Politik
Politik
Disusun oleh:
Trio Dika Kurniawan
801220052
Dalam konteks politik dan kebijakan, kurikulum pendidikan Islam menghadapi berbagai
dinamika yang mempengaruhi proses perumusannya. Keterlibatan berbagai stakeholder,
termasuk lembaga pemerintahan, organisasi keagamaan, akademisi, dan masyarakat umum,
menjadi faktor penting dalam menentukan arah kebijakan pendidikan Islam.Makalah ini
bertujuan untuk mengkaji berbagai aspek politik dan kebijakan yang memengaruhi kurikulum
pendidikan Islam di Indonesia. Kami mengupas peran pemerintah dalam merumuskan kebijakan
pendidikan Islam, pengaruh organisasi keagamaan terhadap kurikulum, tantangan dalam
implementasi kebijakan, dan peran masyarakat dalam menyuarakan aspirasi mereka terhadap
pendidikan Islam yang berkualitas.
Kami menyadari bahwa pembahasan ini masih jauh dari sempurna, namun kami berharap
makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan politik dan
kebijakan dalam konteks pendidikan Islam di Indonesia. Kami juga berharap makalah ini dapat
menjadi kontribusi dalam merumuskan langkah-langkah kebijakan yang lebih baik untuk
meningkatkan mutu pendidikan Islam di negeri ini.Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat mendorong diskusi yang lebih luas
tentang pentingnya politik dan kebijakan dalam memajukan pendidikan Islam di Indonesia.
Selain itu, dalam konteks politik, kebijakan kurikulum pendidikan Islam juga terkait dengan
upaya pemerintah dalam mengimplementasikan nilai-nilai nasionalisme, menjaga stabilitas
sosial, dan membangun negara yang inklusif. Keputusan-keputusan politik yang diambil oleh
lembaga pemerintah, terutama Kementerian Agama, memiliki dampak signifikan terhadap
penyusunan, implementasi, dan evaluasi kurikulum pendidikan Islam di Indonesia.Terdapat pula
peran aktif organisasi keagamaan dalam proses politik dan kebijakan kurikulum pendidikan
Islam. Organisasi-organisasi seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam
(Persis), dan berbagai lembaga Islam lainnya berperan dalam mempengaruhi agenda kebijakan
pendidikan Islam dan mengawal keberlanjutan kurikulum yang sesuai dengan pandangan dan
kebutuhan mereka.
Dalam konteks yang kompleks ini, penting untuk memahami dinamika politik dan kebijakan
kurikulum pendidikan Islam di Indonesia. Melalui pemahaman tersebut, dapat diidentifikasi
permasalahan, tantangan, serta peluang dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam yang
relevan, inklusif, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat muslim di era global yang terus
berkembang.Dengan latar belakang ini, makalah ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam
politik dan kebijakan kurikulum pendidikan Islam di Indonesia, mengidentifikasi permasalahan,
dan memberikan rekomendasi kebijakan yang berkelanjutan dalam memajukan pendidikan Islam
di negara ini.
B. Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa rumusan masalah terkait politik dan kebijakan kurikulum
pendidikan Islam di Indonesia:
1. Bagaimana proses politik dan kebijakan dalam perumusan kurikulum pendidikan Islam di
Indonesia?
2. Apa saja faktor-faktor politik yang mempengaruhi kebijakan kurikulum pendidikan Islam
di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk menganalisis dan memahami proses politik dan kebijakan yang terkait dengan
perumusan kurikulum pendidikan Islam di Indonesia.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Politik dan kebijakan kurikulum pendidikan Islam di Indonesia,
Politik dan kebijakan kurikulum pendidikan Islam di Indonesia merujuk pada proses
politik, perumusan kebijakan, dan implementasi kurikulum pendidikan Islam di Indonesia.
Politik dalam konteks ini mencakup interaksi antara berbagai pihak, termasuk lembaga
pemerintah, organisasi keagamaan, masyarakat, dan stakeholder terkait lainnya, dalam
mempengaruhi dan menentukan arah kebijakan pendidikan Islam.
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP): Pada tahun 2006, diterapkan kebijakan
KTSP yang memberikan otonomi kepada sekolah dalam merancang kurikulum pendidikan
Islam sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal.
2. Kurikulum 2013: Pada tahun 2013, diluncurkan Kurikulum 2013 sebagai kurikulum
nasional yang mengintegrasikan pendidikan agama Islam sebagai salah satu komponen
dalam kurikulum umum. Kurikulum 2013 menekankan pada pendekatan saintifik,
pendidikan karakter, dan pengembangan potensi peserta didik.
3. Pengembangan Pendidikan Keagamaan: Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan
berbagai kebijakan untuk mengembangkan pendidikan keagamaan Islam, seperti pendirian
pesantren, madrasah, dan lembaga pendidikan Islam lainnya. Hal ini bertujuan untuk
memperkuat pendidikan agama Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.
4. Pengajaran Nilai-nilai Keislaman: Kebijakan kurikulum pendidikan Islam di Indonesia
juga menekankan pengajaran nilai-nilai keislaman sebagai bagian penting dalam
pembentukan karakter peserta didik. Hal ini meliputi pemahaman tentang ajaran Islam,
akhlak mulia, dan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kebijakan kurikulum pendidikan Islam
di Indonesia juga berfokus pada pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, di mana
peserta didik diajak untuk mengembangkan kompetensi keagamaan dan keilmuan sesuai
dengan tingkat perkembangan mereka.
6. Penggunaan Sumber Belajar yang Relevan: Pemerintah Indonesia juga mendorong
penggunaan sumber belajar yang relevan dan aktual dalam kurikulum pendidikan Islam,
termasuk buku-buku teks, media pembelajaran, dan teknologi informasi yang mendukung
pembelajaran agama Islam secara efektif.
7. Evaluasi dan Pemantauan: Kebijakan kurikulum pendidikan Islam di Indonesia juga
menekankan pentingnya evaluasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan kurikulum. Hal ini
dilakukan untuk memastikan kualitas dan efektivitas kurikulum pendidikan Islam, serta
melakukan perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan.
Kebijakan kurikulum pendidikan Islam di Indonesia terus berkembang dan mengalami
perubahan seiring dengan perkembangan kebutuhan pendidikan dan dinamika sosial di negara
ini. Dari kebijakan kurikulum di atas ada pula kelemahan dan kelebihan dari kurikulum di
atas. Berikut contoh dari kurikulum yang berlaku di Indonesia.
a. Kelemahan:
1. Ketidakkonsistenan dan Perubahan yang Sering: Kebijakan kurikulum di Indonesia
sering mengalami perubahan dan pergeseran, terkadang dalam waktu yang relatif
singkat. Hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dan kesulitan bagi guru dan sekolah
dalam mengadaptasi dan melaksanakan perubahan tersebut.
2. Keterbatasan Sumber Daya: Implementasi kebijakan kurikulum yang komprehensif
memerlukan sumber daya yang memadai, seperti buku teks, fasilitas laboratorium, dan
pelatihan guru. Namun, terdapat keterbatasan sumber daya di beberapa daerah, yang
dapat mempengaruhi implementasi kurikulum secara efektif.
3. Kesenjangan Antar Daerah: Implementasi kebijakan kurikulum dapat bervariasi di
berbagai daerah di Indonesia. Kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta
daerah dengan tingkat pembangunan yang berbeda, dapat memengaruhi ketersediaan
sumber daya dan kualitas pendidikan.
4. Kesenjangan antara Kurikulum dan Kebutuhan Dunia Kerja: Beberapa kritikus
berpendapat bahwa kurikulum di Indonesia masih belum sepenuhnya relevan dengan
kebutuhan dunia kerja. Kesenjangan antara kurikulum dan kebutuhan pasar kerja dapat
menghambat kemampuan lulusan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
b. Kelebihan:
1. Orientasi pada Pengembangan Karakter: Kebijakan kurikulum di Indonesia
menempatkan penekanan yang kuat pada pengembangan karakter peserta didik. Ini
termasuk pengajaran nilai-nilai moral, etika, kepemimpinan, dan sikap positif dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Peningkatan Inklusivitas: Kebijakan kurikulum di Indonesia juga berupaya
meningkatkan inklusivitas dalam pendidikan, termasuk pemberian perhatian kepada
anak-anak berkebutuhan khusus dan kelompok minoritas. Ini bertujuan untuk
memastikan bahwa pendidikan mencakup semua peserta didik, tanpa diskriminasi.
3. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran: Kebijakan kurikulum di Indonesia juga
mendorong penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Ini
termasuk penggunaan komputer, internet, dan perangkat mobile untuk memfasilitasi
pembelajaran yang lebih interaktif dan kreatif.
4. peningkatan Partisipasi Masyarakat: Kebijakan kurikulum di Indonesia mendorong
partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi kurikulum.
Melibatkan orang tua, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya dapat
memperkuat ikatan antara sekolah dan masyarakat, serta memastikan relevansi
kurikulum dengan kebutuhan lokal.\
Setiap kebijakan kurikulum memiliki kelemahan dan kelebihan tertentu, dan penting untuk
terus melakukan evaluasi dan penyesuaian untuk meningkatkan efektivitasnya.
C. Proses Politik Dan Kebijakan Yang Terkait Dengan Perumusan Kurikulum Pendidikan
Islam Di Indonesia
Proses politik dan kebijakan yang terkait dengan perumusan kurikulum pendidikan Islam
di Indonesia melibatkan serangkaian langkah dan interaksi antara berbagai pihak terkait,
termasuk lembaga pemerintah, organisasi keagamaan, akademisi, dan masyarakat. Berikut
adalah penjelasan detail mengenai proses politik dan kebijakan yang terkait dengan
perumusan kurikulum pendidikan Islam di Indonesia:
Proses politik dan kebijakan dalam perumusan kurikulum pendidikan Islam di Indonesia
berlangsung secara berkelanjutan, dengan melibatkan partisipasi dan dialog antara
pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat. Tujuannya adalah untuk menciptakan
kurikulum yang berkualitas, sesuai dengan nilai-nilai keagamaan, dan mampu memenuhi
kebutuhan pendidikan Islam yang terus berkembang di Indonesia
Faktor-faktor politik ini saling berinteraksi dan dapat mempengaruhi kebijakan kurikulum
pendidikan Islam secara komprehensif. Perubahan dalam dinamika politik dan kepentingan
politik dapat berdampak pada perubahan atau penyesuaian dalam kurikulum pendidikan Islam
di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Politik dan kebijakan memiliki peran penting dalam perumusan kurikulum pendidikan
Islam di Indonesia. Faktor-faktor politik, seperti ideologi pemerintah, konsensus politik,
pengaruh organisasi keagamaan, dan perubahan pemerintahan, mempengaruhi arah, isi,
dan implementasi kurikulum pendidikan Islam.
2. Kurikulum pendidikan Islam di Indonesia mengalami pengaruh dari konteks politik
global dan regional, termasuk isu-isu identitas dan kebhinekaan. Perkembangan global
seperti ekstremisme agama, dialog antaragama, dan isu-isu keamanan dapat
memengaruhi kebijakan pendidikan Islam di Indonesia.
3. Dalam perumusan kurikulum pendidikan Islam, penting melibatkan pemangku
kepentingan, seperti lembaga pemerintah, organisasi keagamaan, akademisi, guru, orang
tua, dan siswa. Konsultasi yang luas dan dialog antara pemangku kepentingan ini penting
untuk mencapai kesepakatan yang mewakili beragam pandangan dan kebutuhan
masyarakat.
4. Perubahan dalam kurikulum pendidikan Islam harus mengakomodasi perkembangan
pendidikan, kebutuhan agama, dan nilai-nilai kebangsaan. Keseimbangan antara
pendidikan agama yang berkualitas, memperkuat identitas Islam, dan mempromosikan
toleransi serta kebhinekaan merupakan tujuan yang harus dicapai dalam kebijakan
kurikulum pendidikan Islam.
5. Evaluasi dan pemantauan berkala terhadap implementasi kurikulum pendidikan Islam
penting untuk memastikan kesesuaian dengan tujuan dan kebutuhan pendidikan Islam di
Indonesia. Proses perumusan kurikulum harus dinamis dan terus beradaptasi dengan
perubahan sosial, budaya, dan lingkungan pendidikan.
Dalam rangka memajukan pendidikan Islam di Indonesia, penting untuk terus
memperhatikan faktor-faktor politik yang mempengaruhi kebijakan kurikulum. Dengan
mempertimbangkan kepentingan dan aspirasi semua pemangku kepentingan serta
mengikuti perkembangan yang relevan, dapat dihasilkan kurikulum pendidikan Islam
yang memadai, mendorong pemahaman agama yang mendalam, dan mempersiapkan
generasi yang memiliki nilai-nilai keagamaan serta kontribusi yang positif bagi bangsa
dan negara.
B. Saran
Ada banyak kekurangan di dalam makalah ini tentu nya dengan adanya presentasi
membuat sempurna nya makalah ini dan semoga menjadi reverensi ilmu untuk para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Khoirul. (2018). Peranan Politik dan Kebijakan Pendidikan Islam dalam Penguatan
Identitas Muslim di Indonesia. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 16(2), 237-252.
Asmara, A. (2019). Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri 4.0: Tantangan dan Kebijakan.
Jurnal Pendidikan Agama Islam, 17(2), 297-312.
Departemen Agama Republik Indonesia. (2017). Kebijakan Kurikulum Pendidikan Islam.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Fitriyani, S., & Wiyanto, W. (2019). Politik Pendidikan Islam di Indonesia: Tinjauan Sejarah,
Tantangan, dan Prospek. Al-Murabbi: Jurnal Studi Kependidikan Islam, 5(2), 119-136.
Nasution, M. N. (2020). Politik dan Kebijakan Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal Penelitian
Agama, 37(1), 29-46.
Prayitno, B. A., & Bahri, S. (2018). Kurikulum Pendidikan Agama Islam: Analisis Politik dan
Implementasi di Indonesia. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 16(1), 121-138.A.I. Akram (1
January 2009). "Chapter 18". Sword of Allah: Khalid Bin Al-Waleed His Life & Campaigns.
Adam Publishers & Distributors. ISBN 978-81-7435-521-8.
Masudul, Hasan. Sidiq-i-Akbar Hazrat Abu Bakr. Lahore: Ferozsons, 1976. OCLC 3478821