FULLTEXT
FULLTEXT
SKRIPSI
PROSES PENINJAUAN
KEMBALI PERKARA
PERDATA PADA
MAHKAMAH AGUNG R.l.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS
SKKiPSI
o m h
G H A K iiS LbGKARD
bURABAiA
f t r f o O > / f y
/s>
SKKIPSI
HUKUM
M IL
I K
OLSH •m«ivBERPlJSTAKAAN
^ V E R S I T A S A iR L A N O O A *
CHARiiES LEONARD BINNEBDIJK*--- Ljj R A B A Y A j
038141028
SURABA
&ATA
PbNGAM'Aft
DAfTAR ISI
Halam
an
KAIA PEKGAMTAH ............................................................................. ill
DAfl'AH I S I ...................................................................................... iv
BAB I P£HBAiiULUAH .................................................. J ............ I
28
1* I'a ta 'Ca ra Mengajukan Jrenlnjauan Kembali*. 28
2 . Jalannya Permohonan Perkara Peninjauan
Kembali ................................................................... 39
Halama
n
2. Permohonan peninjauan Xeabali JDltolak ... 48
3* Permohonan Peninjauan Cembali Dikabulkan 49
BAB V KfcSlMPUJLAA DAA SAKAW ...................... 53
1. Keeimpulan..... ....................... 53
2. Saran .................................. 55
DA* 'XaK JUiPUbXAAAA*
LArt^lxvAh
B A B I
Pi^DAHiaUA
*
2
maka putusan itu tidak dapat diubah lagi oleh pengadilan
3
tertentu yang disebut dalam undang undang saja.
Termasuk upaya hukum istimewa ialah request civiel
( peninjauan kembali j dan derdenverset C perlawanan )
dari pihak ke- tiga.* Oleh karena upaya hukum sangat
luas hila diurai- kan satu persatu mulai dari
perlavanan, banding dan kasa si maka saya akan membahas
dengan batasan yang sesuai de ngan permasalahan pada
judul : M£roees Peninjauan Kembali dalam Perkara
Perdata pada Jtehkamah Agung
Sebelum kita menginjak lebih jauh lagi masalah
pe ninjauan kembali, kita tinjau lebih dahulu peraturan
per- undang-undangan nasional yang aengatur masalah
peninjauan kembali adalah sebagai berikut :
1. Ondang undang fco. 19 3-ahun 1964 tentang
ketentu- an-ketentuan xokok J^ekuasaan
Kehakiman ( dimuat dalam ^embaran Negara No.
2269 ), Peninjauan Kem bali dapat diketahui
dalam pasal 15. kemudian undang undang tersebut
dicabut oleh Undang undang No. 14 lahun 1970
tentang ketentuan ketentuan Po- kok Kekuasaan
Kehakiman.
2. Undang undang No. 13 'iahun 1965 tentang
iengadil- an dalam idn&kungan i-eradilan Omum
dan Mahkamah Agung ( dimuat dalam i-embaran
^egara 1‘ahun 1965 No. 70, Tambahan ijembaran
Negara No. 2767 ), le-
4
ninjauan Kembali diatur dalam ppsal 31 dan pa
sal 52. H-eraudian undang undang ini dicabut oleh
Undang undang a o . 14 l'ahun 1985 tentang
Mahkamah Agung.
5
nya :
2* Pen.ielasan Judul
M fL I K
•UNrvpEoRPUSTAKAAN
AS A ,RL ^ o o A -
- JSvL iTiT
z a _b a Y a i
3. AlagAn Pemlllhan Judul
7
ninjauan kembali perkara perkara perdata telah diatur Un
dang undang ho, 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung ( di-
muat dalam ijembaran Ue^ara tahun 1985 Ho. 73, ^ambahan lem-
baran Negara sebagai penjelasan Ho. 3316 ). Sebagaimana di
ketahui bahwa Undang undang ho, 14 tahun 1985 baru saja di-
tetapkan di Jakarta yang diundangkan tanggal 30 Desember
1985. Oleh karena peraturannya masih baru sehingga kurang
dipahami oleh masyarakat maupun para pencari keadilan maka
saya akan mengungkapkan sebagaimana diatur dalam undang un
dang yang baru tersebut.
8
untuk dipaharai atau dimengerti yang ketentuannya sebagai-
mana diatur dalam perundang undangan yang berlaku dewasa
ini.
4. Iu.1uan Penulisan
tahun 1985
tentang Mahkamah Agung y?ng disebutkan secara limitstif
da-
9
5. Metodologl
6. fertan&gunajawaban Slstematlka
Agar dapat menjelaskan maaalahnya maka slstematika
penulisan skripei ini rays lakukan bab per bab yang terdiri
atas lima bab. Sebelum memasuki materi penulisan sa.ya beri-
kan sedikit ulasan tentang hal hal disekitar perraasalahan
yaitu latar belakang perraasalahan, penjelasan judul,
alasan pemilihan judul, rcetode yang dipakai dan
10
patkan pada bab I yaitu Pendahuluan,
11
Demikian penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
keruntun-
B A B I I
Per data
civiel.
14
tang Susunan, Kekuasaan dan jalan Pengadilan Mahkamah
15
Pokok Kekuasaan Xehakiman, dimana lembaga Peninjauan Kem
bali diatur dalam paeal 15, sedangkan peraturan
pelaksana- an undang undang tersebut dikeluarkan Undang
undang Wo. 15 tahun 1965 tentang Pengadilan dalam i-
ingkungan Peradilan Umum dan Mahkamah Agung, Lembaga
Peninjauan Kembali men- dapat pengaturan dalam pasal 31
dan 52. Kedua pasal ini menunjukkan bahwa Mahkamah Agung
diberi wewenang tugas un tuk menangani permohonan
peninjauan kembali terhadap putus- an pengadilan negeri
(menurut pasal 31> yang mempunyai ke kuatan hukum yang
tetap.
16
langsung ke Mahkamah Agung dan ternyata banyak dari per
mohonan tersebut mempunyai dasar yang kuat sehingga apa
bila tidak diterima hanya karena belura ada undang undang
yang mengatur pelaksanaannya maka akan menimbulkan rasa
ketidak puasan dan ketidak adilan, Oleh karena itu maka
sebelum adanya undang undang pelaksanaan yang dlmaksud,
Mahkamah Agung menganggap perlu untuk menambah hukum
acara- nya dengan mengeluarkan peraturan Mahkamah Agung
Kepublik Indonesia Ho. 1 tahun 1965 pada tanggal 19 Juli
1969 dengan memperhatikan pasal 31 Undang undang Ho. 13
tahun 1965, pa sal 15 Undang undang Ho. 19 tahun 1964 dan
pasal 131 Undang Undang Ho. 1 tahun 1950, lalu mencabut
Surat -kdaran Mahka mah Agung Ho. 6 tahun 1967.
edaran tersebut.
17
Dengan demikian permohonan yang masuk setelah dl-
keluarkannya Peraturan Mahkamah Agung No. 1 tahun 1969
dapat diterima dan sementara ditahan dl kepaniteraan,
un tuk kemudian apabila sudah ada peraturannya lebih
lanjut seperti dimaksud diatas, didaftarkan menurut
tanggal pene- rimaannya di kepaniteraan, sedangkan
permohonan yang telah diperiksa sebelum tanggal 19 *Iull
1969 supaya diteruskan menurut cara yang lama, yaitu
diperiksa oleh pengadilan negeri dengan hak banding dan
kasasi.10
Pada tanggal 17 Desember 1970 berlaku Undang
undang Uo. 14 tahun 1970 tentang ketentuan ketentuan
Pokok Kekua saan Kehakiman yang menggantikan Undang
undang No. 19 ta hun 1969 dimana dalam pasal 21 nya
menyatakan ;
18
berpedoman pada peraturan "Burgerlijke ^echtsvordering",
sebelum- nya.
19
dalam paham pidana, sedangkan peninjauan kembali
11 Maret 1982.
Akhirnya pada tanggal 30 Desember 1985
diundangkan dan mulai berlaku Undang undang No. 14
tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, dalam hukum acaranya
telah diatur lembaga peninjauan kembali perkara perdata
mulai dari pasal 66 sampai pasal 77.
20
Hal ini dimaksudkan demi kepastian hukum, peri ke-
raanusiaan dan wibawa putusan hakim. Memang harus diakui
bahwa tidak setiap masalah, apalagi yang sulit dan pelik
dapat dipecahkan dengan mudah dan memuaekan. Hamun setiap
proses harus berakhir secara definitif dengan adanya
putus an pengadilan yang berkekuatan huKum tetap.
21
upaya hukum luar "biasa atau istimewa. Keistiihewaannya ter-
letak bahwa ia merupakan sarana untuk membatfilkan
keputusan pengadilan, terhadap putusan mana jalan biasa
seperti verzet (perlawanan), banding atau kasasi tidak
dapat ditempuh. Upa ya hukum luar biasa penggunaannya
diatur dalam batae batas dan syarat syarat tersendiri,
sarana istimewa itu ialah pe ninjauan kembali.
22
pada bukti bukti yang kemudlan oleh pidana
23
atau khususnya Peraturan Mahkamah Agung No. 1 tahun 1982
tentang penyempurnaan dari Peraturan Mahkamah Agung Ho.
1 'iahun 1980. Pada asasnya tidak ada perbedaan antara
pera turan Mahkamah Agung No. 1 tahun 1982 dengan Undang
undang No. 14 tahun 1985, dimana Mahkamah Agung dalam
acara mem«- friksa, dari memutus perkara peninjauan
kembali menggunakan peraturan Mahkamah Agung No. 1 tahun
1982 tersebut, kinl tertuang dalam Undang undang Ho. 14
tahun 1985, dengan ka- ta lain peraturan Mahkamah Agung
No. 1 tahun 1982 telah diwu^udkan dalam Undang undang
yang disyahkan oleh Peme- rintah, yakni peraturan
Mahkamah Agung No. 1 tahun 1982 telah diwujudkan dalam
Undang undang No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.
25
an yang kemudian keliru.
26
hukum acara dapat diketahui melalui pasal 67 Undang
undang
26
hukum acara dapat diketahui melalui pasal 67 Undang
undang Ko. 14 tahun 1985, sebagai berikut :
g . Apabila telah dikabulKan suatu hal yang tidak
2
7
adalah kategori alasan yang kedua, sebaliknya apabila
kita bertolak dari piklran bahwa hakim telah
menjatuhkan putuean yang bertentangan dengan putusan
lebih dahulu yang telah mendapatkan kekuatan hukum
tetap, ksrena pi hak yang berperkara tidak
mengemukakan adanya putusan
B A B ill
PERDATA
hukum tetap.
hukum tetap.
M 1 LIK.
PERPUSTAK.AAN \
- I J NI V E RS IT AS A I R L A N O O A 1
S U K A B A Y a ___ 1
------ — ■ ' 29
dimaksud ialah putusan yang bukan putusan bebas dan lepas
30
Jadi ketlga putusan diatas termasuk putusan yang
31
tingkat terakhir.
jauan kembali.
dituntut;
32
£. Apabila dalam suatu putusan terdapat suatu ke
nyata.
berikut ;
33
bertentangan satu dengan lainnya.
34
rat surat bukti yang bersifat menentukan,
35
ada dokumen dokumen yang dapat menentukan
se suatu, tap! disembunyikan oleh pihak
lawan da lam perkara,
c c b 2, 3
d d c 4
e e d 5
- - e 6
f a
Maka nampaklah bahwa alasan alasan huruf f Perma
No.
1 tahun 1982, huruf e Perma Mo. 1 tahun 1969 dan angka 6
Rv, yakni apabila dalam suatu putusan terdapat ketentuan
keten tuan yang bertentangan satu dengan lainnya, ini
tidak di- muat dalam Undang undang Mo. 14 tahun 1985
tentang Mahkamah Agung, tetapi akan diganti apabila dalpm
suatu putusan ter dapat suatu kekhilafan Hakim atau
sesuatu kekeliruan yang
36
nyata, ini sama dengan pasal 1 huruf a Perma No, 1
tahun
1969.
Kalau kita llhat peraturan perundang undangan yang
mengatur masalah peninjauan kembali, yakni Undang undang
l*o. 19 tahun 1964 tentang ketentuan ketentuan -tokok
Kekuasa- an Kehakiman dalam pasal 15, Undang undang No. 13
tahun 1965 tentang Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan
Umum dan Mah- kamah Agung dalam pasal 31 dan pasal 52
eerta Undang undang No. 14 tahun 1970 tentang ketentuan
ketentuan Pokok Kekuasa- an Kehakiman dalam pasal 21 dapat
disimpulkan bahwa M&hka- mah Agung yang berwenang memutus
permohonan peninjauan kem bali ( paeal 1 Perma No. 1 tahun
1969, pasal 9 Perma No. 1 tahun 1980 >ang disempurnakan
oleh Perma No. 1 tahun 1982 ) maka akhirnya secara jelas
disebutkan dalam Undang undang No. 14 tahun 1985 pada pasal
34 bahwa fcahkamah Agung meroe- riksa dan memutus
permohonan peninjauan kembali pada ting- kat pertama dan
terakhir atas putusan Pengadilan yang te lah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
T£ang berhak mengajukan permohonan peninjauan kem
itu i
37
(2) Apabila selama proses peninjauan kembali
warisnya.
38
ninjauan kembali dalam ketentuan tentang upaya hukum
39
2. Jalannya Permohonan Perkara Penln.lauan Kembali
40
Tenggang waktu yang diberikan oleh Undang undang ini,
41
Negeri yang memerlksa perkara dalam Tingkat Pertama atau
ayat 1 ).
42
tera Pengadilan Aegeri jang bereangkutan roenyampaikan
£ A £ IV
PUTUSAN PENIBJAUAH
KLHBALI
44
1. Permohonan Peninjauan Kembali tidak Dapat Diterima.
terioa apabila :
fcahkamah Agung.
45
Ho. 1 tahun 1982 )•
46
Ho. 1 Kb/1974, bahwa berdasarkan pasal 21 Undang
undang Mo. 14 tahun 1970 permohonan peninjauan
kembali terhadap keputuean yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, harus diajukan langsung
ke Mahkamah Agung, maka permohonan rekes sipil
se- perti dalam perkara ini, menurut Mahkamah
Agung termasuk dalam kerangka peninjauan
kembali, peng- ajuannya secara formal ke
Mahkamah Agung dapat diterima akan tetapi
karena dalam hukum acara atau hal hal atau
keadaan keadaan yang ditentu- kan dengan Undang
undang, yang member! kemungkin- an ditempuhnya
proses peninjauan kembali sebagai yang
dimaksudkan oleh paeal 21 Undang undang Mo.
sipil (pe-
m i l i k
______ ™ * P U S T A K A A N I
• W T E R S I T A S A 1R L A N O O A "
____L§_<J_R a B A Y A
48
Agung.
-Llhat lampiran 1*
2. Permohonan Penln.iauan Kembali Ditolak
Permohonan peninjauan kembali setelah melalui
peme- riksaan peninjauan kembali namun permohonan
peninjauan kem bali tersebut tidak mencapai hasil yang
menjadi sasarannya atau ditolak oleh Mahkamah Agung karena
alasan yang menjadi dasar permohonannya tidak dibenarkan
oleh Mahkamah Agung.
Ditolaknya permohonan peninjauan kembali tersebut karena
49
mohonkan peninjauan kembali.
50
51
keraudian adanya fakta atau keadaan membuktikan bahwa ke-
dibebaskan.
B A B Y
KisSIftPULAM DAM
bARAh
1, K-eslmpulan
Mahkamah Agung adalah Pengadilan Megara Tertinggi
mengadili.
54
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap itu,
keadilan.
55
2. Putusan yang menyatakan menolak permohonan pe
ninjauan kembali.
2. Saran
m o 1 a w a n i
in gg al d i dukuh
K e c a m a ta n Muncar* K a b u p a to n Banyu
u ig t i d a k d i k o t a h u i te m
pat tinggalnya di
Skripsi PROSES PENINJAUAN KEMBALI PERKARA CHARLES LEONARD BINNENDIJK
PERDATA PADA MAHKAMAH AGUNG R.I.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
- Terbanding ;
;1
kasa3i 9: , .• ,
” - Menghukum P e n g g u g a t u n tu k k a s a s i a k a n m em bayar
'' ■ ,■ ■ ■
u b i a y a p e r k a r a d a la m t i n g k a t k a s a s i i n i d i t e t a p k a n
M sebanyak R p,2.500 , - ( d u a r i b u l im a r a t u s r u p ia h )
M en lraban g, bahw a am ar p u tu s a n P e n g a d i l a n
a d a la h r a a b f c g a i b e r i k u t :
n— M e m b a ta lk a n p u tu s a n P e n g a d i l a n N e g e r i B a n y u
wangi" tangg
a l 9 S e p te m b e r 1 9 7 1* N o * 6 6 / 1 9 7 3 P d t . antara
't" .: '
" k e d u a b e l a h p ih a k y a n g b o r p e r k a r a ;
" h a k m i l i k s a h d a r i P e n g g u g a t - P e m b a n d in g ';
" 3« Menghukum p a r a T e r g u g a t - T e r b a n d in g b a i k 3e n d i r
i
11 maupun b e rsa rn a - sa m a u n tu k m e n y e ra h k an d a la m k
eada-
11 a n k o s o n g ta n p a b e b a n a p a p u n t a n a h - t a n a h seng
keta
11 kepada Penggugat - P em b an d in g ;
11 *+. M e n o la k g u g a t a n Penggugat - P em b
an d in g u n tu k
11 selebihn ya ;
n 5* Menghukum p a r a T e r g u g a t - T e r b a n d in g u n tu k mom-
i-
•*
M E N G A D I L I :
Menyatakan, bahwa permohonan
peninjaufinkembali dari Pemohon peninjauankembali :
fOYODIHARJO ALIAS JTQYOPAWIRO tersebut tidak dapat
diterima ;
Menghukum Pemohon peninjauankembali akan mem
bayar blaya perkara dalam tingkat peninjauankembali
1 1 d / N y , Dj oe w a r i n i , SI-I.
M A H K A M A H AGUNG
m o m o rik sa p erm o h on an p e n in ja u a n lc e m b a l i to
lah m o- n g a m b i l p u t u s a n sebagai
N Y. SO&s-iNQ SOKKARTO* b o r tc r r .p a t
t i n g g a l ' d i J a l a n Taman R a d io D
arta So la-tan, d a la m h a l i n i m
o m ilih te m p a t k e d u d u k an y a n g t o t
ap d i a la r n a t
K a n t o r K u a s a n y a r KH^DDY CflANDBA
b o r k a n t o r di k o m p io k s D h arm ah u
sad a In d a h B lo k B K a v ^ l t a g V ? - ^-6 S u r
a
u n tu k k a s a s l / P e n g g u g a t - T e r b a n d in g
m e l a w a n :
pattin *g a l di Ja la n \Carangme n J
an /'a a
N o . 1 5 S u r a u x y a , T em o h o n - fco rrao h o n
p e n ln ja u a h k a m b a l i , d a h u lu T e r g u g a t
d a lam k a s a s i / T e r g u g a t X I - P em b an d
in g d a n T u r u t T e r g u g a t d alam k a s
asi/
Skripsi PROSES PENINJAUAN KEMBALI PERKARA CHARLES LEONARD BINNENDIJK
PERDATA PADA MAHKAMAH AGUNG R.I.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
kasasi/Tergugat I - Ikut
P-18 1
bahwa disamping itu Tergugat II
ternyata Juga masih mempunyai hutang kepada
Ny.Mu*djizah dalam;perkara No.263/1978;Padt.
;
bahwa.untuk mencegah para Tergugat
mengalih- kan .harta kekayaannya, oukup alasan
untuk menaruh conservutoir atas harta Tergugat-
1* Eclroalr. :
- Menerima gugatan sebagai porkara intervensi
dalam perkara daftar Wo.263/1978 Pdt. dengan
Penggugat Intervensi sebagai Penggugat
Inter vensi, atau
Sufrsiflair :
- Menerima perkara Ini untuk diperiksa
secara tersendiri ;
2. Mengabulkan gugatan Penggugat
Intervensi/Peng- gugat ;
3* Menetapkan barang-barang harta kekayaan para
Tergugat berupa s
a* Sebidang tanah berikut segala bangunan yang
berada diatasnya torletak di Jalan
d iatas ;
a h ir ig g a m o n cu k u p i seb©3ar t y . 2 8 . 8 8 7 . 1 2 ? , -
( d u a p u lu h d o la p a n j u t a d e la p a n r a t u o d e la p a n
p u lu h t u ju h r i b u s o r a t v i s dua p u lu h l im a ru
p i a h ) b e r a d a d ib a w a h c o n s e r v a t o i r b e s l a gu n
tu k p e r k a r a i n i ;
M e n e ta p k a n bahw a T e r g u g a t I I m em punyai h u t
s e b e s a r R p .2 8 .8 8 7 * 1 2 5 , ~ ( d u a p u lu h
d e la p a n Juta d e la p a n r a t
us d e la p a n p u lu h t u ju h r i b u seratu s d\ia
pu
l u h l im a r u p i a h ) y a n g h a r u s d i b a y a r s e c a r a sek
a-lig u s l u n a so l e h p a r a Tergugat s e c a r a ro
n to .n g
kepada P e n g g u g a t I n t o r v e n 3 i/ P e n g g u g a t dan/atau
,■ d e m ik ia n b i l a para Ter
g u g a t t i d a k m em bayar l u n a s h u ta n g n y a T e r g u g a t I I
h a k P e n g g u g a t I n t e r v e n s i / P e n g g u g a t m o n gam b il
d a r i h a s i l p e n ju a l a n h a r t a k e k a y a a n p a r a T e r g u g a t
ber -
d i a n - t a r a s e k a l i a n k r e d i t u r k o n k u re n y a n g t e l a h d i
g e r i S u r a b a y a h ln g g n t o r b a y a r lu n a s h u t a n g y a
n g c l ito ta p k a n . dr.lam k e p u t u s a n p e r k a r a i n i
6 * M enetapfcan s a h d an b e r h a r g a a t a s c o n s e r v a t o i r
beslag yanr telah dilakukan ;
7. Menghukum p a r a T e r g u g a t u n tu k m om bayar s e g a
labiaya yang t 6r b i t , u n tu k p e r k a r a i n i ;
8 * M o n etap k an k e p u t .u sa n p e r k a r a In i dapa
t dijalankan
u n a d a b a n t l in g d an a t a u k a s a s i d a r i p a r aT e r g u g a
t ;
L J L & J &8
n g m e m e r ik sa perkara I n i m em b e rik a n p u tu s a
n apa yang
d ia n g g a p p a n t a 3 dan a d i l ;
NO.308U- K / S i p / 1 9 8 2 y a n g t e l a h b e r k e k u a t a n tetap t
" - Menghukum P e n g g u g a t u n tu k k a s a s i a k a n m em
t k asasi in i ditetap-
" k a n s o b o s a r Pp. 1 0 * 0 0 0 , - ( s e p u lu h r i b u r u p i a h ) ;M
en im b an g, bahw a a m ar p u t u s a n P e n g a d i l a n
- " terima }
a" p u lu h r u p ia h ) , ;
~ Menghukum p u l a P e n g g u g a t - T e r b a n d in g m om
a n d in g y a n g
■' s a m p a i p u t u s a n ' d i p e r h i t u n g k a ns e b e s a r
11 ( e m p a t r i b u l^ m a p u lu h ; r u p ia h ) ;
P e n g g u g a t u n tu k k a s a s i d a h u lu P e n g g u g a t -
T e r b a n d in g pada t a n g g a l 28 J u l i 1983 k e m u d ia n
t e r h a d a p n j t a o i l& h
P e n g g u g a t u n tu k k a s a s i d a h u lu P e n g g u g a t - T e r b a n
d in g d o n g an p e r a n t a r a a n k u a a a n y a k h u s u s b e r d a s a r k a
mohonan p e n in j a u a n k o n b n l i secara t e r f c u l i s , d e n g a n
m em o ri a l a s a n - a l a s a n n y a y a n g d i t e r i m a d i K e p a n i t e r a -
a k a d a p e r b e d a a n m e n g e n a i t e n g g a n g w a k tu p e n g a ju a
u r d a la m P e r a t u r a n M ahkamah
A gu n g N o , 1 ta h u n 1 9 8 0 y a n g d is e m p u r n a k a n y a n g b e r
- X a k u s e j a kt a n g g a l 1 1 M a re t 1 9 8 2 , m aka dengan de
m i-
k i a n u n tu k p erm o h on an p e n in ja u a n k e m b a l i i n i dite
rap-
k a n U n d an g- U n d an g N o . l V ta h u n 1 9 8 ? ;
M en im b an g, bahw a o l e h k a r e n a i t u sesunide
ngan pasal 68 , 6 9 , 7 1 d an 7 2 U n d an g- U n d an g JT o . 1
1!-
ta h u n X98? p erm o h on an p e n in ja m n k c r n b c . i l a
quo - be
-
s e r t a a l a s a n - a l a s a n n y a y a n g d i a j u k a n d a la m tengg
a n g - t e n g g a n g w a k tu d an d en g an c a r a y a n g d i t e n t u k a n
b a l i t e l a h m e n g a ju k a n a l a s a n - a l a s a n p e n in ja u a n k e m
bali
1 a #B a h v a Pem ohon p e n in ja u a n k e m b a l i k e b e r a t a n d
en g an p e r t im b a n g a n Mahkamah A gu n g y a n g m e n y e b u
tk a n :
"berhubuug d e n g a n p u t u s a n b a n d in g t e l a h d ib er
ita -
te n g g a n g w a k tu p e n g a ju n n p erm o h o n an k a s a s i ,
m e-
l a i n k a n m e n g a tu r t e n t a n g t e n g g a n g w a k tu p e n
g a ju a n m e m o r i / r id a la h l c a s a e i , y a n g d a la m h a l
In i m oraorl k a s a s i t i d a k d i a ju k a n s e c a r a m e la m p a u
ltenggang
w a k t u , secLang y n n g r a e n g a t u r t e n t a n gt e n g g a n g w ak
113
ayat 1 j
c c b a h w a t e n t a n g c a r a m o n g h itu n g te n g g a n g w a k tu t e
r
anggal 20
Ju li 1982 , a d a la h . :
- t a n g g a l 2 2 d an 2 3 J u l i 1 9 8 2 a d a l a h h a r i I d
ulF itri ;
8 A g u s tu a 1982 a d a l a h h a r i M in g g u , d e n g a n d o m
ik l a n saharuanya batas tenggang wa
k tu m e n g a ju k a n
h on an
j a d i m a s ih d a la m to n g g a n g w a k tu ;
ohon
p e n in ja u a n k e m b n l i m e n y a ta k a n k e b e r a t a n , a d a l
Skripsi
a h p u tPROSES
u s a nPENINJAUAN
d a la m KEMBALI PERKARA tin gk
PERDATA PADA MAHKAMAH AGUNG
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
tuntutan d a la m g u g a t a n k a s a s i m e n ja d i bukan
tu , y u - i t u m e n ja d i sam a s e k a l i t i d a k d i p e r l k s a ;
M enim bang :
m oxifrenai k e b s r a t a n - k o b e r a t a n a d . 1 a f b__flan 2 :
bahw a k e b e r a t a n - k e b e r a t a n i n i t i d a k d a p a t
d ib e n a r k a n , k a r e n a h a l - h a l y a n g lik o m u lcak an i t u
b u k a n m e ru p a k a n s a l a h s a t u a l a s a n u n tu k m en gad
ak an p e n in ja u a n k e m b a l i s e b a g a im a n a d lm a k su d d a la
m p a s a l 6 7 U n d an g- U n d an g Mahkamah A gu n g N o. 1* f
ta h u n 1 9 8 5 » m e n g e n a i k e b e r a t a n a d . 1 c :
ar kan, k a r e n a h a l y a n g d ik e m u k a k a n i t u b u k a n m
ja u a n k e m b a l i s e b a g a im a n a d lm a k su d d a la m p a s a l 6 7 U n d
an g-U n d an g
10 A g u s t u s 1 9 8 2 b u k a n h a r i l i b u r d an p u tu s a n
Mahkamah
A gu n g t a n g g a l 2 8 A p r i l 1 9 8 3 N o .30 8 * f K / S i p /1982 y a
ng
e r im a a d a l a h su d a h t e p a t ;
e m b a l i y a n g d i a j u k a n o le h Pem ohon p e n in ja u a n k e m b a l
asan,
s e h ln g g a h a r u s d itolak ;
M e m p e rh a t ik a n p a s a l - p a s a l d a r i TJndang-U
ndang N o , l V ta h u n 1 9 8 5 ;
Skripsi PROSES PENINJAUAN KEMBALI PERKARA CHARLES LEONARD BINNENDIJK
PERDATA PADA MAHKAMAH AGUNG R.I.
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
ttd/Ny.Djoewarini, SH.
P U T U . S A H
.mpiran
Eeg.No. 39 PK/Pdt/1984
DEMI KEAJDILAN BERBASABKAlf KETUHAKAN YANG MAHA
BSA
M A H K i M A H A G U N O
Termohon kaaaal/Penggugat/Terbandihg;
nr ft'l a w a n t
1. MQSAWILAH.
2. HAJI ABU NAIM, maslng~maaing
bertem- pat tinggal di Deaa Bad*an,
Kecamat- an Kabat, Kabupaten
Banyuwangi*. para Termohon
peninjauankembali da hulu .Pemohon
kasaai/Tergugat/Pemban- dlng j
juta rupiah) ;
sengkata j
perkara ini j
t a t a u . ; . '
Penggugat >
Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung
R.X* tanggal 5 Mei 1983 -So* 1632 K/Sip/1982 yang te-
lalfc berkekuatan tetap. tereebut adalah sebagai
berikuti 11 Mensrima permohonan kasasi dari,Penggugat-
Penggugat
» untuk kasasi} 1 *, MUSAWIIAH, 2,.HAJI ABDUI* NAIM,
" tersebut 1
n Membato-lkan putusan Pengadilan Tinggl
Surabaya " tanggal 20 Januari 1982 tfo#
88/1982 Perdata dan 11 putusan Pengadllan
Hegeri Be-uiyuwangi tanggal. 4 n.:Maret 1981
Bo. 86/19?0/Perdata/G j
11 Dan Den^ftj^ Mflnr,adili Sendlrl :
" - Menyatnkaa gugatan, Penggugat tidak dapat
diterima \
gugat*
2* Bahwa mengenai tannh/aawah cub d persil Wo# 105
a yang menurut dalil Penggugat asal telah dijual
pada Tergugat asal II, tidak diketahui siapa
yang raanguaeainya, juga tidak terbukti apakah
telah dijual'pada Tergugat asal II.
■ ' bahwa putuaan Mahkamah Agung dengan
No. 86/1980
Pdt 0*
Menimbang, bahwa terhadap alasan
peninjauan-* kembali tersebut Mahkamah. Agung
berpendapat bahwa alasan tersebut dapat dibenarkan
atas dasar pertim- bangan-pertimbangan sebagai
berikut s
ter sebut ;
beaar ;
Hakim-Hakim Anggota, K e t u a
ttdo ttd.
H. Soerjono, S.H H. Adi Andojo
Soetjipto
ttd. S .H.
Ny. H. Siti Room* Achinnd, S.H*
Biava - biaya t Ponitora
R e d a k a 1 Rpa 1.000f~
Adminis trasi Rp* 2*500#-
Untuk Salinan ;
MAHKAMAH AGUNG R.I
DIREKTUR PERDATA