Sa-170723 - Desi Rosalina Analisis Penerimaan Pajak-1311080042
Sa-170723 - Desi Rosalina Analisis Penerimaan Pajak-1311080042
Oleh:
DESI ROSALINA
NIM 1311080042
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
DESI ROSALINA
NIM 1311080042
ii
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
PERSETUJUAN
Oleh
Jasman, S.E., Ak., M.B.A., C.A. Arus Akbar Silondae, S.H., L.L.M.
iii
INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA
(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Akuntansi
PERNYATAAN
Seluruh isi dan materi skripsi ini menjadi tanggung jawab penyusun sepenuhnya.
Jakarta,
Penyusun,
Desi Rosalina
NIM 1311080042
v
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat inimerupakan hasil
karya sendiri dan benar keasliannya.Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi
ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakankarya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligusmenerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di
ABFI Institute Perbanas.Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan
tidak ada unsur paksaan.
Jakarta,
Penulis,
Desi Rosalina
NIM 1311080042
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
tidak adaartinya tanpa penyertaan Tuhan, maupun melalui berbagai pihak yang
1. Bapak Arus Akbar Silondae, S.H., L.L.M.,dosen pembimbing yang telah dengan
sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran memberikan
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, selaku Rektor InstitutKeuangan
3. Bapak Jasman, S.E., Ak., M.B.A., C.A., selaku Ketua Program Studi
4. Para dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan berhargaselama
5. Pierre dan Papanya yang senantiasa memberi sukacita dan semangat kepada
viii
6. Rekan-rekan mahasiswa program S1 Akuntansi Intensif tahun 2013 yangtelah
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
dan saran yang berguna bagi kesempurnaan skripsi ini agar dapatbermanfaat
almamater tercinta.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
3.3 Populasi dan Sampel .................................................... 22
Heteroskedastisitas .................................. 46
xi
4.3 Interpretasi Hasil Analisis Data ................................... 52
VariableTerikat ................................................... 55
REKOMENDASI ............................................................... 59
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.8 Tabel Uji Spearman’s RhoPeriode 1996 s.d. 2015 .......... 47
xiii
DAFTAR GAMBAR
Bruto ............................................................................... 57
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar1.1
Komposisi Pendapatan Negara Republik Indonesia
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% Penerimaan Negara Bukan Pajak Penerimaan Perpajakan
0%
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
posisi rasio hutang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) memiliki
trend menurun. Posisi pembiayaan hutang luar negeri Indonesia realisasi APBN
2011 adalah 17,80 triliun rupiah dengan Produk Domestik Bruto sebesar 7.427,09
triliun rupiah, sedangkan pembiayaan hutang luar negeri pada APBN Perubahan
(APBN-P) 2016 adalah sekitar 4triliun rupiah dengan PDB sekitar 12.600triliun
Pada dasarnya, PDB dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang
diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu dalam satu
masyarakat Indonesia.
utama, yaitu adanya minimum pendapatan bagi seseorang agar bisa dikenakan
pajak dan struktur tarif yang bersifat progresif. Jika terjadi peningkatan PDB
berikutnya adalah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung (PPN dan
Hal ini sesuai dengan sifat PPN dan PTLL antara lain: pertama, semakin tinggi
menjadi objek PPN, dan, kedua, semakin tinggi PDB semakin banyak penduduk
diperdebatkan adalah ketika PDB negara kita mengalami peningkatan yang lebih
penerimaan perpajakan terhadap PDB nominal atau disebut juga dengan tax ratio
masih berkisar pada level 11 s.d. 12 persen, kecuali pada tahun 2008 yang
mencapai 13,3 persen. Pada tahun 2012 tax ratio mencapai 11,9 persen, sedikit
lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun 2011 yang mencapai 11,8 persen
dan tahun 2010 yang mencapai 11,3 persen. Relatif kecilnya peningkatan tax
4
ratiolebih disebabkan karena laju pertumbuhan PDB jauh lebih cepat daripada
pendapatan negara yang berasal dari penerimaan pajak. Terkait hal ini, sebuah
kabar baik datang dari World Bank dan International Monetary Fund yang
menyatakan bahwa posisi PDB Indonesia pada beberapa tahun terakhir ini
diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi lagi. Hal ini terlihat dari pertumbuhan PDB
Pajak.
5
independen yaitu dengan menggunakan data nominal produk domestik bruto yang
berdasarkan sisi lapangan usaha dan sisi penggunaan pada tahun 1996 sampai
yang merupakan total dari berbagai jenis pajak pajak dalam negeri (PPh, PPN,
BPHTB, Pajak Lainnya, Cukai) dan pajak perdagangan internasional (bea masuk
penelitian;
penelitian;dan
Penerimaan Pajak.
bermanfaat:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
perpajakan.
BAB II
DANPERUMUSAN HIPOTESIS
Menurut situs resmi BPS, PDB merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
PDB atas dasar harga berlaku menggambarkannilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas
dasar nominal menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Maka,
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan
struktur ekonomi.
8
Produk Domestik Bruto (PDB) sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari
kinerja perekonomian. Tujuan PDB ini adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam
suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu.PDB dapat dilihat sebagai
pendapatan total dari produksi barang yang sama dengan jumlah upah dan laba
Menurut Metode ini, PDB adalah total output (produksi) yang dihasilkan
(industrial origin).
total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses
perekonomian:
b. Konsumsi Pemerintah
d. Ekspor Neto
Nilai PDB berdasarkan metode pengeluaran adalah nilai total lima jenis
Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah :
d. Menunjukkan nilai PDB dan PNB per kepala atau per satu orang
penduduk.
10
suatu negara.
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009, yang dimaksud dengan pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
kemakmuran rakyat.
Penerimaan perpajakan dalam negeri terdiri dari pajak penghasilan (PPh), pajak
pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan (BPHTB), cukai, dan pajak lainnya. Sedangkan
penerimaan perpajakan perdagangan internasional terdiri dari bea masuk dan bea
: 2), pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan (1990), pajak adalah iuran rakyat kepada Kas
mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari
pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk
membiayai publicinvestment.
adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan
yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan
menjalankan pemerintahan.
secara ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah) atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat
perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan
dalam undang-undang."
maupun pembangunan.
pemungutan pajak menurut Adam Smith dalam buku An Inquiry into the Nature
1. Equality
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan
membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang
2. Certainty
WajibPajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang
3. Convenience
Kapan Wajib Pajak harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-
4. Economy
Tabel 2.1
perikanan;
c. Industri pengolahan;
e. Konstruksi;
perusahaan;
pemerintah
Indonesia terhadap
sebaliknya.Penerimaan perpajakan
kebijakan fiskal.
Sesuai dengan teori ekonomi yang ada, ketika PDB meningkat maka
akan bertambah.
Keterkaitan antara PDB dan penerimaan pajak terlihat pada tax ratio
suatu negara. Tax ratio adalah perbandingan penerimaan pajak terhadap PDB
suatu negara. Rasio tersebut merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk
• Pajak Penghasilan
C = Konsumsi
I = Investasi • PPN dan PPnBM
G = Belanja Pemerintah • PBB
X = Ekspor • BPHTB
M = Impor • Cukai
• Pajak Lainnya
Sumber: Badan Pusat Statistik • Pajak Perdagangan Internasional
(2016)
Sumber: Kementerian Keuangan
(2016)
perpajakan.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam metode penelitian ini mencakup ruang lingkup penelitian, baik berupa
lokasi maupun waktu penelitian, dan metode pengumpulan data sampai dengan
alat uji yang digunakan.Dengan metode penelitian, pekerjaan penelitian akan lebih
kegiatan penelitian diperoleh hasil yang baik, maka diperlukan metode atau teknik
korelasional antara dua variabel atau lebih.Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel atau membuat prediksi
untuk selalu berpikir bahwa semua angka akan ada biasnya dan tidak semua angka
20
menunjukkan hakikat kuantitas yang sebenarnya, untuk itu setiap data yang
3. 1 Desain Penelitian
3. 2 Operasionalisasi Variabel
variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai wajtu untuk objek atau orang
yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda
(Research Methods for Business, 2009, 115). Variabel dalam penelitian ini, yaitu:
atau diamati. Penelitian ini menggunakan satu variabel bebas, yaitu Data
atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Konsep
Variabel Singkatan Indikator Ukuran Skala
Variabel
Produk PDB Produk Angka PDB Rupiah
Domestik Domestik PDB
Bruto Bruto
Nominal
Penerimaan PP Penerimaan Angka Realisasi Rupiah
Pajak Pajak secara Realisasi Penerimaan
Nasional Penerimaan Pajak
Pajak
Sumber: Peneliti (2016)
22
populasi untuk diteliti, ada juga yang mengambil sebagian saja dari keseluruhan
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel dalam
dengan tujuan penelitian.Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah data
realisasi tahunan PDB nominal dan penerimaan perpajakan periode 1996 sampai
dengan 2015.Pemilihan sampel ini untuk lebih memberikan hasil penelitian yang
a. data produk domestik bruto yang berdasarkan sisi lapangan usaha dan
sama.
