Anda di halaman 1dari 34

MAKROMOLEKUL

Feni Fitriyani, S.Si


Karbohidrat
 Karbohidrat merupakan contoh polimer alami.
 Karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan dan terdiri atas unsur C,
H, dan O dengan rumus molekul Cn(H2O)n.
 Istilah karbohidrat diambil dari kata karbon dan hidrat (air).
 Selain itu, karbohidrat juga dikenal dengan nama sakarida
(Saccharum=gula).
 Senyawa karbohidrat mudah ditemukan di dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya di dalam gula pasir, buah-buahan, gula tebu, air susu,
beras, jagung, gandum, ubi jalar, kentang, singkong, dan kapas.
 Berdasarkan jumlah sakarida yang dikandungnya, karbohidrat dapat
digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Berdasarkan gugus fungsional yang dikandungnya
1. Aldosa, yaitu karbohidrat yang memiliki gugus aldehida.
Contoh: glukosa adalah suatu aldosa.
2. Ketosa, yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton.
Contoh: fruktosa adalah suatu ketosa.

Berdasarkan jumlah atom C pada monosakarida


1. Triosa adalah monosakarida yang mengandung 3 atom C.
Contoh: gliseraldehida dan dihidroksi keton.
2. Tetrosa adalah monosakarida yang mengandung 4 atom C.
Contoh: ertosa.
3. Pentosa adalah monosakarida yang mengandung 5 atom C.
Contoh: arabinosa.
4. Heksosa adalah monosakarida yang mengandung 6 atom C.

karbohidrat
 Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang paling sederhana sehingga tidak
dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana lagi.
 Monosakarida terkecil adalah gliseraldehida
 Semua monosakarida lain dianggap sebagai turunan dari triosa,
 Kedua bentuk ini merupakan isomer ruang. Dengan menggunakan acuan letak
OH pada atom C kedua sebelum terakhir, monosakarida diberi awalan D. Jika
OH terletak di kanan dan L jika OH terletak di kiri

monosakarida
 Glukosa disebut juga gula anggur
 Glukosa termasuk kedalam
golongan aldosa dan memiliki 6
atom C.
 Glukosa terbentuk dari hidrolisis
pati, glikogen, maltosa, dan dapat
diragikan menjadi etanol dan gas
CO2
 Glukosa berupa zat padat
berwarna putih yang mudah larut
dalam air. Adanya gugus OH dalam
molekul glukosa menyebabkan
glukosa bersifat polar dan terjadi
ikatan hoidrogen baik antar
molekul glukosa maupun dengan
air.
 Glukosa dapat diidentifikasi
dengan pereaksi Fehling dan
Tollens

Glukosa (C6H12O6)
 Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar
cahaya terpolarisassi ke kiri, karenanya disebut juga levulosa atau
gula buah, memiliki rumus molekul sama seperti glukosa, tetapi
mengandung keton sebagai gugus fungsionalnya.
 Fruktosa yang terdapat pada buah-buahan dan madu merupakan
monosakarida, ditemukan menyatu dengan glukosa dalam bentuk
disakarida.
 Di antara semua sakarida, fruktosa paling manis. Fruktosa dua kali
lebih manis dibandingkan dengan sukrosa dengan berat yang sama.

Fruktosa (C6H12O6)
 Galaktosa adalah suatu aldoheksosa yang
terdapat pada gula susu dalam kombinasi
dengan glukosa.
 Berbagai ikatan dari galaktosa, yaitu galaktosida
terdapat dalam otak dan jaringan saraf
 Galaktosa terdapat dalam disakarida laktosa
dalam keadaan terikat dengan glukosa. Galaktosa
mempunyai rasa kurang manis daripada xilosa,
tetapi lebih manis daripada laktosa.
 Gula ini kurang larut dalam air

Galaktosa (C6H12O6)
 Xilosa tidak terdapat bebas di alam, tetapi dapat diperoleh
dari proses hidrolisis terhadap jerami atau kayu. Xilosa
terdapat pada urine seseorang yang disebabkan oleh suatu
kelainan pada metabolisme karbohidrat.
 Kondisi seseorang yang demikian disebut pentosuria.
Xilosa mempunyai tingkat kemanisan lebih tinggi
dibandingkan dengan maltosa.
 Ribosa adalah monosakarida yang membentuk sebagian
kerangka polimer dari asam-asam nukleat.

Xilosa dan ribosa


 Disakarida merupakan karbohidrat yang tersusun atas dua
satuan monosakarida yang dipersatukan oleh suatu hubungan
glikosida
 Disakarida adalah karbohidrat yang pada hidrolisisnya terurai
menjadi dua molekul monosakarida.
 Dua molekul monosakarida dalam disakarida dihubungkan
melalui ikatan C-O-C yang disebut ikatan glikosida.
 Rumus molekul disakarida adalah C12H22O11.
 Disakarida yang penting adalah sukrosa (gula tebu), maltosa
(gula pati), dan laktosa (gula susu).

disakarida
 Bersifat optis aktif putar kanan.
 Tidak dapat mereduksi larutan fehling dan tollens.
 Dapat mengalami hidrolisis menghasilkan glukosa
dan fruktosa dengan enzim invertase.
 Larut dalam air
 Pada pemanasan yang kuat menghasilkan karamel

Sukrosa (gula tebu)


 Maltosa disusun oleh 2 molekul glukosa
 Dapat mereduksi larutan fehling maupun tollens
 Dapat dihidrolisis menghasilkan glukosa dengan enzim
maltase
 Larut dalam air
 Bersifat optis aktif putar kanan

Maltosa (Gula Pati)


 dapat mereduksi larutan fehling
 dapat dihidrolisis menghasilkan glukosa dan galaktosa
dengan enzim laktase
 sedikit larut dalam air
 bersifat optis aktif

Laktosa (gula susu)


 Polisakarida merupakan polimer alam yang
tersusun dari D–glukosa dengan rumus umum
(C6H10O5)n.
 Semua polisakarida sukar larut dalam air.
 Tidak dapat mereduksi larutan fehling.
 Polisakarida yang penting yaitu amilum,
glikogen, dan selulosa.

polisakarida
 Amilum (pati) merupakan sumber karbohidrat yang paling
penting yang terbentuk dari proses fotosintesis tumbuhan
 pati tidak larut dalam air dan memberi warna biru dengan
larutan iodium.
 Pati terdiri atas dua bagian, bagian yang lurus disebut
amilosa dan bagian yang bercabang disebut amilopektin.
 Tidak dapat mereduksi pereaksi fehling.
 Hidrolisis pati dengan asam encer menghasilkan glukosa.

Amilum (Pati)
 Glikogen adalah polisakarida yang disimpan dalam tubuh
hewan (dalam hati) sebagai cadangan karbohidrat.
 Glikogen disebut juga pati hewan yang tidak larut dalam
air dengan iodium memberi warna merah.
 Pada hidrolisis dengan enzim amilosa (dari pankreas)
terurai menjadi maltosa dan kemudian menjadi glukosa.
 Tidak dapat mereduksi pereaksi fehling.

glikogen
 Selulosa merupakan polisakarida penyusun dinding sel
tumbuhtumbuhan. Kapas sebagian besar terdiri atas
selulosa
 Selulosa tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pereaksi
Scheitzer, yaitu larutan tetramino tembaga (II) hidroksida.
 Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi dapat
dicerna oleh sapi dan hewan lain dengan bantuan bakteri.
 Dengan asam encer dapat terhidrolisis menjadi glukosa.
 Dengan HNO3 pekat dan H2SO4 pekat terjadi selulosa nitrat
yang digunakan untuk pembuatan film dan cat semprot.

selulosa
Uji Karbohidrat
 Uji fehling dan Tollens
 Uji iodium
 Uji benedict
 Uji molisch
Uji fehling, tollens, benedict
 Glukosa, galaktosa, maltosa mengandung gugus aldehid, sehingga
dengan perekasi Fehling memberikan uji yang positif yang ditandai
dengan terbentuknya endapan merah. Sehingga gula-gula tersebut
disebut gula pereduksi (mereduksi pereaksi fehling),
 Uji positif tollens terhadap gula pereduksi (glukosa, galaktosa, dan
maltosa) yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada
dinding tabung.
 Pereaksi Benedict banyak digunakan untuk uji glukosa dalam urine
dibandingkan pereaksi Fehling. Jika dalam urine terdapat asam urat
atau kreatinin, senyawa ini dapat mereduksi Fehling, tetapi dengan
pereaksi Benedict tidak terjadi reduksi. Endapan yang terbentuk
dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata
Uji iodida, molisch
 Uji Iodium digunakan untuk membedakan antar amilum,
glikogen dan selulosa

 Tes Molisch terdiri atas larutan a–naftol dalam alkohol.


Jika pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan glukosa,
kemudian ditambah H2SO4 pekat maka akan terbentuk
dua lapisan zat cai. Pada batas antara kedua lapisan itu
terbentuk cincin warna ungu akibat terjadi reaksi
kondensasi antara a–naftol dan furfural.
Kegunaan Karbohidrat
 Sumber energi utama pada mahluk hidup
 Sebagai pemanis makanan
 Penghemat protein
 Mengatur metabolisme lemak
 Membantu pengeluaran feses
Protein
 Protein ialah biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino
yang berhubungan satu dengan lainnya dengan ikatan amida
(peptida).
 Protein memainkan berbagai peranan dalam sistem biologis.
 Protein mengandung karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen,
sulfat, dan fosfat
 Pada sel-sel hewan, protein merupakan bagian penting, yaitu
sebagai dinding sel.
Protein
 Beda protein ditentukan oleh macam asam amino, jumlah asam amino, dan
urutan asam amino.
 Protein yang berbentuk serat berfungsi sebagai bahan pembentuk jaringan
(kulit, kuku, rambut).
 Protein berbentuk bulat (dikenal sebagai enzim) mudah larut dalam air. Enzim
adalah jenis protein yang dapat bertindak sebagai biokatalis.
 Proses pemutusan ikatan antara sesama molekul protein alam yang
menyebabkan perubahan sifatnya disebut denaturasi protein.
 Denaturasi protein dapat disebabkan oleh pemanasan sehingga menggumpal
atau ditambah asam + alkohol sehingga mengendap.
 Protein sederhana: dalam hidrolisis akan diperoleh asam-asam amino.
 Protein kompleks: dalam hidrolisis diperoleh asam amino dan zat lain.
Asam amino
 Asam amino adalah molekul yang mengandung gugus amino (–NH2) dan gugus karboksil
(–COOH).
 Asam amino disebut juga asam α–amino yang merupakan monomer dari protein
(polipeptida)
 Asam amino memiliki gugus karboksil (– COOH) yang bersifat asam (dapat melepaskan
H+) dan gugus amina yang bersifat basa (dapat menerima H+). Oleh karena itu, asam
amino bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan basa).
 Asam amino (kecuali glisin) memiliki atom C asimetris, sehingga asam amino bersifat
optis aktif artinya dapat memutar bidang cahayaterpolarisasi.
 Oleh karena asam amino memiliki gugus yang bersifat asam dan gugus yang bersifat
basa, maka molekul asam amino dapat mengalami reaksi asam-basa intra molekul
membentuk ion zwitter yaitu ion yang bermuatan ganda (positif dan negatif).
 Asam amino dapat dibedakan berdasarkan gugus R (rantai
samping)
1. merupakan rantai karbon yang alifatik
2. mengandung gugus hidroksil
3. mengandung atom belerang
4. mengandung gugus asam atau amidanya
5. mengandung gugus basa
6. mengandung cincin aromatik
7. membentuk ikatan dengan atom N pada
gugus amino

Asam amino
Asam amino rantai samping alifatik
 Struktur primer menyatakan urutan asam-asam amino pada rantai
protein dan letak ikatan disulfida bila ada.
 Struktur Sekunder, Hubungan ruang asam amino yang berdekatan pada
struktur primer, mungkin reguler dan berulang secara periodik. Karena
adanya gaya dispersi
atau ikatan hidrogen, suatu rantai polipeptida menggulung seperti spiral
(alfa heliks).
 Struktur Tersier, Struktur tersier protein merupakan susunan
keseluruhan dan hubungan berbagai bagian dari suatu rantai
polipeptida.
 Struktur Kuarterner, Suatu protein dikatakan mempunyai struktur
kuarterner bila protein terdiri atas 2 rantai polipeptida atau lebih
disatukan oleh gaya dispersi (ikatan hidrogen). Protein seperti ini
dinamakan oligomer, sedangkan asam amino yang menyusunnya
disebut monomer.
Struktur protein
Struktur protein
Identifikasi Protein dan Asam Amino
 Tes Hopkins-Cole
Pereaksi Hopkins-cole dibuat dari asam oksalat dan serbuk magnesium
dalam air. Pereaksi ini positif terhadap protein yang mengandung asam
amino dengan gugus samping indol, seperti pada asam amino
triptofanDalam pereaksi ini, asam oksalat direduksi menjadi asam
glioksilat dengan bantuan katalis serbuk magnesium. Asam glioksilat
yang terbentuk mengkondensasi asam amino triftofan membentuk
senyawa berwarna. Setelah H2SO4 pekat dituangkan, akan terbentuk dua
lapisan dan beberapa saat kemudian terbentuk cincin ungu di antara
batas kedua lapisan itu
 Tes Xantoprotein
Pereaksi xantoprotein adalah larutan asam nitrat pekat. Jika larutan
HNO3 pekat dimasukkan ke dalam larutan protein secara hati-hati, akan
terbentuk endapan putih, dan berubah menjadi kuning jika dipanaskan.
Identifikasi protein
 Reaksi Biuret
Reaksi biuret adalah reaksi yang umum untuk protein (ikatan
peptida). Bila protein ditetesi dengan larutan NaOH, kemudian larutan
CuSO4 encer (2%) maka akan terbentuk warna ungu. Reaksi ini berdasar
adanya gugusan peptida.
 Reaksi Millon
Reaksi Millon digunakan untuk mengidentifikasi adanya tirosin
pada protein. Bila protein yang mengandung tirosin dipanaskan dengan
merkuri nitrat Hg(NO3)2 yang mengandung asam nitrit, maka akan terjadi
jonjot merah.
 Uji Terhadap Belerang
Untuk menguji adanya belerang dalam protein maka ke dalam
protein ditambahkan larutan NaOH pekat dan dipanaskan, kemudian
ditambahkan Pb(NO3)2. Adanya belerang ditandai terjadinya endapan hitam
dari Pbs.
Manfaat protein
 Sebagai enzim, Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat reaksi
biologis.
 Sebagai alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung daam hemoglobin
dapat mengangkut oksigen dalam eritrosit.Protein yang terkandung dalam mioglobin
dapat mengangkut oksigen dalam otot.
 Untuk penunjang mekanis, Salah satu protein yang berbentuk serabut yang disebut
kolagen memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan daya tahan tulang dan kulit.
 Sebgai pertahanan tubuh dan imunisasi pertahanan tubuh, Proteun ini biasa digunakan
dalam bentuk antibodi
 Sebaga Media perambatan impuls syaraf
 Sebagai pengendalian pertumbuhan, Jika kekurangan protein,bisa menyebabkan
terganggunya pertumbuhan pada anak-anak.
 Membentuk jaringan pada tubuh dengan kandungan asam aminonya
 Mencegah penyakit kwashiorkor dan marasmus, Dimana kedua penyakit ini diakibatkan
oleh kekurangan protein.
 Asupan protein yang cukup juga dapat membantu dalam proses penyembuhan luka,
regenerasi sel hingga mengatur kerja hormon dan enzim dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai