Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PERCOBAAN V

PENGGABUNGAN BEBERAPA SISTEM


PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Oleh :
Fathu Ridwan Al Kais
TK-2A/ 3.33.21.0.07

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan operasi penggabungan beberapa sistem secara seri,
parallel, dan gabungan seri-paralel.
2. Mahasiswa dapat menggambarkan bentuk sinyal hasil penggabungan sistem secara
seri, parallel, dan gabungan seri-paralel.

II. DASAR TEORI


Beberapa sistem dapat dihubungkan secara seri, parallel, dan gabungan seri-paralel.
Penggabungan sistem ini dilakukan apabila diinginkan harga keluaran yang berbeda
dengan harga asalnya. Bentuk penggabungan secara seri dapat dilihat pada gambar 5.1.
Pada penggabungan sistem secara seri seperti pada gambar 5.1, keluaran dari sistem 1
akan menjadi masukan bagi sistem 2. Keluaran sistem secara keseluruhan merupakan
keluaran dari sistem 2.

Masukan Keluaran
Sistem 1 Sistem 2

Gambar 5.1 Penggabungan Sistem Seri

Bentuk penggabungan secara parallel dapat dilihat pada gambar 5.2. Pada
penggabungan sistem secara parallel seperti pada gambar 5.2, keluaran dari sistem 1
dijumlahkan dengan keluaran sistem 2 sebagai keluaran sistem secara keseluruhan.

Sistem 1
+
Keluaran
Masukan
+

+
Sistem 2

Gambar 5.2 Penggabungan Sistem Paralel


Bentuk penggabungan secara seri–paralel dapat dilihat pada gambar 5.3. Pada
penggabungan sistem secara seri-parallel seperti pada gambar 5.3, keluaran sistem 1
akan menjadi masukan sistem 2 dan keluaran sistem 2 dijumlahkan dengan keluaran
sistem 3. Hasil penjumlahan keluaran sistem 2 dengan sistem 3 akan menjadi masukan
sistem 4, keluaran sistem 4 merupakan keluaran sistem secara keseluruhan.

Sistem 1 Sistem 2
+
Masukan
Keluaran
+ Sistem 4

+
Sistem 3

Gambar 5.3 Penggabungan Sistem Seri-Paralel

III. ALAT YANG DIGUNAKAN


Satu set komputer

IV. LANGKAH KERJA


1. Matlab editor diaktifkan .
2. Batas waktu t ditentukan untuk harga antara – 10 sampai dengan 10 dengan selang
0,01.
3. Sistem 1 merupakan sistem perkalian 2.
4. Sistem 2 merupakan pengkuadratan.
5. Sistem 3 merupakan sistem perkalian -3.
6. Sistem 4 merupakan sistem perkalian 2,5.
7. Gambarkan sinyal untuk persamaan X(t) = 2 sin (t).
8. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.1.
9. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.2.
10. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.3.
11. Gambarkan sinyal untuk persamaan X(t) = 3 cos (t).
12. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.4.
13. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.5.
14. Gambarkan keluaran pada masing-masing sistem seperti tabel 5.6.
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL PERCOBAAN

I. LEMBAR KERJA DAN PERTANYAAN

Tabel 5.1 Penggabungan Sistem Seri dengan Masukan X(t) = 2 sin(t)


No Persamaan Gambar Sinyal
1. X(t) = 2 sin (t)
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
plot(t,x)

2. Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
plot(t,x, t, y1 ,'r')
3. Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
plot(t,x, t, y1 ,'r', t, y2, 'g')

Tabel 5.2 Penggabungan Sistem Paralel dengan Masukan X(t) = 2 sin(t)


No Persamaan Gambar Sinyal
1. X(t) = 2 sin (t)
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=x.^2;
y3=y1+y2;
plot(t,x)

2. Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=x.^2;
y3=y1+y2;
plot(t,x, t, y1, 'r')
3. Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=x.^2;
y3=y1+y2;
plot(t,x, t, y1, 'r', t, y2, 'g')

4. Penjumlahan Sistem 1 dan 2


t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=x.^2;
y3=y1+y2;
plot(t,x, t, y1, 'r', t, y2, 'g', t,
y3, 'm')

Tabel 5.3 Penggabungan Sistem Seri-Paralel dengan Masukan X(t) = 2 sin(t)


No Persamaan Gambar Sinyal
1. X(t) = 2 sin (t)
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t,x)
2. Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t, x, t, y1, 'r')

3. Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t, x, t, y1, 'r', t, y2, 'g')

4. Sistem 3
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t, x, t, y1, 'r', t, y2, 'g', t, y3,
'm')
5. Penjumlahan Sistem 2 dengan 3
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t, x, t, y1, 'r', t, y2, 'g', t, y3,
'm', t, y4, 'black')

6. Sistem 4
t=-10:0.01:10;
x=2*sin(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t, x, t, y1, 'r', t, y2, 'g', t, y3,
'm', t, y4, 'black', t, y5, 'cyan')

Tabel 5.4 Penggabungan Sistem Seri dengan Masukan X(t) = 3 cos(t)


No Persamaan Gambar Sinyal
1. X(t) = 3 cos (t)
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
plot(t,x)
2. Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
plot(t,x, t, y1, 'r')

3. Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
plot(t,x, t, y1, 'r', t, y2, 'g')

Tabel 5.5 Penggabungan Sistem Paralel dengan Masukan X(t) = 3 cos(t)


No Persamaan Gambar Sinyal
1. X(t) = 3 cos (t)
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=x.^2;
y3=y1+y2;
plot(t,x)
2. Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=x.^2;
y3=y1+y2;
plot(t,x, t, y1, 'r')

3. Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=x.^2;
y3=y1+y2;
plot(t,x, t, y1, 'r', t, y2, 'g')

4. Penjumlahan Sistem 1 dan 2


t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=x.^2;
y3=y1+y2;
plot(t,x, t, y1, 'r', t, y2, 'g', t, y3,
'm')
Tabel 5.6 Penggabungan Sistem Seri-Paralel dengan Masukan X(t) = 3cos(t)
No Persamaan Gambar Sinyal
1. X(t) = 3 cos (t)
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t,x)

2. Sistem 1
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t,x, t, y1, 'r')

3. Sistem 2
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t,x, t, y1, 'r', t, y2, 'g')
4. Sistem 3
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t,x, t, y1, 'r', t, y2, 'g', t, y3,
'm')

5. Penjumlahan Sistem 2 dengan 3


t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t,x, t, y1, 'r', t, y2, 'g', t, y3,
'm', t, y4, 'black')

6. Sistem 4
t=-10:0.01:10;
x=3*cos(t);
y1=2*x;
y2=y1.^2;
y3=-3*x;
y4=y2+y3;
y5=2.5*y4;
plot(t,x, t, y1, 'r', t, y2, 'g', t, y3,
'm', t, y4, 'black', t, y5, 'cyan')
II. JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan tentang sistem seri !
Jawab :
Sistem seri pada pengolahan sinyal digital merujuk pada pengolahan
sinyal yang dilakukan secara bertahap atau terurut. Dalam sistem seri,
sinyal masukan diolah melalui beberapa blok pemrosesan yang diatur
secara berurutan, di mana keluaran dari satu blok menjadi masukan untuk
blok berikutnya.
Contoh sederhana dari sistem seri adalah filter digital. Filter digital
sering digunakan dalam pengolahan sinyal untuk menghilangkan noise
atau komponen frekuensi yang tidak diinginkan dari sinyal. Filter digital
dapat dibagi menjadi beberapa blok pemrosesan, seperti pre-processing,
filtering, dan post-processing. Setiap blok melakukan operasi tertentu pada
sinyal masukan sebelum mengirimkannya ke blok berikutnya.
Prosesing sinyal digital dengan sistem seri memiliki beberapa
keuntungan, seperti memungkinkan pengolahan yang lebih efisien dan
kompleks pada sinyal dengan resolusi tinggi. Namun, sistem seri juga
dapat menghasilkan delay yang lebih tinggi karena setiap blok
memerlukan waktu untuk memproses sinyal. Oleh karena itu, pemilihan
jumlah dan jenis blok pemrosesan harus dipilih dengan cermat agar tidak
mengorbankan kualitas sinyal akhir. Sistem seri merupakan keluaran dari
sistem 1 akan menjadi masukan bagi sistem 2. Keluaran sistem secara
keseluruhan merupakan keluaran dari sistem 2.

2. Jelaskan tentang sistem paralel !


Jawab :
Sistem paralel pada pengolahan sinyal digital merujuk pada
pengolahan sinyal yang dilakukan secara simultan atau parallel. Dalam
sistem paralel, sinyal masukan dibagi menjadi beberapa jalur pemrosesan
yang bekerja secara bersamaan. Setiap jalur dapat melakukan operasi
pemrosesan yang berbeda pada sinyal masukan.
Contoh sederhana dari sistem paralel adalah prosesor sinyal digital
yang menggunakan beberapa core untuk mengolah sinyal secara paralel.
Dalam hal ini, setiap core melakukan operasi pemrosesan yang berbeda
pada bagian yang berbeda dari sinyal masukan. Setelah operasi
pemrosesan selesai, setiap core menggabungkan hasilnya untuk
menghasilkan sinyal keluaran.
Pengolahan sinyal digital dengan sistem paralel memiliki
keuntungan utama dalam hal kecepatan dan efisiensi pemrosesan sinyal.
Dalam beberapa kasus, sistem paralel dapat mengurangi delay dan
meningkatkan throughput pemrosesan sinyal. Namun, sistem paralel juga
dapat memerlukan sumber daya yang lebih besar, seperti jumlah core dan
memori yang lebih banyak, yang dapat mempengaruhi biaya perangkat
keras dan daya pemrosesan.
Pemilihan sistem pemrosesan sinyal digital yang tepat, apakah itu
sistem seri atau paralel, tergantung pada aplikasi pengolahan sinyal digital
yang diinginkan dan sumber daya yang tersedia. Dalam beberapa kasus,
mungkin perlu menggunakan kombinasi sistem seri dan paralel untuk
mengoptimalkan pemrosesan sinyal digital. Sistem paralel merupakan
keluaran dari sistem 1 dijumlahkan dengan keluaran sistem 2 sebagai
keluaran sistem secara keseluruhan.

3. Jelaskan tentang sistem seri-paralel !


Jawab :
Sistem seri – paralel merupakan keluaran sistem 1 akan menjadi masukan
sistem 2 dan keluaran sistem 2 dijumlahkan dengan keluaran sistem 3.
Hasil penjumlahan keluaran sistem 2 dengan sistem 3 akan menjadi
masukan sistem 4, keluaran sistem 4 merupakan keluaran sistem secara
keseluruhan.
III. ANALISIS
Dari data percobaan diatas, didapatkan bahwa Sistem 1 merupakan
system perkalian, Sistem 2 merupakan pengkuadratan, Sistem 3 merupakan
system perkalian -3, dan Sistem 4 merupakan system perkalian 2,5. Sistem seri
pada pengolahan sinyal digital merujuk pada pengolahan sinyal yang dilakukan
secara bertahap atau terurut. Dalam sistem seri, sinyal masukan diolah melalui
beberapa blok pemrosesan yang diatur secara berurutan, di mana keluaran dari
satu blok menjadi masukan untuk blok berikutnya.
Contoh sederhana dari sistem seri adalah filter digital. Filter digital
sering digunakan dalam pengolahan sinyal untuk menghilangkan noise atau
komponen frekuensi yang tidak diinginkan dari sinyal. Filter digital dapat
dibagi menjadi beberapa blok pemrosesan, seperti pre-processing, filtering,
dan post-processing. Setiap blok melakukan operasi tertentu pada sinyal
masukan sebelum mengirimkannya ke blok berikutnya.
Sistem paralel pada pengolahan sinyal digital merujuk pada pengolahan
sinyal yang dilakukan secara simultan atau parallel. Dalam sistem paralel,
sinyal masukan dibagi menjadi beberapa jalur pemrosesan yang bekerja secara
bersamaan. Setiap jalur dapat melakukan operasi pemrosesan yang berbeda
pada sinyal masukan.
Contoh sederhana dari sistem paralel adalah prosesor sinyal digital yang
menggunakan beberapa core untuk mengolah sinyal secara paralel. Dalam hal
ini, setiap core melakukan operasi pemrosesan yang berbeda pada bagian yang
berbeda dari sinyal masukan. Setelah operasi pemrosesan selesai, setiap core
menggabungkan hasilnya untuk menghasilkan sinyal keluaran.
Sistem seri – paralel merupakan keluaran sistem 1 akan menjadi
masukan sistem 2 dan keluaran sistem 2 dijumlahkan dengan keluaran sistem
3. Hasil penjumlahan keluaran sistem 2 dengan sistem 3 akan menjadi masukan
sistem 4, keluaran sistem 4 merupakan keluaran sistem secara keseluruhan.
BAB III
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem seri pada pengolahan sinyal digital merujuk pada pengolahan sinyal
yang dilakukan secara bertahap atau terurut.
2. Prosesing sinyal digital dengan sistem seri memiliki beberapa keuntungan,
seperti memungkinkan pengolahan yang lebih efisien dan kompleks pada
sinyal dengan resolusi tinggi.
3. Sistem paralel pada pengolahan sinyal digital merujuk pada pengolahan
sinyal yang dilakukan secara simultan atau parallel.
4. Pemilihan sistem pemrosesan sinyal digital yang tepat, apakah itu sistem
seri atau paralel, tergantung pada aplikasi pengolahan sinyal digital yang
diinginkan dan sumber daya yang tersedia.
5. Sistem seri – paralel merupakan keluaran sistem 1 akan menjadi masukan
sistem 2 dan keluaran sistem 2 dijumlahkan dengan keluaran sistem 3.

Anda mungkin juga menyukai