1 Tahun 2022 | 01 – 08
adiansyah@iainptk.ac.id; pipitwidiatmaka@iainptk.ac.id 2;
Copyright © 2022 Universitas Muhammadiyah Ponorogo
berdampak buruk pada berbagai macam bidang memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk
khususnya pendidikan, yang terpaksa membangun masa depan bangsa Indonesia yang
pembelajarannya dilaksanakan secara online lebih cerah. Hal tersebut menjadi suatu
(daring) untuk memutus mata rantai covid-19 hambatan seorang guru PPKn dalam
khususnya pembelajaran PPKn. Hardiyana membentuk karakter siswa melalui proses
menjelaskan bahwa guru PPKn memiliki peran pembelajaran yang dilaksanakan secara daring.
dan tanggung jawab membentuk peserta didik
untuk menjadi manusia yang beretika dan METODE
memiliki karakter yang berdasarkan Penelitian ini peneliti menggunakan
kepribadian bangsa (Dwintari 2017). Pada suatu pendekatan yaitu pendekatan kualitatif
dasarnya seorang guru memiliki tugas yang dan menggunakan metode deskriptif sehingga
besar dalam rangka mencerdaskan kehidupan hasil dari penelitian ini merupakan suatu
bangsa, namun pembelajaran yang dilaksanakan deskripsi dari hasil analisis data yang diperoleh
secara daring menjadi tantangan bagi seorang di lapangan. Teknik pengumpulan data di dalam
guru terutama yang tidak menguasai penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang
kompetensi pedagogik. Pembelajaran yang berkaitan dengan problematika peran guru
menuntut kreativitas dan inovasi seorang guru PPKn dalam memberikan bimbingan konseling
yang harus selektif di dalam menerapkan kepada siswa untuk menumbuhkan karakter
metode pembelajaran untuk membentuk sosial di era society 5.0 (jurnal, proseding,
karakter siswa. Di dalam proses pembelajaran berita online, dan buku) dan observasi
ternyata banyak guru yang tidak menguasai (observasi di beberapa sekolah di Kota
teknologi pembelajaran, khususnya di masa Surakarta, Kabupaten Sukoharjo dan Kota
pembelajaran daring di era pandemi covid-19 Pontianak). Penelitian ini dimulai dari
atau banyak orang menganggap munculnya era mengidentifikasi suatu permasalahan atau topik
society 5.0 sebagai respon era revolusi industri yang diangkat oleh peneliti, kemudian
4.0. mengumpulkan data yang berkaitan dengan
Fenomena ini membuat proses problematika peran seorang guru yang
pembelajaran mata pelajaran PPKn tidak mengampu PPKn dan dilanjutkan dengan
maksimal dan tujuan pembelajaran tidak menganalisis data yang diperoleh dari beberapa
tercapai, selain itu implementasi pendidikan pengumpulan data.
