Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH AUDITING I

PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA DAN PIUTANG LAINNYA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing I(Satu)

Dosen pengampu :

Muhammad Luthfi, S.E.,M.Si

Disusun kelompok 4 :

Murni Indah Sari 20210017

Irma Nuryana 20210008

Jenny Safira 20210009

Mely Nurmilla 20210015

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

2022

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeriksaan Piutang Usaha Dan Lainnya” tepat pada
waktu nya. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Luthfi, S.E.,M.Si sebagai dosen
pembimbing mata kuliah “Auditing I”. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dan pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung 26 November 2022

Hormat Kami

Kelompok 4

2
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sifat Dan Contoh Piutang...........................................................................................5

2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang.......................................................6

2.3 Prosedur Pemeriksaan (Audit Procedures) Piutang Usaha Yang Disarankan............7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................9

3.2 Saran.........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dagangan atau jasa secara
kredit. Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha
normal perusahaan. Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi harus
dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan dengan perkiraan piutang) karena sifatnya yang
berbeda. Piutang dinyatakan sejumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak
dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan
penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih. Disamping itu piutang juga mempunyai
tujuan dan prosedur pemeriksaan yang dilakukan secara tersendiri. Oleh karena itu, penulis
menulis makalah yang berjudul “Pemeriksaan Piutang Usaha Dan Piutang Lainnya“. Semoga
makalah ini berguna bagi para pembaca dan terutama bagi penulis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja sifat dan contoh piutang ?


2. Apa tujuan dari pemeriksaan (Audit Objectives) piutang ?
3. Bagaimana prosedur pemeriksaan piutang ?

1.2 TUJUAN PENULISAN


Tujuan nya untuk mengetahui :
1. Sifat dan contoh piutang
2. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objictives) Piutang
3. Prosedur Pemeriksaan Piutang Usaha

4
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SIFAT DAN CONTOH PIUTANG

Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang, menurut sumber terjadinya, dalam


dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha adalah piutang yang berasal
dari penjualan barang dagangan atau secara kredit. Piutang lain-lain-lain adalah piutang yang
timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha dan piutang lain-
lain yang diharapkan bisa ditagih dalam satu tahun atau kurang diklasifikasikan sebagai piutang
lancar. Contoh dari perkiraan-perkiraan yang biasa digolongkan sebagai piutang antara lain :

1. Piutang usaha.

2. Wesel tagih.

3. Piutang pegawai.

4. Piutang bunga.

5. Uang muka.

6. Uang jaminan (Refundable deposit).

7. Putang lain-lain.

8. Allowancce for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih). Perkiraan piutang pemegang
saham dan piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendin (tidak digabung dengan
perkiraan piutang) karena sifatnya yang berbeda. Piutang dinyatakan sebesar jumlah tagihan
dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap
disajikan pada laporan posisi keuangan (neraca) diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang
tidak dapat ditagih.

5
6

2.2 TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) PIUTANG

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.

2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) dari pada piutang

3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya


perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)

4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent lability) yang timbul karena
pendiskontoan wesel tagih (notes recivable).

5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang dilaporan posisi keuangan (neraca) sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan SAK ETAP.

Penjelasan Atas Tujuan Pemeriksaan :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat internal control yang baik atas piutang dan transaksi
penjualan, plutang dan penerimaan kas.Jika akuntan pubilk (auditor) dapat meyakinkan dirinya
bahwa internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas berjalan
efektif maka luasnya pemeriksaan dalam melakukan subtantive

test bisa dipersempit.

2. Untuk memeriksa validity dan authenticity dari piutang. Validity maksudnya apakah piutang
itu sah, masih berlaku, dalam arti diakui oleh yang mempunyai utang. Authenticity maksudnya
apakah piutang itu didukung oleh bukti-bukti yang otentik seperti sales order, delivery order
yang sudah ditandatangani oleh pelanggan sebagai bukti bahwa pelanggan telah menerima
barang yang dipesan, dan fatur penjualan.

3. Untuk memeriksa collectibility piutang dan cukup tidaknya alowance for bad debt.
Collectibility maksudnya adalah kemungkinan tertagihnya piutang. Piutang harus disajikan di
laporan posisi keuangan (neraca) sebesar jumlah yang diperkirakan bisa ditagih. Karena itu

6
7

jumlah yang diperkirakan tidak bisa ditagih harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang
cukup.

4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat yang timbul dari pendiskontoan wesel
tagih Jika perusahaan mempunyai wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal jatuh
temponya, maka pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) harus diungkapkan adanya
contingent lability yang berasal dari pendiskontoan wesel tagih tersebut.5. Untuk memeriksa
apakah penyajian piutang di Laporan posisi keuangan (neraca) sesuai dengan standar akuntansi
keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 124,129):

Penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian
yang tidak dapat ditagih. Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan antara lain
pengalaman, prospek industri, prospek usaha, kondisi keuangan dengan penekanan pada
arus kas, kemampuan membayar debitor, dan agunan yang dikuasai.

2.3. PROSEDUR PEMERIKSAAN (AUDIT PROCEDURES) PIUTANG USAHA YANG DI


SARANKAN

1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutangda
penerimaan kas.

2. Buat top schedule dan supporting schedule piutang per tanggal laporan posisi keuangan
neraca.

3. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal neraca yang antara lain menunjukkan
nama pelanggan, saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collections nya.Selain
itu perlu juga diminta rincian piutang pegawai, wesel tagih, uang muka danlain-lain per tanggal
neraca.

4. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalutotalnya ke


general ledger

7
8

5. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice

6. Kirimkan konfirmasi piutang

7. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk
periode setelah taggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaianpemeriksaan lapangan
audit.

8. Periksa pakah ada wesel tagih yang di diskontokan untuk mengetaui kemungkinanadanya
contingent liability.

9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang di sediakan
oleh klein sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil

10. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain,lebih kurang
2 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca.

11. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank dan correspondence
file untuk mengetahui apakah ada piutang yang disajikan sebagai jaminan.

12. Lakukan prosedur analisi terhadap piutang dan penjualan

13. Periksa apakah penyajian piutang di laporan posisi keuangan (neraca) dilakukan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

14. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.

Penjelasan Prosedur Audit :

1. Pahami dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan
penerimaan kas
2. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule Piutang usaha per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).
3. Analisis umur piutang usaha (aging schedule piutang), seperti yang terlihat di Exhibit
10-5, harus menunjukkan: nama pelanggan, saldo piutang, umur piutang usaha (belum
jatuh tempo, 0-30 hari, 31-60 hari, 61-90 hari, 91-120 hari, > 120 hari) dan kalau bisa
penagihan sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) (subsequent collections).

8
9

4. Periksa mathematical accuracynya dan check invidual balance ke sub ledger lalu total nya
A ke general ledger.
5. Test check umur piutang usaha dari beberapa customer ke subledger piutang usaha dan
sales invoice.
6. Kirimkan konfirmasi piutang usaha.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Tujuan pemeriksaan audit adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern
(internal control) yang baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas .
Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada piutang. Untuk
memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya perkiraan
allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih). Untuk mengetahui apakah ada
kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes
receivable). Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.

3.2. Saran

Berdasarkan pembahasan kelompok penyusun memberikan saran bahwa perlu adanya riset atau
pembahasan lebih lanjut terkait praktek terbaik mutakhir pada pemeriksaan piutang usaha dan
piutang lainnya yang saat ini digunakan oleh auditor terutama auditor KAP Big Four.

9
10

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2012, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh AkuntanPublik,
Edisike- 4, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 Juli 2009, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.

Yusuf, Haryono.2014.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Audit. Yogyakarta

10
11

LAMPIRAN

Soal Auditing 1

Pilihlah satu jawaban A, B, C, atau D dari soal-soal berikut ini.

1. Informasi yang memungkinkan penggunanya untuk mengetahui apakah jumlah yang terutang
kepada mereka akan dibayar, merupakan aspek laporan keuangan yang menjadi fokus dari
pengguna laporan keuangan ini:

A. Investor

B. Pemerintah

C. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

D. Karyawan

Jawaban : C

2. Kinerja keuangan dari perusahaan akan ditunjukkan dalam laporan keuangan

berikut:

A. Laporan posisi keuangan

B. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

C. Laporan arus kas

D. Laporan perubahan ekuitas

Jawaban : B

3. Manakah dari biaya berikut ini yang dapat diakui dalam aset tetap?

A. Biaya tahunan untuk mengecat lantai pabrik

B. Perbaikan jendela dari suatu gedung

11
12

C. Pembelian kendaraan untuk dijual kembali

D. Biaya hukum yang muncul atas pembelian gedung

Jawaban : D

4. Informasi dikatakan relevan jika dapat membuat perbedaan dalam pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh pengguna informasi tersebut. Berdasarkan Kerangka

Konseptual Pelaporan Keuangan, informasi keuangan dapat membuat perbedaan

dalam pengambilan keputusan ketika mempunyai nilai berikut ini:

(1) Nilai perkiraan

(2) Nilai perbandingan

(3) Nilai historis

(4) Nilai konfirmasi

A. (1) dan (3)

B. (2) dan (4)

C. (1) dan (4)

D. (2) dan (3)

Jawaban : C

5. Pada saat terjadi inflasi, bagaimana dampak digunakannya konsep biaya historis

terhadap nilai aset dan laba perusahaan?

A. Nilai aset dan laba perusahaan masing-masing menjadi terlalu rendah

B. Nilai aset dan laba perusahaan masing-masing menjadi terlalu tinggi

C. Nilai aset menjadi terlalu rendah dan laba perusahaan menjadi terlalu

12
13

tinggi

D. Nilai aset menjadi terlalu tinggi dan laba perusahaan menjadi terlalu rendah

Jawaban : C

5. Pada saat terjadi inflasi, bagaimana dampak digunakannya konsep biaya historis

terhadap nilai aset dan laba perusahaan?

A. Nilai aset dan laba perusahaan masing-masing menjadi terlalu rendah

B. Nilai aset dan laba perusahaan masing-masing menjadi terlalu tinggi

C. Nilai aset menjadi terlalu rendah dan laba perusahaan menjadi terlalu

tinggi

D. Nilai aset menjadi terlalu tinggi dan laba perusahaan menjadi terlalu rendah

Jawaban : C

6. Dewan direksi dari PT LOGAM ingin menghilangkan suatu pos dari laporan keuangan

perusahaan dengan pertimbangan bahwa pos tersebut sensitif secara komersial.

Informasi atas pos tersebut akan mempengaruhi pengguna laporan keuangan ketika

membuat keputusan ekonomi.

Penghilangan pos tersebut merupakan contoh dari:

A. Netral

B. Kehati-hatian

C. Materialitas

D. Dapat dipahami

Jawaban : C

13
14

7. Berbagai pengamat independen dengan pengetahuan berbeda-beda dapat mencapai konsensus,


meskipun tidak selalu mencapai kesepakatan, bahwa penggambaran tertentu merupakan
representasi tepat. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik laporan keuangan, yaitu:

A. Keterbandingan

B. Keterverifikasian

C. Keterpahaman

D. Ketepatwaktuan

Jawaban : B

8. Informasi keuangan harus lengkap, netral dan bebas dari kesalahan. Hal tersebut

sesuai dengan karakteristik laporan keuangan, yaitu:

A. Relevansi

B. Materialitas

C. Representasi tepat

D. Keterbandingan

Jawaban : C

9. Persamaan akuntansi dapat ditulis sebagai berikut:

A. Aset + laba – penarikan – liabilitas = modal akhir

B. Aset – liabilitas – penarikan = modal awal + laba

C. Aset – liabilitas – modal awal + penarikan = laba

D. Modal awal + laba – penarikan – liabilitas = asset

10. Suatu informasi keuangan menyediakan umpan balik tentang evaluasi sebelumnya.

Hal tersebut:

14
15

A. Nilai peramalan (predictive value)

B. Nilai perbandingan (comparative value)

C. Nilai historis (Historic value)

D. Nilai penegasan (confirmatory value)

Jawaban : D

Tanaya Jawab 5 Peserta!

1 .Mengapa daftar umur piutang sangat berkaitan erat dengan dilakukannya proses audit
pemeriksaan terhadap piutang?

Jawaban; Prosedur ini merupakan bagian terpenting atas audit piutang, karena umur


piutang mempengaruhi penilaian cukup tidaknya cadangan piutang tak tertagih. Semakin
lama umur piutang, maka semakin besar juga kemungkinan piutang tak tertagih.

2. Jelaskan dua karakteristik kualitatif fundamental dari laporan keuangan berdasarkan

Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan?

Jawaban:

a. Relevansi: mampu membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan

ekonomi dari pengguna laporan keuangan.

b. Representasi tepat: merepresentasikan/mencerminkan fenomena ekonomi

dalam angka dan kata.

15

Anda mungkin juga menyukai