai Pasang Surut BIG
Metode Least Square
Jenis Elevasi
Elevasi Elevasi
Elevasi Elevasi
(m) (m)
(m) (m)
LWS LWS
Highest High Spring 1,66 1,15 1,65 1,14
(HWS)
Mean High Water Spring 1,21 0,71 1,22 0,7
(MHWS)
Mean Sea Level (MSL) 1,05 0,57 1,08 0,54
Mean Low Water Spring 0,95 0,44 0,95 0,43
(MLWS)
Lowest Water Spring 0,51 0 0,52 0
(LWS)
Tungang Pasut (HWS- 1,15 1,14
LWS)
Z0 (MSL-LWS) 0,54 0,54

Gambar 4. Peta Mean Sea Level (MSL) (Sumber: BMKG 2022)

d. Batimetri

Batimetri merupakan ukuran tinggi rendahnya dasar laut sehingga


dengan membuat peta batimetri dapat menggambarkan profil kedalaman
suatu perairan. Peta dan informasi kedalaman perairan diharapkan dapat
dimanfaatkan pada beberapa bidang yang memanfaatkan informasi tersebut
seperti penentuan alur pelayaran, dan penentuan lokasi kesesuaian.
Berdasarkan hasil Analisa, pola batimetri yang ditampilkan pada gambar 7,
Perairan Muara Gembong memiliki kondisi batimetri yang cenderung landai
karena memiliki kedalaman antara 1 – 3 meter.

Gambar 5. Peta Batimetri (Batnas BIG, 2019)

3. Profil Dasar Laut

Mengacu pada Peta Geologi Lembar Kerawang yang dikeluarkan


Tahun 1992 oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung
(Tim Terpadu Kementerian Kehutanan 2005), daerah Muara Gembong
(Ujung Krawang) tersusun oleh :
a. Endapan rawa yang terdiri dari lempung uusan sangat lunak, berwarna
coklat tua, banyak mengandung sisa tumbuhan, lempung gambutan
serta lapisan tipis gambut berwarna kecoklatan, mengandung sedikit
gambut;
b. Endapan sungai muda yang tersusun dari lumpur, pasir, kerikal, dan
kerakil. Biasanya termasuk endapan sungai Cikarang, Citarum, Cibeer
dan Sungai Bekasi;
c. Endapan dataran banjir, tersusun dari pasir yang banyak terkandung
sisa tumbuhan, warna kelabu kecoklatan, lempung humusan ataupun
gambutan, lempung pasiran, lunak dan terkaolinkan, berwarna coklat
kekuningan, lempungan serta berwarna coklat kehitaman;
d. Endapan pantai dengan susunan pasir dan lempung yang mengandung
cangkang moluska;
e. Endapan tanggul pantai yang tersusun dari pasirr halus hingga
kasar, sedikit lempungan, terkandung cangkang moluska yang banyak.

Gambar 6. Sedimen dasar perairan Muara Gembong (sumber: Purbowaseso,2018)

4. kondisi/karakteristik sosial ekonomi masyarakat

Ambinari (2016) menyebutkan adanya perbedaan karakteristik


masyarakat dapat menjadi penyebab serta mempengaruhi tingkat
kerusakan. Dengan profesi mayoritas masyarakat Kecamatan Muara
Gembong yaitu petambak/nelayan mengakibatkan keterikatan masyarakat
dengan hutan mangrove cukup tinggi, sehingga laju degradasi menjadi lebih
besar. Karakteristik masyarakat yang ada pada Muara Gembong disajikan
pada tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik Masyarakat di Muara Gembong

Kriteria Muara Gembong


Homogenitas Homogen
Didominasi petambak, petani dan
Mata Pencaharian
nelayan
Ketergantungan akan
Tinggi
hutan mangrove
potensi konflik diantara
Modal Sosial masyarakatnya rendah, serta saling
mempercayai
Potensi konflik Tinggi (Perhutani vs masyarakat vs
dimasyarakat Pemda)
Sumber: Ambinari et al., 2016

Penduduk Muara Gembong mayoritas bermata pencaharian di


sector pertanian dengan padi, palawija dan perikanan menjadi komoditas
utamanya dan sisanya tersebar di sector non pertanian contohnya TKI di
luar negeri, buruh tani, pedagang dan buruh pabrik. Kedekatan letak
geografis antara aliran Sungai Citarum dengan Teluk Jakarta menjadikan
90% penduduknya bermata pencaharian dibidang perairan misalnya
pembudidaya tambak dan nelayan tangkap.

