Aset Tetap Menurut Psap
Aset Tetap Menurut Psap
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring adanya reformasi keuangan negara yang terjadi, pemerintah
Indonesia mempunyai tekanan untuk memperbaiki sistem keuangan yang baik
berdasarkan prinsip-prinsip transaparansi dan akuntabilitas, serta mengikuti
peraturan-peraturan yang telah diterapkan Internasional dan disesuaikan
dengan kondisi di Indonesia (Herwiyanti et al., 2017). Oleh sebab itu,
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah wajib melaporkan laporan
keuangan yang telah disusun kepada pihak internal maupun pihak eksternal,
termasuk masyarakat.
Kemunculan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003, Undang-Undang No.
1 Tahun 2004, dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 yang berisi tentang
pentingnya Good Governance yang transparasi dan akuntabilitas guna
melaporkan kepada pihak-pihak yang berkaitan, pihak eksternal maupun pihak
internal (Herwiyanti et al., 2017). Diperlukannya sistem akuntansi
pemerintahan yang baik agar dalam pengelolaan keuangan Negara tidak terjadi
fraud dan akuntabel. Reformasi yang terjadi pada keuangan Negara salah
satunya pada akuntansi yaitu perubahan dari basis kas ke basis akrual. Standar
Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual telah ditetapkan pada Peraturan
Pemerintah No. 71 Tahun 2010 menggantikan Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2005 berbasis kas menuju akrual. Sudaryati dan Mohamed (2017)
menyatakan bahwa basis akrual diberlakukan mulai 1 Januari 2015 namun
banyak pemerintah daerah belum siap menuju basis akrual.
Aset tetap menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, aset
berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Pada neraca laporan keuangan
pemerintah nilai yang signifikan dan materiil adalah aset tetap karena aset tetap
merupakan fasilitas utama untuk menunjang kegiatan operasional pada
lembaga pemerintahan. Akuntansi aset tetap merupakan salah satu bentuk dari
1
2
3
4
5
6
7
tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas
lainnya, (b) hak atas tanah. Paragraf 6 menjelaskan bahwa yang tidak
temasuk aset tetap adalah aset yang dikuasai untuk dikonsumsi dalam
operasi pemerintah, seperti bahan (materials) dan pelengkapan (supplies).
Aset tetap menurut Kieso et al. (2010:490) “property, plant, and
equipment invlude land, building structure (office, factories, warehouse)
and equipment (machinery, furniture, tools)”.
8
9
perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset
tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.
Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya
perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat
neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah
tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas
menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan
tidak ada.
10
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:
Bagi Penulis
1. Sebagai salah satu syarat kelulusan dari program studi DIII Akuntansi
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
2. Menambah pengalaman penulis mengenai praktik akuntansi
pemerintahan.
3. Mengetahui cara perlakuan akuntansi aset tetap yang sesuai dengan PSAP
No. 07
4. Menyediakan sarana pengaplikasian teori yang telah di dapat saat
mengikuti kegiatan perkuliahan.
Bagi Almamater
11
Bagi Perusahaan
Bagi Pembaca
12