Anda di halaman 1dari 3

Deportasi merupakan salah satu bentuk penindakan keimigrasian terhadap warga orang

asing pelanggar keimigrasian, selain deportasi terdapat bentuk penindakan yang lain

seperti pendetensian, pembayaran denda, pembatasan, perubahan, dan pembatalan izin

tinggal dan Projusticia.

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian telah mengatur mengenai

sanksi bagi yang melanggar ketentuan Keimigrasian berupa penyalahgunaan visa dan

izin tinggal sanksi tersebut berupa pidana penjara selama 5 (Lima) tahun dan sanksi

materiil berupa denda berkisar Rp 250.000.00 hingga Rp. 500.000.00, setelah menjalani

hukuman tersebut Warga Negara Asing tersebut langsung di deportasi kembali ke negara

asalnya. Untuk Warga Negara Asing yang telah mengalami overstayed akan di denda Rp

1.000.000 perhari berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 28 tahun 2019 tentang Jenis

dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku di Kementerian Hukum

dan Ham. Untuk pelaksanaan penindakan keimigrasian diatur dalam Undang-Undang

Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian, sesuai pasal 75 ayat 1 menyatakan bahwa,

Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap

Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan

patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati

atau tidak menaati peraturan perundang-undangan. Adapun tindakan administratif telah

diatur di pasal 75 pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan, pembatasan,

perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal,larangan untuk berada di satu atau beberapa

tempat tertentu di Wilayah Indonesia keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat

tertentu di Wilayah Indonesia pengenaan biaya beban dan/atau Deportasi dari Wilayah

Indonesia.

Penindakan keimigrasian termasuk kedalam penegakan hukum yang bertujuan untuk

menertibkan masyarakat khususnya Warga Negara Asing yang tinggal di wilayah Kota
Semarang dan sekitarnya supaya tidak menggangu ketertiban umum di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Pihak Imigrasi wilayah Semarang harus tetap

memperhatikan efektivitas dari penindakan keimigrasian yang dijalankan selama ini

dalam upaya mengatasi Warga Negara Asing yang melanggar ketentuan keimigrasian,

mengingat bahwa penduduk Warga Negara Asing yang tinggal di wilayah Jawa Tengah

sehingga ada kemungkinan akan mengalami peningkatan peristiwa pelanggaran

keimigrasian. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan

penindakan keimigrasian terhadap Warga Negara Asing yang melakukan pelanggaran-

pelanggaran sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang

keimigrasian dan untuk mengetahui apakah pelaksanaan penindakan keimigrasian

tersebut sudah efektif dalam mengatasi pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh

Warga Negara Asing.

Di Laporkan pada tahun 2022 pihak Imigrasi telah menindak 17 orang Warga Negara

Asing, 13 orang telah di deportasi kembali ke negara masing-masing sementara 4 orang

lainnya menunggu proses deportasi di Rumah Detensi Kota Semarang.

(2) Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. Pencantuman dalam daftar Pencegahan atau

Penangkalan;

b. Pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin

Tinggal;
c. Larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia;

d. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia;

e. Pengenaan biaya beban; dan/atau

f. Deportasi dari Wilayah Indonesia.

(3) Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi dapat juga dilakukan terhadap Orang Asing
yang berada di Wilayah Indonesia karena berusaha menghindarkan diri dari ancaman dan
pelaksanaan hukuman di negara asalnya.

Anda mungkin juga menyukai