Bab IV Dasar-Dasar Sinyal Audio
Bab IV Dasar-Dasar Sinyal Audio
BAB IV
DASAR-DASAR SINYAL AUDIO
Standar Kompetensi
Menerapkan dasar dasar audio.
Kompetensi Dasar
1. Sifat dasar sinyal Audio.
2. Penghitungan penguatan dan pelemahan.
1
Voltage (Volt)
Amplitudo
Vpeak to peak
0 (Vp-p)
1 perioda
-1
0 1 2 3
Time (ms)
Misal gambar di atas hasil pengukuran osiloskop (CRO) pada time/div posisi mili detik
(ms), besarnya perioda = jumlah kolom X time/div = 1 ms sehingga frkuensi gelombang
tersebut adalah = 1/(1ms) = 1000 Hz = 1 KHz.
Semakin tinggi frekuensi perioda gelombang semakin sempit atau kerapatan gelombang
semakin tinggi, perbedaan antara keduanya dapat dilihat pada gambar berikut.
λ = c/f
Dengan pengertian :
c = kecepatan rambat gelombang suara m/detik
f = frekuensi (Hertz)
λ = panjang gelombang (m).
4. Penguat (Amplifier)
Amplifier atau power amplifier berfungsi untuk menguatkan sinyal audio setelah
mengalami proses. Sinyal yang diterima akan dikuatkan untuk kemudian di umpankan ke
loudspeaker.
3
.
Input
Audio frekuensi
Amplifier
output
Jawab
Teganga masukan (Vi) = 4 X 0,1 V = 0,4 Volt
Tegangan keluaran (Vo) = 8 X 5 V = 40 volt
Av = 40 V/0,4 V = 100 X
AvdB = 20 log(o/Vi) =20 log100 = 40 dB.
4
dengan power input. Sistem penguat dikatakan memiliki tingkat efisiensi tinggi (100 %)
jika tidak ada rugi-rugi pada proses penguatannya yang terbuang menjadi panas.
B. Attenuasi
1. Pengetian Attenuasi
Attenuasi atau attenuator merupakan suatu rangkaian yang fungsi / sifatnya
berkebalikan dengan amplifier. Bila amplifier digunakan untuk menguatkan suatu sinyal,
maka sebaliknya attenuasi digunakan untuk melemahkan / mengurangi suatu sinyal.
Attenuasi merupakan rangkaian yang sederhana, tetapi sangat penting. Attenuator
biasa dipakai pada rangkaian rangkaian elektronik dan instrumen-instrumen berfungsi
sebagai: (1) pelemah/pengerut sinyal atau (2) penyesuai impedansi (matching
impedance).
2. Macam-macam Rangkaian Attenuasi
a. Attenuasi Tipe L
Tipe attenuasi yang paling sederhana yaitu tipe L, atau yang biasa disebut dengan rangk
aian pembagi tegangan Dalam rangkaian tersebut berlaku persamaan :
R1
i
Vin R2 Vout
Jadi :
5
Jadi :
50 Ω
50 Ω Vo
Vin ATTENUASI
Rin = 50 RL = 50
Sebagai ilustrasi disini disajikan suatu tabel hubungan antara Rin dan RL
Perubahan harga RL
RL Rin
ATTENUASI 100 Ω 60 Ω
RL
SIMETRIS 70 Ω 55 Ω
50 Ω 50 Ω
40 Ω 45 Ω
Rin
Gambar 4-8. Attenuasi simetris
6
Seperti terlihat pada gambar 4-8, bahwa hambatan bebannya adalah variabel. Harga
hambatan masukkan (input) tergantung kepada harga hambatan bebannya. Setelah RL
diubah menjadi 70 Ω; Rin menjadi 55 Ω. RL diubah lagi menjadi 50 Ω; diperoleh harga Rin
yang sama yaitu 50 Ω. Adapun besarnya karakteristik resistansi dari suatu attenuasi
adalah:
Rins = resistansi masukan. (input) pada saat keluaran (output) dihubung singkat.
Rino = resistansi masukan (input) pada saat keluaran (output) terbuka.
c. Analisa Attenuasi Simetris Tipe T
Pada bagian ini akan dibahas rumus-rumus tentang attenuasi simetris tipe T. Perhatikan
gambar 4-9 di bawah ini. Dengan rumus yang sederhana perbandingan R2 dan R1 dapat
ditulis sebagai berikut:
atau =m
R1 R1
R1 R1
mR1
R2
Besarnya pelemahan a
7
R1 R1
Vin mR1 Ro Vout
R1 R1
R2 R2 mR1 mR1
2. Loudspeaker
Loudspeaker, speaker atau sistem speaker
merupakan sebuah transduser
electroacoustical yang mengubah sinyal listrik ke suara. Loudspeaker di dalamnya
8
terdapat sekat rongga dikenal sebagai konus tipis, membran agak kaku diletakkan
ditengah-tengah magnet. Magnet menginduksi membran hingga bergetar, menghasikan
suara. Secara singkat bagian yang terpenting dari loudspeaker adalah: konus, suspensi,
kumparan suara dan magnet. Perubahan medan magnet di dalam speaker akan
berinteraksi dengan medan magnet konstan, menyebabkan kumparan bergerak sebagai
reaksi akibat tidak adanya arus.Konus ikut bergerak akibat kumparan suara bergerak
sehingga pada udara sekitar konus akan terbentuk gelombang tekanan. Gelombang inilah
yang terdengar sebagai bunyi. Suatu koil suara ditempatkan sedemikian sehingga dapat
bergerak bebas di dalam medan magnit dari magnit permanen yang kuat. Cone speaker
disertakan pada kumparan suara dan secara fleksibel diletakkan cincin di luar dari
pendukung speaker. Karena terdapat batasan keseimbangan posisi untuk cone speaker
dan susunan penempatan elastik, maka keberadaan frekuensi resonansi cone tak bisa
diabaikan. Frekuensi dapat ditentukan dengan mangatur massa dan kekakuan cone dan
kumaran suara dan ini diperluas dengan konstruksi alami, namun frekuensi mekanis alami
dari getaran dan tingkatan frekuensi selalu dalam cakupan seputar frekuensi resonansi.
Bagian peran enclosure yang baik adalah meminimkan pengaruh frekuensi resonansi.
3. Mikrofon
Mikrofon adalah suatu jenis transduser yang dapat mengubah energi akustik berupa
gelombang suara menjadi sinyal listrik. Mikrofon merupakan salah satu alat untuk
membantu komunikasi manusia.Mikrofon dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat
perekam, alat bantu dengar, dan pengudaraan radio serta televisi. Karena sangat peka
dalam menerima getaran suara, peletakan mikropon memerlukan pengaturan yang
khusus agar suarasuara yang tidak diperlukan tidak ikut masuk menggetarkan membrane
mikropon. Media penghantar getaran listriknya merambat melalui kabel. Ada bermacam-
macam jenis mikrofon
berdasarkan cara kerjanya, antara
lain sebagai berikut: (1) mikrofon
karbon, (2) mikrofon reluktansi
variabel, (3) mikrofon dengan
kumparan bergerak, (4) mikrofon
kapasitor, (5) mikrofon elektret
9
dan (6) mikrofon piezoelektris. Hal-hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih
mikrofon: cara kerja mikrofon, (2) daerah respon frekuensi suara yang mampu dicuplik
mikrofon, (3) sudut atau arah pencuplikan mikrofon, (4) output sinyal listrik yang
dihasilkan mikrofon, dan (6) Bentuk fisik mikrofon.
a. Mikrofon Karbon
Mikrofon karbon bekerja berdasarkan resistansi variabel, konstruksinya dibuat dengan
sebuah diafragma logam pada salah satu ujung dari kotak logam yang berbentuk silinder.
Sebuah kontak logam berbentuk plunyer dilekatkan pada diafragma itu sehingga gerakan
diafragma dapat diteruskan melalui plunyer kepada butir-butir karbon di dalam mikrofon.
Kontak tetap lainnya terisolasi juga dibenamkan ke dalam butir-butir karbon untuk
membentuk elektroda kedua. Bila gelombang suara menekan mengenai diafragma,
plunyer akan terdorong dan memampatkan butir-butir karbon, sehingga menurunkan
resistensi kontak diantaranya. Bila tidak ada tekanan resistansi akan naik kembali,
sehingga dengan adanya getaran suara yang berubah-ubah akan menimbulkan
perubahan nilai resistansi dan juga mengakibatkan perubahan sinyal output mikrofon.
b. Mikrofon Reluktansi Variabel
Merupakan mikrofon jenis magnetic yang dibuat dengan sebuah diafragma bahan
magnetic yang bergerak, seperti baja silicon yang tergantung di atas kepingan-kepingan
kutub sebuah magnet permanen. Kumparan-kumparan induksi digulung pada kepingan
kutub itu dan dihubungkan menurut hubungan seri yang saling memperkuat. Bila
tekanan udara pada diafragma meningkat akibat getaran suara, maka celah udara dalam
rangkaian magnetis tersebut akan berkurang, sehingga mengurangi reluktansi dan
mengakibatkan perubahan-perubahan magnetis yang terpusat didalam struktur
magnetis itu.
10
Gambar 4-12. Konstruksi dan diagram mikrofon reluktansi variabel
11
Diafragma akan bergerak-gerak bila terkena getaran suara, hal itu akan mengakibatkan
berubah-ubahnya jarak pemisah antara diafragma dan pelat statis yang mengakibatkan
variasi nilai kapasitansi. Tegangan DC konstan dari luar dihubungkan pada diafragma dan
pelat logam statis lewat melalui beban resistor, sehingga tegangan terminal mikrofon
dapat berubah-ubah seiring dengan terjadinya perubahan tekanan udara akibat getaran
suara.
e. Mikrofon fiber optik
Sistem serat optik, untuk mengirimkan informasi melalui untaian kaca super tipis bukan
kabel, telah merevolusi bidang telekomunikasi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk
teknologi mikrofon. Mikrofon serat optik sangat kecil, dapat digunakan dalam lingkungan
elektrik sensitif. Mikrofon fiber optik dapat diproduksi tanpa logam, sehingga sangat
berguna dalam magnetic resonance imaging (MRI) dan aplikasi situasi yang dapat
terganggu oleh frekuensi radio.
12