karakter melalui pembelajaran PPKn tidak
berjalan dengan baik dan maksimal. Di sisi lain, HASIL DAN PEMBAHASANPeran Guru
saat ini siswa tidak hanya memanfaatkan PPKn dalam Memberikan Memberikan
internet khususnya media sosial secara positif Bimbingan Konseling Siswa
saja, melainkan juga dimanfaatkan secara Bimbingan konseling di dalam
negatif, seperti menyebarkan berita bohong, pembelajaran adalah suatu usaha proaktif yang
menonton film porno, menipu orang lain dan dilakukan oleh seseorang (guru) untuk
lain sebagainya. memberikan stimulus kepada obyek (siswa)
Era society 5.0 menurut Fukuyama, agar dapat meningkatkan perkembangan sikap
merupakan perkembangan teknologi dan perilaku yang sesuai dengan norma yang
komunikasi dan informasi yang memicu diyakini kebenerannya. Sudrajat menjelaskan
terjadinya transformasi digital yang dapat bimbingan konseling memiliki beberapa fungsi,
merubah tatanan kehidupan khususnya industri yaitu 1) memberikan pemahaman, 2) tindakan
(Sugiono 2020). Era society 5.0 pada dasarnya preventif, 3) memberikan stimulus untuk
menekankan pada kecanggihan artificial pengembangan sikap dan kepribadian, 4)
intelligence, robotik dan Internet of Thing, memberikan penyembuhan dari permasalahan
sehingga internet tidak hanya sebagai pusat data psikologis seseorang, 5) memberikan arahan
atau informasi saja, melainkan sebagai ruang karir atau masa depan seseorang, 6)
hidup untuk menyelesaikan permasalahan memberikan motivasi agar seseorang dapat
kehidupan sosialnya. Pada dasarnya era society berdaptasi di segala lingkungan, baik di
5.0 juga berimplikasi ke dunia pendidikan lingkungan sekolah maupun kerja, 7)
khususnya proses pembelajaran pendidikan memberikan stimulus kepada seseorang agar
Pancasila dan Kewarganegaran yang dapat menyesuaikan budaya, 8) memberi
dilaksanakan secara virtual, sehingga hal perbaikan pikiran, sikap, atau perilaku
tersebut menjadi tantangan seorang guru yang seseorang, dan 9) memberikan fasilitas untuk
perkembangan cara berfikir, sikap dan tingkah sebagainya. (Widiatmaka 2016) menjelaskan
laku (Kamaluddin 2011). Pada dasarnya Sekolah Modern berbasis agama Islam yang
pelayanan bimbingan dan konseling dapat menekankan pada pembelajaran agama Islam,
memfasilitasi siswa dalam rangka untuk tidak hanya membentuk siswa yang taat
menumbuhkan karakter dan pemhaman beragama saja melainkan juga membentuk
khususnya terkait wawasan kebangsaan melalui karkater nasionalisme dan karakter sosial.
pembelajaran PPKn. Agama Islam tidak hanya mengajarkan taat
Wawasan kebangsaan sangat penting kepada Allah SWT saja, tetapi juga juga
untuk diberikan kepada generasi penerus mengajarkan untuk berbuat baik antara sesama
bangsa khususnya kepada anak didik melalui makhluknya, contohi nabi Muhammad SAW
berbagai kegiatan dan menggunakan berbagai mengajarkan saling berbuat baik an saling
meia pembelajaran. Pada dasarnya pemuda mencintai antar sesama meskipun memiliki
khususnya siswa perannya sangat penting perbeadaan agama.
dalam membangun bangsa melalui wadah atau Karakter memiliki ciri-ciri yaitu
organisasi kepemudaan, pendidikan, agama bertindak dan juga memikirkan sesuatu
atau kegiatan sosial kemasyarakatan (Utami tindakan yang baik atau jelek berdasarkan
2019). Di sekolah setiap guru harus norma-norma yang berlaku di masyarakat,
menjalankan perannya dalam memberikan sedangkan budi pekerti memiliki sifat yang
pemahaman wawasan kebangsaan kepada siswa terwujud dalam bentuk pikiran atau sikap atau
melalui pelayanan bimbingan dan konseling, tindakan yang diukur dengan dengan norma-
sehingga dapat membentuk karakter sosial norma yang berlaku di masyarakat (Suseno and
sehingga mementingkan kepentingan sosial dari Junaidi 2021). Pembentukan karakter
pada individu maupun kelompok khususnya di merupakan tanggung jawab dan kewajiban
era society 5.0. Bimbingan dan konseling pada seorang guru khususnya yang mengampu mata
dasarnya merupakan suatu pendekatan pelajaran PPKn, karena mata pelajaran tersebut
pembelajaran dengan memberikan stimulus memiliki beban dan tanggung jawab yang besar
agar psikologis siswa memiliki kesadaran untuk karena merupakan pendidikan moral yang
mengimplementasikan karakter sosial di dalam berusaha untuk memperbaiki moral bangsa
kehiupan bermasyarakat, berbangsan an khususnya pembentukan karakter generasi
bernegara. penerus bangsa. Guru yang mengampu mata
Guru adalah ujung tombak di dalam pelajaran tersebut harus memiliki kesadaran
membangun karakter siswa, karena tidak ada yang tinggi terkait pembentukan karakter siswa,
seorang pemimpin terlahir tanpa ada peran dari sehingga harus cerdas dan pandai mengikuti
seorang guru, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan zaman khususnya transisi dari
guru penentu masa depan bangsa. Indonesia era revolusi industri 4.0 menuju era society 5.0
memiliki tujuan nasional yang salah satunya yang selalu menekan pada aspek teknologi
adalah mewujudkan pencerdasan kehidupan komunikasi khususnya di dalam proses
bangsa, dalam hal mewujudkan tujuan nasional pembelajaran, apalagi ketika terjadi pandemi
tersebut peran seorang guru menjadi penting covid-19.
dan sentral. Pembentukan karakter juga menjadi Era society 50 merupakan respon dari era
tugas dan kewajiban guru khususnya yang revolusi industri 4.0 yang menekankan pada
mengampu mata pelajaran PPKn, sesuai yang sumber informasi atau data yang mudah diakses
diamanatkan di dalam Undang-Undang nomor melalui internet, namun di era society 5.0
20 tahun 2003 pada pasal 3 yang menjelaskan memanfaatkan teknologi era revolusi industri
bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi 4.0 untuk menyelesaikan segala permasalahan
untuk membentuk watak atau karakter anak sosial. Jadi, era society 5.0 segala aspek
bangsa, dalam hal ini ada objeknya yaitu kehidupan dapat dilakukan di dalam ruang
peserta didik atau siswa (Undang-Undang No digital, karena memanfaatkan kemampuan
20 2003). Pada dasarnya setiap sekolah di robotik. Di dalam proses pembelajaran di era
Indonesia wajib menumbuh-kembangkan society 5.0 yang bersamaan dengan terjadinya
karakter siswa yang berdasarkan kepribadian pandemi covid-19, seorang guru harus mampu
bangsa Indonesia, tidak terkecuali sekolah memanfaatkan teknologi digital di dalam proses
berbasis agama, meskipun menekankan pada pembelajaran, sehingga guru PPKn harus
karakter religius juga harus membentuk pandai dan cerdas dalam memformulasikan
karakter nasionalisme, toleransi, sosial an lain metode pembelajaran yang berbasis digital
untuk membentuk karakter siswa yang maya dan nyata. Guru harus mampu mampu
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Di sisi lain, beradaptasi dengan perkembangan zaman
era society 5.0 merupakan zaman yang tidak khususnya di society 5.0, sehingga guru harus
membatasi ruang hidup manusia di dunia maya, pandai memanfaatkan perkembangan teknologi
sehingga hal ini dapat mendegradasi karakter di dalam proses pembelajaran khususnya guru
siswa karena tidak ada sekat atau batasan dalam yang mengampu PPKn.
menjalani kehidupan di dunia digital. Kewajiban seorang guru tidak hanya
Seorang guru pada dasarnya di era hanya mentransfer ilmu (civic knowledge),
society 5.0 khususnya yang mengampu mata namun lebih menekankan pada pembentukan
pelajaran PPKn harus mampu menguasai karakter siswa atau warga negara (civic
kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian disposition) yang meliputi kesopanan dan suri
dan sosial dalam rangka membentuk karakter tauladan. Apabila hanya mentransfer ilmu atau
siswa melalui pembelajaran virtual. Di sisi lain, pengetahuan, maka hal tersebut bisa dilakukan
di dalam proses pembelajaran PPKn dengan memanfaatkan media teknologi an
menekankan pada pembangunan kompetensi informasi. Guru harus dapat memberikan
siswa yang meliputi 1) kompetensi pengetahuan sesuatu yang berbeda tidak hanya mengajarkan
kewarganegaraan, 2) kompetensi keterampilan teori saja, tetapi juga harus menghasilkan siswa
kewarganegaraan, dan 3) karakter atau yang apat mengimplementasikan nilai-nilai
kepribadian kewarganegaraan, sehingga kepribadian bangsa Indonesia, seperti nilai atau
seorang guru PPKn harus menyadari hal karakter sosial. Guru harus dapat memerankan
tersebut. PPKn pada dasarnya tidak hanya beberapa peran yang disampaikan oleh Ki Hajar
membentuk karakter siswa saja, melainkan juga Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (di
membentuk pengetahuan serta keterampilan depan menjadi contoh), Ing Madyo Mangun
siswa juga, sehingga seorang guru harus Karso (di tengah dapat membangun keinginan
memahami hal tersebut. atau kemauan), dan Tut Wuri Handayani (dari
Di era pandemi covid-19 pembentukan arah belakang dapat memberikan suatu
karakter dilakukan dengan cara daring, karena dorongan) (Hermawan 2020). Di era
untuk mengantisipasi tingkat penularan virus masyarakat 5.0 pembentukan karakter atau
covid-19 yang tinggi sehingga guru yang civic disposition menjadi kendala, karena
mengampu mata pelajaran PPKn harus pandai pembelajaran harus berbasis digital, namun
dalam memilih metode pembelajaran daring masih ada guru khususnya yang mengampu
yang efektif dan bervariatif. Apabila proses PPKn tidak memiliki keterampilan
pembelajaran berjalan dengan baik dan mengoperasikan media pembelajaran yang
maksimal dengan metode pembelajaran daring berbasis digital.
yang efektif dan bervariatif, maka tujuan Guru harus pandai memanfaatkan media
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal pembelajaran berdasarkan kemajuan zaman
sehingga pembentukan karakter siswa yang khususnya teknologi dan informasi karena
berdasarkan nilai-nilai Pancaila dapat terbentuk untuk memberi stimulus kepada siswa,
dengan baik dan maksimal. sehingga siswa memiliki semangat belajar
karena pembelajarannya berbasis pada
Problematika Guru PPKn dalam teknologi, namun di lapangan menunjukkan
Menumbuhkan Karkater Sosial Siswa di Era masih banyak guru yang mengampu PPKn
Society 5.0 tidak bisa memanfaatkan media pembelajaran
Seorang guru di dalam proses tersebut. Setiono dan Sari menjelaskan
pembelajaran secara daring ternyata memiliki perkembangan media pembelajaran adalah
kendala di dalam membentuk karakter siswa, alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh seorang
karena tidak banyak guru yang termasuk guru dengan tujuan untuk menarik ketertarikan
generasi X menguasai teknologi komunikasi, minat belajar siswa agar lebih semangat dan
sehingga hal ini bukan menjadi suatu tantangan giat (Ningsih, Kurtanto, and Kurniawan 2020).
melainkan sebagai hambatan. Society 5.0 Pada dasarnya di era society 5.0 seorang guru
merupakan suatu tantangan guru dalam sebagai seorang pendidik dalam memanfaatkan
mencerdaskan kehidupan bangsa, karena era media pembelajaran yang berbasis digital harus
tersebut manusia menjadi pusat dalam menguasai kompetensi profesional, sosial,
pembangunan di segala bidang khususnya pribadi dan pedagogik, sehingga di dalam
pendidikan yang mengkolaborasikan kehidupan proses pembentukan karakter atau pendidikan
karakter dapat berjalan dengan baik sehingga Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yang
tujuan PPKn dapat tercapai dengan baik dan menekankan pada pembentukan watak warga
maksimal. Negara (Undang-Undang No 20 2003). Di sisi
Di era society 5.0 seorang guru harus lain, karakter menjadi sangat penting karena di
mampu melakukan pendekatan persuasif negara maju seperti beberapa negara di
daripada bersikap diktator atau selalu memberi Amerika, Eropa dan Asia selalu menekankan
tugas kepada siswa dengan memberikan jangka pada aspek keterampilan dan karakter.
waktu tertentu di dalam pengumpulan tugas. Indonesia kalah maju dengan beberapa negara,
Guru bisa memberikan penjelasan kepada siswa bukan karena kurangnya pengetahuan apabila
melalui aturan yang nyata atau konkret dengan dibandingkan dengan negara maju, tetapi lemah
memanfaatkan teknologi dan informasi di di mindset atau karakter. Misal terkait dengan
dalam pembelajaran, seperti e-learning, dunia Ekonomi, di Eropa warga negaranya
menggunakan media sosial. Melalui hal itu bekerja secara wajar, namun asetnya yang
siswa akan pemahaman terkait etika di dalam bekerja keras, sedangkan di Indonesia warga
menggunakan media sosial dan negara bekerja keras, namun asetnya tidak
memanfaatkannya dengan baik atai positif. Di bekerja sama sekali. Hal tersebut menjadi ironi
sisi lain, guru juga harus memahami dinamika mengingat Indonesia memiliki kekayaan alam
perubahan sosial berdasarkan perkembangan (aset) yang sangat luar biasa. Fenomena
zaman khususnya di era society 5.0 (Diplan tersebut menjadi pukulan keras bagi pendidikan
2019). Tantangan global di era society 5.0 di Indonesia karena belum mampu
berbeda dengan tantangan di era revolusi menghasilkan SDM yang mampu memajukan
industri 4.0. Pendekatan tersebut dilakukan bangsa Indonesia.
pada dasarnya demi terbentuknya karakter Peran guru menjadi sentral, ketika ingin
siswa di tengah perkembangan zaman yang membentuk SDM yang berkualitas khususnya
segala budaya dari luar masuk ke Indonesia, yang berkarakter, namun peran tersebut tidak
baik yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila mampu dilakukan oleh guru di Indonesia
maupun yang bertentangan. sehingga berdampak pada mindset warga
negara. Era society 5.0 yang menekankan pada
Implikasi terhadap Karakter Sosial Siswa aspek digital di dalam proses pembelajaran,
Karakter sosial merupakan suatu menjadi kelemahan guru di Indonesia, karena
kepribadian atau kebiasaan seseorang yang masih banyak guru belum bisa memanfaatkan
lebih mementingkan kepentingan umu atau perkembangan teknologi dan informasi,
sosial dari pada kepentingan peribadi. Pada sehingga berdampak pada terjadinya krisis
dasarnya karakter sosial merupakan suatu karakter sosial pada siswa yang selalu
kebiasaan yang sangat dibutuhkan di dalam menekankan pada kepentingan pribadinya.
kehidupan berbangsa dan bernegara di Fenomena ini dapat dibuktikan dengan
Indonesia, apabila karakter tersebut dapat banyaknya siswa yang melakukan tindakan
melekat di setiap warga negara, maka secara kriminal, seperti narkoba, kekerasan antar
langsung maupun tidak langsung peluang untuk sesama siswa, bahkan kekerasan terhadap guru.
mencapai tujuan nasional dapat tercapai dengan Kurangnya keterampilan guru dalam
maksimal. Fenomena siswa di Indonesia saat ini menguasai teknologi di era society 5.0
menjadi sangat mengkhawatirkan mengingat berdampak pada karakter siswa, sehingga
banyak siswa yang selalu mementingkan perilaku siswa jauh dari nilai-nilai Pancasila.
kepentingan pribai dari pada kepentingan sosial Strategi pembelajaran yang kurang inovatif dan
atau umum, sehingga hal ini menjadi beban dan bervariatif dan penggunaan media pembelajaran
tanggung jawab seorang guru yang merupakan yang monoton membuat pembentukan karakter
salah satu indikator penentu masa depan siswa menjadi terkendala, sehingga terjadi
bangsa. Pada asarnya secara tidak langsung krisis karakter. Pada dasarnya pembelajaran
masa depan ditentukan di dalam kelas, karena daring atau jarak jauh, seorang guru harus
di dalam proses pembentukan karakter melalui mampu menguasai dan mengoperasikan media
pembelajaran di dalam kelas yang perannya pembelajaran secara maksimal, namun yang
didominasi oleh seorang guru. terjadi hanyalah penugasan yang selalu
Karakter siswa khususnya karakter sosial menggunakan aplikasi whatsapp dan tidak
pada dasarnya menjadi prioritas utama di dapat mengoperasikan aplikasi yang lainnya
Indonesia, apabila mengacu pada amanat khususnya e-learning. Pembelajaran yang