Anda di halaman 1dari 36

BAB IV

PERENCANAAN

4.1 Kondisi Daerah Studi


Kecamatan Dau merupakan salah satu kecamatan di Wilayah Kabupaten
Malang yang berjarak ± 9 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Malang yang
terletak di ketinggian antara 600-2.100 meter dari permukaan laut. Adapun batas-
batas wilayah Kecamatan Dau sebagai berikut:
 Sebelah utara : Kecamatan Karangploso
 Sebelah Timur : Kecamatan Wagir
 Sebelah Selatan : Kecamatan Kota Malang
 Sebelah Barat : Kota Batu
Wilayah Perumhan Bumi Podo Rukun berada di Desa Sumbersekar,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Dau
memiliki jumlah penduduk sebanyak 6.578 jiwa dengan Luas wilayah 5.602,671
Ha.Desa Sumbersekar adalah salah satu desa dari sepuluh desa yang berada di
Kecamatan Dau. Desa Sumbersekar memiliki luas wilayah 435,70 Ha dengan
terbagi menjadi 4 dusun, diantaranya adalah Semanding, Krajan, Banjartengah
dan Precet. Secara topografi, daerah Perumahan Bumi Podo Rukun memiliki
topografi ketinggian berupa daratan sedang yaitu 650 m diatas permukaan air laut.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air Kabupaten
Malang,pada tahun 2018 curah hujan terbesar yang terjadi pada Kecamatan Dau
adalah bulan februari yaitu sebesar 460 mm. Daerah studi ini memiliki jenis tanah
lempung berpasir.

32
33

4.2 Data Perencanaan


4.2.1 Topografi
Kecamatan Dau merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten
Malang yang berjarak ± 9 Km dari pusat pemerintahan Kabupaten Malang dengan
ketinggian antara 600-2.100 meter dari permukaan laut. Posisi koordinat Dau terletak
antara 112,3311 Bujur Timur dan 112,3563 Bujur Timur dan antara 7,5775 Lintang
Selatan dan 7,5494 Lintang Selatan.
Pada daerah kondisi studi, Perumahan Bui Podo Rukun memiliki elevasi
tertinggi sebesar 110.000 dan elevasi terendah berada pada titik 36.000. Pada Cluster
1 elevasi perumahan terletak pada titik 72.000 hingga 105.000. untuk Cluster 2
elevasi terletak pada titik 86.000 hingga 109.000. pada cluster 3 elevasi perumahan
terletak antara titik 40.000 hingga 83.000. dan pada cluster 4, elevasi terletak pada
titik 50.000 hingga mencapai titik 91.000

4.2.2 Unit Perumahan


Perumahan bumi podo rukun memiliki luas lahan sebesar 44336 m2.
Perumahan ini direncanakan sebanyak 450 unit dan terbagi menjadi 4 cluster.Pada
cluster 1 terdiri dari 104 unit rumah, cluster 2 terdiri 122 unit rumah, cluster 3 terdiri
sebanyak 133 unit dan cluster 4 terdapat sebanyak 92 unit.Luas tiap rumah pun
memiliki berbagai tipe ukuran yang berbeda-beda seperti berikut:
 Tipe 25 dengan luas tanah sebesar 60 m2
 Tipe 36 dengan luas tanah sebesar 72 m2
 Tipe 45 dengan luas tanah sebesar 100 m2
 Tipe 60 dengan luas tanah sebesar 117 m2

4.2.3 Curah Hujan


Sebelum menghitung daya tampung sumur resapan, perhitungan diawali
dengan analisa frekuensi curah hujan. Perhitungan analisa frekuensi curah hujan ini
34

menggunakan data curah hujan pada Stasiun Dau yang terletak di Sengkaling.Pada
perencanaan ini, data curah hujan yang dipakai dengan kala ulang 15 tahun yakni
pada tahun 2004 hingga tahun 2018. Berdasarkan data curah hujan Dinas Pengairan
Kabupaten Malang, selama 15 tahun terakhir hujan terbesar terjadi pada bulan maret
tahun 2010 yaitu sebesar 110 mm.

4.3 Curah Hujan Rancangan


Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Sumber Daya
Air Kabupaten Malang, didapat nilai curah hujan maksimum pada stasiun hujan Dau.
Berikut curah hujan maksimum dilampirkan pada tabel dibawah ini:
Table 4.1 Curah Hujan Maksimum

Stasiun Dau
Tahun Tanggal Curah Hujan
Maksimum (mm)
2004 15 Maret 76
2005 12 Febrari 67
2006 10 April 75
2007 20 Desember 94
2008 30 Maret 110
2009 12 Juni 84
2010 5 Maret 110
2011 13 Februari 85
2012 13 Februari 97
2013 11 Juli 75
2014 5 Januari 100
2015 1 Desember 65
2016 2 Februari 75
2017 26 Maret 105
35

2018 5 Februari 95
Jumlah 1313
Rerata (X) 87.533
Sumber: Dinas Pengairan Kab.Malang

4.3.1 Analisa Frekuensi Curah Hujan


Analisa frekuensi curah hujan ini untuk menentukan jenis distribusi yang
sesuai dalam mendapatkan curah hujan yang didasarkan pada nilai-nilai koefisien
variasi dan koefisien kurtosis, dan koefisien kemencengan yang didapat dari
parameter-parameter statistik. Berikut adalah hasil perhitungan analisa frekuensi
curah hujan yang akan dilampirkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2 Analisa Frekuensi Curah Hujan
Tahun Tanggal XI X (XI-X) (XI-X)2 (XI-X)3 (XI-X)4
2004 15 Maret 76 87.53 -11.53 133.018 -1534.138 17693.73
2005 12 Febrari 67 87.53 -20.53 421.618 -8657.218 177761.55
2006 10 April 75 87.53 -12.53 157.084 -1968.792 24675.52
2007 20 Desember 94 87.53 6.47 41.818 270.422 1748.73
2008 30 Maret 110 87.53 22.47 504.751 11340.075 254773.68
2009 12 Juni 84 87.53 -3.53 12.484 -44.112 155.861
2010 5 Maret 110 87.53 22.47 504.751 11340.075 254773.68
2011 13 Februari 85 87.53 -2.53 6.418 -16.258 41.188
2012 13 Februari 97 87.53 9.47 89.618 848.382 8031.35
2013 11 Juli 75 87.53 -12.53 157.084 -1968.792 24675.52
2014 5 Januari 100 87.53 12.47 155.418 1937.542 24154.69
2015 1 Desember 65 87.53 -22.53 507.751 -11441.32 257811.19
2016 2 Februari 75 87.53 -12.53 157.084 -1968.792 24675.52
2017 26 Maret 105 87.53 17.47 305.084 5328.808 93076.52
2018 5 Februari 95 87.53 7.47 55.751 416.275 3108.19
Jumlah 1313 - 0.00 3209.733 3882.151 1167156.92
Sumber: Hasil Perhitungan
36

