Perkawinan Dini Dan Kemiskinan
Perkawinan Dini Dan Kemiskinan
Disusun oleh :
NIM : 2103015091
Kelas : 4G
TEKNIK INFORMATIKA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan resume ini yang berjudul “Perkawinan
dini dan Kemiskinan” Penyusunan resume ini untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Muamalah. Saya berharap dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya dalam Muamalah.
Penulis
PENDAHULUAN
Pernikahan dini sangat menarik untuk dikaji karena hal itu berhubungan
dan berdampak panjang bagi keluarga tersebut. UNICEF membatasi
pernikahan dini atau pernikahan anak-anak adalah pernikahan dibawah usia 18
tahun. Penelitian-penelitian menunjukkan bukti empirik bahwa pernikahan
dini akan berdampak negatif bagi keturunan dan ibu. Misalnya, menjelaskan
bahwa pernikahan dini akan menyebabkan kehamilan di usia muda dan
berdampak bagi kesehatan bayi dan ibu, bahkan bisa berdampak pada
kematian. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pernikahan dini tidak hanya
berdampak bagi ibu, tetapi juga bagi keturunan.
Selain dampak negatif tersebut, perspektif hukum Islam memberi
pandangan yang mencerminkan kebolehan pernikahan dini. Pernikahan dini
dibolehkan untuk kemashlahatan. Pada mulanya hukum menikah adalah
sunnah sesuai dengan AlQur’an Surat An-Nisa ayat 3: “Dan jika kamu takut
tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim
(bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang
kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan
dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang
kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat
aniaya.” Akan tetapi, pada kondisi seseorang tidak dapat menjaga kesucian,
hukum asal sunnah ini dapat berubah menjadi wajib. Menunjukkan bahwa
menikah dini sebenarnya tidak dilarang oleh hukum Islam dengan syarat-
syarat tertentu. Satu sisi, menurut tinjauan kesehatan, pernikahan dini akan
berdampak negatif, tetapi pada sisi lain, menurut hukum keluarga Islam tidak
ada larangan yang tegas untuk menikah dini.
Paradoks itu, menurut saya menjadi salah satu sebab mengapa penikahan
dini masih sering terjadi, terutama pada daerah-daerah tertinggal. Jika ditelaah
lebih jauh, riset tentang pernikahan dini lebih cenderung untuk mencari bukti
empirik dampak negatif penikahan dini, terutama riset-riset dari sudut
pandang kesehatan dan gender. Pada sisi lain, penikahan dini tidak selalu akan
berdampak negatif.
PEMBAHASAN
B. Penjelasan