Novina Shalwaa Ayunda - Revisi Semhas
Novina Shalwaa Ayunda - Revisi Semhas
OLEH:
NOVINA SHALWAA AYUNDA
NIM. 1806112448
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
i
SKRIPSI
OLEH:
NOVINA SHALWAA AYUNDA
NIM. 1806112448
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
ii
SKRIPSI
Oleh:
NOVINA SHALWAA AYUNDA
NIM. 1806112448
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Defri Yoza, S.Hut., M.Si., IPU Dr. Nurul Qomar, S.Hut., M.P
NIP. 197605062005011003 NIP. 197402281999031004
Mengetahui
Ketua Jurusan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan
“Penilaian Kelayakan Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Geopark
Ucapan terima kasih untuk orang tua penulis yang telah memberikan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Defri Yoza, S.Hut.,
M.Si., IPU selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Nurul Qomar, S.Hut., M.P
dan motivasi sampai selesainya skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan yang bersifat
membangun untuk penyempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................. iv
DAFTAR ISI........................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... viii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian.......................................................................... 3
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu....................................................................... 13
3.2 Bahan dan Alat............................................................................. 13
3.3 Metode Penelitian......................................................................... 13
3.4 Pelaksanaan Penelitian................................................................. 17
3.5 Analisis Data................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 47
LAMPIRAN............................................................................................ 51
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Bobot Penilaian pada Kriteria.......................................................... 18
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kondisi Keindahan Wisata Alam Geopark Silokek ........................ 30
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Kawasan Geopark Silokek....................................................... 51
2. Rekapitulasi Kuesioner.................................................................... 52
3. Dokumentasi Penelitian................................................................... 56
viii
I PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
alam, budaya, dan kulinernya. Salah satu wilayah di Sumatera Barat yang
(UGG).
warisan geologi yang khas yang dapat dikembangkan melalui aspek konservasi,
geopark juga tidak terpisahkan dari unsur lanskap yang memiliki nilai estetika.
Situs ekologi, nilai arkeologi, sejarah dan budaya masyarakat saling berkaitan dan
1
Geopark Silokek memiliki banyak potensi sumber daya alam yang masih
alami dan masih terjaga kelestariannya untuk dijadikan tempat wisata. Faizal
(2021) menyatakan, pesona keindahan alam yang ditawarkan pada kawasan ini
diantaranya pasir putih di tepi sungai Batang Kuantan, tebing bebatuan, ngalau
(gua) dan air terjun. Selain itu, terdapat flora dan fauna langka yang berada di
Geopark Silokek bukan berarti mengubah secara total, tetapi mengelola dan
berdasarkan Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata
penelitian dengan judul “Penilaian Kelayakan Potensi Objek dan Daya Tarik
2
I.2 Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan potensi objek dan daya
3
II TINJAUAN PUSTAKA
terdapat di suatu daerah yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata atau
segala hal keadaan yang nyata atau dapat diraba, maupun yang tidak dapat diraba,
yang digarap dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan dan
(Arifiana, 2016).
Marpaung (2002) menyatakan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah
suatu bentukan atau aktivitas, fasilitas yang saling berkaitan dan menarik minat
wisatawan atau pengunjung untuk datang ke tempat tertentu. Daya tarik yang
disebut sebagai daya tarik wisata sampai adanya pengembangan tertentu. Jenis
dan lain-lain. Daya tarik yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata adalah
sesuatu yang bisa dilihat dan mempunyai nilai natural dan budaya seperti
4
pemandangan alam, peninggalan purbakala, pertunjukan atau kegiatan yang
dapat menjadi daya tarik bagi seseorang atau calon wisatawan untuk mau
berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Daya tarik tersebut antara lain dapat
berupa:
alam, lingkungan hidup, fauna, flora, kawah, danau, sungai, karang dan ikan di
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi
keunikan, keaslian, kesejukan, gejala alam, budaya dan sejarah merupakan potensi
luar biasa yang dapat dikembangkan menjadi salah satu tujuan wisata. Syam
5
(2018) menyatakan nilai potensi wisata didapatkan melalui penilaian kondisi
objek atau landskap yaitu terkait keaslian dan keunikan objek dalam suatu
kawasan.
alam dapat berdampak positif apabila disertai oleh tata lingkungan yang memadai.
Menurut Sudarto (1999) dalam Romani (2006), unsur-unsur paling penting yang
menjadi daya tarik dari sebuah daerah tujuan ekowisata adalah kondisi alamnya,
kondisi flora dan fauna yang unik, langka dan endemik, kondisi fenomena
kepariwisataan, definisi daya tarik dan objek wisata adalah segala sesuatu yang
menjadi sasaran wisata baik itu pembangunan objek dan daya tarik wisata
yang menarik minat pengunjung. Objek dan daya tarik wisata dalam Undang-
berikut:
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, berwujud keadaan
agro), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan
lainnya.
6
3. Sasaran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gunung, gua, industri
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela
serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam.
Sedangkan menurut Kodhyat (1996) wisata alam yang lebih banyak diminati
adalah wisata alam yang lebih lunak dengan resiko yang lebih ringan, namun
kultural langka (wildlife) beserta segala manifestasi kultural yang ada di kawasan
tersebut.
1. Atraksi wisata baik berupa alam dan buatan (hasil karya manusia) atau
7
2. Fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan oleh wisatawan di daerah tujuan
wisata.
3. Akomodasi, makanan, dan minuman tidak hanya tersedia dalam bentuk fisik,
koordinasi.
alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya
alam dan tata lingkungan. Kegiatan wisata alam merupakan kegiatan rekreasi dan
dalam objek wisata. Menurut PHPA (1996) dalam Romani (2006), kegiatan
8
bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat
dalam sebuah produk ekowisata. Selain itu unsur lainnya juga ikut menentukan
keanekaragaman atraksi meliputi atraksi alam (nature made) yaitu flora, fauna dan
candi, artefak, makam-makam kuno, adat istiadat dan budaya seperti upacara
penelitian flora dan fauna serta pendidikan lingkungan. Atraksi olah raga dan
petualangan seperti olah raga air, olah raga darat, dan olah raga dirgantara.
parawisata yang sangat banyak dikunjungi oleh wisatawan dalam negeri maupun
mancanegara. Daya tarik utama dari ekowisata adalah kondisi alam sebagai
operasi tur dan secara geografis yang mengarahkan wisatawan ke objek tujuan.
Sedangkan layanan atau fasilitas yang disediakan hanya bagian dari paket wisata
9
Menurut Low Choy dan Heillbronn (1996) dalam Amrullah, Muhammad
Amin dan Wijayanti (2019), merumuskan 5 faktor batasan yang mendasar dalam
pemahaman dan lingkungan alam dan budaya dengan adanya pengalaman yang
dimiliki.
10
Sijunjung Provinsi Sumatera Barat yang menetapkan kawasan tersebut menjadi
melalui Peraturan Kabupaten Sijunjung No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Sijunjung, 2012).
yang di fasilitasi oleh Kesatuan Pengelola Hutan (KPH). KPH yang terdapat di
Sijunjung, telah ditetapkan 66 objek wisata yang terdiri dari 46 objek wisata alam,
12 objek wisata budaya dan 8 objek wisata minat khusus (LAKIP Dinas Parpora
Secara geologi, Silokek sangat menarik karena telah melewati 3 (tiga) era
dalam skala waktu geologi yang tercermin dalam susunan batuan yang
Paleozoikum tepatnya pada Periode Permian (299-252 juta tahun yang lalu) dan
Carboniferous (359-299 juta tahun yang lalu). Kondisi morfologi Silokek terlihat
berupa tebing karst dengan kemiringan landai dan bergelombang berada pada
11
merupakan daerah puncak kawasan bukit karst. Punggungan atau bukit-bukit
2018).
sertifikat Geopark Nasional oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya kepada Bupati
12
III METODOLOGI
penelitian yang didapat dari jurnal ilmiah dan dokumen Profil Nagari Silokek.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pedoman Analisis Daerah
Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Dirjen PHKA
tahun 2003, kuesioner wawancara untuk responden, alat tulis menulis, alat
laptop.
1. Data Primer
temuan secara langsung di lapangan. Perolehan data mengacu pada temuan yang
peneliti. Data primer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data utama yang
digunakan untuk mendapat jawaban tentang penilaian potensi objek dan daya tarik
13
wisata alam Geopark Silokek. Hal ini dilakukan dengan observasi dan wawancara
menggunakan kuesioner.
2. Data Sekunder
terkait. Data sekunder ini digunakan untuk melengkapi data dan informasi yang
diperoleh dari data primer. Data sekunder dilakukan untuk mendapatkan data-
data kepustakaan yang berkaitan dengan kondisi dan potensi Geopark Silokek.
Dalam hal ini data sekunder yang dikumpulkan terdiri dari Data Profil Nagari
Silokek, studi literatur atau referensi lainnya yang berupa jurnal, buku, artikel dan
penelusuran lainnya.
Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA)
Dirjen PHKA tahun 2003 dan analisis deskriptif. Pendekatan ini digunakan untuk
1. Wawancara
Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-
ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 meliputi daya tarik ODTWA berbentuk
14
2. Observasi
langsung pada objek atau kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan
Barat.
3. Studi Pustaka
sumber seperti publikasi ilmiah, laporan, karya ilmiah, hasil penelitian, dan teori
yang berhubungan dengan keadaan umum lokasi penelitian dan berkaitan dengan
judul penelitian.
1. Populasi
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
Populasi dari penelitian ini adalah populasi fisik meliputi keadaan fisik wilayah
dan potensi objek daya tarik wisata alam di Nagari Silokek Kabupaten Sijunjung
Sumatera Barat. Populasi non fisik yang digunakan ialah pengelola dan
15
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti mengalami keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
c. Penentuan pengambilan sampel non fisik peneliti bagi menjadi dua kategori
yaitu:
pengambilan sampel dalam hal ini terbatas pada jenis orang tertentu yang
16
2. Narasumber dari pengunjung Geopark diambil sebanyak 30 orang. Sesuai
4. Apabila wawancara telah selesai maka akan dilakukan analisis data dan
17
3.5 Analisis Data
Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-
ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan
(2) Aksesibilitas
(4) Pemasaran
unsur/sub unsur yang terdapat dalam objek dengan nilai sesuai. Jumlah unsur/sub
unsur akan menentukan nilai. Nilai yang sudah diketahui selanjutnya dikalikan
dengan bobot maka diketahui skor kriteria (PHKA, 2003). Jumlah skor/nilai untuk
S=NxB
Keterangan:
S = Skor/nilai suatu kriteria
N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria
B = Bobot nilai
18
Penilaian masing-masing kriteria terdiri dari unsur dan sub unsur yang
saling berkaitan. Suatu kriteria dalam penilaian unsur dan sub unsur dapat
berlainan, tergantung dari kondisi objek yang dinilai. Kriteria Penilaian dan
Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003) dapat dilihat pada
Tabel 2.
19
Tabel 2. (Lanjutan)
No. Unsur/Sub Unsur Nilai
6. Jenis kegiatan wisata alam: Lebih Ada 6- Ada 4- Ada 2- Ada
a. Tracking 7 7 5 3 1
b. Camping 30 25 20 15 10
c. Panjat Tebing
d. Arum jeram/Rafting
e. Memancing
f. Bird watching
g. Religius
h. Pendidikan
7. Kebersihan lokasi Tidak Ada 1- Ada 3- Ada 5- Ada
dicemari/dipengaruhi oleh: ada 2 4 6 7
a. Alam 30 25 20 15 10
b. Industri
c. Jalan ramai motor/mobil
d. Pemukiman penduduk
e. Sampah
f. Binatang (pengganggu)
g. Corat-coret/vandalism
8. Keamanan kawasan: Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada
a. Penebangan liar dan 1
perambahan 30 25 20 15 10
b. Kebakaran
c. Gangguan terhadap
flora/fauna
d. Arus berbahaya
e. Pencurian
20
Tabel 4. Kriteria Penilaian Sarana dan Prasarana Penunjang (Radius 10 km dari
objek wisata)
No. Unsur/Sub Unsur Nilai
1. Sarana Penunjang: Tidak
>4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Akomodasi Ada
b. Rumah makan/minum
c. Sarana wisata budaya
d. Sarana angkutan
50 40 30 20 10
umum
e. Toko cendramata
f. Pasar
2. Prasarana penunjang: Tidak
>4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
a. Jalan Ada
b. Jaringan listrik
c. Jaringan air minum
d. Jaringan telepon
e. Kantor pos 50 40 30 20 10
f. Puskesmas
g. Tempat ibadah
h. Areal parker
S
Presentase Kelayakan = x 100 %
S Maksimal
Keterangan:
S = Skor/nilai suatu kriteria
S maks = Skor maksimal pada setiap kriteria
21
3. Tingkat kelayakan < 33,3%: tidak layak dikembangkan
Hasil pengolahan data mengenai objek dan daya tarik wisata alam tersebut
dalam fakta yang sebenarnya secara sistematis, karakteristik dari subjek dan objek
22
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah terbentuknya Nagari Silokek dimulai ketika ada dua saudara laki-
laki di Kampuang Tuo Balai Tongah, yang bernama Datuak Marabanso dan
adiknya bergelar Datuak Palowan Besar, mereka hidup dari bertani. Namun, suatu
dibandingkan Datuak Palowan Besar. Dari kejadian ini, membuat adiknya yaitu
Datuak Palowan Besar berkecil hati atau istilah pituah minang “Ojuak nan
mambaok ilang, sogagh nan mambaok mati”. Kemudian suatu hari Datuak
Sungai Thoge. Dari musyawarah mereka, adiknya tidak mau pulang lagi, jadi
Kakak : Yo indak kan babaliak kalian ka ilie lai ? (Apakah benar kamu tidak
ingin pulang ke kampung?)
Adik : Indak (Tidak)
Kakak : Kan lokek kalian di situ ? (Apakah kalian akan tinggal di sana ?)
Adik : Iyo ( Iya)
23
Dari kata lokek itulah asal muasal nama Silokek. Akhir cerita yang Datuak
Marabanso pulang ke Kampuang Tuo Balai Tongah (Durian Gadang) dan Datuak
Silokek, 2021)
adalah 1.918 ha dengan ketinggian tempat 150-200 mdpl dengan suhu rata-rata
harian 23-24℃ pertahun. Batas-batas Nagari Silokek dapat dilihat pada Tabel 6.
KPHL Model Sijunjung Resort Batang Lisun. Nagari Silokek memiliki hutan
lindung di Nagari Silokek adalah 1.400 ha. Luas kawasan sawah di Nagari
24
Silokek adalah 30 ha, namun dengan bertambahnya jumlah penduduk setiap
itu, luasan kawasan perkebunan atau pertanian adalah 83 ha, kawasan ladang 65
ha, kawasan pekarangan 30 ha, dan luasan kawasan lain-lain adalah 310 ha.
berada di tiga kenagarian yaitu Kenagarian Silokek, Muaro dan Durian Gadang.
objek yang lebih beragam dibandingkan daerah lainnya. Penduduk Nagari Silokek
tersebar dalam dua jorong, yaitu Jorong Sangkiamo dan Tanjung Medan.
2021 yaitu sebesar 1.476 jiwa yang terdiri dari 739 jiwa perempuan dan 737 laki-
masyarakat berprofesi sebagai petani dan hasilnya kurang memuaskan. Selain itu,
Silokek, 2021)
25
4.2 Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata
Geopark Silokek memiliki berbagai Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
(ODTWA) meliputi alami, buatan manusia, wisata minat khusus, dan pariwisata.
Potensi objek dan daya tarik wisata alam Geopark Silokek dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Geopark Silokek
No. Objek dan Daya Tarik Jenis Keterangan
Wisata Alam
(ODTWA)
1. Alami a. Keadaan alam:
- Keindahan lanskap - Tebing bebatuan
Geopark Silokek
- Pasir Putih
- Sungai
26
Tabel 7. (Lanjutan)
No. Objek dan Daya Tarik Jenis Keterangan
Wisata Alam
(ODTWA)
3. Wisata minat khusus a. Tracking - Tracking ke Puncak
Sangkiamo dan ke air terjun
e. Arum Jeram
f. Memancing
g. Bird - Bakaua adat dan manjalang
Watching tompat
- Geologi, biologi, dan budaya
h. Religius
i. Wisata
Pendidikan
4. Pariwisata a. Aksesibilitas - Kondisi jalan dari pusat kota
adalah cukup karena masih
terdapat kerusakan di
beberapa titik
27
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan potensi objek dan daya tarik wisata
alam (ODTWA) Geopark Silokek. ODTWA alami terdiri atas keadaan alam,
flora, dan fauna. ODTWA buatan manusia terdiri atas rest area dan kolam
pemandian. Wisata minat khusus terdiri atas tracking, camping, panjat tebing,
caving, arum jeram, memancing, bird watching, wisata religius, dan wisata
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan keunikan
tersendiri berupa keanekaragaman alam, budaya dan hasil buatan manusia yang
dikunjungi oleh wisatawan. Devy dan Soemanto (2017) menyatakan bahwa dalam
suatu kegiatan wisata keberadaan objek dan daya tarik wisata merupakan hal
daerah tujuan wisata. Adapun hasil penilaian kriteria daya tarik objek wisata di
Tabel 8. Hasil Penilaian terhadap Kriteria Daya Tarik Wisata Alam Geopark
Silokek
No. Unsur Bobot Nilai Skor
1. Keindahan Alam 6 30 180
2. Keunikan Sumber Daya Alam 6 25 150
3. Jenis SDA yang menonjol 6 25 150
4. Keutuhan Sumber Daya Alam 6 25 150
5. Kepekaan Sumber Daya Alam 6 20 120
6. Jenis Kegiatan Wisata Alam 6 30 180
7. Kebersihan Lokasi 6 20 120
8. Keamanan Kawasan 6 20 120
Total 195 1.170
28
Tabel 8 menunjukkan nilai dari 8 unsur yang menjadi daya tarik pada
yang indah memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Nilai total daya tarik
yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar 195 dengan skor total 1.170
(Lampiran 2). Unsur keindahan alam dan jenis kegiatan wisata alam memiliki
nilai paling tinggi. Unsur keindahan alam Geopark Silokek memperoleh nilai 30
dengan skor 180 karena memiliki pandangan lepas dalam objek, variasi
pandangan dalam objek, pandangan lepas menuju objek, keserasian warna dan
bervariasi seperti persawahan, sungai, tebing bebatuan, ngalau (gua), air terjun
dan lainnya. Objek wisata alam sangat ditentukan oleh adanya flora dan fauna,
panorama alam yang indah, air terjun, sungai, sumber mata air, dan hutan rakyat
campuran (Panjaitan et al., 2015 dalam Molo et al., 2020). Keserasian warna
bangunan di dalam objek juga menambah nilai keindahan yang ada di Geopark
Silokek.
29
(a) Panorama dari Puncak (b) Persawahan
Sangkiamo (Sumber: dokumentasi pribadi)
(Sumber: Rubis Arlando tahun 2021)
30
Unsur kegiatan wisata alam memperoleh nilai 30 dengan skor 180 karena
terdapat lebih dari tujuh kegiatan wisata alam di Geopark Silokek. Kegiatan
wisata alam yang dapat dilakukan di Geopark Silokek yaitu tracking menuju
Puncak Sangkiamo, Ngalau Talago dan Air terjun Batang Taye. Caving atau susur
ngalau (gua) yang dapat dilakukan pada Ngalau Talago dan Ngalau Basurek.
Wisata berkemah atau camping juga dapat dilakukan di Puncak Sangkiamo, Air
Terjun Batang Taye, rest area, pasir putih, dan daerah kafe mika. Panjat tebing
juga dapat dilakukan di samping Ngalau Basurek, Tebing bebatuan di dekat Pintu
Gerbang Geopark Silokek dan jalur yang mengarah ke Ngalau Seribu. Wisata
arum jeram dan memancing dapat dilakukan di Sungai Batang Kuantan. Ketika
waktu pagi dan sore hari pengunjung bisa mendengarkan suara burung atau
Enggang bisa dilihat di objek wisata rest area dengan pemandangan tebing
bebatuan di Ngalau Seribu. Wisata religius yang ada di Geopark Silokek tepatnya
di Nagari Silokek yaitu Bakaua Adat dan Manjalang Tompat. Wisata pendidikan
Geopark Goes to school dan School Goes to Geopark. Syahrijati (2018) dalam
memperdalam ilmu tentang bumi melalui kunjungan lapangan dan pameran atau
festival biologi.
31
(a) Camping di Pasir Putih (b) Tracking ke Air Terjun
(Sumber: dokumentasi pribadi) (Sumber: dokumentasi pribadi)
32
Keunikan sumber daya alam, jenis sumber daya alam yang menonjol,
keutuhan sumber daya alam yang ada pada Geopark Silokek memperoleh nilai 25
dengan skor 150. Keunikan sumber daya alam yang ada di Geopark Silokek yaitu
terdapat ngalau (gua), air terjun, flora & fauna dan adat istiadat beserta budaya.
Banyaknya sumber daya alam yang menonjol yaitu batuan, flora, fauna, dan air.
Batuan yang terdapat di kawasan Geopark Silokek terdiri dari batu gamping,
batuan purba, batuan karst, dan batuan granit. Flora yang menonjol di kawasan
Geopark Silokek adalah bunga bangkai dan bunga sehelai daun. Bunga bangkai
untuk mengobati pembengkakan limfa dan beberapa jenis kanker. Fauna yang
Trenggiling dan Harimau. Adanya daya tarik berupa flora dan fauna yang
Hal ini sesuai dengan pendapat Fatimah Alif (2017) yaitu keberadaan
Geopark Silokek yaitu Air Terjun Batang Taye, Air Terjun Bukik Kajai, Air
Terjun Sangkiamo, dan Air Terjun Sisiak Ikan. Keutuhan sumber daya alam yang
ada di Geopark Silokek masih terjaga secara alami dilihat dari batuan, flora,
lingkungan ada yang tercemar seperti warna air Sungai Batang Kuantan yang
33
keruh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusuma (2019) yaitu air Sungai Batang
Kuantan terlihat keruh dan bewarna kuning kecoklatan yang diakibatkan oleh
penambangan galian C (pasir, batu, kerikil) yang dilakukan pada anak Sungai
Batang Kuantan yakni Batang Palangki yang terletak antara Kabupaten Sijunjung
Pada unsur kepekaan sumber daya alam, kebersihan lokasi dan keamanan
kawasan memperoleh nilai terendah yaitu 20 dengan skor 120. Kepekaan sumber
daya alam yang sering terjadi yaitu runtuhnya bebatuan, tanah longsor, serta
sungai menjadi keruh. Kebersihan lokasi Geopark Silokek tidak ada pengaruh dari
34
industri, jalan ramai, dan pemukiman penduduk tetapi mendapat pengaruh dari
vandalism (corat-coret) di pendopo dan dinding ngalau (gua) serta kotoran hewan
Geopark Silokek bebas dari kebakaran hutan dan pencurian tetapi gangguan
terhadap flora dan fauna, penebangan liar dan arus berbahaya masih ditemukan di
kawasan tersebut.
4.3.2 Aksesibilitas
berpergian dari tempat tinggal menuju lokasi objek wisata sehingga menjadi perlu
35
merupakan kemudahan yang dibutuhkan bagi semua orang untuk mempermudah
kriteria aksesibilitas objek wisata di Geopark Silokek dapat dilihat pada Tabel 9.
aksesibilitas adalah 75 dengan skor total 375 (Lampiran 2). Unsur kondisi jalan
dari pusat kota adalah cukup karena memperoleh nilai 25 dengan skor 125. Hal ini
dikarenakan masih adanya jalanan yang rusak, berlubang, ukuran jalan yang
sempit, adanya aspal yang terputus, dan longsor. Salah satu faktor penyebab
kerusakan jalan ini adalah banjir di Nagari Silokek ketika musim hujan. Pendapat
ini didukung dengan penelitian Faizal (2021) yang menyatakan kondisi jalan
menuju Geopark Silokek sudah bagus dan masih terdapat di beberapa titik jalan
yang rusak disebabkan oleh bencana alam. Pada unsur jarak dari pusat kota
memperoleh nilai 20 dengan skor 100 dikarenakan jarak jalan dari pusat kota
menuju lokasi yaitu sejauh 13 km. Unsur waktu tempuh dari pusat kota menuju
lokasi wisata memperoleh nilai 30 dengan skor 150 dikarenakan waktu yang
36
(a) Jalan berlubang (b) Jalanan di tepi sungai
(Sumber: dokumentasi pribadi) (Sumber: dokumentasi pribadi)
memudahkan pengunjung dalam menikmati objek wisata. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Way et al. (2021) yaitu sarana dan prasarana merupakan salah satu
prasana menjadi salah satu penunjang agar daya tarik yang ada di kawasan wisata
prasarana objek wisata di Geopark Silokek dapat dilihat pada Tabel 10.
37
Tabel 10. Hasil Penilaian terhadap Kriteria Sarana dan Prasarana Wisata Alam
Geopark Silokek
No. Sub Unsur Bobot Nilai Skor
1. Sarana Penunjang 3 40 120
2. Prasarana Penunjang 3 50 150
Total 90 270
Berdasarkan Tabel 10, nilai total yang diperoleh dari penilaian sarana dan
prasarana penunjang adalah 90 dengan skor total 270 (Lampiran 2). Unsur sarana
rumah makan dan minum, sarana wisata budaya, dan toko cendramata di Geopark
Silokek. Sarana wisata budaya seperti sanggar seni dan pasir putih sebagai tempat
pergelaran seni. Toko cenderamata dapat ditemukan di rest area, namun ketika
ada event tertentu toko cenderamata juga dibuka di dekat Pasir Putih dan Ngalau
Basurek. Terdapat 2 unsur yang tidak tersedia dalam sarana penunjang yaitu
sarana angkutan umum dan pasar. Jika ingin berwisata ke Geopark Silokek bisa
berukuran sedang.
38
(a) Toilet di Ngalau Basurek (b) Musala di Ngalau Basurek
(Sumber: dokumentasi pribadi) (Sumber: dokumentasi pribadi)
39
Geopark Silokek
Unsur prasarana penunjang memperoleh nilai 50 dengan skor 150
dikarenakan Geopark Silokek sudah memiliki akses jalanan yang cukup baik,
terdapat jaringan listrik, jaringan air minum, puskesri, areal parkir, tempat ibadah.
Tidak adanya kantor pos di kawasan tersebut serta jaringan telepon yang masih
kurang merata sehingga tidak semua lokasi memiliki jaringan telepon ataupun
jaringan internet. Namun sudah adanya upaya dari pengelola untuk memasang wifi
di rest area. Apabila sarana dan prasarana penunjang di suatu daerah semakin
lengkap maka akan semakin kuat daya tarik wisatawan untuk berkunjung dengan
nyaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aini et al. (2019) yaitu peranan sarana
menikmati potensi dan daya tarik wisata alam. Sarana dan prasarana penunjang
4.3.4 Pemasaran
menggunakan sosial media, media cetak dan media masa. Bauran pemasaran
pangsa pasar yang telah dipilih (baik produk, harga, lokasi atau tempat, maupun
promosi) dan usaha-usaha lain dalam penyampaian nilai sehingga sesuai dengan
keinginan pembeli yang akan dituju (Lovelock dan Wright, 2007). Adapun hasil
penilaian kriteria pemasaran objek wisata di Geopark Silokek dapat dilihat pada
Tabel 11.
40
Tabel 11. Hasil Penilaian terhadap Kriteria Pemasaran Wisata Alam Geopark
Silokek
No. Unsur Bobot Nilai Skor
1. Pemasaran 4 30 120
Total 30 120
Berdasarkan Tabel 11, nilai total dari unsur pemasaran adalah 30 dengan
skor total 120 (Lampiran 2). Pemasaran wisata memenuhi empat sub unsur
memasuki rest area dan air terjun Batang Taye cukup membayar Rp. 5.000 saja.
Namun masih banyaknya kekurangan dalam pengelolaan karcis ini, seperti hanya
diperlakukan pada waktu weekend atau hari-hari tertentu. Produk wisata yang
Silokek, wisata buatan manusia dan wisata minat khusus. Produk wisata tersebut
ada yang ditawarkan dalam bentuk paket wisata, dimana paket wisata ini dapat
Devani (2021) yaitu dalam pengemasan suatu paket wisata terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan seperti waktu tempuh dan rute antar objek, variasi objek,
starting point, finishing point, dan perhitungan harga wisata. Terdapat sarana
batuan, flora dan fauna. Adanya promosi wisata di sosial media, media cetak,
media elektronik sehingga Geopark Silokek semakin dikenal masyarakat. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Ginting (2016) yaitu promosi wisata merupakan salah
41
(a) Papan Petunjuk Arah (b) Papan Informasi
(Sumber: dokumentasi pribadi) (Sumber: dokumentasi pribadi)
Penilaian objek dan daya tarik wisata alam Geopark Silokek dilakukan
pengelola dan pengunjung. Kriteria yang dinilai dari objek wisata alam Geopark
Silokek adalah daya tarik, aksesibilitas, sarana dan prasarana penunjang, dan
42
Tabel 12. Penilaian Kelayakan Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
Geopark Silokek Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat.
No. Kriteria Bobot Nilai Skor Skor Indeks Keterangan
(*) (**) Maks (****)
(***)
1 Daya Tarik 6 190 1140 1440 81,25 Layak
dikembangkan
2 Aksesibilitas 5 75 375 450 83,33 Layak
dikembangkan
3 Sarana dan 3 90 270 300 90 Layak
Prasarana dikembangkan
4 Pemasaran 4 30 120 120 100 Layak
dikembangkan
Tingkat 88,64 Layak
Kelayakan dikembangkan
Ket :
* Hasil penilaian terhadap objek dan daya tarik wisata
** Perkalian antara bobot dengan nilai
*** Skor tertinggi untuk setiap kriteria
**** Indeks kelayakan adalah perbandingan skor dengan skor tertinggi dalam %
layak dikembangkan dengan indeks 88,64% (Lampiran 2). Hasil penilaian untuk
4 kriteria wisata Geopark Silokek memiliki nilai indeks kelayakan yang berbeda-
beda. Kriteria daya tarik memiliki indeks kelayakan 81,25%. Kriteria daya tarik
dilihat pada hasil penilaian unsur kepekaan sumber daya alam, kebersihan lokasi,
dan keamanan kawasan yang berada pada nilai 20 (Lampiran 2). Kepekaan
sumber daya alam yang sering terjadi yaitu runtuhnya bebatuan di sepanjang
emas. Kebersihan lokasi dibeberapa objek perlu diperhatikan lagi seperti sampah
jalan. Gangguan terhadap flora dan fauna, penebangan liar, dan arus berbahaya
43
masih ditemukan di Nagari Silokek sehingga keamanan kawasan perlu
ditingkatkan lagi.
Upaya yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki jalanan yang rusak dan
memiliki nilai indeks sebesar 83,33%, kriteria sarana dan prasarana memiliki nilai
indeks kelayakan 90%, dan kriteria pemasaran memiliki indeks kelayakan 100%.
jalan, aliran air dibeberapa objek wisata, jaringan telepon di kawasan wisata, dan
kebersihan lokasi wisata dibeberapa objek yang masih kurang terjaga. Hal ini
untuk menambah nilai daya tarik, keamanan dan kenyamanan pengunjung untuk
44
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
berikut: daya tarik sebesar 81,25%, aksesibilitas sebesar 83,33%, sarana dan
prasarana penunjang sebesar 90% dan pemasaran sebesar 100%. Nilai indeks
kelayakan wisata alam Geopark Silokek sebesar 88,64% dan masuk dalam tingkat
layak dikembangkan.
5.2 Saran
Silokek dengan aktif sebagai pokdarwis yang bekerja sama dengan pengelola
kawasan dan ketersediaan air pada kamar mandi di objek wisata. Disarankan
wisata.
45
c. Pengunjung, disarankan kepada pengunjung untuk menjaga kebersihan lokasi
46
DAFTAR PUSTAKA
Aini, M., Rifanjayani, S., dan Siahaan, S. 2019. Penilaian Potensi ODTWA di
Objek Wisata Alam Pantai Pasir Mayang di Desa Pampang Harapan
Kecamatan Sukadana Kabupaten Koyong Utara. Jurnal Hutan Lestari, 7(1):
212-219.
Arifiana, R, D. 2016. Analisis Potensi dan Daya Tarik Wisata Pantai di Kota
Semarang. Jurnal Fakultas Geografi Universitas Muhammadiah Surakarta,
3(4): 3-11.
Cooper, C., Fletcher, J,, Gilbert, D., Shepherd, R., Wanhil,S., editor. 1998.
Tourism: Principes and Practice. Ed ke-2. Person Education Limited.
England.
Devy HA, Soemanto RB. 2017. Pengembangan Objek Dan Daya Tarik Wisata
Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Kabupaten Karanganyar. Jurnal
Sosiologi Dilema, 32(1): 34-44.
Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2001. Pedoman
Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional. Direktorat Jendral
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan. Bogor.
47
Fatimah, A. 2017. Potensi Wisata Minat Khusus di Jalur Pendakian Sapuangin
Taman Nasional Gunung Merapi, Tegal Mulyo, Kemalang, Klaten. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Kusuma, D.S. 2019. Geopark Silokek Sijunjung Menuju Unesco Global Geopark.
Jurnal Pembangunan Nagari. 4(1): 17-32.
Lovelock, C., & L.K. Wright. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: PT.
Indeks Gramedia.
Marpaung, H. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Edisi Revisi. Alfabeta.
Bandung.
48
Molo, H., Sultan., Latifah, H., Daud, M., dan Asriani. 2020. Potensi Objek dan
Daya Tarik Wisata Alam Puncak Tinambung di Desa Bissoloro Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa. Jurnal Penelitian Kehutanan Bonita, 2(1):27-
31.
PHKA. 2003. Kriteria Penilaian dan Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata
Alam. Departemen Kehutanan Dirjen PHKA. Bogor.
Rasyad, A., Hapsoh., Rossy, E., Elfina,Y., … Isnaini. 2017. Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah Fakultas Pertanian Universitas Riau. UR PRESS. Pekanbaru.
Rijal, S., Nasri., Ardiansah, T., Chairil, A. 2020. Strategi dan potensi
pengembangan ekowisata rumbia Kabupaten Janeponto. Jurnal Hutan dan
Masyarakat. 12(1): 1-13.
Romani, S. 2006. Penilaian Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam serta
Alternatif Perencanaannya di Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi
Jambi. IPB Press. Bogor.
Syam, F.H., Nurhayati., dan Arifin, H.S. 2019. Kajian Potensi Lanskap untuk
Pengembangan Wisata Sejarah Kota Medan. Jurnal Lanskap Indonesia.
11(2): 48-54.
49
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang Dasar
Kepariwisataan.
50
LAMPIRAN
51
Lampiran 2. Rekapitulasi Penelitian
1. Daya Tarik
No
Unsur/Sub Unsur Nilai
.
Keindahan alam:
a. Pandangan lepas
dalam objek
b. Variasi pandangan
dalam objek Ada Ad
Ada 4 Ada 3 Ada 2
c. Pandangan lepas 5 a1
1.
menuju objek
d. Keserasian warna dan
bangunan dalam
objek
e. Pandangan
30 25 20 15 10
lingkungan objek
Keunikan sumber daya
alam:
a. Sumber air panas Ada Ad
b. Gua Ada 4 Ada 3 Ada 2
2. 5 a1
c. Air terjun
d. Flora Fauna
e. Adat istiadat/budaya 30 25 20 15 10
Banyaknya sumber daya
alam yang menonjol:
a. Batuan Ada Ad
b. Flora Ada 4 Ada 3 Ada 2
3. 5 a1
c. Fauna
d. Air
e. Gejala Alam 30 25 20 15 10
Keutuhan Sumber Daya
Alam:
a. Batuan Ada Ad
b. Flora Ada 4 Ada 3 Ada 2
5 a1
4. c. Fauna
d. Ekosistem
e. Kualitas/kondisi
lingkungan 30 25 20 15 10
52
Jenis kegiatan wisata
alam:
a. Tracking
b. Camping
c. Panjat Tebing Lebi Ad
d. Arum Jeram/Rafting Ada 6-7 Ada 4-5 Ada 2-3
6. h7 a1
e. Memancing
f. Bird Watching
g. Religius
h. Pendidikan
30 25 20 15 10
Kebersihan Lokasi
dicemari/dipengaruhi
oleh:
a. Alam
b. Industri Tida Ad
c. Jalan ramai Ada 1-2 Ada 3-4 Ada 5-6
k ada a7
7. motor/mobil
d. Pemukiman penduduk
e. Sampah
f. Binatang (pengganggu)
g. Corat-coret
(vandalism) 30 25 20 15 10
Keamanan kawasan:
a. Penebangan liar dan
perambahan Ada Ad
8. Ada 4 Ada 3 Ada 2
b. Kebakaran 5 a1
c. Gangguan terhadap
flora/fauna
d. Arus berbahaya
e. Pencurian 30 25 20 15 10
JUMLAH 195
53
2. Aksesibilitas
No. Unsur/Sub Unsur Nilai
Bai
Kondisi jalan darat Cukup Kurang Buruk
1. k
dari pusat kota
30 25 20 15
<5
5-10 km 10-15 km >15 km
2. Jarak dari pusat kota km
30 25 20 15
Waktu tempuh dari 1-2
2-3 Jam 3-4 Jam >5 jam
3. pusat kota jam
30 25 20 15
JUMLAH 75
a. Jalan Tida
2. b. Jaringan >4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 k
listrik Ada
c. Jaringan air
minum
d. Jaringan
54
telepon
e. Kantor pos
f. Puskesmas
g. Tempat
ibadah
h. Areal parkir 50 40 30 20 10
JUMLAH 90
4. Pemasaran
No. Unsur/ Sub Unsur Nilai
a. Tarif/harga
terjangkau
b. Produk wisata
(ODTWA) Ada
Ada 3 Ada 2 Ada 1
1. bervariasi 4
c. Sarana penyampaian
informasi
d. Promosi 30 25 15 5
JUMLAH 30
55
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
56
2. Wawancara dengan Pengunjung
57