Tabel 3. Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Muaragembong Tahun


2018

2 Persentase
Desa Luas Wilayah (km ) (%)

(1) (2) (3)

51,94 32,35
Pantai Harapan Jaya

Pantai mekar 14,57 9,08

12,00 7,47
Pantai sederhana

34,42 21,44
Pantai bakti

30,10 18,75
Pantai bahagia

17,51 10,91
Jayasakti

Jumlah 160,54 100,00

Sumber: BPS Kab.Bekasi,2018


Tabel 4. Batas Wilayah Desa di Kecamatan Muaragembong Tahun 2018

Desa Utara Timur Selatan Barat


(1) (2) (3) (4) (5)
Pantai Desa Desa
Harapan Kecamatan Kecamatan
Pantai Pantai
Jaya Cabangbungin Sukawangi
Mekar Mekar

Desa
Desa Desa
Pantai Desa Pantai Pantai
Mekar Pantai Muara
Harapan Jaya Sederha
Bakti Bakti
na
Desa
Pantai Pantai Desa Pantai Kecamatan Laut
Sederhana Bahagia Mekar Sukawangi Jawa

Desa Desa
Pantai Kabupaten
Bakti Laut Jawa Pantai Pantai
Karawang
Merkar Bahagia
Desa
Pantai Desa Pantai Laut
Bahagia Laut Jawa Pantai
Bakti Jawa
Sederhana

Desa
Desa Kecamatan
Jayasakti Kabupaten Pantai
Pantai Cabangbun
Karawang Harapan
Mekar gin
Jaya

Sumber: BPS Kab.Bekasi,2018

Tabel 5. Topografi Wilayah menurut Desa di Kecamatan Muaragembong


Tahun 2018
Lereng / Lembah Dataran
Desa Puncak
(1) (2) (3) (4)

Pantai Harapan Jaya - - √

Pantai Mekar - - √

Pantai Sederhana - - √

Pantai Bakti - - √
Pantai Bahagia - - √

Jayasakti - - √

Sumber: BPS
Kab.Bekasi,2018

Tabel 6. Jumlah Sekolah Swasta Sederajat di Kecamatan Muaragembong Tahun


2018

Akademi/
PT dan
Desa TK SD SMP SMU SMK yang
sederajat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pantai Harapan Jaya - 4 - - - -

Pantai Mekar - 3 1 1 - -

Pantai Sederhana - 1 - - - -

Pantai Bakti - 3 1 - - -

Pantai Bahagia - 4 - - - -

Jayasakti - 6 1 - - -

Kec. Muara Gembong - 21 3 1 - -

Sumber: BPS Kab.Bekasi,2018

5. Aksesibilitas lokasi

Aksebilitas menuju desa-desa di Kecamatan Muara Gembong


dapat ditempuh dengan menggunakan roda empat maupun roda dua.
Secara keseluruhan akses jalan dari Bekasi hingga ke Kecamatan Muara
Gembong dan kecamatan lainnya relative baik yaitu berupa jalan aspal
hotmik. Jarak antara desa bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan
roda empat dan roda dua.
Tabel 7. Jarak Antar Desa di Kecamatan Muaragembong Tahun 2018 (Km)

Pantai Harapan Jaya

Pantai Sederhana

Kabupaten Bekasi
Pantai Bahagia
Pantai Mekar

Pantai Bakti

Kecamatan
Jayasakti

Ibukota

Ibukota
Pantai Harapan - 15,0 20,0 25,0 28,0 20,0 12,0 60,0
Jaya

Pantai Mekar 25,0 - 1,0 14,0 17,0 21,0 0,1 70,0

Pantai Sederhana 20,0 1,0 - 10,0 7,0 19,0 2,0 75,0

Pantai Bakti 20,0 8,0 10,0 - 1,0 15,0 6,0 75,0

Pantai Bahagia 15,0 9,0 7,0 1,0 - 8,0 9,0 80,0

Jayasakti 4,0 17,0 19,0 5,0 22,0 - 15,0 63,0

Sumber: BPS Kab.Bekasi,2018

Secara keseluruhan sarana prasarana jalan di beberapa desa


berupa jalan beton, dan jalan tanah. Namun kali Bekasi yang
menghubungkan antara desa Pantai Harapan Jaya dengan desa Hurip jaya
merupakan sungai yang selalu dipakai sebagai sarana transportasi ait untuk
digunakan jalur perairan menuju tambak. Bahkan antar dusun di desa Hurip
Jaya ada yang menggunakan penyeberangan menggunakan perahu sling.
Jalan antar desa pun secara keseluruhan relative baik dan
digunakan masyarakat untuk mengakses pusat-pusat ekonomi seperti
pasar, bank, pom bensin, puskesmas dan lain-lain yang berada di kota
kecamatan. Dalam aktivitas sosial dan ekonomisehari-hari, masyarakat lebih
banyak menggunakan sepeda motor, baik untuk ke tempat kerja, pasar, ke
sekolah maupun ke tempat kerja.kendaraan umum tidak ditemukan
dibeberapa desa sehingga untuk keperluan ke ibukota kecamatan atau
kabupaten biasanya menggunakan sepeda motor atau sistem sewa mobil.
Gambar 7. Gambar aksesibilitas Jalan

Anda mungkin juga menyukai