Acara 11 - ETAT - Hendra Wisnu Nugroho
Acara 11 - ETAT - Hendra Wisnu Nugroho
Oleh
1954251032
1. Melatih mahasiswa untuk dapat menghitung taksiran produksi dalam suatu unit-unit
kelestarian hutan (Bagian Hutan).
2. Melatih mahasiswa dapat menghitung besarnya etat tebangan tahunan (Etat Luas
dan Etat Volume) dalam unit-unit kelestarian (Bagian Hutan).
3. Melatih mahasiswa untuk dapat menganalisis struktur hutan tingkat RPH dan BH.
1. Buku Register Risalah Hutan hasil inventarisasi terakhir pada Bagian Hutan tempat
praktek.
2. Blangko perhitungan mulai dari PK- 3 sampai taksiran potensi produksi.
3. Peta perusahaan skala 1:10.000 pada Bagian Hutan tempat praktek.
4. Hasil perhitungan fk untuk Tabel tegkan jati pada Bagian Hutan tempat praktek.
C. PELAKSANAAN
4818
5000
4000 3618
Luas
3335 Volume
3000
2000 1648
1128
808 798 820
1000
55.18 37.42 15.69 22.69 22.33 139.55 18.23 103.13 138.65 176.09
0
KUV KUVI KUVII KUVIII KUIII KUIV KUV KUIII KUIII KUIII
2022 2023 2024 2025 2026
E. PEMBAHASAN
Etat adalah besarnya porsi luas atau massa kayu atau jumlah batang yang boleh
dipungut setiap tahun selama jangka pengusahaan yang menjamin kelestarian produksi
dan sumber daya.
Menurut Samsoedin (2009) Prinsip-pronsip yang harus diperhatikan dalam etat
penebangan adalah:
1. Etat volume tidak diperkenankan melebihi pertumbuhan tegakan (riap)
2. Pemanfaatan semua jenis kayu komersil secara optimal Menjamin kelestarian
produksi dan kelstarian hutan
3. Memperhatikan kebijaksanaan pemerintah di bidang pengusahaan hutan
4. Menjamin fungsi perlindungan hutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi etat tebangan adalah:
1. Sistem silvikultur yang digunakan
2. Rotasi tebangan yang digunakan
3. Diameter minimum yang diijinkan untuk ditebang
4. Luas areal berhutan yang dapat dilakukan penebangan
5. Massa tegakan
6. Jenis pohon
7. Kriteria pohon inti
8. Kriteria pohon induk
9. Faktor pengaman (fp) dan faktor eksploitasi (fe).
Analisis keadaan hutan BKPH Getas dilihat berdasarkan tabel luar kelas hutannya
menunjukkan tegakan hutan dibagian wilayah BKPH Getas berada dalam keadaan
tidak normal. Keadaan tersebut tidak seimbang atau stagman antara luas tegakan
dengan umur tegakan namun hal tersebut berasal dadari ancaman ketidak normalan
karena kegiatan pembbrikan, pengembalaan maupun kebakaran yang terjadi akibat
ulah manusia. BTHSD juga merencanakan luas tanaman bangunan dari kawasan
hutan yang tidak produktif dirancang dan diselesaikan dlam satu jangka pertama
ataupun didtribusikan. Jangka berikutnya yaitu tergantung oleh kemampuan dan
keberhasilan pembuatan tanaman tersebut dengan ditinjau dari aspek kemampuan
tenaga mandor dalam ketersediaan tenaga persanggem dan biaya pemanenan.
Taksiran potensi produksi instruksi 2022-2026 sebagai metode untuk
mendapatkan volume tebangan pada setiap KU dimulai dari KU I-VIII dan MR
(Miskin Riap). KU IV memiliki volume tebangan tertinggi mencapai 6415 m 3 dan
volume tebangan terkecil di KU III yang memiliki 738 m 3. Total volume tebangan
dari KU I-VIII dan MR mencapai 29000 m 3/h. Data yang dihutung yaitu data
penaksiran potensi produksi yang kelas umur KU I, KU II, KU III, KU IV, KU V, KU
VI, KU VII dan MR. Kelas umur tersebut yang dicari taksiran potensi produsi
intruksi 1974.
1. Simpulan
Dari data yang telah diambil maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Taksiran potensi produksi intruksi 1974 didapatkan volume penebangan yaitu etat
luas adalah 67.83167 m3 sedangkan etat volume 3357.873 m3
Besarnya etat tebangan tahunan dengan melihat etat luas dan etat volume.
2. Saran
Pemberian waktu praktikan untuk memahami perhitungan yang sedang dilakukan
karena terlalu banyak data yang perlu dipahami dalam waktu yang singkat sehingga
praktikan sulit dan banyaknya data yang perlu dicari dengan laptop yang pada setiap
kelompok hanya memiliki laptop yang minim.