Anda di halaman 1dari 2

Empat Mujtahid Imam Madzhab

Di edisi ini, kita akan membahas tentang Mujtahid nih Sobat Aer. Udah pada tau gk ini pengertian Mujtahid itu
apa hayo??? Mungkin ad yang blum tau ya. Yukk Sobat…mari kita simak bareng2 agar bertambah wawasan kta 
Mutjathid adalah orang yang melakukan ijtihat, Sobat. Lalu apa pengertian ijtihat? Ijtihat ialah upaya memahami
atau menggali hukum terdahulu untuk diimplementasikan dalam permasalahan yang baru. Di dunia Islam, termasuk
Indonesia, ada empat besar Mujtahid Imam Madzhab yang sampai saat ini masih eksis diikuti oleh para pengikutnya
diseluruh dunia. Pastinya Sobat Aer udah pd tau ini yaa..Diantara madzhab-madzhab yang lain, maka empat madzhab
mujtahid inilah yang paling banyak didikuti. Empat Mujtahid Imam Madzhab itu adalah :
1. Mujtahid Imam Madzhab Abu Hanifah.
Inilah salah satu dari empat Mujtahid Imam Madzhab yang kemudian menjadi imam untuk Madzhab Hanafiyyah.
Nama lengkap beliau adalah Abu Hanifah An-Nu’man bin Basyir bin Zutha Maula Taimullah bin Tsa’labah al-Kufi at-Taini.
Beliau lahir di Kufah, Iraq pada tahun 80 H = 699 M. Beliau sebenarnya bukan orang pribumi asli Kufah, karena kakeknya
yaitu Maula Taimullah berasal dari Persi. Imam Abu Hanifah ini termasuk dalam golongan tabi’in, karena beliau masih
sempat bertemu dengan para sahabat dan berguru kepada mereka.
Imam Abu Hanifah adalah seorang imam yang sangat taqwa. Beliau tidak pernah mau menerima hadiah yang biasa
diberikan penguasa kepada para ulama demi mempertahankan nilai keutamaan (wira’i)-nya. Pada masa pemerintahan
Bani Umayah, tepatnya pada masa pemerintahan Marwan, beliau dihukum dera dengan cambukan, karena menolak
ketika diminta menjadi hakim (qadli) untuk wilayah Kufah. Setelah hukuman cambukan berlangsung selama 11 hari
dengan 10 kali cambukan perhari atau setelah beliau menerima 110 kali cambukan, dan beliau tetap teguh dengan
pendiriannya, maka Marwan kemudian membebaskan hukuman untuk beliau.
Pada masa kekuasaan dikendalikan oleh Bani Abbasiyah, yaitu saat pemerintahan dipegang oleh raja ke-duanya yaitu
Abu Ja’far Al-Manshur, Imam Abu Hanifah kembali lagi diminta untuk menjadi qadli (hakim). Dengan alasan menjauhi
harta dan kedudukan dari sultan atau raja beliau tetap menolak tawaran dari penguasa pada masa itu meskipun dipaksa
berkali-kali, maka akhirnya beliau ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara hingga akhir hayatnya yaitu pada bulan
Rajab tahun 150 H = 769 M di Baghdad, Irak pada usia 70 tahun. Beliau dishalatkan oleh banyak sekali kaum muslimin
pada saat itu, bahkan dalam satu riwayat diceritakan bahwa jenazah beliau dishalatkan hingga 6 (enam) kali sholat
jamaah, karena saking banyaknya umat yang ingin menyolati beliau.

2. Mujtahid Imam Madzhab Malik bin Anas


Imam Malik bin Anas adalah Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abu Amir al-Ashbahi al-Himyari al-Madani.
Beliau juga dikenal dengan sebutan Imam Darul Hijrah (Imam dari tanah hirahnya Rasul SAW, yaitu Madinah al-
Munawarah). Lahir di Madinah pada tahun 93 H = 714 M. (Ada beberapa riwayat yang berbeda mengenai tahun
kelahirannya). Beliau termasuk dalam golongan tabi’inat tabi’in, karena sudah tidak bisa bertemu dengan golongan
sahabat. Beliaulah salah satu dari Mujtahid Imam Madzhab yang kemudian fatwa atau ijtihadnya dikenal sebagai
Madzhab Maliki. Beliau adalah seorang Imam yang sangat hati-hati dan rendah diri. Didepan orang lain, baik para ulama
yang lain maupun murid-muridnya beliau sering mengatakan: “Aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan
kadang benar, karenanya telitilah pendapatku”. Diantara hasil karya tulis beliau adalah kitab hadits al-Muwaththa’ yang
disusun pada abad ke-2 Hijriah. Kitab ini oleh sebagian ulama ahli hadits dimasukkan kedalam salah satu dari kitab hadits
yang berjumlah 6 (enam) atau yang dikenal dengan “Kutubus Sittah”. Pada tanggal 14 Robiul Awwal tahun 179 H = 800
M dalam usianya yang ke 84 tahun (ada yang meriwayatkan usia 87 tahun) beliau wafat dan dimakamkan di Baqie.

3. Mujtahid Imam Madzhab Muhammad bin Idris As-Syafi’i


Beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin as-Syafi’i bin as-Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin
Hasyim bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf al-Muththalibi al-Quroisyi, atau yang lebih terkenal dengan sebutan
Muhammad bin Idris As-Syafi’i. Lahir di daerah Gaza, Palestina pada tahun 150 H = 767 M. Bertepatan dengan hari
lahirnya, wafat seorang Mujtahid Imam madzhab beraliran sunni yang pertama yaitu Imam Abu Hanifah. Imam
Muhammad bin Idris as-Syafi’i ini adalah salah seorang dari murid Imam Malik dan beliau adalah seorang Imam yang
sejak kecil sudah sangat terkenal akan kecerdasan akalnya dan kekuatan hafalannya. Pada usia yang masih sangat belia
yaitu pada usia 7 tahun, beliau sudah berhasil menghatamkan hafalan Al-Qur’annya. Dan pada usia 10 tahun, dalam
waktu yang relatif sangat singkat yaitu dalam waktu 9 hari/malam beliau berhasil menghafalkan kitab hadits Al-
Muwattha’ yang berisi kurang lebih 1726 buah hadits/riwayat. Menurut riwayat, kecerdasannya ini adalah berkat kehati-
hatian beliau dan semua nasabnya dalam menjalani hidup terhadap semua hal yang dilarang dalam agama, hingga yang
sesuatu yang masih syubhat, khususnya yang berupa makanan. Dari sejak kecil, beliau yang sudah yatim itu hidup
dengan berpindah-pindah tempat. Diantara karya-karya beliau adalah kitab Ar-Risalah (ilmu ushul fiqih dan ushul al-
Hadits). Karya yang lainnya adalah Al-Umm (ilmu iqih), As-Sunan, Ikhtilaful Hadits, Ahkamul Qur’an, dan lain-lain
Di Mesir, pada hari Kamis (malam Jumat) tanggal 28 Rajab tahun 204 H = 19 Januari 820 M dalam usianya yang
masih tergolong muda yaitu 54 tahun, seorang ulama besar, Mujtahid Imam Madzhab Syafi’i, seorang Mujaddid abad
kedua hijriyah pencetus ilmu ushul fiqih dan ushul hadits itu berpulang ke Rahmatullah sebagi seorang syuhada’ ilmu.
Beliau dimakamkan di Mesir pada sore harinya, yaitu pada hari Jumat setelah sholat ashar pada tanggal 29 Rajab 204 H.
(Ar-Risalah : hal. 7-8)

4. Mujtahid Imam Madzhab Ahmad bin Hambal


Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad asy-Syaibani al-
Marwazi al-Baghdadi, atau yang juga dikenal dengan Imam Hambali. Beliau berasal dari Maru, sebuah daerah di kota
Baghdad, Iraq yang saat ini bernama Mary di Turkmenistan. Beliau dilahirkan di Baghdad pada bulan Robiul Awwal tahun
164 H = 781 M. Pada saat dilahirkan ibunya yang sedang mengandungnya sedang melakukan perjalanan ke Baghdad,
maka lahirlah beliau disana.
Disamping sebagai seorang Mujtahid Imam Madzhab atau ahli ilmu fiqih, Imam Hambali juga merupakan salah satu
ahli ilmu hadits (Rijalul Hadits) abad ke tiga hijriyah, disamping itu beliau juga salah seorang ahli theologi Islam, serta
ahli ilmu Al-Qur’an yang sangat hebat. Beliau adalah salah seorang ulama yang mengetahui benar madzhab para sahabat
dan tabi’in. Diantara karya-karya beliau adalah kitab hadits yang terkenal dengan nama “Musnad al-Kabir atau Musnad
Ahmad”. Pada pagi hari dihari Jumat tanggal 12 Robiul Awwal tahun 241 H = 855 M dalam usianya yang ke 77 tahun
beliau wafat di kota Baghdad. Dan salah seorang Mujtahid Imam Madzhab aliran Sunni yang ke empat ini meninggalkan
kita berbagai macam karyanya dalam berbagai macam bidang ilmu.
Wihhh...keren ya Sobat ke empat Mujtahid Imam Madzhab diatas! Sungguh karya-karya yang ditulis mereka
memberikan manfaat yang begitu besar bagi kita smua. Yuk slalu berfastabiqul khoirot....(Ly)

Anda mungkin juga menyukai