Anda di halaman 1dari 8

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3373-3380)

Pengaruh Sarana dan Prasarana terhadap Pelaksanaan


Bimbingan Kerja Narapidana

Ari Mandala Sakti1, Mitro Subroto2


1,2Politeknik
Ilmu Pemasyarakatan, Indonesia
E-mail: wolesnike2000@gmail.com
Article Info Abstract
Article History Crime can occur at any time and also exists in society. Crime is the beginning of a
Received: 2023-03-12 convict languishing in a correctional institution. The existence of crime can be accepted
Revised: 2023-04-10
Published: 2023-05-04 as a normal phenomenon in a heterogeneous society which is followed by the
advancements of the era, since 1964 the prison system was abandoned and replaced
with a correctional system whose basic ideas and conceptions were sparked by DR.
Keywords: Soehardjo, SH. The correctional system arises because of the idea that correctional is
Corrections;
used as a goal rather than imprisonment. So the correctional system is a way of
Facilities;
Work Guidance; coaching against lawbreakers that involves all the potential in society, officers, and
Convicts. individuals who violate the law concerned as a whole so that they are mere objects.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Kejahatan dapat timbul setiap saat dan juga berada di lapisan masyarakat.Perbuatan
Diterima: 2023-03-12 kejahatan adalah awal mula seorang Narapidana mendekam di dalam lembaga
Direvisi: 2023-04-10
Dipublikasi: 2023-05-04 pemasyarakatan.Keberadaan kejahatan dapat diterima sebagai gejala normal pada
masyarakat heterogen yang di ikuti dengan kemajuan-kemajuan jaman, sejak 1964
sistem kepenjaraan ditinggalkan dan diganti dengan sistem pemasyarakatan yang ide
Kata kunci: dan konsepsi dasarnya dicetuskan oleh DR. Soehardjo, SH. Sistem pemasyarakatan
Pemasyarakatan;
timbul karena adanya suatu gagasan bahwa pemasyarakatan dijadikan tujuan daripada
Sarana;
Bimbingan Kerja; pidana penjara. Maka sistem pemasyarakatan merupakan suatu cara pembinaan
Narapidana. terhadap peara pelanggar hukum yang melibatkan semua potensi dalam masyarakat,
petugas, dan individu pelanggar hukum yang bersangkutan sebagai suatu keseluruhan
sehingga objek semata.
I. PENDAHULUAN dibuat justru untuk menghambat terintegrasinya
Kejahatan dapat timbul setiap saat dan juga kembali mantan napi dengan masyarakat.
berada di lapisan masyarakat. Perbuatan kejaha- Dengan demikian maka filosofi pemasyaraka-
tan adalah awal mula seorang Narapidana tan napi hanya sekedar slogan kosong, yang
mendekam di dalam lembaga pemasyarakatan. dalam realitas menghasilkan pelaku pelanggar
Keberadaan kejahatan dapat diterima sebagai ulang, yang bolak-balik kembali ke bangunan
gejala normal pada masyarakat heterogen yang penjara. Masyarakat dan struktur sosial (politik)
di ikuti dengan kemajuan-kemajuan jaman. Oleh telah melakukan stigmatisasi mantan napi yang
karena itu kejahatan tidak mungkin di hilangkan sesungguhnya tidak selaras dengan filosofis
secara keseluruhan tetap dapat dilakukan pemasyarakatan napi. Lembaga pemasyarakatan
dengan jalan mencari factorfactor penyebab (LP) pada awalnya merupakan suatu sistem
timbulnya hal-hal yang bertentangan dengan kepenjaraan, sebagai pelaksana pidana hilang
hukum agar dapat dicegah. Penjatuhan hukuman kemerdekaan. Sistem kepenjaraan berasal dari
terhadap sipelaku tindak pidana (offender) pandangan individualisme yang memandang dan
bukanlah semata-mata sebagai suatu tindakan memperlakukan orang terpidana tidak sebagai
balasan atas kejahatan yang dilakukan oleh anggota masyarakat dan merupakan suatu
sipelaku, filosofi pembinaan pelanggar hukum pembalasan dendam masyarakat semata-mata.
yang dianut oleh Indonesia adalah meng- Hal tersebut tidak sesuai dengan tingkat
integrasikan kembali pelaku pelanggar hukum ke peradaban serta martabat bangsa Indonesia yang
masyarakat, atau yang lebih dikenal sebagai berfalsafah Pancasila, tegasnya pada sila kedua
pemasyarakatan. Akan tetapi dalam realitas, yakni kemanusian yang adil dan beradab.
mantan narapidana secara sistematis justru Menyadari hal tersebut, sejak 1964 sistem
dihambat untuk dapat berintegrasi kembali kepenjaraan ditinggalkan dan diganti dengan
dalam kehidupan alamiah di masyarakat. Banyak sistem pemasyarakatan yang ide dan konsepsi
peraturan-perundangan dan kebijakan yang dasarnya dicetuskan oleh DR. Soehardjo, SH.
Sistem pemasyarakatan timbul karena adanya
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3373
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3373-3380)
suatu gagasan bahwa pemasyarakatan dijadikan masyarakat, dan kedalam proses interaksi mana
tujuan daripada pidana penjara. Maka sistem termasuk mengubah sistem nilai-nilai dari pada
pemasyarakatan merupakan suatu cara pem- narpidana, sehingga narapidana akan dapat
binaan terhadap peara pelanggar hukum yang dengan baik dan efektif beradaptasi dengan
melibatkan semua potensi dalam masyarakat, norma-norma dan nilai- nilai yang berlaku dalam
petugas, dan individu pelanggar hukum yang masyarakat.
bersangkutan sebagai suatu keseluruhan Adapun yang ingin dicapai dalam penulisan ini
sehingga objek semata. adalah untuk menambah dan mengembangkan
wawasan berpikir serta pengetahuan penulis
II. METODE PENELITIAN secara sistematis dan ilmiah serta untuk menge-
Penulis lebih fokus mengenai permasalahan tahui bagaimanakah pelaksanaan pembinaan
tentang pengaruh sarana prasarana dalam pelak- narapidana di lembaga pemasyarakatan. Selain
sanaan pembimbingan yang ada di Lembaga itu juga memberikan masukan bagi masyarakat
pemasyarakatan. Di lembaga pemasyarakatan pada umumnya sehingga dapat mengetahui,
pegawai lembaga permasyarakatan yang sering menyadari, dari ikut membantu narapidana agar
bertanggung jawab dalam melakukan pembinaan nantinya setelah keluar dari lembaga per-
biasanya disebut dengan sipir. Upaya untuk masyarakatan menjadi orang yang baik.
meningkatkan mutu dan kualitas Sumber Daya Jenis Data dan Sumber Data Data yang
Manusia memang harus banyak digencarkan nantinya akan dikumpulkan dalam penelitian ini
guna memperbaiki kesejahteraan masyarakat bersumber dari beberapa jenis data, yaitu:
dalam suatu Negara. Pembaharuan pidana 1. Data Primer Data yang di peroleh dilapangan
penjara yang disesuaikan dengan pandangan dengan melakukan wawancara terhadap
hidup Pancasila, ialah memperlakukan nara- responden yang dipilih sesuai dengan meng-
pidana menurut asas-asas yang terkandung di ajukan pertanyaan yang terstruktur.
dalam Pancasila dan memandang narapidana 2. Data Sekunder Data ini dikumpulkan melalui
sebagai individu dan masyarakat yang mana penelitian kepustakaan yang didasari pada
kehidupannya tak dapat diasingkan dari dokumen yang ada di lembaga permasya-
masyarakat, sehingga pembinaannya dilakukan rakatan. Data sekunder ini diperoleh dari
secara progresif dan semakin mendekatkan bahan-bahan hukum yang terdiri atas Bahan
pergaulan narapidana dan masyarakat untuk Hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum
menyelenggaraan proses pembinaan narapidana. terdiri dari aturan perundang-undangan
Dalam sistem pemasyarakatan tujuan antara lain:
pemidanaan adalah pembinaan dan bimbingan, a) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995
dengan tahap-tahap admisi/orientasi, pembinaan tentang Pemasyarakatan
dan asimilasi. Tahapan-tahapan tersebut tidak b) Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun
dikenal dalam sistem kepenjaraan. Tahap 1999 Tentang Pembinaan dan Pembim-
admisi/orientasi dimaksudkan, agar narapidana bingan Warga Binaan Pemasyarakatan.
mengenal cara hidup, peraturan dan tujuan dari c) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
pembinaan atas dirinya. Didalam tahap pem- 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelak-
binaan, narapidana dibina, dibimbing agar tidak sanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan
melakukan lagi tindak pidana dikemudian hari d) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
apabila keluar dari lembaga pemasyarakatan 2006 Tentang Pembinaan dan Pembimbi-
(resosialisasi terpidana). Narapidana diberikan ngan Warga Binaan Pemasyarakatan
pendidikan agama, keterampilan dan berbagai tentang Perubahan atas PP Nomor 32
kegiataan pembinaan lainnya. Sedangkan pada Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara
tahap asimilasi, narapidana diasimilasikan Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasya-
ketengah-tengah masyarakat diluar lembaga per- rakatan.
masyarakatan. Asimilasi dimaksudkan sebagai e) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
upaya penyesuaian diri, agar narapidana tidak 1999 Tentang Kerjasama Penyelenggaraan
menjadi canggung bila keluar dari lembaga Pembinaan dan Pembimbingan Warga
pemasyarakatan, apabila telah habis pidananya Binaan Pemasyarakatan.
atau bila mendapat pelepasaan bersyarat, cuti
menjelang lepas atau pembebasan karena
mendapat remisi. Resosialisasi juga merupakan
suatu proses interaksi antara narapidana,
petugas lembaga pemasayarakatan dan juga

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3374
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3373-3380)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN pidana yang dilakukannya, oleh sebab itu
1. Latar Belakang Rutan Kelas II B Kabanjahe mengadakan
Rumah Tahanan Negara yang disingkat kegiatan pembinaan dengan tujuan untuk
sebagai RUTAN adalah tempat orang-orang membangun keterampilan dan kecerdasan
yang ditahan secara sah oleh pihak yang ber- emosi Warga Binaan Pemasyarakatan menjadi
wenang, baik untuk kepentingan penyidikan, lebih baik.
penuntutan sampai pemeriksaan di pengadi- Dengan demikian Warga Binaan sudah
lan. Dengan kata lain, Rutan adalah tempat- mempunyai bekal saat kembali bersosialisasi
tempat penahanan sementara untuk para kembali ke masyarakat, dan menjadi manusia
tersangka yang belum terbukti atau belum yang lebih baik dan bermanfaat. Kegiatan
mendapat vonis pasti dalam persidangan. pembinaan yang diadakan di Rutan Kelas II B
Perawatan dan pelayanan tahanan, sejak Kabanjahe yaitu Pembinaan Kepribadian dan
dimasukkan ke dalam Rutan sampai dengan Pembinaan Kemandirian. Bentuk dari pem-
dikeluarkan/dibebaskan dari Rutan khusus- binaan kepribadian yang dilakukan adalah
nya yang menyangkut dengan masalah teknis Pembinaan Rohani Islam, Pembinaan Rohani
operasional keberangkatan tahanan di Rutan Kristen (Protestan dan Katolik), Pembinaan
semua harusnya dilaksanakan dalam bentuk Rohani Buddha, Perpustakaan dan Olahraga.
panata usahaan baik mengenai identitas, Sedangkan bentuk pembinaan atau bimbingan
sebab-sabab ditahan, barangbarang yang kemandirian yang dilakukan adalah membuat
dimiliki dan lain-lain guna terjadinya data keranjang, tas rajut, dan kursi dari bambu.
yang akurat setiap saat dibutuhkan. Dengan Tetapi diberhentikann sementara karena
demikian proses penyelesaian hukum bagi si kondisi dan situasi di Rutan Kelas II B
Tahanan menjadi mudah. Kabanjahe tidak memadai. Dalam melakukan
Didalam Rutan selain ada Tahanan ada pembinaan, Rutan bekerjasama dengan pihak
pula petugas Rutan yang memiliki fungsi dan yang terkait yayasan atau lembaga untuk
tugas masing-masing, seperti Petugas Urusan mengisi kegiatan pembinaan baik pembinaan
Tata Usaha, Pelayanan Tahanan, Petugas kepribadian dan kemandirian. Contohnya
Pengelolaan, BHPT (Bantuan Hukum dan Gereja Imanuel Rutan Kelas II B Kabanjahe
Pelayanan Tahanan), Administrasi dan ke- bekerjasama dengan yayasan maupun gereja
perawatan, Pembinaan dan juga Bimbingan luar untuk dapat mengadakan pembinaan
Kegiatan, Keuangan dan Perlengkapan, serta kepribadian setiap harinya. Sebelum melaku-
Pengamanan. Para petugas Rutan melak- kan kegiatan pembinaan, apel dilakukan oleh
sanakan tugas sesuai tugas yang diberikan. WBP setiap pagi untuk memperlancar dan
Petugas administrasi bertugas melakukan mempermudah jalannya kegiatan. Interaksi
pencatatan keluar masuknya tahanan. Petugas antara WBP dan kegiatan pembinaan di Rutan
pembinaan bertugas memberikan pembinaan bermanfaat bagi WBP dan Petugas baik secara
kepada tahanan dan petugas pengamanan hubungan maupun pengetahuan. Setelah
bertugas menjaga keamanan Rutan. Ter- melakukan observasi secara langsung bahwa
sangka atau terdakwa disebut dengan Warga komunikasi antara WBP dan petugas terjalin
Binaan Pemasyarakatan (WBP), warga binaan dengan baik.
pemasyarakatan di Rutan Kelas II B
Kabanjahe yang berisi tahanan pria dan 2. Sarana Pengamanan
wanita. Rutan Kelas II B Kabanjahe berada di NO Uraian Sarana Pengamanan yang Ada
Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Orientasi Sarana Pengamanan yang dibutuhkan
Lapangan yang dilaksanakan di Rutan Kelas II Menurut Anda Alasan Kenapa Dibutuhkan 1
B Kabanjahe secara langsung pada tanggal 15 Topi Helm Helm untuk melindungi kepala
Juni 2020, sesuai dengan catatan bahwa agar lebih efisien dan aman 2 Jaket Rompi
seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan se- Dengan Rompi dalam hal membawa tahanan
banyak 245 WBP dengan kapasitas 165 WBP. menjadi lebih mudah 3 Rotan Sarung Tangan
Dengan tahanan 116 orang, Narapidana 129 Anti Sajam Demi menjaga keamanan dalam
orang. Tahanan merupakan orang yang belum menghadapi WBP.
terbukti bersalah dalam persidangan. Nara- 3. Regu Jaga NO Uraian Jumlah Regu Jaga Jumlah
pidana merupakan orang yang sudah terbukti Aggota Regu Jumlah Penghuni Kapasitas UPT
bersalah dan mendapatkan vonis hukuman. 1 Regu Alpha 7 orang 542 300 2 Regu Bravo 8
Pada dasarnya WBP menyesali perbuatan orang 542 300 3 Regu Charlie 7 orang 542

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3375
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3373-3380)
300 4 Regu Delta 8 orang 542 300. (LAPAS), selain itu juga bertugas meng-
4. Tata Cara Pengamanan yang dilakukan di UPT awasi lalu lintas yang terjadi di Pintu
terkait: Utama. Umumnya Pintu Utama terdiri dari
a) Pengaturan Regu Jaga 2 pintu, yaitu pintu pertama yang menjadi
Untuk membentuk disiplin petugas, poin pintu masuk kedalam Rutan/Lapas dan
pentingnya adalah anggota regu yang pintu kedua yang menjadi garis atau batas
diganti tetap stand by pada pos jaganya yang sama sekali tidak boleh dilewati oleh
masing-masing atau serah terimanya di Narapidana/Tahanan yang tidak berkepen-
tempat pos masing-masing. Yang mewakili tingan. Untuk ditugaskan menjadi seorang
regu jaga yang diganti hanya komandan, yang ditempatkan di bagian P2U bukan hal
sedangkan wakil komandan, perwakilan yang mudah, P2U selain dituntut memiliki
P2U, dan regu pengganti harus full team kecakapan dan ketelitian juga diwajibkan
tambahnya. Sesuai Standar Operasional memiliki tanggung jawab yang super besar
Prosedur (SOP) pada UPT Pemasyarakatan tentang pengamanan khusus di Pintu
dilakukan apel serah terima regu jaga dan Utama Rutan/Lapas.
briefing sebagai feedback dimana regu c) Pengaturan Pos Atas
yang diganti untuk tidak meninggalkan pos Sistem keamanan di Lembaga Pemasya-
jaganya dan regu yang digantikan hanya rakatan (Lapas), Rumah Tahanan Negara
komandan jaga serta perwakilan P2U (Rutan), dan Cabang Rutan pada dasarnya
sesuai dengan SOP. Sebelumnya, saat merupakan suatu kegiatan untuk dapat
membuka Pendidikan dan Pelatihan Teknis mewujudkan kehidupan dan penghidupan
Pengamanan Kepala Regu dan P2U pada yang teratur, aman, dan tentram (vide:
Lapas dan Rutan di Indonesia tanggal 20 Keputusan Direktur Jenderal Pemasyara-
Maret 2017 lalu, Menteri Hukum dan HAM, katan Nomor: PAS 416.PK.01.04.01 Tahun
Yasonna H. Laoly, menyampaikan tanta- 2015 tentang Standar Pencegahan Gang-
ngan yang harus dan sedang dihadapi oleh guan Keamanan dan Ketertiban Lapas dan
Kemenkumham dimana prasarana dan Rutan). Terciptanya keamanan dan keter-
blok hunian yang terbatas sedangkan tiban di Lapas dan Rutan merupakan syarat
kriminalitas semakin meningkat. Maka dari utama pada terselenggaranya pelaksanaan
itu diperlukan kepiawaian, profesionalitas, Sistem Pemasyarakatan. Penanganan
serta pendidikan dan pelatihan dari segala gangguan keamanan dan ketertiban yang
unsur yang berkaitan dengan pengamanan memadai dapat mencegah dari segala hal
lapas. Memanfaatkan sarana-sarana yang potensial yang menyebabkan terjadinya
disediakan oleh negara guna melengkapi suasana tidak kondusif di Lapas dan Rutan.
kekurangan SDM di rutan. Ada beberapa tata cara yang didasari SOP
b) Pengaturan P2U untuk mencegah terjadinya gangguan
Bagi petugas pemasyarakatan, Warga keamanan, seperti tata cara pelaksanaan
Binaan Pemasyarakatan (WBP) maupun apel, inspeksi, investigasi dan rekonstruksi,
pihak keluarga WBP pada saat melakukan kontrol, penempatan dalam rangka untuk
kunjungan, pasti tidak asing lagi men- pengamanan, pengawalan, pengawasan
dengar istilah P2U, akan tetapi kebanyakan komunikasi, pengendalian lingkungan,
masyarakat pada umumnya masih belum penggeledahan, penggunaan kekuatan,
tahu apa P2U itu. Masih lekat dalam penguncian, serta penjagaan.
ingatan kita kejadian kurang mengenakkan d) Pengaturan Kunci Kamar Blok
pada akhir 2020 lalu yang dialami petugas SERAH TERIMA 2. BUKA DAN TUTUP
Lapas Kasongan yang tengah bertugas. PINTU 3. PEMERIKSAAN 4. PENINDAKAN
Terjadi kesalahpahaman antara polisi yang 5. PELAPORAN
bertujuan melakukan bon (peminjaman) e) Pemindahan Napi/Tahanan
Napi terkait pengembangan kasus. Nah, SYARAT 1. Narapidana/keluarga/kuasa
petugas Lapas yang pertama ditemui polisi hukum mengajukan permohonan peminda-
tersebut adalah petugas P2U. Satgas P2U han dilengkapi dengan dokumen persyara-
atau Satuan Tugas Penjaga Pintu Utama tan foto copy KK, KTP, Pernyataan; 2.
adalah orang yang bertugas untuk meng- Jaminan,Pernyataan biaya ditanggung pe-
amankan Pintu Utama Rumah Tahanan mohon; 3. Terhadap permohonan tersebut,
(RUTAN) atau Lembaga Pemasyarakatan dilaksanakan penelitian kemasyarakatan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3376
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3373-3380)
(Litmas asal dan Litmas tujuan); 4. Kepala Sebelum dilaksanakannya pemindahan,
Lapas/Rutan meneruskan permohonan terlebih dahulu diperiksa (diteliti) kondisi
pemindahan berdasarkan hasil sidang TPP kesehatan narapidana, anak didik dan
kepada Kakanwil; 5. Kakanwil berdasarkan tahanan untuk dinilai 40 Mekanisme
sidang TPP menerbitkan surat persetujuan Pemindahan Narapidana di Dalam dan
atau penolakan (untuk pemindahan dalam Antarwilayah apakah mereka sanggup
satu propinsi), untuk pemindahan keluar melaksanakan perjalanan pemindahan
Propinsi Kakanwil membuat usulan tersebut. Demikian juga selama dalam per-
pemindahan antar Wilayah dan menerus- jalanan pemindahan, kondisi Kesehatannya
kan kepada Ditjen Pemasyarakatan; 6. harus diamati terus agar mereka dapat
Ditjen Pemasyarakatan berdasarkan sidang sampai ke tempat yang baru dengan
TPP menerbitkan surat persetujuan atau selamat. 5. Apabila perjalanan tidak dapat
penolakan sesuai rekomendasi TPP Pusat; ditempuh dalam satu hari sehingga
7. Kepala Lapas/Rutan/Kakanwil mene- dianggap perlu singgah untuk beristirahat,
rima Surat Persetujuan atau Penolakan maka dapat beristirahat di Lapas dan
Permohonan Pemindahan atas permintaan Rutan/Cabrutan yang terdekat atau di pos-
sendiri dari Kanwil/Ditjen Pemasyara- pos aparat keamanan atau di tempat-
katan. Strategi Pemindahan Narapidana di tempat tertentu yang dijamin keamanan-
Lapas dan Rutan Pelaksanaan Pemindahan nya. 6. Terkecuali pemindahan tersebut
1. Pemindahan narapidana, anak didik dan perlu dirahasiakan atas alasanalasan
tahanan dapat dilaksanakan dengan: a. keamanan/ketertibap, maka sebelum di-
Kendaraan milik Lapas dan Rutan atau laksanakan pemindahan terlebih dahulu
Cabrutan; b. Kendaraan milik iristansi yang memberitahukan kepada keluarga-nya
menahan atau instansi lain pinjaman/ masing-masing.
bantuan); c. Kendaraan umum (bis, kapal f) Pengaturan Sel Napi/Tahanan, dan Sel
laut, kapal udara). 2. Pengawalan nara- Isolasi 1. Menempatkan langsung nara-
pidana, anak didik dilakukan oleh petugas pidana atau tahanan yang terlibat dalam
Lapas dan Rutan/Cabrutan dan jika gangguan kemanan dan ketertiban; 2.
dianggap perlu, dapat meminta bantuan Menempatkan narapidana dan tahanan
POLRI atau aparat keamanan lainnya. 3. berdasarkan permohonan tertulis nara-
Pengawalan dilengkapi dengan surat pidana dan tahanan kepada Kalapas atau
perintah pengawalan pemindahan yang Karutan; 3. Menempatkan narapidana dan
memuat: Nama; Pangkat; Komandan tahanan yang berasal dari mantan aparatur
pengawal dan anggota pengawal; Nama negara atau aparat penegak hukum,
dan jumlah narapidana, anak didik atau Whistle blower, atau karena pertimbangan
tahanan yang dipindahkan; Jenis dan medis; 4. Memberikan kebutuhan dasar
nomor Polisi kendaraan yang diper- seperti makan, minum dan pelayanan
gunakan dalam hal pemindahan dilakukan kesehatan; 5. Melarang penyiksaan nara-
dengan kendaraan darat dan jika pidana dan tahanan yang sedang berada di
pemindahan dilakukan dengan kapal laut sel pengasingan; 6. Melaporkan pelak-
atau kapal udara disebutkan pula di dalam sanaan tindakan disiplin kepada Kalapas/
surat perintah; Narapidana, anak didik dan karutan dengan tembusan kepada keluarga
tahanan yang dipindahkan harus di- atau pensihat hukumnya; 7. Melaporkan
lengkapi (disertakan) dokumen (surat- segera jika terjadi peristiwa menyimpang
surat) yang diperlukan termasuk data saat pelaksanaan tindakan disiplin. Dari
kesehatannya; Lapas dan Rutan/Cabrutan data tersebut diatas, Analisa Menurut
yang dituju; Disertakan bekal makanan Taruna, Kekurangan dan Kelebihan dari
atau uang pembeli makanan jika waktu Upaya yang telah dilakukan pihak
pemindahan dan pengawalan lebih dari 6 Lapas/Rutan dalam bidang Keamanan dan
(enam) jam; Narapidana wanita dan anak Ketertiban Permasalahan yang dapat
didik yang dipindahkan tidak diperkena- terjadi akibat adanya kepadatan hunian di
kan untuk diborgol, sedangkan untuk yang lingkungan lapas diantaranya adalah
lainnya diserahkan kepada pertimbangan timbulnya konflik sosial7 . Berbagai macam
pengawal apakah perlu diborgol atau tidak warga binaan pemasyarakatan yang
sehubungan situasi dan pertimbangan. 4. semuanya memiliki sifat, sikap, dan juga

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3377
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3373-3380)
perilaku serta berasal dari daerah yang dengan baik. -Adanya pengaman pada
sosial ekonominya berbeda-beda. Setelah barcode yang tersebar disetiap sudut
tahanan masuk dalam rutan, mereka lingkungan Rutan Kelas IIB Kabanjahe agar
dihadapkan dengan keadaan yang serba tidak rusak apabila terkena panas maupun
terbatas serta adanya peraturan-peraturan hujan atau bahkan perusakan yang
yang mengikat. Hubungan-hubungan sosial dilakukan oleh narapidana
terbentuk didalamnya tidak semata-mata g) PROSES PENELITIAN YANG DILAKUKAN
hubungan antar individu tetapi melampaui Penelitian ini juga mengguakan metode
batasbatas geografis dan garis keturunan deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
dalam rangka survival menghadapi Fokus penelitian, meliputi: 1. Pelaksanaan
sulitnya lingkungan atau kehidupan yang pembinaan terhadap narapidana. 2. Faktor
harus dilakukan.8 Dari sinilah timbul rasa penghambat atau kendala yang muncul
ketidakpuasan terhadap kehidupan dalam proses pembinaan narapidana pada
mereka, mereka diikat dengan peraturan- Lembaga Pemasyarakatan. 3. Solusi dalam
peraturan yang mengakibatkan ketegangan mengatasi hambatan yang muncul dalam
jiwa yang akhirnya mengarah kepada proses pembinaan narapidana. Hasil
kesakitan, baik jasmani maupun rohani. Wawancara Informan: Kasubsi Pengelolaan
Oleh karena itu mereka akan melakukan Jonson ST No. Hasil Wawancara Data
segala cara untuk bisa mendapatkan Coding Open Interpretasi Coding Axial
keleluasaan di dalam Lapas maupun Rutan Coding Selective Coding 1 P Assala-
Strategi dan inovasi menjadi sangat mu’alaikum 2 N “Wa’alaikumussalam” OC1
penting dikarenakan permasalahan ke- 3 P Selamat siang pak, mohon maaf
kurangan pegawai bukan menjadi per- mengganggu waktunya bapak sebentar 4 N
masalahan baru yang dihadapi oleh Rutan “Iya dek, silahkan”.. OC2 5 P Jadi begini pak,
KelasIIB Pemalang. Usaha dalam meminta Sehubungan dengan penelitian saya, saya
penambahan personil kepada pusat telah akan mengadakan penelitian di Rutan
diajukan namun belum juga mendapatkan Kelas IIB Kabanjahe ini pak, terkait dengan
konfirmasi, dengan adanya inovasi melalui prasarana dan sarana Yang terdapat di
strategi pengamanan pihak Rutan Kelas IIB Rutan Kelas IIB Kabanjahe ini pak. Untuk
Kabanjahe pada menggagas suatu Sistem itu saya akan mewawancarai bapak untuk
Pelaporan Cepat Jam Kontrol Keliling mendapatkan informasi sebagai bahan
(SIPAT JARING) yang merupakan salah penelitian saya nanti pak 6 N “Oh iya boleh-
satu upaya dalam mengatasi keadaan boleh” OC3 7 P Baik pak. Mungkin saya
kekurangan pegawai dengan memaksimal- akan mengajukan beberapa pertanyaan
kan tugas kontrol keliling yang terkoneksi terkait sarana dan prasarana yang terdapat
secara real time melalui aplikasi SIPAT di Rutan Kelas IIB Kabanjahe ini bapak 8 N
JARING, yang mana petugas diwajibkan “Iya dek semoga apa yang saya sampaikan
kontrol keliling setiap 2 jam sekali dengan nanti bisa membantu kelancaran pene-
membawa scanner barcode yang terpasang litianmu nanti” OC4 9 P Siap pak untuk
di setiap sudut lingkungan Rutan Kelas IIB mengawali wawancara ini, muungkin bisa
Kabanjahe dan hasil laporan trolling akan dijelaskan bagaimana menurut bapak
secara otomatis terkirim kepada Kepala bagaimanakah sarana dan prasarana yang
Pengamanan Rutan dan Kepala Rutan terdapat di Rutan Kelas IIB Kabanjahe ini?
sehingga kinerja petugas akan termonitor 10 N “Untuk sarana dan prasana yang
dengan baik Saran, Dalam hal pelaksanaan terdapat di UPT ini dek mungkin seperti
strategi pengamanan melalui Sistem yang kamu lihat fasilitas seperti ruang
Pelaporan Cepat Jam Kontrol Keliling kantor, blok hunian, Mushola, gereja,
(SIPAT JARING) sangat perlu dilakukan dapur, pos penjagaan dan lain sebagainya,
pengembangan terkait: -Diharapkan ada- mungkin belum semua sarana terpenuhi
nya alat khusus scanner barcode SIPAT seperti bimbingan kerja buat warga binaan
JARING sehingga penggunaan handphone yang masih hanya di kamar hunian. OC5
dapat diminimalisir - Penerapan GPS dirasa AC1 (Macam-macam sarana dan prasa-
perlu pada SIPAT JARING sehingga pim- rana) 11 P Bagaiama program bimbingan
pinan dapat mengetahui bahwa petugas kerja bila fasilitas belum memenuhi? 12 N
benar-benar melakukan control keliling “Mungkin akan terhambat tetapi kami

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3378
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3373-3380)
sudah memberikan bimbingan kerja Apabila anggaran cukup, mungkin Rutan
seperti membuat bunga kertas, tas rajut Kelas IIB Kabanjahe dapat melengkapi
meskipun sarana dan prasarana belum sarana dan prasana, baik di bimbingan
tersedia.” OC6 13 P Kemudian bagaimana kerja, ruang kunjungan, serta fasilitas olah-
respon dari narapidana terhadap kegiatan raga bagi Warga Binaan Pemasyarakatan.
pembinaan ini pak? 14 N “Respon dari Terdapat Faktor-faktor apakah yang
warga binaan kita sangat baik meskipun berhubungan dengan efektivitas program
pelayanan yang diberikan mungkin belum pembinaan kemandirian dalam mening-
sempurna tetapi sudah sangat membantu katkan keterampilan kerja narapidana?
untuk memenuhi hak-hak yang mereka” 15 Apakah efektivitas program pembinaan
P Apakah sarana dan prasarana program kemandirian berpengaruh dalam mening-
bimbingan kegiatan kerja saat ini di rutan katkan keterampilan kerja narapidana?
berpengaruh? 16 N Berpengaruh sehingga Dari Hasil Wawancara tersebut saya telah
menghambat bimbingan untuk warga mengetahui hal apa yang menjadi kendala
binaan. 17 P Apa yang harus dilakukan yang terdapat di Rutan Kelas IIB
agar tercipta hubungan yang baik dan Kabanjahe.
saling mendukung dengan narapidana
kegiatan kerja lainnya meskipun sarana IV. SIMPULAN DAN SARAN
dan prasarana belum memenuhi? 18 N A. Simpulan
Yang harus dilakukan mungkin dengan Penelitian ini tentunya memiliki kelibihan
memberi pengarahan serta memberi dan juga kekurangan didalamnya. Karena
bimbingan kepada warga binaan bahwa sesungguhnya kesempurnaan hanya milik
sarana yang tidak memenuhi bukan jadi Allah Subhanahu Wata’ala semata. Mungkin
penghambat jalannya proses pembimbi- ada beberapa kekurangan yang lain yang ada
ngan serta pembinaan, sehingga harus dalam penelitian ini yang tak tersebutkan.
mempunyai kerja sama yang baik antar Berikut beberapa kekuran dan kelebihan
petugas dengan warga binaan”. OC9 AC4 dalam penelitian ini:
(tempat pelaksanaan pembimbing an) 19 P 1. Kelebihan, Informasi yang didapat lebih
Terima kasih Pak atas waktunya pada detail Karena dalam penelitian ini peneliti
kesempatan hari ini mungkin kita bisa terjun langsung bertemu dengan informan.
lanjut di lain kesempatan. Wasalamu’alai- Oleh sebab itu aka pertanyaan dapat terus
kum wr. Wb 20 N “Wa’alaikumsalam wr. megalir sesuai arah pembicaraan yang ada.
Wb.” OC12 Sehingga informasi yang didapatkan dapat
FIELD NOTES Dalam melakukan lebih detail. Ukuran sample lebih kecil
penelitian ini, terdapat cacatan lapangan dibandingkan dengan metode penelitian
yang dilaksanakan pada waktu Jumat 8 kuantitatif Dalam mekaukan penelitian ini
April 2022. Dalam hal tersebut saya peneliti menggunakan metode pendekatan
mengambil judul “Pengaruh Sarana dan kualitatif diamana untuk mendapatkan
Prasarana Terhadap Pelaksanaan informasi yang sesuai denga judul pene-
Bimbingan Kerja Narapidana Rutan Kelas litian, peneliti hanya mengambil beberapa
IIB Kabanjahe” Thema yang saya ambil sampel atau hanya beberapa informan saja
yaitu tujuan utama pembangunan dan yang diambil untuk mejadi sampel alam
fasilitas yang menunjang kinerja petugas penelitian. Menjadi bahan refrensi untuk
baik dari sarana dan prasarana lebih penelitian selanjutnya Hasil dari penelitian
dipentingkan bangunan kantor dan blok ini tentunya dihapakan dapat digunakan
hunian, rumah ibadah, dapur, serta rumah unutk penelitian selanjuta dalam ruang
dinas. Dilihat dari UPT yang baru selesai lingkup judul penelitian yang sama.
dibangun maka proses pembimbingan, 2. Kekurangan, Data merupakan data sub-
pembinaan tidak berjalan sepenuhnya jektif Dalam metode pendekan penelitian
karena fasilitas yang kurang memadai. Saya secara kualitataif, informasi yang didapat-
melihat bimbingan kerja belum beroperasi kan atau data yang diperoleh merupakan
karena sarana dan prasarana belum pendapat subjektif dari informan itu
direalisasikan. Terhambat dari jumlah sendiri. Sehingga akan berbeda dengan
anggaran yang mengakibatkan pembangu- beberapa pandangan orang lain. Peneliti
nan sarana dan prasarana belum dibangun. harus memiliki pengetahuan yang luas

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3379
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 5, Mei 2023 (3373-3380)
Dalam melakukan pengumpulan data B. Saran
terkadang ada beberapa hal yang memang Pembahasan terkait penelitian ini masih
harus diketahui terlebih dathu oleh peneliti sangat terbatas dan membutuhkan banyak
yang nantinya dapat mempermudah dalam masukan, saran untuk penulis selanjutnya
mencari informasi atau data yang diingin- adalah mengkaji lebih dalam dan secara
kan dan tetap dalam fokus permaslahan komprehensif tentang Pengaruh Sarana dan
yang dituju. Peneliti harus dapat meng- Prasarana terhadap Pelaksanaan Bimbingan
ambil ponit informasi yang tersirat Kerja Narapidana.
Maksudnya yaitu peneliti harus dapat
mengerti maksud yang ingin disampaikan DAFTAR RUJUKAN
oleh informan. Terkadang ada bebrapa A. Parasuraman, Valerie A. Zeithaml, and
informan yang memberikan informasi yang Leonardo L. Berry. (1988). "SERVQUAL: A
banyak namun lupa akan yang peneliti Multiple - Item Scale For Measuring
maksud. Sehingga harus dapat saling Consumer Perceptions Of Servis Quality" .
memahami dalam proses wawancara yang Journal Of Retailin
dilakukan. Kebijakan Penyelesaian Masalah
Setelah melakuakan obervasi secara lang- Hardiansyah. (2018). Kulitas Pelayanan Publik.
sung dan wawancara, masalah bagunan Gava Media.Herdiansyah, H. (2011).
pada Rutan Kelas IIB Kabanjahe. Peneliti Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:
ingin memberikan reomendasi kebijakan Salemba Humanika
terhadap masalah tersebut, yang diharap- Mu’awanah Elfi, Bimbingan Konseling, PT. Bina
kan dapat membantu dalam penyelesaian Ilmu, Jakarta, 2004.
masalah yang di alami oleh Rutan Kelas IIB
Kabanjahe: Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
a) Kinerja pegawai hendakya terus diting- Pemasyarakatan.
katkan agar nantinya bisa mendapatkan Hasibuan, SP, Malayu. 2010. Manajemen Sumber
reward dari kantor wilayah setempat Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
yang dapat digunakan untuk dapat
membangun fasilitas yang telah rusak Surat Keputusan Direktur Jenderal NOMOR PAS-
ataupun fasilitas yang belum tersedia. 499.PK.02.03.01 TAHUN 2015 tentang
Dengan ditingkatkannya peran stake- evaluasi standar hunian wargabinaan
holder pemasyarakatan khususnya di Kurniawan, D. 2015. Pengalaman Hidup Pasien
wilayah Sumatera Utara untuk menge- Mengalami Serangan Jantung Pertama Kali
depankan situasi bangunan yang yang Dirawat Di Ruang CICU RSUP DR.
dibangun pada zaman dulu serta lebih di Hasan Sadikin Bandung. (Tesis). Fakultas
perhatikanya masalah evaluasi bangu- Ilmu keperawatan. Departeman
nan. Keperawatan, Bandung
b) Menjaga fasilitas yang ada dengan selalu
menggunaknnya dengan bijak dan rutin Mutawakkil, F. (2017). MANAJEMEN GALERI
dalam memebersihaknnya. Dan juga ALTERNATIF OMNISPACE: Studi Kasus
pengalihan biaya untuk biaya perawatan Fungsi Manajemen Teori George R Terry.
fasilitas apa saja yang rusak unutuk Pendidikan,1-55 Retrieved from
dapat diperbaiki agar tidak terjadi http://repository.upi.edu/33822/
ganggungan keamanan dan ketertiban Swarjana, I.K. (2012). Metodologi Penelitian
serta peningkatakan pelayanan. Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.
c) Menjalin hubungan dengan baik antara
kepala degan para anggota agar lingkup
pekerjaan menjadi nyaman dan terus
dapat berkembang kearah yang lebih
baik. Hal ini tebih kepada ditingkatkan-
nya koordinasi kepada seluruh petugas
dengan setiap tugas dan fungsinya agar
terciptanya rasa aman dan pelyanan
yang baik pada Rutan Kelas IIB
Kabanjahe.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 3380

Anda mungkin juga menyukai