Anda di halaman 1dari 1

Ketika seorang anak berkelahi dengan temannya, coba dilihat dulu penyebabnya.

Mungkin karena ia
menyontoh orangtuanya. Saat orangtua bertengkar, dan misalkan si Ayah selalu marah-marah dan
galak, maka akan timbul rasa takut dalam diri anak. Rasa takut tersebut menimbulkan rasa tidak
aman (insecure). Bagi anak, sikap ayah yang terkadang baik dan terkadang galak akan menimbulkan
lingkungan yang tidak dapat diprediksi (unpredictable). Maka kemudian si anak bereaksi dengan
meniru salah satu perbuatan si ayah atau ibu. Pada usia 4 tahun keatas, seorang anak akan meniru,
mengidentifikasi peran orangtuanya. Pada normalnya, anak laki-laki akan meniru sosok ayah
sedangkan wanita akan meniru sosok ibu. Seorang anak laki-laki yang memiliki seorang ayah
pemarah, dan galak maka si anak akan kecewa. Ia tidak ingin meniru sikap ayah yang dianggapnya
tidak baik. Maka proses identifikasi akan gagal. Jadilah ia meniru perilaku ibunya yang berakibat
gagalnya orientasi seksual. Hal ini dapat menyebabkan homoseksual, biseksual atau lesbian pada si
anak. Jika hal ini tertanam pada anak hingga dewasa, maka tinggal menunggu pemicu untuk
melakukan homoseksual, biseksual atau lesbian tersebut.

Konflik dalam berumah tangga memang normal asalkan tidak membuat anak trauma. Nikmatnya
menjadi seorang manusia yaitu memiliki human being, yakni apapun pola pikir yang ada pada anak
masih bisa diubah, dimodifikasi. Asalkan jangan sampai si anak menginjak usia remaja, karena pada
usia tersebut si anak telah self-comfort. Kapan anak dapat diajak berdiskusi tentang konflik yang
telah dialami orangtua? Diskusi dapat dilakukan ketika si anak talk active (aktif berbicara) “ mengapa
ayah dan ibu bertengkar?”. Maka jawablah pertanyaan tersebut dengan pertanyaan yang dibalikan
kepada anak seperti “memang apa yang telah kamu lihat?”. Jangan sampai memonopoli pertanyaan
anak. Berikan analogi pada anak “ ayah dan ibu berantem seperti kamu dan sahabatmu berantem”.

Bagaimana jika di sebuah keluarga, berkelahi adalah suatu kebiasaan (habit). Konflik boleh terjadi
rutin, asalkan masalah teratasi. Konflik dalam keluarga menunjukan bahwa keluarga itu sehat, dan
dekat. Sebaliknya, jika tidak terjadi konflik maka keluarga tersebut tidak sehat, karena tidak
menyelesaikan masalah. Berapa lama konflik yang sehat itu? Konflik yang sehat bisa terjadi 1 jam 1
hari atau satu bulan asalkan konflik tersebut teratasi.

Anda mungkin juga menyukai