Anda di halaman 1dari 45

790/ILMU PENDIDIKAN

799/ADMINISTRASI/
MANAJEMEN PENDIDIKAN

LAPORAN AKHIR
PENELITIAN TERAPAN MANDIRI

IMPELMENTASI PROGRAM SEKOLAH MENGAJI DALAM


MENINGKATKAN KOMPETENSI BACA, TULIS DAN
HAFAL AL-QURAN PESERTA DIDIK

(Studi Deskriptif Kualitatif pada SDN Lamajang I Pangalengan)

Tim :
Ajeng Puspitasari Santosa NIM. 41038103221015
Asan Azhari NIM. 41038103221033
Cecep Badrudduja NIM. 41038103222002
Siti Nurhasanah NIM. 41038103221013

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


2023
HALAMAN PENGASAHAN

Judul Penelitian : IMPELMENTASI PROGRAM SEKOLAH


MENGAJI DALAM MENINGKATKAN
KOMPETENSI BACA, TULIS DAN HAFAL
AL-QURAN PESERTA DIDIK (Studi
Deskriptif Kualitatif pada SDN Lamajang I
Pangalengan)
Ketua Pelaksana : ...........................................
Perguruan Tinggi : Universitas Islam Nusantara
NIDN : ...................................
Jabatan Fungsional : ...............................
Program Studi : S2 Administrasi/Manajemen Pendidikan
Nomor HP : .....................................
Alamat email : .......................................

Anggota
Nama Lengkap : Ajeng Puspitasari Santosa
NIM : 41038103221015
Nama Lengkap : Asan Azhari
NIM : 41038103221033
Nama Lengkap : Cecep Badrudduja
NIM : 41038103222002
Nama Lengkap : Siti Nurhasanah
NIM : 41038103221013

Bandung, .................. 2023

Mengatahui, Ketua,
Direktur SPs Uninus,

Prof. Dr. H. Iim Wasliman, M.Pd. .................................................

Mengetahui
Kepala LPPM Uninus

Dr. Akhmad Khori, M.M.Pd., M.Pd.I.

i
DAFTAR ISI
LAPORAN PENELITIAN

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGASAHAN................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Pembatasan Masalah.................................................................................3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................4
E. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian.............................................................5
F. Sistematika Penulisan...............................................................................7
BAB II.....................................................................................................................8
Landasan Teori dan Konsep Dasar......................................................................8
A. Landasan Teori..........................................................................................8
B. Konsep Dasar..........................................................................................11
BAB III..................................................................................................................19
PROSEDUR PENELITIAN................................................................................19
A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian...................................................19
B. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data..............................................20
C. Lokasi dan Subjek Penelitian..................................................................22
D. Objek Penelitian......................................................................................23
E. Prosedur Penelitian..................................................................................23
F. Penyusunan Instrumen Penelitian...........................................................24
G. Teknik Pengolahan Data / Analisis Data.................................................26
H. Pengkajian Keabsahan Data....................................................................26
BAB IV..................................................................................................................29
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................29
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................29
B. Temuan Penelitian...................................................................................30

ii
C. Pembahasan.............................................................................................35
BAB V....................................................................................................................39
SIMPULAN..........................................................................................................39
A. Simpulan Umum......................................................................................39
B. Simpulan Khusus.....................................................................................39

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang sisdiknas No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan


pendidikan adalah untuk mengembangkan dan membentuk peserta didik yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Selanjutnya dijelaskan pula dalam undang-undang tersebut
pada pasal 30 ayat 2 mengatakan bahwa Pendidikan keagamaan berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional, yang menjadi ciri utama dalam


tujuan tersebut adalah iman dan takwa. Dengan iman dan takwa yang kuatlah akan
dapat mengendalikan diri seseorang. Untuk menunjang pembentukan dan
perkembangan iman dan takwa salahsatunya adalah dicapai dengan mempelajadi
al-Qur’an secara optimal.

Al-Qur’an merupakan pedoman hidup sekaligus sebagai petunjuk bagi


umat manusia. Oleh karena itu wujud kecintaan kepada Al-Quran maka wajib
dibaca, dipahami dan di amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pentingnya kedudukan al-Qur’an untuk kehidupan manusia dapat digali


dan ditransformasikan kepada seluruh umat manusia dengan pola bimbingan yang
efektif melalui pembiasaan kepada anak usia dini, karena masa itu merupakan fase
terpenting dan mendasar dalam pembentukan karakter untuk kehidupan manusia.
Salah satu dari usaha dalam mempelajari alquran adalah dengan membaca,
menulis dan menghafal al-qur’an.

Namun fakta yang penulis kutip dari website Republika bahwasannya;


Ketua Yayasan Indonesia Mengaji Syarifuddin menyebutkan bahwa 65% dari
keseluruhan penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak mampu membaca

1
Al-Quran.(Umar Mukhtar, 2021). Kita sebagai umat Islam memiliki rasa
tanggung jawab dalam melestarikan AlQuran. Oleh karenanya, sebagai umat
Islam kita harus mempelajari, menyakini serta mengamalkan ajaran-ajaran yang
terdapat di dalam AlQuran (Hamdani, 2018).

Kemudian dari fakta diatas merupakan suatu keharusan bagi Kabupaten


Bandung yang mayoritas penduduknya muslim memiliki budaya mengaji yang
mengakar kuat. Kegiatan ini dilakukan dengan ikhlas dan semangat penuh
pengabdian oleh guru ngaji baik yang berada di madrasah maupun masjid di
lingkungan tempat tinggalnya. Kegiatan tersebut semata-mata bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mendorong masyarakat mempersiapkan
generasi bangsa menjadi anggota masyarakat yang gemar membaca, memahami
dan mengamalkan ajaran agama yang terkandung dalam Al-Qur'an. Oleh karena
itu, di Kabupaten Bandung yang dipelopori oleh Bupati Kabupaten Bandung yang
mempunyai visi Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera bersama
Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung menginisiasi Kegiatan Pendidikan
Keagamaan melalu Program Sekolah Mengaji sebagai penguatan karakter
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Program ini melatih dan
meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an bagi
peserta didik di sekolah yang dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan,
dengan menghadirkan para ustadz/ustadzah dari lingkungan masyarakat sebagai
tenaga pendidiknya.

Tulisan ini didesain untuk menyajikan bagaimana Implementasi Program


Sekolah Mengaji dalam meningkatkan kompetensi baca, tulis dan hafal Al-Qur’an
peserta didik di SDN Lamajang I Pangalengan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan


sebelumnya, penelitian ini berfokus pada implementasi program sekolah mengaji
dalam meningkatkan kompetensi baca, tulis dan hafal Al-Qur’an. Oleh karena itu,
fokus permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah “Implementasi program

2
sekolah mengaji dalam meningkatkan kompetensi baca, tulis dan hafal Al-Qur’an
di SDN Lamajang I Pangalengan Pangalengan?”.

Adapun perumusan masalah tersebut dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

INSTRUMENTAL INPUT
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam
Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan
Karakter
Peraturan Bupati Bandung Nomor 78 Tahun 2021 tentang Pembelajaran Pendidikan Keagamaan

OUT COME
RAW INPUT PROSES OUTPUT Terwudnya peserta didik yang
Implementasi Program Sekolah beriman dan bertakwa
Peserta Didik Mengaji : Meningaktnya kepadaTuhan Yang Maha Esa,
Perencanaan, Kompetensi berakhlak mulia, sehat, berilmu,
Pengorganisasian Baca, Tulis dan cakap, kreatif, mandiri, dan
Pelaksanaan, Hafal Al-Quran menjadi warganegara yang
Pengawasan/Evaluasi, Peserta Didik demokratis serta bertanggung
jawab

ENVIRONMENTAL INPUT
Pemerintah
Sekolah
Masyarakat

feedback

Gambar 1.1 Rumusan Masalah

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang dirumuskan, maka peneliti membatasi


masalah berkaitan dengan permasalahan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi serta faktor pendukung dan hambatan
terkait dengan implementasi program sekolah mengaji dalam meningkatkan
kompetensi baca, tulis dan hafal Al-Qur’an di SDN Lamajang I Pangalengan
Pangalengan.

3
Sehubungan hal tersebut, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai
berikut:

1. Perencanaan Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan Kompetensi


BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I Pangalengan Pangalengan
a) Tujuan Program Sekolah Mengaji di SDN Lamajang I
b) Tahapan Program Sekolah Mengaji di SDN Lamahang I
2. Pengorganisasian Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan
Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I Pangalengan
Pangalengan
a) Pembagian tugas guru mengaji oleh sekolah
3. Pelaksanaan Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan Kompetensi
BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I Pangalengan Pangalengan
a) Sosialisasi Program Sekolah Mengaji oleh pihak sekolah
b) Bimtek Program Sekolah Mengaji
c) Realisasi Program Sekolah Mengaji
4. Pengawasan dan evaluasi Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan
Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I Pangalengan
Pangalengan
a) Monitoring Program
b) Evaluasi Program

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka penelitian ini


memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang Implementasi
Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan Kompetensi Baca, Tulis dan
Hafal Al-Qur’an Peserta Didik di SDN Lamajang I Pangalengan Pangalengan.

b. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

4
1) Untuk mengetahui gambaran tentang Perencanaan Program Sekolah Mengaji
dalam Meningkatkan Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I
Pangalengan Pangalengan.
2) Untuk mengetahui gambaran tentang Pengorganisasian Program Sekolah
Mengaji dalam Meningkatkan Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN
Lamajang I Pangalengan Pangalengan.
3) Untuk mengetahui gambaran tentang Pelaksanaan Program Sekolah Mengaji
dalam Meningkatkan Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I
Pangalengan Pangalengan.
4) Untuk mengetahui gambaran tentang Evaluasi Program Sekolah Mengaji
dalam Meningkatkan Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I
Pangalengan Pangalengan.

2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan hasanah keilmuan


berkaitan dengan Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan Kompetensi
Baca, Tulis dan Hafal Al-Qur’an Peserta Didik di Kabupaten Bandung.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi kepala sekolah maupun guru
sebagai acuan untuk melaksanakan Program Sekolah Mengaji dalam
Meningkatkan Kompetensi Baca, Tulis dan Hafal Al-Qur’an Peserta Didik di
SDN Lamajang I Pangalengan Pangalengan .

E. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian

1. Asumsi

Asumsi dapat dikatakan sebagai anggapan dasar yaitu suatu hal yang diyakini oleh
peneliti yang harus dirumuskan secara jelas. Di dalam penelitian, anggapan-
anggapan semacam ini sangatlah perlu dirumuskan secara jelas sebelum

5
melangkah mengumpulkan data. Adapun asumsi yang peneliti rumuskan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sekolah mengaji adalah kegiatan keagaamaan yang di tata dan dikelola untuk
penguatan karakter beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
melalui kegiatan baca, tulis dan hafal Al-Qur’an (BTHQ).
b. Perencanaan merupakan merupakan sebuah proses dalam menajemen dalam
menentukan tujuan dan cara mencapainya.
c. Pengoragnisasian adalah penggunaan / alokasi sumber daya yang ada dalam
mencapai tujuan
d. Pelaksanaan adalah sebuah proses kepemimpinan, komunikasi dan koordinasi
dalam mencapai tujuan dalam suatu kegiatan
e. Pengawasan/evaluasi adalah pemantauan dan penilian yang berkaitan dengan
proses dan hasil (tujuan) yang dicapai.

2. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana Perencanaan Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan


Kompetensi BTHQ Peserta Didik?
b. Bagaimana Pengorganisasian Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan
Kompetensi BTHQ Peserta Didik?
c. Bagaimana Pelaksanaan Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan
Kompetensi BTHQ Peserta Didik?
d. Bagaimana Pengawasan dan Evaluasi Program Sekolah Mengaji dalam
Meningkatkan Kompetensi BTHQ Peserta Didik?

6
F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB II Landasan Teori dan Konsep Dasar
A. Landasan Teori
B. Konsep Dasar
Bab III Prosedur Penelitian
A. Pendekatan
B. Metode Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Wawancara
3. Studi Dokumentasi
D. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
E. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
B. Temuan Penelitian
C. Pembahasan
BAB V Simpulan
A. Simpulan Umum
B. Simpulan Khusus
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

7
BAB II
Landasan Teori dan Konsep Dasar

A. Landasan Teori

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting dan
saling terkait satu sama lain. Berbicara tentang perencanaan, kita dihadapkan
pada pertanyaan apakan suatu rencana berjalan dengan efektif atau tidak?
Pertanyaan mendasar tersebut diajukan manakala kita melihat realitas keseharian
yang menunjukan banyaknya kegagalan akibat perencanaan yang kurang efektif.
Kesalahan perencanaan sering terjadi pada proses awal pembuatan rencana atau
pada pembuatan rencana yang tidak sesuai dengan kebutuhan lingkungan.

Perencanaan berasal dari kata rencana yang diberi imbuhan pe- dan -an.
Rencana adalah produk perencaan, sedangkan perencanaan adalah proses
penentuan rencana. Perencanaan berasal dari bahasa latin yaitu Planus yang
berarti flat. Menurut Hasibuan dalam Afifudin (2015:53) perencanaan adalah
fungsi dasar (fundamental) karena organizing, actuating, dan evaluating harus
terlebih dahulu direncanakan.

Afifudin (2015:54) mengutip dari G.R. Terry mengatakan bahwa


“planning is the selecting and relating of fact and the making and using of
assumption regarding the future in the visualization and formulating ofproposed
activities believed necessary to achieve desired result”. Perencanaan adalah
pemilihan dan keterkaitan fakta dan pembuatan dan penggunaan asumsi
mengenai masa depan dalam visualisasi dan perumusan usulan kegiatan yang
diyakini perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Perencanaan dapat meminimalkan resiko kegagalan dalam organisasi dan


ketidakpastian tindakan dengan mengasumsikan kondisi di masa mendatang dan
menganalisa konsekuensi dari setiap tindakan yang akan dilaksanakan.
Perencanaan yang disusun dapat membantu manajer berpandangan masa
mendatang dan menekankan setiap tindakan sesuai dengan tujuan. Dengan

8
demikian, perencanaan berisi tahap-tahap yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. selain itu, perencanaan juga dapat berdampak negatif karena jika
perencanaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka waktu, tenaga dan
pikiran akan terbuang percuma. Penekanan yang terlalu berlebihan pada
perencanaan juga tidak menguntungkan akrena fungsi manajerial yang lain akan
terabaikan. Manajer harus bisa menyeimbangkan perencanaan dan fungsi lainyya
agar tujuan dapat tercapai dengan efektif.

Pada jenisnya perencanaan mencakup banyak variasi atau jenis. Beberapa


variasi tersebut adalah visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, prosedur dan aturan
(Afifudin, 2015 : 57).

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan salahsatu fungsi manajemen yang berkaitan


erat dengan perencaan dan merupakan suatu proses yang dinamis, sedangkan
organisasi merupakan alat atau wadah yang statis. Pengorganisasian merupakan
penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-
tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap individu, penetapan
departemen-departemen (sub sistem) serta penentuan hubungan-hubungan.
(Afifudin, 2015 : 111)

Terry mengemukakan bahwa “Organizing is the estabkising of effective


behavioral relationship among person so that they may work together efficiently
and gain personal satisfications in doing selected task under given
environmental conditions for the purpose of achieving some goal or objective”.

Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan seluruh sumber


daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu
kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja tersebut dinamakan desain
organisasi. Bentuk spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan struktur
organisasi. Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi
tempat manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait
dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi serta

9
bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikoordinasikan dan
dikomunikasikan.

3. Pelaksanaan/Pengarahan (Actuating)

Pelaksanaan atau pengarahan merupakan fungsi manajemen yang


terpenting dan paling dominan dalam proses manajemen. Pengarahan dapat
diterapkan setelah rencana, organisasi dan sumber daya. Jika fungsi ini diterapkan,
maka proses manajemen dalam merealisasi tujian dimulai. Dengan demikian suatu
manajemen baru akan terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.
Terry berpendapat bahwa “ Actuating is setting al member of the group to
wan achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the
managerial planning and organizing efforts”. Pengarahan adalah membuat semua
anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara Ikhlas serta
bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian. Dalam pengarahan ini setidaknya ada 3 poin utama, yakni
kepemimpian, Motivasi dan komunikasi.

4. Evaluasi (Evaluating)
Untuk memahami makna evaluasi, harus dipahami pula definisi penilaian
dan pengukuran. Sudrajat dalam Afifudin mendifinisikan penilaian (assessment)
sebagai penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil atau ketercapaian dapat
diwujudkan.
Selanjutnya terkait dengan pengukuran, Sudarjat dalam Afifudin
mengemukakan pengukuran (measurement) adalah sebagai proses pemberian
angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana
pelaku organisasi telah mencapai karakteristik tertentu.
Istilah evaluasi sudah menjadi kosakata dalam Bahasa Indonesia sebagai
akt serapan dari Bahasa Inggris yaitu evaluations yang berarti penilaian atau
penaksiran. Evaluasi dalam fungsi manajemen adalah suatu proses untuk menilai
atau menaksir menentukan sampai sejauh mana tujaun organisasi dapat dicapai.
(Afifudin, 2015 : 250)

10
B. Konsep Dasar

1. Pengertian Program Sekolah Mengaji

Sekolah mengaji adalah kegiatan keagamaan yang ditata dan dikelola


untuk penguatan karakter beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
melalui kegiatan baca, tulis dan hafal Al-Qur'an (BTHQ).

BTHQ secara istilah mengandung arti melafalkan, menulis dan


menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan mengetahui aturan-aturan yang telah
ditetapkan seperti makhorijul huruf, panjang pendek, kaidah tajwid, dan ghorib
sehingga tidak terjadi perubahan makna.

BTHQ dalam program sekolah mengaji merupakan serangkaian kegiatan


yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terkait melafalkan,
menulis dan menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an bagi peserta didik sebagai
pembiasaan, yang diharapkan berdampak pada kemampuan membaca, menulis
dan menghafal Al-Qur'an untuk bekal hidup di dunia dan akhirat.

Kemampuan membaca Al-Qur'an adalah kesanggupan yang dimiliki


peserta didik dalam membaca sesuai ketentuan tajwid. Kemampuan membaca
merupakan dasar untuk memahami ajaran Al-Qur'an. Jika peserta didik pada usia
sekolah dasar belum memiliki kemampuan membaca Al-Qur'an, maka akan sulit
untuk membiasakan membacanya mempelajarinya serta mengamalkan ajarannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Kemampuan menulis Al-Qur'an adalah keterampilan menuliskan huruf-


huruf hijaiyah dalam Al-Qur'an sesuai dengan kaidah penulisan yang benar.
Peserta didik diharapkan memiliki kemampuan menulis Al-Qur'an dengan baik
dan benar.

Di samping kemampuan membaca dan menulis, peserta didik juga harus


dibimbing dan difasilitasi dalam menghafal Al-Qur'an. Secara bahasa menghafal
Al-Qur'an adalah suatu usaha untuk mengingat ayat-ayat Allah tanpa melihat
tulisannya dan asas tajwidnya. Dengan menghafalkan Al- Qur'an, seseorang lebih

11
mudah dalam mempelajari ilmu agama serta mengamalkan ajarannya dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Program Sekolah Mengaji

Tujuan dari pembelajaran pendidikan Keagamaan melalui program


sekolah mengaji adalah:
a. Meningkatkan pembiasaan budaya mengaji di tataran kehidupan
masyarakat kabupaten Bandung terutama bagi usia sekolah.
b. Memperkuat rasa cinta terhadap Al-Qur'an melalui pembiasaan membaca,
menulis, menghafal dan mengahayatinya.
c. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat kabupaten Bandung
sesuai visi Pemerintah kabupaten Bandung.
d. Memperkuat karakter penerapan nilai-nilai Pancasila
e. Memiliki kemampuan membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur'an
surat-surat tertentu.

3. Pemetaan tempat dan pembagian tugas tenaga pendidik Program Sekolah


Mengaji

Pemetaan tempat tugas guru mengaji didasarkan pada SK Bupati Tahun


2021 tentang nama-nama tenaga pendidik program sekolah mengaji kabupaten
Bandung kemudian Dinas Pendidikan melakukan pemetaan tugas melalui
Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan dan selanjutnya dilakukan
pemberian Surat Perintah oleh Dinas Pendidikan. Setelah itu, pihak sekolah akan
berkoordinasi dengan guru mengaji tentang dikelas berapa akan mengajar.

4. Sosialisasi Program Sekolah Mengaji

Sosialisasi dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman


dan penguatan yang komprehensif kepada semua pihak yang terlibat
Program sekolah mengaji. Sosialisasi bertujuan menyampaikan arahan
mengenai panduan, juknis, pelaksanaan dan evaluasi. Sosialisasi
diberikan kepada Pemerintahan Kabupaten, Kecamatan dan Desa/

12
Kelurahan Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan, Pengawas/
Penilik dan Kepala Sekolah.

5. Bimbingan Teknis Program sekolah mengaji

Bimbingan Teknis diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan


Kabupaten Bandung, yang diberikan kepada:

a. Tenaga pendidik program sekolah mengaji

b. Guru PAI sebagai pendamping program sekolah mengaji

c. Kepala Sekolah (SD dan SMP) se-Kabupaten Bandung

d. Pengawas (SD dan SMP) yang ditetapkan oleh Kepala Dinas


Pendidikan.
e. Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan tiap kecamatan

Materi yang diberikan dalam bimbingan teknis antara lain:

1) Alur program sekolah mengaji:


a) Perencanaan program sekolah mengaji
b) Pelaksanaan program sekolah mengaji di satuan pendidikan
c) Monitoring dan Evaluasi
d) Pelaporan Kinerja
e) Penyaluran Honorarium Guru Ngaji
2) Bahan Ajar

a) Capaian program
b) Silabus

6. Realisasi Program Sekolah Mengaji


Pembelajaran pendidikan keagamaan melalui program sekolah mengaji
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bentuk kegiatan
1) Bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam Program sekolah mengaji
berupa pembiasaan baca, tulis dan hafal Al-Qur'an melalui

13
pembimbingan guru ngaji; yang berpedoman pada panduan dan
silabus baca, tulis dan hafal Al-Qur'an.
2) Pelaksanaan program sekolah mengaji di sekolah dilaksanakan paling
sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu dengan durasi 1 kali selama
60 menit, melalui tatap muka dan/atau secara virtual. Selanjutnya di
luar kegiatan sekolah mengaji, setiap guru ngaji melaksanakan
pembelajaran mengaji bagi anak-anak di madrasah/ masjid / mushola /
rumah atau tempat lain dengan materi dasar Al- Qur'an dan Hadits,
Akidah dan Akhlak, Fiqih dan ibadah. Adapun untuk kegiatan
keagamaan peserta didik non muslim dilakukan melalui kegiatan
kerohanian.
3) Jadwal dan teknis pelaksanaan diatur dan ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara kepala satuan pendidikan dengan guru ngaji.
4) Guru PAI di satuan pendidikan melakukan pendampingan proses
kegiatan pembelajaran pada program sekolah mengaji.

b. Strategi Pembelajaran
1) Metode
Metode yang digunakan dalam pembelajaran sekolah mengaji pada
dasarnya diserahkan kepada guru ngaji di sekolah masing-masing. Ada beberapa
macam metode yang dapat digunakan untuk membaca, menulis dan menghafal
Al-Qur'an, diantaranya:

a) Metode membaca

Metode yang digunakan dalam pembelajaran sekolah mengaji pada


dasarnya diserahkan kepada guru ngaji di sekolah masing- masing. Ada beberapa
macam metode yang dapat digunakan untuk membaca, menulis dan menghafal
Al-Qur'an, diantaranya:

(1) Metode Baghdadiyah

Metode al-Baghdady adalah metode membaca secara tersusun


(tarkibiyah), secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang. Metode

14
ini berasal dari Baghdad, dan telah berabad-abad berkembang secara
merata di Indonesia yang dikenal dengan metode Eja, atau lebih dikenal
dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Penyajian materi-materinya diurutkan
dari mulai yang lebih mudah ke yang lebih sukar, dari yang konkrit kepada
yang abstrak, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci
(khusus).

(2) Metode Iqro’

Metode Iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur'an yang


menekankan langsung pada latihan membaca. Dalam pelaksanaannya,
metode ini tidak memperkenalkan nama- nama huruf hijaiyah, tetapi lebih
ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur'an dengan fasih).

(4) Metode Tutor Sebaya

Metode tutor sebaya merupakan bimbingan yang diberikan pada


orang lain dengan umur sebaya. Guru Ngaji bisa meminta seorang peserta
didik yang sudah mahir dalam membaca Al-Qur'an dapat membantu
peserta didik lainnya dalam tingkat kelas yang sama. Guru bertindak
sebagai narasumber dan fasilitator yang akan mengontrol bacaan peserta
didik setelah berlatih dengan tutor sebaya

(5) Metode Qiro’ati

Metode Qiro’ati adalah metode praktis belajar membaca Al- Qur'an


yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai
kaidah ilmu tajwid. Sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini
melalui system pendidikan berpusat pada peserta didik.

b) Metode Menulis

Imla’ adalah menuliskan huruf-huruf sesuai posisi nya dengan benar dalam kata-
kata untuk menjaga terjadinya kesalahan makna. Terdapat tiga kemampuan dasar
yang dikembangkan melalui metode Imla’ yaitu: kemampuan mengamati,
kemampuan mendengar, dan kelenturan tangan dalam menulis. Imla’ terbagi

15
menjadi empat macam, yaitu:

(1) Imla’ menyalin (Al-imla’ Al-Manaqul), yaitu memindahkan tulisan dari


media tertentu dalam buku peserta didik.
(2) Imla’ mengamati (al-Imla’ al-Mandzur), yaitu melihat tulisan dalam media
tertentu dengan cermat, seterlah itu dipindahkan ke dalam buku pelajar
tanpa melihat lagi tulisan.
(3) Imla’ Menyimak (al-Imlak al-Istima’i), yaitu mendengarkan
kata-kata/kalimat/teks yang dibacakan, lalu menulisnya.
(4) Imla’ Tes (al-Imla’ al-Ikhtibari), yaitu bertujuan untuk mengukur
kemampuan dan kemajuan peserta didik dalam imlak yang telah mereka
pelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
(5) Metode Drill yang dilakukan dalam pengajaran dengan melatih peserta
didik tentang apa yang telah dipelajari, metode ini melatih peserta didik
untuk mengulang materi menulis Al-Qur'an Hadits setelah guru
memberikan contoh penulisannya.
(6) Metode Yanbu’a yaitu metode menulis huruf arab (Hijaiyyah) dengan cara
terlebih dahulu membentuk sketsa- sketsa huruf hijaiyyah,kemudian baru
membentuk huruf hijaiyyah yang lebih utuh.

c) Metode Menghafal

Metode yang digunakan dalam pembimbingan menulis Al- Qur'an pada dasarnya
diserahkan kepada guru ngaji di sekolah masing-masing. Metode menulis ini
dilakukan dengan berbagai metode seperti:

(1) Metode bi al-Nadzar, yaitu membaca dengan cermat ayat- ayat Al-Quran
yang akan dihafal dengan melihat mushaf secara berulang-ulang.
(2) Metode Tahfidz, yaitu menghafal sedikit demi sedikit al- Quran yang telah
dibaca secara berulang-ulang tersebut.
(3) Metode Talaqqi, yaitu menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang baru
dihafal kepada seorang guru.
(4) Metode Takrir, yaitu mengulang hafalan atau menyima'kan hafalan yang

16
pernah dihafalkan/sudah disima'kan kepada guru.
(5) Metode Tasmi’, yaitu mendengarkan hafalan kepada orang lain baik
kepada perseorangan maupun kepada jamaah.
(6) Metode Klasikal, yaitu mengajak peserta didik untuk membaca secara
bersama-sama, dengan bacaan yang sama dan dengan batas baca yang
sama.
(7) Metode Individual, metode ini diimplementasikan dengan cara peserta
didik dipanggil satu persatu untuk membaca, sesuai dengan batas bacanya
sendiri dengan di sima’ oleh guru.
(8) Metode Drill (latihan), metode ini diimplementasikan dengan cara
dibiasakan latihan membaca dan menulis Al- Qur'an secara berulang-
ulang.

c. Penilaian

Penilaian hasil pembimbingan BTHQ diserahkan kepada guru ngaji yang


dilaksanakan paling sedikit satu kali dalam satu semester. Penilaian BTHQ
mencakup penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.
Penilaian sikap bertujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku selama
proses pembimbingan, dilakukan dengan teknik observasi. Penilaian sikap
dilakukan dengan teknik penilaian observasi. Penilaian pengetahuan dilakukan
dengan tes tulis dan lisan. Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik dalam hafalan Al-Qur'an juz ke-30 dan surat-surat
pilihan

7. Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring
Monitoring adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan oleh kepala
sekolah, pengawas, dan pihak-pihak pemerintahan untuk melihat
danmengetahui kesesuaian dan perkembangan pelaksanaan program sekolah
mengaji melalui :

17
1. Monitoring Teknis
Monitoring Teknis dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk melihat
kesesuaian dan perkembangan pelaksanaan program sekolah mengaji dengan
menggunakan instrumen pemantauan, kehadiran guru ngaji serta administrasi
kegiatan. Untuk selanjutnya kepala sekolah membuat laporan (soft file dan
hard copy) secara berkala setiap akhir bulan kepada kepada dinas pendidikan
melalui pengawas/ Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan.

2. Monitoring Managerial
Monitoring berkala dilakukan oleh pengawas untuk melihat dan
mengetahui kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan Program sekolah
mengaji.

b. Evaluasi Program
Evaluasi yang dilaksanakan dalam program sekolah mengaji adalah
evaluasi proses pembelajaran, keterlaksanaan dan ketercapaian program yang
melibatkan pihak penanggungjawab dan pelaksana.

18
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

Didalam penelitian perlu ditetapkan prosedur penelitian yang didalamnya


yang mencakup pendekatan dan metode penelitian, tempat dan waktu penelitian,
data dan sumber data, prosedur data, analisis data dan pemeriksaan keabsahan
data (validitas dan reliabilitas). Hal ini perlu dilakukan untuk lebih mempertajam
penelitian tersebut.

A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian

1. Pendekatan
Pendekatan penelitian merupakan metode atau cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu (Darmadi Hamid, 2014:153).
Dalam pandangan lain, Sukandarrumidi menjelaskan pendekatan penelitian
merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan
menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Sukandarrumidi, 2012:111).
Pendekatan penelitian adalah keseluruhan cara atau kegiatan dalam suatu
penelitian yang dimulai dari perumusan masalah sampai membuat suatu
kesimpulan. Pendekatan penelitian ada dua macamya itu pendekatan kuantitatif
dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif artinya informasi atau data yang
disajikan berupa angka sedangkan pendekatan kualitatif informasi atau data yang
disajikan berupa pernyataan. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang
juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data
dengan cara bertatap muka langsung dan berinteaksi dengan orang-orang di
tempat penelitian.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena semua data yang
diperoleh dalam bentuk hasil interview dan tatap muka. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian berdasarkan studi kasus.

19
2. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah merupakan cara yang digunakan untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan. Adapun dalam
penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif.
Sukmadinata (2017: 72) berpendapat bahwa penelitian deskriptif adalah jenis
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjabarkan fenomena
yang ada, baik fenomena alami maupun fenomena buatan manusia bisa mencakup
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara
fenomena satu dengan fenomena lain.
Seperti yang telah dikemukakan, penelitian ini bersifat deskriptif
yaitu hanya sebatas pada usaha untuk mengungkapkan suatu
permasalahan, keadaan atau peristiwa sebagaimana berkenaan dengan
masalah penelitian dalam implementasi program sekolah mengaji di SDN
Lamajang I Pangalengan.
.
B. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Observasi
Banyak para ahli pikir di bidang pendidikan yang merumuskan
tentang pengertian observasi salah satu diantanya adalah Sutrisno, (2004:
136) menyatakan bahwa :
Observasi dimaksudkan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Atau dengan kata
lain cara-cara mengungkapkan data yang dilakukan dengan mengamati
dan mencatat gejala-gejala yang sedang diselidiki tentang observasi ini
penulis menggunakan kerangka faktor-faktor yag diatur atau dikategorikan
terlebih dahulu.

Menurut Subagyo (2004: 63) mengemukakan bahwa,


Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis
mengenai fenomena sosial dengan gejala- gejala psikis untuk kemudian
dilakukan pencatatan. Observasi sebagai alat pengumpulan data dapat
dilakukan secara spontan, dapat pula dengan daftar isian yang telah
disiapkan.

20
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan seting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat
dalam kejadian yang diamati tersebut. Salah satu hal yang penting, namun
sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak
terjadi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga informan tidak merasa bahwa dirinya dijadikan subjek penelitian.
Dalam penelitian kualitatif ini teknik wawancara yang digunakan adalah
teknik wawancara yang tak terstruktur (unstructure interview) dan
wawancara yang tersruktur (directed interview) atau wawancara terfokus
(focused interview) dan wawancara tidak terarah (nondirected interview)
atau wawancara bebas (free interview). Wawancara tidak terarah dilakukan
oleh peneliti agar informan memperoleh kebebasan dan kesempatan
mengularkan pikiran, pandangan, dan perasannya tanpa diatur oleh
peneliti. Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh keterangan
yang terinci.
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data,
bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun
telah disiapkan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu
Ibu Ati Herawati,S.Pd. dengan Jabatan Kepala Sekolah SDN Lamajang I,
Ibu Yuyum Nurlaela, S.Ag. selaku Guru PAI di SDN Lamajang I dan Ibu
Cicin Sariningsih yang merupakan salahsatu Guru mengaji di SDN
Lamajang I.

3. Studi Dokumentasi

21
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data agar menghasilkan
catatan penting berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan
diperoleh data lengkap, sah dan bukan berdasarkan pemikiran Basrowi
(2008:158).
Peneliti mengarsipkan hasil Wawancara, supaya data yang peneliti
buat sesuai dengan bukti dan dokumentasi yang ada. Dan mempermudah
peneliti untuk memacahkan masalah yang akan di hadapi oleh peneliti.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dalam dokumentasi ini peneliti mengumpulkan bebarapa data yang
di terima dari SDN Lamajang I

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah SDN Lamajang I yang
terletak di Kp. Karang Tengah, RT.003/RW.007 Desa Lamajang, Kecamatan
Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Alasan pemilihan lokasi
penelitian ini karena SDN Lamajang I merupakan sekolah dasar tertua di Desa
Lamajang yang didirikan pada tahun 1925. Selain itu juga, SDN Lamajang I
merupakan SD Gugus yang menjadi contoh bagi sekolah-sekolah yang lainnya.

2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, tidak dikenal
dengan populasi dan sampel seperti dalam penelitian kuantitatif karena penelitian
berangkat dari kasus keberadaan individu atau kelompok dalam situasi soaial
tertentu dan hasilnya hanya berlaku pada situasi sosial itu.
Menurut Arikunto (2016:26) subjek penelitian adalah memberi batasan
subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel
penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek
penelitian mempunyai peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian,
itulah data tentang variabel yang peneliti amati.

22
Pada penelitian kualitatif subjek penelitian disebut dengan istilah
informan, yaitu orang yang memberikan informasi tentang data yang
diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
Adapun subjek utama (key informan) dalam penelitian ini adalah Ibu Ati
Herawati,S.Pd. dengan Jabatan Kepala Sekolah SDN Lamajang I, Ibu
Yuyum Nurlaela, S.Ag. selaku Guru PAI di SDN Lamajang I dan Ibu
Cicin Sariningsih yang merupakan salahsatu Guru mengaji di SDN
Lamajang I.
D. Objek Penelitian

Objek penelitian di dalam riset adalah suatu atribut atau sifat dan nilai dari
orang, objek atau kegiatan dengan suatu variasi tertentu dan ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari serta ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014: 20).
Objek penelitian dalam suatu riset sendiri dapat berupa sifat dari seseorang
ataupun sekelompok orang. Kemudian ditemukan masalah atau pandangan dari
kelompok orang yang perlu diteliti lebih mendalam. Dari masalah yang telah
ditemukan itu, kemudian dicari penyebabnya atau untuk ditemukan saran dari
permasalahan yang mereka hadapi.
Variasi mengenai suatu objek di dalam riset disusun dan ditetapkan secara
pribadi oleh para peneliti. Tujuan dari penyusunan objek penelitian supaya
penelitian dapat dilakukan dengan lebih berfokus pada satu masalah. Dengan
begitu, penelitian dapat dilakukan dengan lebih detail dan lebih kompleks karena
hanya berfokus pada satu objek penelitian saja.
Dari pemaparan diatas adapun objek penelitian ini adalah Implementasi
Program Sekolah Mengaji

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan
Membuat izin penelitian yang selanjutnya ditujukan untuk meminta
perizinan kepada Lembaga terkait agar dapat melaksanakan penelitian di Lembaga
yang bersangkutan.

23
2. Tahap Pelaksanaan (eksplorasi)
a. Observasi secara langsung di lapangan terkait hal yang sedang diteliti
b. Wawancara dengan kepala sekolah SDN Lamajang I
c. Wawancara dengan Guru PAI SDN Lamajang I
d. Wawancara dengan salah satu Guru Mengaji SDN Lamajang I
e. Dokumentasi berbagai file yang berkaitan dengan hal yang sedang diteliti.
3. Tahap Akhir (member check)
Tahap akhir dari penelitian ini yaitu setelah mendapatkan berbagai macam
data di lapangan selanjutnya kelompok kami mengolah data tersebut. Setelah
diolah dan dilakukan analisis terhadap data yang telah ditemukan dilakukan
pengkajian keabsahan data lalu ditarik kesimpulan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian.
F. Penyusunan Instrumen Penelitian

Pada pelaksanaan pengumpulan data penelitian kualitatif instrumen


utamanya adalah peneliti sendiri, dengan mengunakan beberapa alat atau
instrumen penelitian yang disesuaikan dengan sifat data yang
dikumpulkan, sehingga data yang diharapkan akan dapat diperoleh data
yang secara akurat dan pembahasan yang memiliki validitas yang akurat.
Untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti, maka
mempergunakan beberapa instrumen yang dianggap dapat digunakan
pada saat penelitian yaitu, pertanyaan, data chek list observasi dan data
chek list dokumentasi: Instrumen wawancara atau pendemon wawancara
dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak struktur (bebas). Secara bebas
dapat diartikan bahwa pewawancara bebas untuk menanyakan apa saja
kepada terwawancara berdasarkan pedoman wawancara.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Wawancara
Pertanyaan Indikator/
No Sumber data
Penelitian Bahan yang dibutuhkan

24
1 Bagaimana a) Tujuan Program Sekolah Mengaji di SDN Kepala Sekolah
Perencanaan
Lamajang I
program sekolah
mengaji b) Tahapan Program Sekolah Mengaji di
dalam meningkatkan
SDN Lamajang I
kompetensi BTHQ
didik di SDN
Lamajang I
Pangalengan?

2 Bagaimana a) Pembagian tugas guru mengaji oleh Kepala Sekolah


Pengorganisasian Guru PAI
sekolah
program sekolah Guru Mengaji
mengaji
dalam meningkatkan
kompetensi BTHQ
didik di SDN
Lamajang I
Pangalengan?
3 Bagaimana a) Sosialisasi Program Sekolah Mengaji oleh Kepala Sekolah
Pelaksanaan Guru PAI
pihak sekolah
program sekolah Guru Mengaji
mengaji b) Bimtek Program Sekolah Mengaji
dalam meningkatkan
c) Realisasi Program Sekolah Mengaji
kompetensi BTHQ
didik di SDN
Lamajang I
Pangalengan?

4 Bagaimana Evalausi a) Monitoring Program Kepala Sekolah


/ Pengawasan Guru Mengaji
b) Evaluasi Program
program sekolah
mengaji
dalam meningkatkan
kompetensi BTHQ
didik di SDN
Lamajang I
Pangalengan?

25
G. Teknik Pengolahan Data / Analisis Data

Data yang diperoleh setelah melakukan penelitian dilapangan (field


research) akan diolah dengan menggunakan teknik pengolahan data Mile
dan Huberman dalam Salim (2016: 20-24) yang menyebutkan tiga langkah
pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data (data reduction), penyajian
data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing and
verification), seperti dijelaskan sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, maka perlu dicatat secara
rinci dan teliti. Karena makin lama peneliti di lapangan, maka jumlah data akan
makin banyak, kompleks, dan rumit. Sehingga perlu dilakukan analisis data
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang tidak perlu.
2. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
(penyajian data). Melalui penyajian data ini, maka data terorganisasikan dengan
baik, tersusun dengan benar, sehingga data semakin mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing and Verification)
Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi data. Karena kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan ada perubahan bila ditemukan data-data pendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya.
H. Pengkajian Keabsahan Data

Hasil penelitian kualitatif masih diragukan berbagai kalangan dari


sisi nilai ilmiahnya, karena dianggap kurang valid dan reliable. Validitas
adalah ukuran ketepatan yang benar atau salah. Oleh karena itu, agar hasil
penelitian kualitatif ini dapat di terima sebagai suatu karya ilmiah yang
memiliki kredibilitas (dapat dipercaya), maka perlu ada pemeriksaan
keabsahan data yang didapatkan. Untuk mencapai validitas yang baik,
maka dalam penelitian ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut.

26
1. Reliabilitas
Dalam penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan kecocokan konsep
penelitian dengan konsep yang ada pada responden. Untuk mencapai hal tersebut,
dalam penelitian ini dilakukan antara lain:
a. Triangulasi, yakni mengecek kebenaran data dengan cara membandingkan dengan
data dari sumber lain seperti buku-buku sumber; seperti hasil wawancara
mengenai kepemimpinan manajerial kepala sekolah dan kinerja operator sekolah.
b. Pembicaraan dengan kolega (peer Debriegfing), yaitu peneliti membahas catatan
lapangan dengan kolega dan teman sejawat yang mempunyai kompetensi dalam
bidang manajemen; pembicaraan dengan kolega dilakukan apabila data yang
ditemukan seperti koordinasi dan komunikasi yang dilakukan kurang sesuai
dengan kondisi nyata di lapangan.
c. Penggunaan bahan referensi digunakan untuk mengamankan berbagai informasi
yang didapat dari lapangan.
d. Mengadakan member check setiap akhir wawancara dilakukan, atau pembahasan
suatu topik, sehingga perbedaan suatu masalah dapat dihindarkan seperti sistem
kerja yang dilakukan, kemudian dilakukan konfirmasi dengan nara sumber
terhadap laporan hasil wawancara, maka jika ada kekeliruan data dapat diperbaiki
atau apabila ada data yang kurang dapat ditambah dengan informasi baru.
2. Dependabilitas
Dependabilitas atau ketergantungan adalah satu kriteria kebenaran dalam
penelitian kualitatif yang pengertiannya sejajar dengan reliabilitas dalam
penelitian kuantitatif, yakni mengupas tentang konsistensi hasil penelitian.
Konsep ketergantungan lebih luas dari pada reliabilitas, karena peninjauannya
lebih dari segi konsep, tetapi memperhitungkan berbagai aspek atau segala-
galanya yang ada pada reliabilitas itu sendiri.
3. Transferabilitas
Trasferabilitas atau keteralihan merupakan validitas eksternal hasil
penelitian sehingga sejauh manakah dari hasil penelitian ini dapat diterapkan atau
di aplikasikan dalam konteks atau situasi lain. Transferabilitas hasil penelitian
baru ada, jika pemakai melihat dari situasi identik dan memiliki keserasian antara

27
hasil penelitian dengan permasalahan ditempatnya. Meskipun diakui, bahwa tidak
ada situasi yang sama pada tempat dan kondisi yang lain. Transferabilitaas
merupakan suatu kemungkinan, sehingga peneliti tidak memiliki keyakinan akan
dapat menjamin validitas eksternal ini.
4. Konfirmabilitas
Agar kebenaran dan objektivitas hasil penelitian dapat di buktikan dan dapat
dipertanggungjawabkan, kemudian dilakukan audit trail, yakni dengan melakukan
pemeriksaan ulang sekaligus konfirmasi untuk menyediakan bahwa hal-hal yang
dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai dengan situasi yang nyata, maka peneliti
melakukan upaya:
a. Data mentah yang diperoleh direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap
dan cermat.
b. Data yang sudah terkumpul kemudian di konfirmasi ulang melalui observasi,
wawancara, dan upaya lainnya, untuk memastikan kebenarannya.
c. Melakukan pengolahan dan analisis data secara sederhana untuk membuktikan
kebenaran data, sehingga data dapat dipercaya kebenarannya.

28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Lamajang I yang


berlokasi di Kp. Karang Tengah RT. 03, RW. 07, Desa Lamajang,
Kecamatan Pangalengan, Kab. Bandung-Jawa Barat. Penelitian ini
dilakukan pada hari kamis tanggal 13 April 2023.

SDN Lamajang I merupakan sekolah dasar tertua di daerah Desa


Lamajang yang didirkan pada tahun 1925. Sekolah ini memiliki 7 orang
pendidik dan 3 orang tenaga kependidikan. Pada tahun ini, terdapat 154
jumlah total peserta didik dengan rincian 84 peserta didik laki-laki dan 70
peseta didik perempuan.

Adapun rincianya sebagai berikut :

No Nama Status Kepegawaian Jenis PTK

1 Ati Herawati PNS Kepala Sekolah


2 Hendi Tenaga Honor Sekolah Penjaga Sekolah
3 Hendra Lesmania Guru Honor Sekolah Guru Kelas
4 Nabila Yasmin Nuralifah Tenaga Honor Sekolah Tenaga Administrasi Sekolah
5 Resyanti Guru Honor Sekolah Guru Kelas
6 Rika Nur Annisa Dewi Guru Honor Sekolah Guru Kelas
7 Wawang Kartiwi PNS Guru Kelas
8 Yanti Haryanti PNS Guru Kelas
9 Yuyum Nurlaela PNS Depag Guru Mapel
10 Syamsul Tenaga Honor Sekolah Tenaga Administrasi Sekolah

Tingkat Jumlah Siswa


No Nama Rombel Wali Kelas
Kelas L P Total
1 KELAS 1 1 15 10 25 Wawang Kartiwi
2 KELAS 2 2 12 13 25 Resyanti
3 KELAS 3 3 8 16 24 Yanti Haryanti
4 KELAS 4 4 19 16 35 Wawang Kartiwi
5 KELAS 5 5 11 10 21 Hendra Lesmania
6 KELAS 6 6 19 5 24 Ati Herawati
29
No Nama Rombel Nama Guru Ngaji

1 KELAS 1 Tuni Tri KArtini,S.Pd.


2 KELAS 2 Nani Sunggarani
3 KELAS 3 Hj. Nani Sumyati
4 KELAS 4 Wisnu Andreansyah
5 KELAS 5 Syamsul
6 KELAS 6 Cicin Sariningsih

SDN Lamajang I memiliki Visi “ Mewujudkan Peserta Didik yang


Berkarakter, Raji, Terampil, Bertanggung Jawab, Mandiri, Didasari IMTAQ dan
IPTEK yang Handal, Serta Cinta Terhadap Lingkungan. Serta Misi
“Mengembangkan Sumber Daya Secara Optimal Dalam Rangka Membentuk
Peserta Didik yang Berkarakter, Raji, Terampil, Bertanggung Jawab, Mandiri,
Didasari IMTAQ dan IPTEK yang Handal, Serta Cinta Terhadap Lingkungan.
Adapun tujuan dari SDN Lamajang I adalah :

1. Menghasilkan lulusan yang rajin.


2. Menghasilkan peserta didik yang terampil.
3. Menghasilkan peserta didik yang cerdas dan berakhlak mulia.
4. Menghasilkan peserta didik yang mencintai lingkungan.

B. Temuan Penelitian

Setelah seluruh data-data yang diperlukan berkumpul dengan


lengkap, langkah selanjutnya adalahn melakukan analisis terhadap data-
data yang telah terkumpul tersebut. Penelitian ini mengkomparasikan
antara data-data yang berasal dari lapangan dengan data kepustakaan yang
berupa teori dan konsep yang ada relevansinya sebagai standar penilaian.
Data yang telah diperoleh melalui hasil observasi, wawancara dan studi
dokumentasi, maka penelitian ini dideskripsikan dan dikelompokkan
berdasarkan pertanyaan penelitian.

Penelitian ini sekaligus berfungsi sebagai jawaban atas pertanyaan


penelitian yang diajukan berdasarkan hasil permasalahan yang diteliti dari
mulai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan

30
organisasi pendidikan yang berfokus pada manajemen sumber daya
manusia sebagai upaya meningkatkan profesionalitas guru di era
globalisasi. Temuan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Perencanaan Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan


Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I.

Kepala sekolah SDN Lamajang I menyatakan bahwa dalam perencanaan


program sekolah mengaji di sekolah ini mencakup pada tujuan dan tahapan
pelaksanaan. Beliau menyampaikan bahwa tujuan dari program sekola mengaji ini
adalah meningkatkan kemampuan baca, tulis dan hafal Al-Qur’an peserta didik.
Beliau juga menambahkan bahwa program sekolah mengaji ini dapat memperkuat
rasa cinta terhadap Al-Qur’an, meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
membiasakan diri untuk membudayakan mengaji. Adapun tujuan khusus yang
SDN Lamajang I harapkan, hal itu masih belum terpikirkan. Jadi, menurut beliau
SDN Lamajang I masih ikut secara umum dengan tujuan yang pemerintah
inginkan.
Terkait dengan tahapan, beliau menyampaikan belum tahu harus seperti
apa. Beliau hanya mengatakan bahwa ada program pemerintah tentang sekolah
mengaji dan hanya mengikuti dari kepala sekolah sebelumnya karena beliau
merupakan kepala sekolah yang baru. Namun beliau menambahkan mungkin untuk
tahapan yang selalu direncanakan hanya sebatas pembagian tugas guru mengaji,
jadwal dan menyiapkan segala yang di perlukan dalam program ini. Untuk
pelaksanaanya kepala sekolah menyerahkan kepada guru ngaji dan guru PAI
sebagai mentor.

2. Pengorganisasian Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan


Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I.

Pada wawancara dengan kepala SDN Lamajang I, beliau mengatakan


bahwa untuk pembagian tugas itu ada 3, beliau sebagai pengawas atau penanggung
jawab program, Guru PAI sebagai mentor yang membimbing guru sekolah
mengaji, dan guru sekolah mengaji yang mengajar dengan silabus yang sudah ada.

31
Terkait dengan kepengurusan, beliau hanya menyampaikan bahwa hanya tahu
tentang koordinator program sekolah mengaji di Desa Lamajang, yakni ibu Ayi
Sukaenah. Beliau menuturkan pula bahwa ada juga di tingkat kecamatan, namun
beliau tidak mengetahui secara terperinci.
Guru PAI di SDN Lamajang I menambahkan bahwa, pihak sekolah tidak
tahu tentang rekruitmen, penugasan di sekolah mana saja, itu adalah kebijakan di
kecamatan. Adapun untuk pembagian tugas guru mengaji, pihak SDN Lamajang I
tidak memiliki syarat khusus. Semua pembagian tugas guru mengaji akan
mengajar di kelas mana itu tergantung pada kesanggupan dan kesepakatan
bersama.
Ibu Cicin selaku guru mengaji menambahkan bahwa memang betul, untuk
pembagian tugas mengajar itu atas dasar kesanggupan dan kesepakatan bersama
saat pertama kali di tugaskan di sekolah ini.

3. Pelaksanaan Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan Kompetensi


BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I.

Menurut kepala SDN Lamajang I untuk sosialisasi itu sebelumnya


dilakukan oleh kepala sekolah sebelumnya. Sosialisasi tersebut diberikan kepada
seluruh peserta didik dan orang tua ketika ada rapat tahunan. Kemudian untuk
bimtek, beliau pun mengatak belum pernah. Namun, kepala sekolah yang dulu
pernah melakukan bimtek tersebut. Beliau juga menuturkan, sampai saat ini belum
tahu apakah guru ngaji itu sudah bimtek atau belum. Namun, menurut guru ngaji
sudah ada bimtek di desa dulu walaupun belum efektif. Kemudian terkait dengan
pelaksanaan program ini di kelas, beliau mengaku hanya sebatas melihat apakah
ada gurunya atau tidak, mengajar atau tidak, prosesnya seperti apa tanpa langsung
masuk ke kelas.
Beliau juga menuturkan bahwa di sekolah ini program mengaji
dilaksanakan satu kali setiap minggunya yakni pada hari Jum’at pukul 07.00
sampai dengan 08.00 (60 menit). Ini sesuai dengan intruksi dari koordinator di
Desa. Adapun untuk silabus, tujuan pembelajaran, bahkan juknispun beliau
mengatakan tidak punya. Baru ketika peneliti datang ke sekolah ini beliau melihat

32
juknis yang di bawa oleh peneliti. Beliau menambahkan juga bahwa selalu
menekankan kepada orangtua dan peserta didik agar tetap mengaji di MDTA atau
di masjid, karena program ini hanya sebatas pembatu saja bukan pengganti.
Guru PAI juga menambahkan bahwa memang benar belum ada bimtek
yang ia lakukan, hanya di beritahu saja bahwa ada program ini dan yang
mengurusnya adalah pihak yang ada di kecamatan. Untuk tahap pelaksanaan beliau
menyampaikan bahwa selalu membimbing guru mengaji pada saat pelaksanaan,
yakni pada hari Jumat pada setiap minggunya dari pukul 07.00 sampai dengan
08.00.
Beliau juga menambahkan bahwa untuk metode atau cara mengajar itu
disesuaikan dengan kemampuan guru mengaji. Mau menggunakan metode apapun
yang penting anak bisa mengaji. Untuk pembelajaran pun baru mencakup pada
belajar membaca saja. Kadang menulis atau hafalan, namun yang lebih banyak
masih pada pembelajaran membaca Al-Qur’an atau Iqro’.
Saat wawancara dengan guru mengaji, beliau menyatakan bahwa untuk
bimtek itu belum pernah, namun ada wacana akan ada bimtek untuk guru ngaji.
Selanjutnya untuk tahap pembelajaran biasanya didahulukan untuk berdoa dahulu,
kemudian di cek kehadiran peserta didik, setelah itu akan dipanggil satu persatu
untuk maju dan membaca di depan guru mengaji, baik itu yang iqro atau yang
sudah Al-Qur’an. Untuk metode pembelajaran saat belajar membaca ia mengaku
bahwa tidak tahu metode apa yang beliau gunakan, beliau hanya akan
mendengarkan dan akan memperbaiki bila ada kesalahan membaca dengan
penjelasan harus bagaimana membacanya.
Beliau juga mengatakan bahwa untuk menulis tidak tahu metode apa yang
digunakan, ia hanya menyuruh anak untuk meniru tulisan yang beliau tulis di
papan tulis di bukunya. Kemudian dinilai dan dilihat benar atau tidaknya.
Berkaitan dengan hafalan, beliau mengaku untuk sesi ini biasanya anak
disuruh membaca berkali-kali dengan melihat tulisan (di papan tulis atau Al-
Qur’an), kemudian di ulangi tanpa melihat sampai hafal. Sampai saat ini mungkin
hanya baru surat ke 15 (dari surat An-Nas) yang di hafal.
Terkait dengan kepala sekolah dan Guru PAI, beliau mengatakan bahwa

33
kepala sekolah selalu melihat dan menanyakan bila ada guru mengaji yang tidak
masuk. Bila tidak ada kabar, beliau akan menghubunginya langsung dan
menanyakan kenapa tidak hadir. Kepala sekolah selalu mendorong para guru ngaji
untuk lebih meningkatkan kualitas mengajar kami. Namun, untuk guru PAI yang
menjadi mentor, beliau menuturkan bahwa jarang bahkan tidak pernah sama sekali
masuk ke kelas untuk memantau apalagi untuk memberikan saran dan masukan
bagi guru mengaji.

4. Pengawasan dan Evaluasi Program Sekolah Mengaji dalam


Meningkatkan Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang.

Menurut kepala sekolah SDN Lamajang I, dalam pengawasan


(teknis) beliau akan melihat kesesuaian dan perkembagan program ini,
diantaranya dengan intrumen pemantauan, kehadiran dan administrasi
kegiatan. Semua dokumen itu disiapkan oleh pihak sekolah (Operator
Sekolah) yang hasilnya akan di laporkan ke tingkat kecamatan secara
berkala setiap bulan yang akan diteruskan ke Dinas Kabupaten Bandung.
Untuk monitoring managerial oleh pengawas, beliau mengatakn
bahwa dari sejak saat program ini berjalan, hanya baru kemaren (saat
pesantren kilat bulan Ramadhan) pengawa menanyakan dan melihat
kinerja guru mengaji. Beliau menyampaikan bahwa pengawas
mengapresiasi Kerjasama antara guru mengaji dan sekolah.
Kemudian, menurut guru mengaji untuk evaluasi mereka melakukannya
setiap pertemuan dengan rentang penilaian dengan huruf (A = Baik Sekali,
B=Baik, C=Cukup, D=kurang, E=Sangat Kurang) yang nanti akan
diakumulasikan setiap akhir semester dan dijadikan raport khusus mengaji. Beliau
juga menambahkan bahwa untuk anak yang iqra akan berbeda nilainya dengan
yang Al-Quran. Beliau juga menambahkan bahwa, Guru PAI menyarankan agar
yang sudah al-Quran untuk tidak di turunkan ke iqra, atau yang sudah iqra 6 di
turunkan ke 5 atau 4 walaupun tidak lancar.
Kemudian terkait pelaporan ke kecamatan, yang mengurus itu
semua adalah pihak sekolah, sehingga guru mengaji hanya mengumpulkan

34
absen dan nilai siswa.
C. Pembahasan

1. Perencanaan Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan


Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I.

Perencanaan pada suatu program merupakan suatu hal yang sangat


penting, hal ini untuk mengukur apakah langkah-langkah dan tujuan suatu
program itu tercapai atau tidak. (Afifudin, 2015: 53).
Berkaitan dengan tujuan program guru mengaji yang dikemukakan oleh
kepala sekolah SDN Lamajang I telah sesuai dengan juknis program tersebut.
Hanya saja sekolah ini belum bisa menerapkan tujuan tersebut untuk menjadi
standar kompetensi lulusan. Padahal, dalam juknis disebutkan bahwa setidaknya
program ini dapat membentuk peserta didik yang cinta terhadap Al-Qur’an,
membaca, menulis, dan menghafal Juz 30, serta mengamalkan nilai-nilai yang ada
di dalamnya. (Juknis Program Sekolah Mengaji, 2021 : 5) Hal tersebut juga akan
meningkatkan kompetensi lulusan dengan keunggulan pada bidang baca, tulis dan
hafal Al-Quran. Penulis berpendapat bahwa bila program ini direncanakan dengan
sangat matang dan terstruktur serta didikung oleh semua warga sekolah, akan
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam baca, tulis dan hafal al-Qur’an
yang nantinya akan menjadi standar kompetensi lulusan dari sekolah ini. Sehingga
sekolah ini dapat menjamin bahwa setiap lulusan dari sekolah ini dapat membaca,
menulis dan menghafal al-Quran.

2. Pengorganisasian Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan


Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I.
Pengorgabisasiab merupakan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang
harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan
pekerjaan kepada setiap individu, penetapan departemen-departemen (sub
sistem) serta penentuan hubungan-hubungan. (Afifudin, 2015 : 111).

SDN Lamajang I dalam pembagian tugas guru mengaji ini, dapat


dikatan sudah sesuai dengan juknis yang ada, yakni kepala sekolah kepala

35
sekolah sebagai orang yang memonitoring teknis, dan guru PAI sebagai
pendamping atau mentor bagi guru program sekolah mengaji (Juknis
Program Sekolah Mengaji, 2021 : 5).

Begitupun dengan pembagian tugas itu sepenuhnya diserahkan


dengan kesepkatan antara satuan pendidikan dengan guru mengaji. Hal itu
juga berlaku untuk jadwal program ini, dalam juknis disebutkan bahwa
paling sedikit 1 kali dalam 1 minggu dengan durasi 1 kali 60 menit, guru
ngaji melaksanakan pembelajaran di kelas. Namun, guru mengajipun harus
melaksanan pembelajaran juga di madrasah, mushola atau tempat lain
dengan materi yang menyangkut al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih
dan ibadah. Sehingga program ini hanya penguatan pada kegiatan mengaji
yang sudah menjadi tradisi di Kabupaten Bandung (Juknis Program
Sekolah Mengaji, 2021 : 14).

3. Pelaksanaan Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan Kompetensi


BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang I.
Pelaksanaan atau pengarahan adalah membuat semua anggota
kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara Ikhlas serta bergairah
untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian (Afifudin, 2015 : ).

Dalam pelaksanaan program guru mengaji ini, kepala sekolah


berperan sebagai monitoring program yang mana tugasnya adalah
memastikan program tersebut berjalan sesuai dengan rencana dan dapat
mencapai tujuan. (Juknis Program Sekolah Mengaji, 2021 : 9).

Sedangkan untuk Guru PAI yang merupakan pendamping dan


harus membantu dalam mengerjakan dokumen kinerja guru mengaji sesuai
dengan apa yang ada pada juknis tersebut masih dapat dikatakan kurang.
Hal ini sesuai dengan keterangan yang didapat dari guru mengaji bahwa
guru PAI jarang hadir dan mendampingi mereka dalam setiap
pembelajarannya.

36
Kemudian, pada juknis dijelaskan tentang strategi yang mencakup
metode membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur’an bahwa untuk
metode pembelajaran sekolah mengaji diserahkan kepada guru mengaji di
sekolah masing-masing. (Juknis Program Sekolah Mengaji, 2021 : 15).
Namun kenyatannya, para guru mengaji ini tidak tahu sama sekali metode
yang mereka gunakan. Hal ini mungkin terjadi karena belum ada bimtek
yang diselenggarakan pihak sekolah atau kecamatan.

Dalam juknis juga diterangkan bahwa, guru mengaju dan peserta


didik juga diharapkan untuk tetap mengaji seperti biasa di masjid,
mushola, madrasah atau sebagainya. (Juknis Program Sekolah Mengaji,
2021 : 14). Namun pada kenyataanya, banyak peserta didik yang tidak ikut
mengaji di tempat-tempat tersebut dengan alasan karena sudah cukup
mengaji di sekolah. Padahal hal tersebut bukan merupakan yang
diharapkan pemerintah. Mengingat program ini hanya 1 jam dalam 1
minggu, sehingga program ini bila hanya berjalan di sekolah dan tidak
diteruskan di tempat mengaji seperti biasa maka tujuan program ini tidak
akan tercapai.

Selain dari pada itu, dalam juknis sudah dijelaskan bahwa ruang
lingkup materi pembelajaran ini terdiri dari membaca huruf dan lafadz Al-
Qur’an, menulis huruf hijaiyah, serta menghafal surat-surat pada juz 30.
(Juknis Program Sekolah Mengaji, 2021 : 7). Namun disekolah ini masih
belum bisa mencakup semua materi itu, karena masih berfokus pada
membaca terlebih dahulu. Padahal, dalam dokumen capaian silabus
BTHQ jenjang SD dimulai dari kelas 1 dengan hafalan An-nas, dan terahir
di kelas 6 surat An-Naba. Dapat disimpulkan bahwa, pemerintah berharap
peserta didik kelas 6 mampu menghafal juz 30.

4. Pengawasan dan Evaluasi Program Sekolah Mengaji dalam Meningkatkan


Kompetensi BTHQ Peserta Didik di SDN Lamajang.

Evaluasi dalam fungsi manajemen adalah suatu proses untuk menilai atau

37
menaksir menentukan sampai sejauh mana tujaun organisasi dapat dicapai.
(Afifudin, 2015 : 250)
Dalam program sekolah mengaji di SDN Lamajang ini, sesuai denga napa
yang ada di juknis, seluruh pengawasan dilakukan secara berjenjang. Dimulai dari
kepala sekolah sampai Dinas Kabupaten Bandung. (Juknis Program Sekolah
Mengaji, 2021 : 19)
Adapun terkait penilaian peserta didik dibagi dalam 3 kategori, yakni
sikap, pengetahuan dan keterampilan. (Juknis Program Sekolah Mengaji, 2021 :
18). Dalam penilian sikap dilihat dari selama proses pembelajaran, sedangkan
pengetahuan dilakukan secara tes tulis atau lisan dan keterampilan dinilai dari
kemampuan menghafal juz 30. Secara sekilah SDN Lamajang I telah melakukan
hal tersebut, namun masih banyak juga peserta didik (bahkan di kelas 6) yang
belum mencapai tujuan yang diharapkan.

38
BAB V
SIMPULAN
A. Simpulan Umum

SDN Lamajang I Pangalengan dalam implementasi program Sekolah


Mengaji dalam meningkatkan kompetensi baca, tulis dan hafal Al-Qur’an peserta
didik menggunakan fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi. Namun pada praktiknya masih banyak yang harus
dibenahi dimulai dari tujuan program ini untuk meningkatkan standar kompetensi
lulusan, pembagian tugas yang hanya sebatas kesepakatan kesanggupan bukan
kompetensi pendidik, pelaksanaan yang masih belum optimal, serta evaluasi yang
perlu dibenahi lagi, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi program
Sekolah Mengaji dalam meningkatkan kompetensi baca, tulis dan hafal Al-Qur’an
peserta didik di SDN Lamajang I masih belum sesuai harapan pemerintah.
B. Simpulan Khusus

1. Perencanaan program Sekolah Mengaji dalam meningkatkan kompetensi


baca, tulis dan hafal Al-Qur’an peserta didik di SDN Lamajang I walaupun
sudah sesuai dengan tujuan yang ditentukan pemerintah, tapi belum
diterapkan sebagai standar kompetensi lulusan.
2. Pengorganisasian program Sekolah Mengaji dalam meningkatkan kompetensi
baca, tulis dan hafal Al-Qur’an peserta didik di SDN Lamajang I masih
sebatas pada kesanggupan dan kesepakatan antara sekolah dan guru mengaji,
bukan berlandaskan pada kompetensi guru tersebut.
3. Pelaksanaan program Sekolah Mengaji dalam meningkatkan kompetensi
baca, tulis dan hafal Al-Qur’an peserta didik di SDN Lamajang I masih belum
optimal, hal ini mungkin terjadi karena kurangnya pendampingan dari guru
PAI dan belum adanya bimbingan teknis kepada guru mengaji.
4. Evaluasi program Sekolah Mengaji dalam meningkatkan kompetensi baca,
tulis dan hafal Al-Qur’an peserta didik di SDN Lamajang I dirasa cukup
dalam hal administrasi. Namun dalam hasil yang diraih oleh peserta didik
masih belum sesuai yang diharapkan oleh pemerintah.

39
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku-Buku
Badrudin. (2015). Dasar-dasar Manajemen. Alfabeta. Bandung.
Arikunto, S. (2016). Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan. Rajawali Pers. Jakarta

Basrowi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.


Darmadi, Hamid. (2014), Metode Penelitian Pendidikan Sosial. Bandung:
Alfabeta

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Subagyo, J. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta. PT. Rineka Cipta.


Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Salim, A. (2016). Teori dan
Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sukandarrumidi. 2012. Metodologi Penelitian. Cetakan Keempat. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

Tim Pengembang Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Melalui Program


Sekolah. (2021) MengajiSilabus BTHQ Program Sekolah Mengaji. Bandung

Tim Pengembang Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Melalui Program


Sekolah . (2021) Panduan Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Melalui
Program Sekolah Mengaji. Bandung

b. Peraturan Perundang-undangan

Perbup No. 78 Tahun 2021 tentang pembelajaran pendidikan keagamaan

Undang-undang Republik Indonesia No, 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional

PP no. 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penataan Lembaga


Kemasyarakatan

40
PMA no. 2 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan
Karakter

PMA no. 13 tahun 2014 tentang Pendidikan Agama Islam

Undang-undang Republik Indonesia No, 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional

Perbup No. 78 Tahun 2021 tentang pembelajaran pendidikan keagamaan

c. Sumber Lain

Tim Pengembang Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Melalui Program


Sekolah. (2021) MengajiSilabus BTHQ Program Sekolah Mengaji. Bandung

Tim Pengembang Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Melalui Program


Sekolah . (2021) Panduan Pembelajaran Pendidikan Keagamaan Melalui
Program Sekolah Mengaji. Bandung

41

Anda mungkin juga menyukai