23
pajak pajak dalam negeri (PPh, PPN, BPHTB, Pajak Lainnya, Cukai) dan
Keuangan.
2. Data PDB
Data PDB yang digunakan data nominal PDB yang berdasarkan sisi
PDB nominal yang sama. Data PDB berasal dari BPS. Data total PDB
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang talah diaudit, dan data realisasi PDB.
Kas Negara, database pada website Badan Pusat Statistik, Focus Group
modelpenelitian yang akan digunakan dalam analisis data adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + ε
di mana:
Y = Penerimaan pajak
β1 = pengaruh X1 terhadap Y
ε = Error term
1. Uji normalitas
berdistribusi normal atau tidak, biasanya untuk mengukur data berskala ordinal,
interval, atau pun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka
persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang
normal.
Jika data tidak berdistribusi normal, maka metode alternatif yang bisa
inverse, atau bentuk yanglain tergantung dari bentuk kurva normalnya, apakah
2. Uji Multikolinieritas
tidak dapat ditentukan dan standar error yang ada tidak dapat didefinisikan dengan
jelas.
c. R2 sangat tinggi;
a. Dengan melihat nilai Varian Inflated Factor (VIF) pada model regresi;
Pada penelitian ini dilakukan juga uji VIF (Varian Inflated Factor) dan
tolerancevaluepada model regresi. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 dan
3. Uji Heterokedasitas
27
memiliki varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama,
dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas sedangkan
jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji hal ini digunakan
namun bila tidak membentuk pola tertentu maka dikatakan tidak terjadi
4. Uji Autokorelasi
dalam suatu periode tertentu. Sehingga dalam regresi linier sederhana juga harus
Jika DW < dl berarti terjadi autokorelasi positif dan jika DW > 4-dl
berarti terjadi autokorelasi negatif. Jika dl < DW < du atau 4-du <DW < 4-dl
berarti terjadi ragu-ragu ada dan tidaknya autokorelasi dan apabila du < DW < 4-
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang
tertentu terhadap dependent variable. Adapun uji hipotesis yang akan dilakukan
Hasil uji dapat dilihat pada output Coefficients dari hasil regresi linier.
c. Menentukan t hitung
d. Menentukan t tabel
e. Kriteria pengujian
g. Kesimpulan
variabel dependen.
30
maka diperlukan metode analisis data yang benar. Metode analisis data pada
regression). Tahap yang dilakukan adalah melakukan uji asumsi yang meliputi uji
statistik, R-squared, dan adjusted R-squared. Dan alat analisis untuk mengolah
Pada prinsipnya regresi linear merupakan suatu yang parameternya linear (bisa
saja nya berbentuk garis lurus), dan secara kuantitatif dapat digunakan untuk
Pajak (DJP), Badan Kebijakan Fiskal (BKF), dan Biro Pusat Statistik (BPS).Data
dari DJP dan BKF adalah data penerimaan pajak di Indonesia sebagai variabel
terikat (dependent variable) dan data dari BPS adalah PDB sebagai variabel bebas
diberi simbol yang akan mewakili variabel tersebut dalam pengolahan data
dengan aplikasi SPSS versi 23, yaitu penerimaan pajak di Indonesia akan disebut
31
32
JenderalPajak dan Biro Pusat Statistik.Data dari Direktorat Jenderal Pajak adalah
dan data dari Badan Pusat Statistik adalah Produk Domesik Bruto sebagai variabel
akandiberi simbol yang akan mewakili variabel tersebut dalam pengolahan data
merupakan determinan penting dalam persediaan modal mapan dan sementara itu
tabungan sukarela dapat naik jika output nasional naik, ini berarti tabungan
tersebut tidak dapat segera terjadi dan investasi asing juga tidak banyak
diharapkan. Oleh karena itu arus tabungan sukarela tidak dapat segera terjadi,
membuktikan bahwa sampai saat ini pajak masih merupakan andalan utama
dari tahun ke tahun selalu meningkat seperti yang terlihat pada Tabel 4.1.
33
Tabel 4.1
Penerimaan Pajak
Tahun
(dalam miliar Rupiah)
1996 57.339,9
1997 70.934,2
1998 102.394,5
1999 125.951,0
2000 115.912,5
2001 185.540,9
2002 210.087,5
2003 242.048,2
2004 280.558,8
2005 347.031,1
2006 409.203,0
2007 490.988,7
2008 658.700,8
2009 619.922,2
2010 723.306,2
2011 873.873,9
2012 980.518,1
2013 1.077.306,7
2014 1.146.865,8
2015 1.240.418,9
Sumber: Kementerian Keuangan (2016)
pertumbuhan paling tinggi terjadi pada tahun 2001 yaitu sebesar 60% dibanding
tahun 2000 dan 2009. Pada tahun 2000 sendiri penerimaan perpajakan mengalami
pertumbuhan negatif yaitu sebesar -7,97%. Pertumbuhan negatif pada tahun 2000
penerimaan negara dari dalam negeri dari tahun 1996 sampai tahun 2015 terus
penerimaan pajak selalu meningkat dari tahun ke tahun.Bahkan pada tahun 2013
negara dari pajak lebih rendah dari tahun sebelumnya tapi secara nominal angka
tersebut naik.
35
Tabel 4.2
Median 378117,0500
Variance 153415258983,
887
Minimum 57339,90
Maximum 1240418,90
Range 1183079,00
dengan 2015 sebesar Rp497.945 miliar, nilai maksimum dicapai pada tahun 2015
sebesar Rp1.240.419 miliar, dan nilai minimum diperoleh pada tahun 1996
Gambar 4.1
1.400.000,0
1.200.000,0
1.000.000,0
Miliar Rupiah
800.000,0
600.000,0
400.000,0
200.000,0
-
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun Pajak
2016, sampai dengan saat ini penerimaan pajak mengindikasikan trend yang
cukup berarti.Hasil tersebut tidak terlepas dari berbagai upaya pemerintah yang
mencerminkan kinerja pajak yang optimal dan telah sesuai dengan pola umum
struktur pajak. Dengan beberapa penelitian terdahulu pada Bab II, perkembangan
penerimaan pajak telah sesuai dengan pola normal struktur pajak terhadap PDB,
elastis, khususnya pajak non migas. Hasil tersebut didukung oleh perhitungan
37
Tabel 4.3
PDB
Tahun
(dalam miliar Rupiah)
1995 454.514,1
1996 532.568,0
1997 627.695,5
1998 955.753,5
1999 1.099.731,6
2000 1.389.770,3
2001 1.684.280,5
2002 1.863.274,7
2003 2.045.853,5
2004 2.295.826,2
2005 2.774.281,1
2006 3.339.216,8
2007 3.950.893,2
2008 4.951.356,7
2009 5.613.441,7
2010 6.422.918,2
2011 7.427.086,1
38
2012 8.241.864,3
2013 9.083.972,0
2014 10.094.929,0
2015 11.540.789,8
Sumber: Kementerian Keuangan (2016)
pendapatan negara yang berasal dari penerimaan pajak. Terkait hal ini, sebuah
kabar baik datang dari World Bank dan International Monetary Fund yang
menyatakan bahwa posisi PDB Indonesia pada beberapa tahun terakhir ini
diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi lagi. Hal ini terlihat dari pertumbuhan PDB
Tabel4.4
Descriptives
Median 3056748,9500
Variance 1177338771332
2,016
Minimum 532568,00
Maximum 11540789,80
39
Range 11008221,80
yang diolah, terjadi pertumbuhan positif secara keseluruhan. Nilai tengah PDB
miliar, nilai maksimum dicapai pada tahun 2015 sebesar Rp1.389.770 miliar, dan
Gambar 4.2
12.000.000,0
10.000.000,0
Miliar Rupiah
8.000.000,0
6.000.000,0
4.000.000,0
2.000.000,0
-
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun
setiap tahunnya, hal ini memberikan dampak positif bagi stabilitas makro
40
Pajak
ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara.Nilai PDB yang besar menunjukkan
sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. PDB nominal
menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi
Sumber daya ekonomi ini merupakan omzet yang akan dikenai pajak
2015.
Tabel 4.5
menunjukkan trend naik.Adanya trend naik dari pertumbuhan PDB ini sejalan
dengan adanya trend kenaikan penerimaan pajak. Secara teori dapat dijelaskan
Pajak Pertambahan Nilai. Daya beli akan membuat semakin besar kemampuan
42
penerimaan PPN.
sebagaimana terlihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 dalam rentang tahun 1996 s.d.
2015. Data-data tersebut akan diuji atau dianalisis dengan menggunakan software
SPSS 23.0.
berdistribusi normal atau tidak.Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval, atau pun rasio. Dalam pembahasan ini akan digunakan
menunjukkan angka 0.200 dan 0.200. Kedua nilai signifikansi tersebut lebih besar
dari dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
Tabel 4.6
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
sebagaimana terlihat pada Gambar 4.3di bawah.Pada grafik tersebut tampak pola
Gambar 4.3
Pada pembahasan ini dilakukan uji VIF (Varian Inflated Factor) dan
nilaitolerance pada model regresi. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai
tolerancelebih besar dari 0,1 dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas
Tabel 4.7
a
Coefficients
Produk
Domestik 1,031 ,022 ,996 46,183 ,000 1,000 1,000
Bruto
Dari pengujian, nilai tolerance untuk PDB adalah sebesar 1,000 lebih
besar dari 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,000 lebih kecil dari angka 10. Berati dapat
dalam aplikasi SPSS 23.0. Adapun grafik scatterplotyang terbentuk dari data-data
Gambar 4.4
pembahasan ini salah satu metode pengujian yang disebut Uji Spearman’s Rho,
masing variabel independen. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada
Tabel 4.8
Correlations
Unstandardized Produk
Residual Domestik Bruto
N 20 20
N 20 20
Sumber :SPSS 23.0 (2016)
48
Spearman’s Rho. Dari output correlations pada Tabel 4.8, dapat diketahui korelasi
Nilai signifikansi korelasi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada
dalam suatu periode tertentu. Sehingga dalam regresi linier berganda juga harus
bebas dari autokorelasi. Cara untuk memeriksa ada tidaknya autokorelasi adalah
Dalam penelitian ini akan digunakan Uji Durbin Watson (DW) untuk
Tabel 4.9
Tabel Uji Durbin-Watson
Periode 1996 s.d. 2015
b
Model Summary
Ha : terdapat autokorelasi
n : Jumlah sampel = 20
k : Jumlah variabel = 1
DW : 1,6020
4 – DW : 2,3980
4 – dL : 2,7985
4 – dU : 2,5893
2. Pengambilan keputusan:
autokorelasi)
autokorelasi)
c. dL < DW < dU atau 4-dU < DW < 4-dL maka tidak ada
Model regresi yang diterapkan dalam penelitian ini dapat dinotasikan sebagai
berikut:
Y= α+ βX
Keterangan
α : Konstanta
Tabel 4.10
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
Produk Domestik
1,031 ,022 ,996 46,183 ,000
Bruto
sebagai berikut:
sebagaiberikut:
Y = -2,628+ 1,031X
b. PDB dan Penerimaan Pajak memiliki korelasi yang positif, dan Koefisien
sebesar Rp1.031.000.000,-.
apabila angka PDB sangat kecil atau bahkan mendekati nol maka
Rp2.628.000.000,-.
berikut:
Dari hasil uji Asumsi Klasik atas regresi data yang digunakan
apakah sebuah independent variable PDB berpengaruh signifikan pada taraf nyata
53
secara parsial. Berikut tabel untuk mengetahui besaran nilai signifikasi pada uji t.
Tabel 4.11
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
Produk Domestik
1,031 ,022 ,996 46,183 ,000
Bruto
Hasil uji dapat dilihat pada output Coefficients dari hasil regresi linierberganda.
c. Jika:
diterima
1) t tabel = 2,086
2) t hitung= 46,183
terlihat pada tabel adalah sebesar 46,183 lebih besar dari t tabel
kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan hipotesa nol ditolak, dan
penerimaan pajak.
e. Kesimpulan
Pajak di Indonesia pada tahun 1996 sampai dengan 2015 ditunjukkan dengan nilai
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.9 adalah sebesar 99,6%. Hal ini menunjukkan
dependen adalah sebesar 99,6%, sedangkan sisanya dipengaruhi faktor lain yang
tidak diteliti.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, persamaan regresi telah cukup
pajak.Selain itu, dari hasil pengujian asumsi klasik, model persamaan regresi telah
dikatakan BLUE.
serta tujuan dari dilakukannya penelitian ini sesuai dengan yang telah ditetapkan
pada Bab I Pendahuluan, maka dapat diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
56
Gambar 4.5
12.000.000,0
10.000.000,0
Miliar Rupiah
8.000.000,0
6.000.000,0
4.000.000,0
2.000.000,0
-
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun
20 tahun terakhir, hanya sekali penerimaan pajak mengalami penurunan pada saat
PDB meningkat setiap tahun.Kejadian itu terjadi saat tahun 2009 dimana
Indonesia terkena imbas dari krisis global yang membuat pertumbuhan ekonomi
Kenaikan daya beli masyarakat berdampak pada kenaikan penerimaan PPN. Daya
Gambar 4.6
Tax Ratio
14,00%
12,00%
10,00%
8,00%
Rasio
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Tahun
persentase ratio pajak terhadap PDB.Sejak tahun 1984, ratio pajak terhadap PDB
semakin meningkat mulai dari 5% hingga di atas 10% sejak tahun 1996.Grafik ini
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
sebesar Rp532.568miliar.
dimaksud adalah barang dan jasa yang digunakan untuk tujuan konsumsi,
59
60
dicapai pada tahun 2015 sebesar Rp1.240.419 miliar, dan nilai minimum
pada tahun 2015. Kenaikan ini terjadi seiring dengan adanya beberapa
pada tahun 2001 yaitu sebesar 60%, peningkatan Penerimaan Pajak ini
terhadap utang atau bantuan luar negeri, upaya tersebut diharapkan dapat
melaksanakanpembangunan nasional.
Hal ini dapat diketahui dari hasil t hitung atas variabel X adalah
sebesar 46,183 yang berada di atas nilai t tabel, yaitu sebesar 2,086.
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan
penerimaan pajak.
Y = α + βX
Y = -2,628 + 1,031X
dilakukan dalam penelitian ini sudah cukup mewakili. Hal ini dapat
di Kementerian Keuangan.
5.3 Rekomendasi
dikenakan tarif Pajak Penghasilan sebesar 1%. Terkait hal ini, perlu
Wajib Pajak.
64
perundang-undanganyang berlaku.
Abimanyu, Anggito dan Megantara, Andie. 2009. Era Baru Kebijakan Fiskal,
Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. Jakarta: Kompas Media Nusantara.
Ilyas, Wirawan dan Waluyo. 2000. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 80 Tahun 2007 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-
Undang No. 16 Tahun 2009
65
66
Adriani, P. J. A.. 1991. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: PT. Eresko.
Sjafri,Rika Sari. 2006. Analisis Tentang Penerimaan Pajak Sebagai Fungsi Dari
Produk Domestik Bruto Kaitannya Dengan Tax Bouyancy Dan Elastisitas
Pajak Di Indonesia (Tesis Program Ilmu Administrasi Pasca Sarjana FISIP
UI). Jakarta: Perpustakaan Universitas Indonesia.
Soemitro, Rochmat dan Kania, Dewi sugiharti. 2004. Asas Dan Dasar Perpajakan
edisi 2. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sommerfeld, Ray M., Anderson, Hershel M., dan Brock, Horace R. 1981. An
Introduction To Taxation, Newyork: Harcourt Brace Jonovich Inc.
Tresnawati, Sri Rahayu. 2006. Pengaruh Kebijakan Fiskal Terhadap Tax ratio
Daerah Provinsi Di Indonesia: Tahun 1995 – 2004 (Tesis Program Studi
Ilmu Ekonomi Pascasarjana FE UI). Jakarta: Perpustakaan Universitas
Indonesia.
Wahyudi, Eddi. 2009. Rancang Bangun Taxes Early Warning System Dan
Penerimaan Pajak Di Indonesia : Aplikasinya Dalam Analisis Siklus Bisnis
67
Data Pribadi
Nama : Desi Rosalina
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Desember 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS Kementerian Keuangan
Golongan Darah :B
Agama : Kristen Protestan
Alamat Rumah : Jl. Madu No. 13, Curug, Pondok Kelapa,
Jakarta Timur
Nomor Telepon : 087880884124
Email : panggabeandesi.89@gmail.com
Pendidikan Formal
D-III : Program Diploma III Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara,
SpesialisasiAkuntasi, Tangerang-Banten (2006)
SMA : SMA Negeri 81, Jakarta (2004)
SMP : SMP Tarakanita 4, Jakarta (2001)
SD : SD St. Maria Immaculata, Jakarta (1995)
68