Ʃ𝑋𝑖 1313
X= = = 87,53 mm
𝑛 15

Dari hasil perhitungan diatas selanjutnya ditentukan jenis sebaran yang sesuai,
dalam penentuan jenis sebaran diperlukan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Standar Deviasi (Sd)


Ʃ(𝑋𝑖−𝑥)^2
Sd =√ 𝑛−1

3209.733
=√ 15−1

= 15,142 mm

2. Koefisien Kemencengan (Cs)


𝑛.Ʃ(𝑋𝑖−𝑥)3
Cs = (𝑛−1)𝑥 (𝑛−2)𝑥 𝑆3

15 𝑥 3882.151
= (15−1) 𝑥 (15−2) 𝑥 15,142

= 0.092

3. Koefisien Kurtosis (Ck)


𝑛 Ʃ(𝑋𝑖−𝑥)^4
Ck = (𝑛−1)𝑥 (𝑛−2)𝑥 (𝑛−3 𝑥 𝑆4 )

15 x 1167156.92
= 14 𝑥 13 𝑥 12 𝑥 (15,142)^4

= 0,152

4. Koefisie Variasi (Cv)


𝑆
Cv = 𝑋
15,142
= 87,53

= 0,173
37

Dengan didapatnya nilai parameter Cs, Ck, dan Cv maka distribusi hujan yang
sesuai dapat diketahui pada tabel pemilihan distribusi probabilitas sebagai berikut:

Tabel 4.3 Pemilihan Distribusi Probabilitas

Distribusi Syarat Hasil Perhitungan Keterangan


Normal Cs = 0 Cs = 0,103 Tidak Memenuhi
Ck = 3 Ck = 0,012
Log Normal Cs = 3 Cs = 0,103 Tidak Memenuhi
Ck = 3 x Cv Ck = 0,012
Log Pearson Type Cs dan Ck Cs = 0,092 Memenuhi
III Tidak ditentukan Ck = 0,152
Gumbel Cs = 1.1396 Cs = 0,103 Tidak Memenuhi
Ck = 5.4002 Ck = 0,012
Sumber: Wulandari, 2017
Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa hasil perhitungan hanya
memenuhi pada Distribusi Log Pearson Type III. Maka perhitungan curah hujan
rencana dapat dihitung dengan menggunakan Distribusi Log Pearson Type III.
Proses perhitungan curah hujan rancangan dalam kajian ini menggunakan
metode Log Pearson III. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode tersebut,
dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut:
Table 4.4 Perhitungan Metode Log Pearson Type III
Tahun Xi log Xi Log X (logXi-logX)2 (logXi-logX)3

2004 76 1.881 1.936 0.003 -0.0002


2005 67 1.826 1.936 0.012 -0.0013
2006 75 1.875 1.936 0.004 -0.0002
2007 94 1.973 1.936 0.001 5.11023E-05
2008 110 2.041 1.936 0.011 0.0012
2009 84 1.924 1.936 0.0001 -1.61788E-06
38

2010 110 2.041 1.936 0.011 0.0012


2011 85 1.929 1.936 4.4E-05 -2.9E-07
2012 97 1.987 1.936 0.003 0.00013
2013 75 1.875 1.936 0.004 -0.00023
2014 100 2.000 1.936 0.004 0.0003
2015 65 1.813 1.936 0.015 -0.0019
2016 75 1.875 1.936 0.004 -0.0002
2017 105 2.021 1.936 0.007 0.0006
2018 95 1.978 1.936 0.0017 7.25369E-05
Total 1313 29.040 - 0.081 -0.001
Sumber: Hasil Perhitungan

Ʃ log Xi
Log Xi = 𝑛
29,040
= 15

= 1,936

√Ʃ(𝑙𝑜𝑔𝑋𝑖−𝑙𝑜𝑔 x )
Standar Deviasi (Sd) = 𝑛−1

0,081
= √15−1

= 0.076

𝑛Ʃ(𝑥− x )^3
Koefisien Kemencengan (Cs) = (𝑛−1)(𝑛−2) 𝑥 𝑠𝑑^3
15 𝑥 (−0.001)
= (15−1) 𝑥 (15−2) 𝑥 0.076^3

= -0.188
Log Xt = Rerata Log Xi + nilai faktor frekuensi (K) + Standar Deviasi (Sd)
= 1.936 + 0.033 + 0.076
= 1.937
Antilog Xt = 86,559 mm
39

Maka curah hujan rancangan untuk kala ulang T = 2 tahun adalah 86, 559
mm. Nilai K diperoleh berdasarkan tabel Faktor Frekuensi dengan melihat nilai
koefisien kemencengan (Cs) dan tingkat probabilitasnya, curah hujan rancangan
dengan periode tertentu merupakan harga antilog Xt. Dengan nilai Cs yang
didapatkan -0.188 , dan curah hujan rencana dengan periode kala ulang 2 tahun, maka
nilai K = 0,033. Nilai faktor frekuensi Log Pearson III dapat dilihat pada tebal 4.5

Tabel 4.5 Nilai Faktor Frekuensi Log Pearson Type III

Interval kejadian (Recurrence Interval), tahun (periode ulang)


Koef. 1,0101 1,2500 2 5 10 25 50 100
G Persentase peluang terlampaui (percent change of being exceeded)
99 80 50 20 10 4 2 1
3,0 -0,667 -0,636 -0,396 0,420 1,180 2,278 3,152 4,051
2,8 -0,714 -0,666 -0,384 0,460 1,210 2,275 3,114 3,973
2,6 -0,769 -0,696 -0,368 0,499 1,238 2,267 3,071 2,889
2,4 -0,832 -0,725 -0,351 0,537 1,262 2,256 3,023 3,800
2,2 -0,905 -0,752 -0,330 0,574 1,284 2,240 2,970 3,705
2,0 -0,990 -0,777 -0,307 0,609 1,302 2,219 2,192 3,605
1,8 -1,087 -0,799 -0,282 0,643 1,318 2,193 2,848 3,499
1,6 -1,197 -0,817 -0,254 0,675 1,329 2,163 2,780 3,388
1,4 -1,318 -0,832 -0,225 0,705 1,337 2,128 2,706 3,271
1,2 -1,449 -0,844 -0,195 0,732 1,340 2,087 2,626 3,149
1,0 -1,588 -0,852 -0,164 0,758 1,340 2,043 2,542 3,022
0,8 -1,733 -0,856 -0,132 0,780 1,336 1,993 2,453 2,891
0,6 -1,880 -0,857 -0,099 0,800 1,328 1,939 2,359 2,755
0,4 -2,029 -0,855 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615
0,2 -2,178 -0,850 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472
0,0 -2,326 -0,842 0,000 0,842 1,282 1,751 2,051 2,326
40

-0,2 -2,472 -0,830 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178


-0,4 -2,615 -0,816 0,066 0,855 1,231 1,606 1,834 2,029
-0,6 -2,755 -0,800 0,099 0,857 1,200 1,528 1,720 1,880
-0,8 -2,891 -0,780 0,132 0,856 1,166 1,778 1,606 1,733
-1,0 -3,022 -0,758 0,164 0,852 1,128 1,366 1,492 1,588
-1,2 -2,149 -0,732 0,195 0,844 1,086 1,282 1,379 1,449
-1,4 -2,271 -0,705 0,225 0,832 1,041 1,198 1,270 1,318
-1,6 -2,388 -0,675 0,254 0,817 0,994 1,116 1,166 1,197
-1,8 -3,499 -0,634 0,282 0,799 0,945 1,035 1,069 1,087
-2,0 -3,605 -0,609 0,307 0,777 0,895 0,959 0,980 0,990
-2,2 -3,705 -0,574 0,330 0,752 0,844 0,888 0,900 0,905
-2,4 -3,800 -0,537 0,351 0,725 0,795 0,823 0,830 0,832
-2,6 -3,889 -0,490 0,368 0,696 0,747 0,764 0,768 0,769
-2,8 -3,973 -0,469 0,384 0,666 0,702 0,712 0,714 0,714
-3,0 -4,051 -0,420 0,396 0,636 0,660 0,666 0,666 0,667
0,4 -2,029 -0,855 -0,066 0,816 1,317 1,880 2,261 2,615
0,2 -2,178 -0,850 -0,033 0,830 1,301 1,818 2,159 2,472
0,0 -2,326 -0,842 0,000 0,842 1,282 1,751 2,051 2,326
-0,2 -2,472 -0,830 0,033 0,850 1,258 1,680 1,945 2,178
Sumber: Suripin, 2004

4.3.2 Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi.


Untuk mengetahui kesesuaian distribusi frekuensi yang dipilih, perlu
dilakukan serangkaian pengujian distribusi peluang, diantaranya adalah dengan
metode Smirnov Kolmogorov dan Chi Kuadrat. Namun sebelum melakukan
pengujian tersebut, terlebih dahulu harus diadakan ploting data dari hasil pada kertas
probabilitas dan garis durasi yang sesuai. Berikut adalah langkah-langkah melakukan
ploting data:
41

1. Data curah hujan maksimum harian rata-rata diurutkan dari besar ke kecil.
2. Hitung peluang (probabilitas) tiap data hujan dengan menggunakan rumus
Weibull sebagai berikut:
𝑚
P = 𝑛+1 x 100%

Dimana:
P = Probabilitas (%)
m = nomor urut data dari kecil ke besar
n = Banyaknya data

3. Ploting data curah hujan (Xi) dan peluang pada kertas probabilitas yang
sesuai.
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Perhitungan Peluang (Probabilitas)
Tahun Xi (mm) M P (Xm)
2010 110 1 6.25
2008 110 2 12.5
2017 105 3 18.75
2014 100 4 25
2012 97 5 31.25
2018 95 6 37.5
2007 94 7 43.75
2011 85 8 50
2009 84 9 56.25
2004 76 10 62.5
2016 75 11 68.75
2013 75 12 75
2006 75 13 81.25
2005 67 14 87.5
2015 65 15 93.75
Sumber: Hasil Perhitungan
42

Contoh Perhitungan:
𝑚
P = 𝑚+1 x 100%
1
P = 15+1 x 100% = 6,25%

a. Uji Chi Kuadrat


Uji ini diperlakukan untuk melihat distribusi amatan apakah dapat
dihampiri dengan baik oleh distribusi teori. Uji ini dilakukan berdasarkan
perbedaan antara nilai-nilai yang diharapkan atau diperoleh secara teoritis.
Selanjutnya uji ini digunakan untuk menguji simpangan secara vertical, yang
menggunakan rumus sebagai berikut:
(𝐸𝑓−𝑂𝑓)
(X2) = ∑ 𝐸𝑓

Dimana :
OF = frekuensi yang diamati dengan pembagian kelasnya
EF = frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya.
Χ2 = nilai chi kuadrat

Berikut langkah-langkah untuk menghitung nilai Chi Kuadrat adalah sebagai


berikut:
1. Pengurutan data pengamatan dari besar ke kecil
2. Perhitungan jumlah kelas yang ada (K) = 1+3,322 log n
Dimana :
K= jumlah kelas
n = banyaknya data
𝑛
3. Perhitungan nilai Ef = ∑ 𝑘

4. Perhitungan banyaknya Of untuk masing-masing kelas.


5. Perhitungan nilai Chi Kuadrat untuk setiap kelas kemudian hitung nilai
total Chi Kuadrat dari tabel untuk derajat nyata tertentu yang sering
43

diambil sebesar 5% dengan parameter derajat kebebasan. Dengan


menggunakan rumus DK = K – (α+1)
Dimana :
DK = derajat kejenuhan
K = kelas
α = 5%
Jumlah Kelas (K) = 1 + 3,322 log n
= 1 + 3,22 log 15
= 4,90 ≈ 5
Nilai frekuensi yang diharapkan (Ef) = n/K
= 15/5
=3
Derajat Kebebasan (DK) = K – (α +1)
= 5 – (2+1)
=2
Nilai DK = 2, kepercayaan (𝛼) = 5%, sesuai dengan tabel uji Chi Kuadrat
didapat nilai X2 = 5,991.
∆X = (Xmaks – Xmin) / (K – 1)
= (2,041 – 1,826) / (5 – 1)
= 0,05
Xawal = Xmin – ½ ∆X
= 1,826 – 0,025
= 1,796

Hasil perhitungan selanjutnya disajikan pada tabel 4.7.


44

Tabel 4.7 Perhitungan Chi Kuadrat


Nilai Batas Tiap Kelas Ef Of (Ef-Of)2 (Ef-Of)^2/Ef
1.796 < Xi < 1.846 3 2 1 0.33
1.846 < Xi < 1.896 3 4 1 0.33
1.896 < Xi < 1.946 3 2 1 0.33
1.946 <Xi < 1.996 3 3 0 0.00
1.996 < Xi < 2.05 3 4 1 0.33
Jumlah 15 15 4 1.33
Sumber: Hasil Perhitungan

Dengan hasil perhitungan yang didapat, X2 = 1,33, pada taraf kepercayaan


(𝑎) = 5% dan derajat kebebasan (Dk) = 2, dan nilai X2 pada tabel didapat
5,991. Dengan X2 tabel (5,991) > X2 hasil perhitungan (1,33), maka distribusi
peluang dapat diterima.
Tabel 4.8 Chi Kuadrat

𝜶
𝛼 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005

Dk
1 2,706 3,841 5,024 6,635 7,879
2 4,605 5,991 7,378 9,210 10,597
3 6,251 7,815 9,348 11,345 12,838
4 7,779 9,487 11,143 13,277 14,860
5 9,236 11,070 12,832 15,086 16,749
6 10,645 12,592 14,449 16,812 18,548
7 12,017 14,067 16,013 18,475 20,277
8 13,362 15,507 17,534 20,090 21,955
9 14,684 16,919 19,022 21,666 23,589
10 15,987 18,307 20,483 23,209 25,188
11 17,275 19,675 21,920 24,725 26,757
45

12 18,549 21,026 23,337 26,217 28,299


13 19,812 22,362 24,736 27,688 29,819
14 21,064 23,685 26,119 29,141 31,319
15 22,307 24,996 27,448 30,578 32,801
16 23,542 26,296 28,845 31,999 34,267
17 24,769 27,587 30,191 33,409 35,718
18 25,989 28,869 31,526 34,805 37,156
19 27,204 30,144 32,852 36,191 38,582
20 28,412 31,410 34,169 37,566 39,997
21 29,615 32,671 35,479 38,932 41,401
22 30,813 33,924 36,781 40,289 42,796
23 32,007 35,172 38,781 41,638 44,181
24 33,196 36,415 39,364 42,979 45,558
25 34,382 37,652 40,647 44,314 46,928
Sumber: Nugroho, Aplikasi Hidrologi

b. Uji Sminrnov Kolmogorov


Uji smirnov kolmogorov dilakukan dengan membandingkan peluang
yang paling maksimum antara peluang empiris dan peluang teoritis. Berikut
adalah hasil perhitungan:
Tabel 4.9 Perhitungan Smirnov Kolmogorov
M Xi P (x) P (x<) F (t) P'(x) P'(x<0) D
1 2 3 4 5 6 7 8
1 110 0.063 0.938 1.54 0.071 0.929 0.009
2 110 0.125 0.875 1.54 0.143 0.857 0.018
3 105 0.188 0.813 1.20 0.214 0.786 0.027
4 100 0.250 0.750 0.85 0.286 0.714 0.036
5 97 0.313 0.688 0.51 0.357 0.643 0.045
46

6 95 0.375 0.625 0.51 0.429 0.571 0.054


7 94 0.438 0.563 0.44 0.500 0.500 0.063
8 85 0.500 0.500 -0.17 0.571 0.429 0.071
9 84 0.563 0.438 -0.24 0.643 0.357 0.080
10 76 0.625 0.375 -0.79 0.714 0.286 0.089
11 75 0.688 0.313 -0.86 0.786 0.214 0.098
12 75 0.750 0.250 -0.86 0.857 0.143 0.107
13 75 0.813 0.188 -0.86 0.929 0.071 0.116
14 67 0.875 0.125 -1.41 1.000 0.000 0.125
15 65 0.938 0.063 -1.54 1.071 -0.071 0.134
Sumber: Hasil Perhitungan

Adapun langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:


1. Kolom (1) adalah nomor urut data (nilai M)
2. Kolom (2) adalah data curah hujan yang sudah diurutkan dari besar ke kecil
𝑚
3. Kolom (3) adalah P (x) = 𝑛+1

4. Kolom (4) adalah hasil perhitungan dari 1 – nilai dari kolom (3)
(𝑋𝑖−𝑥)
5. Kolom (5) adalah F(t) = 𝑆𝑑
𝑚
6. Kolom (6) adalah P’(x) = 𝑛−1

7. Kolom (7) adalah P’(x<) = 1 – kolom (6)


8. Kolom (8) adalah D = kolom (4) – kolom (7)
Dengan jumlah data n = 15 dan taraf kepercayaan (𝑎) = 5%, maka sesuai
dengan tabel nilai Smirnov Kolmogorov, didapat nilai Dtabel = 0,34.
Sedangkan dari hasil perhitungan, nilai D pada tabel diatas nilai D max =
0,134. Karena nilai D max (0,134) < nilai Dtabel (0,34) maka distribusi Log
Pearson III dapat diterima.
47

Tabel 4.10 Smirnov Kolmogorov


n 𝜶
0,20 0,10 0,05 0,01
5 0,45 0,51 0,56 0,67
10 0,32 0,37 0,41 0,49
15 0,27 0,30 0,34 0,40
20 0,23 0,26 0,29 0,36
25 0,21 0,24 0,27 0,32
30 0,19 0,22 0,24 0,29
35 0,18 0,20 0,23 0,27
40 0,17 0,19 0,21 0,25
45 0,16 0,18 0,20 0,24
50 0,15 0,17 0,19 0,23
Sumber: Nugroho, Aplikasi Hidrologi

4.4 Analisa Debit Banjir Rencana


4.4.1 Debit Air Hujan
Analisa debit banjir rencana digunakan untuk menghitung besarnya debit
banjir rencana, untuk menghitung besarnya debit banjir rencana memakai metode
Rasional yang ditentukan dari luas daerah pengaliran, koefisien pengaliran dan
intensitas curah hujan.berikut adalah tahapan-tahapan perhitungannya
a. luas daerah pengaliran
luas daerah pengaliran adalah luas daerah yang terdiri dari beberapa
karakteristik permukan tanah yang berbeda, sehingga perlu diketahui jumlah luas dari
masing-masing karakteristik permukaan tanah tersebut
contoh perhitungan pada ruas saluran A1 sebagai berikut:
48

diketahui: jumlah rumah dalam satu ruas saluran A1 = 8 unit

luas bangunan = 426 m2 = 0,00043 km2

luas taman = 712 m2 = 0.00071 km2

luas fasilitas umum (jalan) = 233,32 m2 = 0,000233 km2

sehingga, A = luas bangunan + ( luas taman + luas fasilitas umum (jalan)

= 0,00043 km2 + (0.00071 + 0,000233)

= 0,001371 km2

b. koefisien pengaliran

koefisien pengaliran untuk masing-masing subarea memiliki nilai yang


berbeda, dan untuk menentukan koefisien pengaliran pada wilayah tersebut dilakukan
penggabungan dari masing-masing subarea. Perhitungan untuk menentukan koefisien
pengaliran sebagai berikut:

contoh perhitungan pada ruas saluran A1 sebagai berikut:

diketahui: luas bangunan A1 = 426 m2 = 0,000426 km2

luas fasilitas umum (jalan) = 233,32 m2 = 0,000233 km2

luas taman = 712 m2 = 0,00071 km2

nilai C pada bangunan = 0,50

nilai C pada taman = 0,20

nilai C pada fasilitas umum (jalan) = 0,70


49

∑𝑛
𝑚𝑖=1 𝐶𝑖 𝑥 𝐴𝑖
sehingga C = ∑ 𝐴𝑖

(0,5 𝑚 0,000426 ) + (0,20 𝑥 0,000233) + (0,7 𝑚 0,00071)


= 0,000426 + 0,000233 + 0,00071

= 0,38

c. Intensitas Curah Hujan


untuk dapat menghitung intensitas curah hujan, tentukan nilai waktu
konsentrasi (tc). Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan membedakannya menjadi
dua komponen, yaitu waktu yang diperlukan air untuk mengalir dipermukaan lahan
sampai saluran terdekat (to) dan waktu perjalanan pertama masuk saluran sampai titik
keluar (td).
Perhitungan waktu konsentrasi memakai rumus dari Kirpich (1940), dengan
perhitungan sebagai berikut:
1. Inlet time (to), untuk menghitung nilai to perlu diketahui berapa panjang
lintasan aliran diatas permukaan lahan (L), kemiringan lahan (s) dan
kekasaran Manning (n), perhitungannya sebagai berikut:
2 𝑛
to = [3 𝑥 3,28 𝑥 𝐿 𝑥 ]
√𝑠
2 0,013
= [3 𝑥 3,28 𝑥 16 𝑚 𝑥 ]
√1,00

= 0,45 menit

2. Conduit time (td), untuk menghitung nilai td, perlu diketahui berapa panjang
lintasan aliran didalam saluran (Ls). Perhitungannya sebagai berikut:
𝐿𝑠
td = 60 𝑥 𝑣
111,14
= 60 𝑥 1,5

= 1,24 menit
50

3. Waktu konsentrasi (tc)


𝑡𝑜+𝑡𝑑
tc = 60
0,455 +1,24
= = 0,028 jam
60

dengan diperolehnya nilai waktu konsentrasi, maka dapat menghitung


besarnya intensitas curah hujan dengan rumus sebagai berikut:
𝑅2 24 2/3
I (Tr 2 tahun) = [ ] 𝑥 [ ]
24 𝑡𝑐

85,603 mm 24 2/3
=[ ] 𝑥 [0,028 𝑚𝑚]
24

= 137,40 mm/jam

Untuk menghitung besarnya debit banjir rancangan menggunakan metode


Rasional dengan rumus sebagai berikut:
QCH = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,38 x 137,40 mm/jm x 0,003004 km2
= 0,058 m3/dt

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel selanjutnya.


Tabel 4.11 Perhitungan Debit Air Hujan

Luas Daerah Koefisien Conduit Waktu Intensitas Debit Air


Nama Inlet Time
Pengaliran Pengaliran Time Konsentrasi Curah Hujan Hujan
Saluran (t0)(menit)
(Km2) (C) (td) (menit) (tc) (jam) (mm/jm) (m3/dt)
A1 0.00137 0,38 0,45 1,23 0,028 137,40 0,058
A2 0.00028 0,39 0,39 0,28 0,011 168,75 0,029
A3 0.00024 0,40 0,28 0,28 0,009 206,45 0,066
A4 000024 0,45 0,28 0,28 0,009 206,45 0,038
A5 0.00050 0,45 0,34 0,95 0,022 165,77 0,397
A6 0.00060 0,42 0,28 0,96 0,021 182,07 0,547
A7 0.00018 0,57 0,28 0,30 0,010 205,59 0,697
A8 0.00018 0,43 0,28 0,28 0,009 206,45 0,025
A9 0.00060 0,42 0,28 0,90 0,020 183,82 0,397
A10 0.00060 0,42 0,28 0,90 0,020 183,82 0,056
A11 0.00018 0,43 0,28 0,28 0,009 206,45 0,111
A12 0.00018 0,42 0,28 0,28 0,009 206,45 0,297
A13 0.00060 0,42 0,28 0,90 0,020 183,82 0,021

32
33

A14 0.00060 0,42 0,28 0,90 0,020 183,82 0,019


A15 0.00018 0,43 0,28 0,23 0,009 208,34 0,506
A16 0.00018 0,41 0,28 0,23 0,009 208,34 0,024
A17 0.00060 0,41 0,28 0,90 0,020 183,82 0,0209
A18 0.00012 0,51 0,28 0,55 0,014 195,73 0,007
A19 0.00028 0,45 0,37 0,41 0,013 172,05 0,017
A20 0.00024 0,46 0,28 0,40 0,011 201,31 0,027
A21 0.00021 0,40 0,28 0,23 0,009 208,34 0,027
A22 0.00024 0,40 0,28 0,38 0,011 202,31 0,006
B1 0.00070 0,44 0,37 1,05 0,024 156,81 0,040
B2 0.00072 0,44 0,34 0,67 0,017 173,00 0,018
B3 0.00048 0,39 0,28 0,67 0,016 191,36 0,034
B4 0.00018 0,56 0,28 0,28 0,009 206,28 0,049
B5 0.00048 0,39 0,28 0,67 0,016 191,55 0,017
B6 0.00007 0,52 0,28 0,23 0,009 208,34 0,086
B7 0.00018 0,38 0,28 0,28 0,009 206,45 0,005
B8 0.00007 0,46 0,28 0,19 0,008 210,01 0,003
B9 0.00014 0,39 0,28 0,19 0,009 192,36 0,005
B10 0.00003 0,70 0 0,18 0,003 148,25 0,009
B11 0.00084 0,40 0,28 1,11 0,023 177,39 0,129
B12 0.00022 0,41 0,28 0,28 0,009 206,45 0,006
34

B13 0.00084 0,40 0,28 1,07 0,023 178,75 0,156


B14 0.00084 0,40 0,28 1,07 0,023 178,75 0,176
B15 0.00022 0,41 0,28 0,28 0,009 206,45 0,006
B16 0.00084 0,40 0,28 1,07 0,023 178,75 0,203
C1 0.00004 0,70 0 0,20 0,003 133,90 0,050
C2 0.00052 0,39 0,44 0,63 0,018 150,08 0,101
C3 0.00005 0,70 0 0,28 0,005 106,37 0,010
C4 0.00055 0,38 0,28 0,64 0,015 188,19 0,014
C5 0.00055 0,38 0,28 0,69 0,016 190,67 0,039
C6 0.00005 0,70 0 0,28 0,005 106,37 0,010
C7 0.00061 0,37 0,28 0,70 0,016 188,19 0,015
C8 0.00061 0,37 0,28 0,76 0,017 186,44 0,041
C9 0.00005 0,70 0 0,28 0,005 106,37 0,010
C10 0.00067 0,38 0,28 0,77 0,017 188,19 0,017
C11 0.00067 0,38 0,28 0,82 0,018 186,44 0,044
C12 0.00005 0,70 0 0,28 0,005 106,37 0,010
C13 0.00073 0,38 0,28 0,83 0,019 186,11 0,072
C14 0.00073 0,40 0,28 0,02 0,005 217,97 0,312
D1 0.00018 0,33 0,28 0,23 0,009 208,34 0,003
D2 0.00066 0,41 0,28 0,89 0,020 184,16 0,018
D3 0.00066 0,39 0,28 0,88 0,019 184,42 0,038
35

D4 0.00018 0,34 0,28 0,28 0,009 206,45 0,003


D5 0.00066 0,39 0,28 0,88 0,019 184,47 0,018
D6 0.00066 0,39 0,28 0,88 0,019 184,44 0,038
D7 0.00018 0,34 0,28 0,28 0,009 206,45 0,003
D8 0.00066 0,39 0,28 0,88 0,019 184,42 0,017
D9 0.00066 0,39 0,28 0,88 0,019 184,58 0,037
D10 0.00005 0,70 0 0,28 0,005 106,37 0,213
D11 0.00072 0,38 0,28 0,87 0,019 184,83 0,018
D12 0.00472 0,23 0,28 0,83 0,019 186,10 0,290
D13 0.00057 0,37 0,28 0,83 0,018 186,22 0,020
D14 0.00043 0,39 0,28 0,49 0,013 197,94 0,031
D15 0.00043 0,38 0,28 0,49 0,013 197,94 0,011
D16 0.00043 0,38 0,28 0,49 0,013 197,87 0,035
D17 0.00009 0,70 0 0,47 0,008 754,19 0,013
Sumber: Hasil Perhitungan
4.5 Perencanaan Sumur Resapan

Perencanaan sumur resapan bertujuan meresapkan air hujan ke dalam tanah


untuk mengurangi lapisan permukaan yang ditampung oleh saluran drainase. Sumur
resapan direncanakan berbentuk persegi, konstruksi sumur resapan terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian penampung air dan bagian media penyaring air. Dinding sumur
resapan direncanakan terbuat dari beton agar tanah tidak tergerus oleh air. Pada
saluran penampung air dan saluran pelimpah, direncanakan dengan menggunakan
pipa PVC (Ø 4”). Pada bagian penyaring air, terdiri dari lapisan ijuk, kerikil dan batu
kali,.

Pada blok A1 di dapat debit air hujan sebesar 0,058 m3/dt, dengan adanya
sumur resapan yang bertujuan meresapkan air hujan terlebih dahulu ke dalam sumur,
maka debit saluran drainase pun akan berkurang dan akan mengurangi limpasan
permukaan yang dapat mengecilkan kemungkinan terjadinya banjir.

Jenis tanah pada kawasan Perumahan Bumi Podo Rukun berupa pasir
kelempungan, dengan didapat nilai permeabilitas tanah melalui hasil uji laboraturium
sebesar 0,00585 cm/dt. sesuai dengan tabel permeabilitas tanah, maka nilai hasil uji
permeabilitas tanah ini termasuk jenis permeabilitas agak cepat.
Tabel 4.15 Kategori Permeabilitas Tanah
No Kategori Nilai Permeabilitas (cm/jm)
1 Lambat < 0,5
2 Agak lambat 0,5 – 2,0
3 Sedang 2,0 – 3,6
4 Agak cepat 3,6 – 36
5 Cepat >36

Sumber: SNI 8456:2017

32
33

untuk melihat hasil keseluruhan dari penelitian uji permeabilitas tanah, dapat
dilihat pada lampiran 1.1.

4.5.1 Debit Masuk Sumur Resapan


Debit masukan sumur resapan berasal dari debit banjir rancangan air hujan
yang jatuh pada area rumah dan atap. Perhitungan debit masuk sumur resapan Pada
rumah notasi 01, besarnya debit sumur resapan yang masuk, dapat dihitung dengan
menggunakan metode Water Balance (keseimbangan air) dengan contoh perhitungan
sebagai berikut:

 Tipe rumah 60
Luas lahan = 117 m2
Total luas lahan blok B1 = 702 m2
Debit air hujan = 0,04 m3/dt
Jadi, debit yang masuk untuk sumur resapan (Qsr) pada saluran A1 adalah:
𝐴. 𝑇𝑖𝑝𝑒 60
Qsr.01 = x QCH
Ʃ𝐵1
117 m2
= x 0,04 m3/dt
702 m2

= 0,006 m3/dt

Perhitungan debit masuk sumur resapan untuk selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 4.16
34

Tabel 4.17 Perhitungan Debit Sumur Resapan

Blok/ Tipe Jumlah Luas Total Luas Debit Curah Debit


Kavling Rumah Bangunan Bangunan Hujan (m3/dt) Masuk
Rumah
(m2) (m3/dt)
(m2)

A2 36 4 72 288 0.029 0.007


A4 36 7 72 240 0.066 0.020
A5 36 7 72 504 0.397 0.027
A8 36 4 72 288 0.017 0.004
A9 36 3 72 216 0.027 0.009
B1 60 6 117 702 0.04 0.007
B2 36 10 72 720 0.018 0.002
B4 36 2 72 144 0.089 0.025
B5 36 2 72 144 0.005 0.003
B6 36 3 72 216 0.006 0.002
B7 36 3 72 216 0.006 0.002
C1 36 3 72 216 0.006 0.002
C2 36 2 72 144 0.039 0.020
C3 36 2 72 144 0.015 0.008
C4 36 1 72 72 0.017 0.017
C5 36 2 72 144 0.072 0.034
45 4 100 400 0.06 0.015
D5
36 2 72 144 0.04 0.020
D6 36 2 72 144 0.046 0.023
Sumber: Hasil Perhitungan
35

4.5.2 Kedalaman Sumur Resapan


Berikut adalah contoh perhitungan kedalaman sumur resapan, Untuk
menghitung kedalaman sumur resapan (H) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus Sunjoto (1987):
𝐹𝐾𝑇
𝑄
H = 𝐹𝑘 [1 - 𝑒 𝜋𝑅^2 ]

Berikut adalah contoh perhitungan kedalam sumur resapan dengan data sebagai
berikut:
 Blok/Tipe rumah : B1/ Tipe 60
 Debit Masukan Sumur (H) : 0,007 m3/dt
 Jari-jari sumur (direncanakan) : 0,6 m
 Koefisien Permeabilitas Tanah : 0,00585 cm/dt
 Durasi Hujan : 4.608 detik
 Faktor geometric : 4R = 4 x 0,5 m = 2 m

−𝐹𝐾𝑇
𝑄
H = 𝐹𝐾 [1 - 𝑒 𝜋𝑅^2 ]

−2 𝑚 𝑥 0,00585 𝑥 100,8 detik


0,007 𝑚3/𝑑𝑡
= 2 𝑚 𝑥 0,00585 cm/dt [1 - 𝑒 𝜋𝑥 0,5^2 ]

= 1,26 m

Jadi, kedalam sumur resapan di tiap-tiap rumah sedalam 1,26 m

Perhitungan debit masuk sumur resapan untuk selanjutnya dapat dilihat pada Tabel
4.18
Tabel 4.18 Kedalaman Sumur Resapan

Tipe Jumlah Jari-jari


Blok/Kavling Rumah Rumah Debit Masuk Sumur F K T Kedalaman
Sumur (H)
Sumur (m3/dt) (m3/dt) (dtk) (m)
A2 36 4 0.007 0.5 2 0.00585 4608 1.0714
A4 36 7 0.020 0.5 2 0.00585 4608 1.0469
A5 36 7 0.027 0.5 2 0.00585 4608 1.0871
A8 36 4 0.004 0.5 2 0.00585 4608 1.0814
A9 36 3 0.009 0.5 2 0.00585 4608 1.0981
B1 60 6 0.007 0.5 2 0.00585 4608 1.2621
B2 36 10 0.002 0.5 2 0.00585 4608 1.0469
B4 36 2 0.025 0.5 2 0.00585 4608 1.0827
B5 36 2 0.003 0.5 2 0.00585 4608 1.0928
B6 36 3 0.002 0.5 2 0.00585 4608 1.0469
B7 36 3 0.002 0.5 2 0.00585 4608 1.0469
C1 36 3 0.002 0.5 2 0.00585 4608 1.0469
C2 36 2 0.020 0.5 2 0.00585 4608 1.0469
C3 36 2 0.008 0.5 2 0.00585 4608 1.0762
C4 36 1 0.017 0.5 2 0.00585 4608 1.0218

32
33

C5 36 2 0.034 0.5 2 0.00585 4608 1.4759


45 4 0.015 0.5 2 0.00585 4608 1.4852
D5
36 2 0.020 0.5 2 0.00585 4608 1.0469
D6 36 2 0.023 0.5 2 0.00585 4608 1.0473
Sumber: Hasil Perhitungan
4.5.3 Volume Sumur Resapan
Dengan sudah mndapatkannya nilai kedalaman sumur resapan yaitu dengan
dan dimensi sumur resapan berukuran 1m x 1m, maka dapat dihitung volume sumur
resapan dengan menggunakan rumus volume kubus. Pada Blok B1 dengan tipe rumah
36/72, 45/100 dan 60/117 didapat volume sumur resapan sebagai berikut:
V = sisi x sisi x sisi

= 1 m x 1 m x 1,2621 m
= 1,2621 m3

Sumur resapan direncanakan berdasarkan tipe rumah dengan


mempertimbangkan luas lahan pada blok-blok perumahan, sumur resapan
direncanakan pada area perumahan yang memiliki luas lahan 72 m2, 100 m2 dan 117
m2 dengan kedalaman 1,0218 m sampai dengan 1,4852 m. dengan direncanakannya
sumur resapan, mampu mereduksi air hujan sebanyak 3,8187 m3/dt atau sebanyak
58%. Sisanya 2,6873 m3/dt akan dialirkan melalui saluran drainase.

4.6. Perencanaan Saluran Drainase


Kriteria perencanaan saluran drainase meliputi kapasitas saluran, kecepatan
aliran dalam saluran, bahan konstruksi saluran, kemiringan dasar saluran, penampang
saluran, koefisien kekasaran dinding saluran dan panjang daerah saluran. Dalam
perencanaan dimensi saluran, perhitungan dilakukan dengan cara coba-coba. Lihat
skema blok A1 sebagai berikut:

Berikut adalah contoh perhitungan pada ruas saluran drainase A1 dengan

32
33

meliputi data-data sebagai berikut:

 Luas daerah pengaliran (A) = 0,00137 Km2


 Panjang Saluran (L) = 111,14 m
 Kemiringan dasar saluran (S), direncanakan = 0,003
 Koefisien pengaliran = 0,38
 Curah hujan rencana 2 tahun, = 86,554 mm
 Debit Saluran = 0,0404
 Debit air kotor = 0,00014 m3/dt
 Rencana penampang saluran = Segi empat
 Koefisien kekasaran manning (n) = 0,013
(batu kali)

Berdasarkan data-data diatas, maka direncanakan saluran drainase sebagai


berikut:
Direncanakan saluran drainase berbentuk persegi panjang, dengan dimensi saluran b
= 0,3 m, dan h = 0,45 m. maka:
 Luas penampang saluran (A)
A=bxh
A = 0,3 x 0,45
= 0,135 m2

 Keliling basah saluran (P)


P = b + 2h
= 0,3 + 2.0,45
= 1,2 m

 Jari-jari hidrolik (R)


R = A/P
= 0,135 /1,2
34

= 0,113 m

 Kecepatan aliran (v)


1
V = 𝑚 x R2/3 x S1/2
1
= 0,013 x 0,1132/3 x 0,0031/2

= 0,982 m/dt

Nilai koefisien kekasaran Manning (n) didapat berdasarkan tipe material


yang digunakan untuk saluran. Untuk perencanaan ini, digunakan tipe material dari
Beton, berdasarkan dalam Sistem Drainase Perkotaan (Suripin,2004) didapat nilai
0,013. Dan untuk nilai kecapatan izin maksimum pada material beton didapat 1,50
m/dt.
Kontrol Vrencana < Vijin
0,982 m/dt < 1,50 m/dt (OK)
 Debit Aktual
Q=AxV
= 0,135 m2 x 0,982 m/dt
= 0,133 m3/dt

Kontrol Qtotal ≤ Qaktual


0,01714 m3/dt ≤ 0,133 m3/dt (OK)

 Tinggi jagaan (w)


Tinggi jagaan berfungsi untuk mencegah luapan air akibat gelombang serta
fluktuasi permukaan air. Besarnya tinggi jagaan yang umum dipakai dalam
perencanaan adalah antara 5% - 30% dari dalamnya perencanaan. (Ven Te
Chow, Open Channel Hydraulics, 1992: 145).
W = 30% x h
35

= 30% x 0,45
= 0,14 m

Untuk perhitungan saluran dimensi selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.19
Tabel 4.19 Perhitungan Perencanaan Saluran Drainase

Lebar Tinggi
Nama Penampang Penampang Kecepatan Kecepatan Debit Aktual Debit Total
Saluran (b) (m) (h) (m) Izin (V) (m/dt) Rencana (V) (m/dt) (Q) (m3/dt) (m3/dt)
A1 0.5 0.75 1.5 1.380 0.518 0.406
A2 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.022
A3 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.050
A4 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.029
A5 0.5 0.75 1.5 1.380 0.518 0.340
A6 0.5 0.75 1.5 1.380 0.518 0.492
A7 0.5 0.75 1.5 1.380 0.518 0.465
A8 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.017
A9 0.5 0.75 1.5 1.380 0.518 0.357
A10 0.3 0.45 1.5 0.802 0.108 0.050
A11 0.3 0.45 1.5 0.802 0.108 0.074
A12 0.4 0.6 1.5 0.971 0.233 0.198
A13 0.3 0.45 1.5 0.802 0.108 0.019
A14 0.3 0.45 1.5 0.802 0.108 0.017
A15 0.5 0.75 1.5 1.127 0.423 0.337
A16 0.3 0.45 1.5 0.802 0.108 0.016
A17 0.3 0.45 1.5 0.802 0.108 0.019
A18 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.004
A19 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.013
A20 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.020
A21 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.018
A22 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.005
B1 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.033

32
33

B2 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.016


B3 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.030
B4 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.033
B5 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.015
B6 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.000
B7 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.003
B8 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.000
B9 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.003
B10 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.009
B11 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.120
B12 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.004
B13 0.4 0.6 1.5 1.189 0.285 0.145
B14 0.4 0.6 1.5 1.189 0.285 0.163
B15 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.004
B16 0.4 0.6 1.5 1.189 0.285 0.189
C1 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.050
C2 0.4 0.6 1.5 1.189 0.285 0.148
C3 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.010
C4 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.012
C5 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.034
C6 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.010
C7 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.013
C8 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.036
C9 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.010
C10 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.015
C11 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.040
C12 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.010
C13 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.065
C14 0.4 0.6 1.5 1.189 0.285 0.284
D1 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.002
34

D2 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.016


D3 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.035
D4 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.002
D5 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.016
D6 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.035
D7 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.002
D8 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.015
D9 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.034
D10 0.4 0.6 1.5 1.189 0.285 0.213
D11 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.017
D12 0.4 0.6 1.5 1.189 0.285 0.266
D13 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.027
D14 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.026
D15 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.009
D16 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.029
D17 0.3 0.45 1.5 0.982 0.133 0.013
Sumber: Hasil Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai