Tugas Resume Materi Manajemen Obat
Tugas Resume Materi Manajemen Obat
Tugas Resume Materi Manajemen Obat
Disusun Oleh
SYIFA RIZKY PUJIANTI
211030490052
Obat adalah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan utk dipergunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pd manusia atau hewan,
termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
Obat OTC atau over the counter adalah sebutan umum untuk obat yang termasuk golongan
obat bebas dan obat bebas terbatas, yang digunakan untuk swamedikasi (pengobatan
sendiri) atau self medication. Contoh paramex, panadol.
Obat Jadi adalah obat dalam keadaan murni/campuran (serbuk, cairan, salep, tablet, pil,
suppositoria,dan lain lain) yang mempunyai teknis sesuai FI/lain yang ditetapkan
Pemerintah. Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
serbuk, emulsi, suspensi, salep, krim, tablet, supositoria, klisma, injeksi dll yang mana
bentuk obat tersebut tercantum dalam farmakope Indonesia.
Obat Generik berlogo adalah Obat generik yang mencantumkan logo produsen (tapi tidak
memakai nama dagang), misalkan sediaan obat generik dengan nama amoksisilin (ada logo
produsen Kimia Farma).
Obat Nama Dagang (branded drugs). Obat nama dagang adalah obat dengan nama sediaan
yang ditetapkan pabrik pembuat dan terdaftar di departemen kesehatan negara yang
bersangkutan, obat nama dagang disebut juga obat merek terdaftar. Contoh Norvask,
Glucophage, Amoxsan.
Obat Esensial adalah obat yang paling banyak dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan
kesehatan masyarakat banyak, meliputi diagnosa, profilaksi terapi dan rehabilitasi,
misalkan di Indonesia: obat TBC, antibiotik, vaksin, obat generik dan lain-lain.
Indikasi adalah istilah untuk penggunaan obat yang disetujui. Indikasi menentukan kondisi
apa saja yang dapat diatasi oleh obat tersebut.
kontraindikasi adalah gejala atau kondisi spesifik yang membuat pengobatan atau prosedur
medis tertentu tidak disarankan atau sama sekali tidak boleh digunakan karena dapat
membahayakan pasien.
Efek samping adalah berbagai jenis efek yang tidak termasuk dalam efek klinis dari suatu
obat, baik berupa efek yang berbahaya atau merugikan.
2. Penggolongan, Penandaan, dan Penyimpanan Obat
A. Penggolongan
Obat Bebas
Golongan obat bebas ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
Kode ini menunjukkan bahwa obat tersebut dapat dibeli secara bebas tanpa menggunakan
resep dokter. Obat-obatan yang dapat dibeli secara bebas biasanya digunakan untuk
mengatasi penyakit yang memiliki gejala ringan. Contoh obat bebas adalah parasetamol,
vitamin, multivitamin, dan antasida.
Golongan obat jenis ini sebenarnya masih bisa dibeli tanpa resep dokter, namun tetap
tergolong obat keras. Jadi, bagi orang yang memiliki penyakit tertentu, penggunaan obat
ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya menggunakan resep dokter.
Contoh obat bebas terbatas adalah CTM, Theophylline, Tremenza Sirup, dan Lactobion.
Obat Keras
Golongan obat keras hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Golongan obat ini
ditandai dengan lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K di tengah
yang menyentuh garis tepi.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini, misalnya antibiotik, obat-obatan yang
mengandung hormon, obat penenang, dan lain-lain. Contoh obat keras adalah asam
mefenamat, loratadine, alprazolam, clobazam, pseudoefedrin.
Obat Narkotika
Narkotika merupakan golongan obat yang paling berbahaya. Golongan obat narkotika
mempunyai simbol seperti tanda plus dengan lingkaran berwarna merah. Obat ini hanya
bisa didapatkan dengan resep dokter, dengan tanda tangan dokter, disertai nomor izin
praktik dokter pada resep tersebut, dan tidak dapat menggunakan salinan resep.
Golongan obat narkotika berbahan dasar tanaman atau buatan berupa sintetis ataupun semi-
sintetis. Obat-obatan narkotika atau psikotropika dapat menimbulkan ketergantungan pada
penggunanya, sehingga pemakaiannya perlu diawasi dengan ketat sesuai anjuran dan
kebutuhan. Selain itu, obat narkotika dapat memengaruhi susunan saraf pusat dan
memengaruhi perilaku serta aktivitas di titik tertentu.
B. Penggunaan Obat
Oral: meminum obat secara oral umumnya ditujukan untuk obat berbentuk cair, tablet,
kapsul, atau tablet kunyah.
Parenteral: pemberian melalui suntikan di otot, vena, jaringan lemak, dan tulang belakang
Topikal: diserap langsung oleh permukaan tubuh. Contoh salep, gel, pasta
C. Cara Penyimpanan
3. Manajemen Obat
Manajemen Obat adalah pokok manajerial Rumah Sakit terutama dalam hal pengelolaan obat
yang ada dirumah sakit yang bertujuan mencegah stock out dan stagnan stok. Bila hal ini terjadi
akan berakibat ketidak efisienan dan menjadi buruk secara medis maupun ekonomis. Karena
mutu pelayanan obat yan baik akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara
keseluruhan.
Manajemen Obat menjadi tanggung jawab bersama antara praktisi farmasi, praktisi klinis dan
para manajer. Bentuk struktur organisasi dan stafing yang ada sangat mempengaruhi pembagian
tanggung jawab, jika di saat apoteker tidak ada di tempat maka pengelolaan bisa dilakukan oleh
unit klinis sesuai dengan kebijakan rumah sakit. Pada sentral farmasi yang besar dengan
manajemen obat yang optimal maka wajib mengelola obat yang digunakan di seluruh rumah
sakit. Manajemen obat dalam standar akreditasi versi 2012 terbagi dalam tujuh standar MPO
meliputi: