Anda di halaman 1dari 16

 

I.  PENDAHULUAN

Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri
maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang
 bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. Kereta api merupakan salah
satu sarana transportasi yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam
kemampuannya untuk mengangkut penumpang secara massal, hemat energi, hemat dalam
 penggunaan ruang dan tingkat pencemaran yang rendah dibanding dengan sarana transportasi
yang lain seperti pesawat terbang, kapal laut, bus, dll.

Kereta api juga menjadi solusi beberapa permasalahan transportasi nasional seperti :

1)  Kondisi jalan raya yang mengalami banyak kerusakan.


2)  Kemacetan di jalan raya akibatlalu lintas yang semakin padat.
3)  Kenaikan harga BBM yang menyebabkan biaya transportasi terus meningkat

Perkeretaapian diselenggarakan dengan tujuan untuk memperlancar perpindahan


orang dan/atau barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat,
tertib dan teratur, efisien serta menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong
dan penggerak pembangunan nasional

Sistem perkeretaapian nasional diharapkan menjadi tulang punggung transportasi


darat di Indonesia pada masa yang akan datang. Dalam UU No. 13/1992 tentang
 perkeretaapian dijelaskan mengenai Sistem Transportasi Perkeretaapian Nasional Memiliki
Keunggulan Komparatif, diantaranya massal, ekonomis, hemat energi, aman dan ramah
lingkungan.

Dalam hal ini saya meninjau dari salah satu jenis Kereta Api yaitu Kereta Api Kelas
Eksklusif, Kereta Api Kelas Eksekutif jarak jauh dan menengah diharapkan akan mampu
 bersaing dengan alat transportasi lain, bahkan dengan pesawat terbang, sehingga sangat
 potensial untuk ditingkatkan mutu dan pelayanan. Kabin yang nyaman dan menyenangkan
merupakan ujung tombak pelayanan untuk memenuhi kepuasan penumpang.

 
 

II. KERETA API EKSKLUSIF

Kereta api eksekutif adalah kereta penumpang yang dilengkapi dengan AC (Air 
Conditioner). Kereta api eksekutif juga menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan
 berupa tayangan audio/video (Show On Rail). Selain sarana hiburan, penumpang dapat juga
memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa
dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi (kereta makan)
yang didesain sebagai mini bar yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke.

Kereta api eksekutif merupakan salah satu alternatif pilihan kendaraan untuk 
mengantarkan kita sampai tujuan. Selain kereta api kelas eksekutif juga terdapat kereta api
kelas lainnya seperti kelas ekonomi, bisnis, kereta wisata dan kereta listrik.

Kereta eksekutif dibagi menjadi dua, yaitu kereta kelas argo dan kelas satwa. Kelas
Argo, merupakan kelas layanan tertinggi PT Kereta Api (Persero), yaitu dengan kereta
 penumpang berkapasitas 50 orang per kereta. Penamaan kereta argo sebagian besar 
menggunakan nama gunung yang berada dekat dengan kota tujuan kereta tersebut.
Sedangkan, kelas satwa berada di bawah kelas argo. Kereta kelas satwa berkapasitas 52
orang setiap gerbongnya. Penamaan kereta ini menggunakan nama-nama satwa ataupun nama
tokoh-tokoh dalam legenda Indonesia. Seperti, Gajayana, Sembrani, Turangga, Bima,
Taksaka dan Bangunkarta.

Setiap kereta (bukan rangkaian kereta api, melainkan kereta=gerbong penumpang, namun,
istilah gerbong penumpang ini sebenarnya salah) memiliki setidaknya dua toilet di dekat
 pintu masuk keluar kereta. Di dalam kereta juga ada fasiltas keselamatan, seperti tabung
 pemadam kebakaran ataupun emergency brake. Ada pula fasilitas lain seperti lampu baca di
setiap kursi.

 
 

KA Kelas Eksekutif 

A.  Kereta Api Argo 


1.  Argo Bromo Anggrek 

Argo Bromo Anggrek adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa
dengan jurusan Jakarta - Surabaya melewati jalur utara.

Kereta api ini mulai dioperasikan pada tanggal 24 September 1997. Produk ini merupakan
 pengembangan (derivatif merk) dari KA Argo Bromo Anggrek JS-950 yang diresmikan
 pertama kali perjalanannya oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli 1995 menandai Hari
Teknologi Nasional, 12 Agustus 1995.

 Nama Bromo diambil dari nama salah satu gunung yang berada dikawasan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. KA Argo Bromo Anggrek menyediakan saranan
hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video show On Rail) . Selain
saranan hiburan penumpang dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu
 pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik ditempat duduk masing-masing maupun
dikereta restorasi.

2. Argo Dwipangga

Argo Dwipangga adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa
dengan jurusan Jakarta - Solo melewati jalur selatan.

 
 

Kereta api ini menempuh perjalanan sejauh 576 km dengan koridor Gambir - Solo Balapan,
dalam waktu sekitar 8 jam dan hanya berhenti di stasiun Purwokerto dan Yogyakarta. Argo
Dwipangga dengan kapasitas 400 seat dan membawa 8 rangkaian kereta kelas eksekutif 
menawarkan alternatif perjalanan pada siang hari dari stasiun Gambir ke Solo Balapan dan
 perjalanan pada malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan alternatif perjalanan
yang ditawarkan oleh Kereta api Argo Lawu).

Pertama kali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI pada tanggal 21 April 1998
menggunakan nama KA Dwipangga. Akan tetapi seiring dengan tuntuan pelanggan yang
menginginkan penambahan KA Argo koridor Jakarta - Solo, maka KA Dwipangga sengaja
dimodifikasi untuk layanan sekelas KA Argo, sehingga brand-nya pun diganti menjadi KA
Argo Dwipangga pada tanggal 5 Oktober 1998.

Kata Argo digunakan sebagai brand image layanan kereta api eksekutif dan penamaan
Dwipangga memang sengaja dibedakan dengan argo lainnya yang lazim menggunakan nama
gunung mengingat nama Dwipangga dirasakan sudah sangat melekat di benak pelanggan.

3. Argo Lawu

Argo Lawu adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan
 jurusan Jakarta - Solo melewati jalur selatan. Kereta api ini membawa rangkaian sebanyak 8
kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 tempat duduk. Perjalanan Solo-Jakarta
(576 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih 7 jam 30 menit dan hanya berhenti di stasiun
Yogyakarta dan Purwokerto. Kata Argo selain berarti gunung juga merupakan brand image
layanan kereta api eksekutif yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebanggaan
konsumennya. Sedangkan nama Lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lawu)

 
 

yang terletak disebelah Timur Laut kota Surakarta (wilayah administratif Kabupaten
Karanganyar dan Magetan) yang memiliki ketinggian 3.245 km.

4. Argo Jati

Argo Jati adalah nama rute kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa,
Indonesia dengan jurusan Jakarta - Cirebon. Kereta ini diluncurkan perdana pada tanggal 12
April 2007 pukul 14.00 dengan loko CC20335.

5. Argo Sindoro

Argo Sindoro adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan
 jurusan Jakarta  –  Semarang, Argo Sindoro ini merupakan pengganti nama dari salah satu
Argo Muria jurusan Semarang Tawang  –  Jakarta yang berangkat pada pagi hari dari
Semarang, dan sebaliknya berangkat pada sore hari dari Jakarta.

 
 

6. Argo Wilis

Argo Wilis adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan
 jurusan Bandung - Surabaya melewati jalur selatan.

Kereta api Argo Wilis dioperasikan pertama kalinya pada tanggal 8 November 1998.
Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu 11 jam dan selama dalam perjalanan hanya
 berhenti di stasiun Cipeundeuy, Tasikmalaya, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun,
dan Kertosono. Kereta api ini merupakan salah satu layanan eksekutif unggulan yang
menghubungkan antara Kota Bandung dengan Kota Surabaya.

Kata Argo digunakan sebagai brand image layanan kereta api eksekutif. Kata Wilis diambil
dari nama Gunung Wilis yang memiliki ketinggian 2.169 m dari permukaan laut dan
merupakan tataran pegunungan yang panjang dengan puncak tertingginya berada di kawasan
Bajulan Nganjuk, Jawa Timur.

B.  KA Eksekutif Satwa


1.  Bima

Bima adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan
 jurusan Jakarta - Surabaya lewat jalur selatan. Kereta api Bima pertama kali diluncurkan

 
 

 pada bulan 1 Juni 1967, merupakan awal dari sejarah pengoperasian kereta api dengan
fasilitas pengatur suhu ruangan/ Air Conditioner di Indonesia.

Melayani pemerjalan koridor Jakarta - Surabaya dan berjalan menembus birunya malam
yang menjadi dasar dari penamaan BIMA (Biru Malam). Selain itu kata Bima
dianalogikan pula dengan nama dari salah satu tokoh pewayangan Bima yang memang
digambarkan memiliki karakter tubuh tinggi besar, kokoh, kekar, kuat dan pemberani.
Sejumlah karakter itu senganja dilekatkan pada KA Bima untuk menggambarkan
kehandalan perjalanan dan kualitas pelayanannya yang selalu siap dalam berbagai cuaca..

2.  Gajayana

Gajayana adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan
 jurusan Jakarta - Malang melewati jalur selatan.

Kereta api Gajayana diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 28 Oktober 1999.


Layanan kereta api dengan kapasitas 416 tempat duduk dan terdiri dari 8 kereta kelas
eksekutif ini melayani pemerjalan koridor Malang - Jakarta.

Perjalanan sejauh 907 km ditempuh dalam waktu sekitar 14 jam 30 menit dan hanya
 berhenti di Stasiun Blitar, Tulungagung, Kediri, Madiun, Solobalapan, Yogyakarta dan
Purwokerto.

Sebutan Gajayana diambil dari nama seorang raja Kerajaan Kanjuruhan yang bernama
Sang Liswa (anak dari Dewasimha), dan terkenal dengan gelar Gajayana yang sangat
dicintai oleh para brahmana dan rakyatnya karena membawa ketentraman diseluruh
negeri.

 
 

3.  Harina

Kereta api Harina adalah kereta api eksekutif yang melayani jurusan Bandung - Semarang
Tawang. Saat ini ada 2 rangkaian kereta yang melayani rute ini secara bergantian.
Berangkat dari Bandung malam hari (jam 20.15) dan berangkat dari Semarang malam
hari (jam 20.30).

Rute yang dilewati cukup unik, dari Bandung tidak ke arah timur, melainkan ke barat
menuju Cikampek, Sampai Cikampek kemudian lokomotifnya diputar dan terus berbalik 
ke arah timur melewati Cirebon, Pekalongan, sampai berakhir di Semarang Tawang.

4.  Rajawali

Peluncuran perdana KA Rajawali yang melayani pemerjalan koridor Semarang-Surabaya


dilakukan pada tanggal 21 Mei 2003 sehari setelah dilakukannya launching KA Harina
(Semarang-Bandung). KA Rajawali ini merupakan produk baru untuk mengisi
kekosongan layanan KA Eksekutif di koridor Semarang-Surabaya. Perjalanan sejauh 280
km ditempuh dalam waktu sekitar 4 jam dan hanya berhenti di Stasiun Cepu, Bojonegoro
dan Lamongan. KA Rajawali ini memiliki kapasitas 260 tempat duduk dalam rangkaian 5
kereta kelas eksekutif sekelas Satwa.

 
 

 Nama Rajawali diambil dari salah satu jenis burung (satwa) yang dikenal sebagai
 burung yang perkasa, berani dan terlihat anggun pada saat mengepakkan sayapnya
terbang dan melayang di udara. Tentunya penamaan ini sengaja dipilih untuk 
menggambarkan atribut pelayanan yang ditawarkan oleh KA Rajawali yaitu : safety,
kecepatan dan ketepatan waktu serta kenyamanan dalam beperjalanan.

5.  Sembrani

Kereta api Sembrani melayani koridor Jakarta - Surabaya Pasarturi sejauh 725 km.
Peluncuran perdana KA Sembrani dilakukan pada tanggal 1 Oktober 1995. Produk ini
merupakan pembaharuan dan inovasi dari KA Mutiara Utara yang sudah beroperasi
mendahuluinya.
Kereta api yang memiliki kapasitas 416 tempat duduk ini (8 kereta kelas eksekutif)
menawarkan alternatif perjalanan pada malam hari melalui lintas Utara Pulau Jawa
dengan waktu tempuh sekitar 10 jam 30 menit dan hanya berhenti di stasiun
Pekalongan, Semarang Tawang, Cepu dan Bojonegoro. Nama Sembrani diambil dari
cerita legenda masyarakat tempo dulu yang menggambarkan seekor kuda bersayap
yang dapat terbang dan sangat berani.

 
 

6.  Taksaka

Kereta api Taksaka mulai dioperasikan pada tanggal 19 September 1999 untuk 
melayani koridor Yogyakarta - Jakarta. Perjalanan sejauh 517 km ditempuh dalam
waktu kurang dari 8 jam dan hanya berhenti distasiun Kutoarjo, Purwokerto dan
Cirebon.

Pada tanggal 17 Oktober 2001 diluncurkan KA Taksaka II yang menawarkan


 perjalanan siang hari dari Yogyakarta ke Jakarta dan pada malam hari dari arah
sebaliknya, sehingga sejak itu terdapat dua alternatif pilihan perjalanan KA Taksaka
 pada siang dan malam hari dari stasiun Yogyakarta - Gambir atau sebaliknya.

Rangkaian KA Taksaka terdiri atas 8 kereta kelas eksekutif dan memiliki kapasitas
sebanyak 416 tempat duduk. Taksaka merupakan nama lain dari seekor ular 
 besar/naga dalam cerita pewayangan yang baik hati dan pengayom.

7.  Turangga

Kereta api Turangga yang melayani koridor Bandung - Surabaya mulai dioperasikan
 pada tanggal 2 September 1995. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu

 
 

kurang lebih 12 jam dan hanya berhenti di stasiun Tasikmalaya, Kutoarjo,


Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun dan Kertosono.

8.  Bangunkarta

Bangunkarta adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa
dengan jurusan Jakarta - Jombang lewat jalur utara.
Kereta api Bangunkarta dioperasikan pertama kali pada bulan Januari 1985 melayani
 pemerjalan ekonomi dari Jombang ke Jakarta. Pada tanggal 24 Desember 1994 layanan
KA Bangunkarta ditingkatkan dengan menambah rangkaian kereta kelas bisnis, dan
sejak tanggal 1 Agustus 1996 semua rangkaian berubah layanannya menjadi kelas
 bisnis.
 Nama Bangunkarta diambil dari singkatan nama kota asal dan tujuan kereta api yaitu
 jomBANG melalui madiUN dan jaKARTA (BANGUNKARTA). Ditawarkan layanan
kelas eksekutif dan bisnis dengan kapasitas mencapai 616 tempat duduk.

 
 

Layanan kereta api kelas eksekutif (argo & satwa) di Pulau Jawa  

Nama Kereta Api  Relasi   Dipo Kereta 


Gambir  - Surabaya Pasar 
Argo Bromo Anggrek  Surabaya Pasar Turi (SBI)
Turi
Argo Dwipangga dan Argo
Gambir - Solo Balapan Solo Balapan (SLO)
Lawu
Argo Muria dan Argo
Gambir - Semarang Tawang Semarang Poncol (SMC)
Sindoro
 New Argo Jati Gambir - Cirebon Kejaksan Cirebon (CN)
Argo Wilis Bandung - Surabaya Gubeng Bandung (BD)
Argo Parahyangan Eksekutif  Gambir - Bandung Bandung (BD)
Gambir  - Malang Kota Baru
Gajayana (via Yogyakarta dan Solo Malang (ML)
Balapan) 
Gambir  - Surabaya Pasar 
Sembrani Jakarta Kota (JAKK)
Turi
Gambir  - Surabaya Gubeng
Bima (via Yogyakarta dan Solo Jakarta Kota (JAKK)
Balapan) 
Taksaka Gambir - Tugu Yogyakarta Yogyakarta (YK)
Turangga Bandung - Surabaya Gubeng Sidotopo (SDT)
Pasar Senen - Jombang (via
Bangunkarta Madiun (MN)
Semarang Tawang) 

 
 

III.  PERMASALAHAN
Kembali kota Pemalang menjadi sorotan terkait musibah kecelakaan Kereta
Api pk.03.00 WIB dinihari (02/10/2010) tepatnya di dukuh Jatimulyo, Desa
Petarukan Kecamatan Petarukan , Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Untuk kedua
kalinya kota Pemalang menjadi terkenal dan menjadi buruan para kuli tinta mass
media nasional maupun regional, setelah tewasnya Dulmatin sang Teroris, kota
Petarukan hampir sepekan menjadi sorotan dan bahan liputan media massa. Kembali
mendung menggayuti Kota Pemalang lagi setelah dinihari pk.03.00 WIB terjadi
kecelakaan yang maha dahsyat sekitar kurang lebih 500 meter dari stasiun KA
Petarukan. Berita yang sempat menggemparkan dimana akhir-akhir ini sering terjadi
musibah pada moda transportasi terutama KA. Bahkan Presiden sendiri meminta
Kapolri untuk mengusut tuntas musibah ini. Kereta Api Argo Bromo Anggrek 
menabrak KA Senja Utama, sampai saat ini sudah 34 orang tewas dan 30 luka-luka
yang dirawat di RS dr. Hasan Asyari dan RS. Santa Maria. Bahkan ada 9 mayat yang
 belum teridentifikasi, sebagian yang luka berat dirujuk ke RSUP . dr. Karyadi
Semarang. Insiden kecelakaan ini ditangani Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT), Kepolisian masih menunggu hasil penyelidikan KNKT terkait
 penyebab kecelakaan yang menewaskan 34 orang itu.
Bagaimana tanggung jawab pengangkut terhadap kecelakaan penumpang kereta api
kelas eksekutif?

IV.  PEMBAHASAN
Dasar hukum mengenai Perkretaapian, yaitu:
a.  UU No 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.
 b.  PP No. 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian.
c.  PP No. 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta api.

Terdapat ketentuan Tanggung jawab oleh PT. Kereta Api, yaitu:


1.  Sumber kerugian berasal dari pelayanan angkutan dan harus dibuktikan
adanya kelalaian petugas, atau pihak lain yang dipekerjakan oleh badan
 penyelenggara

 
 

2.  Besarnya ganti rugi dibatasi sejumlah maksimum asuransi yang ditutup oleh
 badan penyelenggara dalam hal penyelenggaraan kegiatannya

Pasal 157 Undang-undang No. 23 Tahun 2007 menggunakan konsep dasar 


tanggung jawab hukum atau dasar kesalahan di samping praduga bersalah. Menurut
konsep dasar tanggung jawab hukum atas dasar kesalahan mewajibkan penumpang
harus membuktikan kesalahan PT. Kereta Api, kesalahan tersebut harus menimbulkan
kerugian, kerugian tersebut harus ada hubungannya dengan kesalahan.
Berdasarkan Pasal 159 Undang-undang No. 23 Tahun 2007, apabila
 penumpang tidak dapat membuktikan kesalahan PT. Kereta Api, penumpang tidak 
akan memperoleh ganti rugi. Sebaliknya, apabila terbukti PT. Kereta Api bersalah,
PT. Kereta Api bertanggung jawab membayar ganti rugi tidak terbatas (unlimited
liability), artinya berapa pun juga kerugian penumpang PT. Kereta Api harus
membayar kecuali atas kesepakatan kedua belah pihak 

Sebagai pihak Penyelenggara Sarana Perkeretaapian PT. KAI mempunyai


tanggung jawab untuk menjaga keselamatan penumpang atau pengguna jasa
 perkeretaapian. Dalam hal tanggung jawab ini, terdapat dua bentuk 
1.  Tanggung jawab pihak Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian
2.  Tanggung jawab pihak Penyelenggara Sarana Perkeretaapian

Tanggung Jawab Pihak Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian


Adapun yang menjadi tanggung jawab dari Penyelenggara Prasarana
Perkeretaapian sebagaimana diatur dalam Pasal 87 UUKA 2007, antara lain sebagai
 berikut :
1.  Penyelenggara Sarana Perkeretaapian bertanggung jawab kepada
Penyelenggaran Sarana Perkeretaapian dan pihak ketiga atas kerugian sebagai
akibat kecelakaan yang disebabkan kesalahan pengoperasian prasarana
 perkeretaapian. Tanggung jawab ini dilakukan dengan memberikan ganti rugi
yang dihitung berdasarkan kerugian yang secara nyata dialami.
2.  Tanggung jawab Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian kepada
Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dilakukan berdasarkan perjanjian kerja
sama antara kedua belah pihak.

 
 

3.  Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian bertanggungjawab kepada pihak 


ketiga atas kerugian harta benda, luka-luka atau meninggal dunia yang
disebabkan oleh penyelenggaraan prasarana perkeretaapian.
4.  Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian bertanggungjawab terhadap Petugas
Prasarana Perkeretaapian yang mengalami luka-luka atau meninggal dunia
yang disebabkan oleh pengoperasian prasarana perkeretaapian.

Hak dan Tanggung Jawab dari Pihak Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian


dan Pihak Penyelenggara Sarana Perkeretaapian
Dalam hal terjadi kecelakaan kereta api, menurut Pasal 125 UUKA 2007,
Pihak Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian dan Penyelenggara Sarana
Perkeretaapian harus melakukan hal-hal sebagai berikut :

1.  mengambil tindakan untuk kelancaran dan keselamatan lalu lintas

2.  menangani korban kecelakaan

3.  memindahkaan penumpang, bagasi dan barang antaran ke kereta api lain atau
moda transportasi laian untuk meneruskan perjalanan sampai stasiun tujuan

4.  melaporkan kecelakaan kepada Menteri, pemerintah provinsi, pemerintah


kabupaten/kota

5.  Mengumumkan kecelakaan kepada pengguna jasa dan masyarakat

6.  segera menormalkan kembali lalu lintas kereta api setelah dilakukan penyidikan
awal oleh pihak berwenang, dan

7.  mengurus klaim asuransi korban kecelakaan.

 
 

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmusipil.com/kelebihan-naik-kereta-api-kelas-eksekutif 

http://despro.its.ac.id/doc/b.tris-
 jurnal%20IDEA%202009%20vol%2010%20no%202.pdf 

http://ariftrikusuma.blogspot.com/2012/03/ka-kelas-eksekutif.html

http://tikamaliyana.wordpress.com/

http://en.wikipedia.org/wiki/Rail_transport_in_India#Hierarchy_of_trains

http://regional.kompasiana.com/2010/10/02/pemalang-berduka-musibah-kereta-api-
argo-bromo-vs-senja-utama-276718.html

Anda mungkin juga menyukai