Anda di halaman 1dari 14

Makalah

GIZI KURANG PADA TUBUH MANUSIA

Oleh :

Kelompok
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2017 terdapat 178 juta anak
didunia yang terlalu pendek berdasarkan usia dibandingkan dengan pertumbuhan
standar WHO. Prevalensi anak gizi kurang di seluruh dunia adalah 28,5% dan di seluruh
negara berkembang sebesar 31,2%. Prevalensianak gizi kurang dibenua Asia sebesar
30,6% dan di Asia Tenggara sebesar 29,4%. Permasalahan gizi kurang di Indonesia
menurut laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF yaitu diperkirakan sebanyak 7,8 juta
anak mengalami gizi kurang, sehingga UNICEF memposisikan Indonesia masuk kedalam
5 besar negara dengan jumlah anak yang mengalami gizi kurang tinggi (WHO, 2017). 1
Anak yang tidak mendapatkan gizi cukup dan seimbang pada masa pertumbuhannya
akan mudah jatuh pada keadaan kurang energi protein (KEP), disebabkan oleh
kurangnya konsumsi pangan sumber enrgi yang mengandung zat gizi mikro (zat tenaga,
zat pembangun, lemak) atau ketidakseimbangan antara konsumsi karbohidrat dan
protein dengan kebutuhan energy. Kurang energi protein (KEP) menurut berat
ringannya dapat dibagi atas Kurang Energi Protein (KEP) ringan dan Kurang Energi
Protein (KEP) berat. Kurang energy protein ringan disebut pula gizi ringan, biasanya
hanya ditemukan gangguan pertumbuhan berat atau gizi buruk selain terdapat
gangguan pertumbuhan juga terdapat gejala klinis yang khas dan perubahan biokimiawi
(Arif, N. 2015). Berdasarkan kegunaan masing-masing zat gizi bagi tubuh, maka zat gizi
itu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok zat gizi pemberi energy
disebut zat gizi energitika (karbohidrat, lemak, dan protein), dan zat gizi sebagai
pengatur reaksi biokimia dalam tubuh atau zat gizi stimulansia yaitu vitamin. Secara
umum penilaian status gizi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, penilaian secara
langsung dan penilaian secara tidak langsung (Putu, 2015). Kementrian kesehatan RI
merilis laporan target paling menentukan adalah prevalensi gizi kurang dan gizi buruk.
Prevalensi gizi kurang telah menurun secara signifikan, dari 17,9% pada tahun 2017
menjadi 17,9% pada tahun 2018.

Gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik, tubuh akan
segar dan kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru sejak masih
anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting untuk
perkembangan otak. Untuk itu, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi si anak
agar anak tidak mengalami kurang gizi. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa dan
bagaimana kurang gizi itu. Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang
penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan
saja. Masalah gizi disamping merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan
masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan
perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Pengertian gizi kurang.
2. Faktor penyebab gizi kurang terhadap pertumbuhan anak-anak.
3. Solusi untuk menanggulangi gizi buruk pada anak.
4. Mengapa kurang gizi sering terjadi pada anak balita.
5. Ciri-ciri ibu hamil kekurangan gizi
6. Bagaimna cara mengatasi ibu hamil yang kekurangan gizi.
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang gizi kurang terhadap
pertumbuhan anak-anak, serta mengetahui pengaruh kurang gizi terhadap tumbuh
kembang dan untuk mengetahui cara mencegah dan mengatasi gizi kurang pada anak-
anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gizi Kurang

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi


secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tidak ada
satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang
untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu
mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup
mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya
makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan
sehat. Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi
yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi
biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga,
pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu
zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari
makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga
dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-
hari. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah
kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan,
ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. Makanan
sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini
mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan
bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat
kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan,
aktivitas berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Defisiensi gizi
terjadi pada anak yang kurang mendapatkan makanan cukup bergizi dalam waktu lama.

2.2 Etiologi
1. Jumlah Makanan Yang di Makan Kurang.
Asupan makanan yang kurang di antara lain disebabkan oleh :
a) Tidak tersedia makanan secara adekuat
b) Anak tidak cukup mendapat gizi seimbang
c) Pola makan yang salah
2. Penyakit
Menjadi penyebab terpenting kedua kekurangan gizi, apa lagi di negara-negara
terbelakang dan yang sedang berkembang seperti Indonesia, dimana kesadaran
akan kebersihan/ personal hygine yang masih kurang, serta ancaman endemisitas
penyakit tertentu.

2.3 Patofisiologi
Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita di bawah usia 5 tahun. Gizi kurang terjadi
pada balita dengan keadaan lahir BBLR ( Bayi Berat Lahir Rendah ) atau dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram. Tidak tercukupinya makanan dengan gizi seimbang serta
kondisi kesehatan yang kurang baik dengan kebersihan yang buruk mengakibatkan
balita atau anak-anak menderita gizi kurang yang dapat bertambah menjadi gizi buruk
atau kurang energi kalori. Pada akhirnya anak tersebut akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.

Kekurangan gizi ini secara umum mengakibatkan gangguan diantaranya :


1. Pertumbuhan Pertumbuhan anak menjadi terganggu karena protein yang ada
digunakan sebagai zat pembakar sehingga otot-otot menjadi lunak dan rambut
menjadi rontok
2. Produksi tenaga Kekurangan energi yang berasal dari makanan mengakibatkan anak
kekurangan tenaga untuk bergerak dan melakukan aktivitas. Anak menjadi malas,
dan merasa lemas
3. Pertahanan tubuh Sistem imunitas dan antibodi menurun sehingga anak mudah
terserang infeksi seperti batuk, pilek dan diare
4. Struktur dan fungsi otak Kurang gizi pada anak adapt berpengaruh terhadap
perkembangan mental. Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak
secara permanen seperti perkembangan IQ dan motorik yang terhambat
5. Perilaku Anak yang mengalami gizi kurang menunjukkan perilaku yang tidak tenang,
cengeng dan apatis.
6. Perubahan rambut dan kulit Rambut kepala mudah dicabut dan tampak kusam,
kering, halur, jarang dan berubah warna. Sedangkan pada kulit terapat garis-garis
kulit yang lebih dalam dan lebar, hiperpigmentasi serta bersisik.
7. Pembesaran hati
8. Anemia
9. Kelainan kimia darah Kadar albumin serum rendah, kadar globulin normal atau sedikit
meninggi, dan kadar kolesterol serum rendah.

2.4 Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan gizi kurang :
a) Pemberian makanan yang mengandung protein, tinggi kalori, cairan, vitamin
dan mineral.
b) Penanganan segera penyakit penyerta (misalnya diare).
c) Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya gizi untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak pada orang tua dan anggota keluarga.
d) Sebaiknya tidak memberikan makanan kecil seperti permen, cokelat dan susu
menjelang waktu makan.
e) Pada permulaan, makanan jangan diberikan sekaligus banyak, tetapi
dinaikkan bertahap setiap hari (makan dalam porsi kecil tetapi sering).
f) Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang beraneka ragam untuk
meningkatkan selera makan.
g) . Anjurkan keluarga untuk membawa anak ke Posyandu atau fasilitas
kesehatan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan
anak.

Faktor Pola Asuh Makanan

1. Pola makan balita

2. Riwayat pemberian ASI

3. Riwayat penyakit

4. Pola asuh balita


- Komsumsi makanan STATUS GIZI
- Riwayat penyakit BALITA
Faktor Orang tau balita

2.5 Faktor Penyebab


1. Tingkat Terjadinya Gizi Buruk
pendidikan
2. Pekerjaan
Menurut (Arisman. 2004), anak mengalami gizi buruk karena disebabkan oleh
3. Riwayat
beberapa faktor,kehamilan
diantaranya :
4. a)Kebiasaan makanan
Ekonomi yaitu masalah ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor
yang sangat dominan dialamin oleh banyak keluarga. Dalam mencukupi
kebutuhan gizi anak banyak orang tua yang merasa kesulitan, penyebabnya
adalah keadaan ekonimi yang lemah, penghasilan dari pekerjaan kurang
mencukupi dan harga dari bahan makanan yang mahal. Padahal, masa kritis
gizi buruk yang dialami anak terjadi pada usia antara 1 sampai 3 tahun.
b) Sanitasi yaitu kondisi sanitasi yang kurang baik dirumah dapat berimbas
pada kondisi kesehatan anggota keluarga, terlebih anak-anak. Buruknya
sanitasi juga dapat mencemari beberapa bahan makanan yang akan di olah
menjadi masakan.
c) Pendidikan orang tua, yaitu seharusnya mempunyai pengetahuan yang
lebih mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup bagi anak. Rendahnya
tingkat pendidikan orang tua sehingga mereka tidak mampu menyediakan
jumlah gizi yang dibutuhkan anak .
Ibu merupakan kunci dari pemenuhan gizi anak-anak , dan kunci untuk
mengatasi gizi buruk. Orang tua yang tidak tahu mengenai pentingnya
asupan gizi bagi anak akan cenderung untuk acuh dan menganggapnya
tidak penting.
d) Perilaku dari orang tua yaitu, banyak dari orang tua yang beranggapan
bahwa dirinya adalah yang paling tahu, sebenarnya mereka masih
memerlukan bantuan bimbingan dari para ahli gizi dan medis untuk
mengatasi permasalahan kesehatan dan gizi yang di alaminya.
Masalah pada Anak yang Mengalami Gizi Buruk
Menurut (Moehji, Sjahmien. 1999) penampilan anak-anak penderita gizi buruk umumnya
sangat khas, terutama bagianperut yang menonjol. Berat badannya jauh di bawah berat
normal. Edemastadium berat maupun ringan biasanya menyertai penderita ini. Beberapa ciri
lain yang menyertai di antaranya sebagai berikut
a) perubahan mental menyolok yaitu banyak menangis pada stadium lanjut anak terlihat sangat
pasif,
b) penderita nampak lemah dan ingin selalu terbaring,
c) anemia,
d) diare dengan feses cair yang banyak mengandung asam lakat karena berkurangnya produksi
laktase dan enzim penting lainnya,
e) kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah menyerupai petechia (perdarahan kecil
yang timbul sebagai titik berwarna merah keunguan, padakulit maupun selaput lendir, Red.)
yang lambat laun kemudian menghitam setelah mengelupas terlihat kemerahan dengan
batas menghitam yaitu kelainan inibiasanya dijumpai di kulit sekitar punggung, pantat, dan
sebagainya,
f) pembesaran hati yaitu akan saat rebahan, pembesaran ini dapat diraba dari luartubuh, terasa
licin dan kenyal.

Menurut (Ibnu, dkk. 2001) akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh
digunakan untuk memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan
zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang bias
dikatakan malnutrisi. Seseorang yang gizi buruk oleh rendahnya konsumsi energy dan protein
dalam makanan sehari-hari. Pada umumnya, penderita ini berasal dari keluarga yang
berpenghasilan rendah, tanda-tanda klinis gizi buruk dapat menjadi indicator yang sangat
penting untuk mengetahui seseorang menderita gizi buruk. Kebutuhan tubuh akan zat gizi
ditentukan oleh banyaknya faktor. Data komposisi gizi bahan makanan yang berhubungan
dengan berbagai proses belum cukup tersedia, pemeriksaan zat gizi spesifik bertujuan untuk
menilai status gizi. Zatgizi yang terdapat pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) hanyalah gizi yang
penting yaitu energi, protein, vit A, C, B 12, Tiamin, Riboflavin, Niasin, Asam Folat, Kalsium,
Fosfor, ZatBesi, Zink, dan Yodium. Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan gizi
yaitupenyakit gizi lebih (obesitas), gizi buruk (malnutrisi), metabolic bawaan, keracunan
makanan, dan lain-lain. Gangguan gizi buruk menggambarkan suatu keadaan pathologis yang
terjadi akibat ketidaksesuaian/tidak terpenuhinya antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh
dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama. Ilmu giziadalah
suatu cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari hubungan antara makanan yang kita
makan dan kesehatan tubuh. Hubungan antara makanan dan kesehatan tubuh sudah diketahui
sejak berabad-abad yang lampau. Penyakit-penyakit yang timbul akibat makanan kurang baik
seperti makanan yang tidak cukup gizinya atau kadar zat gizinya tak seimbang disebut penyakit
gangguan gizi yang pertama kali dikenal adalah penyakit.

Solusi untuk Menanggulangi Gizi Buruk pada Anak


Menurut (Moehji, Sjahmien. 1999) kasus gizi buruk dan gizi kurang ditengarai akibat
rendahnya pengetahuan orang tua mengenai gizi keluarga, faktor ekonomi keluarga
yang tidak memadai, faktor sosial budaya serta sanitasi rumah tangga yang buruk
sehingga anak tidak mendapat asupan gizi yang cukup dan mudah terkena penyakit
infeksi.
Masalah gizi di Indonesia ini harus ditanggulangi dengan pendekatan multi dimensional
yang komprehensif dan tidak cukup hanya dengan memberikan makanan bergizi.
Namun juga diperlukan usaha untuk meningkatkan pengetahuan orang tua akan gizi.
Seperti bagaimana memberdayakan ayah dan ibunya agar mengetahui, mendapatkan
dan mampu membudidayakan sumber pangan bergizi, serta mengolahnya dengan
memperkecil kerusakan kandungan gizi dan bagaimana memberi makan pada anak. Hal
ini termasuk menanamkan
Perilaku Hidup Bersih Sehat dengan sanitasi rumah tangga. Budidaya sumber pangan selain
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak juga ditujukan untuk meningkatkan
pendapatan keluarga.Pemerintah dan sektor swasta berperan penting dalam menciptakan
suasana kondusif dan memfasilitasi edukasi serta pemberdayaan masyarakat namun yang
terpenting adalah kesadaran dan komitmen masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan
kesejahteraannya dan mewujudkan generasi muda anak-anak Indonesia yang sehat dan
berkualitas.

 Penyebab Balita Gizi Buruk


Balita gizi buruk atau malnutrisi adalah kondisi ketika anak tidak menerima nutrien,
mineral, dan kalori yang cukup untuk membantu perkembangan organ vital. Gizi buruk
akan berdampak pada pertumbuhan dan kesehatan anak.

Dalam hal ini, kelebihan asupan nutrisi juga menyebabkan balita gizi buruk. Karena
itulah penting untuk menjalankan diet gizi seimbang untuk menjaga kadar nutrien
yang cukup di dalam tubuh. Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa menjadi
penyebab balita gizi buruk:

a. Kurang makan :
Kurangnya asupan makanan bisa memicu kekurangan nutrien yang penting
hingga berujung pada gizi buruk.
b. Makan tidak teratur :
Makan secara tidak teratur bisa memicu masalah pencernaan dan malnutrisi.
c. Gangguan pencernaan :
Beberapa anak mungkin mengalami gangguan pencernaan, seperti penyakit
Crohn’s, yang membatasi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrien meski
mengonsumsi makanan sehat.
d. Kurang ASI :
Air susu ibu bagi anak yang baru lahir sangat penting karena mengandung
nutrien penting. Kurangnya ASI berisiko menyebabkan bayi gizi buruk.

e. Kurang aktivitas :
Pencernaan tidak akan berjalan lancar jika anak kurang beraktivitas hingga
memicu malnutrisi.
f. Fasilitas layanan dasar buruk :
Sejumlah layanan dasar, misalnya sanitasi, yang buruk juga bisa memicu
masalah gizi.

 Tanda-tanda Balita Gizi Buruk


Menurut Kementerian Kesehatan, status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat
badan, dan tinggi badan. Pengukuran ini bisa dilakukan di layanan Posyandu di tiap
wilayah untuk mengetahui ada-tidaknya tanda gizi buruk balita.

Penting untuk mengetahui tanda balita gizi buruk sedari dini. Tanda gizi buruk pada balita
tergantung jenis nutrisi yang tidak seimbang dalam tubuhnya, antara lain :
1. Sering merasa cepat lelah
2. Mudah marah
3. Sering sakit karena daya tahan tubuh rendah
4. Kulit kering dan bersisik
5. Pertumbuhan terhambat
6. Perut buncit
7. Ketika sakit atau luka susah sembuh
8. Massa otot berkurang
9. Pertumbuhan intelektual dan perilaku pelan
10. Gangguan pencernaan
11. Pengobatan Balita Gizi Buruk
12. Diagnosis yang tepat pada masalah balita gizi buruk penting untuk
mencegah konsekuensi yang lebih berat pada masa mendatang.
Ketika diketahui ada tanda gizi buruk, sebaiknya balita segera
dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pengobatan balita gizi buruk bisa dilakukan sendiri di rumah jika masih pada tahap awal.
Bila sudah terlalu berat, masalah gizi itu mesti ditangani di rumah sakit.

 Tanda-tanda Balita Gizi Buruk


Menurut Kementerian Kesehatan, status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat
badan, dan tinggi badan. Pengukuran ini bisa dilakukan di layanan Posyandu di tiap
wilayah untuk mengetahui ada-tidaknya tanda gizi buruk balita.
Tanda gizi buruk pada balita tergantung jenis nutrisi yang tidak seimbang dalam
tubuhnya, antara lain :

 Sering merasa cepat lelah


 Mudah marah
 Sering sakit karena daya tahan tubuh rendah
 Kulit kering dan bersisik
 Pertumbuhan terhambat
 Perut buncit
 Ketika sakit atau luka susah sembuh
 Massa otot berkurang
 Pertumbuhan intelektual dan perilaku pelan
 Gangguan pencernaan

 Pengobatan Balita Gizi Buruk


Diagnosis yang tepat pada masalah balita gizi buruk penting untuk mencegah
konsekuensi yang lebih berat pada masa mendatang. Ketika diketahui ada tanda gizi
buruk, sebaiknya balita segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pengobatan balita gizi buruk bisa dilakukan sendiri di rumah jika masih pada tahap
awal. Bila sudah terlalu berat, masalah gizi itu mesti ditangani di rumah sakit.

 Dampak Ibu Hamil Kekurangan Gizi


“Kekurangan gizi pada ibu hamil bisa menyebabkan bayi lahir dengan berat badan
rendah (kurang dari 2500 gram) atau lahir secara prematur,” ujar staf pengajar di
Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, dikutip dari detikcom.
Kekurangan gizi pada ibu hamil diakibatkan oleh beberapa penyebab. Mengutip
Parenting Firstcry, yang pertama adalah ketidaktahuan ibu atau bahkan pasangan. Ibu
tidak mengetahui tentang pentingnya nutrisi sehingga tak menjalankan pola makan
yang sehat dan seimbang.

Penyebab lainnya adalah penyakit dan infeksi, diare berulang bisa menyebabkan
kekurangan gizi. Selanjutnya, kondisi sosial-ekonomi, masalah gigi, obat-obatan,
bahkan morning sickness.

Selama kehamilan, seorang wanita membutuhkan sekitar 300 kalori ekstra


sehari. Jika wanita tersebut tidak mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah yang
cukup, maka bisa menyebabkan kekurangan gizi.

 Ciri-ciri ibu hamil kurang gizi yang perlu diwaspadai yaitu :

1. Kurang nafsu makan atau kurang tertarik pada makanan atau minuman

2. Kelelahan dan mudah tersinggung

3. Ketidakmampuan berkonsentrasi

4. Selalu merasa kedinginan

5. Kehilangan lemak, massa otot, dan jaringan tubuh

6. Risiko lebih tinggi sakit dan membutuhkan waktu lebih lama untuk
sembuh

7. Waktu penyembuhan lebih lama untuk luka

8. Risiko komplikasi yang lebih tinggi setelah operasi

9. Depresi

10. Berkurangnya gairah seks dan masalah kesuburan

 Dalam kasus yang lebih parah, ibu hamil akan mengalami:


1. Sulit bernapas

2. Kulit bisa menjadi tipis, kering, tidak elastis, pucat, dan dingin

3. Pipinya tampak cekung dan matanya cekung, karena lemak menghilang


dari wajahnya

4. Rambut menjadi kering dan jarang, mudah rontok

Malnutrisi pada lansia bisa disebabkan karena menurunnya nafsu makan, kesulitan menelan
karena berkurangnya air liur, cara makan yang lambat karena masalah pada gigi, mual karena
depresi dan gangguan status fungsional.

Malnutrisi/ Kurang gizi pada lansia dapat diatasi dengan 8 langkah berikut:

1. Sajikan makanan yang padat gizi. Misalnya, alih-alih menyajikan kaldu ayam polos,
buatlah sop ayam dilengkapi sayur-sayuran.
2. Tingkatkan jumlah kalori tanpa menambah jumlah makanan. Caranya dengan
menambahkan keju dan kuah daging di makanan, madu atau maple syrup di dalam
sereal.
3. Gunakan banyak herbal dan bumbu-bumbu karena indera penciuman dan pengecap
lansia pada umumnya telah menurun.
4. Masaklah makanan itu dengan warna-warna mencolok yang menggugah selera.
5. Bagilah kebutuhan nutrisinya ke dalam beberapa kali makan dan camilan dengan porsi
kecil sehingga lebih mudah bagi orang tua untuk menghabiskannya.
6. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
7. Bila perlu tambahan dengan suplemen nutrisi.
8. Jangan ragu memanfaatkan perusahaan jasa yang menyediakan layanan penyediaan
makanan untuk lansia, home-delivered meals, hingga ahli gizi teregistrasi.

Anda mungkin juga menyukai