Anda di halaman 1dari 8

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 7 No.

1 Tahun 2022 | 01 – 08

JPK : Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/index
ISSN 2527-7057 (Online)
ISSN 2549-2683 (Print)
Problematika Guru dalam Memberikan Bimbingan Konseling Siswa untuk
Menumbuhkan Karakter Sosial Melalui Pembelajaran PPKn di Era Society 5.0

Adiansyah  1, Pipit Widiatmaka  2

Informasi artikel ABSTRAK


Sejarah Artikel : Tujuan penelitian ini yaitu 1) untuk mengetahui peran guru dalam memberikan
Diterima November bimbingan konseling kepada siswa dalam rangka menumbuhkan karakter sosial
2021 melalui pembelajaran PPKn di era society 5.0, dan 2) untuk mengetahui
Revisi Desember 2021 problematika guru dalam memberikan bimbingan konseling kepada siswa dalam
Dipublikasikan Januari menumbuhkan karakter sosial siswa melalui pembelajaran PPKn serta implikasinya
2022 terhadap karakter sosial siswa di era society 5.0. PPKn merupakan pembelajaran
yang berusaha untuk membentuk karakter siswa khususnya karakter sosial,
sehingga tidak dipungkiri peran seorang guru yang mengampu pembelajaran
Keywords : tersebut menjadi ujung tombak pembangunan karakter di Indonesia. Metode
Teachers, Counseling penelitian di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode
Guidance, Students deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan observasi.
Social Character, PPKn, Hasil penelitian menunjukkan peran guru yang mengampu PPKn di era society 5.0
Era of Society 5.0 melalui metode bimbingan konseling siswa untuk membentuk karakter sosial
kurang maksimal, karena masih banyak guru yang belum memiliki kompetensi
pedagogik khususnya penggunaan media pembelajaran ketika daring atau
pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut berimplikasi pada krisisnya karakter sosial
pada siswa, yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan
sosial atau umum sehingga banyak siswa melakukan tindakan kriminal. Fenomena
tersebut bias terjadi karena pembelajaran PPKn monoton dan membuat siswa
mengalami kebosanan, selain itu minat belajar siswa juga menjadi berkurang.
Lemahnya kompetensi pedagogik guru khususnya dalam memanfaatkan media
pembelajaran yang mengampu PPKn ternyata berimplikasi pada krisisnya karakter
sosial pada siswa.
How to Cite : ABSTRACT
Adiansyah. (2022). Teacher Problems in Providing Student Counseling Guidance to Grow Social
Problematika Guru Character Through Civics Learning in the Era of Society 5.0. The aims of this
dalam Memberikan study are 1) to determine the teacher's role in providing counseling guidance to
Bimbingan Konseling students in order to foster social character through PPKn learning in the era of
Siswa untuk society 5.0, and 2) to find out the problems of teachers in providing counseling
Menumbuhkan Karakter guidance to students in growing students' social character through PPKn learning.
Sosial Melalui and its implications for the social character of students in the era of society 5.0.
Pembelajaran PPKn di PPKn is a learning that seeks to shape the character of students, especially social
Era Society 5.0. Jurnal characters, so it is undeniable that the role of a teacher who oversees learning is the
Pancasila dan spearhead of character development in Indonesia. The research method in this study
Kewarganegaraan, 7(1), uses a qualitative approach and descriptive method. Data collection techniques
pp. 01-08. DOI: using literature study and observation. The results of the study show that the role of
http://dx.doi.org/10.2426 teachers who support PPKn in the era of society 5.0 through student counseling
9/jpk.v7.n1.2022.pp01- methods to form social character is less than optimal, because there are still many
08 teachers who do not have pedagogic competence, especially the use of online
learning media or distance learning. This has implications for the crisis of social
character in students, who are more concerned with personal interests than social or
public interests so that many students commit criminal acts. This phenomenon can
occur because PPKn learning is monotonous and makes students feel bored, besides
that students' interest in learning also decreases. Weak pedagogic competence of
teachers, especially in utilizing learning media that supports PPKn, turns out to
have implications for the crisis of social character in students.

Alamat korespondensi:
Institut Agama Islam Negeri Pontianak/Indonesia

E-mail:

DOI: http://dx.doi.org/10.24269/jpk.v7.n1.2022.pp01-08 email: jpk@umpo.ac.id


Adiansyah, Pipit | Problematika Guru dalam Memberikan Konseling......

adiansyah@iainptk.ac.id; pipitwidiatmaka@iainptk.ac.id 2;
Copyright © 2022 Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENDAHULUAN pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat


Indonesia pada dasarnya merupakan harus bekerja ekstra keras untuk meningkatkan
negara yang beragam atau multikultural yang kualitas pendidikan di negara Indonesia.
memiliki berbagai agama, ras, suku dan lain Rendahnya kualitas pendidikan di negara
sebagainya, hal tersebut merupakan suatu Indonesia berdampak pada kualitas dan
keniscayaan yang diberikan Allah SWT kepada kuantitas guru di negara Indonesia.
Indonesia sehingga sebagai warga negara wajib Rendahnya kualitas guru di Indonesia
menjaga keberagaman tersebut. Para pahlawan akan menjadi bom waktu bagi masa depan
mampu menyatukan dari berbagai macam Indonesia, karena guru merupakan ujung
perbedaan latar belakang dan meletakkan tombak dalam mencapai tujuan nasional yang
Pancasila sebagai pedoman hidup dan tertera di dalam pembukaan UUD 1945
semboyan bhineka tunggal ika sehingga khususnya dalam rangka pencerdasan
Indonesia menjadi negara yang merdeka. kehidupan bangsa. Berdasarkan data dari
Kemerdekaan tersebut harus selalu dijaga UNESCO dalam Global Education Monitoring
dengan mengenang jasa para pahlawan dahulu (GEM) tahun 2019 masih terdapat 25 % guru
yang selalu mengorbankan tenaga, pikiran dan yang belum memenuhi syarat kualifikasi
hartanya demi kemerdekaan Indonesia serta akademik dan 52 % dari keseluruhan jumlah
menjaga persatuan dan kesatuan di atas guru di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan
perbedaan. Seiring berjalannya waktu hampir setengah lebih guru yang belum
keberagaman di Indonesia selalu mendapatkan memiliki sertifikat profesi atau sertifikat
tantangan, namun tantangan-tangan tersebut pendidik (Nabila 2019).
mampu dilalui dan Indonesia masih merdeka Rendahnya kualitas guru dan Pendidikan
hingga sekarang. di Indonesia berdampak pada banyaknya
Pendidikan menjadi prioritas utama peserta didik yang melakukan tindakan
pemerintah Indonesia dalam rangka untuk radikalisme hingga berujung pada Tindakan
meningkatkan sumber daya manusia demi kekerasan atau anarkis. Hal tersebut
mewujudkan kesejahteraan masyarakat menunjukkan bahwa pemuda Indonesia sedang
Indonesia. Hal tersebut menjadi prioritas utama mengalami krisis karakter yang akan
karena di dalam tujuan nasional yang tertuang berimplikasi pada masa depan bangsa
di dalam pembukaan konstitusi salah satunya Indonesia. (Suseno and Junaidi 2021)
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, selain mengungkap kan bahwa Peristiwa beberapa
itu APBN yang diberikan kepada bidang tahun terakhir yang berkaitan dengan kehidupan
pendidikan adalah minimal 20 % dari sosila kebangsaan terancam dengan adanya
keseluruhan anggaran yang sudah dianggarkan krisis karakter sosial yang mementingkan
oleh pemerintah. Ironinya, meskipun kepentingan pribadi atau kelompoknya. Hal
pemerintah sudah bekerja keras dan APBN tersebut ternyata dilakukan oleh para pemuda
yang dikeluarkan sangat besar kualitas yang berpotensi pada disintegrasi nasional,
Pendidikan di Indonesia sangat rendah masih seperti terpengaruhnya para pemuda dengan
jauh kalah dengan beberapa negara tetangga, paham radikalisme khususnya di kalangan
seperti Thailand, Malaysia, Filipina, dan lain peserta didik yang berdampak pada tindakan
sebagainya. Apabila mengacu pada Education kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Index yang release oleh Human Development (Widiatmaka 2016) memaparkan bahwa setiap
Report, di tahun 2017 menunjukkan bahwa masyarakat khususnya pemuda mewaspadai
Indonesia berada di peringkat ke-7 di negara- gerakan radikal di masa pandemic covid-19,
negara ASEAN dengan skor 0,622. Nilai karena paham tersebut bergerak di media sosial
tertinggi diraih oleh negara Singapura dengan yang pada dasarnya sebagian besar yang
nilai sebesar 0,832. Malaysia berada di mengakses media tersebut adalah peserta didik
peringkat ke-2 dengan nilai 0,719 dan posisi ke- atau siswa.
3 ditempati oleh negara Brunei Darussalam Fenomena tersebut menjadi tantangan
dengan nilai 0,704. Pada posisi ke-4 dipegang yang sangat berat bagi pemerintah, mengingat
oleh dua negara yaitu Thailand dan Filipina Indonesia juga sedang mengalami pandemi
dengan nilai yang sama, yaitu 0,661 (Gerintya covid-19 yang tidak berujung selesai sejak
2019). Data tersebut menunjukkan bahwa akhir tahun 2019 sampai sekarang. Hal tersebut

2| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Adiansyah, Pipit | Problematika Guru dalam Memberikan Konseling......

berdampak buruk pada berbagai macam bidang memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk
khususnya pendidikan, yang terpaksa membangun masa depan bangsa Indonesia yang
pembelajarannya dilaksanakan secara online lebih cerah. Hal tersebut menjadi suatu
(daring) untuk memutus mata rantai covid-19 hambatan seorang guru PPKn dalam
khususnya pembelajaran PPKn. Hardiyana membentuk karakter siswa melalui proses
menjelaskan bahwa guru PPKn memiliki peran pembelajaran yang dilaksanakan secara daring.
dan tanggung jawab membentuk peserta didik
untuk menjadi manusia yang beretika dan METODE
memiliki karakter yang berdasarkan Penelitian ini peneliti menggunakan
kepribadian bangsa (Dwintari 2017). Pada suatu pendekatan yaitu pendekatan kualitatif
dasarnya seorang guru memiliki tugas yang dan menggunakan metode deskriptif sehingga
besar dalam rangka mencerdaskan kehidupan hasil dari penelitian ini merupakan suatu
bangsa, namun pembelajaran yang dilaksanakan deskripsi dari hasil analisis data yang diperoleh
secara daring menjadi tantangan bagi seorang di lapangan. Teknik pengumpulan data di dalam
guru terutama yang tidak menguasai penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang
kompetensi pedagogik. Pembelajaran yang berkaitan dengan problematika peran guru
menuntut kreativitas dan inovasi seorang guru PPKn dalam memberikan bimbingan konseling
yang harus selektif di dalam menerapkan kepada siswa untuk menumbuhkan karakter
metode pembelajaran untuk membentuk sosial di era society 5.0 (jurnal, proseding,
karakter siswa. Di dalam proses pembelajaran berita online, dan buku) dan observasi
ternyata banyak guru yang tidak menguasai (observasi di beberapa sekolah di Kota
teknologi pembelajaran, khususnya di masa Surakarta, Kabupaten Sukoharjo dan Kota
pembelajaran daring di era pandemi covid-19 Pontianak). Penelitian ini dimulai dari
atau banyak orang menganggap munculnya era mengidentifikasi suatu permasalahan atau topik
society 5.0 sebagai respon era revolusi industri yang diangkat oleh peneliti, kemudian
4.0. mengumpulkan data yang berkaitan dengan
Fenomena ini membuat proses problematika peran seorang guru yang
pembelajaran mata pelajaran PPKn tidak mengampu PPKn dan dilanjutkan dengan
maksimal dan tujuan pembelajaran tidak menganalisis data yang diperoleh dari beberapa
tercapai, selain itu implementasi pendidikan pengumpulan data.
karakter melalui pembelajaran PPKn tidak
berjalan dengan baik dan maksimal. Di sisi lain, HASIL DAN PEMBAHASANPeran Guru
saat ini siswa tidak hanya memanfaatkan PPKn dalam Memberikan Memberikan
internet khususnya media sosial secara positif Bimbingan Konseling Siswa
saja, melainkan juga dimanfaatkan secara Bimbingan konseling di dalam
negatif, seperti menyebarkan berita bohong, pembelajaran adalah suatu usaha proaktif yang
menonton film porno, menipu orang lain dan dilakukan oleh seseorang (guru) untuk
lain sebagainya. memberikan stimulus kepada obyek (siswa)
Era society 5.0 menurut Fukuyama, agar dapat meningkatkan perkembangan sikap
merupakan perkembangan teknologi dan perilaku yang sesuai dengan norma yang
komunikasi dan informasi yang memicu diyakini kebenerannya. Sudrajat menjelaskan
terjadinya transformasi digital yang dapat bimbingan konseling memiliki beberapa fungsi,
merubah tatanan kehidupan khususnya industri yaitu 1) memberikan pemahaman, 2) tindakan
(Sugiono 2020). Era society 5.0 pada dasarnya preventif, 3) memberikan stimulus untuk
menekankan pada kecanggihan artificial pengembangan sikap dan kepribadian, 4)
intelligence, robotik dan Internet of Thing, memberikan penyembuhan dari permasalahan
sehingga internet tidak hanya sebagai pusat data psikologis seseorang, 5) memberikan arahan
atau informasi saja, melainkan sebagai ruang karir atau masa depan seseorang, 6)
hidup untuk menyelesaikan permasalahan memberikan motivasi agar seseorang dapat
kehidupan sosialnya. Pada dasarnya era society berdaptasi di segala lingkungan, baik di
5.0 juga berimplikasi ke dunia pendidikan lingkungan sekolah maupun kerja, 7)
khususnya proses pembelajaran pendidikan memberikan stimulus kepada seseorang agar
Pancasila dan Kewarganegaran yang dapat menyesuaikan budaya, 8) memberi
dilaksanakan secara virtual, sehingga hal perbaikan pikiran, sikap, atau perilaku
tersebut menjadi tantangan seorang guru yang seseorang, dan 9) memberikan fasilitas untuk

1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|3


Adiansyah, Pipit | Problematika Guru dalam Memberikan Konseling......

perkembangan cara berfikir, sikap dan tingkah sebagainya. (Widiatmaka 2016) menjelaskan
laku (Kamaluddin 2011). Pada dasarnya Sekolah Modern berbasis agama Islam yang
pelayanan bimbingan dan konseling dapat menekankan pada pembelajaran agama Islam,
memfasilitasi siswa dalam rangka untuk tidak hanya membentuk siswa yang taat
menumbuhkan karakter dan pemhaman beragama saja melainkan juga membentuk
khususnya terkait wawasan kebangsaan melalui karkater nasionalisme dan karakter sosial.
pembelajaran PPKn. Agama Islam tidak hanya mengajarkan taat
Wawasan kebangsaan sangat penting kepada Allah SWT saja, tetapi juga juga
untuk diberikan kepada generasi penerus mengajarkan untuk berbuat baik antara sesama
bangsa khususnya kepada anak didik melalui makhluknya, contohi nabi Muhammad SAW
berbagai kegiatan dan menggunakan berbagai mengajarkan saling berbuat baik an saling
meia pembelajaran. Pada dasarnya pemuda mencintai antar sesama meskipun memiliki
khususnya siswa perannya sangat penting perbeadaan agama.
dalam membangun bangsa melalui wadah atau Karakter memiliki ciri-ciri yaitu
organisasi kepemudaan, pendidikan, agama bertindak dan juga memikirkan sesuatu
atau kegiatan sosial kemasyarakatan (Utami tindakan yang baik atau jelek berdasarkan
2019). Di sekolah setiap guru harus norma-norma yang berlaku di masyarakat,
menjalankan perannya dalam memberikan sedangkan budi pekerti memiliki sifat yang
pemahaman wawasan kebangsaan kepada siswa terwujud dalam bentuk pikiran atau sikap atau
melalui pelayanan bimbingan dan konseling, tindakan yang diukur dengan dengan norma-
sehingga dapat membentuk karakter sosial norma yang berlaku di masyarakat (Suseno and
sehingga mementingkan kepentingan sosial dari Junaidi 2021). Pembentukan karakter
pada individu maupun kelompok khususnya di merupakan tanggung jawab dan kewajiban
era society 5.0. Bimbingan dan konseling pada seorang guru khususnya yang mengampu mata
dasarnya merupakan suatu pendekatan pelajaran PPKn, karena mata pelajaran tersebut
pembelajaran dengan memberikan stimulus memiliki beban dan tanggung jawab yang besar
agar psikologis siswa memiliki kesadaran untuk karena merupakan pendidikan moral yang
mengimplementasikan karakter sosial di dalam berusaha untuk memperbaiki moral bangsa
kehiupan bermasyarakat, berbangsan an khususnya pembentukan karakter generasi
bernegara. penerus bangsa. Guru yang mengampu mata
Guru adalah ujung tombak di dalam pelajaran tersebut harus memiliki kesadaran
membangun karakter siswa, karena tidak ada yang tinggi terkait pembentukan karakter siswa,
seorang pemimpin terlahir tanpa ada peran dari sehingga harus cerdas dan pandai mengikuti
seorang guru, sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan zaman khususnya transisi dari
guru penentu masa depan bangsa. Indonesia era revolusi industri 4.0 menuju era society 5.0
memiliki tujuan nasional yang salah satunya yang selalu menekan pada aspek teknologi
adalah mewujudkan pencerdasan kehidupan komunikasi khususnya di dalam proses
bangsa, dalam hal mewujudkan tujuan nasional pembelajaran, apalagi ketika terjadi pandemi
tersebut peran seorang guru menjadi penting covid-19.
dan sentral. Pembentukan karakter juga menjadi Era society 50 merupakan respon dari era
tugas dan kewajiban guru khususnya yang revolusi industri 4.0 yang menekankan pada
mengampu mata pelajaran PPKn, sesuai yang sumber informasi atau data yang mudah diakses
diamanatkan di dalam Undang-Undang nomor melalui internet, namun di era society 5.0
20 tahun 2003 pada pasal 3 yang menjelaskan memanfaatkan teknologi era revolusi industri
bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi 4.0 untuk menyelesaikan segala permasalahan
untuk membentuk watak atau karakter anak sosial. Jadi, era society 5.0 segala aspek
bangsa, dalam hal ini ada objeknya yaitu kehidupan dapat dilakukan di dalam ruang
peserta didik atau siswa (Undang-Undang No digital, karena memanfaatkan kemampuan
20 2003). Pada dasarnya setiap sekolah di robotik. Di dalam proses pembelajaran di era
Indonesia wajib menumbuh-kembangkan society 5.0 yang bersamaan dengan terjadinya
karakter siswa yang berdasarkan kepribadian pandemi covid-19, seorang guru harus mampu
bangsa Indonesia, tidak terkecuali sekolah memanfaatkan teknologi digital di dalam proses
berbasis agama, meskipun menekankan pada pembelajaran, sehingga guru PPKn harus
karakter religius juga harus membentuk pandai dan cerdas dalam memformulasikan
karakter nasionalisme, toleransi, sosial an lain metode pembelajaran yang berbasis digital

4| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Adiansyah, Pipit | Problematika Guru dalam Memberikan Konseling......

untuk membentuk karakter siswa yang maya dan nyata. Guru harus mampu mampu
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Di sisi lain, beradaptasi dengan perkembangan zaman
era society 5.0 merupakan zaman yang tidak khususnya di society 5.0, sehingga guru harus
membatasi ruang hidup manusia di dunia maya, pandai memanfaatkan perkembangan teknologi
sehingga hal ini dapat mendegradasi karakter di dalam proses pembelajaran khususnya guru
siswa karena tidak ada sekat atau batasan dalam yang mengampu PPKn.
menjalani kehidupan di dunia digital. Kewajiban seorang guru tidak hanya
Seorang guru pada dasarnya di era hanya mentransfer ilmu (civic knowledge),
society 5.0 khususnya yang mengampu mata namun lebih menekankan pada pembentukan
pelajaran PPKn harus mampu menguasai karakter siswa atau warga negara (civic
kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian disposition) yang meliputi kesopanan dan suri
dan sosial dalam rangka membentuk karakter tauladan. Apabila hanya mentransfer ilmu atau
siswa melalui pembelajaran virtual. Di sisi lain, pengetahuan, maka hal tersebut bisa dilakukan
di dalam proses pembelajaran PPKn dengan memanfaatkan media teknologi an
menekankan pada pembangunan kompetensi informasi. Guru harus dapat memberikan
siswa yang meliputi 1) kompetensi pengetahuan sesuatu yang berbeda tidak hanya mengajarkan
kewarganegaraan, 2) kompetensi keterampilan teori saja, tetapi juga harus menghasilkan siswa
kewarganegaraan, dan 3) karakter atau yang apat mengimplementasikan nilai-nilai
kepribadian kewarganegaraan, sehingga kepribadian bangsa Indonesia, seperti nilai atau
seorang guru PPKn harus menyadari hal karakter sosial. Guru harus dapat memerankan
tersebut. PPKn pada dasarnya tidak hanya beberapa peran yang disampaikan oleh Ki Hajar
membentuk karakter siswa saja, melainkan juga Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (di
membentuk pengetahuan serta keterampilan depan menjadi contoh), Ing Madyo Mangun
siswa juga, sehingga seorang guru harus Karso (di tengah dapat membangun keinginan
memahami hal tersebut. atau kemauan), dan Tut Wuri Handayani (dari
Di era pandemi covid-19 pembentukan arah belakang dapat memberikan suatu
karakter dilakukan dengan cara daring, karena dorongan) (Hermawan 2020). Di era
untuk mengantisipasi tingkat penularan virus masyarakat 5.0 pembentukan karakter atau
covid-19 yang tinggi sehingga guru yang civic disposition menjadi kendala, karena
mengampu mata pelajaran PPKn harus pandai pembelajaran harus berbasis digital, namun
dalam memilih metode pembelajaran daring masih ada guru khususnya yang mengampu
yang efektif dan bervariatif. Apabila proses PPKn tidak memiliki keterampilan
pembelajaran berjalan dengan baik dan mengoperasikan media pembelajaran yang
maksimal dengan metode pembelajaran daring berbasis digital.
yang efektif dan bervariatif, maka tujuan Guru harus pandai memanfaatkan media
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal pembelajaran berdasarkan kemajuan zaman
sehingga pembentukan karakter siswa yang khususnya teknologi dan informasi karena
berdasarkan nilai-nilai Pancaila dapat terbentuk untuk memberi stimulus kepada siswa,
dengan baik dan maksimal. sehingga siswa memiliki semangat belajar
karena pembelajarannya berbasis pada
Problematika Guru PPKn dalam teknologi, namun di lapangan menunjukkan
Menumbuhkan Karkater Sosial Siswa di Era masih banyak guru yang mengampu PPKn
Society 5.0 tidak bisa memanfaatkan media pembelajaran
Seorang guru di dalam proses tersebut. Setiono dan Sari menjelaskan
pembelajaran secara daring ternyata memiliki perkembangan media pembelajaran adalah
kendala di dalam membentuk karakter siswa, alternatif yang dapat dimanfaatkan oleh seorang
karena tidak banyak guru yang termasuk guru dengan tujuan untuk menarik ketertarikan
generasi X menguasai teknologi komunikasi, minat belajar siswa agar lebih semangat dan
sehingga hal ini bukan menjadi suatu tantangan giat (Ningsih, Kurtanto, and Kurniawan 2020).
melainkan sebagai hambatan. Society 5.0 Pada dasarnya di era society 5.0 seorang guru
merupakan suatu tantangan guru dalam sebagai seorang pendidik dalam memanfaatkan
mencerdaskan kehidupan bangsa, karena era media pembelajaran yang berbasis digital harus
tersebut manusia menjadi pusat dalam menguasai kompetensi profesional, sosial,
pembangunan di segala bidang khususnya pribadi dan pedagogik, sehingga di dalam
pendidikan yang mengkolaborasikan kehidupan proses pembentukan karakter atau pendidikan

1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|5


Adiansyah, Pipit | Problematika Guru dalam Memberikan Konseling......

karakter dapat berjalan dengan baik sehingga Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yang
tujuan PPKn dapat tercapai dengan baik dan menekankan pada pembentukan watak warga
maksimal. Negara (Undang-Undang No 20 2003). Di sisi
Di era society 5.0 seorang guru harus lain, karakter menjadi sangat penting karena di
mampu melakukan pendekatan persuasif negara maju seperti beberapa negara di
daripada bersikap diktator atau selalu memberi Amerika, Eropa dan Asia selalu menekankan
tugas kepada siswa dengan memberikan jangka pada aspek keterampilan dan karakter.
waktu tertentu di dalam pengumpulan tugas. Indonesia kalah maju dengan beberapa negara,
Guru bisa memberikan penjelasan kepada siswa bukan karena kurangnya pengetahuan apabila
melalui aturan yang nyata atau konkret dengan dibandingkan dengan negara maju, tetapi lemah
memanfaatkan teknologi dan informasi di di mindset atau karakter. Misal terkait dengan
dalam pembelajaran, seperti e-learning, dunia Ekonomi, di Eropa warga negaranya
menggunakan media sosial. Melalui hal itu bekerja secara wajar, namun asetnya yang
siswa akan pemahaman terkait etika di dalam bekerja keras, sedangkan di Indonesia warga
menggunakan media sosial dan negara bekerja keras, namun asetnya tidak
memanfaatkannya dengan baik atai positif. Di bekerja sama sekali. Hal tersebut menjadi ironi
sisi lain, guru juga harus memahami dinamika mengingat Indonesia memiliki kekayaan alam
perubahan sosial berdasarkan perkembangan (aset) yang sangat luar biasa. Fenomena
zaman khususnya di era society 5.0 (Diplan tersebut menjadi pukulan keras bagi pendidikan
2019). Tantangan global di era society 5.0 di Indonesia karena belum mampu
berbeda dengan tantangan di era revolusi menghasilkan SDM yang mampu memajukan
industri 4.0. Pendekatan tersebut dilakukan bangsa Indonesia.
pada dasarnya demi terbentuknya karakter Peran guru menjadi sentral, ketika ingin
siswa di tengah perkembangan zaman yang membentuk SDM yang berkualitas khususnya
segala budaya dari luar masuk ke Indonesia, yang berkarakter, namun peran tersebut tidak
baik yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila mampu dilakukan oleh guru di Indonesia
maupun yang bertentangan. sehingga berdampak pada mindset warga
negara. Era society 5.0 yang menekankan pada
Implikasi terhadap Karakter Sosial Siswa aspek digital di dalam proses pembelajaran,
Karakter sosial merupakan suatu menjadi kelemahan guru di Indonesia, karena
kepribadian atau kebiasaan seseorang yang masih banyak guru belum bisa memanfaatkan
lebih mementingkan kepentingan umu atau perkembangan teknologi dan informasi,
sosial dari pada kepentingan peribadi. Pada sehingga berdampak pada terjadinya krisis
dasarnya karakter sosial merupakan suatu karakter sosial pada siswa yang selalu
kebiasaan yang sangat dibutuhkan di dalam menekankan pada kepentingan pribadinya.
kehidupan berbangsa dan bernegara di Fenomena ini dapat dibuktikan dengan
Indonesia, apabila karakter tersebut dapat banyaknya siswa yang melakukan tindakan
melekat di setiap warga negara, maka secara kriminal, seperti narkoba, kekerasan antar
langsung maupun tidak langsung peluang untuk sesama siswa, bahkan kekerasan terhadap guru.
mencapai tujuan nasional dapat tercapai dengan Kurangnya keterampilan guru dalam
maksimal. Fenomena siswa di Indonesia saat ini menguasai teknologi di era society 5.0
menjadi sangat mengkhawatirkan mengingat berdampak pada karakter siswa, sehingga
banyak siswa yang selalu mementingkan perilaku siswa jauh dari nilai-nilai Pancasila.
kepentingan pribai dari pada kepentingan sosial Strategi pembelajaran yang kurang inovatif dan
atau umum, sehingga hal ini menjadi beban dan bervariatif dan penggunaan media pembelajaran
tanggung jawab seorang guru yang merupakan yang monoton membuat pembentukan karakter
salah satu indikator penentu masa depan siswa menjadi terkendala, sehingga terjadi
bangsa. Pada asarnya secara tidak langsung krisis karakter. Pada dasarnya pembelajaran
masa depan ditentukan di dalam kelas, karena daring atau jarak jauh, seorang guru harus
di dalam proses pembentukan karakter melalui mampu menguasai dan mengoperasikan media
pembelajaran di dalam kelas yang perannya pembelajaran secara maksimal, namun yang
didominasi oleh seorang guru. terjadi hanyalah penugasan yang selalu
Karakter siswa khususnya karakter sosial menggunakan aplikasi whatsapp dan tidak
pada dasarnya menjadi prioritas utama di dapat mengoperasikan aplikasi yang lainnya
Indonesia, apabila mengacu pada amanat khususnya e-learning. Pembelajaran yang

6| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Adiansyah, Pipit | Problematika Guru dalam Memberikan Konseling......

monoton, berdampak pada timbulnya Problematika guru PPKn terkait media


kurangnya minat belajar siswa dan mengalami pembelajaran berimplikasi pada kemunduran
kebosanan sehingga berpengaruh pada karakter karakter sosial siswa (krisis karakter), hal
siswa. tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya
Di era society 5.0 yang berbasis digital, tindakan siswa yang jauh dari nilai-nilai
seharusnya seorang guru harus mampu Pancasila serta lebih mementingkan
mengidentifikasi tantangan perkembangan kepentingan pribadi dari pada kepentingan
zaman khususnya terkait perilaku atau tingkah sosial seperti tawuran, narkoba, melakukan
laku siswa yang lebih tertarik pada dunia maya penipuan di media sosial dan lain sebagainya.
dengan menggunakan smartphone, sehingga Kurangnya inovatif dan variatif dalam
untuk mengantisipasi hal tersebut guru mengimplementasikan strategi pembelajaran
memiliki strategi pembelajaran yang efektif. khususnya metode pembelajaran membuat
(Diplan 2019) dalam jurnalnya mengungkapkan minat belajar siswa menjadi berkurang sehingga
bahwa pada dasarnya perilaku atau tingkah laku proses pembentukan karakter sosial siswa atau
siswa dapat dilihat dari adanya kecenderungan proses pendidikan karakter menjadi terhambat.
siswa yang lebih tertarik membaca dengan Fenomena tersebut juga berdampak pada masa
menggunakan smartphone daripada buku, depan bangsa Indonesia mengingat karakter
memperoleh berita tanpa diverifikasi, lebih siswa saat ini tidak sesuai dengan kepribadian
tertarik mencari teman dengan mengakses di bangsa sehingga peran guru yang mengampu
media sosial. Seorang guru yang mengampu PPKn harus terus dievaluasi agar proses
PPKn di dalam harus dapat memanfaatkan pembentukan karakter khususnya karakter
teknologi informasi dan komunikasi, sosial padasiswa dapat berjalan dengan baik
mengimplementasikan metode pembelajaran dan maksimal dan pada akhirnya masa depan
yang menyenangkan, memperkaya keilmuan bangsa Indonesia menjadi cerah atau semakin
dengan berbagai sumber bahan bacaan, dan cerah.
mampu melakukan penelitian
UCAPAN TERIMA KASIH
SIMPULAN Puji syukur kami haturkan kepada Allah
PPKn adalah pembelajaran yang selalu SWT yang telah memberikan kekuatan kepada
berusaha untuk membentuk karakter siswa penulis untuk menyelesaikan tulisan artikel
khususnya karakter sosial, sehingga tidak ilmiah ini, serta tidak lupa ucapan terima kasih
dipungkiri pembelajaran tersebut menjadi ujung kepada kedua orang tua kami yang telah
tombak dalam memegang amanat tujun mendidik dan membimbing kami hingga dapat
pendidikan di Indonesia yang tertuang di dalam menyelesaikan penulisan artikel ilmiah ini.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yaitu Kemudian kami juga mengucapkan terima
membentuk karakter warga Negara (Undang- kasih kepada rekan-rekan dosen ari Fakultas
Undang No 20 2003). Guru yang mengampu Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN
PPKn menjadi salah satu penentu masa depan Pontianak yang telah memberikan arahan
Indonesia, karena masa depan dapat ditentukan sehingga kami dapat menyelesaikan artikel
di dalam kelas melalui proses pembelajaran, ilmiah ini. Penulis memiliki harapan seemoga
namun di era society 5.0 karakter sosial siswa artikel ilmiah ini dapat bermanfaat dan
mengalami kemunduran atau sedang membawa berkah baik di dunia maupun di
mengalami krisis karakter. Hal tersebut, terjadi akherat.
karena masih banyak guru yang mengampu
PPKn yang melalui bimbingan konseling siswa DAFTAR PUSTAKA
untuk menumbuhkan karakter sosial tidak Diplan. 2019. “Tantangan Pendidikan Di Era
menguasai atau tidak bisa mengoperasikan Digital.” LENTERA: Jurnal Ilmiah
aplikasi pembelajaran jarak jauh, sehingga Kependidikan 14 (2): 41–47.
kompetensi pedagogik guru masih https://doi.org/10.33654/jpl.v14i2.888.
dipertanyakan. Kurangnya penguasaan Dwintari, J W. 2017. “Kompetensi Guru Dalam
kompetensi tersebut, berdampak pada minat Pembelajaran PPKn Berbasis Penguatan
belajar siswa menjadi berkurang atau Pendidikan Karakter.” Jurnal PPKn 7 (2):
kurangnya semangat siswa dalam mengikuti 51–57.
proses pembelajaran. https://doi.org/10.20527/kewarganegaraan
.v7i2.4271.

1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|7


Adiansyah, Pipit | Problematika Guru dalam Memberikan Konseling......

Gerintya, Scholastica. 2019. “Indeks 20.175-191.


Pendidikan Indonesia Rendah, Daya Saing Suseno, B A, and Junaidi. 2021. “Wayang
Pun Lemah.” 2019. https://tirto.id/. MultiLevel Linguisticsebagai Pendidikan
Hermawan. 2020. “Kebijakan Pengembangan Karakter Berbasis Nilai Pancasila.” JPK:
Guru Di Era Society 5.0.” JIEMA: Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan
Journal of Islamic Educational 6 (1): 68–77.
Management 1 (3): 242–264. https://doi.org/10.24269/jpk.v6.n1.2021.p
https://doi.org/10.35719/jieman.v2i2.33. p68-77.
Kamaluddin. 2011. “Bimbingan Dan Konseling Undang-Undang No 20. 2003. “Sistem
Sekolah.” Jurnal Pendidikan Dan Pendidikan Nasional.”
Kebudayaan 17 (4): 447–454. Utami, Prihma Sinta. 2019. “Urgensi
https://doi.org/10.24832/jpnk.v17i4.40. Internalisasi Nilai Kemuhammadiyahan
Nabila, Anggi. 2019. “Kualitas Guru Masih Berbasis Wawasan Kebangsaandengan
Rendah?” 2019. Konsep Negara Pancasila Sebagai Darul
https://www.kompasiana.com. Ahdi Wa Syahadah.” JPK: Jurnal
Ningsih, S, E Kurtanto, and A R Kurniawan. Pacansila Dan Kewarganegaraan 4 (2):
2020. “Teachers.” Problems In Using 62–70.
Information And Communication https://doi.org/10.24269/jpk.v4.n2.2019.p
Technology (ICT) And Its Implications In p62-70.
Elementary Schools. Jurnal PAJAR: Widiatmaka, P. 2016. “Pembangunan Karakter
Pendidikan Dan Pengajaran 4 (3): 518– Nasionalisme Peserta Didik Di Sekolah
524. Berbasis Agama Islam.” JPK: Jurnal
https://doi.org/10.33578/pjr.v4i2.7964. Pancasila Dan Kewarganegaraan 1 (1):
Sugiono, S. 2020. “Industri Konten Digital 25–33.
Dalam Perspektif Society 5.0 (Digital https://doi.org/10.24269/v1.n2.2016.25-
Content Industry in Society 5.0 33.
Perspective).” Jurnal IPTEK-KOM (Jurnal
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Komunikasi.
https://doi.org/10.33164/iptekkom.22.2.20

8| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai