Laporan Tubes Baja

TUGAS BESAR
STRUKTUR BAJA
Disusun Oleh:
SAFIRA ADISTI AGUSTINA
201710340311247
JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
TUGAS BESAR PERENCANAAN STRUKTUR BAJA
Intan Rahmadani
Nama : 1. ………………………………………………………….. 201710340311245
/NIM ……………………………………
Sa ra Adisti Agustina
2. ………………………………………………………….. 201710340311247
/NIM …………………………………….
α1 α1 α2 =50
SOAL C h SOAL D h
½L ½L ½L ½
Rencanakan gudang untuk bangunan industri dilengkapi gambar kerja berdasar SNI 1729-2015
dengan data-data sebagai berikut :
1. Bentang kuda-kuda ½ L : a. 10 m b. 12.5 m c. 15 m

2. Profil kuda-kuda : a. soal A Wide Flange (WF) b. soal B siku ganda
3. Jumlah kuda-kuda : a. 7 b. 8 c. 9
4. Jarak antar kuda-kuda : a. 4.5 m b. 5 m c. 5.5 m
5. tinggi kolom (h) : a. 5 m b. 5.5 m c. 6 m
6. Sudut atap (α) : a. 200 b. 250 c. 300
7. Jenis Penutup atap : a. Galvalum b. Seng gelombang c. Asbes gelombang
8. Dinding samping : a. Terbuka b. Tertutup
9. Penutup dinding : a. Galvalum
10. Beban angin (kg/m2) : a. 40 b. 45 c. 50
11. ikatan angin dinding : a. rangka batang
12. Mutu baja : a. BJ 34 b. BJ 37 C. BJ 41
13. Jenis sambungan : a. Sambungan baut b. Sambungan Las
23 November 2020
Malang, ………………………….
Dosen Pembimbing,
Rizki A. T. Cahyani
( …………………………………………..)
fi
INTAN RAHMADANI (201710340311245)
SAFIRA ADISTI AGUSTINA (201710340311247)
BAB 1
DASAR TEORI
1.1 Pengertian Struktur Baja

Baja merupakan kreasi manusia modern ( Pra-sejarah alat batu, kayu dan
tulang ).
Baja ditemukan pertama kali di Cina pada abad IV sebelum masehi berupa
besi cetak (Cast Iron ) dan besi tempa ( Wrought Iron ) dipakai untuk rangka
gedung dan jembatan.
Amerika serikat baru mulai dibuat tahun 1856
Jembatan Eads
 Di St Louis, Missouri ( 1868 – 1874 ).
 Home Insurance Company Building di Chicago ( 1884 ) 12 lantai. Dan
di ikuti oleh Jembatan Gantung Humber Estuary – Inggris ( bentang
4626 f ), menara radio Polandia ( 2121 f ).
 Sears Tower Chicago ( 109 tingkat = 1454 ft
1.2 Baja Konstruksi

Alloy Steels ( baja paduan ), yang terdiri dari 58 % besi dan ± 1 % carbon.
Unsur – unsur yang lain sangat beragam, menyesuaikan sifat baja yang
diinginkan.
1.3 Carbon Steels

Terdiri dari unsur – unsur penyusun :
Meninggikan
 1,7 % Carbon tegangan/
 1,65 % Marganese strenght dari baja
 0,6 % Silicon murni
 0,6 % Copper
Tugas Besar Struktur Baja | 1

Berdasarkan Kandungan Baja di bagi menjadi 4 ketegori :
1. Low Carbon ( C < 0,15 % )

2. Mild Carbon
3. Medium Carbon
4. High Carbon
(C  0,15 – 0.29 % )
( C  0,30 – 0,59 % )
( C  0,60 – 1,70 % )
 semakin getas
Penambahan prosentase carbon


mempertinggi yield stress tetapi akan
C >> mengurangi daktilitas
( ductilidy ). Pengurangan ductility /
sulit dilas
 baja keras
Kandungan C yang baik 0,30 %
Di Indonesia Bj 37  u = 3700 kg/cm2
= 37 kg/mm2
 3700 Kg/cm
 3700 Kg/cm

1.4 Stress – Strain Curve
Yield
point
1.5 Strain Hardering
Ø = d ia m e t e r
F F
p a n ja n g p e n g u k u ra n
 Jika sampai 1 beban

C
maka batang akan kembali ke
bentuk awal (keadaan elastis)
A E dilepas
 diberi beban sampai A –
dilepas tidak ke bentuk awal
tapi merenggang sampai B.
 Diberi beban sampai C –
0 B D F dilepas merenggang sampai

D
    E putus

    DF–Strain Hardening
mamanjang dan balik
kembali

1.6. Perencanaan Batang Tarik

Umum : Penggunaan baja struktur yang paling efisien
adalah sebagai batang tarik
Batang tarik : Komponen struktur yang memikul / mentrasfer
gaya tarik antara dua titik pada struktur
) (-
(- )
(+)
Baja
(+) (+)
1.7 Kuat Tarik Rencana

Komponen struktur yang memikul gaya aksial terfaktor , Nu harus
memenuhi :
Nu ≤ Ø Nn
Dimana :
Nu = Gaya akibat beban luar ( u = ultimate )
Nn = Gaya Nominal = Kekuatan yang disumbangkan oleh baja
Kuat tarik rencana Ø Nn , ditentukan oleh kondisi batas yang mungkin di

alami batang tarik
a. Kondisi leleh : Ø Nn = 0,9 Ag . fy .

b. Kondisi Fraktur : Ø Nn = 0,75 Ae . fu .
Kondisi fraktur

Ag = Luas penampang kotor
Ae = Luas efektif penampang

Kondisi leleh
fy = Tegangan leleh yang digunakan

dalam desain

fu = Kekuatan ( batas ) tarik yang

digunakan dalam desain
1.8 Penampang Efektif ( Ae )
Ø Nn = Ae .fu .
Ae = A. U N u
ØNn
K u a t N o m in a l x
U =1- ≤ 0,9
L
a d a k e h ila n g a n ta g a n g a n
a k ib a t lu b a n g p a d a p la t b a ja
L
P P
x

x= Eksentrisitas Sambungan
L = Panjang sambungan arah gaya, jarak terjauh antara dua baut pada
sambungan
A = Harga luas penampangan yang ditentukan menurut kondisi elemen
tarik yang disambung
a) Penampang berlubang ( Gaya tarik disalurkan oleh baut)

A = Anet
= Luas penampang bersih terkecil antara pot 1 – 3 dan 1 – 2 – 3
1
U
P 2 P
U
3
Pot 1 – 3 = Ant = Ag – n .d .t
S2.t
Pot 1 – 2 – 3 = Ant = Ag – n .d . t + 
4U
Dimana, Ag = Luas penampang kotor
t = tebal penampang
d = diameter lubang
S = jarak antar sumbu lubang sejajar komponen
U = jarak antar sumbu lubang pada arah tegak sumbu

b) Penampang tidak berlubang (Gaya tarik disalurkan oleh Las)
las
P t
P h
las
A = Ag
c) Gaya tarik disalurkan oleh las melintang

A = Luas penampang yang disambung las
U = 1, bila seluruh tepi luar penampang di las
d) Gaya tarik disalurkan oleh las memanjang kedua sisi bagian ujung
elemen.
A = A plat
l> 2  U = 1
l
2  > l >1,5  U = 0,87
w 1,5  ≥ l ≥  U = 0,75
 = lebar plat ( jarak antar

garis las )
l = panjang las memanjang

1.9 Ketentuan tambahan

a). Penampang I atau T di b / h ≥ 2/3
sambungan pada sayap dengan n baut ≥ 3 perbaris( arah gaya )
U = 0,9
b). Seperti (a) tetapi b / h < 2 / 3 termasuk plat tersusun
U = 0,85
c). Semua penampang di – n baut = 2 perbaris ( arah gaya )
U = 0,75
1.10 Sambungan Baja
Pada konstruksi baja dipakai beberapa macam alat sambung yaitu :
a. Paku keeling ( Rivet )

b. Baut ( Bolt )
c. Hight Strength Bolt ( baut mutu tinggi )
d. Las
1.11 Sambungan Paku Keling ( Rivet )
Sebenarnya pemakain paku keling ( rivet ) sudah mulai ditinggalkan di ganti
dengan baut mutu tinggi, mengingat proses pelaksanaan dilapangan terlalu rumit.
Paku keling dapt membuat sambungan menjadi kaku karena memiliki

tahanan geser yang tinggi ( Shear Resistance ), tetapi karena melalui pemanasan &
didinginkan , paku keeling tidak dapat diukur langsung sehingga tidak dapat di
masukkan kedalam hitungan untuk kuat gesernya / shear resistance.
di parask

Perhitungan sambungan dengan paku keeling ada dua macam sambungan ;

- Sambungan barisan satu / tunggal
- Sambungan barisan ganda
1
2P
1
2P
1
2P
Kemampuan Sambungan ---a). Terhadap Geser
b). Terhadap Tumpu
a). Terhadap Geser ( )
Untuk irisan tunggal =  =¼ d 

2
 
Untuk irisan ganda =  = 2. ¼ d2
b). Terhadap Tumpu (  tu ).
Bidang tumpu =  .d ;
 =  .d. tu
 = tebal plat yang disambung
d = diameter paku keling

 = beban yang diizinkan yang dipikul dinding lubang

 tu = 2. untuk S ≥ 2 d1
 tu = 1,6  untuk 1,5 d ≤ S < 2 d

1
S1 = jarak paku keeling
 i =  2  1,56 2
Menentukan Kekuatan Dukung Paku Keling
a). Untuk Irisan Tunggal.
>geser :  = ¼ d  2
diambil yang terkecil
>tumpu :  =  . D.  tu
b). Untuk Irisan Ganda.
>geser :  = ½ d  2
>tumpu :  =  . D.  tu
c). Jika bekerja gaya geser dan gaya aksial maka
i =  2  1,56 2
 i = Tegangan Ideal

1.12 Sambungan Baut
1
2N
1
2N
80 80 80 80
Kekuatan nominal dari penyambung individual
Sambungan Irisan tunggal Sambungan Irisan Ganda
( Sambungan berimpit ) ( Sambungan menumpu )
a). Sambungan Geser
profil WF
profil T
b). Sambungan Geser eksentris

c). Sambungan Tarik
d). Sambungan kombinasi Geser – Tarik
Beban ditransfer dari satu batang ke batang yang lain melalui sambungan
diantara mereka.
Alat yang sederhana untuk mentransfer beban dari satu batang ke batang
yang lain adalah sebuah pen ( baja silindris ) / baut.
Kekuatan nominal pada sambungan tarik.
Rn = fub . An
fub= kekuatan tarik bahan baut

An = luas tegangan tarik baut pada bagian berulir
An = ( 0,75 – 0,79 ). Ab ; sering dipakai 0,75 Ab
Persamaan menjadi : Rn = Fub ( 0,75. Ab )

 LRFD – Penyambung
Umum = Ø Rn ≥   i Qi
Ø = factor reduksi
Rn = Resistensi Nominal
 i = factor kelebihan beban
Qi = beban yang bekerja
Untuk sambungan = Ø Rn ≥ Pu
Ø = 0,75 untuk retakan dalam tarik & tumpu terhadap sisi lubang
= 0,65 untuk geser pada baut mutu tinggi
Pu = beban terfaktor
 Kekuatan Geser Desain - Tanpa ulir pada bidang geser

Ø Rn = Ø ( 0,6 Fub ) m Ab
Ø Rn = 0,65 ( 0,6 Fub ) m Ab
m = banyaknya bidang geser ; m = 1 irisan tunggal
m = 2 irisan ganda
 Kekuatan Geser – Desain – Ada ulir pada bidang geser

Ø Rn = Ø ( 0,45. Fub). M. Ab
= 0,65 ( 0,45 Fub ) m. Ab
 Kekuatan Tarik Desain

Ø Rn = Ø Fub( 0,75. Ab ) Ø = 0,75
 Kekuatan Tumpu Desain

1. Ø Rn = Ø ( 2,4. Dt. Fu ) Ø = 0,75
- jarak ujung tidak kurang 1,5 d
- jarak pusat ke pusat baut tidak kurang 3 d
d= diameter lubang

t = tebal plat
2. Untuk lubang beralur pendek tegak lurus pada arah transmisi beban
Ø Rn = Ø ( 2. D. T. Fu ). Ø = 0,75
3. Untuk baut yang paling berdekatan di pinggir

Ø Rn = Ø ( L. T. Fu ) Ø = 0,75
L = jarak ujung
4. Untuk baut di lubang yang berjarak lebih 0,25

Ø Rn = Ø ( 0,3 . d. T. Fu ) Ø = 0,75
 Standart Perencanaan :
SNI-1729-2015 ( Spesifikasi Bangunan Baja Gedung Struktural )

BAB II
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN ( SOAL C )
Rencanakan Bangunan Industri berbahan baja serta Gambar kerjanya dengan data – data
sebagai berikut :
1. Bentang Kuda - Kuda , ½ L : 10 m

2. Profil Kuda – Kuda : Soal A Wide Flange (WF)
3. Jumlah Kuda- Kuda :8
4. Jarak antar Kuda-Kuda : 4,5 m
5. Tinggi Kolom :5m
6. Sudut α : 25o
7. Jenis Penutup Atap : Galvalum
8. Dinding Samping : Tertutup
9. Penutup Dinding : Galvalum
10. Beban Angin (Kg/m2) : 45
11. Ikatan Angin Dinding : Rangka Batang
12. Mutu Baja : Bj 37
13. Jenis Sambungan : Sambungan Baut

PEMBEBANAN ATAP
Menghitung sisi miring kuda-kuda dan tinggi kuda-kuda
Tinggi kuda-kuda tan  =

4,66 m
tan 25 = 250
10 m
Tinggi = tan 250 x 10
= 4,66 m
Panjang sisi-sisi miring = √a + 11,03 m
4,66 m
= 10 + 4,66
250
= 11,03 m 10 m
Jumlah gording =
,
= ,
= 7,88  8 gording
Jarak Antar Gording =
,
=
= 1,37 m ≈ 1,4m

Perhitungan Pembebanan Gording

 Perhitungan Beban Pada Atap
1. Beban Mati yang Bekerja
Digunakan penutup atap ( Galvalum ) tebal 0,5 mm Produksi PT. Gunung Garuda
Berat sendiri profil atap per m2 = 4,10 kg/m2

Berat Gording (C150x50x20) = 6,37 kg/m
Jarak antar Gording = 1,4 m

Berat atap ( 1,5 x 4,10 ) = 6,15 kg/m
Berat gording = 6,37 kg/m
qD = 13,92 kg/m
qD = 13,92 Kg/m
4,5 m
 Mencari Reaksi
qD = 13,92 kg/m RD = . .
RD = ( 13,92 kg/m)(4,5m) = 31,32 kg
RDx =(31,32) x cos 250 = 28,39 kg

,
RDy = x 13,92 x x sin250 = 6,62 kg
 Mencari Momen
qD = 13,92 kg/m MD = . . 2
MD = (13,92kg/m)(4,5 m)2 = 35,24 kgm’
MDx =(35,24) x cos 250 =31,94 kgm’

,
MDy = x 13,92 x x sin 250= 3,72 kgm’
2. Beban Hidup
Berat pekerja + alat = 133 kg (SNI 1727 : 2013 hal 27)

4,5
PL = 133 kg RL = .
RL = . 133 = 66,5 kg
RLx = (66,5kg) cos 25° = 60,27 kg

RLy = (66,5 kg) sin 25° = 28,10 kg
PL = 133 kg ML = . .
ML = ( 133 )(4,5m) = 149,625 kgm’
MLx = (149,625 kg) cos 25°= 135,61 kgm’
MLy = (149,625 kg) sin 25°= 63,23 kgm’

1. Beban Angin tertutup (bangunan gedung tertutup, Kasus beban A SNI 1727 –
2013 hal 150)
1. Menentukan indikator yang di perlukan seperti :
 q (beban angin) = 45 kg/m2
 G / faktor tiupan angin 0.85 (pasal 26.9 SNI 1727-2013)
Pembeban Angin
( , )
.
= = 0,24
Digunakan Cp (0,3) untuk angin tekan dan Cp (-0,6) untuk angin hisap (SNI 1727:2013)
Beban angin datang, q = q.G.Cp
= (45).(0,85).(0,3)
= 11,48 kg/m

Beban angin hisap, q = q.G.Cp
= (45).(0,85).(-0,6)
= - 22,95 kg/m
Menghitung reaksi dan momen pada angin datang dan pergi
Beban angin datang p = q = 11,48 kg/m
1
Rwx = .q.L = . (11,48). (4,5) = 25,83 kg
2
Rwxy = 0
1
2
Mwxx = .q.L = . (11,48). (4,5) = 29,06 kgm
8
Mwxy = 0
Beban angin pergi p = q = - 22,95 kg/m
1
Rwx = .q.L = . (−22,95). (4,5) = -51,64 kg
2
Rwy =0
1
Mwxx = .q.L2 = . (−22,95). (4,5) = -58,09 kgm
8
Mwy = 0

 Kombinasi Pembebanan
Tegak Lurus Bidang Atap
RUx1 = (1,2).(RDx) + (0,5).(RLx)
= (1,2).(28,39) + (0,5).(60,27)
= 64,203 kg
RUx2 = (1,2).(RDx) + (1,6).(RLx) + (0,5).(RWx) (angin datang)
= (1,2).(28,39) + (1,6).(60,27) + (0,5).(25,83)
= 143,415 kg
RUx2 = (1,2).(RDx) + (1,6).(RLx) + (0,5).(RWx) (angin pergi)
= (1,2).(28,39) + (1,6).(60,27) + (0,5).(-51,64)
= 104,68 kg
RUx3 = (1,2).(RDx) + (0,5).( RLx) + (1,0).(RWx) (angin datang)
= (1,2).(28,39) + (0,5).(60,27) + (1,0).(25,83)

= 90,033 kg
RUx3 = (1,2).(RDx) + (0,5).( RLx) + (1,0).(RWx) (angin pergi)
= (1,2).(28,39) + (0,5).(60,27) + (1,0).(-51,64)

= 12,563 kg
RUx4 = (0,9).(RDx) + (1,0).( RWx) (angin datang)
= (0,9).(28,39) + (1,0).(25,83)
= 51,381 kg
RUx4 = (0,9).(RDx) + (1,0).( RWx) (angin pergi)
= (0,9).(28,39) + (1,0).(-51,64)
= -26,089 kg

Arah sejajar bidang atap
RUy1 = (1,2).(RDy) + (0,5).(RLy)
= (1,2).(6,62) + (0,5).(28,10)
= 21,994 kg
RUy2 = (1,2).(RDy) + (1,6).(RLy) + (0,5).(RWy) (angin datang)
= (1,2).(6,62) + (1,6).(28,10) + (0,5).(0)
= 52,904 kg
RUy2 = (1,2).(RDy) + (1,6).(RLy) + (0,5).(RWy) (angin pergi)
= (1,2).(6,62) + (1,6).(28,10) + (0,5).(0)
= 52,904 kg
RUy3 = (1,2).(RDy) + (0,5).(RLy) + (1,0).(RWy) (angin datang)
= (1,2).(6,62) + (0,5).(28,10) + (1,0).(0)
= 21,994 kg
RUy3 = (1,2).(RDy) + (0,5).(RLy) + (1,0).(RWy) (angin pergi)
= (1,2).(6,62) + (0,5).(28,10) + (1,0).(0)
= 21,994 kg
RUy4 = (0,9).(RDy) + (1,0).(RWy) (angin datang)
= (0,9).(6,62) + (1,0).(0)
= 5,958 kg
RUy4 = (0,9).(RDy) + (1,0).(RWy) (angin pergi)
= (0,9).(6,62) + (1,0).(0)
= 5,958 kg

Kombinasi Momen
Arah Tegak Lurus Bidang Atap
MUx1 = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx)
= (1,2).(31,94) + (0,5).(135,61)
= 106,133 kg.m’
MUx2 = (1,2).(MDx) + (1,6).(MLx) + (0,5).(MWx) (angin datang)
= (1,2).(31,94) + (1,6).(135,61) + (0,5).(29,06)
= 269,834 kg.m’
MUx2 = (1,2).(MDx) + (1,6).(MLx) + (0,5).(MWx) (angin pergi)
= (1,2).(31,94) + (1,6).(135,61) + (0,5).(-58,09)
= 226,259 kg.m’
MUx3 = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx) + (1,0).(MWx) (angin datang)
= (1,2).(31,94) + (0,5).(135,61) + (1,0).(29,06)
= 118,368 kg.m’
MUx3 = (1,2).(MDx) + (0,5).(MLx) + (1,0).(MWx) (angin pergi)
= (1,2).(31,94) + (0,5).(135,61) + (1,0).(-58,09)
= 48,043 kg.m’
MUx4 = (0,9).(MDx) + (1,0).(MWx) (angin datang)
= (0,9).(31,94) + (1,0).(29,06)
= 57,806 kg.m’
MUx4 = (0,9).(MDx) + (1,0).(MWx) (angin pergi)
= (0,9).(31,94) + (1,0).(-58,09)
= -29,344 kg.m’

Arah Sejajar Bidang Atap
MUy1 == (1,2).(MDy) + (0,5).(MLy)
== (1,2).(3,72) + (0,5).(63,23)
== 36,079 kg.m’
MUy2 == (1,2).(MDy) + (1,6).(MLy) + (0,5).(MWy) (angin datang)
== (1,2).(3,72) + (1,6).(63,23)+ (0,5).(0)
== 105,632 kg.m’
MUy2 == (1,2).(MDy) + (1,6).(MLy) + (0,5).(MWy) (angin pergi)
== (1,2).(3,72) + (1,6).(63,23)+ (0,5).(0)
== 105,632 kg.m’
MUy3 == (1,2).(MDy) + (0,5).(MLy) + (1,0).(MWy) (angin datang)
== (1,2).(3,72) + (0,5).(63,23)+ (1).(0)
== 36,079 kg.m’
MUy3 == (1,2).(MDy) + (0,5).(MLy) + (1,0).(MWy) (angin pergi)
== (1,2).(3,72) + (0,5).(63,23)+ (1).(0)
== 36,079 kg.m’
MUy4 == (0,9).(MDy) + (1,0).(MWy) (angin datang)
== (0,9).(3,72) + (1,0).(0)
== 3,348 kg.m’
MUy4 == (0,9).(MDy) + (1,0).(MWy) (angin pergi)
== (0,9).(3,72) + (1,0).(0)
== 3,348 kg.m’

SAFIRA ADISTI AGUSTINA ( 201710340311247)
Tabel Hasil Perhitungan Kombinasi Momen dan Reaksi
U = 1.2 D + 1,6 LR + 0,5 U = 1.2 D + 0.5 LR + 1.0 U = 0,9 D + 1,0 W

Kombinasi U = 1.2 D + 0.5 W W
Beban Beban yang Bekerja LR Angin Angin Angin Angin Angin Angin
Datang Pergi Datang Pergi Datang Pergi
RDx = 28,39 kg
RUx RLx = 60,27 kg 64,203 143,415 104,68 90,033 12,563 51,381 -26,089
RWx (datang) = 25,83 kg
RWx (pergi) = -51,64 kg

RDy = 6,62 kg
RUy RLy = 28,10 kg 21,994 52,094 52,094 21,994 21,994 5,958 5,958
RWy (datang) = 0
RWy (pergi) = 0
MDx = 31,94 kg.m
MLx = 135,61 kg.m

MUx 106,133 269,834 226,259 118,368 48,043 57,806 -29,344
MWx (datang) = 29,06 kg.m
MWx (pergi) = -58,09 kg.m
MDy = 3,72 kg.m
MUy MLy = 63,23 kg.m 36,079 105,632 105,632 36,079 36,079 3,348 3,348
MWy (datang) = 0
MWy (pergi) = 0

BAB III
PERENCANAAN GORDING
A. DIMENSI PROFIL GORDING ATAP

Diambil profil C-Channel 150x50x20 dengan tebal 3,2 mm yang diproduksi oleh PT.
Gunung Garuda.
q = 6,76 kg/m
t = 3,2 mm Cy = 1,54 cm
A = 8,61 cm2 Xo = 3,77 cm
Ix = 280 cm4 J = 2938 cm4
Iy = 28 cm4 Cw = 1398 cm6
Zx = 37,4 cm3
Zy = 8,2 cm3
rx = 5,71 cm
ry = 1,81 cm
Mutu Baja = BJ 37 = 240 Mpa = 2400 kg/cm2
Fy = 2400 kg/cm2
Tugas Besar Struktur baja | 27

= ℎ 2
+ (ℎ – ) + ( − 2 ) (ℎ − )
= . 15 cm . (0,32 cm)2 + 2 cm . 0,32 cm . (15 cm – 2 cm) + 0,32 cm . (5 cm – 2 . 0,32
cm) . (15 cm – 0,32 cm)

= 29,186 cm3
=ℎ (Cy – )+2 ( − Cy – ) + (Cy − )2 + ( − − Cy)2
= 15 . 0,32 (1,54 - 0,32) + 2 . 2 . 0,32 (5 – 1,54 - 0,32) + 0,32 (1,54 – 0,32)2 + 0,32
(5 – 0,32 – 1,54) 2
= 14,479 cm3
Mnx = Zx.fy = 29,186 x 2400 kg/cm2 = 70046,4 kg.cm = 700,46 kg.m
Mny = Zyfy = 14,479 x 2400 kg/cm2 = 34749,6 kg.cm = 347,49 kg.m
Persyaratan Momen Biaxial
Ø . Mnx
+ Ø . Mny< 1,0
269,834 105,632
, ,
+ , ,
= 0,77 < 1,0 (Ok)
Lendutan Pada Profil C – Channel
∆max =
= 1,875 cm
qD = 13,92 kg/m => qDx = (13,92).Sin 25° = 5,88 kg/m
qDy = (13,92).Cos25° = 12,62 kg/m
PL = 133 kg => PLx = (133).Sin 25° = 56,21 kg
PLy = (133). Cos25° = 120,54 kg

Lendutan terhadap sumbu x :
qx = (1,2) qDx = (1,2) (5,88) = 7,056 kg/m = 0,07056 kg/cm
Px = (1,6) PLx = (1,6) (56,21) = 89,936 kg
. .
∆x = . .
+ . .
( , ).( , ) ( , ).( , )
= .( ^ ).( , ^ )
+ .( ^ ).( , ^ )
= 0,00067+ 0,0030
= 0,0067 cm = 0,067 mm
Lendutan terhadap sumbu y :
qy = (1,2) qDy = (1,2) (12,62) = 15,144 kg/m= 0,15144 kg/cm
Py = (1,6) PLy = (1,6) (120,54) = 192,864 kg
. .
∆y = . .
+ . .
( , ).( , ) ( , ).( , )
= .( ^ ).( , ^ )
+ .( ^ ).( , ^ )
= 0,000090+ 0,00051
= 0,0006 cm =0,006 mm
∆ = ( ) +( )
= (0,0067) + (0,0006)
= 0,0067 mm < ∆max = 1,875cm
Jadi gording dengan profil C 150x50x20, dengan tebal 3,2 mm dapat digunakan karena
telah memenuhi persyaratan.

B. PERENCANAAN SAGROD
Direncanakan SagRod dengan Analisa paling kritis yaitu pada ujung tertinggi atap dan
di pasang pada tengah bentang antar kuda-kuda, maka besarnya gaya yang terjadi
harus di hitung ulang (Ruy).
 Akibat beban mati

RDy = ½ x qD x L x sin25
= ½ x 13,92 x 20 x sin25
= 58,83 Kg
 Akibat beban hidup
RLy = ½ x PL x sin25
= ½ x 100 x sin25
= 21,13 Kg

 Akibat beban angin

RWx = 0 kg
Beban ultimate arah Y
 RUy = 1,2 RDy+ 1,6 RLy
RUy = 1,2 x 58,83 + 1,6 x 21,13
= 104,404 kg
Perhitungan diameter baja pejal bulat untuk sagrod jika dihitung dengan gaya yang ditahan
oleh sagrod :
 Menghitung dimensi kebutuhan minimal Sagrod

Pu = 2 x RUy
= 2 x 104,404 Kg
= 208,808 Kg
ØPn = 0.9 FyAg
ØPn = 0.9 FyAg > Pu
,
Ag = ,
= ,
= 0,097 cm2
A = π× d2
,
d2 = = = 0,123 cm
d = √0,123= 0,351 cm = 3,51 mm
Sesuai dengan tabel produk sagrod maka
digunakan ukuran sagrod Ø19 mm

 Cek Kelangsingan Sag-Rod

=
Ag = × π× d2 I= × π× d4 i min=
,
= ×π ×1,92 = × π ×1,94 i min/r= ,
= 2,835 cm2 = 0,639cm4 i min= 0,475 cm
= = ,
= 252,63 < 300(OK)
 Cek Kapasitas Penampang

ØPn = 0.9 Ag Fy > Pu
= 0.9 x 2,835 x 2400 > Pu
= 6123,6 kg > 208,808 kg (OK)

C. DIMENSI PROFIL GORDING DINDING

 Perhitungan Beban Pada Dinding
1. Beban Mati
Jarak antar gording = 2,5 m

Berat penutup atap (Galvalum) = 4,10 kg/m
Berat gording diperkirakan = 6 kg/m
Berat dinding = 2,5 x 4,10 = 10,25 kg/m

Berat gording = 6 kg/m +
qD = 16,25 kg/m
qD = 16,25 kg/m => RDy = 0
RDx = 1 .q D .L = . (16,25). (4,5) = 36,56 kg

2
qD = 16,25 kg/m => MDy = 0
MDx = 1 .q D .( L ) 2 = . (16,25). (4,5) = 41,13 kgm

8
L/B = 20/22,5 = 0,89
Maka Cp = 0,8 untuk angin tekan
Cp = -0,5 untuk angin hisap

2. Beban Angin
Angin tekan q = (qw).(G).(Cp).(jarak gording)

= (45).(0,85).(0,8).(2,5)
= 76,50 kg/m
qw = 76,50 kg/m => Mwx = 0 kgm
Mwy = . qw. = = . (76,05). (4,5)
= 192,50 kgm
Angin hisap q = (qw).(G).(Cp).(jarak gording)
= (45).(0,85).(-0,5).(2,5)
= -47,81 kg/m
qw = - 47,81 kg/m => Mwx = 0 kgm
Mwy = . qw. = . (−47,81). (4, 5 )
= -121,02 kgm
A. Momen Akibat Beban Tetap
1. Arah Tegak Lurus Bidang Dinding
MUy = (1,0).(Mwy) MUx = (1,4).(MDx)
= (1,0).(192,50) = (1,4).(41,13)
= 192,50 kgm = 57,58 kgm

Perencanaan Gording Dinding

Diambil profil C-Channel 150x50x20 dengan tebal 2,3 mm
q = 4,96 kg/m
Y
t = 2,3 cm Cy = 1,55 cm
A = 6,32 cm2 Xo = 3,84 cm
Ix = 210 cm4 J = 1115 cm4

X
Iy = 22 cm4 Cw = 1088 cm6
Zx = 28 cm3
Zy = 6,3 cm3
rx = 5,77 cm
ry = 1,86 cm
Mutu Baja = Bj37 = 240 MPa = 2400 kg/cm2
Momen Nominal Penampang C-Channel
Zx = ℎ + (ℎ − ) + ( − 2 )(ℎ − )
= . 15 . 0,232 + 2 . 0,23 .(15 - 2) + 0,23 . (5 – 2.0,23) . (15 – 0,23)
= 21,60 cm3
Zy = ℎ − +2 − − + ( − ) + ( − − )
= 15 . 0,23 (1,55 - 0,23) + 2 . 2 . 0,23 (5 – 1,55 - 0,23) + 0,23 (1,55 – 0,23)2 + 0,23
(5 – 0,23 – 1,55) 2
= 10,80 cm3
Mnx = Zxfy = 21,60 x 2400 kg/cm2= 51840 kgcm = 518,40 kgm
Mny = Zyfy = 10,80 x 2400 kg/cm2 = 25920 kgcm = 259,20 kgm
Persyaratan Momen Biaxial
Mux Muy
 < 1,0
Ø x Mnx Ø x Mny
57,806 3,348
, 518,40
+ , ,
= 0,14 < 1,0 

Jadi gording dengan profil C 150x50x20, dengan tebal 2,3 mm dapat digunakan karena
telah memenuhi persyaratan.

BAB IV
PERENCANAAN BRACING

Perhitungan Ikatan Angin (Bracing)

 Pada Atap
Luas bidang A = ½ ( alas x t ) x 100%
= ½ (20 x 4,66) x 100%
= 46,6 m2
( , )
.
= = 0,24
Digunakan Cp (0,3) untuk angin datang dan Cp (-0,6) untuk angin pergi (SNI 1727:2013)
Beban angin datang, q = q.G.Cp
= (45).(0,85).(0,3)
= 11,48 kg/m
Beban angin pergi, q = q.G.Cp
= (45).(0,85).(0,6)
= 22,95 kg/m
G = 0,85 ( Didapat dari pasal 26.9.1 SNI-1727-2013)

Beban angin datang permukaan = 11,48 kg/m2 x 46,6 m2
= 534,968 kg

Beban angin pergi permukaan = 22,95 kg/m2 x 46,6 m2

= 1069,47 kg
Beban angin datang per-nodal (10 nodal) = x 534,968 kg
= 53,497 kg
Beban angin datang per-nodal (10 nodal) = x 1069,47 kg
= 106,947 kg

Perencanaan Batang Tarik
Direncanakan ikatan angin dinding menggunakan profil 100 x 100 x 10
A = 19,00 cm2 max = 3,83 cm
q = 14,9 kg/m min = 1,95 cm
t = 10 mm Zx = Zy = 24,4 cm3
Ix = Iy = 175 cm4 Ix = iy = 3,04 cm
Cek Kelangsingan
Panjang Bracing Atap : L = 4,71 m = 471 cm
= < 300
= ,
< 300 = 241,54 < 300 (OK)
Cek Kapasitas Penampang

Mutu baja yang digunakan adalah Bj37 dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Fy = 2400 kg/cm2
- Fu = 3700 kg/cm2

Pn = ∅ ( . )
Dimana :
Fy = 2400 kg/cm2
Ag = 19,00 cm2
∅ = 0,9
Pn = 0,9 (2400 kg/cm2 x 19,00 cm2)
= 41,040 kg
= 41040 kg >
= 41040 kg > , OK
 Cek Kapasitas penampang pada Kondisi Runtuh Tarik

∅Pn = Fu . Ae
Dimana :
Fu = 3700 kg/cm2
Ae = An . U
An = A penampang – 15% Ag
Anetto = A penampang – 15% Ag
= 19 cm² - 15% (19 cm2)
= 19 cm² - 2,85cm2
= 16,15 cm2

SNI 1729-2015 Tabel D3-1 hal. 30
Mencari nilai U :
U =0,70
Ae = An . U
= 16,15 cm2 x 0,70
= 11,31 cm²
= 1131 mm²
Jadi, Pn = ∅ ( Fu . Ae )
= 0,75 (3700 kg/cm2 x 11,31 cm²)
= 31385,25 kg
= 31385,25 kg >
= 31385,25 kg > , OK
Kesimpulan : Profil L 100x100x10 dapat digunakan pada ikatan angin atap.

Perhitungan Bracing Dinding
Luas Bidang, A =P×L
= 20 × 4,6
= 92 m2
Angin Datang
Beban angin rencana, = q × G × Cp
= 45 × 0,85 × 0,80 = 30,60 ²
Beban angin permukaan = 30,60 ²

× 92 m2
= 2815,20 kg
Beban per nodal = ¼ × 2815,20 kg = 703,80 kg
Angin Pergi
Beban angin rencana, = q × G × Cp
= 45 × 0,85 × (-0,50) = 19,12

²
Beban angin permukaan = 19,12 × 92 m2

²
= 1759,5 kg
Beban per nodal = ¼ × 1759,5 kg = 439,87 kg

Analisa dengan STAADPro

Direncanakan ikatan angin dinding menggunakan profil 175 × 175 × 12
A = 40,52 cm2 max = 6,78 cm
q = 31,8 kg/m min = 3,44 cm
t = 12mm Zx = Zy = 91,8 cm3
Ix = Iy = 1170 cm4
Ix = iy = 5,38 cm
Panjang bracing, L = 4,5 + 4,6² = 6,435 m = 643,5 cm

 Perencanaan Batang Tarik pada Bracing Dinding
Cek Kelangsingan Batang Tarik
= < 300
,
= ,
< 300 = 187,06 < 300 (OK)

- Fy = 2400 kg/cm2
- Fu = 3700 kg/cm2

Pn = ∅ ( . )
Dimana :
Fy = 2400 kg/cm2
Ag = 40,52 cm2
∅ = 0,9
Pn = 0,9 (2400 kg/cm2 × 40,52 cm2)

= 87523,2 kg
= 87532,2 kg >
= 87532,2 kg > , OK
 Cek Kapasitas penampang pada Kondisi Runtuh Tarik

∅Pn = Fu . Ae
Dimana :
Fu = 3700 kg/cm2
Ae = An . U
An = A penampang – Abaut
Anetto = 85% × Ag
= 85% × 40,52 cm2
= 34,44 cm2

SNI 1729-2015 Tabel D3-1 hal. 30
Mencari nilai U :
U =0,80
Ae = An . U
= 34,44 cm2 × 0,80
= 27,55 cm²
Jadi, Pn = ∅ ( Fu . Ae )
= 0,75 (3700 kg/cm2 × 27,55 cm²)
= 76451,25 kg
= 76451,25 kg >
= 76451,25 kg > , OK

 Perencanaan Batang Tekan pada Bracing Dinding
Cek Kelangsingan Batang Tekan
= < 200
,
= ,
< 300 = 187,06 < 200 (OK)

- Fy = 2400 kg/cm2
- Fu = 3700 kg/cm2

(SNI 1729:2015 Hal 38)
,
= = 119,61 > 80, maka :
,
= 32 + 1,25 ≤ 200
,
= 32 + 1,25 ≤ 200
,
= 181,51 ≤ 200
SNI 1729:2015 Hal 42
> 4,71
181,51 > 4,71
181,5 > 123,69

Maka, Fcr = 0,877 Fe

² ²×
Fe = = = 59,914 Mpa
( )² ,
Fcr = 0,877 × 59,914 Mpa

= 52,544 Mpa = 5353,807 kg/cm2
∅Pn = ∅ (Fcr × Ag)
= 0,90 × (535,807 kg/cm2 × 40,52 cm2)
= 19539,84 kg > Pu = 625,68 kg
Kesimpulan : Profil L 175× 175× 12 dapat digunakan pada ikatan angin dinding.

BAB V
PERENCANAAN KUDA-KUDA DAN KOLOM
 Pembebanan
TEMPAT BEBAN
KETERANGAN
PEMBEBANAN (Kg.m)
25,83 Angin Datang
51,64 Angin Pergi

Kuda-Kuda
133 Beban Pekerja
13,92 Beban Gording
 Analisa struktur
NB : pembebanan menggunakan jenis kombinasi pembebanan yaitu :
1. (1,4) Beban Mati
2. (1,2) Beban Mati + (1,6) Beban Hidup
3. (1,2) Beban Mati + (1,6) Beban Hidup + (0,5) Beban Angin
dari hasil perhitungan didapat kombinasi yang dipakai adalah
kombinasi ke 3.


 Beban gording
R = (RD)
R = (½ × 13,92 × 4,5)
R = 31,32 kg (bagian tepi)
R = (31,32 kg × 2) = 62,64 kg (Bagian tengah)
 Beban angin
Datang :
Rw = 25,83 kg (tepi) Rw = 51,66 kg (tengah)
Pergi :
Rw = 51,94 kg (tepi) Rw = 103,88 kg (tengah)

BEBAN MATI (GORDING+KUDA-KUDA)

BEBAN HIDUP

BEBAN ANGIN KANAN
BEBAN ANGIN KIRI

KOMBINASI 1 {BEBAN MATI (DL)}
(1,4 DL)
(1,4 DL )
KOMBINASI 2 {BEBAN MATI (GORDING + KUDA-KUDA) (DL) +PEKERJA (LL)}
(1,2 DL + 1,6 LL)

KOMBINASI 3 {BERAT SENDIRI (DL) + (GORDING+PEKERJA) (LL) + BEBAN

ANGIN KANAN (WL)}
(1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 WL)

KOMBINASI 4 {BERAT SENDIRI (DL) + (GORDING+PEKERJA) (LL) + BEBAN

ANGIN KIRI (WL)}
(1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 WL)


1. Perencanaan Dimensi Kolom

Pre-liminary design Penampang Kolom
L = 500 cm
Profil = H300 x 300 x 10 x 15
 Data Spesifikasi Profil

H = 300 mm A = 119,80 cm2 ix = 13,1 cm
B = 300 mm q = 94 kg/m iy = 7,51 cm
t1 = 10 mm Ix = 20400 cm4 Zx = 1360 cm3
t2 = 15 mm Iy = 6750 cm4
r = 28 mm Zy = 450 cm3

 Menghitung Batas-Batas Lendutan

SNI 1729-2002 hal 15
- ∆izin = = = 1 cm
- M∆ = × ∆
²
×( )×( )
= × 1
= 97920 kg.cm
= 979,2 kgm
- MR = Fx kuda-kuda terbesar × H
= 3211,22 kg x 5m
= 16056,1 kgm
- Mmax = 16056,1 kg.m (diambil yang terbesar antara M∆ dan MR)
 Menghitung Faktor Kekakuan
Diambil K = 1,2

 Cek Penampang Terhadap Tekan

- Kelangsingan batang sumbu X
(k = 1,2 dari nomogram)
≤ 200
1,2 × 500
≤ 200
13,1
45,80 ≤ 200 OK
- Kelangsingan batang sumbu Y
(k = 1,0)
≤ 200
1,0 × 500
≤ 200
7,51
66,58 ≤ 200 OK
- Kelangsingan sayap
≤ 0,56
300 200000
≤ 0,56
15 240
20 ≥ 16,16
- Kelangsingan badan
ℎ
≤ 1,49
300 − (15 + 10) − (2 × 18) 200000

≤ 1,49
10 240
23,9 ≤ 43,01 (Tidak Langsing)

- Cek Kelangsingan Tekan
jika ≤ 4,71
,
,
≤ 4,71
78,89 ≤ 135,96
Fe =
= ,
,
= 309,27 Mpa = 3092,7 Kg/cm2
Fcr = [0,658 ]
= [0,658 , ] 240
= 173,44 Mpa = 1734,4 Kg/cm2
∅Pn = 0,9 Fcr Ag
= 0,9 x 1734,4 x 119,80
= 187003,01 Kg
∅Pn = 187003 Kg ≥ Pr = 3710,90 Kg (OK)

 Cek Penampang Terhadap Lentur

- Cek Penampang sayap
0,38 ≤ ≤1
0,38 ≤ ≤1
10,97 ≤ 20 ≤ 28,87
- Cek Penampang badan
≤ 3,76 ≤ 5,7
( ) ( )
≤ 3,76 ≤ 5,7
23,9 ≤ 108,54 ≤ 164,54
 Indikator yang Harus di Cek

SNI 1729-2015 hal 48
- Cek Kuat lentur penampang pada kondisi lentur maksimum

Zx = bf tf (d – tf) + 0,25 tw (d – 2tf)2
= 300 x 15 (300-15) + 0,25x10 (300-2x15) 2
= 1464750 mm3
Mn = Mp = Fy Zx
= 240 x 1464750
= 351540000 Nmm = 35154 kgm

Menghitung momen kapasitas Lentur

ØMn = 0,9 x 35154 kg.m
= 31638,6 kg.m
Mr = 15156,7 kg.m ≤ ØMn = 5629,7 kg.m OK
 Cek Kapasitas Terhadap Geser dan Gaya Aksial

SNI 1729-2015 hal 79
Pu = Pr = 3710,90 kg
Pe = ØPn = 187003,01 Kg
Mr = 16056,1 kg.m
Mc = 41950 kg.m
,
Jika ≥ 0,2 = ≥ 0,2
,
= 0,0198≤ 0,2

Maka :
+ + ≤ 1,0
, ,
+ + 0 ≤ 1,0
,
0,37 ≤ 1,0 (Aman)
 Cek Geser Penampang
Vu = 2220,68 kg
Vn = 0,6 Fy Aw Cv
Aw = d tw = 300 x 10 = 3000 mm2
Cv = 1,0
ØVn = 0,6 x 240 x 3000 x 1
= 432000 N
= 43200 kg
ØVn = 43200 kg ≥ Vu = 2220,68 kg (OK)

2. Perencanaan dimensi Kuda – Kuda

o Spesifikasi Pre-Liminery Design
L = 1103 cm
Profil = 400 x 200 x 8 x 13
o Data spesifikasi
H = 400 mm A = 84,1 cm2 ix = 16,8 cm

B = 200 mm q = 66,0 kg/m iy = 4,54 cm
t1 = 8 mm Ix = 23700 cm4 Zx = 1190 cm3
t2 = 13 mm Iy = 1740 cm4
r = 16 mm Zy = 174 cm3

 Cek Stabilitas Penampang

 Tekuk Lokal pada Sayap
= = = 7,69
λ = 0,38 = 0,38 = 10,97
λ = 1,00 = 1,00 = 28,87
≤ ≤ = 7,69 ≤ 10,97 ≤ 28,87 (Penampang Compact )
 Tekuk Lokal Pada Badan

( ) ( )
= = = 42,75
= 3,76 = 3,76 = 108,54
= 5,70 = 5,70 = 164,54
≤ ≤ = 42,75 ≤ 108,54 ≤ 164,54 (Penampang Compact )
 Cek Kapasitas Penampang

Mn = Zx . Fy
Zx = bf x tf x (d-tf) + ( −2 )2
= 20 × 1,3 × (40 − 1,3) + × 0,8 × (40 − (2 × 1,3))2
= 1285,95 cm3
= 1285950 mm3
Mn = Zx . Fy
= 1285950 x 240
= 308628000 N mm
= 30863 kg.m

Mu < ∅ Mn
52,590 KN.m < 0.9 x 30863
5259 Kg.m < 27776,7 kg.m OK 
Penampang balok WF aman untuk digunakan
 Cek Tahanan Geser
< 3,76 x
< 3,76 x
50 < 106,35 → OK maka nilai Øv = 1, Cv = 1.
Vn = Øv x 0,6 x fy x Aw. Cv
Vn = 1 x 0,6 x 250x (400 x 8) x 1
Vn = 48000 kg
Vu ≤ Ø Vn
1908,65kg ≤ 0,9 x 48000 kg
1908,65 kg ≤ 43200 kg → OK (diambil dari analisa Staadpro terbesar)
 Cek terhadap aksial

 Menghitung Faktor Kekakuan K
∑ / /
GA = ∑ /
= /
=1
GB = 1,2

GA
GB = 1,2
5m
K =1,33
 Cek Kelangsingan
≤ 200
,
,
≤ 200
87,32 ≤ 200 OK
 Cek Penampang Terhadap Tekan

 Kelangsingan batang
≤ 200 ≤ 200
, ,
≤ 200 ,
≤ 200
91,69 ≤ 200 87,32 ≤ 200 OK
 Kelangsingan sayap
≤ 0,56
≤ 0,56
7,7 ≤ 16,17 ( Tidak Langsing)

 Kelangsingan badan
≥ 1,49
( ) ( )
≥ 1,49
42,75 ≤ 43,01 ( Tidak Langsing)
 Cek Kapasitas Tekan
Pn = Fcr Ag
Fcr jika ≤ 4,71
Q jika ≤
o kc = = = 0,6 , maka
( ) ( )

0,35 ≤ 0,6 ≤ 0,76

Jadi diambil nilai kc = 0,6
o Q jika ≤
, ,
= ≤
= 7,69 ≤ 22,36
Maka Q = 1,00 , karena ≤
o Fcr jika ≤ 4,71
,
≤ 4,71
91,69 ≤ 135,96
Fe =
= ,
= 234,81 MPa
/
Fcr = Q [0,658 ]
, / ,
= 1,00 [0,658 ] 240
= 156,45 Mpa
∅Pn = 0,9 Fcr Ag

= 0,9 x 156,45 x (84,1 x 102)
= 1184170,05 N
= 118417 Kg
∅Pn ≥ Pu = 118417 Kg ≥ 3211,22 Kg (OK)

 Kontrol terhadap Lendutan

Δijin = =
= 30,22 mm
Lendutan dari analisa Staadpro = 6,48 mm
Δmax = 6,48 mm < 30,22 mm
Penampang aman terhadap lendutan dan aman untuk digunakan.

BAB VI
PERENCANAAN SAMBUNGAN
Gaya – gaya Yang Bekerja Pada Perencanaan Sambungan :
Gaya-Gaya yang bekerja

Perencanaan
M max Nmax Vmax
Sambungan
(kgm’) (kg) (kg)
A 4195 1994,58 921,72
B 5259 3211,22 2220,68
C 5629 3537,59 1941,46

 Perencanaan Sambungan Kuda-kuda (A)

Mmax = 4195 kgm
Nmax = 1994,58 kg
Vmax = 921,72 × cos 25° = 835,36 kg
Digunakan sambungan baut A325,
Fnt = 620 Mpa = 6200 kg/m2
Fnv = 457 Mpa = 4570 kg/m2
Tebal pelat sambung 25 mm, diameter baut 20 mm jumlah baut pada sisi vertikal dan
diagonal 4 buah.
IWF 400 X 200 X 8 X 13
IWF 400 X 200 X 8 X 13
200

 Jarak Baut
3d < S < 15tp atau 200 mm
3 x 20 < S < 15 x 25
60 mm < S < 375 mm
digunakan S = 250 mm = 25 cm
 Jarak Tepi Baut

1,75d < S1 < 12tp atau 150 mm
1,75 x 20 < S1 < 150
35 mm < S1 < 150 mm
digunakan S = 87 mm = 8,7 cm
 Alob.y = n.d.tp
= 2.2.(2,5)
= 10 cm2

 Kontrol
Alob.  15%.(Abruto)
10  15%.(20x80 cm2)
10 cm2  240 cm2
 Kapasitas tarik baut

Td = 0,75 x Fnt x Ab x n
= 0,75 x 6200 x (¼ x π x 22) x 2
= 29216,81 kg (2 baut)
M =Fxz
= 29216,81 x 0,2 m
= 5843,36 kgm > Mmax
= 5843,36 kgm > 4195 kgm
F =
,
= = 4608,6 kg
F < Td
4608,6 kg < 29216,81 kg
Mn = Td.z
= (29216,81).(0,2)
= 5843,36 kgm > Mmax = 4195 kgm
 Kapasitas geser baut

Vd = 0,75 x Fnv x Ab
= 0,75 x 4570 x (¼ x π x 22)
= 10767 kg

Vn = Vd.n
= (10767).4
= 41534 kg > Vmax = 921,72 kg
 Kapasitas desak pelat

∅Rn = 0,75 x 2,4 x db x tp x Fu
= 0,75 x 2,4 x 2,0 cm x 2,5 cm x 4076 kg/cm2
= 36684 kg > 4195 kg
 Tegangan akibat interaksi aksial dan geser per baut
,
Vbaut = = = 230,43 kg
,
Frv = = = 73,35 kg/cm2
F’nt = 1,3 Fnt – ( ) Frv > Fnt
= 1,3 x 6200 – ( ,
) x 73,35 > 6200 kg/cm2
= 7927,32 kg/cm2 > 6200 kg/cm2

 Perencanaan Sambungan Kolom dan Kuda-kuda (B)

Mmax = 5259 kgm
Nmax = 3211,22 kg
Vmax = 2220,68 × cos 25° = 2012,62 kg
Digunakan sambungan baut A325, Fnt = 620 Mpa = 6200 kg/m2
Fnv = 457 Mpa = 4570 kg/m2
Tebal pelat sambung 25 mm, jumlah baut direncanakan pada sisi kolom 8 buah
dengan diameter 24 mm.
WF400 x 200 x 8 x 13
H 300 x 300 x 10 x 15

 Jarak Baut
3d <S < 15tp atau 200 mm
3 x 25 <S < 15 x 25
75 mm <S < 375 mm
digunakan S = 200 mm = 20 cm
 Jarak Tepi Baut

1,75d < S1 < 12tp atau 150 mm
1,75 x 24 < S1 < 150
42 mm < S1 < 50 mm
digunakan S = 87 mm = 8,7 cm
 Alob.y = n.d.t
= 2x2,4x(2,5)
= 12 cm2

 Kontrol
Alob.  15%.(Abruto.)
12 cm2  15%.(30 x 60 cm2)
12 cm2  270 cm2
 Kapasitas tarik baut

Td = 0,75 x Fnt x Ab x n
= (0,75).(6200).(¼ x π x 2,42) 2
= 42072,2 kg
M = T1.Z1 + T2.Z2
= (42072,2kg . 0,55 m + 42072,2 kg .0,25 m)
= 27346,93 kgm > Mmax = 5259 kgm
 Kuat geser baut

Vd = 0,75 x Fnv x Ab
= 0,75 x 4570 x (¼ x π x 2,42)
= 15505,65 kg
Vn = Vd.n
= (15505,65).8
= 124045,15 kg > Vmax = 2012,62 kg
 Kapasitas desak pelat

∅Rn = 0,75 x 2,4 x db x tp x Fu
= 0,75 x 2,4 x 2,4 x 2,5 x 4076
= 44020,8 kg > Ru = 2220,68 kg
 Tegangan akibat interaksi aksial dan geser per baut

,
pVbaut = = = 277,59 kg
,
Frv = = = 61,36 kg/cm2
,

F’nt = 1,3 Fnt – ( ) Frv > Fnt
= 1,3 x 6200 – ( ,
) x 61,36 > 6200 kg/cm2
= 7949 kg/cm2 > 6200 kg/cm2

 Perencanaan Pelat Kaki Kolom

Dari hasil perhitungan staad pro pada kaki kolom didapatkan nilai-nilai sebagai
berikut:
Mmax = Mu = 5629 kg
Vmax = Vu = 1941,46 kg
Nmax = Pu = 3537,59 kg
Direncanakan pelat kaki kolom (base plate) ukuran 60 cm x 60 cm
Beton memakai mutu fc’ = 28 Mpa, Fy = 247,5 MPa = 2475 kg/cm2
A1 (Luas Base Plate) = 60 x 60 = 3600 cm2
A2 (Luas Beton) = 70 x 70 = 4900 cm2
= = 1,36 ≤ 4 → OK
Pp = 0,85 fc’ A1 2/A1
= 0,85 (280 kg/cm2) 3600 cm2 .
= 999600 kg
, , ( )
m = = = 13,38 cm
, , ( )
n = = = 16 cm
,
x =( )
x∅ =( )
x = 0,0035 ≤ 1,0
√ √ ,
λ = = ,
= 0,059
√ √
n’ = = √35 35 = 8,75 cm
λn’ = 0,059 x 8,75 = 0,52 cm

Sehingga diambil ( l ) yang terbesar dari nilai m,n, dan λn’ yaitu 16 cm
t base plate ≥ L ,
,
t base plate ≥ 16 ,
t base plate ≥ 0,48 cm

Diambil tebal base plate (t) = 1 cm

Tegangan di bawah Base Plate

. ,
σ =- .
± .
=- ±
σ = - 0,98 ± 15,64
σmax = 3,36 kg/cm2 (tarik)
σmin = -9,86 kg/cm2 (tekan) < fc’= 280 kg/cm2 → Aman, beton tidak hancur
Ppull Out =
= ,
= 11850 kg

Perencanaan Angkur
Desain Anchor
d = 24 mm = 2,4 cm
L = 70 cm
Tebal plat = 20 mm = 2 cm
Tu = 11850 kg
τd = 0,28 (fc’)2/3 ≤ 2,3 Mpa
= 0,28 (28 Mpa )2/3 ≤ 2,3 Mpa
= 2,6 Mpa ≤ 2,3 Mpa
= 2,3 Mpa = 23 kg/cm2
Tn = Ø  x d x τd x L
= 0,75 x  x 2,4 x 23 kg/cm2 x 70 cm
= 9104 kg/angkur

Direncanakan angkur = 4 Angkur , Sehingga

Tn = 9104 x 4 = 36416 kg
Syarat : Tn > Tu = 36416 kg > 11850 kg OK
Kapasitas geser terhadap anchor

ØRn = Ø x Ab x Fv
= 0,75 x (( ¼ × π × 24 ) × 247,5 N/mm
= 83974,77 N = 8397,48 kg
Syarat : > = , > ,

Laporan Tubes Baja

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Laporan Tubes Baja

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

TUGAS BESAR

JURUSAN TEKNIK SIPIL

1. Bentang kuda-kuda ½ L : a. 10 m b. 12.5 m c. 15 m

1.1 Pengertian Struktur Baja

1.2 Baja Konstruksi

1.3 Carbon Steels

Tugas Besar Struktur Baja | 1

Berdasarkan Kandungan Baja di bagi menjadi 4 ketegori :

1. Low Carbon ( C < 0,15 % )

Penambahan prosentase carbon

Kandungan C yang baik 0,30 %

Di Indonesia Bj 37  u = 3700 kg/cm2

Tugas Besar Struktur Baja | 2

1.4 Stress – Strain Curve

1.5 Strain Hardering

 Jika sampai 1 beban

0 B D F dilepas merenggang sampai

    E putus

Tugas Besar Struktur Baja | 3

1.6. Perencanaan Batang Tarik

Batang tarik : Komponen struktur yang memikul / mentrasfer

gaya tarik antara dua titik pada struktur

1.7 Kuat Tarik Rencana

Nu = Gaya akibat beban luar ( u = ultimate )

Nn = Gaya Nominal = Kekuatan yang disumbangkan oleh baja

Kuat tarik rencana Ø Nn , ditentukan oleh kondisi batas yang mungkin di

a. Kondisi leleh : Ø Nn = 0,9 Ag . fy .

Ae = Luas efektif penampang

fy = Tegangan leleh yang digunakan

fu = Kekuatan ( batas ) tarik yang

1.8 Penampang Efektif ( Ae )

Tugas Besar Struktur Baja | 5

a) Penampang berlubang ( Gaya tarik disalurkan oleh baut)

S = jarak antar sumbu lubang sejajar komponen

U = jarak antar sumbu lubang pada arah tegak sumbu

Tugas Besar Struktur Baja | 6

b) Penampang tidak berlubang (Gaya tarik disalurkan oleh Las)

c) Gaya tarik disalurkan oleh las melintang

 = lebar plat ( jarak antar

l = panjang las memanjang

Tugas Besar Struktur Baja | 7

1.9 Ketentuan tambahan

a. Paku keeling ( Rivet )

Paku keling dapt membuat sambungan menjadi kaku karena memiliki

Tugas Besar Struktur Baja | 8

Perhitungan sambungan dengan paku keeling ada dua macam sambungan ;

- Sambungan barisan ganda

Kemampuan Sambungan ---a). Terhadap Geser

b). Terhadap Tumpu

a). Terhadap Geser ( )

Untuk irisan tunggal =  =¼ d 

b). Terhadap Tumpu (  tu ).

Tugas Besar Struktur Baja | 9

 = beban yang diizinkan yang dipikul dinding lubang

 tu = 1,6  untuk 1,5 d ≤ S < 2 d

S1 = jarak paku keeling

Menentukan Kekuatan Dukung Paku Keling

a). Untuk Irisan Tunggal.

b). Untuk Irisan Ganda.

c). Jika bekerja gaya geser dan gaya aksial maka

Tugas Besar Struktur Baja | 10

1.12 Sambungan Baut

Kekuatan nominal dari penyambung individual

Sambungan Irisan tunggal Sambungan Irisan Ganda